IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 MEI 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema : LATIHLAH DIRI BERIBADAH
Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab
Maleakhi.....
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah kepada Allah
dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik antara orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada-Nya.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Tidak bosan-bosannya saya menyampaikan, bahwa saat ini
kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah kita lebih benar dari ibadah orang
lain untuk menegakkan perbedaan itu, namun satu hal yang harus kita syukuri
bahwa kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya
pengajaran Tabernakel yang membawa kita kepada pembentukan tubuh Kristus yang
sempurna / menjadi pengantin perempuan, menjadi milik kepunyaan-Nya.
Itu terlihat dengan jelas, seperti yang tertulis pada ayat 17: menjadi harta kesayangan Tuhan
pada hari yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang melayani dalam kesucian.
Sampai pada hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak
pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, ia sedang
menyediakan / menyiapkan tempat sebanyak orang yang mendapatkan keselamatan.
Lebih jauh kita melihat tentang beribadah kepada
Tuhan....
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
“Latihlah dirimu beribadah!” Ini adalah pesan dari
rasul Paulus kepada Timotius anak rohani yang dikasihinya.
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik
untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
“Ibadah itu berguna dalam segala hal.” Inilah tujuan
melatih diri beribadah.
Orang yang tidak mengerti ibadah, baginya ibadah itu adalah
sampingan, padahal ibadah itu berguna dalam segala hal, dalam segala sesuatu, dalam
hidup kita masing-masing.
Justru karena ibadah ini, kita berkenan dihadapan Tuhan
dan dihormati manusia.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
Lewat ibadah kita dapat mempersembahkan tubuh seutuhnya
sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadah yang sejati.
Persamaanya...
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu
rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang
karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
“... batu hidup...imamat
kudus...karena Yesus Kristus berkenan.”
Jelas terdapat kesamaan antara Roma 12:1 dengan 1 Petrus
2:5.
1 Petrus 2:5 dibagi
menjadi dua bagian, yaitu;
YANG PERTAMA; dipergunakan
sebagai batu hidup.
Tujuannya; untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Mari kita lihat rumah rohani...
Efesus 2:20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.
Rumah rohani; dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
Keterangan; dibangun di atas dasar para rasul = menerima
pengajaran rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2:41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa.
Pengajaran rasul-rasul antara lain;
· Tekun dalam persekutuan.
Kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS, menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini
menghasilkan pengharapan. Ibadah Raya
Minggu berguna untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
· Tekun dalam pemecahan roti.
Kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN, menunjuk kepada ketekunan
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan
iman. Kegunaan dari Ibadah
Pendalaman Alkitab adalah; untuk mendewasakan anak-anak Tuhan sampai memuncak
menjadi tua-tua, seperti 24 tua-tua duduk di atas 24 takhta-takhta itu.
· Tekun dalam berdoa.
Kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel tekena pada MEZBAH DUPA, menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan
kasih. Kegunaan kasih yaitu; menutupi
banyak sekali dosa, juga mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.
Inilah dasar dari bangunan rohani / rumah rohani. Jadi,
saya tandaskan pada malam ini, saya dan saudara patut bersyukur kepada Tuhan, karena
menerima firman pengajaran mempelai dalam terangnya pengajaran Tabernakel, sehingga
ibadah ini berpola, memiliki dasar yang teguh dan Kristus menjadi kepala atas
ibadah ini dan mereka yang beribadah di dalamnya berharga di mata Tuhan,
ukurannya seharga dengan darah Yesus.
Saya seringkali berkata kepada Yosua (salah satu sidang
jemaat) karena kami sering bersama (dekat); Yosua sungguh-sungguhlah beribadah!
Karena ibadah ini berharga bagi kita dan bagi Tuhan. Kenapa setelah lulus
sekolah kamu langsung mendapat pekerjaan yang bagus? Itu karena engkau setia
beribadah dan melayani Tuhan masa depan kamu cerah, tidak perlu ragu.
Sebagai seorang gembala saya berani berkata; kalau sungguh-sungguh
beribadah; pasti diberkati, dibela, masa depan cerah. Saya berani berkata
seperti itu, karena itu adalah pengalaman hidup saya dan pengalaman itu saya
bagikan kepada kita semua.
Memang orang lain memiliki lebih dari apa yang saya
miliki, tetapi apa yang saya miliki ini semua karena darah Yesus. Kalau dengan
logika tidak mungkin ada ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan di provinsi
Banten, tetapi oleh karena darah Yesus Kristus malam ini kita beribadah dan
melayani Tuhan, itulah hebatnya pengajaran mempelai, menjadikan yang tidak ada
menjadi ada, sehingga Kristus menaungi dan menjadi Kepala atas kita.
Selanjutnya...
Kisah para rasul 2:43-45
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan
banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu.
Kesimpulannya; oleh karena pengajaran rasul-rasul terwujudlah; kesatuan dari anggota-anggota tubuh Kristus.
1 Korintus 12:12-13
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu
dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan
kita semua diberi minum dari satu Roh.
“Sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala
anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”
Tubuh itu satu, sekalipun anggota-anggotanya banyak, ada
kaki, ada tangan dan lain sebagainya. Kemudian, anggota-anggota itu terdiri
dari orang Yunani dan Yahudi, budak ataupun orang merdeka, kaya atau miskin mereka
semua telah dibaptis dan menjadi satu tubuh, pendeknya tanpa ada perbedaan.
1 Korintus 12:14-20
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas
banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran?
Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara
khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Memang banyak anggota tetapi hanya satu tubuh, satu
dengan yang lain saling membutuhkan, saling berkaitan, sekalipun berbeda-beda. Anggota-anggota
tubuh tidak boleh mementingkan diri sendiri, tidak boleh egosentris, karena
satu dengan yang lain saling membutuhkan.
Kalau tubuh hanya terdiri dari satu anggota saja maka
tidak akan terwujud pembangunan tubuh Kristus, demikian juga kalau anggota
tubuh mementingkan diri sendiri, tidak akan terwujud pembangunan tubuh Kristus.
1 Korintus 12:21-23
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak
membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku
tidak membutuhkan engkau."
(12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,
yang paling dibutuhkan.
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita
kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap
anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
Anggota tubuh yang banyak dan berbeda – beda itu saling membutuhkan
satu dengan yang lain, demikian juga dalam kandang penggembalaan ini, kalau sehati
sepikir maka pekerjaan apa saja dapat dikerjakan.
Kalau kita sehati sepikir, dengan jumlah kita yang
sekarang ini kita dapat mengerjakan pekerjaan yang besar. Tetapi, kalau tidak
sehati sepikir, maka pekerjaan kecil saja akan menjadi terasa berat sekali.
Mulai dari percetakan buku, multimedia, pembuatan kaset khotbah dan lain
sebagainya.
Bukti dari kesatuan
Kisah para rasul 2:44-45
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
sehingga selalu ada saja dari antara mereka yang menjual harta miliki mereka
dan membagi-bagikannya, tentu sesuai dengan keperluan masing-masing.
Lihat nikah dari Ananias dan Safira, mereka menjual
sebidang tanah kemudian membawa / mempersembahkan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian
lagi mereka tahan, dalam hal ini bertolak belakang dengan pengajaran
rasul-rasul.
Pendeknya, kepentingan diri sendiri tidak sesuai dengan
pengajaran rasul-rasul. Pengajaran rasul-rasul; segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, membawa kepada kesatuan tubuh.
Kisah Para Rasul 2:46-47
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati,
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai
semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang
yang diselamatkan.
Disini kita melihat ketika mereka bertekun dengan sehati,
mereka melakukan itu dengan tulus hati,
tidak ada kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga mereka disukai oleh semua
orang.
Tulus ikhlas menunjukkan bahwa hati telah disucikan dari
hati nurani yang jahat dan perbuatan yang sia-sia, telah dibasuh dengan air yang
murni (Ibrani 10:22).
Orang yang tulus hati itu disukai oleh semua orang,
sedangkan orang yang licik tidak disukai orang.
Saya rindu supaya jumlah orang yang menerima firman
pengajaran mempelai semakin ditambahkan, oleh sebab itu, biarlah kesatuan tubuh
itu terwujud.
Wahyu 22:2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang
sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang
berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon kehidupan menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus,
dan pohon kehidupan itu berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali, dan daun dari
pohon itu digunakan untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali menunjuk kepada
pengajaran rasul-rasul.
Pengajaran mempelai berguna untuk memulihkan jiwa,
terlebih bagi tulang-tulang yang kering, orang yang putus asa.
Air yang murni itu keluar dari tahkta Allah dan tahta Anak
Domba, jadi, pengajaran rasul-rasul ini adalah pengajaran yang berasal dari
surga atau yang disebut dengan Injil Kerajaan.
Keterangan; ajaran nabi-nabi
Dibangun di atas para nabi berarti; menerima firman para
nabi.
1 Korintus 14:3-4
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia
berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya
sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Tugas dari para nabi adalah bernubuat, berarti membangun,
menasihati dan menghibur, berarti; menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang
terkandung dalam hati, sehingga dengan demikian sidang jemaat dibangun
dihadapan Tuhan.
1 Korintus 14:22-25
(14:22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang
beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk
bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk
orang yang beriman.
(14:23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap
orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau
orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman
atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata,
sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di
tengah-tengah kamu."
Saudaraku, firman nubuatan itu berkuasa untuk menyelidiki,
mengoreksi segala yang terkandung di dalam hati sehingga lewat penyucian itu
seseorang sujud menyembah kepada Allah dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah.
Jadi, firman pengajaran itu dinubuatkan, diperuntukkan
kepada orang yang beriman bukan yang tidak beriman, berarti; orang yang
memiliki iman sebesar biji sesawi, dengan segala kerelaan memberi diri
dikoreksi, diselidiki oleh firman nubuatan, sehingga dengan demikian dia datang
sujud menyembah kepada Allah.
Kalau ada anak Tuhan menolak untuk dikoreksi, diselidiki
segala sesuatu yang ada di dalam hatinya, adalah tanda bahwa ia belum memiliki
iman / belum beriman.
Saya mau sampaikan suatu hal, saya sudah menikah, saya bisa
berkata saya mengenal isteri saya, tetapi saya tidak tahu apa yang ada di dalam
hatinya, ketika Tuhan mengoreksi isteri saya dan ia tidak mau menerimanya itu
adalah tanda bahwa isteri saya belum memiliki iman.
Kemudian anak saya, secara garis besar saya tahu dia
seperti apa, tetapi saya tidak tahu apa yang ia kerjakan selama disekolah, lalu
Tuhan mengoreksi hidupnya, dan ketika anak saya dikoreksi saya sebagai orangtua
tersinggung, berarti saya belum beriman / belum memiliki iman (belum beriman).
Jadi jangan berkata saya tahu isteri saya, atau saya tahu
bapa saya, ibu saya, anak saya, karena sesungguhnya hanya Tuhanlah yang lebih
tahu segala sesuatunya.
Kalau ada orang yang tidak beriman maka kitalah yang
harus memberi contoh sebagai orang yang beriman, supaya mereka juga turut dibangun
oleh firman nubuatan.
1 Petrus 1:8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya.
Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu
bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
(1:9) karena kamu telah
mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Percaya kepada Allah walaupun belum melihat Dia, berarti
telah mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa.
1 Petrus 1:10
(1:10). Keselamatan itulah
yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih
karunia yang diuntukkan bagimu.
Para nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan kita
terima, sebab keselamatan itu telah diselidiki dan diteliti oleh para nabi.
Keterangan; Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:20
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Disini dikatakan; Kristus Yesus sebagai batu penjuru atas
bangunan rohani tersebut.
1 Petrus 2:5-7
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak
akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang
tidak percaya: "Batu yang telah dibuang
oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi
batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Yesus Kristus adalah batu penjuru yang mahal. Bagi mereka
yang tidak percaya, batu yang mahal itu dibuang oleh tukang-tukang bangunan /
menyia-nyiakan batu penjuru.
Yesus adalah batu penjuru menunjuk kepada Kristus yang
dikorbankan / korban Kristus.
Korban Kristus bisa menjadi dua hal, tergantung bagaimana
orang tersebut memandangnya, yaitu; bisa menjadi batu sentuhan dan bisa menjadi batu
sandungan.
Bila seseorang memandang korban Kristus dan menghargainya,
maka korban Kristus menjadi batu sentuhan.
Saudaraku, di atas kayu salib Allah menyatakan kasih-Nya
kepada kita, dan kasih inilah yang menyentuh setiap hati kita, semakin kita
memandang korban Kristus maka kasih Allah semakin menyentuh hati kita,
tergantung bagaimana kita memandang korban Kristus. Kalau dikoreksi Tuhan dan
memandang korban-Nya maka kita akan semakin merasakan sentuhan dan lawatan
Tuhan. Sebaliknya, kalau kita mengecilkan korban Kristus, maka menjadi suatu batu
sandungan, sehingga ibadah dan pelayanan ini yang harusnya dikerjakan dengan
penuh pengorbanan, menjadi suatu batu sandungan.
Saya merindu supaya kita semua semakin hari semakin
dewasa terhadap ibadah, pelayanan dan pekerjaan-pekerjaan (kegiatan-kegiatan)
di dalam kandang penggembalaan ini. Jangan sampai kita berfikir ibadah,
pelayanan dan segala kegiatan yang ada di dalamnya membuat kita susah. Kalau
kita beranggapan seperti ini, maka batu penjuru menjadi batu sandungan.
Saya bersyukur kepada Tuhan, karena ada diantara kita
akhirnya menyadari bahwa pekerajaan Tuhan adalah pekerjaan yang mulia, pertahankan
terus!
1 Petrus 2:8
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena
mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan
untuk itu mereka juga telah disediakan.
Orang yang tersandung adalah orang yang tidak taat kepada
firman, kalau ia taat dan dengar-dengaran ia tidak akan pernah tersandung terhadap
segala kegiatan-kegiatan, pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah.
Rasul Petrus pernah menjadi sandungan terhadap salib
Kristus, ia menolak salib yang harus diterima oleh Yesus Kristus......
Matius 16:21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke
samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal
itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Saudaraku, disini dikatakan Yesus harus pergi ke Yerusalem
dan menanggung banyak penderitaan kemudian dibunuh dan dibangkitkan pada hari
yang ketiga.
Arti rohaninya bagi kita; setiap orang yang berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan harus menanggung banyak penderitaan / memikul
salib dalam setiap ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Yerusalem menunjuk kepada ibadah dan pelayanan.
Tetapi disini kita melihat Petrus berkata; “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!
Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau” pendeknya; Petrus menolak salib Kristus, sehingga ia menjadi batu
sandungan.
Salib Kristus adalah rencana Allah yang besar untuk
menyelamatkan manusia berdosa.
Perlu diketahui; kalau menjadi batu sandungan atas salib
Kristus menunjukkan bahwa ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah
yaitu untuk menyelamatkan manusia berdosa, melainkan hanya memikirkan apa yang
dipikirkan manusia (perkara-perkara lahiriah), tidak memikirkan perkara rohani.
Jadi, bangunan rohani / bangunan yang hidup itu dibangun
di atas para rasul dan para nabi, dengan Yesus sebagai batu penjuru, sehingga
menjadi bangunan yang kokoh.
Dampak positif dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan, rapih tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
-
Di dalam Dia tumbuh
seluruh bangunan.
Gambar dari batu
hidup, yaitu; rumah rohani.
-
Rapi tersusun.
Bata di atas bata
tersusun dengan rapi, sehingga bangunan itu elok.
Demikian juga, apabila
perkataan, sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, gerak-gerik rapi
tersusun, seseorang akan terlihat elok.
Efesus 2:22
(2:22) Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat
kediaman Allah, di dalam Roh.
Akhirnya,
menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan = hidup di dalam kesucian
kehadapan Tuhan.
Artinya; menjadi
tempat kediaman Allah di dalam Roh.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment