KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 3, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 31 MARET 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 31 MARET 2025


WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:21

(Seri 4)


Tema: SUARA KILANGAN TIDAK AKAN TERDENGAR LAGI


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat TUHAN, kita semua dikumpulkan di gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap TUHAN, lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai kesaksian Roh, termasuk juga kesaksian dari koor kaum muda. 


Puji nama TUHAN, saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari, yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet, baik dari Youtube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat diakses atau dipergunakan dengan baik, TUHAN mengurapi saudara di sana. Selanjutnya, kiranya damai sejahtera memenuhi ruangan ini, ruangan hati kita, dan saudara yang turut bergabung lewat online dimanapun berada, untuk memberi satu sukacita dan kita boleh merasakan suasana Sorga saat kita duduk diam mendengarkan Firman TUHAN. 

Jangan lupa, berdoa dalam Roh, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kita, pribadi lepas pribadi.


Selayaknya kita mengucap syukur kepada TUHAN, karena TUHAN beri kesehatan dan umur panjang, apalagi jelas hari-hari ini kita sudah berada pada petang hari, artinya; tidak lama lagi gelap malam akan tiba, di sana tidak ada lagi orang dapat bekerja untuk mengerjakan keselamatan, tidak ada lagi kesempatan bagi kita semua. Jadi, selagi masih ada kesempatan yang tinggal sedikit ini, marilah gunakan dengan sebaik-baiknya.


Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh

Wahyu 18:21 --- Perikop: “Babel tidak akan bangkit lagi”

(18:21) Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.


Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah ke tempat yang paling rendah dan hina, sehingga ia tidak akan ditemukan lagi / tidak akan bangkit lagi untuk selama-lamanya.

Pendeknya, kebinasaan terjadi di negeri Babel serta segala sesuatu yang ada di dalamnya, yakni; segala kemuliaan dan kemewahan-kemewahan, serta keindahan-keindahannya. Itu sebabnya, kita tidak boleh terlena dengan segala sesuatu yang telah disuguhkan oleh dunia ini. Itu berarti; kesenangan / sukacita yang berasal dari dunia ini tidak ditemukan lagi.


Saudara, jauh sebelumnya hal ini telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia.

Yeremia 51:24 --- Perikop: “Hukuman TUHAN atas Babel”

(51:24) Namun Aku akan membalaskan kepada Babel dan kepada segenap penduduk negeri orang Kasdim segala kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap Sion, di depan matamu sendiri, demikianlah firman TUHAN.


Penghukuman terjadi atas negeri Babel, dan penghukuman tersebut merupakan pembalasan dari TUHAN, sebab Babel telah berlaku jahat terhadap Sion. Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, oleh sebab itu, jangan kita berlaku fasik dan jahat dihadapan TUHAN karena kebenaran diri sendiri.


Yeremia 51:25

(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.


Adapun kejahatan Babel nampak dari tabiat / karakternya yakni sebagai: GUNUNG PEMUSNAH. Gunung 🡪 penyembahan / tingkat ibadah yang tertinggi.

Namun, penyembahan dari Babel bertujuan untuk memusnahkan Sion dan gunungnya. Hal itu terlihat dengan jelas, sebab di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas 🡪 penyembahan, namun isinya adalah kenajisan percabulan dan kekejian (Wahyu 17:4). 


PRAKTEK KEKEJIAN: Mengabaikan korban sehari-hari

Korban sehari-hari 🡪 korban sembelihan dan korban santapan.

  • Korban sembelihan 🡪 ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban Kristus.

Jadi, ibadah harus ditandai dengan darah. Ibadah tanpa darah itu namanya ibadah palsu. Demikian juga imam-imam, ada di tengah-tengahnya, untuk mengambil bagian dalam pelayanan, harus ditandai dengan korban. Sebab, pelayanan tanpa korban (darah), disebutlah itu pelayanan yang palsu. Itu sebabnya, nabi-nabi palsu disebut pembuat kejahatan, sebab, mereka sibuk dengan karunia-karunia tetapi mengabaikan kehendak Allah. Yesus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, itu kehendak Allah. 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan, ibadah tanpa darah itu palsu, sekalipun terjadi mujizat, tetap palsu di mata TUHAN,

Oleh sebab itu, naikkanlah rasa syukur kita manakala kita menjalankan ibadah yang sesuai dengan kehendak Allah. Jangan kita hapuskan korban sembelihan itu.

  • Korban santapan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar yaitu; Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan = ayat menjelaskan ayat, ayat satu menjelaskan ayat yang lain sampai nanti rahasianya dibukakan itulah Firman yang diurapi. Jadi, di tengah ibadah harus ada korban santapan, dengan lain kata; menikmati Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar. Kalau ibadah tanpa korban santapan = pelayanan dan ibadah yang palsu.


PRAKTEK KENAJISAN PERCABULAN: Bangsa-bangsa, raja-raja, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh hawa nafsu perempuan Babel.

Pendeknya, semua bangsa dengan berbagai lapisan masyarakat telah mabuk anggur hawa nafsu percabulan perempuan Babel. Gereja TUHAN memang harus mabuk, tetapi karena minum anggur dari Sorga, itu berarti; Roh Allah yang suci dengan sepenuhnya memegang kendali atas seluruh aspek kehidupan kita sekaliannya. Dan itu adalah satu tanda bahwa kita telah diperkaya oleh kekayaan dan kelimpahan Sorgawi.

Orang miskin tidak sanggup berbuat apa-apa, makanya orang miskin stress terus wajahnya. Bicara soal memberi sudah langsung stress, kenapa? Karena dia miksin. Tetapi, biarpun kita tidak punya, belajar untuk memberi dari kekurangan, betul-betul kita orang kaya oleh kelimpahan kekayaan dari Sorgawi, karena kita semua mabuk dari anggur Sorgawi, inilah suasana Sorga. 


Pendeknya kita sudah melihat dengan jelas bahwasanya Babel adalah gunung pemusnah


Yeremia 51:25

(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.


Tadinya Babel disebut sebagai gunung pemusnah, namun pada akhirnya menjadi gunung api yang telah padam. Sebab, oleh tangan TUHAN yang teracung, Babel telah digulingkan dari bukit batu, itulah gunung yang tinggi ke tempat yang paling rendah dan hina.


Jadi, siapa yang meninggikan diri, satu kali akan direndahkan. Sebaliknya, kehidupan yang merendahkan diri, satu kali akan ditinggikan di tempat yang paling tinggi. Oleh sebab itu, belajar merendahkan diri dihadapan TUHAN. Berbuat baik belum tentu disebut orang yang rendah hati, karena bisa saja orang berbuat baik karena ada sesuatu, itu bukan kerendahan di hati. Jadi, kerendahan di hati adalah ketika ia mau menyangkal diri dan memikul salibnya, sudah pasti rendah hati.

Sekali lagi saya sampaikan, berbuat baik belum tentu rendah hati, karena bisa jadi kepentingannya ada di situ. Tetapi, orang yang berdiam diri pada saat sangkal diri dan pikul salib, itu tanda rendah hati, satu kali ia akan ditinggikan di tempat yang tinggi.Tetapi orang yang meninggikan diri satu kali akan digulingkan dari bukit batu, digulingkan dari semarak yang dipertahankan selama ia hidup di bumi ini.

Jadi, segala sesuatu ada masanya, ada waktunya. ada waktunya menangis, ada waktunya tertawa (Pengkhotbah 3:1-4).


Wahyu 18:22-23

(18:22) Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. (18:23) Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."


Babel adalah gunung api yang telah padam, buktinya: tiga hal pokok tidak lagi ditemukan di dalamnya.

YANG PERTAMA: Suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalamnya.


Dampak negatif tanpa penyembahan: seorang ahli dalam kesenian tidak akan muncul (tampil) di tengah-tengahnya.

Biarlah kita dipimpin oleh TUHAN, sebab Dia adalah Imam Besar Agung, yang senantiasa memimpin ibadah kita, hidup rohani kita sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan. Manakala ibadah kita sudah sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan, pasti dari situ akan tampil sesuatu ahli dalam kesenian. Baik itu seni tarik suara, seni lukis, seni musik, seni untuk membangun / menggambarkan / melukiskan tubuh Kristus yang sempurna, indah, elok di pemandangan TUHAN. Kalau ibadah tidak sampai penyembahan, hidupnya begitu-begitu saja, di pikiran ini yang terkait dengan daging saja. Tidak akan muncul di dalam dirinya sebagai seorang yang ahli dalam kesenian.


Saya sebagai pemimpin jemaat / gembala sidang berdoa, supaya ada kerelaan hati untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Dimana ibadah kita dibawa sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, sehingga kita menjadi ahli dalam kesenian; menjadi guru sekolah minggu, guru zangkoor, guru seni tari dan seterusnya. Jadi, ibadah jangan monoton, ibadah begitu-begitu saja, melayani tetapi ibadah tidak sampai kepada penyembahan. 

Biarlah kiranya kita semua ada gairah sehingga ibadah ini terus memimpin kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Yang monoton itu membosankan hidup, tetapi kalau menjadi ahli seni, pasti hidupnya indah, menurut Firman TUHAN.


Saudara, pada minggu yang lalu, bagian yang pertama (doa penyembahan), hal itu sudah kita bahas bersama.

Babel adalah gunung api yang telah padam, buktinya: tiga hal pokok tidak lagi ditemukan di dalamnya.

YANG KEDUA: Suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalamnya.

Pendeknya, suara penggilingan batu kilangan tidak terdengar lagi di dalam kota yang sudah dimusnahkan, itulah kota Babel.


Terkait dengan hal pokok yang kedua ini, mari kita belajar bersama-sama dari….

Yesaya 47:1 --- Perikop: “Keruntuhan Babel”

(47:1) Turunlah dan duduklah di atas debu, hai anak dara, puteri Babel! Duduklah di tanah dengan tidak bertakhta, hai puteri Kasdim! Sebab engkau tidak akan disebutkan lagi manis dan genit.


Setelah digulingkan, perempuan Babel duduk di atas debu, duduk di tanah dengan tidak bertakhta = hina tanpa semarak.

Ini pembalasan dari TUHAN, karena awalnya dia manis tapi genit, menjadi gunung pemusnah. 

Jadi, gunung pemusnah itu genit, dia sodorkan segala sesuatunya, supaya semua bangsa di bumi dengan berbagai lapisan hidup berada di dalam kelimpahan dengan lain kata; menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu percabulan perempuan Babel, akhirnya, dia menjadi hina di mata TUHAN


Tetapi sebaliknya, kalau ikut TUHAN, awalnya kita hina dan direndahkan karena salib, tetapi, pada akhirnya dipermuliakan, ditingikan setinggi-tingginya. Pilih mana, awalnya genit manja seperti perempuan Babel dengan semaraknya, tetapi pada akhirnya direndahkan, atau sebaliknya, pada awalnya kita rendah dan hina karena salib, namun pada akhirnya ditinggikan? Kalau ia orang bijaksana, ia akan mengambil keputusan yang tepat, dari sejak awal ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan ikut THUAN selama-lamanya. Sebab Alkitab berkata; akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya…. (Pengkhotbah 7:8). Itu sebabnya, kerajaan Sorga itu adalah pertandingan rohani; yang terdahulu menjadi terkemudian dan terkemudian menjadi terdahulu. Jadi, pengikutan kita adalah pertandingan iman.


Yesaya 47:2-4

(47:2) Ambillah batu kilangan dan gilinglah tepung, bukalah kerudungmu; angkatlah sarungmu, singkapkanlah paha, seberangilah sungai-sungai! (47:3) Biarlah auratmu tersingkap dan aibmu kelihatan! Aku akan mengadakan pembalasan dan tidak menyayangkan seorang pun, (47:4) kata Penebus kami, TUHAN semesta alam nama-Nya, Yang Mahakudus, Allah Israel.


Suara batu kilangan tidak terdengar lagi, sebab TUHAN telah menghukum dan mempermalukan perempuan Babel; menyingkapkan auratnya dan memperlihatkan aibnya. Padahal kita tahu bahwa, batu kilangan itu untuk menggiling jelai atau gandum sehingga menjadi tepung, sesudah itu diremas sampai lumat untuk menjadi roti, tetapi perkara itu tidak ada lagi, tidak mungkin lagi terjadi, karena suara kilangan tidak terdengar lagi di dalamnya.


Coba saudara bayangkan, ibadah tanpa pembukaan Firman, apa yang terjadi? Masing-masing hidup dalam kebenaran diri sendiri. Dampaknya; gontok-gontokan / ribut suami isteri, itu karena kebenaran diri sendiri, itu adalah kerugian. Selama batu kilangan masih terdengar, itu adalah sukacita mempelai; suami isteri tetap menjadi satu. Kalau ada masalah, tetap terselesaikan, selama batu kilangan terdengar di dalamnya. 


Pengkhotbah 12:1-4  --- Perikop: “Nasihat bagi pemuda-pemudi”

(12:1) Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", (12:2) sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, (12:3) pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, (12:4) dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,


Bila suara kilangan tidak terdengar lagi, maka yang terjadi adalah;

  1. Perempuan-perempuan yang melihat dari jendela; matanya kabur.

Artinya; tidak dapat melihat masa depan yang jelas. Jendela rumah = kisi-kisi, yakni pembukaan rahasia Firman. 

Jadi, dengan adanya pembukaan rahasia Firman Allah, kita bisa dapat melihat masa depan dengan jelas. 

Pendeknya, masa depan yang indah dan penuh pengharapan, kabur dari matanya, alias tidak jelas lagi; masa depan tidak jelas lagi di matanya, Sorga itu tidak jelas lagi di matanya, sudah kabur.


Amsal 7:4-5

(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.


Kenapa kita harus lebih dekat dengan Yesus Kristus yang telah memecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib dari pada saudara sedaging? Karena Dialah yang menyelamatkan / menolong / melepaskan kita dari 2 (dua) perempuan yang ada di dalam kitab Wahyu, yaitu:

  1. Perempuan jalang, itulah perempuan Babel; hidup dalam kenajisan percabulan.

  2. Perempuan asing, itulah perempuan Izabel, gambaran dari nabi-nabi palsu.

Jadi, kita butuh hikmat, itulah pembukaan rahasia Firman. Yesus telah memecahkan diri-Nya, segenap hidup-Nya di atas kayu salib, itulah Firman yang dibukakan, Dialah sanak kita, sahabat kita. Dalam kesesakan sahabat mengerti kita (Amsal 17:17). Yang membela kita adalah Firman yang dibukakan. 


Amsal 7:6-8

(7:6) Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku, (7:7) kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, (7:8) yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu,


Teruna / anak muda yang tidak berakal budi, kakinya cepat melangkah menuju ke rumah perempuan jalang dan perempuan asing

  • Perempuan jalang 🡪 antikris, gambaran dari perempuan Babel.

  • Perempuan asing 🡪 nabi-nabi palsu, gambaran dari perempuan Izebel.

  • Sedangkan teruna yang tidak berakal budi 🡪 gereja yang belum dewasa, sehingga tidak bisa melihat masa depan yang jelas.

Andaikata teruna ini melihat masa depan dengan jelas, tidaklah mungkin kakinya cepat-cepat melangkah kepada perempuan jalang dan perempuan asing, dia akan tetap dan bertahan di dalam rumah TUHAN, sebagaimana kita malam ini ada di dalam rumah TUHAN.


Tetaplah berdoa kepada TUHAN, jangan sampai rumah TUHAN ini dikuasai oleh perempuan jalang dan peremuan asing. Biarpun gereja kita sederhana dan kecil, yang terpenting perempuan jalang dan perempuan asing tidak ada di dalamnya.


Amsal 7:10-12

(7:10) Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; (7:11) cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah, (7:12) sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang.


Tabiat dari perempuan jalang dan perempuan asing adalah; menghadang disetiap tikungan.

Setiap tikungan 🡪 setiap kelengahan-kelengahan dari anak-anak TUHAN. Oleh sebab itu, jangan lengah! Tetaplah berpegang teguh pada Firman Pengajaran dalam terang Tabernakel.


Adakalanya kita lengah, di dalam doa kita menangis dan berkata; kami orang jahat, banyak dosa, tetapi saat pulang ke rumah lupa lagi terhadap Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel yang telah dia doakan, yang telah dia syukuri dalam doanya, itulah tikungan / kelengahan. Tetapi, oleh karena kemurahan TUHAN, kita semua diingatkan kembali oleh TUHAN. 


Amsal 7:13-15

(7:13) Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: (7:14) "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. (7:15) Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau.


Perempuan Babel sesaat memberi kenikmatan, kemudian menjanjikan antara lain:

  • Keselamatan.

Saudara, yang kita tahu keselamatan itu ada di dalam Yesus Kristus.

Sebagai contoh; Yesus telah menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir. Karena TUHAN telah menyelamatkan kita oleh korban-Nya, sekarang kita tidak perlu lagi mencari keselamatan. Tugas kita adalah; mengerjakan keselamatan, dengan lain kata; memberi diri dalam penyucian, tetapi penyucian bukan lewat berkat gaji satu bulan. Terkadang orang terkecoh, dia menganggap berkat gaji satu bulan atau bisnis berhasil adalah keselamatan, salah total. Keselamatan tidak diukur dari berkat gaji satu bulan atau berkat dari hasil usaha, itu adalah akal-akalan dari perempuan Babel.

  • Pembayaran nazar.

Perlu untuk diketahui, di luar TUHAN tidak ada keselamatan dan TUHAN juga sudah menjadi nazir. Karena dia sudah menjadi nazir, maka, kita juga harus menjadi nazir; mengkhususkan diri kepada TUHAN.

Biarpun seseorang mempunyai harta dan segala-galanya, sesungguhnya itu bukan sesuatu yang dijadikan nazar. Tetapi, yang dijadikan nazar adalah mengkhususkan diri kepada TUHAN. 

Kalau kita nazir Allah, kita mengkhususkan diri kepada TUHAN, seperti hamba-hamba TUHAN termasuk Simson, dari kandungan sudah dikhususkan kepada TUHAN. Sebagai tanda nazir, rambutnya tidak boleh dicukur supaya kekuasaan TUHAN tetap ada di dalam diri kita. Tetapi mamon / uang, tidak boleh berkuasa atas kita. 

Jadi, pernyataan perempuan Babel adalah pernyataan yang salah / keliru total.

Oleh sebab itu, biarlah kita mengkhususkan diri kepada TUHAN, jangan khususkan diri kepada harta, itu suatu kekeliruan.


Amsal 7:19-22

(7:19) Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, (7:20) sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama."(7:21) Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. (7:22) Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum,


Rayuan perempuan jalang, mengakibatkan:

  • Seperti lembu dibawa ke pejagalan.

Pejagalan adalah daging yang dipotong-potong, siap untuk disantap.

  • Seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum

Jangan melepaskan diri dari ikatan Roh demi kebebasan dunia, sebab itu adalah jerat / ikatan untuk selanjutnya dihukum.


TUHAN tidak rela melihat kita seperti daging dipotong-potong lalu disantap oleh setan tritunggal. TUHAN tidak rela kita menginginkan kebebasan dunia, karena itu adalah jerat. Kalau seseorang sudah masuk dalam jerat / perangkap, ujung-ujungnya dihukum, dan itu maunya setan. Biarlah kiranya kita semua tetap terikat dengan kegiatan Roh, jangan berpikir untuk melepaskan diri.


Amsal 7:23

(7:23) sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam.


Sesungguhnya, kenajisan percabulan adalah ancaman maut.

Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, biarlah suara kilangan itu tetap terdengar, jangan sampai suara kilangan tidak terdengar lagi, itu adalah kerugian yang besar. 


Bila suara kilangan tidak terdengar lagi, maka yang terjadi adalah;

  1. Suara menjadi seperti kicauan burung.

Artinya: hidupnya terganggu oleh kicauan-kicauan burung, itulah kenajisan percabulan.

Satu kali TUHAN berkata; “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Karena tubuh sudah dikuasai serigala (kejahatan) dan dikuasai burung (kenajisan percabulan). Burung tidak bisa membunuh, tetapi kicauannya itulah “cicat cicut cicat cicut” cukup mengganggu konsentrasi dari anak-anak TUHAN, sehingga perhatian dan penyerahan diri terganggu (terhambat).


Saya menghimbau untuk kita semua, biarlah kita saling mendoakan, supaya kita semua bertumbuh bersama di dalam TUHAN, jangan menjadi penganggu, supaya orang lain konsentrasi dengan sepenuhnya di dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Jangan hidup kita seperti kicauan burung. Yang TUHAN mau supaya kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN, menjadi milik TUHAN seperti anak kecil.


Segera kita membaca….

Lukas 18:15-17 --- Perikop: “Yesus memberkati anak-anak”

(18:15) Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. (18:16) Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (18:17) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."


Penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN, sama seperti anak kecil, dengan lain kata; mau merendahkan diri dan mau menjadi kecil dihadapan TUHAN. Jelas hal ini menunjuk orang yang sedang menyambut kerajaan Sorga.

Jadi, untuk menyambut kerajaan Sorga harus mau menjadi kecil. Siapa yang mau menjadi kecil? Itulah yang berada dalam penyerahan diri sepenuhnya. Jadi, penyerahan diri ini jangan dihambat, penyerahan orang lain juga jangan dihambat, jangan seperti burung yang berkicau kepada penyerahan diri orang lain. Hati-hati, di depan nampak baik tetapi di belakang tidak; itu menghambat penyerahan diri orang lain, itu adalah kicauan burung-burung. Manusia tidak mati kalau dipatuk burung, tetapi burung cukup mengganggu penyerahan diri orang lain. Jadi, kalau suara kilangan tidak terdengar lagi dengan lain kata, pembukaan rahasia Firman tidak ada lagi, maka nanti yang terdengar adalah kicauan burung dan itu cukup mengganggu konsentrasi dan penyerahan diri kita dan orang lain.


Sekali lagi saya tandaskan, untuk pemuda pemudi yang diutus ke tempat ini, hendaknya, engkau bertumbuh di dalam TUHAN. Jangan sampai penyerahan mu terhambat karena kicauan burung, judi online, rokok, pergaulan bebas dan lain sebagainya, tidak ada artinya engkau diutus ke tempat ini. Harapan orang tuamu besar kepada TUHAN, tetapi kalau itu putus; hancurlah hati orangtuamu. Begitu juga dengan pemudi-pemudi, jangan suka tebar pesona, nampak baik padahal menghambat penyerahan orang lain. Tetapi laki-laki juga jangan bodoh, jangan terpesona dengan tebar pesona. Oleh sebab itu dewasalah, sebab hanya orang dewasa yang sanggup menghadapi kicauan burung.


DAMPAK NEGATIF BILA SUARA KILANGAN TIDAK TERDENGAR

Yeremia 25:10-11 --- Perikop: “Yehuda akan dibuang ke Babel tujuh puluh tahun lamanya”

(25:10) Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan dan cahaya pelita. (25:11) Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.


Maka seluruh negeri menjadi...

  • Reruntuhan 

  • Ketandusan

Perlu untuk diketahui, hidup kita disebut bangunan rohani; tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota.


1 Korintus 12:12-16 --- Perikop: “Banyak anggota, tetapi satu tubuh”

(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. (12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?


Tubuh itu satu, tetapi anggota-anggotanya banyak; ada kepala, kaki, tangan, dan seterusnya.

Kemudian, di sini kita melihat 2 (dua) perkara:

  • Ada satu anggota tubuh merasa minder, karena berada di tempat yang paling rendah, itulah kaki.

Minder = rendah diri, dan itu tidak baik (dosa). Minder sama sekali tidak ada kaitannya dengan kerendahan di hati.

Orang minder kalau satu kali kaya, pasti dia sombong. Kenapa seseorang minder? Karena dia tidak punya, kalau dia punya, pasti sombong. Jadi, minder ini bisa memisahkan diri dari anggota tubuh yang lain.

  • Salah satu anggota tubuh, yang merasa dikesampingkan karena tidak berada di bagian depan seperti mata, ini juga dosa. Kalau kita merasa dikesampingkan, lalu, karena merasa dikesampingkan kita memisahkan diri dari ibadah, kita memisahkan diri dari tengah-tengah tubuh Kristus, itu dosa dan kesalahan yang besar.

Pendeknya, karena minder / rendah diri dan juga merasa dikesampingkan maka; terpisah dari anggota tubuh Kristus, terjadilah keruntuhan. Kalau keruntuhan terjadi, yang terjadi hanyalah kekacauan.


Jadi saudara, yang penting bagi kita adalah sangkal diri dan pikul salib, tidak usah minder sekalipu direndahkan, tidak usah merasa dikesampingkan karena tidak berada di posisi yang terdepan. Yang seringkali berpikir negatif dengan salib di Golgota, menangislah malam ini. Diajar membawa korban lalu tidak paham, menangislah malam ini, itu bisa menimbulkan keruntuhan. 


Selain keruntuhan juga terjadi ketandusan. Tandus = kering-kering rohani.


Mari kita lihat “kering kering rohani” dalam…

Yohanes 15:1-4 --- Perikop: “Pokok anggur yang benar”

(15:1) "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. (15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. (15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.


Yesus adalah pokok anggur yang benar, dan kita adalah ranting-rantingnya, dan ranting harus melekat pada pokok supaya ranting menghasilkan buah dan kalau semakin dibersihkan / disucikan, maka semakin menghasilkan buah yang banyak.


Yohanes 15:5

(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.


Kalau ranting melekat pada pokok anggur, disebutlah itu persekutuan dengan TUHAN, maka ia akan berbuah banyak.

Tetapi, ada juga persekutuan ranting dengan ranting sama dengan persekutuan dengan sesama. Jangan kita egois lagi saudaraku, didoakan mau, tetapi memperhatikan orang lain tidak mau, itu tidak boleh.


Yohanes 15:6

(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.


Tanpa persekutuan dengan TUHAN sama seperti ranting menjadi kering-kering rohani, sehingga tidak menghasilkan buah yang manis bagi TUHAN dengan lain kata; hidupnya tidak pernah bisa dicicipi dihadapan TUHAN. 

Inilah yang dimaksud kehidupan yang tandus (kering-kering rohani) karena hidup tanpa persekutuan dengan TUHAN.


Akhirnya saudara…

Keluaran 11:5

(11:5) Maka tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir akan mati, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung budak perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga segala anak sulung hewan.


Kalau suara kilangan tidak terdengar lagi = kematian anak sulung.

  • Israel dijadikan oleh TUHAN sebagai anak sulung. 

  • Lewi diangkat menjadi anak sulung

  • Bangsa kafir juga diangkat menjadi anak sulung, oleh karena kemurahan.


Tugas anak sulung:

  1. Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.

  2. Menjadi pendamaian.

Tetapi, kalau suara kilangan itu tidak terdengar lagi, itu seperti kematian anak sulung. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, supaya kita jangan turut binasa. 


Supaya jangan binasa, JALAN KELUARNYA.

Bilangan 11:7-8--- Perikop: “TUHAN berjanji memberi daging”

(11:7) Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. (11:8) Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng. 


Kalau suara batu kilangan itu masih terdengar, maka ada kehidupan.

Gandum harus digiling sampai halus, jelas harus digiling sampai halus, termasuk roti manna juga harus digiling sampai hangus, lalu diolah menjadi panganan yang baik, yang enak rasanya, seperti panganan yang digoreng. 


Demikian juga ketika Musa mentahbiskan Harun dengan anak-anaknya, yang dituntut oleh TUHAN, selain 3 (tiga) korban binatang, juga 3 (tiga) ketul roti, semuanya berasal dari tepung yang terbaik, tepung gandum yang sudah digiling halus, sebagaimana dalam Keluaran 29:2 --- roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Jadi saudara, selama batu kilangan itu masih terdengar, kita pasti dipelihara oleh TUHAN, sebab roti yang tidak beragi, roti bundar, roti tipis, semuanya diolah, diremas, dilumat dari tepung yang terbaik, sampai akhirnya kita ditahbiskan oleh TUHAN sebagai imamat rajani, suatu bangsa yang besar.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment