Tema : IMANUEL
Shalom
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih Nya besar, kita boleh beribadah malam hari ini.
Yesaya 7: 10-14
(7:10) TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
(7:11) "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu
sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat
tertinggi yang di atas."
(7:12) Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau
mencobai TUHAN."
(7:13) Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga
Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku
juga?
(7:14) Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu
pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel.
Sesuai dengan perkataan nabi Yesaya kepada Ahas, raja Yehuda, bahwa Allah
memberi tanda kepada Ahas, raja Yehuda, yaitu “seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”.
Namun dalam Yesaya 7: 10-14, kita tidak menemukan secara rinci anak
laki-laki tersebut.
Mari kita perhatikan nubuatan Yesaya yang digenapi dalam injil
Matius
Matius 1: 21-23
(1:21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
(1:22) Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
(1:23) "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"
-- yang berarti: Allah menyertai kita.
Anak laki-laki yang dilahirkan diberi nama Imanuel, itulah
pribadi Yesus Kristus, yang menyelamatkan manusia dari dosa.
Pertanyaannya:
MENGAPA TUHAN MEMBERI TANDA KEPADA AHAS, RAJA YEHUDA?
Yesaya 7: 13
(7:13) Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga
Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu
melelahkan Allahku juga?
Ahas, raja Yehuda, cukup melelahkan orang dan melelahkan Allah juga.
Berarti melelahkan orang = melelahkan Allah
Kalau sidang jemaat, apalagi imam-imam yang sudah mengambil bagian dalam
pelayanan tidak dengar-dengaran kepada gembala, itu berarti cukup melelahkan orang,
sehingga melelahkan Allah juga.
2 Raja-raja 16: 2-4
(16:2) Ahas berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam
belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa
yang benar di mata TUHAN, Allahnya, seperti Daud, bapa leluhurnya,
(16:3) tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel,
bahkan dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai
dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN
dari depan orang Israel.
(16:4) Ia mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit
pengorbanan dan di atas tempat-tempat yang tinggi dan di
bawah setiap pohon yang rimbun.
Kejahatan Ahas ketika melelahkan orang dan
Allah, dibagi menjadi 3 bagian
1. Ahas, raja
Yehuda tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan, Allahnya,
seperti Daud, bapa leluhurnya.
Tidak melakukan yang benar = tidak hidup sesuai firman Tuhan,
sebab dalam Yohanes 17: 17, firman Mu adalah kebenaran.
Berarti, Ahas, raja Yehuda hidup menurut kebenaran diri sendiri.
Seorang raja, paling mudah sekali untuk melakukan kebenaran diri sendiri,
sebab tidak ada yang melarang, tetapi bagi saya, seorang gembala, hidup sesuai
firman Tuhan adalah tantangan yang besar.
2. Hidup
menurut kelakukan raja Israel dan orang Kanaan
-
Hidup menurut kelakukan
raja Israel
Kelakukan raja Israel tidak ada satupun yang benar, dan Ahas, raja Yehuda,
hidup menurut kelakuan raja Israel
Artinya: tidak ada satupun kebenaran di dalam diri Ahas, raja Yehuda.
-
Hidup menurut kelakuan
orang Kanaan
yaitu, mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api
Kita mengetahui bahwa Yesus turun ke bumi untuk menyelamatkan jiwa,
menyelamatkan manusia yang berdosa, supaya manusia beroleh hidup yang kekal.
Berarti, kalau Ahas mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, itu
adalah perbuatan keji di hadapan Tuhan = tidak menjadi kesaksian = tidak
hidup menurut pimpinan Roh El Kudus
3. Mempersembahkan
korban dan membakar korban;
-
Di bukit-bukti pengorbanan
-
Di atas tempat yang tinggi
-
Di bawah setiap pohon yang rimbun
= hidup di dalam penyembahan berhala
Kalau hidup di dalam penyembahan berhala, itu menunjukkan tidak
hidup dalam doa penyembahan.
Kalau seseorang hidup dalam doa penyembahan yang benar, pasti penyembahannya
tidak mengarah kepada berhala.
Oleh sebab itu, berulang kali saya sampaikan, hati-hati dengan segala
sesuatu yang engkau punya. Jangan menjadikan itu sebagai berhala.
Oleh karena segala perbuatan Ahas, raja Yehuda, maka firman Allah datang
melalui nabi Yesaya.
Yesaya 7: 11-12
(7:11) "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah
itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat
tertinggi yang di atas."
(7:12) Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau
mencobai TUHAN."
Saat Ahas melelahkan orang dan melelahkan Allah oleh karena segala
perbuatan yang jahat, maka nabi Yesaya menyampaikan firman Tuhan supaya meminta
suatu tanda kepada Allah, tetapi Ahas, raja Yehuda tidak mau meminta
tanda kepada Allah.
Kita sudah melakukan banyak kesalahan tetapi tidak mau meminta tanda kepada
Tuhan, sebagai kemurahan dari pada Tuhan, ini adalah suatu kebodohan
yang besar, ini sangat disayangkan sekali.
Ahas tidak mau minta tanda kepada Allah = tidak mau
meminta pertolongan dari Tuhan = TIDAK MENGANDALKAN TUHAN DALAM
MENGHADAPI MASALAH.
2 Raja-raja 16: 5-6
(16:5) Pada waktu itu majulah Rezin, raja Aram, dan Pekah bin
Remalya, raja Israel, untuk memerangi Yerusalem. Dan mereka mengepung
Ahas, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan dia.
(16:6) Pada masa itu Rezin, raja Aram, mengembalikan Elat kepada Edom, lalu
ia mengusir orang-orang Yehuda dari Elat. Datanglah orang-orang Edom ke Elat
dan diam di sana sampai hari ini.
Rezim, raja Aram dan Pekah bin Remalya, raja
Israel, maju untuk memerangi Yerusalem, Ahas, raja Yehuda.
Kehidupan kita yang tinggal di Yerusalem, seringkali dikepung / dikelilingi
musuh.
Hati-hati saudara yang sudah tinggal di Yerusalem, yaitu yang sudah
beribadah dan melayani!
Sekarang bagaimana sikap kita di mata Tuhan??
2 Raja-raja 16: 7
(16:7) Ahas menyuruh utusan-utusan kepada Tiglat-Pileser, raja
Asyur, mengatakan: "Aku ini hambamu dan anakmu. Majulah dan
selamatkanlah aku dari tangan raja Aram dan dari tangan raja Israel, yang telah
bangkit menyerang aku."
Ketika menghadapi peperangan, Ahas raja Yehuda tidak meminta
pertolongan kepada Tuhan, tidak mengandalkan Tuhan, tetapi justru
datang kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur, sehingga Ahas menjadi hamba dan anak bagi
raja Asyur, ini adalah suatu kebodohan.
-
Bandingkan kalau kita menjadi hamba
Tuhan, setia dalam segenap rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, memikul
tanggung jawab yang besar maupun yang kecil.
-
Kalau kita menjadi anak
Tuhan, kita hormat kepada Tuhan, kita sanjung Tuhan setinggi-tingginya.
Tetapi sayang sekali, Ahas, raja Yehuda, tidak mengandalkan Tuhan, dia
tetap mempertahankan kebodohannya.
2 Raja-raja 16: 8
(16:8) Ahas mengambil perak dan emas yang terdapat dalam rumah
TUHAN dan dalam perbendaharaan istana raja, dan mengirimnya kepada
raja Asyur sebagai persembahan.
Sebagai imbalan Ahas meminta pertolongan kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur,
yaitu Ahas mengambil perak dan emas dari
rumah Tuhan dan dari perbendaharaan rumah istana raja.
-
Emas -> Roh El Kudus
Bayangkan kalau dari dalam rumah Tuhan dan dari dalam perbendaharaan rumah
istana raja tidak ada emas, berarti kehilangan Roh El Kudus =
tidak hidup menurut pimpinan Roh El Kudus = hidup menurut keinginan daging
Kalau kehilangan Roh kudus, berarti tidak memberi diri dipimpin Roh Kudus,
dan hidup menurut keinginan daging, sehingga menjadi sunyi sepi.
-
Perak -> ketebusan
Kalau perak diambil dari rumah Tuhan dan dari perbendaharaan istana raja,
arti rohaninya adalah: tidak mendapat penebusan, sehingga setiap
orang yang berdosa, tetap tinggal dalam dosa.
Oleh sebab itu, biarlah malam hari ini kita menghargai darah yang tercurah
di atas kayu salib. Jangan sampai perak diambil dari rumah Tuhan, tidak
mendapat penebusan dari darah Anak Domba yang tersembelih.
Kesimpulannya:
-
Mengambil perak dan emas dari rumah Tuhan = kosong / Allah tidak berdiam di
dalamnya
Bayangkan orang tidak mendapat penebusan oleh darah Yesus Kristus, kemudian
tidak mendapat pimpinan Roh Kudus, ini berarti kosong, tidak ada 3 oknum Allah
di dalamnya.
-
Mengambil perak dan emas dari perbendaharaan rumah istana raja = kehilangan
kuasa dan kemuliaan sang raja
Kalau tidak ada lagi kuasa dan kemuliaan Allah, kita tidak memiliki kuasa
untuk mengalahkan dosa yang disebabkan oleh 3 hal, yaitu iblis setan, daging dan pengaruh
dunia.
Kita melihat ketika Allah menyatakan kemuliaannya kepada bangsa Israel,
ketika menyebrangi laut Teberau, bangsa Israel terlepas dari 4 hal, yaitu;
·
Firaun, adalah gambaran dari iblis
setan
·
Mesir, gambaran dari dunia
·
Orang-orangnya, gambaran dari
daging
·
Kereta berkuda, adalah gambaran
dari kekuatan dan arus dunia
Menjadi sunyi sepi dan kehilangan kemuliaan raja = terkutuk
Yeremia 17: 5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang
hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
mengandalkan kekuatannya sendiri,
dan yang hatinya jauh dari Tuhan,
seperti Ahas, raja Yehuda
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti lenyap, oleh sebab itu, tidak
patut jika kita mengandalkan manusia, mengandalkan kekuatan sendiri dan hati
jauh dari Tuhan.
Yesaya 17: 6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di
tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Terkutuk digambarkan seperti SEMAK BULUS DI PADANG BELANTARA.
Ini adalah gambaran sunyi sepi dalam kesendirian.
Keadaan padang belantara adalah sunyi
sepi.
Sunyi sepi dalam kesendirian tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.
Oleh sebab itu, setiap orang pribadi lepas pribadi harus mengasihi Tuhan
dan sesama, sebab kita tidak bisa hidup sendiri tanpa Tuhan dan sesama. Jangan
seperti semak bulus di padang belantara.
Kita harus mengandalkan Tuhan, meminta pertolongan dari Tuhan.
Akibat tidak meminta tanda kepada Tuhan
1. 2 Raja-raja
16: 10-14
(16:10) Sesudah itu pergilah raja Ahas menemui Tiglat-Pileser, raja Asyur,
ke Damsyik. Setelah raja Ahas melihat mezbah yang ada di Damsyik, dikirimnyalah
kepada imam Uria ukuran dan bagan mezbah itu, menurut buatannya yang
tepat.
(16:11) Lalu imam Uria mendirikan mezbah; tepat seperti keterangan yang
dikirimkan raja Ahas dari Damsyik, demikianlah dibuat imam Uria menjelang
datangnya raja Ahas dari Damsyik.
(16:12) Setelah raja pulang dari Damsyik, maka raja melihat mezbah itu.
Lalu mendekatlah raja kepada mezbah itu, naik ke atasnya,
(16:13) membakar korban bakarannya dan korban sajiannya, mencurahkan korban
curahannya di atas mezbah itu, dan menyiramkan darah korban keselamatannya
kepadanya.
(16:14) Tetapi ia menyuruh menggeser mezbah tembaga yang ada di
hadapan TUHAN dari depan rumah TUHAN, dari antara mezbah baru dengan rumah itu,
dan menaruhnya di sebelah utara mezbah baru itu.
Raja Ahas membuat mezbah menurut buatannya sendiri, dengan ukurannya
sendiri.
Akibat yang pertama: Ahas membuat mezbah korban bakaran dengan
ukurannya sendiri lalu mempersembahkan korban di atasnya
Arti rohaninya: tidak menghargai korban Kristus = memandang ringan
korban Kristus
Kalau Israel keluar menuju tanah Kanaan untuk beribadah, itu karena darah
Anak Domba yang tersembelih. Sesungguhnya ibadah pelayanan seharga
dengan darah Yesus.
Itu sebabnya saya sedih sekali melihat anak Tuhan saat beribadah melayani
tetapi dengan seenaknya, tidak menghargai korban Kristus, menggeser mezbah korban
bakaran sesuai ukuran Tuhan, digantikan mezbah sesuai ukuran sendiri.
Kalau beribadah melayani dengan ukuran sendiri berarti tidak menghargai
korban Kristus
Biarlah kita memperhatikan hal ini.
Saya rindu sekali supaya terjadi persekutuan hamba-hamba Tuhan di provinsi
Banten. Hal ini akan terjadi bila saya dan saudara tidak menggeser / mengubah
korban Kristus dan ukurannya.
2. 2 Raja-raja
16: 17
(16:17) Sesudah itu raja Ahas memotong papan penutup kereta penopang
dan menyingkirkan bejana pembasuhan dari atasnya, juga
"laut" itu diturunkannya dari atas lembu tembaga yang mendukungnya
dan ditaruhnya di atas alas batu.
Akibat yang kedua: menggeser kolam pembasuhan yang di dalamnya ada
air laut.
Arti rohaninya: tidak menghargai kematian dan kebangkitan
Kristus = tidak satu dalam baptisan kematian Kristus,
sehingga tidak hidup dalam hidup yang baru.
Tembaga kolam pembasuhan ini ditopang patung lembu dari tembaga.
Kalau kita menggeser kolam pembasuhan berarti kita tidak
satu dalam kematian dan kebangkitan Kristus, sebab kolam pembasuhan ->
baptisan air
Kematian dan kebangkitan Kristus adalah kemurahan Tuhan, itu adalah kasih
karunia.
Bangsa Israel berada di Kanaan yang berbukit dan berlembah,
itu adalah gambaran dari mati dan bangkit = mengandalkan kemurahan Tuhan,
bergantung kepada hujan kemurahan Tuhan. Berbeda dengan di Mesir, dia harus
mengandalkan kekuatan sendiri untuk mengambil air.
Jangan geser kemurahan Tuhan ! yang rugi bukanlah orang lain, tetapi diri
kita sendiri.
3. 2 Raja-raja
16: 18
(16:18) Selanjutnya, demi raja Asyur, disingkirkannya dari rumah
TUHAN serambi tertutup untuk hari Sabat yang telah didirikan pada
rumah TUHAN, juga pintu masuk untuk raja yang di sebelah luar.
Akibat yang ketiga: menyingkirkan serambi yang tertutup untuk hari Sabat.
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah: tidak ada hari
perhentian untuk menguduskan diri di hadapan Tuhan = tidak
tekun dalam 3 macam ibadah utama, yaitu Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya
/ Umum Minggu, dan Ibadah Doa Penyembahan = menjauhkan diri
dari pertemuan-pertemuan ibadah
Saat kita beribadah melayani Tuhan, itu adalah hari perhentian bagi Tuhan,
dan itu adalah saat untuk kita menguduskan diri di hadapan Tuhan
Kalau hal ini sudah terjadi dalam kehidupan saya dan saudara, datanglah
kepada Tuhan, mintalah tanda kepada Tuhan.
Jalan keluar
Yesaya 7: 10-11
(7:10) TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
(7:11) "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah
itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat
tertinggi yang di atas."
Minta suatu pertanda dari Tuhan, Allah, inilah jalan keluar malam hari ini
sesuai dengan perkataan Allah kepada Ahas, melalui nabi Yesaya, yaitu sesuatu
dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari
tempat tertinggi yang di atas
Meminta tanda dari dunia orang mati = Yesus mati
Meminta tanda dari tempat tertinggi yang di atas = bangkit dan dipermuliakan
Berarti, harus ada tanda kematian dan tanda kebangkitan sampai
dipermuliakan oleh Tuhan.
Yohanes 2: 18-21
(2:18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah
dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak
demikian?"
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
(2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun
orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga
hari?"
(2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya
sendiri.
Perombakan terjadi lewat kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus.
Merombak Bait Allah adalah tanda kematian dan kebangkitan Kristus.
3 hari -> kuasa kematian dan kuasa kebangkitan Yesus Kristus
Biarlah tanda ini berlaku. Biarlah malam hari ini kita merombak,
membaharui, memperbaiki yang tidak benar.
Yang selama ini kita bangun selama 46 tahun, berarti dibangun di bawah
hukum taurat, biarlah kita rombak sampai ada kemuliaan dan kuasa raja.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment