IBADAH RAYA MINGGU, 24 NOVEMBER 2024
Wahyu pasal 18
(Seri 8)
Subtema: BERKACA KEPADA PENGAJARAN TABERNAKEL
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian koor kaum muda remaja.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari yang terkasih di dalam TUHAN Yesus Kristus yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming/online/video internet baik dari Youtube, Facebook atau media sosial manapun. Kiranya damai sejahtera dari Sorga turun di tengah-tengah kita memenuhi kehidupan kita untuk memberi satu sukacita dan kebahagiaan saat kita duduk dekat kaki TUHAN dan terus dengar Firman Allah.
Tetap berdoa dalam roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita dan kedatangan kita tidak menjadi sia-sia, karena kita akan dilawat oleh dua tangan TUHAN yang penuh kasih menjangkau pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Sebelum kita membaca Wahyu 18:2-3, terlebih dahulu kita membaca..
Wahyu 18;1 dengan perikop: Jatuhnya Babel
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Rasul Yohanes melihat malaikat lain turun dari Sorga.
Sebenarnya malaikat ini adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang disebut juga malaikat yang kuat di dalam;
Wahyu 10:1 sebagai malaikat yang kuat.
Wahyu 8:3 sebagai malaikat, namun penampilannya sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai ke tingkat ibadah tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan.
Kemudian, “Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.”
Malaikat ini mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Kalau berbicara tentang terang yang ajaib jelas itu menunjuk …
Bangsa yang terpilih itulah imamat yang rajani.
Bangsa yang kudus itulah umat kepunyaan Allah sendiri.
Tugas dari terang ajaib ialah: untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah itulah berita keselamatan disebut juga berita Injil yang telah dikerjakan oleh Yesus Anak Allah 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib (1 Petrus 2:9).
Jadi, orang yang melayani TUHAN berada pada kedudukan terang yang ajaib sebab seorang imam tidak mungkin berada dalam lembah kekelaman, dalam dosa yang hitam pekat.
Perlu untuk diketahui:
Berita Injil (pengajaran Salib) bukanlah teologi penderitaan.
Jika seorang gembala (pemimpin jemaat) mengatakan bahwa Pengajaran salib adalah teologi penderitaan, sebetulnya alasan itu adalah untuk mengklaim atau membela dirinya sebagai pemimpin jemaat yang tidak menganut teologi kemakmuran itulah berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan atau kejayaan disebut juga teori prosperity. Padahal ia sendiri….
Sibuk berbicara hal-hal yang lahiriah.
Sibuk dengan guyon (melucu).
Guyon (melucu) positif boleh-boleh saja, tetapi jangan sibuk di situ.
Saya tidak anti guyon (melucu), kadang saya juga melucu asal positif, tetapi jangan sibuk di situ.
Singkat kata Wahyu 18:1B; malaikat yang lain ini mempunyai kekuasaan besar sehingga bumi menjadi terang oleh kemuliaan-Nya.
Bukti nyata bumi menjadi terang oleh kemuliaan-Nya.
Wahyu 18:2-3
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, (18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Babel kota besar itu sudah rubuh.
Babel inilah yang menyebabkan bumi menjadi gelap. Tetapi puji TUHAN, yang menyebabkan bumi menjadi gelap sudah rubuh. Inilah bukti nyata bahwa bumi menjadi terang oleh kemuliaan-Nya.
Tetapi sebenarnya, sebelum dirubuhkan, Babel kota besar itu adalah:
tempat kediaman roh-roh jahat,
tempat bersembunyi semua roh najis,
tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci oleh TUHAN.
Babel kota besar, dialah yang menyebabkan…
Semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya
Artinya; yang menyebabkan semua bangsa hidup dalam perbuatan-perbuatan daging.
Raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia.
Artinya; para pelayan-pelayan TUHAN menduakan hati TUHAN 🡪 pelayan-pelayan yang tidak setia.
Harapan dan doa saya, para imam yang sudah diberi kesempatan untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, jadilah pelayan-pelayan TUHAN yang setia, jangan menduakan hati TUHAN oleh karena apapun dan oleh siapapun.
Pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.
Kalau menjadi kaya karena kelimpahan hawa nafsu (tidak sangkal diri dan pikul salib), kehidupan semacam ini berarti; miskin kasih karunia (orang yang sangkal diri dan pikul salib = kasih karunia).
Beda dengan jemaat di Makedonia, secara jasmani mereka miskin tetapi mereka kaya dalam kelimpahan kasih karunia.
Intinya, Babel kota besar itu sudah rubuh, dahulu dialah yang menyebabkan bumi menjadi gelap.
Hal yang serupa terjadi pada zaman nabi Yehezkiel.
Kita awali dari…
Yehezkiel 43:2
(43:2) Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Ayat ini sama dengan Wahyu 18:1B -- bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Proses bumi bersinar karena kemuliaan TUHAN.
Yehezkiel 43:3-5
(43:3) Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. (43:4) Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, (43:5) Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.
Kemuliaan TUHAN masuk ke dalam Bait Suci melalui PINTU GERBANG yang di sebelah timur.
Perlu untuk diketahui, Yesus adalah Pintu Gerbang kerajaan Sorga (Yohanes 14:6).
Jadi, mau tidak mau kita harus menerima Yesus sebagai Juruselamat = percaya.
Bukti nyata bumi bersinar karena kemuliaan TUHAN
Yehezkiel 43:6-8
(43:6) Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku -- (43:7) dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati; (43:8) juga tidak dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang pintu-Ku atau mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang pintu-Ku, sehingga hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka. Mereka menajiskan nama-Ku yang kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang keji, maka dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku.
Umat Israel tidak lagi menajiskan nama TUHAN yang kudus dengan:
Persundalan (kenajisan percabulan).
Perbuatan-perbuatan keji.
Jadi saudara, kenajisan percabulan (persundalan) dan perbuatan-perbuatan keji, itulah yang menajiskan nama TUHAN yang kudus sehingga bumi menjadi gelap. Tetapi oleh karena kemurahan TUHAN; bumi bersinar karena kemuliaan TUHAN sebab umat Israel tidak lagi melakukan dua hal tersebut.
Terkait dengan dua hal di atas, kita baca…
Wahyu 17:4-5 dengan perikop: Penghakiman atas Babel
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Babel kota besar itu adalah:
Ibu dari wanita-wanita pelacur (perempuan sundal).
Ibu dari kekejian bumi.
Sebab di tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas yang berisi penuh dengan segala:
Kenajisan percabulan (persundalan)
Perbuatan keji.
PRAKTEK KENAJISAN PERCABULAN (PERSUNDALAN)
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Menjual hak kesulungan demi sesuap nasi disebutlah itu kenajisan percabulan (persundalan). Persamaannya, tinggalkan ibadah hanya demi sesuap nasi disebut dengan kenajisan percabulan (persundalan).
Sementara hak kesulungan 🡪 hal-hal yang terkait dengan ibadah dan pelayanan.
Kalau seseorang hidup dengan praktek ini, jelas bumi menjadi gelap gulita.
Itulah praktek kenajisan percabulan secara singkat, karena hal ini tidak mungkin kita bahas berulang-ulang.
Kita hanya melihat jejak dari perempuan Babel ini saja, sehingga betul-betul perempuan Babel ini yang menyebabkan bumi menjadi gelap.
PRAKTEK KEKEJIAN
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Menghapuskan korban sehari-hari disebut kekejian dihadapan TUHAN.
Demikian juga saat seseorang menaikkan doa tetapi mengabaikan Firman Allah, doanya itu adalah kekejian bagi TUHAN
Berdoa tidak salah, sebab doa adalah alat komunikasi dengan TUHAN, namun, apabila seseorang berdoa tetapi Firman Allah disingkirkan (dihapuskan) dengan lain kata korban sehari-hari diabaikan, maka doanya adalah kekejian dihadapan TUHAN.
Ini yang tidak banyak disadari oleh orang Kristen. Banyak orang Kristen berani berdoa tetapi tidak mau dengar Firman TUHAN, ini adalah kesalahan yang fatal. Demikian juga hamba TUHAN, kalau mengabaikan korban sehari-hari tetapi selalu berdoa, doanya itu adalah kekejian. Hal ini harus diketahui dengan baik.
Jadi, kalau mau berdoa, suaranya mau didengar oleh TUHAN, maka terlebih dahulu harus mendengar suara TUHAN (Firman Allah). Suara kita mau didengar oleh TUHAN, tetapi suara TUHAN (Firman Allah) tidak didengar, itu perbuatan keji.
Singkat kata, menghapuskan korban sehari-hari adalah kekejian walaupun ada di tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi rupa-rupanya hal itu sering terjadi di dalam rumah TUHAN.
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa
Ternyata, antikris berkuasa di bumi ini selama 7 tahun bukan 3½ tahun. Tetapi, puncak kekuasaan itu ada pada pertengahan yang kedua berarti; 3½ tahun yang kedua.
Antikris adalah pembinasa keji, kenapa? Karena antikris menghentikan korban sehari-hari.
Kalau orang Kristen tidak menikmati korban sehari-hari maka ia akan binasa.
Korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan.
Korban sembelihan 🡪 ibadah dan pelayanan yang terhubung dengan salib.
Ibadah dan pelayanan ditandai dengan darah itu bagus. Jadi saudara jangan bersungut-sungut kalau ditandai dengan darah baik pikiran, perasaan bahkan seluruh hidup, itu namanya korban sembelihan (ibadah yang terhubung dengan darah).
Memang sebaiknya ibadah dan pelayaan, imam-imam (pelayan-pelayan) terhubung dengan darah, ini tidak boleh dihentikan.
Korban santapan 🡪 Firman Pengajaran yang murni dan benar.
Inilah yang dihentikan (dihapuskan) apabila antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia.
Saudara, menghapus korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan adalah perbuatan keji yang membinasakan. Maka, antikris itu disebut dengan pembinasa keji, karena perbuatan keji mereka orang lain binasa. Yang membuat kita selamat adalah korban sembelihan dan korban santapan, tetapi korban sehari-hari mereka hapuskan.
Itulah sebabnya saya berkali-kali sampaikan, mujizat itu perlu dan harus diadakan di dalam rumah TUHAN, tetapi, tidak ada artinya mujizat terjadi kalau korban sehari-hari dihapuskan.
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
Pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini, pada saat itulah korban sehari-hari disingkirkan.
Pendeknya, kekejian itu terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini selama 3½ tahun, disebutlah itu puncak gelap malam.
Jadi, yang menyebabkan bumi menjadi gelap, sudah sangat jelas adalah Babel kota besar yang menunggangi binatang yang keluar dari dalam laut itulah antikris. Tetapi, di atas tadi kita sudah melihat: bumi bersinar karena kemuliaan TUHAN, buktinya; nama TUHAN yang kudus tidak lagi dinajiskan oleh;
Kenajisan percabulan (persundalan).
Perbuatan keji.
Inilah jejak perempuan Babel secara singkat, sehingga sebelum Babel kota besar itu dirubuhkan, betul-betul Babel inilah yang menyebabkan bumi menjadi gelap. Kekejian itu terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas dunia selama 3½ tahun, disebutlah itu puncak gelap malam.
Saudara, ketika umat Israel menajiskan nama TUHAN dengan persundalan (kenajisan percabulan), kemudian menajiskan nama TUHAN dengan kekejian gambarannya ada dalam Yehezkiel 43:8.
Yehezkiel 43:8
(43:8) juga tidak dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang pintu-Ku atau mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang pintu-Ku, sehingga hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka. Mereka menajiskan nama-Ku yang kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang keji, maka dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku.
Gambaran ketika umat Israel menajiskan nama TUHAN dengan kenajisan percabulan dan dengan kekejian:
Meletakkan ambang pintu mereka (umat Israel) dekat ambang pintu TUHAN.
Mendirikan tiang-tiang pintu mereka (umat Israel) dekat tiang-tiang pintu TUHAN.
Jadi, hanya dinding (tembok) yang memisahkan TUHAN dari mereka.
Artinya: pada saat menghadap TUHAN, ternyata keadaan dari umat Israel yakni; tubuh, jiwa dan rohnya telah dikuasai oleh kenajisan percabulan juga oleh perbuatan keji (menyingkirkan korban sehari-hari), sehingga bumi menjadi gelap gulita.
Ambang pintu rumah → tubuh.
Kedua tiang pintu 🡪 jiwa dan roh.
Jadi saudara, ternyata bisa berdampingan dengan TUHAN seperti malam ini, kita datang menghadap TUHAN sementara tubuh, jiwa dan roh seseorang telah dikuasai oleh kenajisan percabulan dan mengabaikan korban sehari-hari, tetapi dia datang menghadap TUHAN.
Itu sebabnya TUHAN berkata; hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka.
Coba saudara bayangkan, datang menghadap TUHAN tetapi ambang pintu (tubuh) dan kedua tiang pintu (jiwa dan roh), betul-betul dikuasai oleh kenajisan percabulan dan mengabaikan korban sehari-hari, itu adalah perbuatan keji.
Akan tetapi, pada akhirnya tadi dikatakan; bumi bersinar karena kemuliaan TUHAN.
SYARAT BUMI BERSINAR KARENA KEMULIAAN TUHAN
Yehezkiel 43:9
(43:9) Sekarang, mereka akan menjauhkan ketidaksetiaan mereka dan mayat raja-raja mereka dari pada-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.
Ayat ini menunjukkan bahwa pada akhirnya bumi bersinar oleh karena kemuliaan TUHAN.
Yehezkiel 43:10
(43:10) Maka engkau, hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-kesalahan mereka, juga bagaimana Bait Suci itu kelihatan dan rancangannya.
Syarat supaya bumi bersinar terang karena kemuliaan TUHAN:
Pengajaran Tabernakel dalam terangnya Mempelai harus diterangkan (disampaikan) kepada umat Israel.
Jadi, umat Israel harus berkaca kepada Pengajaran Tabernakel sehingga dapat melihat diri mereka sendiri seperti apa wujud (kondisi) rohaninya.
Jadi saudara, yang dahulu belum paham, belum mengerti tentang pengajaran Tabernakel namun sekarang perlahan-lahan TUHAN menyentuh hati mu oleh Pengajaran Tabernakel dalam terang mempelai, itu kemurahanTUHAN bagimu, sebab apabila Pengajaran Tabernakel diterangkan, maka kita bisa melihat kondisi rohani kita seperti apa wujudnya.
Perlu untuk diketahui:
Kita tidak perlu berkaca kepada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
FIRMAN YANG DITAMBAHKAN
Artinya; seorang pemimpin sidang jemaat menyampaikan satu atau dua ayat Firman Allah lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia.
Firman yang ditambahkan semacam ini tidak bisa kita gunakan sebagai cermin rohani, karena tidak bisa menampilkan wujud rohani kita.
Perlu untuk diketahui:
Firman yang ditambahkan disebut juga dengan ragi farisi, sebab orang Farisi berpegang pada ajaran adat istiadat yang ditambahkan oleh orang farisi kepada Firman TUHAN (Taurat TUHAN).
Sama seperti roti kalau ditambahkan dengan ragi; dia berkembang, permukaannya nampak besar tetapi bagian dalamnya kosong, sehingga, ketika dia menghadapi tekanan, dia akan mengkisut karena bagian dalamnya kosong (berongga).
Inilah dampak negatifnya, dan tidak mungkin kita dapat berkaca dengan Firman yang ditambahkan.
Jangan sampai jumlah jiwa dalam penggembalaan banyak, tetapi hanya seperti roti yang sudah khamir dengan ragi, bagian dalamnya banyak rongga-rongga yang kosong, ketika tertekan; mengkisut, tidak sanggup menghadapi ujian.
FIRMAN YANG DIKURANGKAN.
Artinya; pengajaran salib diganti dengan:
Teologi kemakmuran disebut juga dengan teori prosperity.
Mujizat-mujizat.
Kita tidak bisa berkaca dengan ibadah dan pelayanan semacam ini.
Perlu untuk diketahui:
Firman yang dikurangkan disebut dengan ragi Saduki, sebab orang Saduki tidak percaya dengan adanya kebangkitan.
Akibat ajaran Saduki: terjadilah kawin mengawinkan disebut juga dengan kenajisan percabulan (Matius 22:23-24)
Jadi jelas, kita tidak bisa berkaca dari Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan, kita tidak bisa melihat kondisi rohani kita seperti apa. Kita harus berkaca kepada Firman Pengajaran dalam terangnya Tabernakel supaya kita dapat melihat seperti apa kondisi rohani kita. Tetapi anehnya, banyak hamba TUHAN tidak berani menyampaikan Pengajaran Tabernakel, alasannya terlalu rumit dan jelimet, terlalu berputar-putar (menurut mereka). Tetapi menurut hemat saya, justru karena Firman Pengajaran Tabernakel ini, jalan ke Sorga semakin jelas dan mudah dipersingkat; lurus, tidak muter ke sana dan ke sini. Tetapi tentu saja, diperlukan satu penyerahan yang sungguh-sungguh, karena untuk mendapatkan pembukaan rahasia Firman Pengajaran Tabernakel dalam terangnya mempelai dibutuhkan penyerahan diri sepenuhnya, tidak bisa main-main, karena ayat yang disampaikan tidak asal main comot sana, comot sini. Sebab itu, anak-anak TUHAN, jemaat TUHAN, dukung dalam doa supaya kita senantiasa menikmati Pengajaran Tabernakel, karena kita harus berkaca kepada Pengajaran Tabernakel, supaya bisa melihat kondisi rohani kita seperti apa.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; Pengajaran Tabernakel harus diterangkan, karena kita harus berkaca kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Kita tidak boleh melihat diri kita dengan cara kita sendiri, tetapi kita harus melihat wujud rohani kita dengan berkaca kepada Pengajaran Tabernakel.
Itu sebabnya, kepada Yehezkiel TUHAN berkata: hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini (Pengajaran Tabernakel), agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-kesalahan mereka (tahu wujud rohani), kalau sudah tahu wujud rohani pasti malu. Hanya orang yang malu mau berubah, kecuali dia muka tembok (tidak tahu malu); dia tidak akan berubah.
Saya berharap, kita semua yang hadir tidak memiliki muka tembok dengan lain kata; masih tahu malu, berarti; ada keinginan untuk berubah, sebab itu berkacalah kepada Pengajaran Tabernakel.
Yang diterangkan dari Pengajaran Tabernakel, secara khusus ialah: BAIT SUCI
BAIT SUCI dimulai dari Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci sebab pada Yehezkiel 43:12 dijelaskan kembali: Inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu: seluruh daerah yang di puncak gunung itu adalah maha kudus. Sungguh, inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu.
Yehezkiel 43:6
(43:6) Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku –
Ukuran dari BAIT SUCI antara lain:
Ruangan Suci
Panjang = 20 hasta. Lebar = 10 hasta. Tinggi = 10 hasta
Singkat kata, 20 x 10 x 10 = 2000 hasta.
Jika dikaitkan dengan peta zaman, terkena kepada zaman Allah Roh Kudus disebutlah itu kegiatan Roh; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Dari pemaparan ini saja kita sudah bisa berkaca dengan lain kata melihat kondisi rohani kita seperti apa, sudah tekun atau belum? Hai-hati dengan “alasan sedikit” yang membuat kita tidak tekun tiga macam ibadah, jangan karena sakit sedikit lalu dibesar-besarkan. Saya juga begitu, kalau sakit sedikit: “sudahlah nanti sembuh”, karena saya sudah berkaca kepada Firman dalam kegiatan Roh berarti tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Sebab, di dalam Ruangan Suci terdapat 3 macam alat yaitu:
Meja Roti sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = domba-domba diberi makan disebut juga dengan IMAN.
Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = domba-domba diberi minum disebut juga dengan PENGHARAPAN.
Mezbah Dupa Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = domba-domba diberi nafas hidup disebulah itu dengan KASIH ALLAH.
Ayat referensi:
Ibrani 10:22-24, sebab di situ kita menemukan 3 (tiga) kata, yaitu;
Pada ayat 22 kata IMAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Pada ayat 23 kata PENGHARAPAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Pada ayat 24 kata KASIH 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Sebab perikop ayat ini adalah “KETEKUNAN.” Inilah kegiatan Roh.
Saudara, menghujat Bapa diampuni, menghujat Anak diampuni, tetapi menghujat kegiatan Roh tidak diampuni.
Kita sudah berkaca dengan Ruangan Suci, dan dari berkaca itu terlihatlah wujud atau kondisi rohani kita bagaimana (seperti apa) dan kita bukan muka tembok bukan?
Ruangan Maha Suci
Panjang: 10 hasta. Lebar: 10 hasta. Tinggi: 10 hasta
Singkat kata, 10 x 10 x 10 = 1000 hasta
Kalau dikaitkan dengan peta zaman terkena kepada hari ketujuh/hari perhentian disebut juga dengan kerajaan 1000 tahun damai sejahtera.
Kenapa ada damai disitu?
Wahyu 20:1-3 dengan perikop: Kerajaan seribu tahun
(20:1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; (20:2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, (20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
Kerajaan 1000 tahun damai di bumi terjadi sebab naga/iblis setan sudah ditangkap atau dirantai lalu dilemparkan ke dalam lobang jurang maut.
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Kenapa harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok? Supaya lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; gereja-gereja di bumi ini dipimpin sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Sehingga bila tiba saatnya nanti puncak gelap malam, tepatnya pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia, kepada mereka sudah diberikan dua sayap burung nasar yang besar untuk diterbangkan ke padang belantara, mereka dipelihara di sana selama 3½ tahun, sementara bumi dalam aniaya besar.
Tetapi mereka yang mati syahid (mati martir), ibadah mereka hanya sampai kepada:
Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu (harap) → Pelita emas.
Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab (iman) → Meja Roti Sajin.
Ibadahnya belum sampai kepada kasih (puncak ibadah) itulah Ibadah Doa Penyembahan.
Hanya saja, mereka bersikukuh (bersiteguh):
Tidak menyembah antikris (binatang).
Tidak menyembah patung antikris
Tidak mau menerima cap meterai dari antikris di dahi atau tangan kanan itulah 666.
Sehingga dengan rela leher mereka digorok oleh pedang antikris.
Tetapi saudara, andaikata kita mau mengikuti jalurnya TUHAN yaitu; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, lalu kita dibawa sampai kepada puncak ibadah yakni; doa penyembahan = gunakan leher ini untuk menundukkan kepala maka leher selamat. Tetapi, karena leher ini tidak digunakan untuk menundukkan kepala dengan lain kata; ibadah tidak sampai kepada puncak ibadah, maka leher ini akan digorok (menjadi taruhannya).
Saudara, gunakan leher ini untuk menundukkan kepala di bawah kaki salib. TUHAN mau supaya ibadah kita sampai kepada puncak ibadah yakni; doa penyembahan supaya selamat. Tetapi, andaikata tidak sampai kepada doa penyembahan harapan saya ada 3 (tiga):
Jangan menyembah antikris.
Tetapi banyak juga orang Kristen di hari-hari ini takut tidak makan akhirnya tinggalkan ibadah. Hari ini saja dia sudah kalah, bagaimana kalau diperhadapkan kepada aniaya besar yang lebih sadis lagi? Tentu lebih kuatir dan lebih takut lagi. Sekarang saja tidak berani mengambil keputusan yang baik dihadapan TUHAN.
Jangan menyembah patungnya (berhala).
Jangan terima cap meterai.
Yang sudah “terlanjur-lanjur” apalagi yang sudah tiga kali (sudah terdaftar di sana), doa saya; relakanlah leher itu digorok, jangan pernah tunduk kepada antikris dan berhala dan tolak cap meterai dari antikris, bertahan saja.
Jadi saudara, kalau TUHAN meminta kepada Yehezkiel untuk mengajarkan (menerangkan) Tabernakel bukan untuk membuat kita susah di bumi ini. Banyak orang Kristen berkata; kalau saya tidak berkerja bagaimana? Seolah-olah TUHAN tidak mampu memelihara hidup kita.
Inilah penjelasan tentang ukuran dari BAIT SUCI itulah Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci, dan kita sedang berkaca bukan?
Jadi kalau besok sakit sedikit, jangan gunakan sebagai alasan untuk tidak tekun dalam tiga macam ibadah. TUHAN tidak bermaksud untuk menyiksa saudara, TUHAN mau supaya leher digunakan untuk menundukkan kepala artinya; ibadah harus sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, kalau tidak leher taruhannya.
Yehezkiel 43:7
(43:7) dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;
Bait Suci menjadi kediaman Allah, sebab Bait Suci sudah:
Menjadi takhta Allah.
Menjadi tempat tapak kaki TUHAN (tumpuan kaki TUHAN).
Kedua hal tersebut 🡪 dua klimaks yang dinantikan oleh TUHAN dan sangat dihormati oleh TUHAN.
Tentang:
BAIT SUCI MENJADI KEDIAMAN ALLAH, SEBAB BAIT SUCI SUDAH MENJADI TAKHTA ALLAH
Dalam pola Tabernakel terkena kepada Tabut perjanjian.
Ayat referensi: Keluaran 25:22 -- Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Tabut perjanjian berbicara tentang: Takhta Allah.
Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab disanalah Allah:
Berhadirat.
Berbicara (berfirman).
Memerintah.
Jadi, Tabut Perjanjian berbicara tentang takhta Allah.
Kita datang menghadap kepada TUHAN lewat ibadah dan pelayanan berarti ada dalam hadirat TUHAN, itu takhta Allah.
Kita datang menghadap TUHAN untuk mendengar Firman Allah, menunjukan kita takhta Allah.
Ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan (pemerintahan Allah), itu juga takhta Allah.
Saya rindu kita semua menjadi kediaman Allah sebab kita semua adalah takhta Allah.
Tabut perjanjian berbicara tentang: Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya dengan dasar kasih.
Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian:
BAGIAN PERTAMA: Peti 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN.
Keluaran 25:10-11 dengan perikop: Mengenai Tabut Perjanjian
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Israel diperintahkan untuk membuat Tabut Perjanjian, dari kayu penaga kemudian disalut dengan emas murni baik dari dalam maupun dari luar.
Kayu penaga 🡪 sifat daging manusia.
Emas murni 🡪 kemuliaan dan kesucian Roh Kudus.
Jadi sifat daging sudah dibungkus oleh sifat Ilahi (kemuliaan dan kesucian Roh Kudus).
Inilah gambaran dari gereja TUHAN yang sempurna dan kualitas rohaninya sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai Pria Sorga (lahir dan batin).
Saudara, kita tidak perlu berputus asa dan berkata: apakah mungkin saya bisa suci apalagi sempurna, kualitas rohani sederajat dengan kualitas rohani Mempelai Laki-Laki Sorga? Jawabnya; segalanya mungkin bagi orang yang percaya, karena tidak ada yang mustahil bagi TUHAN asal mau mengangkat tangan tanda penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN untuk mengikuti jejak dari Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
BAGIAN KEDUA: Tutupan grafirat atau tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya, seluruhnya terbuat dari emas murni 🡪 Allah Trinitas di dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS yang adalah Mempelai Pria Sorga
Rinciannya...
Tutup grafirat 🡪 Yesus Anak Allah.
Kerub pertama 🡪 Allah Bapa.
Kerub kedua 🡪 Allah Roh Kudus.
Jadi, Tabut Perjanjian yang terdiri dari 2 (dua) bagian itulah;
Peti 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN
Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya yang seluruhnya terbuat dari emas 🡪 Allah Trinitas di dalam nama TUHAN Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga
Inilah TAKHTA ALLAH yang TUHAN maksud; akhirnya menjadi mempelai wanita TUHAN, satu kali masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Jadi, tutupan grafirat itu pas di atas peti perjanjian dan ukurannya persis, dengan lain kata kualitas rohaninya sederajat dengan Mempelai Laki-Laki.
Saudara, hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan nikah, dasarnya adalah kasih mempelai. Dimulai dari hubungan nikah rumah tangga; harus baik dan harmonis, kalau tidak, tidak mungkin hubungan kita dengan TUHAN sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga (Kepala) bisa terbangun. Jadi, hubungan kita dengan TUHAN adalah dalam hubungan nikah yang suci, barulah harmonis dalam nikah yang jasmani.
Itu sebabnya saya selalu menganjurkan kepada pemuda/pemudi, sebelum engkau menikah, berdoa banyak-banyak di ujung kaki salib, minta petunjuk dari TUHAN; dia ini tulang rusuk atau bukan? Kalau perempuan mencari pasangan yang salah, suamimu nanti bisa berada di tengah ibadah tetapi tidak mau berkaca lagi dengan Pengajaran Tabernakel dengan terangnya mempelai, sehingga dia tidak tahu lagi seperti apa kondisi rohaninya.
Sebaliknya, kalau engkau suami, seorang calon mencari pasangan yang tidak mau membangun hubungan dalam nikah, tidak mau berkaca kepada Pengajaran Tabernakel, biarpun ada di tengah ibadah, engkau tidak akan bisa melihat kondisi rohanimu seperti apa.
Jadi saudara, dimulai dari diri kita masing-masing.
Saudara jangan anggap enteng Firman Pengajaran dalam terangnya Tabernakel, kita harus berkaca ke sana. Banyak orang Kristen anggap enteng, tetapi lihat saja nanti, satu kali nanti semua akan terjawab. Hari ini TUHAN memberi kesempatan supaya kita berubah, jangan kesempatan ini disia-siakan lalu menganggap bisa selamat tanpa Pengajaran Tabernakel. Saya sampaikan dengan tandas: tidak ada yang sampai kepada TUHAN tanpa Pengajaran Tabernakel, sebab Yesus adalah Tabernakel sejati.
Jadi hati-hati saudara, jangan karena unsur-unsur dunia dengan segala yang ada di dalamnya engkau tidak mau berkaca dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jangan mencari pasangan karena unsur-unsur dunia yaitu; kedudukan, jabatan, pangkat dan harta.
Tidak perlu berkecil hati dengan pasangan hidupmu sekalipun nampaknya bagi dunia tidak ada apa-apanya, tetapi bagi TUHAN pasanganmu itu yang nanti akan membawa engkau terus berkaca kepada Firman Pengajaran Tabernakel, karena TUHAN sendiri yang meminta itu kepada Yehezkiel; hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-kesalahan mereka.
Sekali lagi saya tandaskan; saudara tidak boleh menganggap enteng Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
Sebagai orangtua, doakan anak-anakmu, katakan kepada mereka: kalau cari pasangan, cari pasangan yang membawa engkau berkaca kepada Firman Pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel supaya jangan binasa. Jangan hanya memikirkan hidup satu kali di bumi, pikirkan kehidupan kekal di dalam kerajaan Sorga.
Tetapi, berbahagialah mereka yang dahulu tidak memahami Pengajaran Tabernakel, akhirnya, oleh kemurahan TUHAN engkau tertangkap dan mau menerima (berkaca) kepada Pengajaran Tabernakel. Yang sudah menerima Pengajaran Tabernakel, jangan anggap enteng, jangan sia-siakan.
Sekali lagi saya tandaskan kepada orangtua; tajamkan anak-anakmu hari-hari ini dalam mencari pasangan, orang tua harus banyak menangis di kaki salib, pikirkan masa depannya. Akhir hidup ini kalau tidak neraka ya Sorga, jadi orangtua harus banyak menangisi dan banyak puasa, jangan anggap enteng ajaran ini.
Tentang:
BAIT SUCI MENJADI KEDIAMAN ALLAH, BILA BAIT SUCI ITU MENJADI TEMPAT TAPAK KAKI TUHAN (TUMPUAN KAKI TUHAN).
Mazmur 132:7
(132:7) "Mari kita pergi ke kediaman-Nya, sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya."
Doa penyembahan adalah tumpuan kaki TUHAN.
Pendeknya, untuk menjadi kediaman Allah kita harus hidup dalam doa penyembahan.
Sedangkan doa penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi atau disebut juga dengan puncak ibadah.
Jadi, dua klimaks yang dinantikan dan dihormati oleh TUHAN:
Menjadi sidang mempelai TUHAN (takhta Allah), itulah tabut perjanjian.
Berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) iitula doa penyembahan.
Itulah tumpuan kaki TUHAN.
Saudara, ketika leher ini digunakan untuk menundukkan kepala, tentu supaya kita semua menjadi tumpuan kaki TUHAN, di ujung kaki salib kita menyembah TUHAN.
Mazmur 99:5
(99:5) Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!
Doa penyembahan memang adalah tumpuan kaki TUHAN.
Mazmur 99:6
(99:6) Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka.
Doa penyembahan adalah sarana untuk membangun hubungan dengan TUHAN.
Kalau ibadah belum memuncak sampai kepada doa penyembahan, bagaimana kita mau membangun hubungan dengan TUHAN.
Namanya hubungan yang sudah terbangun, pasti ada sahut menyahut. Bapa utus Anak untuk melakukan kehendak Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, untuk minum cawan yang di dalamnya anggur, itulah kehendak Allah.
Terhadap kehendak Allah, Yesus berkata: “Ya Bapa” sebagaimana dalam Matius 27:50 -- Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Berseru itu doa, menyerahkan nyawa-Nya itu penyembahan. Lewat doa penyembahan ada hubungan yang terbangun (ada seruan). Bagaimana mungkin seruan kita didengar oleh TUHAN, hubungan kita terbangun sementara kita tidak sampai kepada doa penyembahan. Jadi, doa penyembahan adalah sarana yang efektif untuk membangun hubungan kita dengan TUHAN.
Kalau ibadah hanya begitu-begitu saja dengan TUHAN, bagaimana ia dapat membangun hubungannya dengan TUHAN? TUHAN tidak akan mungkin mendengar seruannya.
Ibrani 9:1-2 dengan perikop: Tempat kudus di bumi dan di Sorga
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
Musa membangun Tabernakel di bumi, sedangkan rasul Yohanes melihat Tabernakel di Sorga (di pulau Patmos) lalu dimantapkan oleh rasul Paulus, karena sekilas ada perbedaan antara Tabernakel di Sorga dan di bumi, tetapi dari cara rasul Paulus menjabarkan kita akan lihat nanti.
Kalau kita melihat Tabernakel di bumi, di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) alat, sepertinya bertolak belakang dengan apa yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos, sebab di sini rasul Yohanes melihat ada 2 macam alat, apakah itu menunjukkan suatu perbedaan? Tidak. Justru semakin memantapkan suatu pengertian.
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, artinya: doa penyembahan itu yang membawa kita berada di dalam kerajaan Sorga, itulah TUMPUAN KAKI TUHAN, sehingga di Ruangan Suci tidak ada lagi mezbah dengan cawan ukupan emas.
Kemudian, terdapat Tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas.
Berarti; kualitas rohani dari mempelai wanita TUHAN sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, itulah yang menjadi TAKHTA ALLAH.
Jadi, dengan dua hal ini Bait Suci menjadi kediaman Allah, karena;
Bait Suci sudah menjadi takhta Allah.
Bait suci sudah menjadi tumpuan kaki TUHAN (doa penyembahan)
Jadi mutlak, ini bukan ibadah buatan tangan manusia, ini ibadah dari Sorga turun ke bumi.
Oleh sebab itu, Pengajaran Tabernakel harus diterangkan supaya kita bisa melihat kondisi rohani kita. Kalau ada rasa malu berarti masih ada keinginan untuk berubah. Itu sebabnya TUHAN berkata: hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini.
Yesaya 66:1
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Jadi jelas, kita harus menggunakan Pengajaran Tabernakel supaya ibadah kita segambar dan serupa dengan ibadah di Sorga, ibadah ini tidak boleh dengan buatan tangan manusia.
Coba saudara lihat, Petrus dalam kebodohan pernah berkata kepada TUHAN; aku ingin membangun Tabernakel, tetapi sesungguhnya, yang berkuasa untuk membangun Tabernakel adalah Yesus Anak Allah (Matius 17:4-5)
Pendeknya, mendirikan ibadah itu tidak boleh buatan tangan manusia.
Kita tidak ada sebutan ibadah pertengahan minggu, tetapi gereja-gerjea sekarang ini ada ibadah pertengahan minggu, dimana ayat itu ada? Kalau kita berkaca kepada Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, yang saya tahu adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok yaitu;
Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas)
Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa)
Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja Roti Sajian)
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; ibadah harus menggunakan pola Tabernakel, tidak boleh dengan buatan tangan manusia. Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, kita bisa melihat kondisi rohani kita.
Imamat 26:11
(26:11) Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu.
Setelah kita berkaca dengan Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, hati TUHAN tidak lagi muak. Tetapi, kalau ibadah di tengah-tengahnya tidak ada Tabernakel; hati TUHAN muak.
Adakah saudara bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN?
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment