IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 APRIL 2014
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 08)
Subtema: KEBENARAN OLEH IMAN LEWAT INJIL SEPENUH (BUKAN INJIL
SETENGAH)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Pada malam hari ini kita dimungkinkan untuk beribadah
melayani Tuhan, semua karena kemurahan hati Tuhan bukan karena gagah, hebat,
kuat kita.
Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim Rasul
Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 6
(1:6) yang
sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah
dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu
mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
Injil itu sudah sampai kepada sidang jemaat di Kolose,
tentu itu adalah kemurahan Tuhan.
Mereka mendengar
injil itu sehingga mereka mengenal
kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
Banyak orang Kristen merasa, ketika ia diberkati secara
lahiriah, dan ketika ia menerima pemberitaan firman dalam bentuk teori
kemakmuran (berkat berkelimpahan), merasa bahwa itu sudah cukup baginya, merasa
bahwa itulah segala-galanya baginya, dengan kata lain seolah-olah itu adalah
kasih karunia yang sebenarnya.
Sesungguhnya, tidak salah kalau kita menerima dan
merasakan berkat-berkat sebagai kemurahan dari Tuhan, tetapi lebih dari itu, ada
yang tidak boleh dilupakan, yaitu kasih karunia Allah.
Perlu untuk diketahui; kasih karunia Allah tidak sebatas
pemberitaan firman dalam bentuk teori kemakmuran, tidak sebatas
mujizat-mujizat/tanda-tanda heran.
Jadi, pendeknya; injil itu telah sampai kepada sidang
jemaat di Kolose.
Roma 1: 1-3
(1:1) Dari
Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil
menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan
Injil Allah.
(1:2)
Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
dalam kitab-kitab suci,
(1:3)
tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,
Injil, berarti; menceritakan pribadi Yesus Kristus, Anak
Allah, seutuhnya, di dalam injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
Sesungguhnya, injil ini telah dijanjikan Tuhan dengan
perantaraan para nabi dan menuliskannya di dalam kitab-kitab mereka.
Paulus dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan injil
Allah.
Sejenak kita melihat ayat 16 ...
Roma 1: 16
(1:16)
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam
Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Injil adalah KEKUATAN ALLAH untuk menyelamatkan setiap
orang yang percaya.
Berarti, Allah menyelamatkan orang-orang percaya lewat injil
yang diberitakan, pertama-tama menyelamatkan orang Yahudi, selanjutnya
menyelamatkan orang yang bukan Yahudi, yaitu bangsa kafir (diwakili orang
Yunani).
Dalam ayat 16 ini juga dikatakan, bahwa Rasul Paulus
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil.
Kalau injil adalah kekuatan Allah, maka kita tidak perlu
ragu lagi terhadap pemberitaan injil.
Roma 1: 17
(1:17)
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak
dari iman dan memimpin kepada iman,
seperti ada tertulis: "Orang benar akan
hidup oleh iman."
Di dalam injillah nyata kebenaran Allah yang bertolak
dari iman dan memimpin kepada iman.
Artinya; orang benar hidup oleh karena iman (percaya
kepada Yesus Kristus Anak Allah).
Tanpa injil, seseorang
tidak akan mendapatkan keselamatan, jadi benarlah bahwa injil adalah kekuatan Allah.
Kita telah melihat dalam perjanjian Lama, sebelum Yesus
hadir, turun ke bumi ini, hukum yang berlaku adalah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan
ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Siapakah orang yang dapat diselamatkan kalau mereka
berada di dalam hukum Taurat?
Tetapi puji Tuhan, injil itu telah sampai bukan hanya
kepada jemaat di Kolose (salah satu jemaat di Asia kecil), tetapi injil itu
juga telah sampai kepada kita, dan malam hari ini kita menerimanya, di dalamnya
Yesus Kristus diberitakan.
Habakuk 2: 2-4
(2:2) Lalu
TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah
itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
(2:3)
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju
kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu,
sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.
(2:4)
Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
“... orang
yang benar akan hidup oleh percayanya” =
hidup oleh karena iman, bukan hidup oleh karena yang lain-lain, persis seperti
surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma tadi, bahwa
injil itu telah dijanjikan dan dituliskan oleh para nabi, secara khusus nabi
Habakuk telah menuliskannya bahwa orang benar hidup oleh percayanya.
Ibrani 10: 38
(10:38)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku
tidak berkenan kepadanya."
Orang-orang benar, orang yang tinggal di dalam Tuhan; hidup oleh iman.
Apabila seseorang mengundurkan diri, maka
Tuhan tidak akan berkenan kepada-Nya. Orang yang mengundurkan
diri adalah orang yang tidak
hidup oleh iman /
kebenarannya tidak didasari dengan iman.
Biarlah kiranya kita tetap hidup dalam Tuhan, benar oleh
iman, bukan karena yang lain-lain.
Kembali kita memperhatikan ...
Habakuk 2: 4
(2:4)
Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada,
tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh
percayanya.
Orang yang benar hidup oleh percayanya, tetapi ORANG YANG
MENGUNDURKAN DIRI, MEMBUSUNGKAN DADA; TIDAK LURUS HATINYA.
Orang yang membusungkan dada adalah orang yang merasa
diri bisa, merasa diri mampu. Orang yang demikian pasti tidak lurus hatinya.
Dimana
letak tidak lurus hatinya?
Habakuk 2: 5
(2:5) Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi
ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan
tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya
dan segala bangsa dihimpunkannya."
Orang yang semacam itu (orang yang membusungkan dada) adalah orang yang
sombong, kemudian tidak memiliki rasa kenyang, tidak
ada rasa puas-puasnya, tidak ada rasa cukup = tamak, serakah, cinta akan uang, sama seperti, mulut yang menganga
= dunia orang mati.
Mulut menganga (mulut terbuka, tidak tertutup) adalah orang yang tidak ada rasa
kenyangnya.
Inilah orang yang mengundurkan diri, artinya kebenaran
mereka bukan karena iman, melainkan karena keadaan, seperti orang yang
membusungkan dada.
Amsal 30: 15-16
(30:15) Si
lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!"
dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak
akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
(30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang
tidak pernah puas dengan air, dan api yang
tidak pernah berkata: "Cukup!"
Orang yang tidak merasa cukup digambarkan seperti LINTAH,
yang mempunyai dua anak perempuan, yaitu:
"Untukku!" dan
"Untukku!"
artinya; tidak perduli dengan orang lain, termasuk ibadah dan
pelayanan.
Kalau orang benar pasti hidup karena iman, dan orang yang
semacam ini tidak kuatir masalah penghidupan, tidak kuatir akan hari esok, jadi
selain untukku, juga untuk orang lain,
ditengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Tetapi orang yang mengundurkan diri dari kebenaran iman
menjadi serakah, tamak, persis seperti lintah (mempunyai dua anak, yaitu"Untukku!" dan
"Untukku!" = kikir = tidak ada rasa cukup)
Persamaan dari lintah, ada 4 hal yang tak pernah berkata “cukup”:
1. Dunia
orang mati = kuburan.
2. Rahim yang
mandul = buah kandungan kering.
Kalau
rahim seorang perempuan mandul, tidak ada rasa cukup, ia pasti akan
menginginkan anak sekalipun dari rahim perempuan asing, dan secara lahiriah,
kalau seorang perempuan mandul juga serakah.
3. Bumi yang
tidak pernah puas dengan air = padang gurun yang gersang = tanah
kering.
4. Api yang
tidak pernah berkata: “Cukup”
Karena api membakar apa saja yang dapat
dibakar seperti; kayu, rumput kering, jerami = kerohanian yang kering-kering.
Empat perkara
tersebut adalah gambaran dari kerohanian yang kering-kering, sedangkan
kerohanian yang kering-kering disebabkan oleh Iblis
/ Setan, sesuai dengan Yesaya 14:16-19, Iblis
membuat dunia ini seperti padang gurun = tanah kering.
Sedangkan Tuhan
telah melemparkan iblis setan kedalam dunia orang mati yaitu kuburan.
Kiranya kita bersama-sama
memperhatikan apa yang Tuhan nyatakan malam ini, supaya kita tetap
mempertahankan kebenaran oleh iman dan tidak mengundurkan diri dari hal itu.
Inilah gambaran dari orang-orang yang mengundurkan diri
dari kebenaran iman, seperti lintah yang mempunyai dua anak perempuan, yaitu"Untukku!" dan
"Untukku!".
Apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Habakuk ditulis
kembali oleh Rasul Paulus karena dia telah dipanggil menjadi rasul untuk
memberitakan injil.
Ibrani 10: 37
(10:37)
"Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit
waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi, tinggal sedikit waktu
lagi dan Tuhan tidak menangguhkan kedatangan-Nya / Tuhan tidak
menunda-nunda kedatangan-Nya untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
Ibrani 10: 38-39
(10:38)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
(10:39)
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Kalau kita tetap memiliki kebenaran oleh iman, disebut
juga orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup yang kekal, bukanlah
orang-orang yang mengundurkan diri.
Awalnya kita datang kepada Tuhan dengan kebenaran yang
kita miliki, yaitu kebenaran secara lahiriah, kebenaran diri sendiri, itulah
orang yang membusungkan dada, tetapi sekarang oleh karena injil, kita mengenal
kasih karunia yang sebenarnya.
Sekarang kita lihat ...
Galatia 3: 11
(3:11) Dan
bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat
adalah jelas, karena: "Orang yang benar
akan hidup oleh iman."
Tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena
melakukan hukum Taurat karena kebenaran bukan berasal dari hukum Taurat/usaha
manusia itu sendiri.
Jadi, dengan tegas, kembali saya tandaskan; orang yang
benar akan hidup oleh iman/percaya, berarti dasar dari kebenaran itu adalah
iman.
KESIMPULANNYA; Dasar dari kebenaran bukan dari;
- Bukan dari harta, kekayaan, justru harta/kekayaan membuat seseorang membusungkan
dada, menggambarkan bahwa hatinya tidak lurus, di mana hati yang tidak lurus
itu terlihat jelas seperti lintah, tidak ada rasa cukup, seperti mulut yang
menganga tidak ada rasa kenyang.
- Bukan karena melakukan hukum Taurat, justru karena hukum Taurat, orang mengenal dosa,
misalnya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Galatia 3: 12
(3:12)
Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
Dasar dari hukum Taurat;
“... siapa yang melakukannya, akan
hidup karenanya.”
Artinya; dibenarkan karena usaha sendiri = menjalankan
ibadah secara lahiriah.
Sama halnya pada zaman para nabi, mereka hidup menurut
hukum Taurat, untuk menghapus dosa umat Israel, mereka harus membawa korban
persembahan berupa lembu sapi atau kambing domba atau burung tekukur.
Sedangkan dalam Ibrani
10: 6-8, Yesus datang ke dunia ini dalam gulungan kitab, oleh sebab itu
Tuhan tidak menginginkan korban persembahan berupa lembu sapi atau kambing
domba.
“Kepada korban
bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata:
Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk
melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan
persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.”
Mari kita lihat; IBADAH SECARA LAHIRIAH.
Matius 15: 5-6
(15:5)
Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa
yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan
untuk persembahan kepada Allah,
(15:6)
orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya
atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Oleh karena adat istiadat, orang-orang Yahudi tidak
menghormati orang tua mereka, dengan kata lain; oleh karena adat istiadat,
mereka mengabaikan firman Tuhan (hukum kelima, yaitu menghormati ayah dan ibu).
Jadi, kerugian jika ibadah dijalankan secara
lahiriah/hurufiah: FIRMAN TUHAN DIABAIKAN.
Saya menghimbau; jangan mengabaikan firman Tuhan, demi
mempertahankan adat istiadat.
Lebih baik kita melakukan firman Tuhan dari pada
berpegang kepada adat istiadat, untuk menyenangkan hati Tuhan.
Matius 15: 7-8
(15:7) Hai
orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya
tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Ibadah lahiriah; mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh
dari Tuhan, tidak mengasihi Tuhan, sesuai dengan nubuatan Yesaya.
Matius 15: 9
(15:9)
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran
yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Kalau mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan,
itu adalah ibadah yang lahiriah, ibadah yang mendatangkan kesia-siaan karena
ajaran yang mereka jalankan adalah perintah manusia (adat istiadat).
Kebenaran karena iman tidak boleh dicampur dengan adat
istiadat/aturan manusia apapun alasannya.
Praktek kebenaran karena iman.
Galatia 3: 13
(3:13)
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Praktek kebenaran karena iman adalah SALIB KRISTUS, satu
dalam penderitaan Kristus = aniaya karena firman = SENGSARA SALIB.
Sebagaimana tadi saya katakan dalam Roma 1: 16, bahwa; “injil
adalah kekuatan Allah.”
SEBAGAI BUKTI;
1 Korintus 1: 23-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Salib Kristus yang diberitakan lewat injil adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Orang-orang Yahudi menjadi tersandung atas pemberitaan firman tentang salib
Kristus, karena mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran/mujizat-mujizat
semata.
Sedangkan bagi orang bukan Yahudi (orang Yunani),
pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah suatu kebodohan, sebab mereka
datang kepada Tuhan hanya sebatas mencari hikmat. Kalau datang kepada Tuhan
hanya sebatas mencari hikmat, persis seperti ahli-ahli Taurat yang mengerti
kebenaran namun tidak menjadi pelaku firman.
Berarti
kita dapat menyimpulkan dengan tidak ada keraguan, bahwa; pemberitaan firman
tentang salib Kristus adalah INJIL SEPENUH.
Kalau pemberitaan firman atau pelayanan Yesus hanya
sebatas mengadakan mujizat-mujizat, menyembuhkan orang yang sakit, memberi
makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, dan sebagainya, itu bukanlah injil
sepenuh, melainkan injil setengah.
Lalu, bagaimana mungkin kita mendapatkan keselamatan dari injil setengah?
Injil sepenuh, artinya; pelayanan Yesus memuncak sampai
kepada salib Kristus, sesuai dengan Filipi
2: 8, “Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” = SETIA.
Terimalah injil sepenuh, lewat pemberitaan firman tentang
salib Kristus, karena itu adalah “hikmat
Allah” dan “kekuatan Allah”
HIKMAT yang berasal dari surga / dari Tuhan, kita
peroleh lewat pemberitaan firman tentang salib
Kristus, dan oleh karena salib Kristus, kita memiliki KEKUATAN yang luar biasa,
persis seperti yang dikatakan dan yang dialami Rasul Paulus: “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12: 10)
Biarlah kita bermegah dalam kelemahan, sengsara,
penderitaan = sangkal diri pikul salib, supaya ketika kita lemah, kita kuat,
ketika kita memikul salib, kita memperoleh kekuatan dari Allah, sesuai dengan
perkataan Tuhan dalam 2 Korintus 12: 9,
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu
terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
PERLU UNTUK DIKETAHUI:
1 Korintus 1: 25
(1:25)
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar
hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah
dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
-
Orang-orang bodoh dari
Allah (di dalam Tuhan) lebih besar hikmatnya dari pada manusia (orang-orang di
luar Tuhan), sekalipun ia memiliki pendidikan yang tinggi.
-
Orang-orang yang lemah
dari Allah (di dalam Tuhan) lebih kuat dari pada orang-orang yang di luar
Tuhan, sekalipun ia kaya dan berpangkat tinggi.
1 Korintus 1: 26-28
(1:26)
Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil:
menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang
berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
(1:27)
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah
untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah
untuk memalukan apa yang kuat,
(1:28) dan
apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa
yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
Kalau hidup benar karena iman; mempermalukan orang-orang
dunia dengan segala hikmat dan kekuatan mereka.
Ingat saja ketika kita dipanggil, betul-betul di dalam
kebodohan, di dalam kelemahan, tidak memiliki hikmat yang dari Tuhan.
Tuhan tidak keliru memanggil orang-orang yang bodoh dan
yang lemah dari dunia ini, sebab Tuhan punya rencana, Tuhan punya maksud yang
indah, dengan satu tujuan untuk mempermalukan hikmat dunia, mempermalukan orang
yang merasa kuat di dunia ini, supaya nama Tuhan dipermuliakan.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan-Nya dan
perbuatan-Nya yang ajaib kepada kita.
Jadi, biarlah kita mengerti apa yang dimaksud dengan
injil, yaitu; tentang pribadi Yesus Kristus dan salib-Nya = INJIL
SEPENUH, bukan tentang yang lain-lain.
Berarti, dengan tidak ragu saya mengatakan; pemberitaan firman tentang salib Kristus
adalah injil sepenuh.
Ciri-ciri kebenaran oleh iman.
Habakuk 2: 2-3
(2:2) Lalu
TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah
penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada
loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat
membacanya.
(2:3)
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju
kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu,
sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak
akan bertangguh.
Kebenaran oleh iman harus terukir di dalam loh daging,
loh hati, bukan ditulis oleh tinta, melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus,
sebab sedikit waktu lagi, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tidak akan
ditunda-tunda dan tidak akan ditangguhkan, persis seperti apa yang ditulis
Rasul Paulus dalam kitab Ibrani.
2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu
adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan
yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3)
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat
Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta,
tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan
pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Kalau kebenaran iman tertulis didalam loh daging = menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa
dibaca dan dikenal oleh setiap orang, mulai dari perkataan, sikap, tingkah
laku, gerak-gerik, semuanya bisa dibaca, oleh sebab itu jadilah surat Kristus, surat
pujian di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
2 Korintus 3: 6
(3:6)
Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian
baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang
tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Rasul Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu
perjanjian yang baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari
Roh, sebab hukum yang ditulis oleh tinta itu mati, Rohlah yang menghidupkan =
pelayanan Roh.
Dapat
kita simpulkan pelayanan roh itu menjadi kesaksian yang hidup, yang berdampak
positif kepada setiap orang,
sedangkan pelayanan-pelayanan dengan huruf = pelayanan-pelayanan secara
lahiriah.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment