IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 3 JUNI 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema :
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu:
“Menyala seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari
penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Sejenak kita melihat kerohanian yang kering-kering....
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kerohanian yang kering-kering digambarkan seperti; “Ranting yang tidak melekat pada pokok
anggur.”
Artinya; tidak ada persekutuan dengan Tuhan sehingga
ranting itu menjadi kering-kering = tidak menghasilkan buah = tidak dapat
berbuat apa-apa = tidak dapat berbuat sesuatu yang baik bagi Tuhan. Orang
seperti ini tidak mengerti menghargai ibadah dan pelayanan.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
Mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri = tidak
bergantung kepada kemurahan hati Tuhan dan orang yang seperti ini hatinya jauh
dari Tuhan = tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Tadi, ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi
kering dan tidak menghasilkan buah.
Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Keadaan bila kerohanian menjadi
kering-kering.
1.
“Ia seperti semak bulus
di padang belantara” = kehidupan yang tidak berarti.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.
a.“Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang = tandus = kering-kering.
b.“Ia akan tinggal
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” = tidak memiliki kasih.
Kalau seseorang hidup dalam kesendirian di tengah
keramaian = tidak hidup di dalam kasih.
Penyebab kerohanian
menjadi kering-kering.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan” = melepaskan diri dari
ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka à ibadah dan pelayanan
yang Tuhan wariskan kepada nenek moyang bangsa Israel.
Resiko lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin Tuhan.”
Mari kita lihat dulu, menjadi budak musuh atas seijin
Tuhan...
1 Samuel 18:10-11
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa
atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main
kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku
menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
Saul dirasuki roh jahat atas seijin Tuhan, Tuhan tidak
memelihara Setan. Biasanya orang yang memelihara Setan. Jadi pengertian kata; “Keesokan harinya roh jahat yang dari pada
Allah itu berkuasa atas Saul”, maksudnya di sini adalah Saul dirasuki roh
jahat atas seijin Tuhan.
Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan
lagi lepas tangan dari milik pusaka,
jangan jauh dari ibadah dan pelayanan, nanti Setan (roh jahat dan roh najis) berkuasa dan itu dibiarkan Tuhan, karena melepaskan diri dari ibadah
dan pelayanan.
Pendeknya, lepas tangan dari milik pusaka, maka Tuhan
juga lepas tangan terhadap orang tersebut seperti terhadap Saul.
1 Samuel 18: 7-9
(18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan,
katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud
berlaksa-laksa."
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu
menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka
berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya
jabatan raja itupun jatuh kepadanya."
(18:9) Sejak hari itu
maka Saul selalu mendengki Daud.
Setelah mendengar nyanyian perempuan yang menari-nari,
yang berkata; “Saul mengalahkan
beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Bangkitlah amarah Saul
dengan sangat, dan perkataan itu menyebalkan hatinya. Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Dengki = kebencian yang disertai dengan iri hati.
1 Samuel 18:10-11
(18:10) Keesokan harinya
roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di
tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul
ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak
itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding."
Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
Keesokan harinya roh jahat yang dari Allah itu
berkuasa atas Saul = kerasukan Setan = diperbudak musuh atas seijin Tuhan.
Pada saat itu Saul tiba-tiba melemparkan tombak yang
ada di tangannya itu kepada Daud, tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
Kemudian...
1 Samuel 18:12
(18:12) Saul menjadi
takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah
undur.
Melihat pembelaan Tuhan terhadap Daud Saul menjadi
takut, karena Tuhan menyertai Daud, sebab Daud lepas dari kematian, dari situ
dia mengetahui bahwa Tuhan menyertai Daud, sementara roh Tuhan undur dari pada
dia.
Tetapi...
1 Samuel 19:8-9
(19:8) Ketika perang
pecah pula, maka majulah Daud dan berperang melawan orang Filistin; ia
menimbulkan kekalahan besar di antara mereka, sehingga mereka melarikan diri
dari depannya.
(19:9) Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia
duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi.
Tetapi, Saul sekalipun melihat bahwa Tuhan menyertai
Daud, dia tidak mau bertobat, tetap mengulangi kesalahan yang sama, karena
dengkinya kepada Daud.
Saudaraku, kalau kita melihat bahwa ada penyertaan
Tuhan dalam hidup seseorang, kita harus semakin rendah hati, jangan coba-coba
mendengki, nanti kita sendiri yang rusak. Kalau melihat kemuliaan Tuhan ada di
dalam seseorang, jangan coba-coba mendengki dia, kalau kita coba-coba terus
malah nanti kita sendiri yang susah.
Banyak kekurangan orang, tetapi saya tidak bisa menceritakan
kekurangan itu / menjelek-jelekkan. Jangan sampai pekerjaan Tuhan rusak, karena
dia juga hamba Tuhan. Jangan coba-coba mendengki nanti kita sendiri rusak.
Ini sekilas mengenai diperbudak musuh atas seijin
Tuhan di perbudak musuh, awalnya dari; mendengki. Apa itu dengki? Membenci
disertai dengan iri hati
Pertanyaannya: Dimanakah
tempat ketika diperbudak oleh musuh?
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Tuhan membawa bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian
itulah negeri Kanaan yang telah diwariskan kepada nenek moyang bangsa Israel,
dengan satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah dan melayani kepada Allah
yang hidup, itu saja, itulah.
Demikian juga Tuhan telah mewariskan ibadah dan
pelayanan ini kepada kita, dan ibadah pelayanan ini sangat familiar, sangat
kita kenal sekali, di luar ibadah dan pelayanan ini kita tidak mengenal tempat
itu.
Kalau ada orang yang lebih menyukai tempat-tempat di
luar ibadah dan pelayanan adalah tanda bahwa dia sedang diperbudak musuh.
Ada 2 kali bangsa Israel (Yehuda) diperbudak oleh musuh,
yaitu.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) ujung-ujungnya memahitkan hari seseorang.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak
di Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi sesuai dengan Wahyu 18:2.
Kesimpulannya; Mesir
dan Babel adalah tempat yang tidak
dikenal.
Mesir à dunia dengan segala yang
ada di dalamnya, yaitu; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi ... Wahyu 18:2.
Kita sudah mengetahui cerita mengenai Babel, yang
dibangun oleh Nimrod disebelah Timur dan mereka membangun menara itu sampai ke
langit, itu berbicara tentang kesombongan, keangkuhan. Babel dibangun dengan
tanah liat dan batu bata. Tanah liat à roh jahat dan roh najis.
Batu bata à hawa nafsu dan keinginan daging.
Tujuan membangun menara Babel untuk mencari nama
supaya mereka jangan berserak ke seluruh dunia, tetapi tidak melibatkan Tuhan
di dalamnya.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Kita sudah melihat semua orang gegabah dalam Maleakhi 3:15, yaitu; mereka berkata
kurang ajar kepada Tuhan, adapun perkataan itu antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
b.
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang
harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Sekarang kita maju..
Keterangan: ORANG FASIK.
Maleakhi 3:15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang
gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan
mencobai Allahpun, mereka luput juga."
Pengakuan dari orang
fasik; menanggap bahwa segala kefasikan adalah perbuatan mujur, membuat nasib
mereka mujur, masa depan mujur, itu adalah anggapan mereka (orang fasik),
bahkan mencobai Allahpun mereka luput juga.
Sejenak kita melihat
orang fasik...
Mazmur 10:1-4
(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan
diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas;
mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang
loba mengutuki dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Di dalam seluruh
pemikiran orang fasik; "Allah tidak
akan menuntut! Tidak ada Allah!"
Itu sebabnya mereka
berkata bahwa; “bukan saja mujur orang-orang
yang berbuat fasik.”
Tidak perlu beribadah
pasti mujur, tidak perlu melayani Tuhan pasti mujur, Allah tidak menuntut,
Allah tidak ada, pasti mujur.
Mazmur 10:6-8
(10:6) Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan
ditimpa malapetaka turun-temurun."
(10:7) Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan;
di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
(10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia
membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah;
Tindakan-tindakan dari
orang fasik;
1.
"Aku takkan goyang.
Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." à menganggap diri (orang
fasik) kuat.
2.
“Mulutnya penuh dengan
sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan
kejahatan.” Mulutnya
tidak ada kebenaran.
3.
“Ia duduk menghadang di
gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah.”
Jadi, orang fasik, baik
dalam tindakan, perkataannya (mulut), sikap (kakinya), penuh dengan kefasikan,
karena dalam seluruh pemikiran mereka; “Allah
tidak akan menuntut, Allah tidak ada”, maka timbullah banyak perbuatan
kefasikan itu.
Sebab itu, kenapa anak-anak
Tuhan dengan mudah melakukan sesuatu kesalahan pada saat orang tidak melihat? Karena
di dalam pemikirannya; “Allah tidak
menuntut, Allah tidak ada.”
Kesimpulannya; orang
fasik itu tidak berTuhan walaupun ia berada di tengah ibadah dan pelayanan.
Jadi kalau ada orang
melakukan sesuatu di tempat tersembunyi itu adalah orang fasik, tidak berTuhan.
Kalau dia punya Tuhan
sekalipun berada di tempat yang tersembunyi, di tempat yang tidak dapat dijangkau
oleh mata manusia, ia tidak akan berani berbuat suatu kefasikan.
Kita sudah melihat
tindakan dan perkataan dari mulut, sekarang mari kita lihat sikap yang selalu
menyakiti..
Ciri-cirinya.
Mazmur 10:2-3
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas;
mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang
loba mengutuki dan menista TUHAN.
1.
“Orang fasik itu congkak” =
tinggi hati = sombong.
Korban dari pada orang
congkak adalah; orang yang lemah, sehingga orang yang lemah semakin tertindas. Berbeda
dengan anak-anak Tuhan, (rendah hati karena kasih Allah), melihat orang yang
lemah, dia akan tolong, bukan semakin di perdaya dalam kelemahannya itu.
Jadi melihat seseorang
dalam kelemahan, misalnya; kelemahan karena dosa kenajisan, kelemahan karena
uang, dusta, licik, itu ditolong, supaya orang yang lemah jangan tertindas.
Tetapi orang congkak tidak, korbannya orang yang lemah, akhirnya orang yang
lemah itu semakin tertindas.
2.
“Memuji-muji keinginan
hatinya.”
Kalau memuji-muji hati,
berarti; merasa diri benar, baik, suci, tetapi ia tidak mendapat kesempatan untuk
memuji Tuhan.
Perhatikan, kalau orang
tua memuji-muji anaknya, lihat perjalanan rohaninya, orang yang seperti ini
susah memuji Tuhan, nanti. Hati-hati jangan terjebak, bukan hanya orang tua,
siapa saja, yang suka memuji hatinya, ia tidak akan mendapat kesempatan untuk
memuji Tuhan. Sebaliknya anak kalau melihat orang tua seperti itu, stopkan, jangan
terjebak di situ.
3.
“Loba” = serakah = cinta akan
uang.
Mari kita lihat cinta
uang...
1 Timotius 6:9-10
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam
pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
“Akar segala kejahatan ialah cinta uang.”
Cinta uang = hati menjadi
tempatnya uang, seharusnya kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkhusus
ruangan suci, terdapat satu alat itulah meja roti sajian, artinya; hati adalah
tempatnya firman.
Akibat cinta uang;
Pertama: “Menyimpang dari
firman iman.”
Firman iman itu dekat,
yaitu; ada di dalam mulut dan di dalam hati untuk dilakukan. Tetapi oleh karena
cinta uang, menyimpang dari firman iman.
Kalau firman iman di
mulut maka otomatis mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan = menyembah Allah
yang hidup, tetapi kalau firman tidak ada di mulut berarti; menyembah berhala =
menyimpang dari iman. Kemudian ada di dalam hati; percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan
dari antara orang mati à
suasana kebangkitan, yaitu; orang yang beribadah dan melayani dalam kesucian.
Berarti kalau tidak beribadah
dan melayani dan tidak hidup dalam kesucian
= menyimpang dari iman.
Perhatikan saja, orang
yang cinta uang, banyak kekeliruan di dalam dirinya, karena akar dari semua
kejahatan adalah cinta uang. Kalau banyak melakukan kejahatan itu karena
akarnya belum tercabut (cinta uang). Jadi, untuk uanglah maka banyak orang rela
menyimpang dari iman.
Kedua: “Menyiksa diri
dengan berbagai-bagai duka.”
Kalau kita mencari dahulu
kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan di tambahkan, berarti; kita
memperoleh segala sesuatu itu dengan cara yang mudah, tidak perlu menyiksa
diri, dengan cara overtime.
Mazmur 127:1-2
(127:1) Nyanyian ziarah
Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal
berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu
bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur.
“Jikalau bukan TUHAN yang
membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN
yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Sia-sia berarti menyiksa
diri, berbeda dengan orang yang dicintai Tuhan, semuanya di mudahkan.
Jadi, bangun pagi-pagi duduk sampai jauh malam
itu menyiksa diri. Tuhan memberikan dan menambahkan kepada sesuatu yang kurang
hanya kepada orang yang dicintai-Nya, yaitu; cari dahulu kerajaan sorga dan
kebenaran dari salib, maka semua ditambahkan.
Jadi yang belum mendapat pekerjaan jangan gelisah, sebab kegelisahan itu menyiksa diri,
tenang saja.
Kalau tidak melibatkan Tuhan di dalam segala
sesuatu, semuanya menjadi sia-sia = menyiksa diri.
-
Sia-sialah orang yang membangun rumah.
-
Sia-sialah pengawal yang berjaga-jaga.
1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu
kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak
membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke
luar.
(6:8) Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
“Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
-
Makanan à Roti yang
dipecah-pecahkan itulah tubuh Kristus.
Wujudnya;
Yesus mati di atas kayu salib (pikul salib).
Jadi
mudah sekali, orang yang menikmati roti makanan; sudah mulai memikul salib dan
sangkal diri.
Pemecahan roti pertama: Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima
roti dan dua ikan. Yesus memberi mereka makan dengan syarat, duduk di atas rumput,
itu berbicara penggembalaan = tergembala
dengan baik.
Pemecahan roti yang kedua: Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki,
tidak dihitung perempuan, ibu-ibu dan anak-anak, dengan 7 roti dan beberapa
ikan kecil, syaratnya; duduk di atas tanah.
Artinya;
= merendahkan diri bahkan menganggap diri hina, seperti tanah bukan
siapa-siapa, sebab kita memang bukanlah siapa-siapa.
Itulah
roti makanan, puncaknya; sangkal diri dan pikul salib à pemecahan roti yang ketiga.
Jadi,
roti makanan inilah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati letaknya hanya
pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi,
asal ada roti makanan cukuplah, jangan siksa dirimu oleh karena gelisah mu,
jangan bersungut-sungut, jangan siksa diri karena kuatirmu.
-
Pakaian à kasih yang sanggup
menutupi banyak dosa ... 1 Petrus 4:8,
kemudian kasih itu mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan...Kolose 3:14.
Wujudnya;
Kejadian
3:21
(3:21) Dan TUHAN Allah
membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka.
Setelah
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Allah membuat pakaian bagi mereka dari kulit bintang
untuk mereka kenakan.
Binatang
yang dikulitià pribadi Yesus yang
disalibkan, itulah korban Kristus.
Jadi,
kasih menutupi kekurangan dan ketelanjangan dari pada Adam dan isterinya. Korban
Kristus itulah kasih Allah yang berkuasa menutupi dosa ketelanjangan.
Jadi
asal ada pakaian cukuplah, kalau seseorang tanpa kasih, maka akan terlihat
ketelanjangan, keteledorannya, yang sangat memalukan sekali.
“Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah” itu berlaku bagi mereka yang beribadah
disertai dengan rasa cukup.
Jadi ibadah itu harus disertai dengan rasa
cukup, pasti memberi keuntungan yang besar.
Seberapapun firman yang sudah kita terima pada
malam ini kiranya itu hidup dalam hidup kita, kita hidup oleh firman dan firman
itu hidup dalam hidup kita masing-masing. Firman menjadi daging dimeteraikan
oleh Roh Kudus, ditulis dalam hati.
Jangan lagi menyiksa diri, “asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” apa
artinya memiliki seisi dunia tetapi tidak mempunyai pakaian? Jadi ibadah harus
disertai dengan rasa cukup.
Bersyukur, beribadah syukur, sudah ada makanan,
cukup, syukur, ada pakaian, cukup syukur.
Kata kunci: Salomo hanya meminta hikmat.
Fungsi hikmat; supaya ia dapat menyelesaikan
masalah, sebab hikmat dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat. Sekiranya
itu baik di mata Tuhan ya lakukan, sebaliknya, sekiranya itu tidak baik (jahat),
ya jangan dilakukan, itu saja yang diinginkan Salomo.
Tetapi Allah berkata; “karena engkau tidak meminta kekayaan, maka Aku akan memberikan
kepadamu kekayaan, bahkan tidak ada orang yang lebih kaya dari pada engkau yang
hidup di atas muka bumi ini, sampai hari ini.”
Yang terpenting hikmat yang datang dari firman
Allah, yang disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan. Tuhan sudah memberi
hikmat, yaitu; asal ada makanan dan pakaian cukup sudah, jangan lagi diolah
dengan pikiran, jangan ditambahkan dan dikurangi, sudah cukup, syukuri yang
ada, memberi keuntungan besar. Jangan diolah lagi, nanti jadi bodoh, hasilnya
jadi kacau, gunakan rumus yang sudah ada dari Tuhan, jangan gunakan rumus
sendiri, nanti tidak ketemu, bertolak belakang. Terpujilah Tuhan, Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment