IBADAH RAYA MINGGU, 6 APRIL 2025
WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:21
(Seri 5)
Tema:
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh
karena kemurahan hati TUHAN, yang telah
menghimpunkan hati kita sekaliannya di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah
dan melayani lewat Ibadah Raya Minggu
pada malam hari ini.
Puji nama TUHAN, saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari, yang turut bergabung
lewat online / live streaming / video internet, baik dari Youtube, maupun dari Facebook,
atau media sosial lainnya yang dapat diakses dimanapun saudara berada, di dalam
maupun di luar negeri.
Selanjutnya, kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi
kehidupan kita dan ruangan ini, dan saudara yang turut bergabung secara online
dimanapun berada, untuk memberi satu sukacita dan saat kita duduk diam mendengarkan Firman
TUHAN, dekat kaki TUHAN. Namun, jangan lupa, tetap berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang
dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita, pribadi lepas pribadi.
Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan
untuk Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian Roh
Wahyu 18:21 --- Perikop: “Babel tidak akan bangkit lagi”
(18:21)
Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan,
lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota
besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan
lagi.
Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah
dan tidak ditemukan lagi, dengan lain kata; tidak akan bangkit lagi untuk
selama-lamanya.
Itu berarti; segala kemuliaan dan kemewahan serta
keindahan-keindahan yang berasal dari negeri Babel tidak ditemukan lagi.
Saudara, jauh sebelumnya hal ini telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia.
Kita lihat nubuat itu dalam…
Yeremia 51:24
(51:24)
Namun Aku akan membalaskan kepada Babel dan kepada segenap penduduk
negeri orang Kasdim segala kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap
Sion, di depan matamu sendiri, demikianlah firman TUHAN.
Penghukuman terjadi atas negeri Babel itu merupakan pembalasan dari TUHAN, sebab Babel telah
berlaku jahat terhadap Sion.
Yeremia 51:25
(51:25)
Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah
firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku
kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi
gunung api yang telah padam.
Adapun kejahatan Babel nampak dari tabiat / karakternya,
sebab di sini Babel dijuluki sebagai gunung
pemusnah.
Gunung à penyembahan / tingkat ibadah yang
tertinggi. Namun, penyembahan dari Babel bertujuan untuk memusnahkan gunung Sion.
Hal itu dapat dibuktikan; sebab di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas sebagaimana Wahyu 17:4 --- … di tangannya
ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.
Cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel tersebut
berbicara soal penyembahan / tingkat ibadah yang tertinggi. Tetapi ada yang
aneh, yaitu; isi cawan yang di tangan perempuan Babel tidak sama dengan isi
cawan yang ada di tangah TUHAN. Yang di tangan TUHAN isinya adalah kemenyan untuk selanjutnya dibakar, lalu
asapnya naik ke hadapan Allah, di tempat yang maha tinggi à doa
penyembahan, yang membawa kita sampai kepada TUHAN (Wahyu 8:3-4).
Sedangkan, isi cawan yang ada di tangan perempuan Babel
adalah kekejian dan kenajisan percabulan. Dari sini kita
dapat melihat bahwa Babel adalah gunung
pemusnah untuk memusnahkan gunung Sion.
PRAKTEK KEKEJIAN: Mengabaikan
korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan.
Sebenarnya, korban sembelihan dan korban santapan ada di
atas gunung TUHAN untuk menggembalakan anak-anak TUHAN. Namun sangat
disayangkan, korban sehari-hari ini diabaikan/dihapuskan.
Jadi, jangan sampai dalam satu kandang penggembalaan, mulai
dari pemimpin sidang jemaat sampai kepada sidang jemaat; mengabaikan korban
sehari-hari, karena itu merupakan kekejian bagi TUHAN. Termasuk juga, menaikkan
doa kepada TUHAN / memohon kepada TUHAN sekalipun disertai dengan tangisan,
tetapi, manakala ia mengabaikan Firman Allah dengan lain kata; memalingkan
telinga dari Firman Allah, doa semacam ini adalah kekejian dihadapan TUHAN.
Orang-orang Kristen jangan salah mengerti (keliru) dalam bertindak, termasuk
jangan keliru dalam menaikkan doa. Doa itu perlu dan harus, tetapi jangan juga
memalingkan telinga dari Firman TUHAN.Masakan
doa mau didengar TUHAN, tetapi suara Firman Allah kita abaikan?
Jadi saudara, kita perlu datang kepada TUHAN untuk
mendengarkan Firman, supaya apabila kita menaikkan doa, maka doa itu bukan
kekejian. Ibu-ibu perlu mendoakan anak, supaya anak dilindungi TUHAN, isteri
juga perlu berdoa supaya suami dilindungi TUHAN, tetapi baik ibu atau isteri
terlebih dahulu menyendengkan telinga kepada Firman, supaya layak menaikan
doa-doanya. Jadi, jangan kita keliru dalam hal bertindak.
-
Korban sembelihan à ibadah dan pelayanan
yang dihubungkan dengan korban Kristus (ibadah ditandai dengan darah / korban).
-
Korban santapan àPengajaran Firman Allah
yang murni dan benar yaitu; Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam
terangnya Roh Kudus.
PRAKTEK KENAJISAN PERCABULAN: Menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel.
Ayat referensi: Wahyu
18:3 --- karena semua bangsa telah
minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul
dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan
hawa nafsunya." Pendeknya, semua bangsa dari berbagai lapisan dan
golongan, baik itu raja-raja, maupun pedagang-pedagang telah mabuk anggur hawa
nafsu cabul perempuan Babel
Saudara, gereja TUHAN memang harus mabuk, tetapi oleh karena minum anggur dari
Sorga. Itu berarti; Roh Kudus yang mengendalikan seluruh kehidupan kita sebagai
satu tanda bahwa kita telah diperkaya oleh kekayaan dan kelimpahan Sorgawi.
Kalau kita mabuk, maka kita tidak akan bisa mengendalikan diri ini.
Zaman dulu (beberapa puluh tahun yang lalu), waktu saya
bekerja, saya bukan pemabuk, tetapi pernah mabuk karena ikut rekan kerja. Waktu
saya mabuk betul-betul tidak bisa mengendalikan diri, walaupun pikiran ini
masih waras. Demikian orang yang mabuk karena anggur dari Sorga; ia
dikendalikan Roh Kudus.
Pendeknya kita sudah melihat dengan jelas bahwa Babel adalah
gunung pemusnah.
Yeremia 51:25
(51:25)
Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman
TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu,
menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api
yang telah padam.
Awalnya Babel disebut sebagai gunung pemusnah, namun, pada akhirnya, Babel disebut sebagai gunung api yang telah padam. Sebab, oleh
tangan TUHAN yang teracung itu, Babel digulingkan dari bukit batu / digulingkan
dari gunung yang tinggi ke tempat yang paling rendah (hina). Sebab, siapa yang
meninggikan diri akan direndahkan, sebaliknya, siapa yang merendahkan diri dan
mau menjadi kecil, satu kali nanti akan ditinggikan di tempat yang tinggi.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita senantiasa menjalankan
ibadah ini disertai dengan sangkal diri dan pikul salib, supaya satu kali nanti,
pada hari TUHAN, kita akan ditinggikan dan dimuliakan bersama-sama dengan Dia
di dalam kemuliaan yang kekal.
Kita kembali untuk membaca….
Wahyu 18:22-23
(18:22)
Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup
seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang
yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara
kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. (18:23) Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu,
dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi
di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh
ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."
Akhirnya, Babel menjadi gunung api yang telah padam.
Tandanya: tiga hal pokok tidak lagi ditemukan di dalamnya,
antara lain….
YANG PERTAMA: Suara pemain-pemain kecapi dan
penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan
kedengaran lagi di dalamnya.
Hal ini berbicara tentang doa penyembahan. Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena
kepada MEZBAH DUPA à
doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak
Allah.
Bukti bahwa penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya
untuk taat kepada kehendak Allah, sama seperti bunyi dari suara pemain-pemain
kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, dia
bisa mengikuti irama Sorgawi, irama naik dan turun à
pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus.
YANG KEDUA: Suara kilangan tidak akan kedengaran lagi
di dalamnya.
Artinya; tanpa persekutuan dengan Yesus Anak Allah lewat Firman Allah dan perjamuan suci.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN.
YANG KETIGA: Cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di
negeri Babel.
Itu berarti, Babel berada di dalam kegelapan yang paling
gelap. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS.
Pendeknya, tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci, sudah
tidak ada lagi di dalam negeri Babel, sehingga Babel betul-betul berada dalam
kegelapan yang paling gelap, berada dalam kesunyian dan tidak ada lagi
keramaian-keramaian kota, lalu ditandai dengan kelaparan yang begitu hebat.
Keadaan semacam ini menunjukkan bahwa Babel berada dalam kengerian yang luar
biasa. Oleh sebab itu, selama hari siang, mari kita gunakan dengan baik, jangan
kita memboroskan harta yang ada ini, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok.
Mari kita lihat keadaan yang paling gelap….
Matius 6:22
(6:22)
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
“Mata adalah pelita tubuh.”
Perlu untuk diketahui:
-
Tubuh (body) disebut juga Tabernakel rohani.
-
Mata jika dikaitkan dengan
pola Tabernakel terkena kepada Pelita
Emas.
Pendeknya, yang menerangi seluruh tubuh / body / Tabernakel
adalah pelita. Itu sebabnya, pelita selalu berada di tempat yang tinggi, tidak
pernah berada di bawah gantang. Sama seperti kota di atas gunung; semuanya
terlihat dengan jelas.
Kita kaitkan Tabernakel diterangi oleh terang dari TUHAN…
Bila Tabernakel dikaitkan dengan peta zaman, terkena kepada…
-
HALAMAN
dimulai dari zaman Allah Bapa (2000 tahun yang pertama),
sampai kepada zaman Allah Anak (2000
tahun yang kedua).
-
RUANGAN SUCI adalah zaman Allah Roh Kudus (2000 tahun yang ketiga)
-
RUANGAN MAHA SUCI
terkena kepada kerajaan 1000 tahun damai
/ hari yang ketujuh.
Jadi, Tabernakel itu terdiri dari 3 (tiga) daerah…
-
Derah yang pertama
adalah HALAMAN, yang meneranginya langsung dari Allah sendiri yaitu; terang matahari,
bulan dan bintang (zaman Allah Bapa)
-
Daerah yang kedua adalah
RUANGAN SUCI yang menjadi teranganya adalah Pelita.
Jadi, kalau Ruangan Suci tidak ada pelita, maka Ruangan Suci akan
berada dalam kegelapan, sebab Ruangan Suci tersebut ditutupi oleh 4 lapis
tenda.
- Lapisan pertama: tudung Tabernakel.
- Lapisan kedua: tudung bulu kambing.
- Lapisan ketiga: tudung kulit domba jantan berwarna
merah.
- Lapisan keempat: tudung kulit lumba-lumba (minagajah).
Jadi,
kalau Pelita Emas tidak ada di dalamnya, maka ruangan suci berada dalam
kegelapan.
-
Daerah yang ketiga
adalah RUANGAN MAHA SUCI, yang menerangi; cahaya
(sinar) kemuliaan Allah
Itu sebabnya, kalau kita bandingkan Ruangan Maha Suci dengan Wahyu 22:3-5, di situ tertulis, di
dalam kerajaan Sorga ada 7 (perkara), antara lain:
- Tidak ada lagi laknat.
- Takhta Allah dan takhta Anak
Domba ada di dalamnya.
- Hamba-hamba TUHAN beribadah
kepada TUHAN.
- Mereka akan melihat wajah-Nya.
- Nama-Nya tertulis di dahi
mereka.
- Malam tidak ada lagi di sana; mereka tidak memerlukan
cahaya lampu dan cahaya matahari seperti di daerah Halaman,
sebab TUHAN akan menerangi mereka (shekinah
glory).
- Memerintah sebagai raja
(melayani TUHAN) sampai selama-lamanya.
Itulah
Ruangan Maha Suci.
Tetapi, kita sudah melihat tadi dalam Matius 6:22 --- mata adalah
pelita tubuh. Tetapi, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jadi
yang menerangi seluruh tubuh adalah pelita; terang dari TUHAN. Dengan lain
kata, yang menerangi body (tubuh) kita adalah TUHAN. Itu sebabnya, pelita ada
di atas / berada di tempat yang tinggi.
Matius 6:23
(6:23)
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang
ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Jika tubuh tanpa mata (pelita), maka; gelaplah seluruh tubuh /
hidup ini. Seperti itulah kondisi Babel setelah dilemparkan ke bawah dengan
keras. Jadi ingat, segala sesuatu di
bawah kolong langit ini ada waktunya. Apa yang kita tabur akan kita tuai,
camkanlah itu.
Matius 6:24
(6:24)
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada
yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon."
Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan; Allah dan Mamon.
-
Sebab, mengabdi kepada Mamon akan ditandai dengan
kebencian, amarah, emosi, kejengkelan-kejengkelan, persungutan-persungutan
dan tindakan-tindakan yang keliru.
Lihatlah orang yang mengabdi kepada Mamon, banyak kekeliruan di
dalam dirinya; persalahkan TUHAN, ibadah, pelayanan, gembala dan korban-korban
di tengah ibadah, semuanya salah, itu namanya ditandai dengan kebencian.
-
Sebaliknya, manakala
kita mengabdi kepada TUHAN, akan
ditandai dengan kasih, walaupun susah dan berat, tersakiti. Itu yang
terjadi kalau kita betul-betul datang beribadah kepada TUHAN (tekun dalam tiga
macam ibadah pokok) dan selanjutnya mengabdikan diri menjadi hamba kebenaran, walaupun susah dan berat ia mampu bangkit dan selanjutnya mengasihi
TUHAN dan sesama, dia tidak akan pernah terpuruk / down / merosot rohani. Dia
tidak akan merugikan TUHAN dan sesamanya.
Singkat kata, mengabdi kepada mamon berarti; dikuasai oleh
kenajisan percabulan.
Saudara, di dalam TUHAN itu tidak ada target, di dalam TUHAN
yang ada hanyalah penyerahan diri. Beda dengan manusia duniawi, apalagi dia
adalah orang yang ambisius untuk
mengejar cita-cita, pasti di dalam dirinya ada target. Tetapi jangan salah, manusia duniawi yang
hidupnya dikuasai oleh roh ambisius, ketika tagetnya tidak kesampaian, di situ
ada kebencian. Tetapi yang TUHAN mau, kiranya ibadah kita dipimpin oleh Imam
Besar Agung sampai ke tingkat ibadah yang tertinggi, itulah yang disebut doa
penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak
Allah, bukan kepada Mamon.
Jadi ibadah ini bukan soal target, tetapi iman kita kepada
TUHAN. Beda dengan manusia duniawi, penuh dengan ambisi, punya target, manakala
targetnya tidak tercapai timbulah kebencian.
Sedangkan anak TUHAN; tidak ada target, biar dirugikan sekalipun, bahkan
ia rela tidak overtime, sehingga mengalami kerugian, tetapi kerohaniannya tidak
akan merosot dan tidak akan ditandai dengan kebencian, kejengkelan dan tidak
akan bertindak keliru, karena ia tidak ambisi, tidak ada target di dalam dirinya.
Sekalipun tersakiti tetap dalam penyerahan, ia akan bangkit untuk terus
mengasihi TUHAN dan sesama, dan itu dibuktikan dengan pengabdiannya di tengah
ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan.
Sekali lagi saya sampaikan, kalau ditandai kasih seseorang, rohaninya
tidak akan pernah merosot, tidak pernah ditandai kebencian, tidak pernah
ditandai dengan emosi, jengkel atau salahkan ini dan itu. Firman TUHAN yang
benar, salib TUHAN yang benar, kita banyak dosa dan salah. Kalau hidup dalam
kenajisan percabulan dengan lain kata; terikat dengan Mamon = hidup dalam
kegelapan yang paling gelap.
Terkait dengan kebencian; suasana kegelapan, kita akan
lanjutkan dalam…
1 Yohanes 2:9
(2:9)
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci
saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Membenci sesama saudara =
berada dalam kegelapan sekalipun ia
beribadah.
Itu sebabnya, berkali-kali saya sampaikan, kalau saya
bertindak (mendidik) tegas itu bukan kebencian. Ketegasan saya sebagai pemimpin
sidang jemaat (gembala sidang), itu bukan kebencian, karena pemimpin memang
harus tegas, Dan seorang pemimpin sidang jemaat tidak boleh ditandai kebencian,
tidak boleh melihat kesalahan, tidak boleh dendam dan ingat terus kesalahan
orang, itu tidak boleh. Karena, kalau selalu ingat kesalahan orang = dendam,
dan itu menimbulkan kebencian. Kalaupun ia datang beribadah, (mengaku ada dalam
terang), sebetulnya ia sedang berada dalam kegelapan. Ingatlah yang saya
sampaikan ini, ketegasan dari pemimpin sidang jemaat, kalau dia tulus, itu
bukan tanda kebencian, itu adalah tanda kasih supaya kita semua berada dalam
terang/menjadi kaki dian emas.
1 Yohanes 2:10
(2:10)
Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang,
dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Sebaliknya, mengasihi
sesama saudara = berada dalam terang. Kemudian, di dalam dirinya tidak ada penyesatan; tidak ada maksud
jahat dan zalim.
Awal pernikahan, saya banyak sekali bodohnya, merasa diri
paling benar. Tetapi, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, bulan ke bulan,
tahun ke tahun, masih terus belajar sampai hari ini, untuk mengerti menjadi
seorang pemimpin yang ternyata adalah seorang pelayanan. Pemimpin bukan ngatur
dan otoriter, pemimpin itu pelayan. Jadi, saya sebagai seorang pemimpin sidang
jemaat harus bisa melayani TUHAN dan melayani sesama, apapun kondisi jemaat.
Sebab, mengasihi sesama = berada dalam terang, kalau berada dalam terang; tidak
ada penyesatan.
Barangkali ada suami yang bermaksud jahat dan menyesatkan,
atau ada isteri yang bermaksud zalim, pemuda/pemudi yang bermaksud jahat dan
zalim (penyesatan), sama-sama kita datang minta ampun kepada TUHAN, ikuti saja
rencana TUHAN. Kita semua ada dalam terang, sebab kita mengasihi sesama
saudara, tidak mungkin menyesatkan orang lain.
1 Yohanes 2:11
(2:11)
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena
kegelapan itu telah membutakan matanya.
Barangsiapa membenci saudaranya = berada dalam kegelapan dan
hidup dalam kegelapan.
Kita tahu dunia ini dikuasai oleh raja kegelapan itulah
iblis setan, tetapi kita tidak hidup di dalam kegelapan. Beda dengan orang yang
membenci sesamanya, berada dalam kegelapan dan hidup dalam kegelapan yang
paling gelap itu.
Dampak negatif hidup dalam kegelapan: ia
tidak tahu ke mana ia pergi, dengan lain kata; tidak tahu tujuan hidupnya.
Kalau seseorang tahu tujuan hidupnya, maka ia akan terus
pergi dan melangkah kepada tujuan itu. Tetapi di sini kita melihat, ia tidak
tahu tujuan hidupnya, hal ini menunjukkan bahwa di dalam dirinya ada penyesatan.
Tujuan hidup kita adalah kerajaan Sorga (hidup kekal), dan
kita tahu jalan ke sana, sebab TUHAN sudah memberi jalan, Ia berkata: Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Kita
tahu tujuan hidup kita dan di dalam diri kita tidak ada penyesatan, demi tujuan
hidup. Itu sebabnya kita ada malam ini sebagaimana ada, karena tujuan kita
adalah hidup kekal.
Pendeknya, kegelapan
adalah tempat untuk menyesatkan dan disesatkan, dan setanlah yang menjadi
raja atas kegelapan itu.
Terkait dengan penyesat dapat kita jumpai dalam….
2 Petrus 2:17 --- Perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu”
(2:17)
Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti
kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam
kegelapan yang paling dahsyat.
Ayat 17
ini berbicara tentang pelita palsu,
karena guru-guru palsu tidak tampil sebagai pelita emas yang sesungguhnya, justru
mereka berada dalam kegelapan yang paling dahsyat.
Selanjutnya di sini kita melihat, guru-guru palsu adalah...
-
Seperti mata air yang kering.
-
Dan seperti kabut yang dihalaukan taufan.
Tentang: SEPERTI MATA AIR YANG KERING.
Guru-guru palsu / nabi-nabi palsu dikatakan Seperti mata air yang kering à sumur
kosong, itu berarti; orang tidak dapat menimba air dari dalamnya.
Kalau kita perhatikan sumur Yakub pada Yohanes 4, orang
Samaria menggunakan sumur Yakub dan menimba air dari dalamnya untuk kebutuhan
sehari-hari, termasuk ternak mereka. Tetapi lihatlah, di sini kita melihat
bahwa nabi-nabi palsu seperti mata air
yang kering à sumur kosong, itu berarti; orang
tidak dapat menimba air dari dalamnya.
Malam ini saya terlalu yakin dan percaya diri mengatakan;
kita datang ke sumur Yakub, sumur TUHAN, untuk selanjutnya menimba air
sebanyak-banyaknya. Kita butuh sumur dari Sorga, dari TUHAN.
Kita buktikan bahwa nabi-nabi palsu sama seperti mata air
yang kering…
2 Petrus 2:1
(2:1)
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian
pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
Di sini kita melihat, guru-guru palsu memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan.
Pendeknya, guru-guru
palsu; menyesatkan dan membinasakan = membenci
sesama dan TUHAN = mengabdi kepada
Mamon. Sebab di atas tadi kita sudah melihat…
-
Kalau mengabdi kepada
TUHAN, maka ditandai dengan kashih, tidak ditandai dengan kebencian.
-
Kalau mengabdi kepada
Mamon, dengan lain kata dikuasai oleh kenajisan percabulan, maka ditandai
dengan kebencian, berada dalam kegelapan yang paling gelap.
Kalau mengasihi TUHAN dan sesama, tidak mungkin guru-guru
palsu itu menyesatkan, dia pasti akan tulus menyampaikan apa yang menjadi
maunya TUHAN,
Tanda mengabdi kepada Mamon: menyangkal Yesus Kristus yang
telah menderita sengsara dan mati di kayu salib.
Kalau seorang pemimpin sidang jemaat tulus mengasihi TUHAN,
dia akan menegakkan salib Kristus di tengah ibadah dan pelayanan, itulah yang
disebut Pengajaran salib. Dia akan mengajarkan pengalaman Yesus dalam sengsara,
derita dan kematian-Nya, lalu hari ketiga bangkit, itu yang diajarkan. Tetapi,
karena guru-guru palsu ini menyesatkan dan membinasakan = membenci sesama =
mengabdi kepada Mamon; mereka menyangkal Yesus Kristus yang telah menderita
sengsara dan mati di atas kayu salib, Pengajaran salib tidak ditegakkan di
tengah ibadah dan pelayanan. Ibadah dan pelayanan ini sebenarnya sudah dibawa
dan berada pada kegelapan yang paling gelap, percayalah kepada Firman malam
ini. Tetaplah berdoa supaya ibadah dan pelayanan ini jangan berada dalam
kegelapan yang paling gelap.
Itulah sebabnya di atas tadi saya sudah katakan, 2 Petrus 2:17 --- guru-guru palsu
adalah pelita yang palsu; menyatakan diri sebagai terang, sebetulnya berada
dalam kegelapan yang paling gelap.
2 Petrus 2:2
(2:2)
Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
Oleh karena ajaran palsu dari nabi-nabi palsu; jalan
kebenaran dihujat banyak orang.
Menghujat jalan kebenaran = menolak / membelakangi salib
Kristus. Pendeknya, kegelapan adalah tempat untuk menyesatkan dan disesatkan.
Lebih jauh lagi…
2 Petrus 2:3
(2:3)
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung
dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan
mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Guru-guru palsu adalah orang-orang yang serakah = mengabdi kepada
Mamon.
Kalau "tuhannya" menjadi Mamon, maka guru-guru
palsu akan dikuasai kebencian; tidak ada hasrat hatinya memperhatikan sidang
jemaat dan menolong sidang jemaat, serta mengangkat sidang jemaat dalam
keterpurukannya.
Praktek serakah: menyampaikan satu ayat Firman lalu dijelaskan oleh cerita-cerita isapan jempol,
dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, disertai
dengan guyon-guyon untuk menarik perhatian jemaat.
Perlu untuk diketahui, seorang hamba TUHAN bukan tidak boleh
bercanda, tetapi, jangan terikat dengan guyon untuk menyenangkan hati jemaat
(audience) yang mendengarkan Firman TUHAN.
Dari sini nampaklah dengan jelas bahwa guru-guru palsu adalah mata air yang kering (sumur kosong), orang tidak dapat menimba air dari dalamnya. Karena
yang disampaikan hanyalah cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, disertai dengan guyon-guyon, air apa yang bisa ditimba dari dalam sumur
seprti ini? Tidak ada. Sebab memang nabi-nabi palsu adalah pelita (terang)
yang palsu, berada dalam kegelapan yang paling dahsyat, karena tuan mereka
adalah Mamon, ditandai dengan kebencian, tidak ditandai dengan kasih, tidak
memperhatikan jemaat TUHAN.
Saudara, ada berapa banyak diantara kita yang terluka, dan
yang bisa memperhatikan kehidupan yang terluka, adalah orang yang terluka.
Kalau orang itu tidak pernah terluka, maka ia tidak akan mengerti luka-luka
batin. Sebagai isteri terluka mungkin karena suami, begitu juga seorang isteri
terluka mungkin karena anak atau karena suami dan seterusnya. Di tempat kita
beraktifitas atau mencari nafkah (di tempat kerja), entah itu berdagang, usaha,
wiraswasta, bisnis, dan apa saja, di situ juga ada hal-hal yang membuat hati
ini terluka, sebab itu kita harus datang kepada Pelita Emas yang sejati saudara.
TUHAN Yesus adalah guru dan TUHAN, Dia adalah guru yang sejati, Dia adalah
TUHAN yang sejati, Dia mengabdi kepada Bapa dengan sungguh-sungguh, bukan
mengabdi kepada Mamon, sehingga Ia ditandai dengan belas kasih kepada kita
semua dan Ia setia kepada Allah sebagai Pengantara. Imam Besar Agung (Ibrani 2:16-17).
Tentang: SEPERTI KABUT YANG DIHALAUKAN TAUFAN
Guru-guru palsu disebut juga seperti kabut yang dihalaukan taufan à satu
kehidupan atau keadaan yang ringan.
Biar bagaimanapun, batu tidak dapat dihalaukan oleh taufan.
Itu sebabnya batu à korban Kristus, dijadikan sebagai
batu penjuru / dasar bangunan. Kalau dasar kita didirikan di atas batu,
biarpun; angin melanda rumah itu, maka rumah itu tetap kuat berdiri (kokoh).
Beda dengan benda ringan, umpama kertas atau kapas, mudah dihalaukan taufan.
Itulah keadaan ringan.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan, guru-guru palsu disebut
juga seperti kabut yang dihalaukan taufan
à satu
kehidupan atau keadaan yang ringan dan jika ditimbang, kebenarannya terlalu
ringan. Orang semacam ini hidup di dalam kekejian
dan prakteknya: mengabaikan korban
sehari-hari.
Mari kita buktikan dalam…
Amsal 20:23
(20:23)
Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca
serong itu tidak baik.
Sebetulnya, timbangan kebenaran harus berat, dan tidak ada
neraca serong di dalam diri kita semua.
Kalau timbangan kebenaran terlalu ringan, dan untuk hal-hal
yang lahiriah timbangannya lebih berat, itu adalah kekejian. Inilah kehidupan
yang mudah dihalau taufan.
Amsal 11:1
(11:1)
Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan
batu timbangan yang tepat.
Saudara, untuk kebenaran kita gunakan batu timbangan yang
berat.
Ulangan 25:13
(25:13)
"Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yang
besar dan yang kecil.
Janganlah ada di dalam pundi-pundimu
dua macam batu timbangan, antara lain:
-
Yang besar digunakan
untuk yang lahiriah, aktivitas di dunia.
-
Yang kecil digunakan
untuk ibadah, pelayanan, kebenaran-kebenaran yang terkait dari Sorga.
Itu adalah kekejian dan ini adalah keadaan ringan dihadapan
TUHAN, terlalu mudah dihalaukan taufan.
Mari kita lihat kekejian ini dalam…
Daniel 5:1-4 --- Perikop: “Tulisan di dinding”
(5:1)
Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu
orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur. (5:2) Dalam kemabukan anggur, Belsyazar
menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh
Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para
pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. (5:3) Kemudian dibawalah perkakas
dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di
Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik
mereka minum dari perkakas itu; (5:4)
mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga,
besi, kayu dan batu.
Di sini kita melihat, Belsyazar
(raja Babel) menajiskan perkakas rumah TUHAN, sebab ia beserta para
pembesarnya, para isteri, para gundik, minum anggur sampai mabuk dari
perkakas-perkakas, yang ada di dalam Bait Suci Allah yang diambil dari Bait
Suci di Yerusalem. Menajiskan perkakas rumah TUHAN = menganggap enteng dan
merendahkan TUHAN.
Sebelum saya menjelaskan lebih lagi, perhatikan; imam-imam
yang telah ditahbiskan oleh TUHAN, marilah kita menghargai ibadah dan pelayanan
ini lebih dari apapun, ibadah dan pelayanan jangan dientengkan dan diringankan.
Belsyazar meringankan perkakas rumah TUHAN, sebab dia menajiskan perkakas-perkakas
yang terbuat dari tembaga, emas, perak dan seterusnya, dan mereka minum anggur
sampai mabuk dari perkakas-perkakas itu. Kita semua adalah perkakas / peralatan
rumah TUHAN, dipakai guna yang mulia bagi TUHAN, dipakai guna untuk
memperhatikan yang hina juga, jangan dianggap enteng.
Ibadah jangan asal-asalan, yang penting datang; setor muka,
yang penting bapa gembala melihat, jangan seperti itu. Tujuan kita datang
kepada TUHAN jangan dientengkan, apalagi perkakas-perkakas, alat-alat untuk
guna kemuliaan dan guna yang hina. Tetaplah sungguh-sungguh datang beribadah
dan melayani TUHAN, jangan dientengkan. Oleh sebab itu, jangan kita mabuk hawa
nafsu dari Babel, orang yang mabuk dari hawa nafsu Babel acapkali mengentengkan
ibadah dan pelayanan dengan lain kata; ibadah sekedar saja. Ini adalah dua
macam batu timbangan dalam pundi-pundi, itu adalah kekejian.
Saya berharap pengertian ini diklaim dan langsung kita
eksekusi, kita praktekan dihadapan TUHAN, jangan sekedar pengertian. Suami juga
jangan mengentengkan isteri, karena dia tubuh, tidak boleh. Biasanya, yang
mengentengkan pasangannya adalah orang yang hidup dalam kenajisan percabulan;
mabuk dari anggur Babel seperti Belsyazar dan seribu orang yang bersama dengan
dia.
Daniel 5:5
(5:5)
Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur
dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung
tangan yang sedang menulis itu.
Setelah mengentengkan perkakas-perkakas rumah TUHAN dan
segala yang terkait dengan kerajaan Sorga, pada saat itu ada jari-jari tangan manusia dengan kapur pada dinding istana raja,
persis di depan kaki dian emas, dan peristiwa itu dilihat (disaksikan) langsung
oleh Belsyazar.
Melihat fenomena ini, mari kita lihat reaksi dari Belsyazar…
Daniel 5:6
(5:6)
Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisahkan dia;
sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.
Melihat fenomena yang luar biasa itu, Belsyazar pucat, pikirannya gelisah, sendi-sendi
pangkal pahanya menjadi lemas lututnya berantukan.
-
Saudara, hidup kita ini
ditopang oleh sendi-sendi
di dalam diri kita, itu menjadi lemas
-
Lutut berantukan
berarti; menggigil
-
Ada lagi yang lebih
parah, pikiran-pikirannya menggelisahkan dia.
Kalau seseorang gelisah karena tekanan pikiran itu bahaya, itu
namanya penyakit saraf, lama-lama depresi dan jika tidak diobati menjadi gila.
Dalam keadaan seperti ini, Belsyzar bertanya kepada orang
berilmu di Babel, tetapi tidak ada yang dapat mengerti sampai akhirya dia
mendapat info bahwa di Babel masih ada orang yang bijaksana itulah Daniel.
Mari kita lihat…
Daniel 5:22-23
(5:22)
Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku
mengetahui semuanya ini. (5:23) Tuanku
meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya
dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri
dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah
memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu,
yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku
muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan
tuanku.
Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Belsyazar anak
Nebukadnesar; menajiskan perkakas-perkakas rumah TUHAN = meringankan kebenaran
yang dari Sorga, sebab dia berlaku sombong dan angkuh.
Daniel 5:24-28
(5:24)
Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini. (5:25) Maka inilah tulisan yang
tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin. (5:26) Dan inilah makna
perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah
diakhiri; (5:27) Tekél:
tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; (5:28) Peres: kerajaan tuanku
dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."
Karena Belsyazar menajiskan perkakas-perkakas rumah TUHAN,
akhirnya TUHAN memberitahukan segala
sesuatu dan Belsyazar menyaksikan punggung tangan dengan lima jari menulis di
dinding istana raja Babel.
Tulisan lima jari yang ditulis pada dinding adalah; mene,
mene, tekel, ufarsin
Artinya...
-
Mene; pemerintahan dihitung
Allah dan telah diakhiri.
-
Tekel; ditimbang oleh neraca,
didapati terlalu ringan.
Kebenarannya ditimbang dan terlalu ringan. Jadi saudara, soal
timbangan kebenaran jangan terlalu ringan, oleh sebab itu jangan kita
menajiskan perkakas-perkakas rumah TUHAN dan yang terkait dengan yang ada di
dalam kerajaan Sorga itulah ibadah dan pelayanan.
-
Peres; kerajaan dari Babel pecah dan diberikan kepada orang Media
dan Persia.
Inilah kehidupan yang meringankan kebenaran itu, mudah
dihalaukan oleh taufan.
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, belajarlah
memperhatikan ini semua, tangkaplah pengertian ini dan saya berharap hati dan
pikiran kita diterangi, sehingga ke depan kita lebih menghormati kekudusan
TUHAN dari hari-hari yang lalu. Hidup kita jangan sama aja, tidak mau lepas
dari pengertian yang lama.
2 Petrus 2:17
(2:17)
Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang
dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang
paling dahsyat.
Bagi guru-guru palsu tersedia tempat yaitu; kegelapan yang paling gelap, karena
mereka adalah pelita yang ditaruh di bawah gantang, tempat tidur dan kolong
rumah, karena TUHAN mereka adalah Mamon sehingga ditandai kebencian, sebab di
dalam kegelapan selain menyesatkan juga disesatkan.
2 Petrus 2:18
(2:18)
Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan
hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri
dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
Karena guru-guru palsu adalah sumur kosong / sumber mata air
kering, maka orang tidak dapat menimba air, sehingga ketika ia khotbah /
mengajar sidang jemaat, maka yang keluar dari mulutya adalah kata-kata yang congkak dan hampa meringankan kebenaran yang dari Sorga, itu sudah pasti. Orang
lain tidak mendapatkan pembukaan rahasia Firman dari dalamnya, kecuali
kata-kata congkak dan hampa yang tidak berguna dan tidak berarti. Sebetulnya,
hal itu sering kita temukan.
-
Kata-kata congkak.
Ayat referensi…
Mazmur 10:3
(10:3) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas;
mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. Karena orang fasik
memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan
menista TUHAN.
Orang congkak; memuji-muji keinginan hatinya dan loba.
Tanda loba; suka mengutuki dan menista TUHAN. Belum apa-apa sudah berani berkata; jemaat diberkati. Keputusan ada di
tangan TUHAN, tetapi tiba-tiba berkata; jemaat
dipermuliakan, padahal jemaat itu malas beribadah. Terpaksa mereka
menggunakan kata-kata congkak seperti ini.
Ada lagi kata congkak berikutnya…
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
“Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", dan kata-kata congkak
itu terpatri dipikirannya.
Dia adalah sumur kosong, mata air yang kering, apa yang bisa
diucapkan selain kata-kata congkak seperti ini.
-
Kata-kata hampa = kosong = tanpa isi
Saya bisa tunjukan hal itu dalam…
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
Ayat ini berbicara
tentang nabi-nabi palsu, disebut sebagai serigala berbulu domba, pelita emas
yang palsu, berada dalam kegelapan yang paling gelap. Kemudian mereka
mengucapkan kata-kata yang hampa.
Kita lihat
kata-kata hampa itu dalam….
Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat
demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Guru-guru palsu mengucapkan KATA-KATA HAMPA, buktinya, mereka
sibuk dengan 3 (tiga) hal, yaitu…
- Bernubuat, berarti menyampaikan Firman
TUHAN, tetapi lebih tepatnya meramal-meramal.
Sekarang ini banyak hamba TUHAN yang meramal-meramal, besok akan
terjadi begini dan begitu. Kalau rahasia Firman dibukakan, lalu itu
disampaikan, itu bagus, sehingga sidang jemaat mempersiapkan dirinya. Tetapi,
lihatlah kegiatan yang pertama ini, mereka menyampaikan Firman TUHAN tetapi
lebih kepada meramal-meramal. Karena sibuk meramal akhirnya Firman TUHAN tidak
disampaikan.
- Mengusir setan, tetapi apa yang menjadi
kehendak Allah (berita injil) terabaikan, ini namanya pelayanan yang
hampa.
- Mengadakan mujizat demi nama TUHAN,
ini juga pelayanan yang hampa.
Mujizat itu perlu, tetapi inti dari ibadah dan pelayanan adalah
Firman Allah harus diajarkan kepada sidang jemaat. Kita perlu karunia mujizat, karunia
pengusiran setan, dan kita perlu karunia iman untuk menggeser gunung, tetapi
jangan lupa; di tengah ibadah seorang pemimpin jemaat bertanggungjawab untuk
mengajarkan Firman Allah.
Kalau seorang penginjil sibuk dengan karunia kesembuhan dan
mujizat serta sibuk dengan, karunia iman; menggeser gunung, itu diadakan di
lapangan-lapangan, tetapi kalau di rumah TUHAN itu namanya sinagoge. Sinagoge
artinya; jemaat harus diajarkan Firman Allah. Kalau sibuk dengan
karunia-karunia, termasuk karunia kesembuhan. Tetapi firman Allah diabaikan itu
namanya hampa.
Saya harap hamba-hamba TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman
TUHAN lewat online, jangan ada yang tersinggung. Juga anak-anak TUHAN harus
cerdas dan berlaku bijaksana di hari-hari terakhir ini dan mengambil keputusan
yang tepat dalam mengikuti TUHAN, tidak sembrono di atas gunung-gunung dan
sesuka hati dengan alasan; mencari yang hijau-hijau (Firman TUHAN) dan berkata:
dimana-mana ada Firman TUHAN. Itu memang betul, tetapi rumah TUHAN tidak boleh
hampa dan pelayanan hampa tidak boleh ada di situ. Sebab lihatlah dalam Matius 7:21- --- Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga. --- Berita salib itulah yang harus disampaikan. Yesus menderita
sengsara dan mati di atas kayu salib, itu adalah kehendak Allah Bapa bukan kehendak Yesus Anak Allah. Ini yang harus
diberitakan, kalau tidak itu namanya pelayanan yang hampa, meskipun ada
karunia-karunia. Semua karunia kita perlukan tetapi pada tempatnya dan pada porsinya,
alokasikan pada tempatnya dan sesuai dengan porsinya. Saya tidak anti karunia,
jemaat juga tidak boleh anti karunia, tetapi alokasikanlah pada karunia-karunia
tersebut tempat yang benar.
Kemudian, guru-guru
palsu mempergunakan hawa nafsu cabul, tujuannya: supaya hati sidang jemaat
terpikat.
Di dalam doa mereka berkata: “hai engkau jemaat yang berasal dari daerah sana atau daerah sini,
engkau adalah kepala bukan ekor, engkau akan naik bukan turun,” itu memang
Firman TUHAN tetapi jangan untuk memikat hati. Jangan selalu membesar-besarkan
kebodohan untuk memikat hati, itu namanya kenajisan percabulan. Atau, lebih
sibuk bicara berkat-keberkata, berhasil-keberhasilan, tetapi kehendak Allah,
salib di Golgota diabaikan, itu namanya nafsu cabul untuk memikat jemaat,
apalagi jemaat itu baru bertobat; dia tidak mengerti apa-apa dan cepat sekali
menangkap perkataan-perkataan cabul dari hamba TUHAN itu.
Yang menjadi doa kita, supaya banyak orang yang mengerti
kebenaran Firman Allah, jangan hanya segelintir ini. Tetapi memang, jalan
menuju kerajaan Sorga sempit, segelintir saja yang masuk dan biarlah diantara yang
sedikit itu jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon ada. Esau juga begitu,
dia sibuk berbicara tentang percabulan, untuk memikat orang lain.
2 Petrus 2:19
(2:19)
Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri
adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah
hamba orang itu.
Nabi-nabi palsu sudah dikalahkan oleh Mamon, luka tuan dari
nabi-nabi palsu adalah Mamon, sehingga ia ditandai dengan kebencian. Yang
anehnya, nabi-nabi palsu (guru-guru palsu) berbicara kemerdekaan, padalah ia
sendiri adalah hamba Mamon (dikalahkan oleh Mamon).
Di atas tadi saya sudah berkata; orang yang mengerti tentang
luka adalah orang pernah yang mengalami luka. Tidak bisa memperhatikan orang
yang terluka, kalau dia tidak pernah terlukai. Dia berbicara soal kebebasan
oleh darah Anak Domba Paskah, dia sendiri tidak menghargai darah Anak Domba
Paskah yang membebaskan, dia sendiri adalah hamba Mamon, dia hamba kebinasaan.
Jadi, guru-guru palsu ini penuh dengan dusta, dia adalah nabi-nabi palsu,
pelita palsu, sesungguhnya dia berada pada kegelapan yang paling dahsyat.
Itulah hal pokok yang ketiga yaitu; cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalamnya.
Supaya kita jangan berada dalam kegelapan yang gelap…
JALAN KELUARNYA.
Daniel 5:15-17
(5:15)
Kepadaku telah dibawa orang-orang bijaksana, para ahli jampi, supaya mereka
membaca tulisan ini dan memberitahukan maknanya kepadaku, tetapi mereka tidak
sanggup mengatakan makna perkataan itu. (5:16)
Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna
dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jika engkau dapat membaca
tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan
dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas,
dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang
ketiga." (5:17) Kemudian Daniel
menjawab raja: "Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada
orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan
memberitahukan maknanya kepada tuanku.
Kita lihat di sini, guru-guru palsu berbanding terbalik
dengan Daniel. Guru-guru palsu melayani karena Mamon / terikat dengan Mamon /
mempertuhankan Mamon / menjadi hamba Mamon / dikendalikan oleh Mamon sehingga
ditandai dengan kebencian. Tetapi lihatlah, Daniel penuh dengan hikmat Allah.
Perlu untuk diketahui, permulaan
pengetahuan adalah takut akan TUHAN, benci kejahatan (Amsal 1:7)
Orang yang takut akan TUHAN, dia akan tetap tulus dan jujur,
sekalipun orang lain tidak melihat, itu namanya takut akan TUHAN.
Jadi, Daniel takut TUHAN dan ciri-ciri takut TUHAN: melayani
bukan karena upah (tidak mencari keuntungan/tidak loba/tidak serakah/ tidak
tamak), kemudian tidak haus kekuasaan, sehingga, orang yang berhikmat sanggup
menguraikan kekusutan.
Sekusut apapun persoalan kita, serumit apapun
pergumulan-pergumulan yang sedang kita alami, dapat diuraikan oleh hikmat yang
datang dari Sorga. Dan permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN berarti;
menyangkal diri dan memikul salib.
Itulah Daniel, dan pribadi semacam ini dapat menguraikan
kekusutan.
Terlalu banyak kekusutan yang terjadi dan kita alami dalam
hidup, nikah rumah tangga, bahkan di tengah pengikutan kita kepada TUHAN.
Merasa diri benar, merasa diri suci, itu juga kekeliruan, kekusutan, siapa yang
dapat menguraikan kekusutan seperti ini? Hanya orang yang berhikmat; Pengajaran
salib -- takut akan TUHAN -- senantiasa sangkal diri, pikul salib dan ikut
TUHAN dan sungguh-sungguh menjaga kekudusannya. Malam ini, oleh hikmat yang
datang dari Sorga, telah menguraikan kekusutan-kekusutan, kekeliruan-kekeliruan
yang kita perbuat baik dalam hidup, nikah, rumah tanggah, baik di tengah ibadah
dan pelayanan kita juga, semua sudah diuraikan oleh TUHAN.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment