IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 MEI 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema :
MENJADI
PERAWAN SUCI
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu:
“Menyala seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari
penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
“Ranting yang tidak
melekat pada pokok anggur” = kerohanian yang kering-kering.
Tidak melekat pada pokok anggur artinya; tanpa
persekutuan dengan Tuhan sehingga ranting menjadi kering tidak dapat berbuah.
Tidak ada seorang pun di atas muka bumi ini, dapat
berbuat sesuatu yang baik bagi Tuhan, jikalau ia jauh dari persekutuan, jikalau
tanpa persekutuan yang indah dengan Tuhan,
siapa pun dia.
Sehebat-hebatnya manusia, dia tidak dapat berbuat baik,
menghasilkan buah yang benar di hadapan Tuhan, sama seperti ranting menjadi
kering.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri = kerohanian
yang kering-kering = tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Kerohanian yang kering-kering diumpamakan seperti tiga
hal, yaitu;
1.
“Seperti semak bulus di
padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
Kalau tidak mengalami
pemulihan berarti tidak ada keubahan dalam hidup, begitu-begitu saja dari lahir
sampai Tuhan datang. Orang seperti ini tidak dapat ditolong.
3.
a.“Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang = tandus = tidak berbuah
= tidak menghasilkan apa-apa.
b.“Tinggal di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” = hidup
tanpa kasih Allah.
Kalau tinggal dalam
kesendirian di tengah-tengah keramaian =
hidup tanpa kasih.
Penyebab kerohanian
menjadi kering-kering.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Artinya; tidak bertanggungjawab terhadap ibadah dan
pelayanan = melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka = harta warisan à ibadah dan pelayanan.
Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada
kita semua, sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan, jangan lepaskan
apapun alasannya. Sama seperti adam dan hawa di tempatkan di taman eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman eden, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi
hidup harus berarti sebetulnya.
Resiko yang dialami bila lepas tangan dari milik
pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin
Tuhan.”
Jangan mundur dari ibadah dan pelayanan, kalau mundur
nanti akan menjadi budak musuh dan itu terjadi atas seijin Tuhan, jangan berani
mengambil resiko itu.
Ada 2 musuh utama / musuh abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut karena daging tinggal
bersama-sama dengan kita.
Jadi jangan biasakan hidup menurut keinginan daging.
Jangan meninabobokkan daging, asal ada makanan dan minuman, cukuplah. Karena
setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, hanya memikirkan hal-hal dari
daging, tidak memikirkan hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan
kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis / setan = roh jahat dan roh najis = penghulu di udara dengan segala
tipu dayanya.
-
Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan dari serigala
adalah: Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba
tidak tergembala dengan baik... Yohanes
10:12.
·
Menerkam = menyakiti
·
Mencerai beraikan kawanan domba = terpisah dengan Tuhan,
tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, pendeknya
menjadi liar.
-
Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis;
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Pertanyaannya: Dimanakah
tempat ketika diperbudak oleh musuh?
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Tuhan membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan,
dengan satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah, melayani kepada Tuhan,
berbakti dan menyembah Allah yang hidup, bukan allah yang mati. Dan Tuhan sudah
melepaskan kita dari kegelapan dosa lewat darah Anak Domba Allah yang
tersembelih dan Tuhan sudah memberikan ibadah dan pelayanan ini sebagai milik
pusaka, yang harus kita pelihara dan usahakan inilah negeri yang kita kenal, di
luar itu bukan negeri yang kita kenal. Maka apabila ada anak-anak Tuhan lebih
menyukai berada di luar sana itu menggambarkan bahwa kehidupannya telah
diperbudak dosa dua musuh abadi; daging dan Setan.
Di luar ibadah dan pelayanan hidup rohani kita habis,
digerogoti banyak perkara.
Apa yang membuat kita tidak enak beribadah? Tidak ada,
semua enak kita duduk diam dengar firman Tuhan, mendengar Tuhan berbicara.
Tidak ada alasan mengatakan ibadah itu tidak enak, saya tidak mengerti kalau
ada yang berkata tidak enak, di mana letak tidak enaknya itu?
Ada 2 kali bangsa Israel (Yehuda) diperbudak oleh musuh.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) maka yang akan terjadi adalah; capek hati / lelah hati
sampai hati terasa pahit.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak
di Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi sesuai dengan Wahyu 18:2.
Kesimpulannya; bangsa Israel diperbudak musuh di
negeri yang tidak mereka kenal yaitu;
Mesir dan Babel.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang
gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Sejenak kita melihat orang
yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu
berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah
untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu
kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Orang gegabah berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
Kalau ada orang berpikir kalau beribadah itu adalah
kesia-siaan sudah pasti orang itu adalah orang gegabah.
Dalam ibadah doa penyembahan Yosua jelas berkata; kami
dan seisi rumah kami akan beribadah kepada Allah, itu tandanya beribadah kepada
Tuhan tidak sia-sia.
b.
“Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Pendeknya, perkataan
orang gegabah adalah perkataan kurang ajar.
Keterangan: “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti rohaninya: Tidak ada
untungnya menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan tidak ada
untungnya bersedih hati atas dosa-dosa yang pernah terjadi.
Saya seringkali menyesali
setiap kesalahan yang saya perbuat. Barangkali kita juga pernah menyesali,
kalau sudah menyesal jangan ulangi kembali. Belajar dari pengalaman yang sudah
terjadi, pengalaman adalah guru yang terbaik.
Di sini kita melihat
orang gegabah tidak mau menyesal atas kesalahan yang dilakukan dan tidak
bersedih hati atas dosa yang pernah terjadi.
Contoh berjalan dengan
tidak memakai pakaian berkabung...
Matius 11:20
(11:20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
(11:21) "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
(11:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(11:24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Tuhan mengecam kota-kota
yang tidak mau bertobat dan berkabung antara lain;
Yang pertama: Khorazim dan Betsaida sedangkan Tirus dan Sidon sudah lama bertobat atas mujizat-mujizat yang juga terjadi di
Khorazim dan Betsaida.
Yang kedua: Kota
Kapernaum, sehingga Tuhan akan menurunkan kota Kapernaum ke dunia orang
mati.
Karena kapernaum tidak
mau bertobat maka Yesus berkata; “Karena
jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu,
kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.”
Di Kapernaum terjadi
mujizat tetapi orang-orang yang ada di sana tidak mau bertobat dan berkabung,
sehingga mereka diturunkan ke dunia orang mati.
Yesus tampil di Kapernaum sebanyak empat kali, dua
diantaranya Yesus mengadakan mujizat.
1.
Matius 4:13.
2.
Matius 8:3 à Yesus menyembuhkan seorang
hamba perwira di Kapernaum.
3.
Markus 1:21 à Mengajar rumah ibadat dan menyembuhkan seorang yang
kerasukan Setan.
4.
Yohanes 2:12
Dari empat kali berada di Kapernaum dua kali Yesus mengadakan
mujizat.
Mujizat
pertama.
“Yesus menyembuhkan
seorang hamba perwira di Kapernaum” ...
Matius 8:3 .
Peristiwa ini telah saya sampaikan yaitu; sepatah kata
saja.
Mujizat
kedua
“Yesus melepaskan roh
jahat dari seseorang yang kerasukan.”
Kita akan melihat itu....
Markus 1:21-26
(1:21) Mereka tiba di
Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat
dan mengajar.
(1:22) Mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat.
(1:23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang
kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
(1:24) "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari
Allah."
(1:25) Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari
padanya!"
(1:26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit
dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Pendeknya, Yesus mengusir Setan dari seseorang yang
kerasukan roh jahat. Inilah mujizat yang kedua yang pernah terjadi di
Kapernaum.
Matius 11:23-24
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(11:24) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu."
Namun sekalipun mujizat-mujizat terjadi di Kapernaum,
orang-orang di sana tidak mau bertobat dan berkabung tidak mau menyesali
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, tidak mau bersedih hati atas
dosa-dosanya yang pernah terjadi, sehingga Tuhan menurunkan mereka ke dunia
orang mati.
Sejenak kita melihat dunia orang mati...
Yesaya 14:15-17
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke
tempat yang paling dalam di liang kubur.
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan
mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan
yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah?
Dunia orang mati = liang kubur.
Keadaan apabila diturunkan ke dunia orang mati.
1.
“Yang telah membuat bumi
gemetar.”
Berarti; lemah tidak berdaya.
Itulah tanda bahwa dia sudah berada di dunia orang
mati. Memang kalau kita jauh dari Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, lemah
tak berdaya.
2.
“Yang telah membuat
kerajaan-kerajaan bergoncang” = hidup yang tidak menentu.
Kemudian kalau kita perhatikan di sini, yang
bergoncang adalah; kerajaan-kerajaan à orang-orang yang
melayani Tuhan.
Melayani tetapi hidupnya tidak menentu = sedang berada
di dunia orang mati.
3.
“Yang telah
membuat dunia seperti padang gurun” = gersang, tandus dan kering-kering,
tidak menghasilkan buah.
Keadaan bila kering-kering; ibadah dan pelayanannya
sunyi sepi, sehingga di sini dikatakan menghancurkan kota-kotanya, tidak lagi
terlihat keramaian kota.
4.
“Yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah”, tetap terikat dan
terbelenggu dengan dosa kejahatan dan kenajisan.
Hati-hati sebelum Yesus datang kembali untuk yang
kedua kali, dimana Ia akan tampil sebagai raja yang berkuasa untuk menghakimi
seluruh bangsa dihadapan-Nya, saatnya bagi kita untuk bertobat dan berkabung.
Tidak berhenti sampai di situ...
Matius 11:24
(11:24) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu."
Sebab itu pada hari penghakiman tanggungan negeri
Sodom akan lebih ringan dari pada tanggungan Kapernaum.
Karena kota Kapernaum tidak mau bertobat dan berkabung
maka ia dibandingkan dengan kota Sodom untuk memperlihatkan kebodohan
mereka, sebab itu Tuhan berkata; “Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat
yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai
hari ini.”
Perkataan ini menunjukkan kebodohan dan kebebalan kota
Kapernaum dan akhirnya tanggungan kota Kapernaum lebih berat dari pada kota
Sodom.
Di atas telah saya sampaikan; selagi ada kesempatan,
sebelum Tuhan datang untuk kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga
untuk menghakimi segala bangsa gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk kita
bertobat dan berkabung.
Pendeknya, kalau Kapernaum tidak mau bertobat dan
berkabung, tanggungan mereka sangat berat, lebih berat dari pada kota Sodom.
Bayangkan saja, kota Sodom, begitu banyak di dalamnya kekerasan,
penindasan, banyaknya dosa kejahatan dan dosa kenajisan, tetapi Tuhan berkata;
tanggungan Kapernaum lebih berat dari pada kota Sodom.
Hati-hati, kita yang sudah menerima firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang menggembalakan kita sampai sejauh ini,
sehingga olehnya kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
tetapi tidak mau berkabung dan bertobat, hati-hati, tanggungan orang yang seperti
ini jauh lebih berat dari pada orang-orang yang tidak mengenal firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Mujizat yang pertama air menjadi anggur di negeri Kana,
setelah enam tempayan itu di isi dengan air, enam tempayan tersebut berubah
menjadi anggur à keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia
rohani, oleh karena firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, itulah
mujizat pertama, sedangkan mujizat yang kedua, itulah; kesembuhan terhadap anak
yang menuju kepada kematian, juga terjadi di negeri Kana.
Itu sebabnya saya sampaikan, kalau kita yang sudah
menerima firman pengajaran mempelai ini tetap tidak mau bertobat dan berkabung,
tanggungannya jauh lebih berat dari pada orang yang tidak mengenal firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Mengetahui banyak maka akan dituntut banyak, kita
mengetahui banyak sampai akhirnya kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, maka tuntutannya banyak, tetapi bukan berarti kita mundur dari
firman pengajaran mempelai. Semakin kita mengerti banyak, kalau hidup di
dalamnya maka akan membawa kita kepada kesucian dan kesempurnaan, sebab itu
tidak boleh menyerah dalam situasi apapun. Banyak belajar saja; yang terbesar
hendaklah menjadi yang paling muda, jangan banyak mengajar.
Jalan keluarnya.
Markus 1:21
(1:21) Mereka tiba di
Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat
dan mengajar.
Pada hari sabat, Yesus segera masuk ke dalam rumah
ibadat dan mengajar di Kapernaum.
Barnabas dan Paulus
berada
di Antiokia dan mereka mengajar orang banyak dan memulihkan orang-orang yang
ada di situ. Sejak itulah pertama kali disebut; orang Kristen.
Firman pengajaran mempelai yang sudah mengajar kita sampai
malam hari ini adalah kemurahan hati Tuhan supaya kita dapat disebut dengan
pengikut-pengikut Kristus / laskar Kristus.
Kita harus terima ketika Yesus mengajar, kita butuh
diajar. Yesus datang ke Kapernaum bukan hanya mengusir Setan tetapi
pertama-tama untuk; mengajar.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Perhatikan; Allah mengajar umat-Nya di gunung Tuhan,
di rumah Allah Yakub, itu sebabnya dari Sion (gunung Tuhan), keluar pengajaran.
Kita butuh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel
untuk mengajar kita. Ingat di hari-hari terakhir menjelang Yesus datang untuk yang kedua
kali, banyak
orang berduyun-duyun mencari firman pengajaran mempelai, jangan sampai kita
yang terdahulu menjadi terkemudian dan yang terkemudian menjadi terdahulu.
Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang
ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia
berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam
roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan
kepadaku kota yang kudus
Gunung Sion / gunung Tuhan disebut juga pengantin
perempuan mempelai Anak Domba.
Sion disebut pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, itulah kota yang kudus,
Yerusalem yang baru, puncak kekudusan
(Gunung
Sion).
Berarti dapat kita simpulkan; dari gunung Sion kita
diajar oleh firman pengajaran mempelai.
Tadi, di gunung Sion dia mengajar umat-Nya, tetapi
belum disebut bentuk pengajaran yang disampaikan, nanti ketika kita melihat Wahyu 21:9-10 barulah kita dapat mengambil
suatu kesimpulan bahwa dari gunung Sion kita diajar oleh firman pengajaran
mempelai.
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku
telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari
kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh
ular itu dengan kelicikannya.
Rasul Paulus juga membawa firman pengajaran mempelai.
Di pertunangkan à firman pengajaran
mempelai. Yang dipertunangnkan itu mempelai perempuan, kepada satu laki-laki
sebagai perawan suci.
Kita bangga memiliki firman pengajaran mempelai yang
mengajar kita sampai hari ini. Jangan bangga dengan ajaran-ajaran model apapun,
sekalipun dengan metode-metode baru untuk dijadikan daya tarik, tidak ada lagi
ajaran yang dapat melebihi dari firman pengajaran mempelai. Arahnya jelas;
dipertunangkan kepada satu laki-laki sebagai perawan suci, (menjadi mempelai
wanita Tuhan).
Tindakan selanjutnya
setelah menerima firman pengajaran mempelai.
Yesaya 2:3
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Setelah menerima firman pengajaran mempelai,
selanjutnya di sini dikatakan; “Berjalan menempuhnya.”
Artinya; mengikuti geraknya firman pengajaran mempelai
kemanapun kita dibawa.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, berarti; perjalanan itu dimulai dari pintu gerbang sampai
ruangan maha suci = dari Timur sampai ke Barat.
Matius 24:27
(24:26) Jadi, apabila
orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke
situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
Jangan percaya dengan ajaran-ajaran lain. Lalu, ajaran
yang bagaimana yang harus kita percaya...?
Baca selanjutnya...
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia
Ajaran yang benar; “Sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat” = firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel, inilah ajaran yang benar. Sedangkan
ajaran lain; “Lihat, Ia ada di padang
gurung, dan lihat
Ia ada di dalam bilik.” Itu ajaran asing yang
tidak perlu kita terima, harus kita tolak dengan tegas.
Timur sampai ke barat, berarti; dimula dari
pintu gerbang sampai ke ruangan maha suci.
-
Pintu gerbang = percaya.
-
Ruangan maha suci = sempurna.
Dari percaya sampai akhirnya kita sempurna (menjadi
mempelai Anak Domba).
Kita kembali melihat...
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu
kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Kilat yang memancar yang
melontarkan cahayanya sampai ke barat, itulah perawan suci, gereja Tuhan yang
sempurna = mempelai Anak Domba.
Praktek mengikuti gerak firman
pengajaran mempelai.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan
mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
“Domba-domba mengikuti
gembala.”
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman
pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel, ikut saja apa maunya Tuhan, jangan
ikuti suara daging, (apa maunya manusia). Jangan sekali-kali kita
meninggalkan jalan Tuhan, dan jangan sekali-kali kita menggunakan logika, ke
mana saja kita di bawa; ikuti.
Ikut saja berarti; jangan menyimpang ke kiri dan ke
kanan.
Orang yang tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan;
-
Kuat dan teguh hati, memiliki pendirian yang kuat.
-
Tidak pernah mendahului apa yang menjadi kehendak
Tuhan.
Hati-hati kita sering mendahului apa yang menjadi
kehendak Tuhan, belum apa-apa sudah sok tahu, sudah lebih dulu mengajari.
Ciri-ciri orang yang
mengikuti geraknya firman pengajaran mempelai.
“Domba-domba mendengarkan
suara gembala” = dengar-dengaran.
Soal dengar-dengaran ini telah banyak kita terima,
baik dari pribadi;
-
Yesus Kristus. Sebagai Anak Tunggal
Bapa, Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah di derita-Nya =
dengar-dengaran, Dia telah mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, dengan
demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
-
Samuel dengar-dengaran.
Yang tidak bisa dicerna akal manusia adalah; pada
waktu ia dengar-dengaran;
·
Firman Tuhan belum pernah diperdengarkan kepadanya .
·
Penglihatan-penglihatan juga jarang terjadi pada saat
itu.
Tetapi Samuel yang masih kecil (muda) menjadi seorang
pribadi yang dengar-dengaran = taat
= patuh pada ajaran yang benar.
Tiga kali Samuel mendengar panggilan Allah;
Dengar-dengaran yang pertama kepada bapa jasmani
= tubuh dengar-dengaran.
Dengar-dengaran yang kedua kepada bapa rohani
(bapa gembala)= jiwa
dengar-dengaran.
Dengar-dengaran yang ketiga
kepada Bapa di sorga = rohnya dengar-dengaran.
Jadi, tubuh, jiwa dan rohnya dengar-dengaran.
Kalau hanya tubuh yang dengar-dengaran itu sama
seperti orang yang berada di rumah Tuhan beribadah dan melayani, tetapi jiwa
dan rohnya belum tentu dengar-dengaran. Sama seperti orang munafik; tubuh
beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan.
Yohanes 10:5
(10:5) Tetapi seorang
asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara
orang-orang asing tidak mereka kenal."
Domba yang dengar-dengaran tidak mengenal suara asing.
Mari kita lihat suara
asing.
Matius 24:25-27
(24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
(24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang
gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik,
janganlah kamu percaya.
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Kalau ibadah dan pelayanan ini bersifat;
Pertama: Mengkotak-kotakan,
mengkultus individukan seorang hamba Tuhan itu bukanlah ajaran yang sehat.
Sebab firman pengajaran mempelai mempersatukan anggota-anggota tubuh yang
berbeda-beda.
“Lihat Dia ada di padang
gurun” = mengkotak-kotakan, mengkultus individukan seorang hamba Tuhan, sampai
akhirnya terjadi pemisahan antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain.
Firman pengajaran mempelai mempersatukan = membawa
kepada kesempurnaan. Kalau masih terpisah (pengkotak-kotakan) tidak ada
kesempurnaan.
Kedua: “Lihat Dia ada di dalam bilik.” Ini menunjuk kepada mujizat semata
/ sihir.
Kalau mengikuti Tuhan hanya seperti ini (hanya karena
mujizat), kita adalah orang yang paling rugi, orang yang paling malang dari
antara manusia, sebab tidak ada bedanya
dengan orang dunia yang mengagumi seorang pesulap.
Yesus berada di muka bumi ini selama 33,5 tahun dan melayani
selama 3,5 tahun di mulai pada umur 30 tahun, pelayanannya tidak hanya mengadakan
mujizat tetapi memuncak sampai Yesus mati di atas kayu salib dan pada hari
ketiga Ia dibangkitkan.
Jadi, kalaupun sakit bagi daging (ketika memikul salib), karena firman pengajaran mempelai (yang telah menggembalakan kita)
secara to the point menunjuk dosa dan secara gamblang menunjuk dosa di dalam
hati tidak perlu ngomel, dari pada meninabobokan sidang jemaat dengan ajaran
asing, tetapi akhirnya menuju kepada kebinasaan, apa artinya?
Pikullah salib dan sangkal diri, kita mau berbesar
hati menerima firman pengajaran dalam terangnya Tabernakel. Tidak boleh kecil
hati, merongkol dan dongkol supaya napasnya tidak bau jengkol.
2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku
telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus.
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan
dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan
oleh ular itu dengan kelicikannya.
Sebab itu rasul Paulus mengantisipasi jemaat di Korintus
supaya mereka tetap berpegang pada Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, dan mereka tidak disesatkan oleh suara asing.
Rasul Paulus berkata; aku cemburu kepadamu dengan cemburu Ilahi, jadi bukan cemburu membabi
buta.
Kecemburuan dari rasul Paulus di sini bersifat preventif;
pencegahan terhadap dosa. Dan oleh firman pengajaran Mempelai ini kita di
proteksi supaya kita terlepas dari ajaran asing.
Kemudian, rasul Paulus takut kalau-kalau pikiran mereka (jemaat di Korintus) disesatkan
oleh ajaran asing, seperti Hawa diperdayakan oleh ular dengan kelicikannya.
Keadaan dari pada
orang-orang yang menerima firman pengajaran mempelai...
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu
kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Firman pengajaran mempelai pada akhirnya membawa kita sebagai
perawan suci (gereja Tuhan yang disempurnakan) = masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna. Jadi anggota tubuh yang berbeda telah dipersatukan,
itulah perawan suci.
Firman pengajaran mempelai menyucikan hidup kita.
Hidup terdiri dari;
-
Hati, pikiran dan perasaan
disucikan.
-
Tubuh, jiwa dan roh juga
disucikan.
Kemudian tubuh ini terdiri dari banyak anggota dan
semuanya disucikan, bukan hanya anggota tubuh tertentu saja, sampai akhirnya menjadi
perawan suci = anggota tubuh tidak tersentuh oleh dosa.
Ada kalanya dua tangan baik dan benar tetapi dua kaki
belum tentu benar, ada kalanya perkataan terlihat benar, tetapi hati belum
tentu benar, ini anggota tubuh yang belum disatukan.
Sedangkan perawan suci; seluruh anggota-anggota tubuh
disatukan, hati, pikiran dan perasaan sinkron, juga tubuh, jiwa dan roh
sinkron.
Saya berharap dalam nikah jasmani maupun rohani, kami
sebagai gembala terjadi kesinkronan, kesamaan baik dalam hati dan pikiran,
dalam hal pendapat. Dalam nikah rohani kami sebagai gembala dan sidang jemaat
kiranya terjadi sinkronisasi, dalam hati pikiran dan perasaan, tidak boleh ada
perbedaan.
Sejenak kita melihat perawan suci...
Wahyu 14:1-4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion
dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi
mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah
dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi
pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di
depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat
mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang
yang telah ditebus dari bumi itu.
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena
mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu
Keadaan dari perawan suci; “tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka
murni sama seperti perawan.”
Artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu daging.
Di sini tidak dikatakan tidak mencemarkan dirinya
dengan laki-laki, seharusnya perempuan mencemarkan diri dengan laki-laki. Kemudian, pengertian dari kata murni di sini; tidak
dinodai oleh ragi kejahatan maupun ragi keburukan = suci di atas suci.
Mereka yang ditebus dari antara manusia (jumlahnya;
144000 orang), itulah yang disebut perawan suci dan mereka selalu mengikut Anak
Domba itu kemana saja Ia pergi = mengikuti geraknya firman Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel.
Ikuti saja geraknya firman Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel (di atas tadi sudah saya singgung), ikuti saja jangan
diolah lagi dengan akal, pikiran. Memang ikut Tuhan tidak masuk logika,
misalnya; “cari dahulu kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semua akan ditambahkan.”
Logikanya; cari kerja dulu supaya ada uang, sebab itu kebenaran
firman jangan diolah lagi dengan akal pikiran manusia daging, jangan putus asa,
lapang dada saja mengikuti firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, susah dan senang, ikuti saja, ke mana saja kita dibawa, Tuhan tidak
pernah bodoh-bodohi kita.
Wahyu 14:4
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena
mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu
Mereka ditebus sebagai korban-korban sulung bagi Allah
dan bagi Anak Domba itu.
Jadi, ada buah sulung dari manusia yaitu 144000 orang,
mereka adalah perawan suci. Sebab itu, setiap persembahkan buah sulung itulah
tanda-tanda di bumi.
Kemudian...
Wahyu 14:5
(14:5) Dan di dalam mulut
mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Perkataan mereka tidak ada dusta.
Dalam Yakobus berkata; barangsiapa tidak salah dalam
perkataannya ia sempurna dalam seluruh hidup.
Jadilah korban-korban sulung dari antara manusia, inilah
hasil yang kita peroleh.
Bicara apa adanya saja, jangan ditambahkan dan
dikurangkan, tidak boleh dusta, kalau salah, akui salah, jangan ditutupi.
Perawan suci; hati dan mulut, pikiran dan perasaan, tubuh
jiwa dan roh harus sinkron, berarti;
adanya kesatuan diantara anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, kita
semua adalah satu dan harus sinkron = perawan suci.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment