IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 17 DESEMBER 2011
Tema: STUDY
YUSUF
(Seri 20)
Langsung saja kita melihat; pribadi
yang ketiga yang diangkat ke Sorga.
2 Raja-raja 2: 10-11
(2:10) Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika
engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu
seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
(2:11) Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba
datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Elia diangkat naik ke Sorga disaksikan oleh Elisa.
Tetapi sebelum Elia naik ke Sorga, mari kita lihat...
2 Raja-raja 2: 6
(2:6) Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah
keduanya.
Sebelum naik ke Sorga, Elia terlebih dahulu mengunjungi sungai Yordan, sesuai dengan petunjuk Allah.
Sesuai petunjuk Allah, berarti; jika Elia berada di Sungai Yordan, itu
bukan keinginan Elia sendiri.
Mari kita perhatikan Sungai Yordan yang dikaitkan dengan; Yosua dan Bangsa Israel.
Yosua 3: 14-17
(3:14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk
menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan
di depan bangsa itu.
(3:15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan,
dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi
sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama
musim menuai --
(3:16) maka berhentilah air
itu mengalir. Air yang turun dari hulu
melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di
sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin,
terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.
(3:17) Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri
di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa
Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.
Tuhan mengeringkan sungai Yordan sehingga Bangsa Israel dapat menyeberangi sungai Yordan.
Menyeberangi sungai Yordan = DIBAPTIS AIR.
-
Menyeberangi sungai Yordan adalah baptisan air yang kedua atas Israel,
secara khusus bagi mereka yang dilahirkan di padang gurun,
-
sedangkan baptisan yang pertama, terjadi saat menyeberangi Laut Teberau.
Baptisan pertama
berlaku atas mereka yang keluar dari Mesir, tetapi karena pemberontakan dan persungutan
bangsa Israel, mereka semua binasa, mayat mereka bergelimpangan di padang
gurun.
Mari kita lihat; baptisan.
Matius 3: 14-15
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu
dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita
menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
Dibaptis air, berarti; menggenapi seluruh kehendak Allah.
Menggenapi seluruh kehendak Allah = menggenapi seluruh firman Allah yang
tertulis di dalam kitab suci.
Baptisan, artinya; satu dalam
kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus.
-
Kuasa kematian Yesus; mengubur
hidup yang lama.
-
Kuasa kebangkitan Yesus; hidup
dalam hidup yang baru.
Yohanes 19: 28-30
(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --:
"Aku haus!"
(19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan
bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus.
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus menggenapi kehendak Allah lewat kematian-Nya
di kayu salib.
Sebagai bukti bahwa Yesus sudah menggenapi seluruh kehendak Allah / seluruh
hukum Allah yang tertulis dalam Kitab Suci adalah: Yesus berkata: ”Sudah selesai”.
Sudah selesai, artinya:
a. Tuhan sudah selesai mengampuni dosa yang diakui, tetapi jangan berbuat lagi.
b. Jangan mengungkit kesalahan pada diri orang lain.
Ada 2 hal yang terjadi setelah menggenapi
kehendak Allah:
YANG PERTAMA: YESUS MENUNDUKAN KEPALA-NYA.
1 Korintus 14: 34
(14:34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus,
perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan
untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
Menundukan kepala, berarti; tidak diperbolehkan berbicara = mulut tidak bersuara.
Jadi saudaraku, ketundukan akan terlihat, ketika mulut tidak bersuara.
Oleh sebab itu, bila ada kepala, perempuan tidak diperbolehkan berbicara dalam
ibadah pelayanan, apalagi mengajar kepala, itu lebih tidak diperbolehkan lagi.
Mari kita lihat; saat mulut tidak bersuara.
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi
dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba
yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Tidak membuka mulut saat dalam penindasan, digambarkan seperti;
-
anak domba yang dibawa ke pembataian.
-
induk
domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya.
Inilah yang disebut tunduk;
walaupun menderita / dalam penindasan, tetapi mulut tidak bersuara / tidak
terbuka.
Oleh sebab itu, jangan membuka suara, meskipun saudara mengalami
penderitaan yang berat sekalipun, terlebih dalam ibadah pelayanan, supaya tidak
seperti bangsa Israel; mayat mereka bergelimpangan di padang gurun karena
persungutan / mulut bersuara (terbuka), sehingga mereka tidak sampai ke tanah
Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Allah.
Ada 2 hal yang terjadi setelah menggenapi
kehendak Allah:
YANG KEDUA: YESUS MENYERAHKAN NYAWA-NYA.
Matius 26: 40-43
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati
mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup
berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!"
(26:43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab
mata mereka sudah berat.
Yesus harus meminum cawan anggur, sesuai dengan kehendak Allah, itu sebabnya Yesus berkata: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya”.
Meminum cawan anggur, artinya; menanggung penderitaan di atas kayu salib = menyerahkan nyawa / mati di atas kayu
salib.
Menyerahkan nyawa, berarti; harus meminum cawan anggur sampai habis, sebab,
cawan anggur tidak akan lalu apabila tidak diminum.
Ciri-ciri menyerahkan nyawa.
Matius 26: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati
mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu
sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Ciri-cirinya adalah berjaga-jaga dan berdoa selama satu jam = hidup dalam doa penyembahan selama satu jam.
Jadi, jika seseorang menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, itu bisa dilihat dari doa penyembahannya, apakah penyembahannya sudah sampai satu jam?
Banyak orang Kristen yang berkata “aku
serahkan Tuhan hidupku dalam tangan-Mu, Tuhan”, tetapi tidak ada doa
penyembahan / tidak hidup dalam doa penyembahan, ini adalah suatu kesalahan /
kekeliruan, sebab penyerahan hidup yang benar adalah lewat doa penyembahan
selama satu jam.
Begitu juga dengan saya, untuk menyampaikan firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan, terlebih dahulu saya menyerahkan hidup sepenuhnya kepada
Tuhan, lewat doa penyembahan, dan bagi saudara yang memegang jabatan imam /
dipercaya melayani Tuhan, harus terlebih dahulu menyerahkan hidup sepenuhnya
kepada Tuhan, lewat doa penyembahan.
Kuasanya.
Matius 26: 41
Matius 26: 41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi
daging lemah."
Kuasa doa penyembahan adalah supaya jangan jatuh dalam pencobaan, sebab Yesus tahu roh kita penurut, tetapi daging lemah.
Mungkin saat mendengar / menerima firman Allah, roh kita berkata “yes”,
tetapi baru saja selesai ibadah dan keluar satu langkah dari pintu rumah Tuhan,
sudah jatuh di dalam dosa, karena daging lemah.
Tetapi kalau hidup dalam doa penyembahan, berarti tidak ada kesempatan untuk
daging menyembah berhala dan yang lain-lain.
Yesus juga menyuruh 12 murid untuk menyembah, tetapi sayangnya mereka tertidur.
Memang, kelemahan yang paling mendasar dari gereja Tuhan adalah
tertidur, seperti 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh, kedua-keduanya
sama-sama tertidur, hanya saja 5 gadis yang bijaksana membawa pelita dan
membawa minyak di dalam buli-buli.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Saudaraku kalau hidup dalam doa penyembahan, maka;
-
Tuhan Yesus Kristus BERTAKHTA dalam kehidupan kita.
-
Tuhan Yesus Kristus BERKUASA sepenuhnya atas kita.
-
KEMULIAAN-NYA nyata dalam hidup kita, sehingga tidak dibawa dalam pencobaan dan terlepas
dari si jahat.
Jadi, saudaraku ketiga hal tersebut akan terjadi, apabila kita hidup dalam
doa penyembahan.
Saudaraku, untuk dikuasai Roh Kudus, itu bukanlah perkara yang mudah;
seperti yang kita tahu, banyak gereja Tuhan berbahasa roh, dengan
berkata-kata ‘kiraba-kiraba’, padahal hidupnya tidak dikuasai oleh Tuhan
sepenuhnya / tidak hidup dalam doa penyembahan.
Mari kita lihat; ketika Allah
menyatakan kemuliaan-Nya.
Keluaran 14: 9
(14:9) Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda
dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah
di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada bangsa israel sehingga bangsa Israel
terlepas dari 4 hal, yaitu;
-
Terlepas
dari kereta.
Kereta -> kekuasaan
/ kekuatan, yang berasal dari dunia.
-
Terlepas
dari Firaun.
Firaun -> iblis setan.
-
Terlepas
dari Mesir.
Mesir -> dunia dan segala apa yang ada di dalamnya.
-
Terlepas
dari orang-orang Mesir.
Orang-orang Mesir -> daging.
= tidak dibawa ke
dalam pencobaan dan dilepaskan dari pada si jahat.
Kita sudah melihat bangsa Israel dibaptis saat melewati sungai Yordan,
sekarang, mari kita melihat syarat dibaptis.
Syarat dibaptis.
Yosua 3: 15-16
(3:15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan,
dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi
sungai itu -- sungai Yordan itu
sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai --
(3:16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak
menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah
Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama
sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.
Terlebih dahulu imam-imam pengangkat tabut mencelupkan kakinya ke dalam
tepi sungai Yordan, maka dengan demikian, sungai Yordan menjadi kering. Saat
air sungai Yordan menjadi kering barulah bangsa Israel menyeberangi sungai
Yordan.
Arti rohaninya untuk kita sekarang: terlebih
dahulu menerima pelayanan Kristus.
Imam yang mengangkat tabut -> pelayan-pelayan kristus
Lukas 22: 25-27
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa
memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka
disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara
kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang
melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Saudaraku, Yesus Kristus berada di tengah-tengah 12 murid sebagai pelayan =
Yesus Kristus melayani 12 murid.
Artinya; 12 murid menerima pelayanan
Kristus.
Mari kita lihat; pelayanan Kristus.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di
antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai
pelayan.
Menerima pelayanan Kristus, berarti;
-
Yang terbesar menjadi yang paling muda.
Walaupun saudara menjadi
yang terbesar oleh karena sesuatu hal / karena kelebihan-kelebihan yang saudara miliki,
baik di sekolah, di dalam pekerjaan, di mana saja komunitas saudara, tetapi
jika menerima pelayanan Kristus; saya dan saudara harus menjadi yang termuda, jangan merasa yang terbesar.
-
Pemimpin sebagai pelayan.
Gembala-gembala sidang,
disebut pemimpin-pemimpin rumah ibadat, tetapi pada malam hari ini saya,
sebagai gembala sidang, menyampaikan firman Allah kepada saudara = melayani.
Ciri-cirinya.
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal
bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Tetap tinggal bersama-sama dengan Kristus di dalam segala pencobaan = memikul tanggung jawab yang Tuhan
percayakan.
Saudaraku, Yesus telah naik ke Sorga, sekarang pertanyaannya, kapan kita bersama-sama dengan Dia untuk
menanggung segala pencobaan?
Yaitu, ketika kita memikul tanggung
jawab yang Tuhan percayakan dalam segenap rumah Tuhan.
Seberat apapun penderitaan / pencobaan di dalam pelayanan, baik susah
maupun senang, pikullah tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan =
bersama-sama dengan Dia untuk menanggung segala pencobaan.
Yosua 3: 14
(3:14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk
menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat
tabut perjanjian itu berjalan di depan
bangsa itu.
Imam-imam yang mengangkat / memikul tabut perjanjian harus sama tingginya.
-
Jika ada yang lebih tinggi / MENONJOL, maka tanggung jawab yang Tuhan
percayakan akan terasa berat.
-
Jika ada yang lebih rendah / MINDER, akan melepaskan tanggung
jawab yang Tuhan percayakan = tidak terbeban.
Jadi, memikul tabut / melayani harus sama-sama memikul tanggung jawab yang
Tuhan percayakan, jangan ada penonjolan diri satu dengan yang lain dan
jangan rendah diri / minder, pikullah tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Yosua 3: 15, 3
(3:15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan,
dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi
sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama
musim menuai –
(3:3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah
kamu melihat tabut perjanjian
TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya –
Saudaraku, tabut perjanjian itu dipikul / diangkat oleh para imam yang berasal dari suku / bani lewi.
Pertanyaannya:
Mengapa imam yang
mengangkat tabut itu dari suku / bani Lewi ?
Keluaran 32: 25-26
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari
kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi
lawan
mereka --
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu
berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
Bani Lewi / suku Lewi berpihak
kepada Tuhan, tidak berpihak kepada yang lain.
Kalau dilihat dari silsilah Tuhan Yesus Kristus, Yesus berasal dari garuis
keturunan suku Yehuda, tetapi di sini kita perhatikan, yang dipilih untuk
mengangkat tabut adalah suku Lewi, hal itu terjadi karena Lewi berpihak
kepada Tuhan.
Saudaraku, apabila sudah dipercaya melayani Tuhan, harus berpihak kepada
Tuhan dalam segala hal, jangan berpihak kepada yang lain, entah itu saudara,
pekerjaan, kegiatan-kegiatan, aktivitas-aktivitas.
Kalau berpihak kepada Tuhan, penyembahan kita mengarah kepada Tuhan, tetapi
kalau tidak berpihak kepada Tuhan, maka penyembahan kita mengarah kepada
berhala. Berpihaklah kepada Tuhan dalam segala hal!
Praktek memihak kepada Tuhan.
Keluaran 32: 27
(32:27) Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya
pada pinggangnya dan berjalanlah kian
ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah
masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
Mengikatkan pedang pada pinggang.
Artinya; berpegang teguh pada Firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, bagaikan ikat pinggang yang terikat
pada pinggang .
Amsal 7: 1-3
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada
perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.
(7:2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah
ajaranku seperti biji matamu.
(7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh
hatimu.
Berpegang teguh pada firman pengajaran, berarti; menyimpan firman di dalam
hati dan menjaganya seperti menjaga biji mata.
Sedikit kesaksian.
Seringkali, biji mata saya kemasukan serbuk halus / debu, dan rasanya tidaklah
enak di mata.
Oleh sebab itu, saya harus mencuci mata saya, sebab saya harus menjaga biji
mata saya, supaya saya dapat membaca dan melayani saudara dalam menyampaikan
firman Tuhan, yaitu firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Demikian juga, firman Allah harus ditambatkan / dijaga di dalam hati, sama
seperti menjaga biji mata.
Hasilnya.
Keluaran 32 :27- 28
(32:27) Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan
berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu
gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan
tetangganya."
(32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah
kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan melepaskan kita dari
penyembahan berhala, sehingga dengan demikian, kita tidak lagi bersaudara /
bertetangga / berteman dengan penyembahan berhala.
TUHAN YESUS KRITUS
KEPALA, GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment