IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 NOVEMBER 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8-9
(Seri 26)
Subtema: API YANG TIDAK PERNAH BERKATA CUKUP (Part 3)
Selamat malam bagi kita semua, salam sejahtera di dalam kasihNya TUHAN kita Yesus Kristus Dialah Kepala Gereja, Dialah Mempelai Pria Sorga, Dialah junjungan hidup kita masing-masing, itu sebabnya malam ini kita berbakti kepada Dia lewat ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “BETANIA” lewat live streaming atau video internet atau online baik itu media sosial YouTube, Facebook atau media sosial apa saja, kiranya TUHAN ada di tengah-tengah kita membawa damai sejahtera sehingga kita semua mengalami satu sukacita besar dari Sorga dan kebahagiaan kita alami saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN saat dengar firman TUHAN Allah.
Namun sebelum kita menyambut firman Allah tetaplah berdoa dalam Roh mohonlah kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Saya berterimakasih kepada TUHAN, karena TUHAN memberi kesehatan yang lebih baik dari waktu-waktu kemarin, TUHAN masih beri umur panjang berarti masih ada kesempatan bagi saya dan bagi kita semua untuk menghadap TUHAN, itu kemurahan TUHAN, sampai kita nanti akhirnya beroleh keselamatan hidup kekal bersama dengan Dia selama-lamanya.
Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Maleakhi 2:8-9 Perikop: Murka TUHAN terhadap para imam.
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Intisari dari ayat 8-9; Para imam (pemimpin umat Israel) menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9), sehingga para imam memandang bulu dalam pengajarannya, maksudnya memperhatikan sidang jemaat yang kaya (orang yang beruang) tetapi mengabaikan sidang jemaat yang miskin (tidak punya harta/tidak punya apa-apa). Hal itu juga diceritakan nabi Yesaya di dalam Yesaya 56:10-11.
Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri” ( ayat 11), itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan, sehingga para pemimpin umat Israel disebut sebagai orang-orang buta.
Orang-orang buta artinya:
Tidak tahu apa-apa.
Orang buta tidak akan tau apapun yang terjadi di atas muka bumi ini, walaupun dunia sudah bergejolak orang buta tetap tidak tau. Perlu untuk diketahui apabila pemimpin yang tidak tahu apa-apa memimpin jemaat yang tidak tahu apa-apa satu kali akan jatuh dalam lobang yang sama, itulah yang disebut lobang jurang maut dengan lain kata satu kali akan menjadi bagian dari tubuh antikris atau menjadi bilangan antikris. Kita terus doakan supaya hikmat akal budi kebijaksanaan itu memenuhi penggembalaan GPT BETANIA Serang & Cilegon Banten, Indonesia.
Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.
Artinya sebagai seorang pemimpin jemaat tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan firman Pengajaran yang murni dan benar, itulah firman yang rahasianya dibukakan, sebab resikonya banyak jemaat akan mundur
Berbaring melamun dan suka tidur saja.
Menunjukan bahwa para pemimpin adalah pemalas.
Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Malam ini kita masih membahas tentang; Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Keterangan; ANJING-ANJING PELAHAP TIDAK TAHU KENYANG.
Istilah lain pelahap tidak tahu kenyang: rakus dan tamak, hal itu kita lihat di dalam Amsal 30:15-16.
Amsal 30:15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" (30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Si lintah mempunyai dua anak perempuan yaitu: untukku dan untukku. Anak perempuan pertama lahir diberi nama untukku, namun setelah anak perempuan kedua lahir si lintah masih tetap memberi nama untukku, berarti si lintah masih berkekurangan, tidak pernah mengenal kata cukup = pelahap tidak tahu kenyang = rakus dan tamak, padahal Alkitab berkata; asal ada makanan dan pakaian cukuplah.
Tidak dikatakan orang yang beribadah harus berkelimpahan, maka kamu harus berkelimpahan, harus rakus dan tamak, tidak tetapi disini dikatakan; 1 Timotius 6:6: Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Biarlah kiranya ibadah ini disertai rasa cukup; Asal ada makanan, asal ada pakaian, dan biarlah kiranya Roh ini menguasai nikah kita, selain menguasai nikah kita juga menguasai rumah tangga kita, seisi rumah atmosfernya adalah ibadah disertai rasa cukup, nanti memberi keuntungan yang besar, orang rakus dan tamak tidak memberi keuntungan yang besar, justru itu yang membuat kita semakin jauh dari TUHAN nanti.
Jadi singkat kata untukku, dan untukku adalah:
1. Dunia orang mati.
2. Rahim yang mandul.
3. Bumi yang tidak pernah puas dengan air.
4. Api yang tidak pernah berkata cukup.
Hal 1-hal 3 sudah kita bahas sesuai kasih karunia TUHAN kepada kita. Sekarang hal 4 kembali kita bahas, yaitu: Api yang tidak pernah berkata cukup
Keterangan; API YANG TIDAK PERNAH BERKATA CUKUP.
Arti API (menurut KBBI): PANAS dan CAHAYA, sedangkan sumber cahaya adalah dari sesuatu yang terbakar.
Pendeknya, panas dan membakar itulah sifat api yang tidak pernah berkata cukup.
Kita akan melihat pribadi yang memiliki karakter (sifat) api di Bilangan 16:1-2.
PRIBADI YANG MEMILIKI KARAKTER API.
Bilangan 16:1-2 Perikop: Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram.
(16:1) Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang (16:2) untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.
Korah beserta 3 orang lainnya, yakni; Datan, Abiram dan On mengajak 250 orang Israel untuk memberontak (mendurhaka) melawan terhadap Musa.
Hanya sekedar mengingatkan saja; Ibadah dan pelayanan ini datangnya dari TUHAN, maka kita datang menghadap TUHAN lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan kiranya dengan tulus ikhlas, jangan kita mempengaruhi orang lain untuk memberontak kepada penggembalaan ini dan kepada TUHAN. Seperti apapun yang kita alami, jangan kita pengaruhi orang lain baik lewat perkataan, baik lewat perbuatan dan jenis-jenis sugesti yang lain, jadi roh itu juga bisa mempengaruhi, pemikiran seseorang juga bisa mempengaruhi.
BIODATA (Riwayat hidup singkat) dari:
Korah, berasal dari suku Lewi. Kita tahu dengan jelas TUHANlah yang mengangkat suku Lewi menjadi anak sulung untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Datan, Abiram dan On adalah suku Ruben.
250 orang Israel pemimpin-pemimpin yang dipilih melalui rapat, mereka adalah orang-orang kenamaan.
Bilangan 16:3
(16:3) Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Korah dan kumpulannya mengerumuni Musa dan Harun serta berkata: sekarang cukuplah itu!
Pendeknya Korah dan kumpulannya menuduh bahwa Musa memiliki karakter (sifat, tabiat) yang tidak pernah berkata cukup seperti api, cirinya jelas: Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
SIKAP MUSA TERHADAP TUDUHAN KORAH DAN KUMPULANNYA:
SIKAP PERTAMA:
Bilangan 16:4
(16:4) Ketika Musa mendengar hal itu, sujudlah ia.
Sujudlah ia → kepada doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Pendeknya ketika Musa bersujud menunjukan Musa adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Dari sikap yang ditunjukan Musa di hadapan TUHAN jelas kita mengetahui bahwa Musa tidak memiliki sifat api yang tidak pernah berkata cukup, sifat itu jauh dari padanya. Seandainya tuduhan itu benar, dengan lain kata Musa memiliki sifat api maka ia akan panas hati hatinya ketika mendengar tuduhan itu, tetapi kita melihat bahwa sikap pertama dari Musa: sujudlah ia.
Jadi benar sekali Musa tidak memiliki sifat api, dan dia tidak meninggi-ninggikan diri di hadapan jemaat TUHAN – istilah sekarang aji mumpung (mumpung ada kesempatan) – Musa tidak aji mumpung karena TUHAN yang menunjuk Musa sebagai pemimpin, TUHAN mengutus Musa untuk memimpin Israel.
Jadi terhadap tuduhan itu Musa tidak panas hati, tidak terbakar hatinya, jadi Musa itu betul-betul tidak memiliki sifat api.
SIKAP MUSA TERHADAP TUDUHAN KORAH DAN KUMPULANNYA :
SIKAP KEDUA (Bilangan 16:5-7a): Menyerahkan segala perkaranya kepada TUHAN.
Mengapa Musa menyerahkan segala perkaraNya kepada TUHAN? sebab TUHAN adalah Hakim yang dapat menyelesaikan semua perkara dengan adil.
Jadi seperti apa pun yang kita alami di atas muka bumi ini dan seperti apapun kejadian yang menimpa hidup kita dan nikah kita, rumah tangga kita, keadaan kita sampai hati ini tersakiti, tetaplah kita bawa segala perkara, segala persoalan kepada TUHAN, karena TUHAN adalah Hakim yang dapat menyelesaikan segala perkara itu seadil-adilnya, jangan mengambil keputusan yang salah, jangan mengambil keputusan yang kurang terpuji; kita langsung menghakimi orang lain dengan cara kita.
Tadi pujian yang kita naikan sangat bagus sekali; Berdiam di hadapan TUHAN, karena orang yang berdiam di hadapan TUHAN akan menyerahkan segala perkaranya kepada TUHAN, sebaliknya orang yang tidak mau berdiam maka ia akan bertindak sendiri sebagai hakim.
DAMPAK POSITIF MENYERAHKAN SEGALA PERKARA KEPADA TUHAN: Ada jawaban yang pasti.
Kalau ada jawaban yang pasti, maka kita juga akan memiliki sikap yang pasti, bertindak dengan pasti, mengambil keputusan dengan pasti (tidak buru-buru), sebab itu jangan miliki sifat api muda tersambar, tenang saja dulu, itu sikap yang pasti
Bilangan 16:5
(16:5) Dan ia berkata kepada Korah dan segenap kumpulannya: "Besok pagi TUHAN akan memberitahukan, siapa kepunyaan-Nya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan memperbolehkan orang itu mendekat kepada-Nya; orang yang akan dipilih-Nya akan diperbolehkan-Nya mendekat kepada-Nya.
Dengan menyerahkan segala perkara kepada Allah, maka kita tahu...
Bangsa yang terpilih (Imamat rajani).
Bangsa yang kudus (umat kepunyaan Allah sendiri).
Maksudnya, yang berhak mendekat kepada Allah:
Untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN di dalam rumah TUHAN (Tabernakel).
Untuk menjadi pendamaian atas dosa umat Israel.
Yakobus 4:12
(4:12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?
Yakobus dengan jelas memberitahukan kepada kita bahwasanya hanya ada satu pembuat hukum dan hanya satu Hakim yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan.
Jadi, hanya orang yang memiliki harkat dan martabat yang bisa menghargai harkat dan martabat orang lain, hanya orang yang rendah hati yang bisa menghargai orang lain, sebaliknya, orang yang tidak memiliki harkat dan martabat, mudah sekali merendahkan orang lain di sekitarnya seperti Korah dan kumpulannya. Kalau dia bermartabat maka dia akan menghormati harkat dan martabat Musa pemimpinya, tapi karena dia tidak memiliki harkat dan martabat maka ia juga merendahkan Musa sebagai hamba TUHAN yang diutus oleh TUHAN.
Kalau saya suami yang mempunyai harkat dan martabat maka saya akan menghormati nikah saya, istri saya dan seisi rumah saya, kalau saya seorang pemimpin sidang jemaat yang punya harkat dan martabat maka saya akan menghormati harkat dan martabat dari sidang jemaat, tidak memandang bulu dalam pengajarannya.
Jadi Musa adalah seorang pemimpin yang lemah lembut dan rendah hati, terhadap tuduhan itu…
Sikap pertama: Sujudlah dia (Bilangan 16:4)
Sikap kedua; menyerahkan segala perkaranya kepada TUHAN (Bilangan 16:5)
Sungguh bijaksananya keputusan dari Musa ini.
Bilangan 16:7-10
(16:7) bubuhlah api ke dalamnya dan taruhlah ukupan di atasnya, di hadapan TUHAN pada esok hari, dan orang yang akan dipilih TUHAN, dialah yang kudus. Cukuplah itu, hai orang-orang Lewi!" (16:8) Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai orang-orang Lewi! (16:9) Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka, (16:10) dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
TUHAN telah mengangkat suku Lewi menjadi anak sulung untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN di Tabernakel ( Bilangan 3:11-13, Bilangan 8:18-19), tetapi Korah masih menuntut pangkat imam.
Jadi sebetulnya, yang memiliki sifat api yang tidak pernah berkata cukup bukan Musa, tetapi justru Korah dan kumpulannya.
Bilangan 16:11
(16:11) Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Melawan pemimpin jemaat = melawan TUHAN.
Jadi, masing-masing kita lebih baik berdiam diri, karena dengan cara ini kita dapat membawa perkara kita kepada TUHAN, jangan mengambil alih dengan panas hati atau dengan hati yang terbakar, diam saja itu jauh lebih elok di pemandangan mata TUHAN, dari pada kita tersambar api panas hati dan menjadi hakim itu tidak elok. Selain tidak elok di hadapan TUHAN, juga tidak membawa damai sejahtera dengan orang yang disekitarmu, coba lihat bila si jago merah melalap yang ada di sekitarnya maka orang yang disekitarnya ini akan kebingungan. Ini satu pengertian yang bagus, kalau kita terima pasti kita damai sejahtera. Jadi berdiam diri saja, kalau dengar hasutan berdiam diri saja, mau itu hasutan orang yang paling dekat diam saja supaya tetap dalam damai sejahtera, itulah kerajaan Sorga satu takhta ada di situ TUHAN duduk di atasnya .
Bilangan 16:12-13
(16:12) Adapun Musa telah menyuruh orang untuk memanggil Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, tetapi jawab mereka: "Kami tidak mau datang. (16:13) Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?
Datan dan Abiram menolak untuk datang menghadap Musa, bahkan mereka menuduh Musa memiliki sifat api yang tidak pernah berkata cukup. Jadi bukan hanya Korah tetapi Datan Abiram menuduh Musa memiliki sifat api yang tidak pernah berkata cukup.
ALASAN DATAN DAN ABIRAM MENOLAK PANGGILAN MUSA
Bilangan 16:14
(16:14) Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang."
Alasan Datan dan Abiram menolak panggilan Musa:
Datan dan Abiram menuduh Musa sedang mengelabui mata umat Israel
Maksudnya:
Musa tidak membawa bangsa Israel ke negeri yang berlimpah susu dan madunya.
Tidak memberi ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka.
Sebetulnya Musa tidak mengelabui mata umat Israel karena TUHAN yang mengutus Musa.
Mari kita lihat pengutusan Musa. Apa yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel itu apa yang dilihat dari TUHAN dan apa yang ia dengar itu yang ia sampaikan, jadi adi betul-betul ia tidak mengelabui mata umat Israel
Keluaran 3:8, 17
(3:8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
(3:17) Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Apa yang didengar dan dilihat oleh Musa dari TUHAN, itu yang disampaikan kepada umat Israel; jadi Musa tidak mengelabui mata bangsa Israel.
Memang demikianlah keadaan dari seorang pemimpin yang tulus hatinya, dia akan bertindak dengan jujur, dia akan berkata-kata dengan jujur sesuai dengan apa yang ia dengar, sesuai dengan apa yang ia lihat, ia tidak akan berani untuk menambahkan dan mengurangkan sesuatu dari apa yang lihat dan dengar dari TUHAN sebab janji TUHAN ketika Musa diutus oleh TUHAN untuk menuntun bangsa Israel keluar dari kesengsaraan. Jadi ketika bangsa Israel diperbudak di Mesir itu hal yang menyengsarakan
Menuntun umat israel ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Kanaan adalah suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Kata "susu" adalah tanda pemeliharaan.
Kata "madu" → sesuatu yang indah / elok.
Jadi tuduhan dari Datan dan Abiram ini tidak tepat karena kita menggunakan dalil firman TUHAN.
Jadi saudara dalam keadaan terpurukpun, dalam keadaan terjepit pun, dalam keadaan terinjak-injakpun jangan berubah sikap, dalam suasana bahagia pun, dalam suasana senang pun, dalam suasana sukacita pun jangan berubah sikap, berpegang teguh kepada firman, ini harus kita miliki supaya jangan sebentar-sebentar seperti Korah dan kumpulannya itulah Abiram, Datan dan On.
Doa saya dalam kunjungan dimanapun kita berada mungkin saat itu terjepit tetap miliki sikap yang sesuai dengan dalil firman TUHAN jangan terbawa perasaan daging dari orang tua, anak, saudara laki-laki, saudara perempuan, miliki sikap firman TUHAN, belajarlah dari apa yang kita terima sampai malam ini, itu namanya belajar bijaksana dan belajar dewasa.
TUDUHAN b: "Tidak memberi ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka"
Kita lihat dulu dalilnya
Ulangan 32:8-9
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
TUHAN menuntun bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, kemudian membagi-bagikan tanah perjanjian itu sebagai milik pusaka menurut anak-anak Israel (Yakub); jadi dibagi 12 suku Israel.
Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Disini ada hubungan timbal balik; TUHAN menyediakan tempat (sarana) untuk beribadah, sarana untuk melayani TUHAN tetapi bagian kita harus betul-betul menyerahkan diri kepada TUHAN sebagai milik kepunyaan TUHAN, apa tandanya; kita datang menghadap TUHAN (berbakti kepada TUHAN).
Kita sudah mendapat milik pusaka dari TUHAN itulah ibadah dan pelayanan, tapi kita sebaliknya juga harus menjadi milik pusakanya TUHAN artinya mau melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah tersebut.
Dari dalil ini maka tuduhan dari pada Datan dan Abiram itu terpatahkan, tidak benar Musa mengelabui mata umat Israel, karena yang benar adalah TUHAN sudah membagi-bagikan tanah perjanjian sebagai milik pusaka; Ibadah dan pelayanan ini milik pusaka kita, tapi kita juga harus jadi milik pusakaNya TUHAN, syaratnya berbakti kepada TUHAN lewat ibadah dan pelayanan kita selama kita di bumi ini. Jadi tuduhan dari Abiram dan Datan itu tidak terbukti, yang benar adalah Musa diutus oleh TUHAN untuk membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian supaya mereka dipelihara, dibela dan dilindungi oleh TUHAN.
Kita tidak akan sampai kepada tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk kita selama-lamanya kalau kita tidak menjadi milik pusakanya TUHAN, kalau kita tidak datang menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah.
Bilangan 16:15
(16:15) Lalu sangat marahlah Musa dan ia berkata kepada TUHAN: "Janganlah perhatikan segala persembahan mereka. Belum pernah kuambil satu ekor keledai pun dari mereka, dan belum pernah kulakukan yang jahat kepada seseorang pun dari mereka."
Terhadap tuduhan Datan dan Abiram; Musa sangat marah kepada Datan dan Abiram, kemudian Musa memberitahukan segala sesuatunya kepada TUHAN, antara lain:
Belum pernah kuambil satu ekor keledaipun dari mereka, berarti; tidak pernah mengambil yang bukan miliknya.
Belum pernah kulakukan yang jahat kepada seorangpun dari mereka.
Jadi seperti apapun kelakuan daripada umat Israel termasuk Korah dan kumpulannya Musa tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Jadi Musa ini selain lemah lembut, rendah hati ia juga pribadi yang setia kepada TUHAN; orang yang setia tidak akan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.
Seorang istri yang baik kalau ia disebut istri yang setia, ia tidak akan membalas kejahatan suaminya, demikian juga seorang suami yang baik, disebut suami yang setia dia tidak akan pernah membalas kejahatan atau kekurangan istrinya. Kalau suami tidak setia, dia akan menceraikan istrinya secepatnya bila istrinya tidak baik menurut pemandangannya, bukan menurut pemandangan TUHAN.
Jadi Musa ini selain lemah lembut, rendah hati dibuktikan dengan doa penyembahan, tetapi dia juga pribadi yang setia dalam segenap rumah TUHAN, apa tanda setia? tidak akan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.
Bilangan 16:16
(16:16) Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Engkau ini dengan segenap kumpulanmu harus menghadap TUHAN, engkau dan mereka dan Harun, pada esok hari.
Karena tidak mau menghadap Musa, maka Datan dan Abiram akan menghadap TUHAN bersama dengan kumpulan Korah lainnya, beserta Harun juga akan menghadap TUHAN.
Sebetulnya, Datan dan Abiram tidak perlu menghadap kepada TUHAN untuk selanjutnya dihakimi oleh TUHAN, andaikata "waktu itu" Datan dan Abiram mau datang menghadap Musa mengadakan rekonsiliasi perdamaian, mau mengakui segala kekurangannya, tetapi karena Datan dan Abiram tidak mau datang menghadap Musa maka mereka harus datang menghadap penghakiman TUHAN.
Saat ini kita sedang berjalan menuju kerajaan Sorga, kalau di tengah jalan kita masih terdapat kesalahan, kekurangan, kekhilafan tidak ada salahnya datang berdamai dengan sesama sebelum tiba pada hari penghakiman, jangan kita sama seperti Datan dan Abiram, karena mereka tidak mau datang akhirnya mereka harus menghadap TUHAN besok lusa sampai menghadapi penghakimanNya.
Bilangan 16:17-18
(16:17) Baiklah kamu masing-masing membawa perbaraannya membubuh ukupan di atasnya, lalu kamu mempersembahkan masing-masing perbaraannya ke hadapan TUHAN, dua ratus lima puluh perbaraan; juga engkau ini dan Harun masing-masing harus membawa perbaraannya." (16:18) Maka mereka masing-masing membawa perbaraannya, membubuh api ke dalamnya, menaruh ukupan di atasnya, lalu berdirilah mereka di depan pintu Kemah Pertemuan, juga Musa dan Harun.
Saat menghadap TUHAN, baik 250 orang Israel yang kenamaan maupun Harun membawa perbaraan, lalu di atas bara api itu mereka menaruh ukupan supaya nanti dari situ akan ketahuan (terlihat) asap (ukupan/dupa) yang naik ke atas yang diterima oleh TUHAN, atau dupa siapa yang tidak diterima oleh TUHAN (tidak naik ke hadapan TUHAN)
Maka selanjutnya kita akan melihat asap (ukupan) siapa yang naik ke hadirat TUHAN ?
Bilangan 16:19-21
(16:19) Ketika Korah mengumpulkan segenap umat itu melawan mereka berdua di depan pintu Kemah Pertemuan, tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap umat itu. (16:20) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: (16:21) "Pisahkanlah dirimu dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata."
Jadi jawabnya adalah; TUHAN akan menghancurkan Korah dan kumpulannya dalam sekejap mata, berarti asap (ukupan ) dari 250 orang-orang kenamaan itu tidak diterima oleh TUHAN.
Asap yang naik kehadirat TUHAN adalah asap (kupan ) daripada Harun, berarti yang ditetapkan untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN adalah Musa dan Harun, yang boleh mendekat kepada TUHAN di Tabernakel adalah Musa dan Harun, bukan Korah dan kumpulannya, karena TUHAN berkata: Pisahkanlah dirimu dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata."
Minggu lalu kita sudah melihat bahwa Korah dan kumpulannya serta anak dan istrinya ditelan bumi hidup-hidup sebab Musa sudah berkata kepada bangsa itu kalau Korah dan kumpulannya mati wajar misalnya mati karena sakit, mati karena tertimpa ini dan itu (mati wajar), tetapi kalau mati tidak wajar misalnya bumi mengangakan mulutnya lalu akhirnya Korah dan kumpulannya baik para istrinya, para anak-anaknya, serta segala sesuatu yang mereka punya turun ke dunia orang mati hidup-hidup maka mereka harus tau bahwa TUHAN yang mengutus Musa, sebaliknya TUHAN tidak mengutus Korah dan kumpulannya. Dan betul saja Korah dan kumpulannya ditelan bumi hidup-hidup, dari situlah umat Israel mengetahui bahwa TUHAN tidak mengutus mereka – sudah diterangkan minggu lalu–
Bilangan 16:34
(16:34) Dan semua orang Israel yang di sekeliling mereka berlarian mendengar teriak mereka, sebab kata mereka: "Jangan-jangan bumi menelan kita juga!"
Jadi pada saat peristiwa itu terjadi sangat menegangkan, tidak disangka mulut bumi terbuka sehingga Korah dan kumpulannya para istrinya, para anaknya berteriak histeris (penuh ketakutan). Umat Israel yang di sekitar mereka juga ketakutan mendengar teriakan yang hiseris tadi.
Rasa takut umat Israel melihat peristiwa itu , itu manusiawi, tetapi yang TUHAN tandaskan kepada kita malam ini bukan rasa takut yang seperti ini yang TUHAN mau, yang TUHAN mau adalah rasa takut kepada TUHAN untuk selama-lamanya.
Umat Israel ketakutan melihat peristiwa itu, tetapi takut karena peristiwa itu bukan takut kepada TUHAN, TUHAN tidak mau yang seperti ini. Banyak kali saat kita mengalami kesusahan kita ketakutan tapi bukan karena takut kepada TUHAN, tetapi dikuasai kekuatiran tidak makan, tidak minum, kuatir tidak punya ini, tidak punya itu, kuatir tidak menikah, kuatir tidak punya uang, kuatir tidak punya rumah, kuatir, kuatir itu manusiawi, tapi rasa takut akan TUHAN harus kita miliki.
Bilangan 16:35
(16:35) Lagi keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu.
Hukuman terhadap Korah, Datan, Abiram; bumi menelan mereka hidup-hidup.
Sedangkan hukuman terhadap 250 orang yang memberanikan diri mempersembahkan ukupan kepada TUHAN: keluarlah api TUHAN dan memakan habis mereka yang mempersembahkan ukupan itu.
Jadi masing-masing ada hukumannya dengan hukuman yang berbeda-beda.
Akhirnya umat Israel melihat siapa yang diutus oleh TUHAN dan siapa yang tidak diutus oleh TUHAN.
Bilangan 16:36-40
(16:36) TUHAN berfirman kepada Musa: (16:37) "Katakanlah kepada Eleazar, anak imam Harun, supaya ia mengangkat perbaraan-perbaraan dari antara kebakaran itu, lalu hamburkanlah api itu jauh-jauh, karena semuanya itu kudus, (16:38) yakni perbaraan orang-orang berdosa yang telah membayarkan nyawanya, kemudian semuanya itu harus ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah, sebab telah dibawa ke hadapan TUHAN oleh orang-orang itu, jadi semuanya itu kudus; dengan demikian hal itu menjadi tanda bagi orang Israel." (16:39) Maka imam Eleazar mengambil perbaraan-perbaraan tembaga yang telah dibawa oleh orang-orang yang terbakar itu, lalu ditempa menjadi salut mezbah. (16:40) Itu menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, supaya jangan tampil orang awam yang bukan dari keturunan Harun untuk membakar ukupan di hadapan TUHAN, dan jangan ia menjadi seperti Korah dan kumpulannya -- seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya dengan perantaraan Musa.
Jadi di dalam melayani TUHAN itu tidak boleh sembarangan, kita melayani TUHAN harus sesuai pemakaian TUHAN.
Melayani TUHAN tidak boleh sembarangan, tetapi biarlah kita melayani TUHAN...
Melayani sesuai karunia jabatan.
Melayani sesuai dengan tahbisan.
Melayani sesuai penyerahan sepenuh.
melayani menjadi pendamaian sepenuh.
Inilah firman Allah malam ini, dosa saya kiranya firman Allah ini bekerja di dalam diri kita masing-masing
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment