IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 MEI
2015
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 41)
Subtema: YESUS MENJADI JALAN PENDAMAIAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di
dalam kasih Kristus,dengan kasih sayang
dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Doa Penyembahan.
Kembali
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose.
Kolose
1: 20
(1:20)
dan oleh Dialah Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian
oleh darah salib Kristus.
Yang harus kita perhatikan dari ayat ini: “...sesudah
Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus” menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah seorang imam
besar karena tugas seorang imam besar adalah mengadakan pendamaian.
Saudaraku, ada 7 hari raya bangsa Israel, yang keenam
adalah hari raya pendamaian pada saat itulah seorang imam besar mengadakan
pendamaian, untuk memperdamaikan dosanya, dosa keluarganya, dan dosa umat
Israel, dengan membawa darah lembu jantan dan darah anak domba jantan.
Segera kita memperhatikan hari raya pendamaian ...
Imamat 16: 3
(16:3)
Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa
seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan
untuk korban bakaran.
Imam Besar Harun membawa seekor lembu jantan dan seekor
domba jantan pada hari raya pendamaian untuk memperdamaikan dosanya,
keluarganya dan umat Israel.
Lembu jantan untuk korban penghapus dosa, domba jantan
untuk korban bakaran.
Imamat 16: 14-15
(16:14)
Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya
dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup
pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh
kali.
(16:15)
Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa
bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah
diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu
jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan
tutup pendamaian itu.
Imam Besar Harun harus mengambil sedikit dari darah lembu
jantan itu dan memercikkannya 7 kali dengan jarinya ke atas tutup pendamaian,
dan tujuh kali ke depan tutup pendamaian. Hal yang sama juga harus dilakukan
dengan darah domba jantan; tujuh kali percikkan ke atas tabut perjanjian dan
tujuh kali percikkan ke depan tabut perjanjian.
Imamat 16: 16-17
(16:16)
Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala
kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa
mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam
di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
(16:17)
Seorang pun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun masuk untuk
mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar, setelah mengadakan
pendamaian baginya sendiri, bagi keluarganya dan bagi seluruh jemaah orang
Israel.
Imam Besar Harun mengadakan pendamaian bagi dirinya
sendiri, bagi keluarganya, bagi bangsa Israel karena pelanggaran dan kenajisan
di tempat kudus/ruangan maha suci.
Perlu untuk diketahui; pada saat imam besar Harun
mengadakan pendamaian di tempat kudus, tidak seorang pun boleh hadir di dalam
kemah pertemuan, artinya saat kita beribadah kepada Tuhan tidak boleh sibuk
terlebih saat mendengar firman Tuhan, karena pada saat itu Imam Besar Agung hadir
untuk mengadakan pendamaian dosa.
Berikut ini mengenai 7 kali percikkan.
-
7 kali percikkan darah ke atas tabut
perjanjian.
Artinya;
sengsara Yesus Kristus bagi gereja-Nya/sidang mempelai-Nya.
-
7 kali percikkan darah di depan tabut
perjanjian.
Artinya; sengsara
sebagai penyucian yang dialami gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaannya,
menjadi pengantin perempuan.
Ibrani 9: 7-9
(9:7)
tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali
setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan
karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.
(9:8)
Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum
terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.
(9:9) Itu
adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan
persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya
menurut hati nurani mereka,
Apa yang telah dilakukan Imam Besar Harun, itu merupakan
kiasan atau gambaran saja, maksudnya; kiasan dari apa yang telah
dilakukan/dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Ibrani 9: 11-12
(9:11)
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang
akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan
ini, --
(9:12) dan
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Kristus telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih
sempurna, yaitu tubuh-Nya sendiri, Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat kudus, bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri.
Pertanyaannya; MENGAPA YESUS HARUS MEMPERSEMBAHKAN TUBUH
DAN DARAHNYA?
Ibrani 10: 6-8
(10:6)
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7)
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di
atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
Allah tidak berkenan kepada korban bakaran dan korban
penghapus dosa sekalipun dipersembahkan menurut hukum Taurat, seperti apa yang
telah dikerjakan oleh imam besar Harun.
Ibrani 10: 9
(10:9) Dan
kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Tetapi Kristus datang untuk melakukan kehendak Allah,
inilah yang berkenan kepada Allah.
Jadi bukan korban penghapus dosa, bukan korban bakaran,
seperti yang dikerjakan oleh imam besar Harun, tetapi adalah melakukan kehendak
Allah Bapa, seperti Yesus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah Bapa.
Barangkali kita telah melakukan banyak hal dan memberikan
korban yang besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi bukan itu
ukurannya, melainkan melakukan kehendak Allah Bapa, itulah yang berkenan di
hadapan Allah.
Saudaraku, ketika imam besar Harun membawa darah lembu
jantan sebagai penghapus dosa dan darah domba jantan sebagai korban bakaran,
itu sifatnya lahiriah, tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Oleh sebab itu, kiranya ibadah yang kita langsungkan
malam ini bukan sebatas ibadah lahiriah, sekalipun kita menjalankan sesuai
dengan aturan-aturan yang ada, tetapi biarlah kita betul-betul melakukan apa
yang menjadi kehendak Allah Bapa, supaya hidup kita berkenan di hadapan Allah
Bapa sebab Dia terlebih besar dalam kehidupan kita untuk selama-lamanya.
Ibrani 10: 7
(10:7)
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Kristus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah
Bapa, semuanya itu ada tertulis dalam gulungan kitab.
Oleh sebab itu, saya menghimbau supaya sidang jemaat
mendoakan saya sebagai gembala dalam pemberitaan, Tuhan membukakan rahasia
firman-Nya/membukakan gulungan kitab dan ketujuh meterainya untuk menyingkapkan
segala yang terkandung dalam hati, untuk menyucikan dan menyempurnakan.
Matius 26: 42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus harus minum cawan Allah, berarti menanggung
penderitaan di atas kayu salib, dengan demikian jadilah kehendak Allah. Yesus
telah melakukan kehendak Allah di atas kayu salib.
Ibrani 9: 12
(9:12) dan
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Setelah Yesus melakukan kehendak Allah Bapa di atas kayu
salib; Ia telah mendapat kelepasan yang kekal, menunjukkan bahwa darah Yesus
berkuasa untuk melepaskan manusia dari pelanggaran-pelanggaran dan dari dosa
kenajisan.
Sebagaimana dalam Ibrani 9: 14
(9:14)
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Darah Kristus menyucikan hati nurani kita dari perbuatan
yang sia-sia.
Sejenak kita melihat; PERBUATAN YANG SIA-SIA.
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,
(1:19)
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Cara hidup yang sia-sia itu adalah dosa warisan, dosa
turunan, dosa yang diwariskan dari nenek moyang.
Sebagai contoh perbuatan yang sia-sia yang tidak kita
sadari: selain dosa kejahatan dan kenajisan, juga kalau seseorang berpegang
teguh pada adat istiadat dengan segala aturan-aturan yang ada di dunia ini.
Oleh karena perbuatan sia-sia ini, seseorang jauh dari
Tuhan, jauh dari ibadah pelayanan, jauh dari melakukan kehendak Allah.
Oleh sebab itu, saya menghimbau terlebih imam-imam,
jangan mempertahankan perbuatan yang sia-sia, karena seorang imam sangat
berpengaruh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi puji Tuhan, kita telah ditebus dari cara hidup
yang sia-sia, bukan emas dan perak, bukan dengan barang fana, tetapi dengan
darah yang tak bernoda dan tak bercacat, yaitu darah Kristus.
Kuasa darah
Kristus menyucikan dosa.
YANG
PERTAMA.
Ibrani 9: 14
(9:14)
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
“Supaya kita dapat BERIBADAH kepada Allah
yang hidup”, berarti terlepas dari penyembahan berhala.
Perbuatan yang sia-sia menghambat kita untuk datang
beribadah melayani Tuhan, menghampiri takhta kasih karunia.
Tetapi setelah hati nurani disucikan dari perbuatan yang
sia-sia, barulah kita dapat beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas dan
keyakinan iman yang teguh.
Sekarang kita lihat mengenai BERIBADAH.
Ibrani 10: 21-24
(10:21)
dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
(10:22)
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan
iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang
jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23)
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia,
yang menjanjikannya, setia.
(10:24)
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih
dan dalam pekerjaan baik.
Tekun dalam 3 macam ibadah pokok, yaitu:
Yang pertama: Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan IMAN.
Yang kedua: Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan PENGHARAPAN.
Yang ketiga: Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Ibrani 10: 25
(10:25)
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Oleh sebab itu, janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah, itulah 3 macam ibadah pokok, sebab ibadah merupakan
kasih karunia Tuhan bagi saya dan saudara.
Justru di hari-hari terakhir ini biarlah kita semakin
giat, tekun dalam 3 macam ibadah pokok, saling menasihati, saling mendorong
dalam kasih.
Di sini dikatakan: “...menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Memang hari-hari ini adalah hari terakhir di mana
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, kedatangan Tuhan sudah sangat dekat,
dan tidak ditunda-tunda lagi.
Dalam Matius 24, tanda-tanda akhir zaman: deru perang,
gempa bumi, bangsa bangkit melawan bangsa, semakin hari itu semua akan terlihat
dengan jelas, dengan nyata. Keadaan sekarang berbeda dengan keadaan 10 tahun
yang lalu. Keadaan sekarang lebih parah dengan keadaan 10 tahun yang lalu, yang
jahat akan semakin jahat, yang cemar akan semakin mencemarkan dirinya, inilah
tanda-tanda akhir zaman.
Saudaraku, tentang kedatangan Yesus yang kedua kali; setelah
melihat tanda-tanda zaman, kita harus memperhatikan suatu perumpamaan tentang
pohon ara: “Apabila ranting-rantingnya
melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.”
Dalam kitab Hosea, pohon ara à bangsa Israel. Kita lihat keadaan dunia ini, dan kita
lihat juga bangsa Israel. Kalau bangsa Israel sudah mulai bertobat, hati-hati,
biarlah kita semakin tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Pendeknya; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok adalah
kasih karunia sebab ibadah-ibadah yang Tuhan berikan bagi kita adalah akses ke
Sorga.
Ibrani 10: 19-20
(10:19)
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20)
karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir,
yaitu diri-Nya sendiri,
Dalam hal ini, Kristus telah membuka jalan yang baru dan
yang hidup, maksudnya; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, membuka jalan,
membuka akses ke sorga, sehingga kita memperoleh hidup yang kekal.
Kuasa
darah Kristus menyucikan dosa.
YANG KEDUA.
Ibrani 9: 15
(9:15)
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka
yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia
telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama
perjanjian yang pertama.
Yesus Kristus adalah Imam Besar, Ia adalah pengantara
dari suatu perjanjian baru, sehingga mereka yang terpanggil menerima bagian
yang kekal sesuai dengan yang dijanjikan-Nya.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan
mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan
Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Mereka yang telah ditebus oleh darah Kristus menjadi
suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, intinya; memerintah sebagai
raja di bumi.
Inilah bagian yang kita terima dari Allah karena darah
Kristus telah menyucikan hati nurani kita.
Wahyu 22: 3-5
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan
mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan
malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan
cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Ada 7 perkara dalam Kerajaan Sorga, tetapi hanya ada 2
kegiatan di dalamnya, yaitu;
1. Beribadah kepada-Nya
2.
“Memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” = melayani Tuhan.
Kalau kita terikat dengan ibadah & pelayanan di bumi,
maka itu juga terikat di dalam kerajaan Sorga, ini adalah akses/jalan menuju
kehidupan yang kekal.
Apa yang diikat di bumi, akan yang terikat di sorga. Apa
yang dilepaskan di bumi, akan terlepas di sorga.
Oleh karena firman, kita memperoleh hikmat dan
pengertian, kita dapat membedakan apa yang baik dan yang jahat, apa yang
berkenan di hadapan Tuhan dan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Biarlah semakin dipercaya, kita semakin dengar-dengaran,
semakin sungguh-sungguh dalam pengikutan kepada Tuhan, jangan merasa diri bisa,
sebab tidak ada dasar untuk bermegah.
Hasil
akhir dari tugas pendamaian.
Ibrani 10: 9
(10:9) Dan
kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yesus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah
Bapa; berarti yang pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua.
Yang pertama, itulah ibadah & pelayanan yang
dijalankan secara lahiriah, seperti yang dikerjakan Imam Besar Harun, ia harus
membawa darah lembu jantan sebagai korban penghapus dosa dan darah domba jantan
sebagai korban bakaran.
Yang pertama adalah ibadah secara lahiriah = ibadah
Taurat. Ibadah lahiriah; mulut bibir memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari
Tuhan.
Di atas telah dibaca: “...jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama
itu masih ada” (Ibrani 9: 8).
Kemah yang pertama = ibadah Taurat / ibadah lahiriah.
Roma 3: 25-28
(3:25)
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman,
dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia
telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26)
Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata,
bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
(3:27) Jika
demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa?
Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
(3:28)
Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia
melakukan hukum Taurat.
Manusia dibenarkan karena iman bukan karena melakukan
hukum Taurat, bukan karena hasil usaha karena itu adalah ibadah lahiriah.
Yesus Kristus telah memperdamaikan dosa manusia kepada
Allah Bapa, Ia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.
Oleh sebab itu, kita tidak layak untuk bermegah, tidak
ada dasar bagi kita untuk bermegah. Seperti yang sudah saya katakan; kalau
dipercaya melayani, biarlah kita semakin sungguh-sungguh, semakin
dengar-dengaran, sebab orang benar dibenarkan oleh iman, tidak ada dasar bagi
kita untuk bermegah.
Roma 4: 13
(4:13)
Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan
keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran,
berdasarkan iman.
Kita memperoleh semua yang dijanjikan-Nya karena kita
dibenarkan berdasarkan iman, bukan karena hasil usaha, bukan karena
mengandalkan daging, oleh sebab itu tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah.
Roma 4: 14-15
(4:14)
Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang
dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
(4:15)
Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat,
di situ tidak ada juga pelanggaran.
Setelah yang pertama dihapuskan selanjutnya menegakkan yang
kedua, maka tidak terlihat lagi pelanggaran-pelanggaran, tidak terlihat lagi
kesalahan-kesalahan.
Dibenarkan berdasarkan iman, itu merupakan kasih karunia.
Kita sudah menerima kelimpahan kasih karunia, karena Tuhan sudah menegakkan
yang kedua, menghapuskan yang pertama, sebab hukum Taurat/yang pertama
membangkitkan dosa/merangsang dosa.
Setelah Dia memperdamaikan dosa kita, biarlah kita
menjadi pendamaian bagi sesama.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment