IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 23 NOVEMBER 2024
STUDY YUSUF
Subtema: JAMUAN ROHANI
PADA TENGAH HARI
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN,
kita dihimpunkan oleh TUHAN untuk berada di tengah-tengah Ibadah Kaum Muda
Remaja, semua oleh karena kemurahan TUHAN. Saya juga tidak lupa menyapa
anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dalam penggembalaan
GPT Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat Live Streaming, video internet baik dari Youtube maupun Facebook
bahkan dari media sosial apa saja, dimanapun saudara berada.
Selanjutnya
doa dan harapan saya, kiranya damai sejahtera dari sorga turun di antara kita,
di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini sehingga ada
satu sukacita dan satu kebahagiaan saat duduk diam mendengarkan Firman TUHAN
Allah.
Selanjutnya
mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Study Yusuf, namun tetaplah berdoa
dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan
setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Kejadian
43:16
(43:16)
Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia
kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah,
sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan
makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."
Intinya,
saudara-saudara Yusuf telah tiba di Mesir dan Yusuf melihat Benyamin ada di
tengah-tengah saudara-saudaranya itu.
Perlu
untuk diketahui:
-
Dalam kunjungan yang pertama,
saudara-saudara Yusuf tidak membawa Benyamin ke Mesir = Persekutuan yang belum
sempurna (belum lengkap).
- Dalam kunjungan yang kedua,
saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin ke Mesir = Persekutuan yang lengkap
(sempurna) sebab kedua belas anak-anak Yakub sudah berada di Mesir.
Bukti adanya persekutuan
yang lengkap: Yusuf
mengadakan jamuan bersama-sama dengan saudara-saudaranya di dalam rumahnya
sendiri. Jamuan itu diadakan pada
tengah hari berarti tepat pada pukul 12:00 siang. Sebab kalau berbicara satu hari
dimulai dari pukul 6:00 pagi sampai dengan pukul 6:00 sore.
Terkait
dengan tengah hari kita baca terlebih dahulu di dalam…
Matius
7:12
(7:12)
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi.
Inti
dari hukum Taurat (kitab para nabi) adalah bersifat lahiriah.
Sekarang
kita akan menikmati jamuan pada tengah hari secara rohani, kita kaitkan dengan
injil Yohanes 4:1-42, perikopnya
adalah Percakapan dengan perempuan
Samaria.
Kita
baca ayat 6 terlebih dahulu…
Yohanes
4:6
(4:6)
Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
Lokasi
percakapan Yesus dengan perempuan Samaria: ketika Yesus duduk di pinggir sumur
Yakub.
Waktunya:
hari kira-kira pukul 12 (dua belas) siang = tengah hari.
Yohanes
4:34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus
memberitahukan makanan rohani kepada murid-murid. Pendeknya, ada jamuan pada
tengah hari.
Kalau
tadi hukum taurat/firman para nabi bersifat lahiriah, namun berbeda dengan jamuan
di dalam berita injil (Perjanjian Baru) adalah jamuan yang bersifat rohani.
Adapun
makanan rohani yang dimaksud:
1.
Melakukan
kehendak Allah.
2.
Menyelesaikan
pekerjaan Allah.
Inilah
jamuan rohani pada tengah hari. Perlu untuk diketahui, selama hari masih siang,
kita harus ada dalam jamuan rohani.
Kita
akan melihat jamuan rohani,
YANG
PERTAMA: MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.
Perlu
untuk diketahui: untuk melakukan kehendak Allah yang diperlukan hanya satu kata
yaitu: TAAT.
Soal
taat kita akan membaca di dalam…
Ibrani
5:8
(5:8)
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
yang telah diderita-Nya,
Yesus
adalah Anak Allah, namun Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah di
derita-Nya.
Intinya,
Yesus Anak Allah taat kepada kehendak Allah.
1
Petrus 1:1-2
(1:1)
Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar
di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah,
Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus
Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai
sejahtera makin melimpah atas kamu.
Taat
kepada kehendak Allah = menerima percikan darah.
Percikan
darah artinya; orang lain berbuat dosa (salah) kita yang menanggungnya. Sementara,
percikan darah adalah penyucian yang terakhir.
Kenapa
disebut sebagai penyucian yang terakhir, kita lihat di dalam…
Imamat
16:13-15
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu
jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian
muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah
itu dengan jarinya tujuh kali. (16:15)
Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa
bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah
diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu
jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan
tutup pendamaian itu.
Di
sini Imam besar Harun mengadakan:
-
Tujuh
kali percikan darah lembu jantan di atas tutup pendamaian dan di depan tutup
pendamaian, kemudian
-
Tujuh
kali percikan darah domba jantan di atas tutup pendamaian dan di depan tutup
pendamaian.
Jadi
tujuh kali percikan darah lembu jantan dan tujuh kali percikan domba jantan di
atas tutup pendamaian dan di depan tutup pendamaian.
Imamat
16:16
(16:16)
Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala
kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga
dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang
tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
Jadi tujuh kali percikan darah yang kita alami tujuannya adalah untuk menghapus
dosa dan untuk memperdamaikan orang lain kepada Allah. Itulah percikan darah.
Jadi
taat kepada kehendak Allah = menerima percikan darah, orang lain yang berbuat
dosa (salah) kita yang menanggungnya. Itu adalah penyucian yang terakhir.
Penyucian yang terakhir ini berkuasa untuk menghapus dosa dan berkuasa untuk
memperdamaikan orang lain kepada Allah. Sebagaimana yang dikerjakan oleh Imam
besar Harun, dia masuk ke Ruangan Maha Suci dengan membawa darah lembu jantan
dan darah domba jantan untuk memperdamaikan dosa manusia. Tetapi apa yang
dilakukan Imam besar Harun adalah percikan darah dalam bentuk lahiriah, sebab
inti dari Kitab para nabi (hukum taurat) bersifat lahiriah.
Kita
akan melihat percikan darah bersifat rohani di dalam…
Matius
26:38
(26:38)
lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Percikan
darah tersebut sudah terjadi sejak dari taman Getsemani, hingga bukit Golgota.
Pengalaman
Yesus ketika taat kepada kehendak Allah:
a.
Yesus berkata: “hati-Ku sangat sedih.”
Saudara, kita mungkin pernah mengalami
kesedihan bahkan sering mengalami kesedihan di hati karena satu dan lain hal. Contohnya;
disakiti oleh orang lain, tidak punya uang, masih menganggur, dan lain
sebagainya. Namun sekalipun demikian, kita tidak perlu berputus asa dan tidak
perlu bersungut-sungut, ngomel, bahkan tidak perlu marah-marah yang tidak
menentu (uring-uringan), supaya kehendak Allah tetap terlaksana oleh karena
ketaatan kita.
Ini jamuan secara rohani pada siang hari
menjelang masuk pada malam hari. Jadi sebelum terlambat ini jamuan kita.
b.
Yesus berkata: “Seperti mau mati rasanya.”
Saudara, perlu untuk diketahui: oleh
karena pergumulan-pergumulan hidup yang begitu banyak, contohnya; dihimpit oleh
kesulitan, dililit hutang, dan lain sebagainya, hal itu bisa menyebabkan
seseorang mati rasa (hilang kesadaran).
Mati rasa = tidak peduli lagi dengan
hidupnya, masa depannya, teramat lebih tidak peduli lagi dengan orang lain (sekitarnya).
Tetapi di sini kita melihat, sekalipun seperti mau mati rasanya; Yesus tetap
taat kepada kehendak Allah.
Yesus
harus merasakan (mengalami) dua perasaan di atas, kalau tidak kita tidak
tertolong sebagaimana yang tertulis di dalam...
Ibrani
2:17
(2:17)
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Yesus
harus menjadi manusia, tujuannya: supaya
Ia menjadi Imam Besar Agung.
Tugas
Imam Besar Agung:
1.
Melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN
2.
Berdoa kepada
umat-Nya supaya iman tidak gugur.
3.
Memperdamaikan
dosa manusia/seluruh bangsa.
Puji
TUHAN, Yesus telah menjadi darah daging, Yesus telah menjadi manusia, tujuannya
supaya Ia tampil sebagai Imam Besar Agung; melayani,
berdoa, dan memperdamaikan dosa
manusia (kita semua). Terpujilah kasih karunia TUHAN, kita bersyukur
kemurahan-Nya besar.
Andai
kata Allah tetap di sorga, apa jadinya dengan keadaan manusia berdosa ini,
ujung-ujungnya binasa. Tetapi puji TUHAN, Allah telah menjadi manusia itulah
pribadi Yesus, tujuannya supaya Ia tampil sebagai Imam Besar Agung.
Jadi
kalau ada orang bertanya; kenapa Allah harus menjadi manusia, jawabannya adalah:
Allah harus menjadi manusia, supaya Ia tampil menjadi Imam Besar Agung.
Ibrani
2:18
(2:18)
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Di
atas Yesus berkata: “Hati-Ku sangat sedih
dan seperti mau mati rasanya,” memang Yesus harus mengalami kedua hal tersebut,
dengan lain kata Yesus harus tetap taat untuk melakukan kehendak Allah, tujuannya
adalah supaya Ia dapat menolong mereka
yang dicobai. Dicobai berarti masuk dalam
pencobaan/pergumulan/kesulitan-kesulitan yang menghimpit.
Jadi
Yesus harus mengalami dua hal tadi, “Hati-Ku
sangat sedih dan seperti mau mati rasanya,” tujuannya adalah supaya Ia dapat menolong mereka yang
dicobai.
Matius
26:38B
(26:38B) Tinggallah
di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Selain
menolong mereka yang dicobai, Yesus juga memberi kepastian supaya murid-murid tinggal
berjaga-jaga dengan Yesus = hidup dalam
doa penyembahan.
Jadi
kita semua harus tinggal berjaga-jaga bersama dengan TUHAN Yesus = tekun dalam
3 macam ibadah pokok, hingga berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak
ibadah) yaitu: Doa Penyembahan.
Kalau
kita sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, dengan lain kata sudah
berada pada puncak ibadah, itu adalah kepastian.
Jadi
ibadah ini memang harus dipimpin sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi
atau disebut juga puncak ibadah; doa penyembahan = “tinggallah di sini berjaga-jaga dengan Aku.”
Tinggallah
di sini, jangan lagi berpikir pulang kampung, jangan lagi berpikir untuk
mencari uang ke tempat-tempat lain, seperti beberapa dari antara kita, hanya
karena uangnya kurang banyak, dia harus pergi mencari pekerjaan ke tempat lain,
akhirnya ibadahnya tidak sampai kepada puncaknya. Tetapi puji TUHAN, yang masih
bertahan, itu kepastian yang diberikan TUHAN kepada murid-murid. Ini yang
terpenting saudara, jangan dilupakan.
Inilah
jamuan rohani di siang hari sebelum tiba gelap malam, puncak gelap malam
terjadi pada saat antikris tampil menjadi raja, di situ tidak ada lagi
kesempatan, di situ tidak ada lagi jamuan-jamuan.
Sekarang,
ciri-ciri taat kepada kehendak Allah:
Matius
26:39,42
(26:39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki." (26:42) Lalu Ia
pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau
cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Ciri-ciri taat
kepada kehendak Allah: terhadap kehendak Allah Bapa, Yesus berkata: “YA BAPA-KU.”
Artinya:
Yesus sebagai Anak, tampil dengar-dengaran, dengan lain kata; tidak mengeraskan
hati. Orang yang dengar-dengaran, tidak keras hati.
Kalau
sudah tahu yang baik, tetapi pekerjaan ditunda-tunda, tidur dulu, nanti alasannya
alarmnya kebablasan/tidak bisa dengar alarm. Itu namanya keras hati, tidak
dengar-dengaran.
Jadi
ciri orang yang taat kepada kehendak Allah adalah dengar-dengaran, sebagaimana Yesus taat kepada kehendak Allah dan
berkata; “Ya Bapa.” Artinya; di sini
Yesus tampil dengar-dengaran, dengan lain kata tidak keras hati.
Sudah
tahu yang baik jangan ditunda-tunda, itu ciri taat kepada kehendak Allah. Tidak
keras hati, tidak menunda-nunda pekerjaan TUHAN, tidak sengaja molor-molor dan
lain sebagainya.
Jadi
ciri taat kepada kehendak Allah adalah dengar-dengaran, tidak keraskan hati.
Yehezkiel
36:25
(36:25)
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala
kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
Intinya;
ditahirkan atau dikuduskan oleh Roh
Allah yang suci sebagaimana malam ini kita menikmati jamuan di tengah hari
secara rohani, yaitu menikmati kehendak Allah sehingga kita semua ditahirkan
dari dua hal yaitu:
-
Dari
kenajisan percabulan, kemudian
-
Dari
berhala-berhala di bumi ini.
Yehezkiel
36:26
(36:26) Kamu
akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku
akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang
taat.
Setelah
ditahirkan oleh jamuan tengah hari secara rohani, selanjutnya TUHAN memberikan hati yang baru dan roh yang baru kepada kita = dengar-dengaran. Dengan lain kata; tidak mengeraskan hati di hadapan TUHAN
sehingga kita tetap taat kepada kehendak Allah.
Yehezkiel
36:27-28
(36:27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku
akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. (36:28)
Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek
moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.
Dampak positif taat kepada
kehendak Allah disertai dengan roh dengar-dengaran (tidak keras hati):
a.
Diam di tanah
perjanjian.
Artinya: mewarisi tanah air Sorgawi.
b.
Menjadi umat
Allah
= kemah kediaman Allah -> mempelai wanita TUHAN, kelak bersanding dengan
Dia, bahagia selamanya di dalam Kerajaan Sorga.
c.
TUHAN menjadi
Allah kita.
Berarti; kita menjadi anak Allah yang
dilahirkan oleh darah dan air. Anak dalam bentuk hubungan DNA; mewarisi
Kerajaan Sorga dan berhak memiliki segala sesuatu yang ada di dalam Kerajaan
Sorga. Itu anak-anak Allah yang sudah akil balig.
Perikop: “Tetaplah kerjakan keselamatanmu.”
Filipi
2:12-15
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa
taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang
waktu aku tidak hadir, (2:13) karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya. (2:14)
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan
berbantah-bantahan, (2:15)
supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak
bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini,
sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di
dunia,
Bercahaya
seperti bintang-bintang -> orang-orang yang bijaksana.
Tugas
orang yang bijaksana: menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Untuk menjadi orang yang bijaksana, berawal dari taat kepada kehendak Allah disertai dengan dengar-dengaran, tidak keras
hati. Kemudian, memiliki kemauan
dari TUHAN untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Jangan kita
melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN karena kemauan sendiri, jangan
karena kehendak sendiri, dengan lain kata; jangan karena ada kepentingan. Tidak
boleh saudara, imam-imam juga melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, bukan
karena ada kepentingan, tetapi karena kita memiliki kemauan yang dari TUHAN.
Tanda
memiliki kemauan dari TUHAN saat melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN:
1.
Tidak
bersungut-sungut.
2.
Tidak
berbantah-bantah kepada pemimpin dihadapan TUHAN.
Kadang kala tanpa sadar kita berani
berbantah-bantah, malam ini kita minta ampun saudara.
Inilah
awal untuk menjadi bintang-bintang (orang bijaksana). Diawali dari taat kepada
kehendak Allah, kemudian memiliki kemauan yang dari TUHAN.
Inilah
jamuan pada tengah hari secara rohani yang pertama adalah: melakukan kehendak Allah. Yang diperlukan adalah: ketaatan. Ciri taat adalah: dengar-dengaran, tidak keras hati.
Dan
malam ini, kalau masih ada kekerasan di hati, mari kita akui dihadapan TUHAN
dan katakan; “TUHAN berikan aku hati yang
baru, berikan aku Roh yang baru, aku mau taat kepada kehendak Allah disertai
dengar-dengaran.”
Minta
dan mohon kemurahan TUHAN, TUHAN pasti kabulkan.
Matius
7:7
(7:7)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Jadi
malam ini, minta kepada TUHAN, cari kepada TUHAN, dan ketok pintu hati TUHAN
supaya kita dengar-dengaran, tidak keras hati, lemah lembut dan rendah hati,
taat kepada kehendak Allah.
Inilah
jamuan tengah hari secara rohani yang pertama; Taat kepada kehendak Allah.
Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang:
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment