IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 MEI 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema : LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH (Bagian 2)
Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
Dua tiga orang berkumpul di dalam nama Yesus, Yesus Tuhan
ada diantara kita.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab
Maleakhi.....
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah kepada Allah
dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Saudaraku, saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa
ibadah kita lebih benar dari pada ibadah orang lainnya, tetapi saya mau katakan;
bahwa kita harus bersyukur kepada Tuhan bahwasanya sejauh ini kita telah
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel yang
disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membawa kita
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin
perempuan sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, menjadi
milik kesayangan-Nya/harta kesayangan-Nya. Sesuai ayat 17: mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang
disiapkan-Nya. Sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Tuhan masih bekerja
sampai hari ini, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan
tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Sekali lagi kita patut bersyukur karena telah
digembalakan oleh pengajaran mempelai yang tiada duanya itu.
Lebih jauh kita melihat tentang beribadah kepada
Tuhan....
Pada minggu lalu telah saya sampaikan tetapi saya kembali
mengulangi, karena kita akan semakin dilengkapi.
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
“Latihlah dirimu beribadah!” Ini adalah pesan dari
rasul Paulus kepada Timotius anak rohani yang dikasihinya.
Pendeknya dalam hal beribadah seseorang harus melatih
dirinya, dengan cara menjauhkan diri dari pemberitaan firman yang ditambahkan, yaitu
takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
“Ibadah itu berguna dalam segala hal.” Inilah tujuan kita untuk melatih diri beribadah kepada Tuhan.
Orang yang tidak mengerti ibadah, baginya ibadah itu adalah
sampingan, padahal ibadah itu berguna dalam segala hal, dalam segala sesuatu, baik
dalam hal yang jasmani terlebih dalam hal rohani, dalam hidup kita
masing-masing.
Justru karena ibadah ini, kita berkenan dihadapan Tuhan
dan dihormati manusia.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
Lewat ibadah-ibadah yang kita ikuti kita dapat mempersembahkan
tubuh kita seutuhnya kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah, itu adalah
ibadah yang sejati.
Persamaanya...
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu
rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang
karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Perhatikan beberapa kalimat; “... batu hidup...imamat kudus...karena Yesus Kristus berkenan.”
Jelas terdapat kesamaan antara Roma 12:1 dengan 1 Petrus
2:5.
1 Petrus 2:5 dibagi
menjadi dua bagian, yaitu;
YANG PERTAMA; dipergunakan
sebagai batu hidup.
Tujuannya; untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Mari kita lihat rumah rohani...
Efesus 2:20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.
Rumah rohani; dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
Keterangan; dibangun di atas dasar para rasul = menerima
pengajaran rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2:41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa.
Pengajaran rasul-rasul antara lain;
· Tekun dalam persekutuan.
Kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS, menunjuk kepada ketekunan
dalam Ibadah Raya Minggu disertai
kesaksian.
Ibadah ini
menghasilkan pengharapan. Ibadah Raya
Minggu berguna untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
· Tekun dalam pemecahan roti.
Kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN, menunjuk kepada
ketekunan dalam Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan
iman. Kegunaan dari Ibadah
Pendalaman Alkitab adalah; untuk mendewasakan anak-anak Tuhan sampai memuncak
menjadi tua-tua, seperti 24 tua-tua duduk di atas 24 takhta-takhta itu.
· Tekun dalam berdoa.
Kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA, menunjuk kepada ketekunan
dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan
kasih. Kegunaan kasih yaitu; menutupi
banyak sekali dosa, juga mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.
Kita bersyukur lewat
pengajaran rasul-rasul ini kita mempunyai dasar, kemudian bangunan itu dibangun
diatas dasar yang sudah diletakkan, terlihat kerangkanya selanjutnya Kristus
menjadi kepala kalau kita menjalankan ibadah yang seperti itu, brarti berharga
di mata Tuhan, ukuran harga ini seharga dengan darah Yesus sebab kalau malam
ini kita dapat beribadah semua karena darah Yesus, karena kemurahan Tuhan.
Selanjutnya...
Kisah para rasul 2:43-45
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan
banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu.
Kesimpulannya; oleh karena pengajaran rasul-rasul terwujudlah kesatuan dari anggota-anggota tubuh Kristus.
1 Korintus 12:12-13
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu
dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus.
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan
kita semua diberi minum dari satu Roh.
Tubuh itu satu sekalipun anggota-anggotanya banyak,
antara lain; ada kaki, ada tangan, ada mata, ada telinga, hidung dan sebagainya.
Kemudian anggota-anggota itu terdiri dari orang Yunani, Yahudi, budak atau
merdeka, kaya atau miskin, selanjutnya mereka telah dibaptis dan menjadi satu
tubuh. Pendeknya; tanpa ada perbedaan, kemudian diberi minum dari satu Roh,
berarti memperoleh karunia-karunia yang berbeda-beda tetapi sumbernya dari roh
yang satu, yang sama.
1 Korintus 12:14-20
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas
banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran?
Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara
khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Memang banyak anggota tetapi hanya satu tubuh, sehingga satu
dengan yang lain tidak boleh mementingkan diri sendiri, sebaliknya satu dengan
yang lain saling membutuhkan, saling berkaitan, sekalipun berbeda-beda. Anggota-anggota
tubuh tidak boleh mementingkan diri sendiri, tidak boleh dikuasai roh egosentris,
karena satu dengan yang lain saling membutuhkan.
Kalau tubuh hanya terdiri dari satu anggota saja maka
tidak terlihat tubuh Kristus, dengan kata lain tidak akan terwujud pembangunan
tubuh Kristus.
Sementara kerinduan dari pada Yesus, sebagai Anak Allah,
adalah supaya anggota-anggota tubuh yang banyak dan berbeda-beda itu menjadi
satu kesatuan di dalam Kristus, seperti Anak dengan Bapa, mereka adalah satu.
1 Korintus 12:21-23
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak
membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku
tidak membutuhkan engkau."
(12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,
yang paling dibutuhkan.
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang
terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita
yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
Anggota-anggota tubuh yang banyak dan berbeda-beda itu
saling membutuhkan satu dengan yang lain, demikian juga dalam kandang
penggembalaan ini, kalau sehati sepikir maka pekerjaan apa saja dapat
dikerjakan.
Walaupun jumlah kita belum mencapai 100 jiwa, tetapi
dengan yang ada sekarang, saya terlalu yakin mengatakan kalau ada kesatuan
tubuh di antara kita, sehati, sepikir, seia, sekata, di tengah-tengah pelayanan
ini kita bergandengan tangan, kita mampu mengerjakan pekerjaan yang besar,
termasuk mencetak majalah, membuat rekaman kotbah dalam bentuk kepingan CD,
juga menerbitkan kotbah via internet, dan lain-lain.
Kita satu dengan yang lain saling membutuhkan, justru
anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, jutru paling dibutuhkan, oleh sebab
itu kita jangan mengecilkan anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, sebab
justru ia yang menguatkan, sesuai dengan pernyataan Rasul Paulus: “Ketika aku lemah, aku kuat.”
Bukti dari kesatuan
Kisah para rasul 2:44-45
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
sehingga selalu ada saja dari antara mereka yang menjual harta milik mereka selanjutnya
membagi-bagikannya, tentu sesuai dengan keperluan masing-masing.
Itulah kekuatan dari pengajaran rasul-rasul; ada
kesatuan.
Kita memperoleh, memiliki sesuatu hal; dari Tuhan, oleh Tuhan,
untuk Tuhan, biarlah itu terjadi.
Jangan sampai seperti orang kaya yang bodoh; mengumpulkan
harta di bumi untuk memperkaya diri sendiri, dia tidak peduli dengan ibadah dan
pelayanan, sehingga dengan harta yang dia punya, dia bertanya dalam hatinya: apa
yang harus ia perbuat? Dengan harta yang berlimpah, sementara lumbungnya kecil,
tidak cukup untuk harta yang besar itu, sehingga ketika ia bertanya dalam hati
dan hatinya menjawab dia; dia akan memperbesar lumbungnya dan menaruh semua
harta bendanya di dalam lumbungnya. Selanjutnya ia berkata kepada jiwanya: hai
jiwaku, harta ada padamu, beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah.
Itu saja tujuan hidup dari orang kaya yang bodoh tersebut.
Tetapi bagi kita yang telah dipanggil oleh Tuhan dan
selanjutnya kita menerima pengajaran rasul-rasul sebagai dasar dari bangunan
itu, supaya kita ada kesatuan dari pada tiap-tiap anggota yang berbeda-beda
tetapi saling berkaitan, saling membutuhkan satu dengan yang lain, sehingga
sekali lagi saya tandaskan; apa yang kita peroleh, yang kita miliki dari Tuhan,
oleh Tuhan, kembali untuk Tuhan.
Kisah Para Rasul 2:46-47
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati,
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai
semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang
yang diselamatkan.
Disini kita melihat ketika mereka bertekun dengan sehati,
mereka melakukannya dengan gembira &
dengan tulus hati memuji Allah, tidak ada kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga
mereka disukai oleh semua orang.
Ketika kita berada di tengah-tengah ibadah pelayanan
bersama-sama dengan saudara seiman yang lain, bergandengan tangan, bergembira
dengan segala ketulusan hati, atau dengan tulus ikhlas melayani Tuhan,
menunjukkan bahwa hatinya telah disucikan dari hati nurani yang jahat dan telah
dibasuh dari perbuatan yang sia-sia oleh air yang murni.
Seseorang tidak akan mungkin dapat beribadah melayain
sehati sepikir dengan tulus ikhlas, kalau hatinya belum disucikan dari hati
nurani yang jahat.
Tetapi oleh karena pengajaran rasul-rasul ini, mereka
bersehati, bergembira, tulus ikhlas melayani Tuhan.
Betapa pengajaran rasul-rasul itu hidup di dalam hidup
mereka, yaitu atas gereja mula-mula, berarti firman Allah itu mendarah daging.
Wahyu 22:1-2
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
itu.
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang
sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang
berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon kehidupan menunjuk pribadi Yesus Kristus. Kemudian pohon kehidupan itu berbuah 12 kali,
tiap-tiap bulan sekali, dan daun dari pohon itu digunakan untuk menyembuhkan
bangsa-bangsa, terkhusus mereka yang putus pengharapan, itulah tulang kering.
Berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali à pengajaran rasul-rasul.
Pengajaran rasul-rasul adalah pengajaran yang datang dari
sorga, persis seperti sungai air kehidupan yang jernih bagaikan kristal,
mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Keterangan; DIBANGUN
DI ATAS PARA NABI
= menerima firman para nabi.
1 Korintus 14:3-4
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia
berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya
sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Tugas dari para nabi adalah bernubuat, berarti membangun,
menasihati dan menghibur = menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang
terkandung dalam hati, sehingga dengan demikian sidang jemaat dibangun
dihadapan Tuhan.
1 Korintus 14:23-25
(14:23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap
orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau
orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman
atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata,
sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di
tengah-tengah kamu."
Firman nubuatan itu berkuasa untuk menyelidiki, mengoreksi
segala yang terkandung di dalam hati sehingga lewat penyucian itu seseorang diyakinkan,
selanjutnya ia sujud menyembah kepada Allah dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada
Allah.
Sedangkan firman nubuatan adalah tanda untuk orang yang
beriman, bukan untuk orang yang tidak beriman.
Berarti, orang yang memiliki iman sebesar biji sesawi
saja, dengan segala kerelaan memberi diri dikoreksi, diselidiki oleh firman
nubuatan, sehingga dengan demikian dia datang sujud menyembah kepada Allah.
Kalau ada anak Tuhan menolak untuk dikoreksi, diselidiki
segala sesuatu yang ada di dalam hatinya, adalah tanda bahwa ia belum memiliki
iman (belum beriman).
1 Petrus 1:8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia,
namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak
melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak
terkatakan,
(1:9) karena kamu telah
mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Mengasihi & percaya kepada Allah walaupun saat ini
tidak dapat melihat Dia, menunjukkan bahwa ia telah mencapai tujuan iman, yaitu
keselamatan jiwa.
1 Petrus 1:10
(1:10). Keselamatan itulah
yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih
karunia yang diuntukkan bagimu.
Para nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan kita
terima, yaitu keselamatan, sebab keselamatan itu telah diselidiki dan diteliti dengan
seksama oleh para nabi.
Sehingga seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel, tidak boleh menyampaikan firman dengan sembarangan, terlebih
dahulu meneliti, menyelidiki dengan seksama, barulah disampaikan.
Kita patut bersyukur karena kita menerima firman
pengajaran mempelai dengan terangnya Tabernakel, sehingga ayat firman yang
disampaikan tidak asal main comot, sehingga dengan demikian, para nabi
bernubuat tentang kasih karunia yang akan kita terima, itulah keselamatan.
1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang
dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang
sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Menerima firman nubuatan, berarti dengan rela memberi
diri diselidiki, dikoreksi, segala sesuatu yang terkandung dalam hatinya = rela
menanggung penderitaan. Selanjutnya dibalik penderitaan/dibalik salib Kristus,
Tuhan menyediakan kemuliaan, itulah keselamatan, kasih karunia lewat firman
nubuatan.
Jadi, dibalik salib, Tuhan menyediakan kemuliaan,
keselamatan. Tetapi sebaliknya, dibalik kemuliaan, Tuhan menyediakan salib,
supaya seseorang tidak bermegah dan tidak menjadi sombong di tengah-tengah
ibadah & pelayanan, supaya Tuhan menyediakan kemuliaan.
Jadi, firman para nabi tidak boleh disampaikan dengan
sembarangan, terlebih dahulu diteliti oleh Roh Allah itu sendiri yang
memberitahukan tentang keselamatan yang telah dikerjakan Yesus Kristus di atas
kayu salib, oleh sebab itu kita harus melatih diri untuk beribadah, melepaskan
diri dari pemberitaan firman yang ditambahkan & dikurangkan.
Biarlah kita lebih menyukai firman para nabi, walaupun
sakit, sebab dibalik penderitaan, Tuhan pasti menyediakan kemuliaan yang kekal.
1 Petrus 1: 12
(1:12) Kepada mereka telah
dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani
kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan
perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan
berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh
malaikat-malaikat.
Ketika seorang nabi bernubuat, menyampaikan firman
tentang salib Kristus; dia sedang melayani Tuhan, bukan melayani manusia, tidak
mencari kemuliaan untuk diri sendiri.
Jadi, firman yang disampaikan benar-benar berasal dari
Tuhan, dari sorga untuk selanjutnya diberitakan kepada sidang jemaat.
Manusia memerlukan firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, lebih lagi malaikat sorga. Jadi, firman nubuatan, firman para nabi,
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, disampaikan kepada saya &
saudara malam ini, sebetulnya malaikat juga membutuhkan itu, tetapi sejauh ini,
firman para nabi tidak disampaikan kepada para malaikat, mereka terus melayani
Tuhan saja, tetapi malam hari ini kita boleh merasakan kasih Tuhan, lewat isi
hati, rahasia yang terkandung dalam hati Tuhan dinyatakan.
Keterangan; Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:20
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Kristus Yesus sebagai batu penjuru atas bangunan rohani
tersebut.
1 Petrus 2:5-7
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak
akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang
tidak percaya: "Batu yang telah dibuang
oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi
batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Allah telah meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih,
batu yang mahal, itulah batu penjuru.
Tetapi kenyataannya batu penjuru itu telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan.
Berarti, batu penjuru à korban Kristus. Sedangkan tukang
bangunan à ahli Taurat, imam-imam kepala, tua-tua; mereka tidak percaya & tidak
menghargai batu yang terpilih yang telah diletakkan di Sion, dimana batu itu
adalah batu yang mahal.
Perlu kita ketahui, korban Kristus bisa menjadi 2 hal
tergantung bagaimana orang tersebut memandangnya, yaitu bisa menjadi batu sentuhan dan bisa menjadi batu sandungan.
Bila seseorang memandang korban Kristus &
menghargainya, maka korban Kristus menjadi batu sentuhan bagi saya dan saudara.
Di atas kayu salib, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita semua yang menyentuh
hati kita, sehingga semakin kita memandang korban Kristus, maka kasih Allah
semakin menyentuh membebat hati kita, tergantung bagaimana kita memandang
korban Kristus.
Ketika dikoreksi lewat firman Tuhan yang disampaikan dan selalu
memandang korban-Nya, maka kita akan merasakan sentuhan & lawatan Tuhan.
Oleh sebab itu, ketika kita menerima firman nubuatan,
dikoreksi, diselidiki segala yang terkandung dalam hati, segala dosa yang
terselubung dalam hati, biarlah kita dengar & terima saja, dan kita terus
mengarahkan pandangan pada korban Kristus, maka kita akan merasakan bahwa kasih
Allah menyentuh hati kita masing-masing.
Sebaliknya, batu penjuru bisa menjadi batu sandungan,
kalau kita mengecilkan korban Kristus. Ketika seseorang mengecilkan korban
Kristus, maka ia menjadi batu sandungan, sehingga ibadah pelayanan yang
seharusnya dikerjakan dengan sepenuh hati akan terasa berat, dengan kata lain
ibadah & pelayanan menjadi batu sandungan.
1 Petrus 2: 8
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman
Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Orang yang tersandung adalah orang yang tidak taat pada
firman Tuhan.
Tidak taat = tidak patuh pada ajaran yang benar.
Matius 16: 21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya:
"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan
menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Yesus berkata: “Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga”.
Arti rohaninya: setiap orang yang berada di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan harus menanggung penderitaan, memikul salib dalam setiap
ibadah & pelayanan yang Tuhan percayakan.
Yerusalem à ibadah & pelayanan.
Di sini kita melihat, Petrus berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal
itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”.
Pendeknya; Petrus menolak salib Kristus sehingga ia
menjadi batu sandungan. Salib Kristus adalah rencana Allah yang besar untuk
menyelamatkan manusia berdosa.
Perlu diketahui; kalau tersandung terhadap salib Kristus,
yaitu kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, menunjukkan ia tidak
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan memikirkan apa yang dipikirkan
manusia, perkara-perkara lahiriah = tidak memikirkan perkara rohani.
Pikiran Allah adalah: untuk menyelamatkan manusia lewat
salib Kristus.
Tetapi di sini kita melihat, Petrus menolak supaya Yesus jangan
disalibkan. Dalam hal ini dia menjadi batu sandungan di tengah-tengah ibadah
pelayanan, karena sidang jemaat hidup menurut hawa nafsu & keinginan
dagingnya, memikirkan apa yang dipikirkan manusia, tidak memikirkan
penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah lewat salib Kristus.
Biarlah kita memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah
supaya kita tidak tersandung, dan tidak menjadi batu sandungan terhadap orang
lain di tengah-tengah ibadah & pelayanan.
Jadi, bangunan rohani / bangunan yang hidup itu dibangun
di atas para rasul dan para nabi, dengan Yesus sebagai batu penjuru, sehingga
menjadi bangunan yang kokoh.
Lukas 20: 17-19
(20:17) Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata: "Jika demikian
apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah
menjadi batu penjuru?
(20:18) Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa
ditimpa batu itu, ia akan remuk."
(20:19) Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia
pada saat itu juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya
dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan:
-
Barangsiapa jatuh ke atas batu
itu, ia akan hancur à jiwa yang hancur.
Oleh sebab itu,
kita lebih baik berpihak/jatuh pada salib Kristus, karya penyelamatan Allah
bagi kita semua, sekalipun rasanya jiwa kita hancur.
Memang kalau
jatuh ke atas batu penjuru (korban Kristus), jiwa kita pasti hancur, itulah
yang dialami raja Daud ketika dia memilih dari 3 pilihan yang diajukan oleh
nabi Gad: (2 Samuel 24: 13-14)
1.
3 tahun kelaparan menimpa Israel.
2.
3 bulan lamanya Daud dikejar musuh.
3.
3 hari lamanya penyakit sampar
menimpa bangsa Israel.
Namun dalam hal
ini, Daud memilih yang ketiga, yaitu jatuh ke tangan Tuhan = jatuh ke atas
korban Kristus/batu penjuru.
-
Barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.
Biarlah dengan
segala kerendahan hati kita memberi diri memikul salib, merendahkan diri di
bawah tangan Tuhan yang kuat di tengah-tengah ibadah pelayanan = ditimpa oleh
batu penjuru = korban Kristus.
Kalau kita
menghindari jalan salib, pintar-pintar menghindari pengalaman kematian,
percayalah, roh kemuliaan itu tidak akan memenuhi seseorang.
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang
patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Korban sembelihan kepada Allah; jiwa yang hancur, hati
yang patah dan remuk, tidak dipandang hina justru mulia di mata Tuhan.
Sebaliknya, kalau kita menghindari salib; dipandang hina
oleh Tuhan dan tidak layak untuk melayani Tuhan, sekalipun seseorang telah
melayani Tuhan.
Dampak positif dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh
seluruh bangunan, rapih tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
-
Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan.
Gambaran dari
kerohanian yang bertumbuh berarti dewasa rohani, itulah batu hidup dan menjadi
rumah rohani di hadapan Tuhan.
-
Rapi tersusun.
Bata di atas
bata tersusun dengan rapi, sehingga bangunan itu indah, elok di pemandangan
Tuhan.
Biarlah kiranya
hidup kita elok, indah di hadapan Tuhan, karena perkataan, sikap, tingkah laku,
cara berfikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya rapi tersusun.
Efesus 2:22
(2:22) Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat
kediaman Allah, di dalam Roh.
Selanjutnya menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan, dengan kata lain
menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh.
1 Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --
dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Kalau tubuh menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh, itu menunjukkan
bahwa tubuh kita adalah milik Tuhan, bukan lagi milik kita. kita tidak berhak,
tidak berkuasa terhadap tubuh kita, karena kita telah ditebus oleh darah yang
mahal, bukan dengan barang fana, bukan dengan emas perak.
Selanjutnya, sebagai rumah Tuhan, Bait Allah, tempat Roh Allah berdiam,
biarlah kita memuliakan Allah dengan tubuh, jiwa, roh kita, kemudian di
dalamnya ada hati, pikiran, perasaan senantiasa tertuju kepada Tuhan, sesuai
dengan Roma 12: 1, mempersembahkan tubuh seutuhnya kepada Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment