IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 MEI 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema :
HIDUP LEBIH
DARI SEMUA
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu:
“Menyala seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari
penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
“Ranting yang tidak
melekat pada pokok anggur” = kerohanian yang kering-kering.
Tidak melekat pada pokok anggur artinya; tanpa
persekutuan dengan Tuhan sehingga ranting menjadi kering tidak dapat berbuah.
Tidak ada seorangpun di atas muka bumi ini, dapat
berbuat sesuatu yang baik bagi Tuhan, jikalau ia jauh dari persekutuan, dari
Tuhan, jikalau tanpa persekutuan yang indah dengan Tuhan, siapapun dia.
Sehebat-hebatnya manusia, dia tidak dapat berbuah
baik, menghasilkan buah yang benar di hadapan Tuhan, jika tanpa Tuhan sama seperti ranting
menjadi kering.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri = tidak bergantung pada kemurahan hati Tuhan = tanpa persekutuan
dengan Tuhan. Menunjuk kepada kerohanian
yang kering-kering.
Kerohanian yang kering-kering diumpamakan seperti tiga
hal, yaitu;
1.
“Seperti semak bulus di
padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
Kalau tidak mengalami pemulihan berarti tidak ada
keubahan dalam hidup, begitu-begitu saja.
3.
a.“Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang = tandus = tidak berbuah
= tidak menghasilkan apa-apa.
b.“Tinggal di negeri
padang asin yang tidak berpenduduk” = hidup tanpa kasih Allah.
Kalau tinggal dalam kesendirian di tengah-tengah
keramaian = hidup tanpa kasih.
Penyebab kerohanian
menjadi kering-kering.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Artinya; tidak bertanggungjawab terhadap ibadah dan
pelayanan = melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka = harta warisan à ibadah dan pelayanan.
Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada
kita semua, sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan, jangan lepaskan
apapun alasannya. Sama seperti adam dan hawa di tempatkan di taman eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman eden, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi
hidup harus berarti sebetulnya.
Resiko yang dialami bila lepas tangan dari milik
pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin
Tuhan.”
Jangan mundur dari ibadah dan pelayanan, kalau mundur
nanti akan menjadi budak musuh dan itu terjadi atas seijin Tuhan, jangan berani
mengambil resiko itu.
Ada 2 musuh utama / musuh abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut karena daging tinggal
bersama-sama dengan kita.
Jadi jangan biasakan hidup menurut keinginan daging.
Jangan meninabobokkan daging, asal ada makanan dan minuman, cukuplah. Karena
setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, hanya memikirkan hal-hal dari
daging, tidak memikirkan hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan
kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis / setan = roh jahat dan roh najis = penghulu di udara dengan segala
tipu dayanya.
-
Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan dari serigala
adalah: Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba
tidak tergembala dengan baik... Yohanes
10:12.
·
Menerkam = menyakiti
·
Mencerai beraikan kawanan domba = terpisah dengan Tuhan,
tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, pendeknya
menjadi liar.
-
Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis;
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Pertanyaannya: Dimanakah
tempat ketika diperbudak oleh musuh?
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Tuhan membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan,
dengan satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah, melayani kepada Tuhan,
berbakti dan menyembah Allah yang hidup, bukan allah yang mati. Dan Tuhan sudah
melepaskan kita dari kegelapan dosa lewat darah Anak Domba Allah yang
tersembelih dan Tuhan sudah memberikan ibadah dan pelayanan ini sebagai milik
pusaka, yang harus kita pelihara dan usahakan inilah negeri yang kita kenal, di
luar itu bukan negeri yang kita kenal. Maka apabila ada anak-anak Tuhan lebih
menyukai berada di luar sana itu menggambarkan bahwa kehidupannya telah
diperbudak dosa yang
disebabkan oleh dua musuh abadi,
yaitu; daging dan Setan.
Di luar ibadah dan pelayanan hidup rohani kita habis,
digerogoti banyak perkara.
Apa yang membuat kita tidak enak beribadah? Tidak ada,
semua enak kita duduk diam dengar firman Tuhan, mendengar Tuhan berbicara.
Tidak ada alasan mengatakan ibadah itu tidak enak, saya tidak mengerti kalau
ada yang berkata tidak enak, di mana letak tidak enaknya itu?
Ada 2 kali bangsa Israel (Yehuda) diperbudak oleh musuh.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) maka yang akan terjadi adalah; capek hati / lelah hati
sampai hati terasa pahit.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak
di Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi sesuai dengan Wahyu 18:2.
Kesimpulannya; bangsa Israel diperbudak musuh di
negeri yang tidak mereka kenal yaitu;
Mesir dan Babel.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang
gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Sejenak kita melihat orang
yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu
berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah
untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu
kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Orang gegabah berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
Kalau ada orang berpikir kalau beribadah itu adalah
kesia-siaan sudah pasti orang itu adalah orang gegabah.
b.
“Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Pendeknya, perkataan
orang gegabah adalah perkataan kurang ajar.
Keterangan: “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti rohaninya: Tidak ada
untungnya menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan tidak ada
untungnya bersedih hati atas dosa-dosa yang pernah terjadi.
Saya seringkali menyesali
setiap kesalahan yang saya perbuat. Barangkali kita juga pernah menyesali,
kalau sudah menyesal jangan ulangi kembali. Belajar dari pengalaman yang sudah
terjadi, pengalaman adalah guru yang terbaik.
Di sini kita melihat
orang gegabah tidak mau menyesal atas kesalahan yang dilakukan dan tidak
bersedih hati atas dosa yang pernah terjadi.
Contoh berjalan dengan
tidak memakai pakaian berkabung...
Matius 11:20
(11:20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
(11:21) "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
(11:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(11:24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Yang pertama: Tuhan mengecam kota-kota yang tidak mau
berkabung dan bertobat antara lain; Khorazim dan Betsaida sedangkan Tirus dan Sidon sudah lama bertobat oleh karena mujizat-mujizat yang sama yang
pernah terjadi di Khorazim dan Betsaida.
Yang kedua: Kota
Kapernaum, sehingga Tuhan akan menurunkan kota Kapernaum ke dunia orang
mati.
Karena Kapernaum tidak
mau bertobat maka Yesus berkata; “Karena
jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu,
kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.”
Di Kapernaum terjadi
mujizat, tetapi orang-orang yang ada di sana tidak mau bertobat dan berkabung,
sehingga mereka diturunkan ke dunia orang mati.
Yesus tampil di Kapernaum sebanyak empat kali, dua
diantaranya Yesus mengadakan mujizat.
1.
Matius 4:13.
2.
Matius 8:3 à Yesus menyembuhkan
seorang hamba perwira di Kapernaum.
3.
Markus 1:21 à Mengajar rumah ibadat dan menyembuhkan seorang yang
kerasukan Setan.
4.
Yohanes 2:12
Dan dua kali mengadakan mujizat.
Mujizat
pertama.
“Yesus menyembuhkan
seorang hamba perwira di Kapernaum” ...
Matius 8:3 .
Mujizat
kedua
Markus 1:21-26
(1:21) Mereka tiba di
Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat
dan mengajar.
(1:22) Mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat.
(1:23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang
kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
(1:24) "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari
Allah."
(1:25) Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari
padanya!"
(1:26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit
dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Pada hari sabat, Yesus mengusir roh jahat dari
seseorang ketika mengajar di rumah ibadat di Kapernaum, inilah mujizat kedua
yang dilakukan Yesus Kristus yang terjadi Kapernaum.
Mari kita lihat..
Matius 11:23
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
Namun sekalipun banyak mujizat yang terjadi di
Kapernaum mereka tetap saja tidak mau bertobat dan berkabung
sehingga Tuhan bukan menaikkan mereka ke langit melainkan
menurunkan sampai ke dunia orang mati. Itu resiko kalau tidak mau bertobat dan
berkabung.
Sejenak kita melihat dunia orang mati..
Yesaya 14:15-17
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke
tempat yang paling dalam di liang kubur.
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan
mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan
yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah?
Dunia orang mati = liang kubur.
Praktek berada di dunia orang mati dalam kehidupan
sehari-hari:
1. “Yang
telah membuat bumi gemetar” = lemah
tak berdaya.
2.
“Yang telah membuat kerajaan-kerajaan
bergoncang” = pendirian yang tidak kuat à orang yang kuatir, putus
asa dan kecewa dari orang-orang yang melayani Tuhan.
Kerajaan à orang-orang yang
melayani Tuhan.
Orang dunia saja mempunyai nyali apalagi yang melayani
Tuhan, yang menjadi pembela bagi anak-anak Tuhan adalah Raja di atas segala
raja, Dia duduk disebelah kanan Allah
Bapa, Dia tampil sebagai pembela. Kalau Dia di pihak kita siapa yang berani
melawan kita?
3.
- “Yang telah membuat dunia seperti padang
gurun.”
Padang gurun = tandus = gersang = kering-kering =
tidak menghasilkan buah à orang yang jauh dari
persekutuan dengan Tuhan.
-
“Menghancurkan
kota-kotanya” = tanpa ibadah dan
pelayanan.
Kalau kita perhatikan dalam Ratapan 1 ketika Yehuda ditinggalkan; laksana jandalah ia, sehingga
kota-kota mereka itu menjadi sunyi sepi.
Kota – kota yang dihancurkan berarti; tidak ada lagi
kegiatan-kegiatan dalam ibadah dan pelayanan.
4.
“Yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah” = terikat dan dibelenggu
dosa, sehingga tidak berada di dalam rumah Tuhan.
Kita kembali kepada..
Markus 1:23-24
(1:23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang
kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
(1:24) "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari
Allah."
Kerasukan roh jahat itu bagaikan dunia orang mati =
liang kubur = dunia kegelapan.
Ciri orang yang kerasukan
/ berada di dalam dunia orang mati: “Orang
itu berteriak.”
Berteriak tanda bahwa dia tidak dapat, tidak mampu
melihat dan menerima cahaya Injil tentang kemuliaan Allah.
Jadi, saat Yesus mendekati orang yang dirasuki roh
jahat, Setan itu berteriak.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
“Cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah”, itulah firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan.
Seringkali kita berteriak, daging bersuara ketika
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan disampaikan.
Kalau daging berteriak itu tanda bahwa dia tidak
sanggup menerima cahaya Injil tentang kemuliaan Allah.
Tidak sedikit anak-anak Tuhan mampu, ketika firman
pengajaran secara to the point mengoreksi hatinya, sangat banyak pribadi yang
berteriak saat firman pengajaran yang rahasianya dibukakan disampaikan, banyak
yang ngomel dan bersungut-sungut.
Kalau rahasia firman dibukakan maka segala dosa yang
disembunyikan dalam hati akan di singkapkan, kalau pada saat itu dia tidak
mengaku, di situlah dia berteriak, bersungut-sungut, ngomel, mempersalahkan
Tuhan dan sesama. Tidak mau diajar itu juga suara daging, merasa diri bisa,
mampu, itu juga suara daging.
Adapun teriakan-teriakan
orang yang kerasukan setan (orang yang berada di dunia orang mati):
Markus 1:24
(1:24) "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari
Allah."
1.
"Apa urusan-Mu
dengan kami?”
Perkataan ini benar, tidak salah, karena tidak ada
hubungannya antara dunia orang hidup dengan orang mati, tetapi tujuan dari
perkataan ini hanyalah untuk memanipulasi supaya orang tersebut tetap dalam
keadaan kerasukan.
Kemudian dalam perkataan yang pertama ini diikuti
dengan; hai Yesus orang Nazaret?
Berbicara Yesus orang Nazaret itu berbicara tentang
nabi.
Tugas nabi adalah; bernubuat, berarti; membangun,
menghibur dan menasihati, menyingkapkan segala yang terselubung di dalam hati.
Sesungguhnya
Setan tidak suka dengan firman para nabi, sehingga ia mengucapkan
kata-kata yang benar, tetapi tujuannya untuk memanipulasi. Setan itu cerdik
sekali, bukan Setan namanya kalau tidak mengetahui segala sesuatu.
Dari sejak
semula ular adalah binatang yang paling cerdik, telah memperdaya Hawa dengan
kelicikannya. Ular adalah gambaran dari Setan.
2.
“Engkau datang
hendak membinasakan kami?”
Setan sudah berada di dalam kebinasaan, sebelum tiba
hari penghakiman, sebelum Yesus tampil pada kali kedua di hadapan suku bangsa.
Dengan perkataan ini seolah-olah Yesus salah, padahal
tujuan perkataan ini adalah untuk memanipulasi supaya orang itu tetap dirasuki,
terikat dengan roh jahat.
Pengertian
dari perkataan yang kedua adalah: “Kami
sudah binasa”, jadi kenapa kami mau dibinasakan lagi, kan itu pengertian
dari perkataannya.
3.
“Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus
dari Allah."
Perkataan ini pun benar, sepertinya memuliakan Tuhan
dalam segala kekudusan-Nya, tetapi Tuhan tidak mau membiarkan dia menguasai,
merasuki orang tersebut sekalipun Setan mengatakan sesuatu yang benar.
Markus 1:25
(1:25) Tetapi Yesus
menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
Yesus tidak mau
mendengarkan
tiga kali teriakan dari Setan, karena nyawa atau hidup lebih berharga dari pada
teriakan Setan.
Perkataan-perkataan yang benar itu baik, tetapi jiwa / nyawa lebih berharga, hidup lebih berharga, lebih
dari segala-galanya, dari pada hanya sebuah perkataan-perkataan, tetapi tetap
terikat dan dirasuki oleh roh jahat.
Sidang jemaat yang saya kasihi di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus jauh lebih berharga dari pada saudara-saudara saya sedaging, itu
sebabnya saya ada malam ini di hadapan saudara.
Perkataan yang benar dari orang-orang yang di luaran
sana, dari orang-orang yang dirasuki oleh roh jahat tidak lebih berarti bagi
saya, dibanding jiwa-jiwa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Sebab itu Tuhan menghardik, menengking dan mengusir Setan
dari orang itu.
Saudaraku, hari-hari ini kita harus tegas dalam
pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan, tidak boleh di buai dengan sebuah
omongan sementara orang itu masih dikuasai oleh roh jahat.
Setelah orang itu dilepaskan dari roh jahat...
Markus 1:26-27
(1:26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit
dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
(1:27) Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya,
katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa.
Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
Roh jahat itu diperintahkan dan roh jahat itu taat
kepada Yesus Kristus.
Filipi 2:8-10
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
(2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Dalam nama Yesus Kristus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada
di bawah bumi, karena Tuhan telah mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama = ditinggikan oleh Bapa.
Saudaraku, untuk berada
di tempat yang tinggi terlebih dahulu merendahkan diri seperti Yesus sebagai
manusia merendahkan diri-Nya di hadapan Allah Bapa.
Biarlah kita semua
mengambil dan memilih tempat yang rendah, mulai dari perkataan selalu dibawah,
perbuatan selalu di bawah, sikap, tingkah laku dan gerak-gerik selalu di bawah,
supaya nanti ditinggikan.
Di tinggikan berarti
Allah mengaruniakan nama di atas segala nama sehingga bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah
membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,
dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Mereka yang ditinggikan / berada di tempat yang tinggi, akan
memerintah sebagai raja di bumi.
Memerintah = dosa tidak lagi berkuasa.
Menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah = berada di tempat
yang tinggi.
Saudaraku, kemurahan
Tuhan besar kepada kita semua, kalau Kapernaum tidak mau berkabung dan bertobat,
berjalan dengan menggunakan pakaian kabung, malam ini kita sudah menerima
firman, mari kita berjalan dengan memakai pakaian kabung, kita bertobat dan
menyesali kesalahan yang kita perbuat, bersedih hati atas dosa-dosa yang kita
perbuat di hadapan Tuhan.
Belajar merendahkan diri,
perkataan, perbuatan dan sikap tingkah laku semua berada di bawah, supaya Tuhan
tinggikan.
Barangsiapa meninggikan
diri ia akan rendahkan, sebaliknya, barangsiapa merendahkan diri ia akan di
tinggikan, di tempat yang tinggi.
Pada saat itu orang-orang
Kapernaum takjub melihat fenomena itu tetapi anehnya mereka hanya sebatas
takjub sebab mereka tidak mau bertobat dan berkabung. Tempat mereka dunia orang
mati, tetapi orang yang merendahkan diri di tinggikan sampai Tuhan mengaruniakan
dia nama di atas segala nama, segalanya bertekuk lutut.
Pendeknya, hidup / jiwa manusia lebih berharga dari segala yang ada.
Matius 6:25
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?
Hidup lebih penting, lebih utama dari pada makan dan minum, juga tubuh
lebih penting dari pakaian.
Matius 5:26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Hidup ada kaitannya dengan burung di udara, menunjuk kepada orang yang memikirkan
perkara di atas tidak memikirkan soal-soal penghidupan, tidak menabur tidak
menuai dan juga tidak mengumpulkan makanan dalam lumbung = sangkal diri dan pikul salib .... Matius 16:24-25. Itulah hidup yang sesungguhnya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment