IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 1 APRIL 2025
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 19)
Subtema: JANGANLAH MELAKUKAN PERCABULAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus Kristus, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, tentu saja sesudah kita diteguhkan oleh Firman Allah.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan / diakses. Doa dan harapan kita, kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi ruangan ini dan hati kita dan juga saudara yang mengikuti secara online, untuk memberi satu sukacita dan bahagia di dalam hal mendengarkan Sabda Allah. Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN memang telah menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka di padang gurun.
Yang dibinasakan adalah; orang-orang yang tidak percaya.
Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya
Saudara, kita tahu persis kisah tentang bangsa Israel dibebaskan / diselamatkan dari tanah Mesir. Namun kisah tersebut sengaja diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus), untuk mengingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya tidak binasa di tengah perjalanannya menuju kerajaan Sorga.
Jadi, hari-hari ini adalah hari-hari terakhir dimana perjalanan kita sedang mengarah atau menuju kerajaan Sorga. Jangan sampai kita binasa di tengah perjalanan menuju kerajaan Sorga. Supaya, segala sesuatu yang telah dikerjakan oleh TUHAN dan yang telah kita kerjakan sampai sejauh ini, tidak menjadi sia-sia.
Rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10.
Ayat 1-4 intinya; umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan).
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, meskipun mereka telah diselamatkan dari tanah Mesir. Bagian yang terbesar → generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir.
TUHAN tidak berkenan kepada mereka karena mereka adalah orang-orang yang tidak percaya.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang dialami bangsa Israel di padang gurun adalah contoh di hari-hari terakhir ini untuk memperingatkan supaya...
Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).
Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Saudara, setelah kita membahas bagian A-B, malam ini kita akan membahas bagian C.
Keterangan: JANGANLAH KITA MELAKUKAN PERCABULAN
Kisah ini ditulis dengan jelas di dalam kitab Musa yang keempat yaitu; Bilangan 25:1-18 --- Perikop: “Israel menyembah Baal-Peor.”
Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Berzinah berarti; mengadakan hubungan antara laki-laki dengan perempuan tanpa ikatan pernikahan.
Sedangkan, bangsa Moab termasuk perempuan-perempuan Moab adalah bangsa yang dilahirkan dalam kenajisan.
Ayat referensi: Kejadian 19:35-37
1 Korintus 6:13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Tubuh pasangannya bukan percabulan melainkan TUHAN, dan TUHAN untuk tubuh.
Dari sini kita dapat melihat bahwa TUHAN sangat mendambakan semua manusia lebih dari semua makhluk baik yang ada...
Di Sorga, itulah para malaikat
Di bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya
Di bawah bumi (alam barzakh)
Ibrani 2:16
(2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
Sesungguhnya, TUHAN mengasihani keturunan Abraham lebih dari para malaikat di Sorga.
Ibrani 2:17-18
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Di sini kita melihat, Yesus memang harus menjadi manusia, selantjunya rela menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Karena Ia telah ditetapkan oleh Allah sebagai pengantara, Dia adalah Imam Besar Agung. Sebagai Imam Besar Agung menunjukan bahwa….
Ia telah menaruh belas kasihan kepada manusia.
Menunjukkan kesetiaan-Nya kepada Allah.
Jadi jelas sekali, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa TUHAN lebih mengasihi manusia lebih dari pada malaikat di Sorga. Kalau malaikat berbuat dosa, secepatnya akan berubah menjadi setan, artinya; tidak ada pengampunan karena darah Yesus tidak berlaku bagi malaikat yang berbuat dosa. Tetapi, kalau kita berdosa, TUHAN Yesus dijadikan sebagai pengantara antara Allah dan manusia, Dia mengerjakan penebusan pendamaian atas dosa dunia (1 Yohanes 2:2).
Jadi, jangan ragu lagi dengan kasih sayang dan kasih setia, serta kemurahan yang dinyatakan kepada kita. Dengan lain kata; jangan sia-siakan kemurahan TUHAN, jangan sia-siakan ibadah dan pelayanan ini. Imam-imam, hargai ibadah dan pelayanan, serta karunia-karunia jabatan yang dipercayakan, sebab kedatangan TUHAN tidak lama lagi.
Oleh sebab itu, berkali-kali saya sampaikan; pemuda dan pemudi cari pasangan yang seimbang, supaya pasanganmu itu jangan menjadi halangan untuk datang beribadah. Ibadah ini adalah kereta api untuk membawa kita ke Sorga, seperti Elia naik ke Sorga karena kereta berapi.
Pemuda-pemudi, banyak dengar-dengaran supaya masa depanmu baik. Jangan salah, setan menyediakan alasan berkeranjang-keranjang dan alasan itu selalu tepat dan benar. Jadi jangan mau terkecoh dengan alasan yang dibuat oleh setan.
Yakobus 4:4
(4:4) Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Bersahabat dengan dunia ini menjadikan dirinya musuh Allah.
Pendeknya, meterai dari musuh Allah: bersahabat dengan dunia
Yakobus 4:5
(4:5) Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
Roh Allah atau Roh Kudus yang di tempatkan di dalam diri kita, sebetulnya, diingini Allah dengan cemburu.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa; tubuh untuk TUHAN dan TUHAN untuk tubuh, sebab tubuh adalah tempat Roh Allah beraktivitas.
Roma 8:11
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Jika Roh Allah diam di dalam diri kita, maka kita akan berada dalam suasana kebangkitan.
TUHAN mau hidupkan kita sekaliannya supaya kita berada dalam suasana kebangkitan, berarti menghargai ibadah dan pelayanan. Tetapi lihatlah, laki-laki dari bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, berarti TUHAN sangat cemburu sekali. Sebab Alkitab berkata; tubuh untuk TUHAN dan TUHAN untuk tubuh, karena TUHAN sudah menyatakan diri-Nya kepada kita.
Saudara, kalau TUHAN membinasakan bangsa Israel di padang gurun, jelas karena mereka tidak tahu mengucap syukur kepada TUHAN. TUHAN telah menyelamatkan mereka dari tanah Mesir, tetapi tiba di padang gurun mereka secepatnya menyimpang ke kiri dan ke kanan sehingga TUHAN membinasakan bagian yang terbesar di padang gurun.
Jadi, TUHAN menempatkan Roh-Nya dalam diri kita supaya kita ada dalam suasana kebangkitan, berarti; menghargai ibadah dan pelayanan dan yang terkait dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, supaya kita hidup. Kalau jauh dari ibadah tidak hidup, pasti mati, tetapi aneh, banyak orang menginginkan kebinasaan.
Kita kembali membaca…
1 Korintus 6:14-15
(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
TUHAN tidak rela menyerahkan anggota tubuh-Nya kepada percabulan. Itu sebabnya TUHAN menempatkan Roh-Nya dalam hidup kita, supaya kita ada dalam suasana kebangkitan, berarti; menghargai ibadah dan pelayanan dan segala sesuatu yang ada di dalamnya supaya kita hidup. Tidak ada cara lain supaya kita memperoleh hidup kekal, selain aktivitas / kegiatan dari Roh Allah yang suci. Itu sebabnya, di luar TUHAN kita tidak dapat berbuat apa-apa.
1 Korintus 6:16
(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
Perlu untuk diketahui, siapa yang mengikatkan dirinya dengan perempuan cabul, akan menjadi satu tubuh dengan dia (akan menjadi satu daging). Seperti laki-laki dari bangsa Israel berbuat zinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Contoh satu daging dengan perempuan cabul:
Wahyu 18:3 --- Perikop: “Jatuhnya Babel”
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Bangsa-bangsa dari berbagai lapisan masyarakat telah mabuk dari anggur perempuan cabul (perempuan Babel). Demikain juga….
Raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia.
Pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.
Itu sebabnya tidak sedikit orang Kristen meninggalkan TUHAN supaya ia menjadi seorang pemimpin di bumi ini, bahkan supaya menjadi orang terkenal di bumi ini, maka ia harus menjual TUHAN Yesus, ia harus berlaku cabul dengan perempuan Babel. Termasuk pedagang-pedagang, supaya kaya, ia harus berlaku cabul dengan perempuan Babel; tinggalkan jam-jam ibadah hanya untuk meraup keuntungan, itu roh dari kenajisan percabulan.
Ciri-ciri menyatu dengan perempuan Babel:
Bilangan 25:1-3
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
Bangsa Israel turut menyembah allah orang Moab, itulah Baal-Peor. Itu berarti, bangsa Israel turut menyembah berhala orang Moab.
Baal-Peor adalah dewi kesuburan; kesuburan bagi rahim seorang perempuan dan juga kesuburan bagi ladang, yang menyebabkan orang bisa lupa kepada TUHAN.
Di daerah-daerah juga seperti itu saudara, di tanah Batak, di Bali juga begitu, di Jawa juga begitu disebut kejawen. Supaya ladang subur atau rahim anak perempuannya subur, maka mereka mempersembahkan sesajen-sesajen.
Akhirnya, Baal-Peor inilah yang menyebabkan orang-orang lupa kepada Allah yang hidup, Allah yang Esa, satu-satunya yang mengerjakan pendamaian atas dosa. Tetapi kita tidaklah seperti itu, jangan lupa kepada TUHAN.
Praktek lupa kepada TUHAN:
Bangsa Israel turut makan dari korban sembelihan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor.
Malam ini kita semua turut makan dari korban persembahan yang dipersembahkan oleh TUHAN 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib. Oleh karena korban itu kita turut makan bersama dengan Dia lewat Ibadah Doa Penyembahan malam ini, bersukacitalah di dalam TUHAN, nikmati saja kemurahan-kemurahan TUHAN.
Ulangan 4:1--- Perikop: “Musa menasihati bangsa itu memelihara hukum Allah”
(4:1) "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.
Syarat untuk tinggal di negeri perjanjian: memperhatikan ketetapan Firman Allah.
Ulangan 4:2-4
(4:2) Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. (4:3) Matamu sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab TUHAN, Allahmu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang yang mengikuti Baal-Peor, (4:4) sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari ini.
Baal-Peor menyebabkan orang-orang menambahi dan mengurangkan Firman TUHAN.
Berarti, yang dinikmati disini bukanlah korban santapan seutuhnya, bukanlah ketetapan Firman Allah seutuhnya, kenapa? Karena mereka telah menikmati korban sembelihan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor.
Firman Allah yang ditambahkan artinya; menyampaikan satu ayat Firman Allah lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia → ajaran nabi-nabi palsu.
Firman yang dikurangkan, artinya; Pengajaran salib diganti dengan 2 (dua) hal, antara lain:
Teori prosperity, yaitu; ajaran tentang kemakmuran dan kelimpahan-kelimpahan.
Tanda-tanda heran, mujizat-mujizat palsu
Hal ini menunjuk kepada ajaran antikris,
Pengertian lain dari...
Firman Allah yang ditambahkan 🡪 Taurat TUHAN ditambah dengan ajaran adat istiadat 🡪 ragi Farisi.
Kalau dalam adonan ditambah ragi, maka adonan itu kelihatan berkembang. Ibadah ditambah dengan hal-hal lahiriah, adat istiadat, pengertian-pengertian yang lain, dia akan berkembang, tetapi dalamnya banyak rongga-rongga / tempat-tempt yang kosong, sehingga, ketika ada tekanan, ujian yang menghimpit dan menekan, maka roti yang berkembang tadi akan segera mengkisut. Tetapi, roti tanpa ragi, yang diolah dengan minyak, kalau dilempar ke lantai tidak akan bergeser kemana-mana, akan pakem sekali di dalam hati kita masing-masing, walaupun terasa sakit,
Itulah yang seharusnya kita nikmati; roti yang diolah dengan minyak dari tepung yang terbaik.
Jadi, tepung yang terbaik, yang diolah dengan minyak, itulah Firman Allah yang diurapi; ayat satu menerangkan ayat yang lain, bila disampaikan memang begitu terasa sakit, tetapi, padat dengan lain kata; rohani kuat mengalami pencobaan, sampai puncak pencobaan. Tetapi lihat, karena Baal-Peor akhirnya mereka turut makan dari korban sembelihan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor.
Firman Allah yang dikurangkan → ragi Saduki yakni; tidak percaya dengan kebangkitan.
Akibatnya: mereka percaya kepada dosa kawin mengawinkan. Sama seperti tujuh saudara-bersaudara menikah dengan satu perempuan sebagaimana dalam Matius 22:22-25.
Akibat satu daging dengan percabulan
Bilangan 25:3
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
Israel dimurkai oleh TUHAN. Dimurkai berarti; berujung kepada kebinasaan
jalan keluar supaya jangan binasa
Ulangan 4:5-6
(4:5) Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. (4:6) Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
Intinya, kita harus menikmati korban santapan, itulah Firman Allah yang diajarkan oleh Musa kepada bangsa Israel.
Tujuannya: supaya mereka menjadi bangsa yang besar.
Doa dan harapan saya, supaya kelurga besar GPT “Betania” menjadi bagian dari bangsa yang besar.
Tanda bangsa yang besar: bijaksana dan berakal budi.
Inilah jalan keluarnya, tidak ada lagi jalan keluar yang lain. Nikmatilah korban santapan, itulah Firman yang diurapi; ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, jangan ditambahi atau dikurangkan, supaya menjadi bangsa yang besar, tidak lupa asal usulnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bermartabat, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa asal usulnya, dia ingat jalan ceritanya bagaimana TUHAN menolong dan menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir.
Kita semua telah dipelihara oleh TUHAN lewat kandang penggembalaan ini bukan? Tidak boleh dilupakan, oleh sebab itu tekunlah tiga macam ibadah pokok. Itulah bangsa yang besar, yang tidak melupakan sejarah hidupnya bersama dengan TUHAN, seperti TUHAN menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir, tanah perbudakan. Sepanjang Israel ada di Mesir, sepanjang itu juga mereka akan tetap dalam perhambaan dosa. Budak adalah bangsa yang hina. Budak adalah hamba yang tidak merdeka, hina, bukan bangsa yang besar. Tetapi, TUHAN mau menjadikan kita sebagai bangsa yang besar, tandanya; bijaksana dan berakal budi.
Kita lihat soal bangsa yang bijaksana…
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang yang bijaksana sama seperti bintang-bintang di langit. Satu kali bintang-bintang ini akan menjadi milik mempelai TUHAN. Sementara, mempelai TUHAN adalah milik kepunyaan Allah sendiri.
Tugas bintang-bintang: menuntun banyak orang kepada kebenaran. Jadi jelas, orang yang bijaksana dan berakal budi → orang-orang yang melayani (imamat rajani).
Keluaran 32:8-10
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." (32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. (32:10) Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Bintang-bintang di langit / orang-orang yang diurapi → imamat rajani.
Tugasnya; menuntun banyak orang sampai kepada kebenaran.
Padahal sebetulnya, Musa sendiri adalah bangsa Israel. Tetapi, ketika TUHAN hendak memurkai bangsa Israel. TUHAN berkata kepada Musa; “engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Jadi ternyata, kita tidak boleh hanya datang sekedar beribadah. Karena, untuk menjadi bangsa yang besar, harus menjadi imamat rajani, bintang-bintang di langit, kehidupan yang diurapi oleh TUHAN.
Berarti, menjadi imamat rajani untuk melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya, sudah menjadi harga mati. Kalau tidak menjadi imamat rajani, berarti bukan bangsa yang besar. Kalau dia hamba dosa = hamba yang hina, bukan bangsa yang besar. Jadi saudara, pelayanan itu sudah menjadi harga mati, karena kita menjadi suatu bangsa yang besar, disebutlah itu bangsa yang berakal budi dan bijaksana. Oleh sebab itu, layanilah TUHAN dan pekerjaan-Nya, serta menjadi pendamaian sampai titik darah yang terakhir sekalipun. Dengan lain kata; menyelesaikan pekerjaan TUHAN sampai garis finish untuk memperoleh mahkota kebenaran, mahkota kehidupan yang abadi.
Kita juga mengetahui bahwa imamat rajani ada dalam…
Wahyu 5:9
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Bukan hanya bangsa Israel yang diselamatkan dari tanah Mesir oleh karena korban Paskah (Anak Domba telah disembelih). Tetapi, kita juga telah diselamatkan / ditebus dari berbagai suku, kaum, bangsa dan bahasa.
Kelanjutan dari penebusan….
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Menjadi imamat rajani berarti; berada pada kedudukan yang sangat tinggi, karena imamat rajani bukan hamba tetapi tuan; memerintah sebagai raja, inilah bangsa yang besar.
Kalau diperintah = bangsa yang kecil. Menjadi hamba di Mesir = menjadi bangsa yang kecil. Tetapi bangsa yang besar; berakal budi dan bijaksana sama seperti bintang di langit, gambaran kehidupan yang diurapi → imamat rajani, tugasnya; menuntun banyak orang sampai kepada kebenaran.
Sadarkah saudara, ketika kita diberikan kesempatan untuk melayani TUHAN di tengah ibadah-ibadah, kita ini adalah bangsa yang besar? Ada banyak orang ketakutan melayani, karena tersita nanti waktunya, tenaganya, pikirannya, uangnya, tersita semua; bertobat dari situ. Orang yang melayani pasti mengalami kesembuhan terus menerus.
Tidak mungkin bangsa yang besar memberi contoh yang tidak besar. Bangsa yang sehat, dialah yang menyembuhkan yang sakit, jadi jangan takut menjadi bangsa yang besar.
Wahyu 5:7-8
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Tanda orang yang bijaksana dan berakal budi (bangsa yang besar): hidup dalam doa penyembahan --- penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment