IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 29 MARET 2025
STUDY
YUSUF
KEJADIAN
43
Subtema:
TITIK NOL
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh
karena kemurahan hati TUHAN, kita dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN
yang kudus, beribadah dan melayani TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN dimanapun berada
bahkan Bapak/Ibu, Saudara/saudari lewat online atau live streaming atau video
internet baik dari Youtube maupun dari Facebook baik dari media sosial lainnya
yang dapat diakses.
Selanjutnya doa dan harapan kami kiranya damai sejahtera
dari Sorga memenuhi ruangan hati kita, memberi satu sukacita dan kita bahagia
saat duduk diam mendengarkan sabda Allah.
Kita sambut STUDY YUSUF sebagai FIRMAN penggembalaan untuk
Ibadah Kaum Muda Remaja. Namun tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan hati TUHAN
supaya FIRMAN yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas
pribadi.
Kejadian 43:24
(43:24)
Setelah orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf, diberikannyalah
air, supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya
makan.
Saudara-saudara Yusuf dibawa masuk ke dalam rumah Yusuf,
lalu kepada mereka diberikanlah air. Tujuannya:
Supaya mereka membasuh kaki.
Terkait dengan “membasuh
kaki” kita hubungkan dengan Yohanes 13.
Yohanes 13:4-5 -- Perikop: “Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya.”
(13:4)
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai
kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan
mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang
terikat pada pinggang-Nya itu.
Yesus menanggalkan
jubah-Nya dan mengikat pinggang-Nya.
Kemudian, Yesus mengisi sebuah basi atau
bokor dengan air, lalu mencuci kaki murid-murid-Nya satu per satu, tidak
ada yang dilewati-Nya.
Yohanes 13:6-7
(13:6) Maka
sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "TUHAN,
Engkau hendak membasuh kakiku?" (13:7)
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang,
tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Petrus merasa tidak layak ketika Yesus membasuh kakinya,
menunjukkan bahwa Petrus belum mengerti
apa maksud yang telah dikerjakan oleh TUHAN Yesus kepada murid-murid-Nya.
Namun, Yesus berkata kepada Petrus: “...
engkau akan mengertinya kelak."
Artinya satu kali nanti Petrus akan mengerti mengapa Yesus
harus membasuh kaki murid-murid.
Banyak perkara yang tidak dapat dimengerti, namun terjadi di
atas muka bumi ini.
Terkait dengan hal itu, kita perhatikan...
Yeremia 29:10
(29:10) Sebab
beginilah FIRMAN TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi
Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu
kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
Dari sini kita bisa melihat, ketika Israel dibuang ke Babel
selama tujuh puluh (70) tahun ternyata itu terjadi atas seizin TUHAN.
Nampaknya TUHAN itu jahat, tetapi TUHAN tahu apa yang Ia perbuat.
Yeremia 29:11
(29:11) Sebab
Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah FIRMAN TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
TUHAN tahu apa yang TUHAN kerjakan terkait dengan masa depan
kita. Yang pasti apa yang telah TUHAN kerjakan tujuannya adalah untuk
memberikan masa depan yang penuh pengharapan kepada kita. Tetapi kadang-kadang orang bermain-main, dia belum mengerti rencana TUHAN.
Kalau saja manusia mengerti rencana TUHAN maka dia akan tahu apa yang harus dia
perbuat.
Yeremia 29:12-14
(29:12) Dan
apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mendengarkan kamu; (29:13) apabila
kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati, (29:14)
Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah FIRMAN TUHAN, dan
Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala
bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah FIRMAN
TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah
membuang kamu. --
Terkait dengan rencana TUHAN/masa depan yang penuh harapan
yang dirancangkan TUHAN, maka:
-
Janganlah kita berhenti berseru
(berdoa), karena TUHAN pasti mendengarkan
doa-doa dan seruan kita.
-
Jangan berhenti untuk mencari TUHAN, karena kita akan menemukan Dia.
-
Jangan berhenti menanyakan TUHAN
dengan segenap hati.
Yohanes 13:8
(13:8) Kata
Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai
selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau,
engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Yesus memang membasuh kaki murid-murid supaya mereka mendapat bagian dalam tubuh Kristus.
Jadi meskipun pekerjaan itu nampak rendah dan hina, tetapi
demi kesatuan tubuh Kristus, Yesus rela merendahkan diri-Nya, bahkan rela
menjadi hina.
Maka, apabila kita menjadi jongosnya TUHAN tidak perlu
berkecil hati, tidak perlu malu, ngomel, dan mengeluh, memang hal itu harus
kita kerjakan demi terwujudnya pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, kita
semua menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
Buktinya:
-
Mula-mula
Yesus harus menanggalkan jubah-Nya (Yohanes 13:4) artinya: Yesus rela melepaskan segala reputasi-Nya.
-
Selanjutnya,
mengikat pinggangnya dengan sehelai kain lenan, artinya: Yesus mengambil rupa sebagai seorang hamba.
Melayani Tuhan dengan rendah hati.
Kita lihat perkara itu ditulis oleh Rasul Paulus lalu
diajarkan kepada jemaat di Filipi...
Filipi 2:5-7
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Hendaklah kita dalam hidup bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Mula-mula Ia melepaskan segala
reputasi-Nya; Dia yang mulia rela menjadi hina, buktinya adalah menderita
sengsara di atas kayu salib. Adapun reputasi yang Ia tinggalkan, antara lain:
-
Melepaskan
kemuliaan-Nya.
-
Meninggalkan
rumah-Nya di Sorga.
-
Meninggalkan
Bapa-Nya di Sorga.
-
Lalu
turun ke dunia.
Dengan berbuat demikian, maka sekarang Yesus telah mengosongkan diri-Nya.
Yesus tidak akan pernah kosong apabila segala isinya tidak dilepaskan,
reputasinya tidak dilepaskan.
Mengosongkan diri = menghampakan
diri. Hampa maksudnya adalah tidak bisa diraih, tidak bisa dipeluk.
Kita lihat tentang “MENGHAMPAKAN DIRI” dalam percakapan
Yesus dengan Nikodemus.
Yohanes 3:6-7
(3:6) Apa
yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh. (3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu
harus dilahirkan kembali.
Apa yang dilahirkan dari daging jelas itu adalah DAGING.
Sebaliknya, apa yang dilahirkan dari Roh, itu adalah ROH.
Tanda dilahirkan oleh Roh: Senantiasa memikirkan hal-hal dari Roh, itulah ibadah dan pelayanan
(perkara rohani / perkara di atas).
Itulah sebabnya, supaya Nikodemus menjadi manusia Roh, maka
ia harus dilahirkan kembali.
Kita semua lahir dari rahim ibu kita, apa yang dilahirkan
oleh daging adalah daging, tetapi supaya kita menjadi manusia rohani maka kita
harus dilahirkan dari Roh.
Kita lihat manusia nafsani menjadi manusia rohani...
Yohanes 3:8
(3:8) Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak
tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan
tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Orang yang menghampakan
diri adalah orang yang dilahirkan
dari Roh, berarti berserah sepenuhnya
kepada kehendak Allah.
Matius 26:39
(26:39) Maka
Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Terhadap kehendak Allah Bapa, Yesus berkata: “Ya Bapa”, berarti berserah penuh kepada kehendak Allah. Menunjukkan bahwa
Yesus Anak Allah telah menghampakan diri (mengosongkan diri).
Kalau Dia TUHAN, Dia tidak bisa diatur oleh siapapun, tetapi
sekalipun Dia Allah yang mulia, Dia telah melepaskan reputasi-Nya.
Perlu untuk diketahui: Mengosongkan diri atau menghampakan diri sama dengan berada pada titik
nol (titik nadir). Ketika kita direndahkan dan tetap berdiam diri maka sama
dengan sudah berada di titik nol.
Pengalaman kematian itu berada pada titik terendah itulah
titik nol; mengalami derita namun mulut tetap tertutup (tidak terbuka), ini
adalah pengalaman yang sangat berat sekali. Menjalankan hidup seperti ini berat
sekali, jangankan direndahkan, diusik sedikit saja, rasanya darah langsung naik
ke ubun-ubun.
Namun, TUHAN kita sudah mengosongkan diri, sudah berada pada
titik nadir walaupun itu sangat berat sekali.
Kita bersyukur memiliki TUHAN yang sangat mulia sekali, apa
jadinya apabila kita tidak memiliki TUHAN, sama seperti orang di luar TUHAN,
hidupnya tidak berharga sekalipun mereka nampaknya menjaga reputasinya dengan
segala bakat/kelebihan-kelebihan mereka. Sesungguhnya kehidupan seperti itu
tidaklah berharga, yang membuat kita berharga adalah karena TUHAN SANGAT MULIA.
Dampak positif mengosongkan diri: Layak bagi TUHAN dan layak
untuk dipakai oleh TUHAN.
Kejadian 1:1-2 -- Perikop: “Allah menciptakan langit dan
bumi serta isinya.”
(1:1) Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Permukaan air → Titik nol atau titik terendah (titik
nadir).
Menjalankan kehidupan seperti ini berat, namun justru disitulah
Roh Allah melayang-layang, Roh Allah bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya.
-
TUHAN
Yesus berada di atas muka bumi selama tiga puluh tiga tahun setengah.
-
TUHAN
memulai pekerjaan-Nya setelah berumur tiga puluh tahun.
Yesus bekerja, Dia mengerjakan pekerjaan TUHAN, Dia adalah
tabib, Dia menyembuhkan segala penyakit, antara lain; yang lumpuh berjalan,
yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu berbicara. Kemudian dengan
karunia mujizat, Dia melepaskan orang-orang yang terikat dengan Iblis/Setan.
Sekalipun dalam pekerjaan-Nya Yesus menyembuhkan orang sakit
dan melakukan mujizat, namun Yesus tidak pernah mengatakan “sudah selesai.”
Yesus akan berkata “sudah selesai” pada saat Yesus menderita sengsara
dan mati di atas kayu salib. Intinya; sesudah Yesus meminum anggur asam
-- melakukan kehendak Allah, cawan Allah isinya darah – sesudah Ia melakukan
penebusan atas dosa dunia, barulah Ia berkata; “Sudah selesai.”
Itu sebabnya Yesus harus mengosongkan diri (berada pada
titik nol) walaupun itu sangat berat sekali, tujuannya untuk menyelesaikan
pekerjaan Allah, antara lain:
a.
Bumi belum berbentuk.
Kalau kita mengingat masa lalu kita,
sebelum terpanggil (sebelum tergembala), bagaimana bentuk kehidupan rohani
kita; tidak karu-karuan, acak-acakan, belum sama bentuknya dengan Allah = belum
berbentuk.
b.
Masih kosong.
Sekarang TUHAN mau isi dan malam ini
kita telah diisi oleh FIRMAN Allah bersama dengan Roh Allah dalam naungan
kasih-Nya, dan diisi dengan segala kekayaan Sorgawi. Karena dari Sorga, Yesus
turun ke bumi untuk membawa berkat rohani, kekayaan sorgawi sebagaimana yang
tertulis di dalam Efesus 1:3.
Kita butuh diisi dengan berkat
rohani dari Sorga, sebab yang lahiriah ini bersifat sementara dan tidak akan
sanggup menolong kita, tidak akan sanggup membawa kita kembali ke tempat semula
darimana kita dibuang. Jadi jangan kita persalahkan TUHAN dan rencana-Nya. Tadi
kita sudah membaca Israel dibuang ke Babel, diperbudak selama 70 tahun dan itu
diijinkan oleh Tuhan, supaya bangsa Israel belajar dari pengalaman-pengalaman
hidup, Tuhan mendidik kita demi masa depan yang penuh pengharapan.
c.
Gelap gulita menutupi samudera raya.
Iblis atau setan adalah penguasa
kegelapan. Dunia saat ini sedang dikuasai oleh kegelapan, namun sekalipun
demikian kita datang kepada terang yang ajaib, ada di tengah ibadah dan
pelayanan.
Demikianlah dahulu kehidupan kita masing-masing
sebelum terpanggil oleh TUHAN, sebelum tinggal di dalam TUHAN.
Filipi 2:7
(2:7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Setelah mengosongkan diri, selanjutnya Yesus MENGAMBIL RUPA HAMBA.
Keterangan: MENGAMBIL RUPA HAMBA.
Tidak mungkin sampai pada rupa hamba kalau tidak terlebih
dahulu mengosongkan diri. Tidak mungkin Yesus berada pada titik terendah kalau
Yesus tidak melepaskan reputasi-Nya. Jadi ini merupakan mata rantai yang tidak
boleh terputus.
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah
juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap
terbesar di antara mereka.
Terjadinya pertengkaran
di antara murid-murid, latar belakangnya adalah masing-masing menganggap diri lebih besar; lebih benar, lebih suci, lebih baik.
Lukas 22:25
(22:25) Yesus
berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Berusaha untuk menjadi yang terbesar atau mengambil rupa
tuan itu adalah roh antikris. Kalau
mengambil rupa tuan, itu sinyal bahwa Roh antikris menguasai dia. Maka ketika
ada percikan-percikan pertengkaran, ingat tepis itu roh antikris. Jadi roh
antikris itu menimbulkan pertengkaran.
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi
kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah
menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Pada ayat ini tampak dengan jelas rupa hamba, antara lain:
-
Yang terbesar menjadi sebagai yang
paling muda.
Muda = Tidak merasa tua / tidak
merasa senior, superior, dan tidak merasa mempunyai banyak pengalaman sekalipun
memiliki banyak pengalaman.
-
Pemimpin sebagai pelayan, berarti tidak hanya bisa mengatur-atur,
tidak hanya tahu ngomong saja, tetapi juga bertindak.
Lukas 22:27
(22:27) Sebab
siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia
yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Kepada murid-murid Yesus
mengajarkan rupa hamba karena Yesus
telah mengambil rupa hamba. Kalau hanya ngomong saja, itu tidak benar,
tetapi Yesus telah mengambil rupa hamba itu sebabnya Yesus bisa mengajarkan
rupa hamba kepada murid-murid.
Rupa hamba artinya; yang terbesar sebagai yang paling muda, pemimpin
sebagai pelayan.
Itulah yang telah diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.
Untuk mengambil rupa hamba, Yesus Kristus terlebih dahulu
menjadi sama dengan manusia.
Keterangan: MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Ibrani 2:14-15 – Perikop: “Yesus seketika lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat.”
(2:14) Karena anak-anak itu adalah
anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan
mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis,
yang berkuasa atas maut; (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut.
Yesus mendapat bagian dalam keadaan sebagai manusia. Hal ini
terkait dengan penebusan dan pendamaian dosa dunia yang dikerjakan Yesus di
atas kayu salib.
Jadi, dunia atau manusia yang berdosa tidak mungkin berdamai
dengan Allah kalau Yesus tidak menjadi manusia.
Ibrani 2:16-17
(2:16) Sebab
sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan
Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya
Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
TUHAN mengasihi manusia (keturunan Abraham), bukan
malaikat-malaikat. Itu sebabnya Ia harus menjadi sama dengan manusia supaya Ia
menjadi Imam Besar.
Tugas Imam Besar Agung: Melayani, berdoa, dan
memperdamaikan dosa manusia, menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Pengantara
antara Allah dengan manusia. Tugas pengantara mendamaikan manusia dengan Allah,
manusia tidak akan kembali kepada Allah kalau tidak ada pengantara. Jadi kita
harus bersyukur berterima kasih terhadap jasa dari pengantara, kita harus beri
hormat terhadap jasa dari seorang pengantara karena tanpa pengantara kita tidak
akan sampai kepada Bapa di Sorga.
Pengantara ini sangat berjasa kepada kita, Dia telah
mempertaruhkan segala sesuatunya untuk kita.
Jadi Dia betul-betul telah melayani, menaikkan doa
syafaatnya, memperdamaikan dosa kita. Kita juga harus begitu, sungguh-sungguh
melayani, sungguh-sungguh berseru dalam doa, sungguh-sungguh menjadi
pendamaian. Harus menjadi pengantara, jangan bertengkar terus satu dengan yang lain.
Ayat referensi: 1 Yohanes 2:1-2, 1 Timotius 2:5-6, 2 Korintus
5:18-19.
Jadi imam-imam diutus untuk membawa pelayanan pendamaian dan berita pendamaian, jangan bawa
berita-berita yang lain (berita hoax). Dari sikap dan perbuatan kita, kalau
memang kita diutus menjadi pendamaian pasti ada berita pendamaian dari
perbuatan kita. Jangan menghambat penyerahan diri orang lain, ijinkan orang
lain fokus dalam penyerahannya kepada TUHAN, jangan kita menjadi batu
sandungan. Kita juga jangan tersandung sekalipun ada batu sandungan, fokuskan
diri pada penyerahan diri sepenuhnya, kita diutus di tempat ini supaya menyerah
sepenuhnya kepada TUHAN.
Pendeknya, sebagai Imam Besar Agung, Yesus telah memimpin
ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Tujuan TUHAN memimpin ibadah kita sampai puncaknya adalah karena satu kali di
depan, kita akan menghadapi pencobaan, batu sandungan yang besar, puncaknya
pada saat antikris menjadi raja selama tiga tahun setengah di atas bumi ini.
Ketika antikris menjadi raja atas seantero dunia itu adalah puncak pencobaan,
pada masa itu banyak anak-anak TUHAN tersandung.
Jadi untuk melewati puncak pencobaan (batu sandungan yang
besar) maka kita harus sampai pada puncak ibadah; doa penyembahan.
Jadi dari sini kita bisa melihat kalau pada akhirnya gereja TUHAN
dibawa sampai pada puncak ibadah; itulah doa penyembahan, itu karena kemurahan hati
TUHAN, itu karena jasa dari pengantara tadi. Hormatilah jasa dari pengantara
tadi saudara.
Filipi 2:8
(2:8) Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Sebagai manusia Ia telah merendahkan dirinya, taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib, menunjukkan Yesus adalah Imam Besar
Agung yang setia.
Ibrani 2:17
(2:17) Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia
kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Mau setia kepada Allah? Itu doa
dan harapan saya; Setialah kepada Allah demi masa depan yang penuh pengharapan.
Kalau sudah tahu seperti itu, maka setia sajalah kepada
Allah; taruh belas kasihan kepada sesama, setia kepada Allah, Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment