IBADAH DOA PENYEMBAHAN 1 JUNI 2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI 84)
Subtema : PERSEKUTUAN DENGAN ROH-ROH
JAHAT
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan
kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir = orang -
orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu
hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu
nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, melakukan perbuatan-perbuatan
jahat menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita
melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus,
tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada
kematian yang kekal.
Kita datang kepada
Allah karena kita menaruh harapan kepada Dia sekalipun kita adalah bangsa
kafir.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa,
sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan
pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus
dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
- Mengikuti jalan dunia ini (ayat
2).
Kalau pada akhirnya seseorang mengikuti jalan
dunia, itu menunjukkan bahwa dunia memiliki arus dan juga daya tarik, sehingga
mereka menuruti jalan dunia dari pada jalan Tuhan.
- Mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang bekerja di
antara orang-orang durhaka (ayat 2).
Orang durhaka = dikuasai roh pendurhakaan à orang yang suka memberontak.
- Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).
Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti
jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau,
sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan,
tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
“Esau adalah
seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging.
Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2)
kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11)
percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus menghimbau
kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam hawa nafsu daging
dan tidak hidup menurut keinginan daging. Sebab, orang yang hidup dalam hawa
nafsu daging dan menuruti keinginan daging tidak layak untuk mendapat bagian
dalam kerajaan sorga = tidak berkenan kepada Allah.
Jadi daging dan darah tidak mewarisi kerajaan
sorga.
Kenapa seseorang meninabobokan daging, dengan
membiarkan tabiat-tabiat daging merajalela untuk menikmati dunia dan
kemegahannya, tetapi pada akhirnya dia binasa?
Perlu untuk diketahui:
1. Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh,
yaitu ibadah dan pelayanan, termasuk segala kegiatan-kegiatan di dalamnya =
tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan
Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, kalau
tidak orang yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.
2. Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan
= orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman = berujung pada
kematian yang kekal / binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan
dan tidak mengenal kasih karunia = jauh dari kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah
saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan
tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia
berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga
setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di
dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik untuk
masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Ciri-ciri hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
“Esau seorang yang suka
tinggal di padang” menunjukkan bahwa Esau adalah manusia duniawi = lebih mengasihi dunia
dari pada mengasihi Allah. Padang à dunia.
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
“Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam
orang itu.”
Sebab itu jangan
menginginkan kebebasan dunia (jauh dari Tuhan), sebab kebebasan dunia ini
adalah jerat.
Kalau saat ini kita
terikat dengan ibadah dan pelayanan kita patut bersyukur. Terikat dengan ibadah
dan pelayanan itu kemurahan Tuhan. Sebab itu himbauan untuk kita malam ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa
yang ada di dalamnya.”
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia.
Semua yang ada di dalam
dunia, yaitu;
1.
Keinginan daging.
Bertentangan dengan
kebenaran (firman), karena daging
tidak mengalami penyaliban. Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar
salib tidak ada lagi kebenaran.
2.
Keinginan mata.
Bertentangan dengan Roh
Allah / Roh Kudus. Mata adalah
pelita untuk menerangi seluruh anggota tubuh à orang yang diurapi roh
kudus, menjadi terang dan kesaksian.
Sesungguhnya ketujuh mata
Tuhan yang diutus ke seluruh bumi adalah orang-orang yang diurapi Roh Kudus.
Itu sebabnya tadi saya katakan keinginan mata Bertentangan dengan Roh Allah /
Roh Kudus.
Urapan Roh Kudus menjadikan
kita terang / kesaksian. Tanpa Roh kita tidak dapat menjadi kesaksian.
3.
Keangkuhan hidup.
Keangkuhan hidup
bertentangan dengan kasih Allah.
Ketika Yesus diutus ke
bumi, Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Salib Kristus adalah:
kasih Allah.
Kesimpulannya; keinginan
daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup = penyembahan berhala. Menyembah
berhala = jauh dari Tuhan.
Matius 4:8-9
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Kalau seseorang mengasihi
dunia = menyembah kepada Setan.
Itu sebabnya ketika ular
itu membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, ia memperlihatkan kerajaan dunia
dengan kemegahannya, dan semua itu akan diserahkan kepada Yesus dengan syarat;
Yesus harus menyembah Setan
Pendeknya; menyembah
berhala = menyembah Setan. Hal ini perlu dihayati, di garis bawahi dalam hati
dan pikiran kita, jangan lupa.
Kalau kita berada di
gunung Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang hidup, tetapi kalau kita ada di
gunung lain, , berarti kita menyembah Setan, itulah kerajaan dunia dengan
segala kemegahannya (gunung Setan).
Setiap perkara ada
rohnya, kalau pesta pora rohnya adalah percabulan, kerajaan dunia dengan kemegahannya
rohnya adalah; menyembah Setan.
Dunia ini betul-betul
membuat hati manusia jauh dari Tuhan, dunia ini memang punya daya tarik supaya
hati terpikat, kalau hati terpikat, otomatis seseorang tidak lagi memiliki kasih
Allah.
Jadi, mengasihi dunia = menyembah
berhala = menyembah setan (roh-roh jahat).
1 Korintus 10:14
(10:14) Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
Oleh sebab itu, “jauhilah penyembahan berhala.”
Ini himbauan dari pada
rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, tentu rasul Paulus mempunyai alasan
yang kuat untuk menyatakan hal ini.
1 Korintus 10:15-17
(10:15) Aku berbicara
kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang
aku katakan!
(10:16) Bukankah cawan
pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan
darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan
tubuh Kristus?
(10:17) Karena roti
adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua
mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Cawan pengucapan syukur adalah; persekutuan dengan
darah Kristus.
Roti yang dipecah-pecahkan adalah persekutuan
dengan tubuh Kristus dan itu terjadi lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok.
Oleh karena tubuh dan
darah Yesus kita boleh beribadah kepada Dia, bahkan sekalipun kita banyak, kita
adalah satu tubuh.
Bandingkan dengan bangsa
Israel...
1 Korintus 10:18-20
(10:18) Perhatikanlah
bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang
dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
(10:19) Apakah yang
kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu?
Atau bahwa berhala adalah sesuatu?
(10:20) Bukan! Apa yang
kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh
jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan
roh-roh jahat.
Kalau masih terikat
dengan berhala, segala apapun yang dipersembahkan kepada Tuhan itu adalah
persembahan kepada roh-roh jahat (setan) = persekutuan dengan roh jahat.
Sebab itu giat bekerja
untuk Tuhan, di tempat pekerjaan terlebih dalam kandang penggembalaan ini.
Ada dikantor untuk Tuhan,
ada di lapangan untuk Tuhan teramat lebih dalam kandang penggembalaan ini,
kalau tidak, persembahannya kepada roh jahat.
Banyak orang Kristen
tidak memahami hal seperti ini, sehingga keliru dalam pengikutannya kepada
Tuhan, salah kaprah.
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan
Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam
perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Kita tidak dapat minum
dari cawan Tuhan dan juga cawan roh-roh jahat. Orang seperti ini orang yang
mendua hati, kalau ikut Tuhan sungguh-sungguh ikut Tuhan, kalau tidak, jangan
setengah-setengah. Kalau mendua hati tidak mendapat apa-apa.
Saudaraku, saya tambahkan
sedikit;
Kekerasan hati itu juga
penyembahan berhala. Kekerasan hati digambarkan seperti tanah yang berbatu-batu
tanahnya tipis, ketika benih ditaburkan dia hanya tumbuh sebentar karena tidak
berakar. Kerugiannya; ketika ada penindasan, ujian, cobaan atas seijin Tuhan
dia tidak kuat dan menjadi murtad.
Sebagai contoh;
1 Korintus 10:5-10
(10:5) Tetapi sungguhpun
demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena
mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:6) Semuanya ini telah
terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita
menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya jangan
kita menjadi penyembah-penyembah berhala,
sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka
duduklah bangsa itu untuk makan dan minum;
kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
(10:8) Janganlah kita
melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
(10:9) Dan janganlah kita
mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah
bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Perhatikan; bangsa Israel
menyembah patung anak lembu emas tuangan = menyembah berhala.
Ketika bangsa Israel
jatuh dalam penyembahan berhala, maka diikuti oleh dosa-dosa yang lain, antara
lain;
1.
Dosa makan minum = dosa merokok, narkoba dan
minum-minuman keras / mabuk-mabukan.
2.
Percabulan dengan perempuan-perempuan
Moab.
3.
Mencobai Tuhan, ini ketika bangsa
Israel menginginkan roti makanan dan air minuman di situlah mereka mencobai
Tuhan dan Musa
4.
Diikuti dengan dosa bersungut-sungut.
Ini terjadi setelah mereka melihat bani Korah ditelan bumi, keesokan
harinya mereka kembali bersungut-sungut kepada Musa dan Tuhan.
Bangsa Israel
berulang-ulang melakukan dosa, menunjukkan; kekerasan hati = penyembahan
berhala.
Setelah mereka jatuh
dalam penyembahan berhala (patung
anak lembu emas tuangan) mereka diingatkan dan mereka menyesal, tetapi kemudian
mengulangi dosa lagi, itulah percabulan (mengambil
perempuan-perempuan Moab). Lalu Tuhan ampuni lagi setelah dibinasakan 23000 orang,
tetapi tidak berapa lama lagi mereka jatuh dalam dosa, mencobai Tuhan karena
tidak ada makanan dan minuman dan pada saat itu Tuhan berikan apa yang menjadi
tuntutan mereka. Tetapi mereka kembali bersungut-sungut
setelah melihat bani Korah dan pengikut-pengikutnya ditelan oleh bumi, mereka
tidak mau menerima keputusan Tuhan.
Yang saya maksud di sini
adalah; penyembahan berhala = kekerasan hati atau kekerasan hati = penyembahan
berhala. Apa bukti keras hati adalah penyembahan berhala? Terus mengulangi
kesalahan. Sesudah ditegor insyaf sebentar namun mengulangi lagi kesalahan yang
sama itu menunjukkan kekerasan hati = berhala.
Orang yang seperti ini
sekalipun minum dari cawan Allah dan makan dari roti yang satu, penyembahannya
itu kepada roh-roh jahat, bukankah itu suatu kerugian bagi kita? Sedangkan kita
sudah banyak berkorban, meninggalkan semua yang dibelakang, tinggalkan orang
tua, adik kaka dan semua orang yang kita cintai, tetapi apa artinya kalau toh
juga bersekutu dengan roh jahat?
Ayo, berpikir secara
rasional saja, jangan sia-siakan waktumu, dan apa yang kita persembahkan kepada
Tuhan, jangan sia-siakan segala sesuatu yang sudah kita kerjakan kepada Tuhan. Apa
yang kita kerjakan kepada roh jahat adalah suatu kebodohan.
1 Korintus 10:11-12
(10:11) Semuanya ini
telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa
ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Apa yang dialami bangsa
Israel ditulis Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, menjadi suatu peringatan
kepada kita, mengingat sekarang adalah hari-hari terakhir di mana kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, supaya kita jangan turut binasa dengan orang-orang
yang keras hati.
Oleh sebab itu jangan
merasa diri kuat, jangan merasa diri mampu lagi, supaya jangan jatuh dalam
dosa. orang yang merasa diri kuat, pada hakikatnya dia adalah orang yang lemah
tidak mempunyai kekuatan.
Justru pada saat kita
lemah, di situ kita memperoleh kekuatan dari Tuhan. Pada saat kita bermegah
karena salib, di situ kita kuat.
Jalan keluarnya.
1 Korintus 10:15
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang
aku katakan!
Memperhatikan dan
mempertimbangkan perkataan-perkataan dari orang bijaksana.
Titus 2:11-12
(2:11) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah
nyata.
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah
di dalam dunia sekarang ini
Perkataan yang bijaksana
itulah firman Allah yang sifatnya mendidik kalau tidak mendidik itu bukan
perkataan dari orang yang bijaksana.
Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah
kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak:
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak."
Oleh sebab itu jangan
anggap enteng terhadap didikan firman Tuhan dan jangan putus asa ketika kita
diajar (diperingatkan-Nya).
Ibrani 12:7-8
(12:7) Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat
anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah
anak, tetapi anak-anak gampang.
Ketika kita mau menerima didikan firman itu
menunjukkan bahwa kita diakui sebagai anak-anak Tuhan.
Perlu diketahui; yang
disebut anak-anak Allah tidak lepas dari ganjaran itulah hajaran dan didikan
Tuhan. orang yang lepas dari ganjaran disebutlah anak gampangan (anak yang
lahir di luar nikah).
Sebab itu, kalau kita
perhatikan hasil dari perzinahan antara Daud dengan Barsyeba melahirkan seorang
anak di luar nikah (anak gampangan), akhirnya berujung pada kematian. Sebab itu
tidak boleh anggap enteng didikan, tidak boleh putus asa, tidak boleh
bersungut-sungut.
Tujuan menerima perkataan-perkataan orang bijaksana (tujuan menerima
didikan).
Titus 2:12
(2:12) Ia mendidik kita
supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya
kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam
dunia sekarang ini
Pertama: Supaya
kita hidup bijaksana.
Mari kita lihat orang
yang hidup bijaksana.
Matius 7:24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu.
Orang yang bijaksana adalah
orang yang mendengar firman Allah dan mau melakukannya.
Prakteknya; mendirikan rumah
di atas batu bukan pasir.
Batu à Pribadi Yesus yang
disalibkan = dasar bangunan. Jadi korban Kristus itu dasar kita supaya kita
menjadi orang yang fundamental (kuat).
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Kuat menghadapi ujian,
sebab didirikan di atas dasar yang teguh itulah korban Kristus.
Adapun ujian-ujian itu
antara lain;
1.
“Turunlah hujan” à ujian yang dari atas =
penghulu-penghulu dunia yang gelap, itulah roh jahat dengan segala tipu
dayanya.
Yesus tidak terperangkap
dengan tipu daya dari pada Iblis Setan, ketika Ia disalibkan, Ia tidak berjuang
menghadapi imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Karena perjuangan kita bukan
melawan darah dan daging tetapi melawan tipu muslihat dari roh jahat di udara,
penghulu dunia yang gelap. Seandainya Yesus berjuang menghadapi sesama manusia,
Dia sedang terperangkap dengan tipu muslihat Iblis/Setan, maka rencana Allah
gagal, tidak terlaksana.
2.
“Datanglah banjir” à roh najis.
Berarti kuat terhadap
dosa kenajisan.
3.
“Angin melanda rumah itu” à angin-angin pengajaran
palsu oleh tipu daya dan kelicikan dari pada nabi-nabi palsu.
Inilah orang-orang yang
bijaksana; mendirikan rumah di atas batu, kuat terhadap tiga ujian; kuat
terhadap Iblis/Setan, kuat terhadap angin-angin pengajaran palsu (firman yang
ditambahkan dan dikurangkan).
Selain bijaksana...
Tits 2:12
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah
di dalam dunia sekarang ini
Kedua: Hidup
adil di hadapan Tuhan dan sesama.
Praktek adil kepada
Tuhan; mempergunakan waktu dengan baik, tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
Praktek adil terhadap
sesama = tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain = tidak pilih
kasih.
Ketiga: Beribadah
dalam dunia ini.
Kita mengetahui ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok;
1.
Tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.
Tekun dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
3.
Tekun dalam ibadah doa penyembahan.
Hasilnya.
Titus 2:12
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan
kefasikan dan keinginan-keingina duniawi
dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Supaya kita meninggalkan
dua hal;
1.
Segala kefasikan.
Fasik =
perbuatan-perbuatan jahat itulah kesombongan dan kecongkakan.
2.
Meninggalkan keinginan-keinginan duniawi.
Esau adalah manusia
duniawi. Kalau duniawi sudah ditinggalkan maka; hati dan pikirannya tertuju
pada perkara di sorga, matanya selalu tertuju pada perkara di atas untuk
membesarkan kerajaan sorga, mengembang ke kiri dan ke kanan.
Yesaya 54:2-3
(54:2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat
kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan
pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
(54:3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu
akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.
Meninggalkan duniawi sama
seperti kemah yang dilapangkan ke kiri dan ke kanan.
Pada saat kemah dikembangkan
ke kanan dan ke kiri kita mengerjakan dua hal, yaitu;
-
“Pancangkanlah tali-tali
kemahmu.”
Tali fungsinya adalah
untuk mengikat à kasih Allah yang
mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan.
-
“Pancangkanlah
kokoh-kokoh patok-patokmu.”
Dua tangan dan kaki Yesus
telah dipatok di atas kayu salib.
Patok à penyerahan diri.
Inilah
orang yang telah meninggalkan dunia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment