IBADAH RAYA MINGGU, 10 NOVEMBER 2024
Wahyu pasal 18
(Seri 5)
Subtema: MENJADI TUMPUAN KAKI TUHAN
Shalom saudaraku, selamat malam bagi kita semua, salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati Sabda Allah.
Saya berterimakasih kepada TUHAN karena TUHAN memberi umur panjang kepada kita semua, secara khusus malam ini kepada saya karena TUHAN memberi kesehatan berarti; ada kesempatan untuk datang menghadap TUHAN, menghadap hadirat TUHAN mendengarkan Firman TUHAN dan ada dalam pemerintahan-Nya, sehingga betul-betul kita semua adalah takhta Allah yang merupakan kediaman Allah itu sendiri. Saya tidak menyangka malam saya bisa berada di tempat ini, kita semua bertatap muka dalam kasih mesra, kasih dari Allah. TUHAN memberi kekuatan kepada saya tanpa saya duga-duga.
Namun, sampai sejauh mana nanti pemberitaan Firman TUHAN terimalah kelemahan saya ini dengan sabar saudara. Semestinya malam ini kita sudah harus melihat kediaamn Allah yang terdiri dari; takhta Allah minggu lalu sudah disampaikan, kemudian tapak kaki TUHAN itulah tumpuan kaki TUHAN. Tetapi, sejauh manapun Firman Allah disampaikan / diterangkan / kita bahas, kiranya TUHAN turut bekerja, TUHAN mengurapi Firman-Nya, sehingga betul-betul menggarap dan mengerjakan kehidupan kita pribadi lepas pribadi. TUHAN menjangku setiap kita yang hadir malam ini.
Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.
Wahyu 18:1
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Rasul Yohanes melihat malaikat lain turun dari Sorga.
Sebenernya, malaikat ini adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang juga disebut dalam Wahyu 10:1 Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
Kemudian, malaikat ini mempunyai kekuasaan besar sehingga bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Kalau berbicara terang jelas menunjuk
Bangsa yang terpilih itulah imamat rajani.
Bangsa yang kudus itulah umat kepunyaan Allah sendiri.
Sesuai dengan 1 Petrus 2:9 -- Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tugas dari terang yang ajaib: memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah itulah berita keselamatan yang telah dikerjakan oleh Yesus 2000 tahun lalu di atas kayu salib.
Perlu untuk diketahui:
Berita salib (Pengajaran salib) bukanlah teologi penderitaan yang seringkali dinarasikan oleh hamba-hamba TUHAN.
Sebab, jikalau seorang pemimpin jemaat mengatakan bahwa Pengajaran salib atau didikan salib adalah teologi penderitaan, maka ia akan mengklaim (membela diri) dirinya sebagai pemimpin jemaat yang bukan menganut teologi kemakmuran / kejayaan disebut juga dengan teori prosperity. Sementara ia sendiri..
Sibuk berbicara tentang hal-hal yang lahiriah.
Guyon (melucu).
Pengajaran salib sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang lahiriah, pengajaran salib kaitannya dengan Allah Bapa di Sorga. Itu sebabnya Yesus berkata; tidak ada seorangpun yang sampai ke Sorga tanpa melalui Kristus yang mati di kayu salib. Kemudian, Pengajaran Salib sama sekali tidak ada kaitannya dengan guyon dan lawak-lawak, karena Yesus mengerjakan keselamatan itu dengan serius, tangisan-Nya, penyembahan-Nya dan segala sesuatu yang Dia kerjakan serius, tidak ada bermain-main di situ.
Itulah hebatnya setan, halus sekali, tetapi pengertian atau kelicikan semacam ini hanya hikmat TUHAN yang bisa melihatnya. Orang bijak, orang pandai di dunia ini tidak mengerti yang seperti itu.
Kita kembali memperhatikan…
Wahyu 18:1
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Kita lihat hal serupa dalam….
Yehezkiel 43:2 dengan perikop: TUHAN kembali ke Bait Suci dalam kemuliaan.
(43:2) Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Jadi Yehezkiel 43:2 = Wahyu 18:1. Padahal jarak antara nabi Yehezkiel dengan rasul Yohanes sangat jauh sekali; terbentang berapa ribu tahun.
Sekarang kita lihat; proses bumi bersinar oleh kemuliaan-Nya….
Yehezkiel 43:3-5
(43:3) Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. (43:4) Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, (43:5) Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.
Kemuliaan Allah masuk di dalam Bait Suci melalui PINTU GERBANG yang ada di sebelah Timur
Perlu untuk diketahui:
Yesus adalah Pintu gerbang Sorga sebagaimana dalam Yohanes 14:6 -- Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yehezkiel 43:6-8
(43:6) Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku -- (43:7) dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati; (43:8) juga tidak dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang pintu-Ku atau mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang pintu-Ku, sehingga hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka. Mereka menajiskan nama-Ku yang kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang keji, maka dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku.
Oleh kemuliaan Allah, Bait Suci layak untuk menjadi kediaman Allah.
Tanda Bait Suci menjadi kediaman Allah:
Bait Suci menjadi takhta Allah.
Bait Suci menjadi tempat tapak kaki TUHAN (tumpuan kaki TUHAN).
Saudara, pada minggu yang lalu kita sudah membahas tentang TAKHTA ALLAH, dimana bangsa Israel harus membuat tabut dari kayu penaga (Keluaran 25:10).
Kenapa TUHAN memerintahkan bangsa Israel untuk membuat tabut dari kayu penaga?
Keluaran 25:22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Dari atas Tabut Perjanjian itu…
Allah berhadirat
Allah berbicara (berfirman)
Allah memerintah
Singkat kata, Tabut Perjanjian adalah takhta Allah.
Untuk meneguhkan hati kita, kita akan lihat mengenai TABUT PERJANJIAN.
Yeremia 3:16-17
(3:16) Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. (3:17) Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.
Takhta Allah yang sejati bukan lagi Tabut Perjanjian secara fisik, tetapi Yerusalem menjadi takhta Allah, sebab; di Yerusalemlah segala bangsa berkumpul dengan lain kata dihimpunkan oleh TUHAN untuk beribadah (berbakti) kepada Allah, yang disebut juga hari perhentian.
Jadi, ibadah dan pelayanan itulah takhta Allah. Kalau ada orang cendikiawan, orang pandai, sedang sibuk mencari tabut perjanjian, baik itu di Mesir, di Filistin atau di tanah Kanaan, itu adalah perbuatan yang sia-sia (tidak ada artinya), karena TUHAN tidak akan ijinkan itu ditemukan, karena orang tidak lagi membangun takhta Allah dengan tabut, tetapi Yerusalem tempat segala bangsa untuk beribadah, itulah takhta Allah.
Jadi, kalau kita disebut sebagai kediaman Allah / Bait Suci Allah berarti; kita semua harus menjadi takhta Allah. Kapan kita disebut sebagai takhta Allah? Saat kita dihimpunkan di Yerusalem, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebagai hari perhentian. Pada minggu yang lalu hal ini telah diterangkan, hal ini hanya sedikit tambahan untuk mengingatkan saja.
Doa saya dan kerinduan kita semua, biarlah kiranya kita betul-betul Bait Suci Allah, kediaman Allah untuk selama-lamanya, tetapi harus menjadi takhta Allah. Jangan karena baru pilek sedikit, kita mencari alasan untuk jauh dari hari perhentian, ternyata dia pergi ke arisan opungnya itu bukan takhta Allah.
Jadi, dengan pola Tabernakel ini semua jelas tidak kabur. Pilihan saya tentang Tabernakel ini sudah harga mati dan itu juga harus menjadi pilihan kita semua.
Kita lihat, apa tandanya Yerusalem itu takhta Allah…
Yeremia 3:18
(3:18) Pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.
Yehuda pergi kepada kaum Israel.
Hal ini jelas berbicara tentang kesatuan, sebab setelah matinya Salomo, maka takhta itu digantikan oleh anaknya Rehabeam, tetapi Rehabeam menyimpang ke kiri dan ke kanan, ia tidak mengikuti neneknya Daud, sehingga hati TUHAN sangat pilu.
Akhirnya, Yerobeam tampil dari Mesir sebab ia sempat melarikan diri dari Salomo, begitu ia mendengar Salomo mati, kerajaan itu digantikan oleh Rehabeam, dia tampil di Yerusalem lalu mengadakan kudeta; mengambil alih kedudukan sebagai raja sehingga kerajaan itu terpecah menjadi dua; 11 suku untuk kaum Israel, 1 suku itulah kaum Yehuda, itulah sedikit silsilahnya.
Dari situ kita bisa melihat bahwasanya; Yehuda pergi ke kaum Israel itu berbicara kesatuan di dalam kesatuan, maka anggota tubuh walaupun banyak dan berbeda-beda, nanti akan nampak sehati, sepikir, seia, sekata.
Kita semua perlu bersatu itu berarti; sehati, sepikir, seia, sekata, untuk mengerjakan keselamatan ini dengan takut dan gentar, apapun yang dipercayakan oleh TUHAN.
Kemudian Yehuda dan Israel meninggalkan negeri utara, selanjutnya berada di negeri yang dijanjikan oleh TUHAN menjadi milik pusaka.
Negeri utara 🡪 takhta iblis setan.
Mari kit selidiki….
Yesaya 14:13
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Mendirikan takhtaku jauh di sebelah utara 🡪 takhta setan.
Ketika hati ini menjadi takhta setan, yang paling gampang terlihat adalah dikit-dikit ngomel, marah, jengkel, lebih dalam lagi iri, dengki, benci, tidak ada kasih, pembiaran terhadap orang lemah dan orang susah, itukan takhta setan.
Tetapi lihatlah, kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Suci, lalu Bait Suci menjadi takhta Allah, akhirnya baik Yehuda ataupun Israel ada di negeri yang dijanjikan TUHAN sebagai milik pusaka, mereka meninggalkan utara pergi ke sebelah barat, tanah perjanjian milik pusaka.
Negeri yang dijanjikan untuk menjadi milik pusaka 🡪 takhta Allah.
Minggu yang lalu kita sudah membahas tetang takhta Allah ini.
Saudara, kita semua sekarang berada di tanah yang dijanjikan oleh TUHAN. Ibadah dan pelayanan ini adalah milik pusaka kita, dari sini kita menantikan kedatangan TUHAN; jangan jauh-jauh dari sini dengan lain kata; tetap tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tekun dalam tiga macam ibadah pokok sudah harga mati. Saya rindu supaya kita menjadi kediaman Allah untuk selama-lamanya, dengan alasan;
Kita layak menjadi takhta Allah.
Kita layak menjadi tapak kaki TUHAN (tumpuan kaki TUHAN).
Sekarang kita akan membahas tentang:
TEMPAT TAPAK KAKI TUHAN / TUMPUAN KAKI TUHAN
Kita semua pasti heran apa yang dimaksud dengan tumpuan kaki TUHAN.
Mazmur 132:7
(132:7) "Mari kita pergi ke kediaman-Nya, sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya."
Doa penyembahan ternyata adalah tumpuan kaki TUHAN.
Supaya kita lebih diyakinkan lagi….
Mazmur 99:5
(99:5) Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!
Kembali dinyatakan bahwa doa penyembahan adalah tumpuan kaki TUHAN.
Jadi, Mazmur 99:5 = Mazmur 132:7.
TUHAN rindu supaya kita semua menjadi tumpuan kaki TUHAN, berarti ibadah itu harus sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Yesaya 66:1-2
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? (66:2) Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.
Di sini dikatakan: langit adalah takhta Allah (tetapi kita tidak lagi membahas ini), kemudian bumi adalah tumpuan kaki TUHAN.
Saudara, bagaimana mungkin bumi bisa menjadi tumpuan kaki TUHAN? Sebab di atas tadi dikatakan: doa penyembahan adalah tumpuan kaki TUHAN, sedangkan pada ayat ini; bumi adalah tumpuan kaki TUHAN.
Sebenarnya, untuk menjadi tumpuan kaki TUHAN dengan menggunakan logika / akal manusia, itu mustahil. Alasannya; sebab TUHAN begitu mulia dan luhur, sedangkan manusia sudah penuh dengan dosa, untuk menyentuh kaki-Nya pun kita tidak layak, membuka tali kasut-Nya pun kita tidak layak, apalagi menjadi tumpuan kaki TUHAN, kita tidak ada apa-apanya.
Mari kita lihat…
Roma 5:12
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Dosa telah masuk ke dalam dunia (ke bumi) ini, oleh karena satu orang yaitu; Adam. Sedangkan upah dosa adalah maut.
Jadi, bagaimana mungkin manusia yang hina karena dosa menjadi tumpuan kaki dari satu pribadi yang mulia dan luhur? Sesuatu yang tidak masuk akal. Tetapi dalam Yesaya 66:1 tadi jelas dikatakan; bumi adalah tumpuan kaki TUHAN walaupun tidak masuk akal.
Roma 5:13
(5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Sebelum hukum Taurat ada, dengan lain kata; sebelum Musa menerima hukum yang tertulis dalam 2 loh batu di atas gunung Sinai, dosa itu sudah ada, tetapi dosa itu tidak diperhitungkan. Tetapi, setelah ada hukum Taurat; dosa itu diperhitungkan.
Berapa banyak dosa yang kita perbuat setiap hari? Coba saudara hitunglah; marah, berdusta, benci di hati, pura-pura baik di luar, dan lain sebagainya. Semua dosa itu bisa kita hitung karena adanya hukum Taurat. Berarti ini menimbulkan kecemasan, bagaimana kita mau kembali lagi ke Sorga bertemu kembali dengan Sang Mulia? Justru karena adanya hukum Taurat dosa itu diperhitungkan.
Itu sebabnya banyak orang di atas muka bumi ini tidak percaya diri dan berkata: mungkin tidak ya aku menjadi orang benar, bertobat, hidup suci, hidup benar, hidup mulia, bisa tidak ya aku tergembala? Kenapa ada pernyataan seperti itu? Ini adalah pertanyaan dari kehidupan yang sudah mulai cemas karena dosa sudah diperhitungkan. Coba kalau tidak ada dosa, enak sekali, berada di taman Eden menikmati keindahan dan kemurahan TUHAN. Itulah sebabnya di atas tadi saya katakan; mustahil kita menjadi tumpuan kaki TUHAN, tidak masuk akal kehidupan yang hina bisa berjumpa dengan TUHAN Yesus yang mulia dan luhur, kalau kita melihat Firman yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 5:14
(5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai zaman Musa, juga sampai sekarang.
Kenapa disebut zaman Musa, tidak disebut zaman Daud atau Daniel? Karena yang menerima hukum Taurat adalah Musa di atas gunung Sinai.
Sebagai tambahan sedikit; begitu anak lahir itu sudah langsung berdosa, itu namanya dosa turunan menurut ayat ini.
Jadi, saudara jangan pernah berkata kepada anak yang baru lahir: malaikat kecilku -- itu bukan malaikat.
Malaikat TUHAN adalah hamba TUHAN yang melayani pekerjaan TUHAN. Saya juga belum pernah melihat ayat; anak yang baru lahir adalah malaikat, tetapi gembala sidang selalu disebut dengan malaikat TUHAN / tangan Kanaan TUHAN.
Jadi, sekali lagi saya tandaskan, begitu anak lahir, dia sudah berdosa, itulah yang disebut dengan dosa warisan. Itu sebanya dalam 1 Petrus 1:18 mengatakan: Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
Roma 5:15
(5:15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
Karena satu orang, manusia jatuh ke dalam dosa, dan upah dosa adalah maut.
Tetapi, kasih karunia datang dari "Adam yang terakhir" yaitu; Yesus Kristus.
Jadi, pelanggaran Adam tidak sama dengan kasih karunia yang datang dari Adam yang terakhir yaitu; Yesus Kristus.
Adam yang pertama adalah manusia daging dari debu tanah
Tetapi Adam yang terakhir adalah Manusia Roh datang dari Sorga, DialahYesus Kristus.
Saudara, kalau kita bicara tentang kasih karunia, maka bisa melihat kasih karunia di mulai dari zaman Musa.
Keluaran 32:1 dengan perikop: Anak lembu emas
(32:1) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Bangsa Israel menuduh bahwa Musa menunda-nunda atau mengundur-undurkan diri turun dari gunung Sinai.
Saudara, hal yang serupa akan terjadi di hari-hari terakhir di dalam…
2 Petrus 2:3-4
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
Saudara, kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu.
Kalau dikaitkan dengan peta zaman, semestinya TUHAN memang sudah datang.
Zaman Allah Bapa dimulai dari Adam sampai Abraham; 2000 tahun pertama.
Zaman Anak Allah dimulai dari Abraham sampai Yesus mati dan naik ke Sorga; 2000 tahun kedua.
Zaman Allah Roh Kudus dari Yesus naik sampai Roh Kudus turun; 2000 tahun ketiga.
Bahkan sekarang sudah lebih dari 2000 tahun yang ketiga, seharusnya kita sudah masuk pada hari perhentian, tetapi kenapa TUHAN belum datang-datang?
Di atas tadi kita sudah melihat, pengejek-pengejek berkata: Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?
Artinya; pengejek menganggap TUHAN mengundur-undurkan diri datang dari Sorga, persis seperti kelakuan dari bangsa Israel saat menantikan turunya Musa dari gunung Sinai. Saudaraku, jangan kita seperti itu ya.
2 Petrus 2:5-7
(3:5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, (3:6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Saudara, sekarang memang langit dan bumi masih ada, tetapi satu kali semua yang ada di langit dan bumi yang pertama serta unsur-unsurnya akan dilempar ke neraka. Jadi, jangan kita seperti pengejek-pengejek, tidak mau tahu dengan apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Itulah kasih karunia yang dikaitkan dengan pribadi Musa.Tetapi lihatlah, mereka meminta “allah asing” untuk memimpin jalan mereka. Padahal, TUHAN mengeluarkan mereka dari tanah Mesir untuk di bawah ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub, bukan berhala (tidak ada allah asing).
Keluaran 32:7
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Kalau mereka menganggap Musa mengundur-undurkan waktu, ternyata karena mereka sudah rusak lakunya, tidak lagi bermoral.
Apa bukti telah rusak laku bangsa Israel?
Keluaran 32:8
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Mereka telah sujud menyembah anak lembu emas tuangan dan mengaku; inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir = tidak mengakui keberadaan TUHAN -- itu sangat sakit sekali rasanya.
Coba bayangkan, kedudukkan isteri tidak diakui suami, sakitnya minta ampun. Sebaliknya, kedudukkan suami tidak diakui oleh isteri (lebih mengakui yang lain-lain), itu lebih menyakitkan lagi. Demikianlah hati TUHAN pilu oleh karena rusaknya laku dari bangsa Israel yang sudah tidak beradab dan bermoral lagi.
Allah Trinitas itulah TUHAN Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga berarti; gereja yang sempurna itulah mempelai perempuan TUHAN. Kalau mempelai wanita TUHAN sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada berhala, dan berkata; inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, betapa pilunya hati TUHAN.
Jadi saudara, banyak orang Kristen tidak menyadari kalau kita sering membuat hati TUHAN pilu sepilu-pilunya, karena kita tidak melihat diri kita dari kaca Firman TUHAN. Sebenarnya, kita harus melihat segala sesuatu dari kacamata Firman TUHAN supaya tahu betapa pilunya hati TUHAN. Kita hanya melihat bahwa diri kita benar, oleh karena perbuatan kita yang mungkin banyak berbuat baik, tetapi sebetulnya, kita seringkali memilukan hati TUHAN.
Keluaran 32:9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Tegar tengkuk 🡪 tidak ada ketundukkan lagi kepada Allah Trinitas di dalam nama TUHAN Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga.
Saudaraku, seharusnya, mempelai perempuan TUHAN memiliki perhiasan rohani itulah ketundukkannya, bukan soal S1, S2 S3nya. Tetapi di sini kita melihat, bangsa Israel tegar tengkuk berarti; tidak bisa ditundukkan, seperti leher dicor dengan beton, sehingga kepala tidak bisa ditundukkan. Sekalipun mempunyai segudang kelebihan, tetapi ia tidak punya ketundukkan, ia tidak indah di mata TUHAN. Yang membuat mempelai perempuan indah adalah perhiasannya; tunduk.
Dalam Keluaran 19:5 bangsa Israel adalah milik kepunyaan TUHAN sendiri, berarti sudah menjadi mempelai TUHAN, tetapi tidak tunduk, bagaimana itu?
Mari kita lihat aktulisasi ketika mereka menyembah berhala anak lembu emas tuangan.
Keluaran 32:15-16
(32:15) Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. (32:16) Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
Musa naik ke gunung untuk menerima 2 loh batu, sekaligus menerima petunjuk untuk mendirikan Tabernakel, karena keduanya merupakan satu paket.
Itu sebabnya, dia berada dalam hadirat TUHAN di atas gunung TUHAN (gunung Sinai) itu selama 40 hari 40 malam.
Kalau tujuannya hanya untuk menerima 2 loh batu yang berisi 10 hukum Taurat, tidak sampai 1 hari, karena tangan TUHAN yang menuliskannya. Tetapi kenapa Musa harus berada di gunung Sinai selama 40 hari 40 malam? Karena di situ ia belajar di kaki salib untuk membangun Tabernakel sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ia terima dari TUHAN, sesuai dengan contoh teladan yang dia lihat dari Sorga. Jadi, Musa tidak bermain-main selama 40 hari 40 malam di atas gunung Sinai, tetapi Israel menuduh ia mengundur-undurkan waktu, demikian juga pengejek-pengejek; menganggap TUHAN lalai dalam menepati janji-Nya.
Keluaran 32:17-18
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." (32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, berarti; tidak kalah dan tidak menang, ini adalah gambaran dari orang yang suam (tidak panas dan tidak dingin). Padahal, kalau kita ada di medan perang sebagai prajurit TUHAN, maka kita akan berperang dan berkemenangan karena TUHAN yang akan berperang ganti kita.
Saudara, lihat orang yang suam, ketika dia kalah dia akan membalas; kamu sakiti saya, saya akan sakiti kamu, itu namanya berbalas-balasan, tetapi, di dalam TUHAN tidak seperti itu.
Keluaran 32:19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
Oleh karena penyembahan berhala dari bangsa Israel, akhirnya 2 loh batu yang ditangan Musa dipecahkan pada kaki gunung Sinai -- karena kesalahan Adam menjalar sampai zaman Musa dan sampai sekarang.
Saudaraku, Yesus Kristus adalah Roti hidup, Roti yang turun dari Sorga, Ia telah memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib karena dosa saya dan saudara. Jadi jelas, kasih karunia tidak berimbangan dengan pelanggaran oleh karena satu orang itulah dosa yang diperbuat oleh Adam.
Sungguh luar biasa apa yang terjadi, apa yang kita lihat malam ini. sungguh kasih karunia tidak berimbangan. Yesus mati karena dosa manusia dari Adam sampai zaman Musa dan sampai sekarang, inilah kasih karunia itu saudara.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Pendeknya, kasih karuina datang dari Adam terakhir (manusia kedua).
Lalu bagaimana akhirnya manusia berdosa ini menjadi tumpuan kaki TUHAN?
Prosesnya begini saudara, di atas tadi saya katakan bahwa Musa naik ke atas gunung Sinai bukan hanya menerima dua loh batu yang isinya 10 hukum. Tetapi, Musa naik ke atas gunung Sinai selama 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum, untuk menerima petunjuk dari Allah dalam rangka pembangunan Tabernakel.
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Saudara harus percaya ini tidak boleh tidak, karena ada saja hamba TUHAN dan pelayan-pelayan TUHAN yang berkata bahwa Tabernakel adalah produk perjanjian lama (tidak berlaku lagi). Loh, kita membangun hidup ini bukan lagi bentuk lahiriah seperti takhta Allah dalam bentuk tabut perjanjian fisik, tetapi yang kita bangun dalam bentuk rohani. Tetapi yang pasti, supaya ibadah dan pelayanan di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah dan pelayanan di Sorga, harus menggunakan pola Tabernakel.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel maka rohani kita akan dewasa, itulah Firman Allah yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani.
Kita lihat itu dalam….
Ibrani 6:1-3
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. (6:3) Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
Asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, antara lain:
Percaya, dalam pola Tabernakel terkena kepada PINTU GERBANG.
Dalam Yohanes 1:12; menerima Yesus berarti; percaya.
Bertobat dalam pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Bertobat adalah syarat mutlak untuk dibaptis, sebagaimana dalam Kisah Para Rasul 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Baptisan dalam pola Tabernakel terkena kepada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Baptisan air berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi, sesudah dibaptis darah, dibaptis air.
Lanjut dibaptis oleh Roh El Kudus, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU KEMAH.
Tetapi ini baru asas-asas pertama tentang ajaran Kristus.
Kembali kita membaca..
Ibrani 6:1
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
Beralih kepada perkembangannya yang penuh jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada BAIT SUCI ALLAH itulah RUANGAN SUCI dan RUANGAN MAHA SUCI. Inilah prosesnya supaya nanti kita menjadi “tumpuan kaki TUHAN” itulah doa penyembahan.
Kalau tidak menggunakan pola Tabernakel, nanti kita karang-karang sendiri doa penyembahan, tumpuan kaki TUHAN dan menyatakan bahwa gereja ini sudah berada dalam Ruangan Maha Suci, lalu bernyanyi; ku masuk ruang maha kudus, dengan darah Anak Domba, padahal, itu adalah pekerjaan dari Imam Besar Agung dengan lain kata; yang layak masuk ke dalam ruangan maha suci adalah Imam Besar Agung.
Jadi, setelah kita menerima asa pertama itulah percaya, bertobat, dibaptis air, penuh Roh Kudus, tidak boleh berhenti di situ, harus beralih kepada perkembangan selanjutnya dan tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus.
Saya sampaikan kembali, beralih kepada perkembangannya yang penuh jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada BAIT SUCI ALLAH itulah RUANGAN SUCI dan RUANGAN MAHA SUCI.
Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 macam alat 🡪 ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, yaitu:
MEJA ROTI SAJIAN EMAS 🡪 Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, berbicara soal iman = domba-domba diberi makan.
PELITA EMAS 🡪 Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, berbicara soal pengharapan = domba-domba diberi minum.
MEZBAH DUPA EMAS 🡪 Ibadah Doa Penyembahan = domba-domba diberi nafas hidup itulah kasih Allah.
Singkat kata, untuk sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Mari kita lihat ayat-ayat emas yang sering saya sampaikan…
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Puncak ibadah adalah doa penyembahan, mengapa demikian? Sebab doa penyembahan itu bagaikan dupa kemenyan yang dibakar di atas mezbah dupa, asapnya naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.
Jadi, lewat doa penyembahan; tirai terbelah dua dari atas sampai ke bawah (perobekan daging), maka jalan ke Sorga terbuka.
Mari kita kaitkan perobekan ini dalam…
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Berseru lalu menyerahkan nyawa adalah penyembahan.
Penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah.
Jangan sampai menyembah tetapi tidak sampai kepada penyerahan diri.
Dari pengertian yang kita dapat malam ini, alangkah dahsyatnya TUHAN kita. Coba saudara bayangkan, kalau tidak mendapat pengertian semacam ini (tidak menjadi takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN), apa jadinya hidup ini? Percuma ibadah di bumi ini.
Oleh sebab itu, sebagai isteri atau suami atau anak saling mendoakan supaya mendapat pengertian semacam ini.
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Menjadi tumpuan kaki TUHAN itulah doa penyembahan sudah harus menjadi harga mati saudara, tidak bisa lagi di tawar-tawar.
Sekali lagi saya tandaskan, apa jadinya orang Kristen beribadah tetapi tidak menjadi takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN, apa artinya? Jadi, dengan adanya pola Tabernakel ini, sangat akurat membawa kita masuk ke dalam kerajaan Sorga, di sisi sebelah kanan Allah Bapa. Jadi, bukan soal mujizat atau berkat-berkat.
Jadi, apa yang dilihat oleh rasul Yohanes di Pulau Patmos lalu diberitakan kepada kita, kemudian, hal yang serupa dilihat oleh nabi Yehezkiel beberapa ribu tahun sebelumnya, juga dinyatakan kepada kita malam ini; suatu hal yang harus kita syukuri. Pengertian ini membuat kita menjadi “lebih” dari pada yang lain. Bukan lebih karena kesombongan tetapi lebih karena kemurahan TUHAN.
Kepada yang kecil TUHAN sampaikan segala sesuatu, tetapi kepada yang merasa diri besar TUHAN tidak memberi tahu. Hanya orang yang sangkal diri dan pikul salib saja, yang TUHAN selamatkan. Betapa dahsyatnya TUHAN menyatakan kemurahan-Nya kepada kita, meskipun ayat ini berkali-kali kita baca.
Lalu pertanyaanya, apa boleh hanya tekun ibadah doa penyembahan? Kita hanya ambil puncak ibadahnya saja?
Jawabannya: tidak, tetap harus tekun dalam tiga macam ibadah. Alasannya…
Lukas 17:32-36
(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. (17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Tiga perkara bila dikaitkan dengan tiga alat dalam ruangan suci…
Tempat tidur; terkena kepada MEZBA DUPA 🡪 Ibadah Doa Penyembahan; yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan
Mengilang, terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN 🡪 Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci; yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan
Ladang, terkena kepada PELITA EMAS 🡪 Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh; yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan
Dari sini kita melihat, memang harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok untuk berada pada tinggkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan dengan lain kata; menjadi tumpuan kaki TUHAN.
Kita akan melihat, benarkah kita tumpuan kaki TUHAN?
Sebelum kita lihat fakta kebenarannya, terlebih dahulu saya sampaikan, Paulus pernah diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga yang disebut Firdaus. Di situ ia mendapat penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan yang dahsyat dan hebat (2 Korintus 12:1-2). Dan hal itu ia sampaikan kepada jemaat di Korintus dan diajarkan kepada jemaat di Ibrani.
Sekarang, kita lihat fakta kebenarannya dalam…
Ibrani 9:1-2
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus
Ini adalah Tabernakel Sorga yang diterima oleh rasul Paulus dan diajarkan kepada orang Ibrani. Sepertinya tidak sama dengan Tabernakel buatan Musa, karena pada hakekatnya, ada tiga alat dalam Ruangan Suci. Tetapi di sini kita melihat, hanya ada meja roti sajian dan pelita emas. Tetapi tidak ada yang simpang siur di sini, justru akan meyakinkan kita bahwa puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas
Jelas ini berbicara soal penyembahan, inilah tumpuan kaki TUHAN
Dan tabut perjanjian
Inilah takhta Allah itu.
Jadi, apa yang sudah kita terima malam ini bukan omong kosong. Bait Suci menjadi kediaman Allah oleh karena kemuliaan Allah, sebab Bait Suci sudah menjadi takhta Allah (tabut perjanjian) dan sudah menjadi tumpuan kaki TUHAN (doa penyembahan). semuanya ada di dalam ruangan maha suci (di dalam kerajaan Sorga).
Pendeknya, doa penyembahan yang akan membawa kita masuk ke dalam kerajaan Sorga. Itu sebabnya, di Tabernakel yang dilihat oleh rasul Paulus, di dalam Ruangan Suci tidak ada lagi mezbah dupa, sebab doa penyembahan telah membawa kita menembusi takhta Allah lewat perobekan daging.
Malam ini TUHAN sudah menjawab segala persoalan dan pergumulan, segala unek-unek dan pertanyaan-pertanyaan di dalam hati.; mungkinkah saya layak masuk Sorga TUAHN? Tetapi Firman TUHAN berkata: bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, bagi orang yang percaya tidak ada yang tidak mungkin, asal ikuti saja maunya TUHAN.
Beri diri digembalakan dalam Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, jangan beribadah dengan cara manusiawi, tidak bisa, sangat disayangkan, berapa banyak jiwa-jiwa yang akan binasa nanti. Kita sudah menggunakan pola, tetapi harus dihidupi, jangan hanya dilihat saja, kalau tidak dihidupi, sama saja.
Inilah tumpuan kaki TUHAN (doa penyembahan), semuanya sudah berada di dalam ruangan maha suci.
Sampaikanlah kerinduanmu kepada TUHAN yaitu; supaya kita menjadi takhta Allah (ada di tempat perhentian) dan menjadi tumpuan kaki TUHAN (doa penyembahan), jangan lagi ingin yang lain-lain, fokuskan diri kepada hal itu saja, selama hari masih siang, sebab tidak lama lagi hari gelap malam akan tiba. Puncak kegelapan adalah pada saat antikris menjadi raja selama 7 tahun puncaknya 3,5 tahun yang kedua. Jadi sudah seharusnya kita menjadi bait suci Allah dengan tandanya:
Menjadi takhta Allah
Menjadi tumpuan kaki Allah
Doa saya, kiranya dua hal tersebut terjadi dalam diri kita.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment