Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 73)
Subtema: KEBERHASILAN YUSUF
SEPERTI POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR HIDUP
Shalom!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus
Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena
kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan,
sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kita patut
bersyukur, sampai malam hari ini kita dapat menikmati pribadi Yusuf dari
Kejadian 37, yang akan berlangsung sampai kepada Kejadian 39, ini adalah
kemurahan Tuhan, dan kiranya kita memohon belas kasihan Tuhan, supaya Tuhan
menyatakan kemurahan-Nya bagi kita pada Kejadian 39, biarlah kehendak Tuhan
yang jadi.
Kita kembali
memeriksa Kejadian 37.
Kejadian 37: 36
(37:36) Adapun Yusuf,
ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada
Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.
Setelah Yusuf
dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, saudagar-saudagar dari
Midian, selanjutnya Yusuf dibawa ke Mesir dan akhirnya Yusuf dijual kepada
Potifar, kepala pengawal raja.
Kita lihat kisah
yang sama dalam ...
Kejadian 39: 1
(39:1)
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun,
kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa
dia ke situ.
Potifar yang
membeli Yusuf ini adalah seorang kepala pengawal raja Firaun, dan singkatnya;
Yusuf tinggal di rumah Potifar.
Pada saat Yusuf
dijual, ini merupakan gambaran dari perjalanan rohani kehidupan muda remaja
yang begitu rumit dan berliku-liku, bahkan perjalanan dari pada Yusuf ini
menunjukkan bahwa sepertinya Yusuf dipermain-mainkan karena ia
diperjual-belikan, ini adalah perjalanan yang sangat menarik untuk disimak,
karena dibalik semua peristiwa-peristiwa yang dialami Yusuf, Tuhan mau
menyatakan kemuliaan-Nya.
Kejadian 39: 2
(39:2)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia
menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di
rumah tuannya, orang Mesir itu.
Tuhan menyertai
Yusuf dalam segala sesuatunya, sekalipun ia diperjual-belikan,
dipermain-mainkan, dipimpong kian kemari, namun Tuhan tetap menyertai Yusuf.
Sesungguhnya,
penyertaan Tuhan atas Yusuf ini telah terlihat dengan jelas dari Kejadian 37:
1-36, dengan bukti; Yakub lebih mengasihi Yusuf dari anak-anaknya yang lain,
bahkan lebih dari pada itu Tuhan menyatakan suatu karunia yang besar, itulah
karunia mimpi dan penglihatan = karunia nabi.
Dari sini kita
melihat, bahwa; Tuhan menyertai Yusuf dalam segala hal yang terjadi dalam
kehidupannya.
Kejadian 37: 31-33
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan
menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan
jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32) Jubah maha
indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami
dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau
tidak?"
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata:
"Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah
diterkam."
Jubah Yusuf, jubah
yang maha indah itu telah dicelup dalam darah.
Kalau saya dan
saudara mengalami suatu perjalanan yang unik, yang tidak bisa diselami oleh
akal manusia, sementara perjalanan itu terjadi atas seijin Tuhan, percayalah;
darah Anak Domba menjadi taruhannya, darah Anak Domba menjadi jaminannya, asal
kita sungguh-sungguh menyerahkan diri, sungguh-sungguh melayani Tuhan, sebab
jubah adalah pakaian dari seorang imam besar.
Ibrani 5: 5-7
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya
sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman
kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari
ini",
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
Yesus Kristus,
Anak Allah, Ia adalah Imam Besar untuk selama-lamanya menurut peraturan
Melkisedek.
Sebagai Imam
Besar, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
keluhan kepada Dia, dan oleh karena kesalehan-Nya, doa yang disertai ratap
tangis itu didengar oleh Allah Bapa.
Yesus adalah Imam
besar yang senantiasa berdoa kepada saya dan saudara di tengah-tengah
pengikutan kita kepada Tuhan, dan di tengah-tengah perjalanan rohani kita saat
mengikuti jejak Kristus yang ditinggalkan-Nya.
Ada Seorang
Pribadi yang senantiasa berdoa untuk kita, dan itu adalah jaminan.
Ketika Yesus
menaikkan doa yang disertai ratap tangis, doa itu didengar oleh Allah Bapa,
buktinya; ketika Yesus mendoakan Simon Petrus.
Kalau saja Yesus
Kristus tidak mendoakan Simon Petrus, mungkin saja Simon Petrus sudah terpuruk
dan berujung pada kebinasaan.
Kesimpulannya;
penyertaan Tuhan atas Yusuf lewat dua jaminan, yaitu:
- Darah Anak Domba
- Doa dari Imam Besar
Kejadian 39: 2
(39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam
pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Oleh karena
penyertaan Tuhan terhadap Yusuf, maka ia menjadi seorang yang selalu berhasil
dalam pekerjaannya.
Kita lihat;
GAMBARAN DARI ORANG YANG BERHASIL.
Mazmur 1: 3
(1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
Yusuf persis seperti
pohon yang ditanam di tepi aliran air, sehingga apa saja yang diperbuatnya
selalu berhasil, demikianlah gambaran orang yang berhasil, seperti pohon yang
ditanam di tepi aliran air.
Saya merindukan
hal ini terjadi bagi kehidupan kita semua; apa saja yang kita perbuat selalu
berhasil supaya pengikutan kita tidak menjadi sia-sia, perjalanan yang kita
lalui juga tidak menjadi sia-sia, segala perjuangan dan pengorbanan juga tidak
menjadi sia-sia.
Ada dua perkara
yang dapat kita lihat dari pohon yang ditanam di tepi aliran air.
1. yang menghasilkan buahnya pada musimnya
2. yang tidak layu daunnya
Lebih jauh kita
melihat mengenai; POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR.
Wahyu 22: 1-2
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di
seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali;
dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Di seberang
menyeberang sungai air kehidupan itu (aliran air), tumbuh pohon-pohon
kehidupan, sehingga terlihat dengan jelas dua hal (seperti yang tertulis dalam
Mazmur 1: 3), yaitu;
1. berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali
Pada Mazmur dikatakan pohon yang ditanam di tepi aliran air menghasilkan
buah, dan di sini diperjelas, bahwa pohon yang ditanam di tepi aliran air itu
berbuah dua belas kali.
2. daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan
bangsa-bangsa
di sini lebih diperjelas, bahwa daun yang hijau, yang tidak layu itu
berguna untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Hal yang sama
dapat kita temukan dalam ...
Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam
pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap
bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari
tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan
dan daunnya menjadi obat."
Buah dari pohon yang ditanam di tepi aliran
air menjadi makanan, sedangkan daunnya yang hijau itu digunakan menjadi obat untuk menyembuhkan
bangsa-bangsa, termasuk kehidupan muda remaja.
Sekarang kita
melihat keterangan:
BUAHNYA
MENJADI MAKANAN.
Adapun buah dari
pohon kehidupan itu berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali, berarti dalam satu
tahun menghasilkan buah sebanyak 12 kali, dan buahnya itu menjadi makanan.
Berbuah 12 kali à pengajaran rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2:
41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi
diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa.
(2:42) Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa.
Bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul, berarti;
1. bertekun dalam persekutuan
2. bertekun dalam pemecahan roti
3. bertekun dalam berdoa
Kalau kita kaitkan
dengan pola Tabernakel, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul terkena pada tiga
macam alat yang ada di dalam ruangan suci, yaitu;
1. Bertekun dalam persekutuan terkena pada
pelita emas
Artinya; tekun dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai dengan
kesaksian-kesaksian.
Kesaksian-kesaksian merupakan pelayanan-pelayanan dari imam-imam,
hamba-hamba Tuhan sesuai dengan karunia-karunia Roh yang diterima oleh
tiap-tiap orang.
Dapat disimpulkan, kalau tekun dalam Ibadah Raya Minggu maka seseorang akan
semakin mantap dan diteguhkan dalam karunia-karunia yang diterima oleh
tiap-tiap orang, sebab karunia-karunia itu diterima dari Roh yang satu dan yang
sama
2. Bertekun dalam pemecahan roti terkena pada meja
roti sajian.
Artinya; tekun dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai dengan perjamuan
suci.
Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab akan mendewasakan kehidupan muda
remaja sampai akhirnya tingkat kedewasaan itu memuncak sampai menjadi tua-tua.
Sebagaimana 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta-takhta di sekeliling
takhta Anak Domba.
3. Bertekun dalam berdoa terkena pada mezbah dupa.
Artinya; tekun dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Kalau kita lihat dalam ruangan suci, posisi mezbah dupa lebih maju dari dua
alat yang lain, lebih dekat dengan tirai/tabir, pemisah antara ruangan suci
dengan ruangan maha suci, artinya; doa penyembahan itu dekat sekali dengan
perobekan daging, dan kalau terjadi perobekan daging itu sama artinya jalan
yang baru terbuka menuju ke tempat yang kudus (ruangan maha kudus).
Memang kalau anak-anak Tuhan sungguh-sungguh dalam doa penyembahan, pasti
mengalami perobekan daging, tidak bisa tidak. Perobekan daging itu seperti yang
dialami oleh Yesus Kristus, ketika Ia menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib.
Biarlah kiranya kita
boleh menikmati buah dari pohon yang ditanam di tepi aliran air, dan itu
merupakan makanan yang harus kita nikmati sebagaimana pribadi Yesus.
Yohanes 4: 33-34
(4:33) Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang
lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk
dimakan?"
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: “Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia ... dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”
Makanan ini tidak
sama dengan makanan yang dinikmati oleh manusia. Itu sebabnya Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: “Pada-Ku ada
makanan yang tidak kamu kenal.”
Barangkali orang
hanya mengenal makanan berupa makanan yang bisa dimakan setiap hari, tetapi
yang dimaksud oleh Tuhan bukanlah itu.
Kemudian, makanan
Yesus adalah makanan yang sangat Dia nikmati.
Oleh sebab itu,
ketika Dia menyatakan makanan-Nya kepada 12 murid, dengan jelas Dia berkata: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”
Yohanes 4: 35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah
musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk
dituai.
Sebagai orang yang
menikmati buah pohon kehidupan, senantiasa memandang di sekeliling/di sekitar,
memandang ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Memandang,
berarti; membuka mata dan melihat.
Seorang pelayan
Tuhan harus membuka mata dan melihat, harus memperhatikan di sekeliling,
sehingga mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, oleh sebab itu, tidak boleh
tutup mata.
Orang yang tutup
mata sama halnya dengan orang yang tahu, tetapi pura-pura tidak tahu, intinya;
lepas tangan, tidak menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan percayakan.
Apa yang saudara
lihat, kerjakan itu untuk kemuliaan Tuhan, sebab ladang sudah menguning,
berarti matang, siap untuk dituai.
Mari kita lihat; PADA
SAAT GEREJA HUJAN AWAL MENIKMATI PENGAJARAN RASUL-RASUL.
Kisah Para Rasul
2: 43-44
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul
itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama,
Akhirnya gereja
mula-mula bersatu, berarti; ada kesatuan tubuh Kristus.
Tanda adanya
kesatuan tubuh Kristus, yaitu: kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.
Itu sebabnya,
setiap orang yang mempersembahkan korban sifatnya hangus, artinya; apa saja
yang dikerjakan untuk kemuliaan Tuhan, itu adalah milik kepunyaan bersama.
Kalau seseorang
mempersembahkan korban, kemudian apa yang dipersembahkannya tidak bisa diatur
oleh gembala, berarti itu masih miliknya sendiri.
Tetapi kalau kita
menikmati buah dari pohon kehidupan, menikmati pengajaran rasul-rasul,
wujudnya; kepunyaan mereka menjadi kepunyaan bersama.
Kisah Para Rasul
2: 45
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya sesuai dengan keperluan masing-masing.
Kisah Para Rasul
2: 46
(2:46) Dengan bertekun dan dengan
sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara
bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Gereja mula-mula
melakukan itu setiap hari disertai dengan ketulusan hati, tidak ada
kepentingan-kepentingan di dalamnya, tidak ada motivasi-motivasi, dan mereka
melakukan itu dengan sukacita, bukan dengan keterpaksaan.
Kisah Para Rasul
2: 47
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
Akhirnya, mereka
disukai oleh semua orang.
Kalau pribadi
seseorang disukai, orang yang seperti ini mudah sekali mempengaruhi orang lain,
sehingga Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Sekarang kita
melihat keterangan:
DAUNNYA
MENJADI OBAT.
Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam
pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu
dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab
pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan
daunnya menjadi obat."
Daun dari pada
pohon yang tumbuh di tepi aliran sungai air kehidupan itu; DAUNNYA TIDAK LAYU =
tidak kering = daunnya tetap hijau.
Sekarang kita
melihat; TIDAK KERING
Amsal 17: 22
(17:22) Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.
Hati yang gembira
adalah obat yang manjur, gambaran dari pada daunnya yang tidak layu, tidak
kering, dan tetap hijau.
Sebaliknya,
semangat yang patah, mudah putus asa, mudah kecewa, itu sangat mengeringkan
tulang, tidak memberi pengharapan.
Lebih jauh kita
melihat ...
Amsal 16: 24
(16:24) Perkataan
yang menyenangkan adalah seperti sarang madu,
manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Daun yang tidak layu,
tidak kering, perkataannya sangat menyenangkan, menyukakan hati orang.
Perkataan yang
menyenangkan hati digambarkan seperti sarang madu, sehingga manis bagi hati dan
obat bagi tulang-tulang.
Kalau
tulang-tulang kering = tulang-tulang yang rapuh, lalu patah semangat, sehingga
tidak dapat berbuat apa-apa.
Biarlah kita
menjadi kehidupan yang berdampak di manapun kita berada, menjadi obat bagi
tulang-tulang yang kering, itulah orang yang putus asa, dan kecewa.
Perkataan-perkataan
yang tidak membangun = perkataan-perkataan yang tidak menyenangkan hati,
sehingga tidak akan mampu membawa jiwa-jiwa yang tidak berdaya (tulang-tulang
kering/rapuh)
Biarlah kehidupan
muda remaja mampu membawa jiwa-jiwa, dengan syarat; memberi diri bertumbuh,
ditanam di tepi sungai air kehidupan.
Bukankah kita
berada di tepi sungai air kehidupan, menikmati injil kerajaan yang keluar dari
takhta Anak Domba dan takhta Allah? Menjadi obat bagi orang lain (bagi tulang –
tulang yang kering), seperti Kaleb dan Yosua membawa berita yang menyegarkan
jiwa bagi bangsa Israel, sebaliknya 10 pengintai yang lain membawa kabar untuk
mengeringkan tulang – tulang.
Biarlah perkataan
yang keluar dari mulut menyenangkan hati Tuhan, menyenangkan sesama, karena
sifatnya membangun, menghibur, menasihati, bukan mengeringkan tulang
(mematahkan semangat orang lain untuk beribadah melayani Tuhan).
Saya tambahkan;
ORANG YANG BERHASIL ADA KAITANNYA DENGAN
TANAH YANG BAIK, TANAH YANG SUBUR.
Yeremia 17: 7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
Pohon yang berada
di seberang menyeberang sungai air kehidupan, akar-akarnya merambat ke tepi batang air.
Kalau pohon itu
berakar, itu menandakan tanah itu subur, tanah itu baik, sebaliknya, kalau
tanah itu tipis, berbatu-batu, maka pohon itu tidak akan pernah bisa tumbuh,
bahkan menghasilkan buah dan daunnya tidak akan pernah hijau.
Matius 13: 3-8
(13:3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan
kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.
(13:5) Sebagian jatuh di
tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun
segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan
menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di
tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai
mati.
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang
enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Tuhan memberi
perumpamaan tentang seorang penabur benih dengan 4 macam tanah;
- Jenis tanah yang pertama; tanah yang di pinggir jalan = kerohanian yang di pinggir jalan
- Jenis tanah yang kedua; tanah yang berbatu-batu, tidak
banyak tanahnya, sehingga benih yang ditabur tumbuh sebentar, namun ketika ada cobaan/aniaya
karena firman, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
- Jenis tanah yang ketiga; tanah yang ditumbuhi semak duri = jenis
tanah yang dikuasai dengan kekuatiran
- Jenis tanah yang keempat; jenis tanah yang baik, yang subur, sehingga benih yang ditaburkan,
bertumbuh, berakar, menghasilkan buah dan daunnya hijau.
Biarlah kiranya
saya dan saudara bertumbuh dan berakar di dalam Tuhan, karena kita senantiasa
hidup oleh aliran sungai air kehidupan yang menjadikan tanah hati saya dan
saudara subur, tidak berbatu-batu (keras hati), tidak ditumbuhi semak duri
(kekuatiran).
Jadi, dapat kita simpulkan; keberhasilan dari Yusuf tidak
terlepas dari hati, ia memiliki hati yang baik, gambaran dari tanah yang
baik/subur.
Demikian halnya, Daud;
Tuhan tidak melihat Daud yang masih muda.
Pada awalnya
Samuel melihat dengan logika, tetapi Tuhan melihat hati, yaitu tanah hati yang
terlepas dari berbatu-batu, tanah hati yang terlepas dari kekuatiran, itulah tanah
hati yang baik, yang subur, sehingga pada saat benih itu ditaburkan; benih itu
bertumbuh, berakar, dan berbuah, kemudian daunnya tetap hijau.
Tantangan
dari tanah hati yang baik/subur.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Tanah hati yang
baik menghindari;
- Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
Nasihat orang fasik berujung/menghasilkan yang tidak baik, sebab orang
fasik adalah gambaran dari orang sombong, angkuh, tinggi hati, ia berbicara sambil
menaikkan batang hidungnya.
- Tidak berdiri di jalan orang berdosa
Berarti; berdiri di atas korban Kristus, sama seperti mempelai perempuan
berdiri di atas bulan (Wahyu 12: 1)
Bulan adalah gambaran dari Allah Anak.
- Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
Kalau tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, berarti kesukaannya adalah
duduk sehidangan dalam perjamuan dengan Allah untuk menikmati hidangan yang
telah disediakan (lembu telah disembelih), yaitu pemberitaan firman tentang
salib Kristus, bukan firman yang disertai dongeng nenek-nenek tua,
cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul (injil setengah).
Tanah hati yang
baik: kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dan merenungkan firman Tuhan siang dan
malam, persis seperti lembu sapi, binatang yang memamahbiak dan berkuku belah
dua, inilah binatang yang berkenan untuk dipersembahkan kepada Tuhan, binatang
yang tidak najis.
Kuku berbelah dua
menunjuk kepada hidup benar sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam
perjanjian lama dan perjanjian baru.
Pada siang hari
lembu sapi makan rumput, pada malam hari dia kembali memamah biak sampai
memperoleh sari-sarinya, sampai firman itu mendarah daging.
Yusuf selalu
berhasil dalam segala pekerjaannya karena Tuhan menyertai dia.
Kita juga
membutuhkan penyertaan Tuhan, oleh sebab itu kalau kita perhatikan dalam ...
Yeremia 17: 5-7
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak
bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik;
ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
(17:7) Diberkatilah orang
yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Orang yang
mengandalkan Tuhan adalah orang yang menaruh pengharapan sepenuhnya kepada
Tuhan.
Berbanding
terbalik dengan orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya
sendiri, mereka itu adalah orang yang hatinya menjauh dari Tuhan, orang yang
gagal, orang yang tidak diberkati, tidak berhasil, digambarkan seperti;
- semak bulus di padang belantara = tidak mengalami datangnya keadaan baik
- tinggal di tanah angus di padang gurun = kering-kering, tidak menghasilkan
apa-apa
- tinggal di negeri padang asin yang tidak berpenduduk = kehidupan yang tidak
memiliki kasih, sebab orang yang memiliki kasih pasti mengasihi Tuhan dan
sesama di manapun ia berada
Tetapi Yusuf
menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Tuhan, dan orang yang menaruh pengharapan
menyucikan diri di hadapan Tuhan (1
Yohanes 3: 3).
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air
kehidupan yang mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba adalah gambaran
dari injil kerajaan.
Kemudian, sungai
air kehidupan itu jernih, berarti; tidak dikotori olah dosa kejahatan dan
kenajisan, sehingga ia digambarkan seperti kristal, berarti transparan, tulus,
tampil apa adanya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment