IBADAH KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
IBADAH RAYA MINGGU, 20 APRIL 2014
Tema: JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu
3: 1-6)
(Seri 12)
Subtema: HIDUP DALAM KUASA KEBANGKITAN KARENA
MENERIMA FIRMAN YANG DIURAPI
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh beribadah pada saat
malam hari ini dalam suasana ibadah kebangkitan, dan biarlah kiranya kuasa kebangkitan
Yesus berkuasa atas kita.
Kuasa kebangkitan telah kita lihat dan terima, dengan
bukti; Tuhan memberikan ibadah ini untuk kita, sekaligus dipercayakan suatu
imamat yang rajani.
Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari kitab Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya membaca ayat 6 saja.
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Bagian pertama
yang terlebih dahulu saya sampaikan dari ayat 6 ini adalah “mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat” = mendengar firman Kristus, firman yang diurapi.
Wahyu 1: 9-11
(1:9) Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan,
dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang
bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
(1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku
mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke
Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Rasul Yohanes
menuliskan surat, itulah kitab Wahyu, selanjutnya dikirim kepada 7 sidang
jemaat yang ada di Asia kecil, sesuai dengan apa yang dia dengar, sesuai dengan
apa yang dia lihat, itulah firman yang diurapi; tidak ditambahkan dan tidak
dikurangkan.
Keterangan: DITAMBAHKAN
Artinya;
pemberitaan firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia.
1 Timotius 4: 7
(4:7) Tetapi jauhilah
takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Pesan Rasul Paulus
kepada Timotius: jauhilah takhayul, jauhilah dongeng nenek-nenek tua, jauhilah
cerita-cerita isapan jempol.
Jangan menikmati
pemberitaan firman yang disertai dengan takhayul, dongeng nenek-nenek tua,
cerita-cerita isapan jempol.
Lalu, Rasul
Paulus menambahkan: “Latihlah dirimu
beribadah” Jangan jauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah = tekun
dalam 3 macam ibadah utama, yaitu Ibadah Raya Minggu, Ibadah Pendalaman
Alkitab, Ibadah Doa Penyembahan.
Rasul Paulus
tentu punya alasan mengatakan hal itu ...
1 Timotius 4: 8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu
berguna dalam segala hal, karena mengandung
janji, baik untuk hidup ini maupun
untuk hidup yang akan datang.
Ibadah itu
berguna dalam segala hal, karena ibadah mengandung janji dan kuasa, baik di
masa sekarang maupun di masa yang akan datang
-
Masa sekarang; Tuhan
pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan bela
-
Masa yang akan
datang; bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal
Oleh sebab itu,
belajarlah melatih diri dalam setiap ibadah-ibadah, jangan menjauhkan diri dari
setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
1 Timotius 4: 9
(4:9) Perkataan ini benar
dan patut diterima sepenuhnya.
Perkataan ini
tidak perlu diragukan, oleh sebab itu marilah kita melatih diri dalam ibadah.
Latihan badani
bagus dan tidak salah, namun tidak memberi jaminan untuk di masa yang akan
datang.
Sekarang kita
lihat ayat 6 ...
1 Timotius 4: 6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada
saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang
baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Timotius telah
menerima ajaran sehat lewat ajaran Rasul Paulus.
Ajaran sehat
adalah firman yang tidak ditambahkan dengan takhayul-takhayul, dongeng
nenek-nenek tua.
Kita lihat; MEREKA
YANG TIDAK MENYAMPAIKAN AJARAN YANG SEHAT
1 Timotius 4:
1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Ini dilakukan
oleh tipu daya pendusta-pendusta, yaitu nabi-nabi palsu di mana hati nuraninya
memakai cap mereka.
Kalau hati
nurani sudah dicap, akan sukar sekali untuk dihapus, sehingga kalau kita
perhatikan ajaran sesat, sekalipun ajaran itu salah, mereka sangat percaya
diri, karena melayani dengan cap mereka.
Jadi,
pemberitaan firman yang disertai dengan takhayul, cerita-cerita isapan jempol,
dongeng nenek-nenek tua, itulah ajaran sesat/ajaran setan.
Keterangan: DIKURANGKAN
Artinya;
-
Firman Tuhan
yang disampaikan diganti dengan teori-teori kemakmuran = berkat berkelimpahan.
Jadi, orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya semua.
-
Firman Tuhan
yang disampaikan hanya sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata, tidak memuncak
pada pemberitaan firman tentang salib Kristus/firman penyucian, firman pengajaran
yang rahasianya disingkapkan.
Banyak orang yang tidak suka dengan pemberitaan firman tentang salib
Kristus, karena sifatnya menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa, itu dari
pihak sidang jemaat.
Sedangkan dari pihak hamba-hamba Tuhan (gembala sidang), mereka takut untuk
menyampaikan pemberitaan firman tentang salib Kristus, yang sifatnya
menyelidiki, mengoreksi serta menyucikan dosa, karena para hamba-hamba Tuhan
(gembala sidang) takut terhadap sidang jemaat, apalagi kalau sidang jemaat itu
kaya.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti
domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba = serigala berbulu domba.
Sesungguhnya
mereka adalah serigala yang buas, sesuai dengan Yohanes 10, dikatakan bahwa
serigala-serigala yang buas menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba dalam
satu kandang penggembalaan, sehingga domba-domba jauh dari Tuhan.
Matius 7: 22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Pelayanan dari
pada nabi-nabi palsu yang mengusung ajaran setan, hanya mengarah kepada
perbuatan-perbuatan yang ajaib, tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat saja,
dengan kata lain; pelayanan mereka tidak memuncak sampai kepada salib Kristus.
Mereka berkata:
-
kami bernubuat demi nama-Mu,
-
dan mengusir setan demi nama-Mu,
-
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga
Namun Tuhan
justru berkata: “Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Melayani tetapi
disebut membuat kejahatan, mengapa? Karena pelayanan mereka hanya sebatas
tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata, tidak memuncak sampai kepada salib
Kristus.
Kalau sidang
jemaat lebih menyukai pelayanan dan pemberitaan firman Tuhan hanya sebatas
tanda-tanda heran/mujizat-mujizat dari seorang hamba Tuhan (gembala sidang),
tidak tertutup kemungkinan akan binasa bersama-sama dengan nabi-nabi palsu yang
mengusung ajaran-ajaran palsu tersebut.
Memang mereka
melakukan itu demi nama Tuhan, tetapi pelayanan mereka berhenti sampai kepada
tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata = injil setengah.
Sedangkan injil
sepenuh; pelayanan, pemberitaan firman Tuhan dari seorang hamba Tuhan (gembala
sidang) memuncak sampai kepada pemberitaan firman tentang salib Kristus, sama
seperti pelayanan Yesus Kristus selama 3,5 tahun di atas muka bumi, tidak hanya
sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat, melainkan Ia taat sampai mati, bahkan
sampai mati di atas kayu salib = injil sepenuh.
Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
Tuhan berkata:
“Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”
Bukan berarti
mereka yang melayani demi nama Tuhan lantas masuk ke dalam sorga, juga bukan
berarti mereka yang mengadakan mujizat-mujizat demi nama Tuhan lantas masuk ke
dalam kerajaan sorga, sebab tanda-tanda heran/mujizat-mujizat bukanlah patokan/tolak
ukur untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.
Jadi, untuk
masuk ke dalam kerajaan sorga ukurannya bukanlah mujizat, bukan teori
kemakmuran, tetapi ukuran untuk masuk Kerajaan Sorga adalah MELAKUKAN KEHENDAK
ALLAH BAPA.
Apa yang
dimaksud dengan melakukan kehendak Allah Bapa?
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali
apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus
meminum cawan Allah, supaya kehendak Allah jadi.
Itu sebabnya,
Dia berkata: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!”
Mari kita
lihat; KEHENDAK ALLAH BAPA.
Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak
meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya.
Kehendak Tuhan
terlaksana (jadi) oleh karena pribadi Yesus Kristus menjadi korban penebus
salah di atas kayu salib, Dia diremukkan dengan kesakitan, dengan demikian
kehendak Tuhan terlaksana.
Salib Kristus
adalah kehendak Allah (meminum cawan, menanggung penderitaan), sedangkan kehendak
manusia adalah menghindari salib, malas, memuaskan hawa nafsu dan keinginannya.
Cawan tidak
mungkin berlalu jikalau Yesus tidak meminumnya, oleh sebab itu Yesus berkata: “jadilah kehendak-Mu.”
Kembali lagi
saya katakan; cawan Allah tidak boleh berlalu, melainkan harus dialami oleh
semua anak-anak Tuhan.
Akibat
menambahkan firman Tuhan.
Wahyu 22: 18
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab
ini.
Allah akan
menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini.
Adapun
malapetaka-malapetaka itu tertulis dalam kitab Wahyu 16.
Wahyu 16: 1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata
kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."
Malapetaka-malapetaka
yang dimaksud adalah tujuh cawan murka Allah yang akan ditumpahkan oleh ketujuh
malaikat itu.
Kalau berbicara
mengenai cawan emas penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus (Wahyu 5: 8).
Jika dikaitkan
dengan pola Tabernakel, cawan pedupaan emas terdapat di dalam ruangan suci
bersama dengan dua perkakas yang lain, yaitu; meja roti sajian dan pelita emas.
Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, berarti; lebih
baik kita sekarang tekun dalam ibadah doa penyembahan (menjadi kehidupan doa) membakar
ukupan di dalam cawan emas (dupa emas) di hadapan Tuhan, dari pada nanti cawan
murka Allah ditumpahkan oleh tujuh malaikat.
Berkaitan
dengan itu, saya juga tambahkan;
-
Lebih baik saat
ini kita tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci dari
pada leher digorok/dipenggal oleh pedang antikris.
Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab kalau dikaitkan dengan pola
Tabernakel terkena pada meja roti sajian.
Pendalaman Alkitab, berarti; memberi diri untuk didewasakan/disucikan oleh firman
Allah yang disebut juga pedang bermata dua, yang lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun.
-
Lebih baik
sekarang kita tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari
pada nanti dibakar ke dalam api neraka, disebut juga tempat kegelapan yang
paling gelap.
Tekun dalam Ibadah Raya Minggu kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena pada pelita emas (tujuh
pelita/tujuh obor di atas kaki dian).
Kegunaan pelita emas/tujuh obor adalah untuk menerangi kegelapan.
Biarlah kiranya
kita memperhatikannya, jangan diabaikan begitu saja, sebab ini menyangkut
keselamatan jiwa, dengan kata lain; jangan bermain-main dengan nyawa, sebab apa
yang kita kerjakan/perbuat saat ini yang menjadi taruhannya adalah nyawa.
Adapun tujuh malapetaka itu antara lain;
1.
Malapetaka yang pertama
Cawan murka
Allah yang pertama ditumpahkan ke atas muka bumi sehingga TIMBUL BISUL YANG
JAHAT dan YANG BERBAHAYA (Wahyu 16: 2)
2.
Malapetaka yang kedua
Cawan murka
Allah ditumpahkan ke atas laut, sehingga LAUT BERUBAH MENJADI DARAH (Wahyu
16: 3)
Kalau laut
menjadi darah, maka segala sesuatu yang ada di dalam laut akan mati, sehingga
banyak orang yang dirugikan, bukan hanya nelayan, tetapi kita semua akan
dirugikan.
3.
Malapetaka yang ketiga
Cawan murka
Allah ditumpahkan atas SUNGAI-SUNGAI DAN MATA-MATA AIR (AIR TAWAR), SEMUANYA
MENJADI DARAH (Wahyu 16: 4)
Kalau air tawar, juga sumber air menjadi darah, berarti manusia akan
binasa, sebab manusia tidak dapat lagi mengkonsumsi air tawar.
4.
Malapetaka yang keempat
Cawan murka
Allah ditumpahkan ke atas matahari untuk MENGHANGUSKAN MANUSIA DENGAN API (Wahyu 16: 8)
Dan mereka yang
ditimpa oleh panas api matahari itu tidak bertobat, justru menghujat Allah.
5.
Malapetaka yang kelima
Cawan murka yang
kelima dari malaikat Allah yang kelima ditumpahkan atas takhta binatang itu dan
kerajaannya menjadi gelap = terjadi kegelapan menimpa nabi-nabi palsu dan
antikris, yang dimotori oleh iblis setan (Wahyu
16: 10)
6.
Malapetaka yang keenam
Malapetaka yang keenam adalah; cawan murka Allah DITUMPAHKAN DI ATAS SUNGAI
YANG BESAR, yaitu SUNGAI EFRAT (Wahyu
16: 12).
Sungai Efrat adalah gambaran dari pemberitaan firman yang
disertai dengan roh najis, itulah pemberitaan firman dari nabi-nabi palsu.
Setelah pemberitaan firman yang disertai dengan roh
najis, pemberitaan firman yang disertai dengan roh jahat dan roh-roh yang
membuat keajaiban-keajaiban, tanda-tanda heran (pemberitaan firman yang
dikurangkan) MENJADI KERING, maka SIAPLAH JALAN RAJA-RAJA DARI TIMUR = gereja
Tuhan / imam-imam yang melayani di Tabernakel, dimulai dari PINTU GERBANG
sampai RUANGAN MAHA SUCI = dari TIMUR sampai ke BARAT.
Tidak selamanya ajaran setan dari nabi-nabi palsu eksis, namun dibutuhkan
kesetiaan dari anak-anak Tuhan untuk tekun dalam tiga macam ibadah, melatih
diri dalam ibadah, sebab siapa yang bisa menjanjikan keselamatan kalau bukan
ibadah?
7.
Malapetaka yang ketujuh
Cawan murka yang
ketujuh adalah; DITUMPAHKAN KE ANGKASA, berarti malapetaka itu akan menimpa
seluruh dunia, tidak hanya satu negara atau satu daerah (Wahyu 16: 17).
Setelah cawan
murka Allah yang ketujuh ditumpahkan ke angkasa, maka yang terjadi adalah (Wahyu 16: 18-20);
-
GEMPA BUMI YANG HEBAT, yang
dahsyat yang belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas muka bumi.
-
KOTA YANG BESAR MENJADI TIGA
BAGIAN dan RUNTUHLAH KOTA-KOTA BANGSA-BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH, itulah
KOTA BABEL.
-
SEMUA PULAU HILANG LENYAP dan
TIDAK DITEMUKAN LAGI GUNUNG-GUNUNG.
-
HUJAN ES BESAR SEBERAT 100 PON jatuh
dari langit menimpa manusia (100 pon = 50 kg).
Dapat kita simpulkan; tidak seorang pun dapat bertahan
dari malapetaka-malapetaka yang akan terjadi, sekalipun ia disebut orang yang
sakti.
Akibat
mengurangkan firman Tuhan.
Wahyu 22: 19
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari
kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti
yang tertulis dalam kitab ini.
Jadi, ini bukanlah perkataan yang menakut-nakuti, namun
ini benar-benar akan terjadi.
Kisah yang sama pernah terjadi menimpa Adam dan Hawa.
Kejadian 3: 22
(3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah
menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat;
maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya,
sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Seperti halnya Adam dan Hawa, Tuhan menghalau Adam dan
Hawa dari taman Eden, Tuhan tidak ijinkan mereka mengambil buah dari pohon
kehidupan.
Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu,
serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat.
-
“Buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat” à ZAMAN ALLAH BAPA
Tahu yang baik dan tahu yang jahat = hidup di bawah hukum Taurat.
-
“Pohon kehidupan” à ZAMAN ALLAH ANAK
Allah Anak; penuh kasih karunia.
Kalau tidak mendapat bagian dari buah pohon kehidupan = tidak memperoleh
kasih karunia.
-
“Berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya” à ZAMAN ALLAH ROH KUDUS
Jangan sampai kita tidak mendapatkan kasih karunia oleh karena mengurangkan
firman Tuhan.
Kasih karunia itu kita peroleh oleh karena kepenuhan Kristus, itulah
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau Musa saja, seorang hamba Tuhan yang besar membutuhkan kasih karunia
untuk memimpin bangsa Israel, apalagi kita? kita butuh kasih karunia, itulah
buah pohon kehidupan.
Mari kita
lihat; PRIBADI YANG MENAMBAHKAN dan MENGURANGKAN FIRMAN TUHAN, yaitu HAWA.
Kejadian 3: 3
(3:3) tetapi
tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu
makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Di sini kita
lihat, Hawa berkata: “... buah pohon yang
ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba
buah itu”.
Ada DUA HAL
yang dapat kita lihat dari pernyataan Hawa;
-
Hawa berkata: “... BUAH POHON YANG ADA DI TENGAH-TENGAH TAMAN, Allah berfirman: JANGAN KAMU
MAKAN ... ”.
Artinya; Hawa mengurangkan firman Tuhan.
Kalau kita bandingkan dengan Kejadian 2: 16-17, Allah berfirman: “Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi POHON
PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT ITU, JANGANLAH KAUMAKAN BUAHNYA”,
inilah yang benar.
Berarti, dalam hal ini, Hawa MENGURANGKAN firman Tuhan.
-
Hawa berkata: “JANGAN ... RABA BUAH ITU”.
Artinya; Hawa menambahkan firman Tuhan.
Sedangkan, kalau kita perhatikan perkataan Allah dalam Kejadian 2: 15,
yaitu: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Di sini kita perhatikan, Allah tidak berkata: “Jangan ... raba buah itu”.
Berarti, dalam hal ini, Hawa MENAMBAHKAN firman Tuhan.
Kesimpulannya:
Hawa
MENGURANGKAN dan MENAMBAHKAN firman Tuhan, sama seperti nabi-nabi palsu di
tengah-tengah pelayanan mereka, sehingga akibatnya adalah;
-
Allah akan
menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini (Wahyu 16).
-
Allah akan mengambil bagiannya
dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab
ini.
Ulangan 12: 29-32
(12:29) "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan
dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan
apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
(12:30) maka hati-hatilah,
supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan
dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka
dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku
pun mau berlaku begitu.
(12:31) Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN,
Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya,
itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan
anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.
(12:32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu
lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya
ataupun menguranginya.
Biarlah kiranya
apa yang telah kita terima; JANGAN DITAMBAHI dan JANGAN DIKURANGI.
Caranya; jangan
selidiki cara-cara ibadah orang lain yang tidak menyenangkan hati Tuhan.
Hati-hati,
jangan menyelidiki ibadah-ibadah yang tidak sesuai dengan cara-cara Tuhan
(maksudnya tidak sesuai dengan pola Tabernakel, miniatur Kerajaan Sorga), sebab
menyelidiki ibadah-ibadah yang tidak sesuai dengan pola Tabernakel, itu adalah jerat.
Ibadah kita ini
sudah benar, yaitu tekun dalam tiga macam ibadah; Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah
Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan, sesuai dengan pola Tabernakel, sesuai
dengan gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Sesuai dengan Ibrani 8: 5 ...
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang
diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Beribadah dan
melayani sesuai dengan pola Tabernakel/kemah yang didirikan oleh Musa, sesuai
dengan petunjuk yang dia terima di atas gunung Horeb/gunung Sinai adalah gambaran
dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Dalam hal ini,
saya dan saudara tidak perlu ragu lagi dengan ibadah-ibadah yang telah kita
jalankan selama ini, sehingga kita tidak perlu ikut-ikutan atau menyelidiki
cara-cara ibadah yang lain atau ibadah buatan tangan manusia (cara-cara
lahiriah), ibadah di luar pola yang sudah Tuhan tunjukkan kepada Musa, justru
kita patut bersyukur karena kita boleh melangsungkan ibadah ini di tempat yang
Tuhan pilih, bukan tempat ibadah yang dipilih oleh manusia, yaitu ibadah sesuai
dengan keinginan hati manusia itu sendiri.
Kita kembali
memperhatikan ...
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat adalah firman Kristus, firman yang
diurapi, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Dampak
positif mendengar firman Kristus.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Mendengar
firman Kristus (firman yang diurapi) akan menimbulkan kebenaran karena iman.
Mari kita
lihat; KEBENARAN IMAN.
Roma 10: 4-7
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat,
sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum
Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian:
"Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari
antara orang mati.
Kebenaran iman
itu percaya sepenuhnya, tanpa ragu
atas kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-
Turun = kuasa
kematian Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
-
Naik = kuasa kebangkitan
Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.
Jangan merubah
rumus yang telah dikerjakan/diperbuat oleh Yesus Kristus, yaitu; pengalaman kematian,
kebangkitan, dan selanjutnya naik ke sorga/dipermuliakan.
Sesungguhnya
pengalaman kematian tidak lama, yang membuat lama adalah pemikiran, perasaan
daging.
Segeralah
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, seperti yang
tertulis dalam Filipi 2: 5-8;
-
pertama-tama tidak
mempertahankan haknya sebagai milik yang harus dipertahankan
-
selanjutnya mengosongkan
diri,
-
lalu mengambil
rupa sebagai seorang hamba,
-
dan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya,
-
kemudian taat
sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Roma 10: 8
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat
kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman,
yang kami beritakan.
Kebenaran iman
itu dekat sekali dengan saya dan saudara, yaitu di dalam mulut dan di dalam
hati.
Ulangan 30: 11-14
(30:11) "Sebab perintah ini, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu
jauh.
(30:12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau
berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan
memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
(30:13) Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga
engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk
mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita
melakukannya?
(30:14) Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Firman itu
dekat sekali yaitu di dalam mulut dan di dalam hati untuk dilakukan, tidak
sukar dan tidak jauh untuk melakukannya.
Seringkali kita
membuat susah sendiri, seolah-olah kebenaran itu di langit, seolah-olah
kebenaran itu di seberang laut, yang benar adalah firman itu ada di dalam mulut
dan di dalam hati, lalu mengapa seolah-olah kebenaran itu jauh dari kita?
Aniaya
firman/sengsara salib jangan didramatisir, sehingga seolah-olah kebenaran itu
jauh dan sukar untuk dilakukan.
Roma 10: 8-9
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat
kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman,
yang kami beritakan.
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Kebenaran
iman itu;
YANG PERTAMA: MULUT
MENGAKU BAHWA YESUS ADALAH TUHAN.
Kisah Para
Rasul 4: 12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga
selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan."
Di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain nama Yesus,
nama yang harus kita sembah.
Mulut mengaku
bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia, sebab Yesus sendiri berkata
dalam injil Yohanes 14: 6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”
Kalau mulut
mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu adalah gambaran dari
mulut yang diberkati, maksudnya; dari mulut yang satu hanya mengeluarkan perkataan-perkataan
berkat, bukan perkataan-perkataan kutuk.
Praktek kebenaran iman di dalam mulut.
Kisah Para Rasul
4: 11
(4:11) Yesus adalah batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia
telah menjadi batu penjuru.
Batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah pribadi Yesus Kristus yang
disalibkan.
Jadi, praktek
kebenaran iman di dalam mulut adalah SALIB KRISTUS (aniaya karena firman).
Yesus adalah
batu yang mahal, tetapi dibuang oleh tukang-tukang bangunan.
Kalau masih
mempertahankan harga diri, masih mempertahankan nilai dalam diri, berarti; tidak
mau mengalami sengsara salib/aniaya karena firman (tidak memiliki kebenaran
iman di dalam mulut), seperti yang dialami oleh Yesus Kristus, sesungguhnya Dia
adalah batu yang mahal, yang bernilai tinggi, namun dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, inilah praktek kebenaran iman pada mulut.
Kalau anak-anak
Tuhan/sidang jemaat banyak berjuang di tengah-tengah ibadah, namun bersikap
seolah-olah tidak bernilai, berarti sedang mempraktekkan kebenaran iman dalam
mulut.
1 Petrus 2: 6-8
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu
penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal,
tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat
kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Siapa yang
percaya kepada pribadi Yesus yang disalibkan; tidak akan dipermalukan, karena
Dia adalah batu yang mahal, batu yang terpilih.
Orang yang tersandung
terhadap salib Kristus adalah orang yang tidak taat kepada firman Tuhan,
seperti orang Yahudi tersandung terhadap pemberitaan firman tentang salib
Kristus karena ibadah dan pelayanan mereka hanya sebatas meminta
tanda-tanda/mujizat-mujizat (injil setengah), seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 1: 2
Tujuan datang kepada batu hidup.
-
1 Petrus 2: 4-5
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu,
yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat
Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Biarlah kiranya kita datang kepada batu yang hidup, meninggikan korban
Kristus selanjutnya memberi diri dibangun di atas korban-Nya menjadi rumah rohani.
Kalau kita datang dan berdiri di atas korban Kristus, tujuannya; dibangun
menjadi rumah rohani.
Mari kita lihat; RUMAH ROHANI.
Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun
di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
(2:21) Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus, di dalam
Tuhan.
Inilah rumah rohani: “Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun”
Setiap perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik sekecil apapun rapi tersusun. Melayani rapi tersusun, beribadah
rapi tersusun, di manapun kita berada rapi tersusun.
-
1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi
suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Datang kepada-Nya untuk menjadi suatu
imamat kudus, pelayanan di dalam kekudusan untuk mempersembahkan
persembahan rohani karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Tidak mungkin seorang imam disebut imamat kudus kalau masih mempertahankan
harga diri, melainkan harus datang kepada batu itu, artinya; sangkal diri,
pikul salib/meninggikan korban Kristus.
Kebenaran
iman itu;
YANG KEDUA: PERCAYA
DALAM HATI BAHWA YESUS TELAH DIBANGKITKAN.
1 Korintus 15: 22,
26
(15:22) Karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus = kuasa kebangkitan.
Oleh kuasa
kebangkitan/satu di dalam kuasa kebangkitan Kristus, maka musuh yang terakhir
dikalahkan, yaitu maut dikalahkan.
1 Korintus 15:
54-56
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang
tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati,
maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam
kemenangan.
(15:55) Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah
dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Kalau kita satu
dengan kuasa kebangkitan Yesus Kristus, maka dengan lantang kita dapat berkata:
“Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai
maut, di manakah sengatmu?”
Sesungguhnya;
- sengat maut ialah dosa
Sekalipun sengat itu tidak berbisa tetapi kalau seluruh anggota tubuh
berdosa dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia pasti binasa.
- kuasa dosa ialah hukum Taurat
hukum Taurat itu tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi,
artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak
lepas dari hukuman.
Inilah kuasa
kebangkitan; memberi kemenangan bagi kita.
Bersyukurlah
atas kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Kita semua dipanggil, diberikan ibadah dan
dipercayakan suatu pelayanan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh
tiap-tiap orang oleh karena kuasa kebangkitan Yesus Kristus.
1 Korintus 15:
57-58
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan
kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Kalau kita
sudah menerima kuasa kebangkitan; bersyukurlah kepada Tuhan, oleh karena kuasa
kebangkitan Yesus Kristus; kita berkemenangan.
Berdirilah
teguh, jangan goyah, giatlah selalu melayani Tuhan, sebab persekutuan kita
dengan Tuhan tidak sia-sia, ini adalah janji Tuhan, ya dan amin, janji Tuhan
teruji, tidak bisa diganggu gugat.
Syarat
mendengar firman Kristus.
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
“Siapa bertelinga”, artinya; siapa yang memiliki telinga, gunakanlah (dua
telinga) itu untuk mendengar firman Kristus = dengar-dengaran.
Jangan gunakan
dua telinga untuk mendengar suara jeritan hati, jangan dengar kejengkelan hati,
jangan mau dinina-bobokan oleh suara daging.
Kita
membutuhkan perhatian Tuhan, oleh sebab itu, dengar saja apa yang dikatakan
oleh Roh, itulah firman Kristus, firman yang diurapi, seperti Samuel yang masih
kecil adalah pribadi yang dengar-dengaran.
Pada waktu Samuel
di bawah pengasuhan imam Eli, pada waktu itu belum ada penglihatan, firman
Tuhan belum pernah diajarkan kepada Samuel.
Tetapi Tuhan
tidak pernah salah memilih seorang nabi, sehingga ia diserahkan kepada imam
Eli, dan berada di dalam Tabernakel/rumah Tuhan.
Lampu rumah
Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat
tabut Allah.
Ketika Samuel
tidur, tiga kali Tuhan memanggil Samuel, dan tiga kali Samuel menjawab: “Ya Bapa”
-
“Ya Bapa” yang pertama, artinya;
dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
-
“Ya Bapa” yang kedua, artinya;
dengar-dengaran kepada bapa rohani/gembala.
-
“Ya Bapa” yang ketiga, artinya;
dengar-dengaran kepada Bapa di sorga.
Kalau saudara
mendengar tetapi tidak melakukan adalah suatu kekeliruan besar bagi anak-anak Tuhan/sidang
jemaat, apalagi kalau mendengar suara daging.
Kalau kita
benar-benar berada di dalam Bait Allah, biarlah kita dengar-dengaran saja,
dengarlah apa yang telah Tuhan sampaikan malam hari ini, tidak boleh mendengar
suara daging (suara asing).
Tanda
seseorang dengar-dengaran: firman yang didengar sampai ke dalam hati karena telinga adalah salah satu
pintu menuju hati, itulah yang disebut kebenaran iman di dalam hati, itulah
kuasa kebangkitan.
-
Tanda pertama.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu
marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita
dibasuh oleh air yang murni, sehingga dampak positifnya; ketika menghadap Allah
lewat ibadah dan pelayanan;
·
dengan “hati yang tulus ikhlas”, tanpa ada
kepentingan-kepentingan, tanpa ada motivasi
· “dan keyakinan iman yang teguh”, berarti tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh
yang tidak suci, yang tidak benar.
-
Tanda kedua
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada
tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di
hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Firman itu berkuasa;
·
“Menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada”
Dahulu kita tidak memiliki harta, tetapi setelah kita dipanggil, tergembala
dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, akhirnya kita memiliki harta
(yang tidak ada menjadi ada).
Harta rohani yang kita punya adalah firman
Tuhan, Roh-El Kudus, dan kasih Allah.
Kemudian, ada harta yang lain ...
2 Korintus 4: 7, 10
(4:7) Tetapi harta
ini kami punyai dalam bejana tanah liat,
supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan
dari diri kami.
(4:10) Kami senantiasa membawa
kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi
nyata di dalam tubuh kami.
Saya dan saudara persis seperti bejana tanah liat, rapuh, mudah hancur,
tetapi karena membawa kematian Yesus Kristus di dalam tubuh kita, kita memiliki
kekuatan yang melimpah-limpah.
Membawa kematian dalam tubuh = harta di dalam bejana tanah liat.
Seseorang akan mengalami kemiskinan (tidak memiliki apa-apa) secara jasmani
dan rohani kalau tidak satu dalam kematian Yesus Kristus, tetapi kalau kita
satu dalam kematian Yesus, kita memiliki kekuatan yang melimpah-limpah.
2 Korintus 4: 8-9
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis
akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya,
namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan,
namun tidak binasa.
Sehingga oleh karena kekuatan yang melimpah-limpah itu;
1.
Sekalipun tertindas, namun tidak terjepit.
Biasanya orang yang tertindas pasti terjepit.
2.
Sekalipun habis akal, namun tidak putus asa.
Biasanya orang habis akal itu putus asa, kecewa, ujung-ujungnya
meninggalkan Tuhan, meninggalkan ibadah pelayanan.
3.
Sekalipun dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.
Banyak aniaya yang kita alami karena firman, karena salib, tetapi Tuhan
tidak pernah meninggalkan saya dan saudara, sebagai yatim piatu.
4.
Sekalipun dihempaskan, namun tidak binasa.
Kalau di dalam Tuhan, kita memiliki harta dalam bejana tanah liat,
sekalipun begitu hebatnya hempasan yang diterima, namun tidak binasa, karena
harta yang kita punya memberi kekuatan yang melimpah-limpah.
Semua itu bisa terjadi oleh karena harta yang kita miliki, yaitu membawa
kematian Yesus Kristus dalam diri kita masing-masing. Tetapi kalau kita tidak
memiliki harta, maka habislah kita/menjadi miskin jasmani maupun rohani.
Harta yang kita punya, persis seperti emas yang berada dalam ruangan suci
sampai ruangan maha suci.
Emas à tabiat Ilahi, murni, tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal
yang tidak suci.
Emas tetaplah emas, sekalipun ia diuji oleh nyala api, tidak akan berubah.
Emas tetaplah emas, sekalipun ia dilemparkan ke dalam lumpur, berada di dalam kubangan
yang kotor.
·
Menghidupkan orang mati
Orang mati = orang yang tidak hidup dalam kuasa kebangkitan = tidak hidup
dalam pimpinan Roh-El Kudus; roh itu penurut, daging itu lemah.
Tetapi oleh karena kuasa firman, yang mati dihidupkan kembali, sama
artinya; huruf itu mati namun roh yang memberi hidup = logos menjadi rema.
2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu adalah surat
pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat
dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan
kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh
dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Menjadi surat Kristus, menjadi surat pujian yang bisa dibaca, dikenal oleh
setiap orang, inilah logos menjadi rema.
Firman itu mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus, tidak lagi ditulis
oleh tinta, sehingga setiap pergerakan kita ditentukan, dipimpin oleh Roh
Kudus, bukan berdasarkan hati masing-masing = pelayanan Roh = hidup di dalam
kuasa kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau firman Allah menghidupkan yang mati, maka huruf yang mati akan
menjadi hidup, gambarannya; menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa
dibaca, dikenal oleh setiap orang.
Kebenaran iman;
hati percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan.
Kebenaran iman
tidak jauh tempatnya, melainkan di mulut dan di dalam hati, tidak sukar untuk melakukannya
karena tidak di langit dan tidak di seberang laut tempatnya.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment