IBADAH RAYA MINGGU,
12 NOVEMBER 2017
KITAB WAHYU
(Seri 36)
Subtema: “AMIN”
YA “AMIN”
Shalom…
Salam sejahtera bagi
kita sekalian. Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena
kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu
disertai kesaksian.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu.
Wahyu 7: 11-12
(7:11) Dan semua malaikat berdiri mengelilingi
takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta
itu dan menyembah Allah,
(7:12) sambil berkata: "Amin! puji-pujian
dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"
Reaksi para malaikat
setelah mendengar suara yang nyaring
dari himpunan besar orang banyak di bumi: para malaikat tersungkur di
hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin!” kemudian lanjut dan mengatakan: “Puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan
kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"
Kemudian, kita akan melihat 24 tua-tua dan 4 makhluk.
Wahyu 19: 4
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat
makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Reaksi dari 24
tua-tua dan 4 makhluk setelah mendengarkan suara yang nyaring dari sorga, yaitu: mereka tersungkur dan
menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, sambil berkata: "Amin”, dan dilanjutkan dengan
berkata: “Haleluya."
Jadi perkataan dari
pada para malaikat, 24 tua-tua dan keempat makhluk diawali
dengan: “Amin.”
Amin adalah bahasa Ibrani, artinya; sungguh, benar, pasti.
2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi
semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin"
untuk memuliakan Allah.
Oleh Dia (Kristus),
kita terdorong untuk mengatakan: “Amin.”
Tujuan mengatakan “Amin” adalah untuk memuliakan Allah.
1 Tawarikh 16: 36
(16:36) Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari
selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: "Amin!
Pujilah TUHAN!"
Kalau umat Tuhan
mengatakan: “Amin”, jelas tujuannya
untuk memuliakan Tuhan.
Hal yang senada juga
dituliskan oleh raja Daud dalam Mazmur
72 ...
Mazmur 72: 18-19
(72:18) Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang
melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!
(72:19) Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang
mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya
amin.
Daud juga menuliskan:
“Amin, ya amin”, tujuannya adalah
untuk memuliakan Tuhan.
Dasar kita memuliakan
Tuhan, di sini tertulis dengan jelas: “Yang
melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri.” Allah itu Esa, Esa pula Dia
menjadi pengantara antara Allah dengan manusia…1 Timotius 2:5.
Jadi wajar saja
kemuliaan hanya untuk Dia sampai selama-lamanya. Untuk memuliakan Dia, seluruh
umat harus mengatakan: “Amin, ya amin”,
tidak ada yang lain.
Jadi jangan sampai
kita keliru untuk memuliakan Tuhan dengan cara-cara yang lain. Harus dengan
berkata: “Amin, ya amin.”
Kalau tadi
persembahan zangkoor dengan lirik; apa arti pelayananku jikalau tiada kasih,
apa arti pengorbanan kalau tidak ada kasih.
Jadi, tidak ada cara
lain untuk memuliakan Tuhan selain mengatakan: “Amin.”
Itu sebabnya kita
kembali memperhatikan Wahyu 7.
Wahyu 7: 12
(7:12) sambil berkata: "Amin! puji-pujian
dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"
Jadi, tujuan para
malaikat mengatakan Amin adalah untuk memuliakan Tuhan, itu sebabnya para
malaikat yang di sekeliling takhta itu setelah mengatakan Amin, dilanjutkan
dengan berkata: “Puji-pujian dan
kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi
Allah kita sampai selama-lamanya!”, tanda bahwa mereka betul-betul
memuliakan Tuhan.
Juga 24 tua-tua dan 4
makhluk, setelah mengatakan “Amin”,
dilanjutkan dengan berkata: “Haleluya”,
menunjukkan bahwa mereka betul-betul memuliakan Tuhan.
Haleluya itu bahasa
Ibrani, artinya; terpujilah Tuhan.
Jadi, kita semua
mengatakan Amin, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan. Tidak ada cara lain
untuk memuliakan Tuhan selain berkata: Amin, berarti sungguh, benar, pasti
terjadi/tergenapi.
Wahyu 19: 5
(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari
takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut
akan Dia, baik kecil maupun besar!"
Setelah 24 tua-tua
berkata: “Amin, Haleluya”,
terdengarlah suara dari takhta Allah: “Pujilah
Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil
maupun besar!”
Jadi, semakin
meneguhkan kehidupan kita sekalian untuk terus memuliakan Dia. Tidak ada yang
lain selain Dia. Kemuliaan hanya bagi Dia sampai selama-lamanya.
Kita sudah diyakinkan
oleh para malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk, di mana mereka memuliakan Tuhan. Itu
sebabnya mereka berkata: “Amin”, lalu diyakinkan kembali pada ayat 5, dari takhta itu terdengar suara
sebagai himbauan, yaitu: “Pujilah Allah
kita.”
Perkataan ini
terkhusus disampaikan kepada:
- Hamba-hamba Tuhan
(pelayan-pelayan Tuhan).
- Kepada mereka yang
takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan berarti membenci segala kejahatan, teramat
lebih; kecongkakan, segala keangkuhan, ketinggian hati, kesombongan, dan lain
sebagainya.
Siapapun Dia, besar
atau kecil, harus memuliakan Tuhan.
Pertanyaannya: Mengapa saat memuliakan Tuhan harus
mengatakan: “Amin”?
2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi
semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin"
untuk memuliakan Allah.
Jawabnya adalah; sebab
Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah.
Kita mengatakan amin
karena Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.
Lebih rinci tentang
hal itu…
Kolose 1: 15-19
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan
segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
(1:17) Ia ada terlebih dahulu dari segala
sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
(1:18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah
yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang
lebih utama dalam segala sesuatu.
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah
berkenan diam di dalam Dia,
“Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” = Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah.
Seluruh kepenuhan
Allah berkenan diam di dalam Dia, antara lain;
1. Ia adalah gambar
Allah yang tidak kelihatan.
2. Ialah yang sulung.
3. Ia adalah kepala
tubuh.
Mari kita ikuti
ketiga hal tersebut…
Keterangan: IA ADALAH GAMBAR ALLAH YANG TIDAK
KELIHATAN.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
“Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus”, yang adalah
gambaran Allah.
Sedangkan cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus -> firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan.
Jadi, untuk kita bisa
kembali kepada wujud semula (segambar dan serupa dengan Allah) harus
memperhatikan firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Wujud Allah tidak
akan pernah terlihat secara gamblang di depan mata, tetapi lewat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus kita bisa melihat, kita dapat mengetahui sosok
keberadaan-Nya sampai kepada kemuliaan-Nya.
Maka Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah sebab seluruh
kepenuhan Allah, berkenan diam di dalam Dia (Yesus Kristus), Dialah gambar
Allah yang tidak kelihatan, berarti Yesus Kristus adalah cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, yaitu firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Lewat pembukaan
rahasia firman, kita bisa melihat sosok, bentuk, wujud sampai melihat kemuliaan
Allah kelak, Amin ya Amin...
Mari kita melihat 2 Korintus 3.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi
tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi
mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena
hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali
mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Tanpa pembukaan
rahasia firman, selubung itu masih tetap menyelubungi seseorang.
Selama dosa itu belum
dibongkar dengan tuntas, seseorang tidak akan pernah dapat melihat wujud Allah.
Berbahagialah orang
yang suci hatinya karena mereka dapat melihat Allah.
Ibrani 1: 2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan
alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan
gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia
duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus adalah gambar Allah, artinya; lewat pembukaan rahasia firman
kita akan dibawa kembali kepada wujud semula (segambar serupa dengan Allah),
berarti dapat melihat wujud Allah di dalam kemuliaan yang kekal.
Jadi, lewat pembukaan
rahasia firman (cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus), terjadi penyucian
terhadap dosa.
Matius 5: 8
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Orang yang melihat
Allah adalah orang yang suci hatinya. Inilah kebahagiaan yang kita alami,
melebihi kebahagiaan di bumi.
Maka, berkali-kali
saya sampaikan; kita ini adalah orang yang paling beruntung, alasan saya
mengatakan itu, sebab apa yang tidak pernah dipikirkan dan yang tidak pernah
didengar oleh telinga, apa yang tidak pernah timbul di dalam hati, itu yang
Tuhan berikan kepada kita semua. Tuhan berikan cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus supaya kita bisa melihat pribadi Allah yang tak kelihatan itu.
Sesungguhnya tanah
air kita adalah tanah air sorgawi. Namun karena dosa warisan, karena dosa
keturunan, kutuk nenek moyang, kita saat ini ada di bumi ini, namun kita merindukan
kembali ke tanah air sorgawi sampai nanti akhirnya kita dapat melihat, wujud
Allah di dalam kemuliaan-Nya yang kekal.
Keterangan: YANG SULUNG.
Kolose 1: 15-16, 18
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan
segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
(1:18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang
sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih
utama dalam segala sesuatu.
“Yang sulung” artinya ada dua, yaitu:
YANG PERTAMA: Lebih utama dari segala yang diciptakan,
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, baik yang di sorga,
baik yang di bumi, yang kelihatan dan tak kelihatan, singgasana maupun
kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia.
Jadi, bukan hanya
dari segala ciptaan ini,
bahkan Dialah yang sulung
dari segala yang kita punya, antara lain; pekerjaan, kedudukan, jabatan,
ijazah, harta/kekayaan, bahkan segenap hati
dan jiwa kita.
Yang sulung artinya
ada dua, yaitu:
YANG KEDUA: Yang pertama bangkit dari antara orang mati.
Matius 27: 51-53
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah
dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu
terbelah,
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak
orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka
pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri
kepada banyak orang.
Dan sesudah
kebangkitan Yesus, banyak orang kudus yang telah meninggal lalu bangkit.
Kemudian, mereka yang
bangkit masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan
bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu,
dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus,
Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan
pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Kota kudus, itulah
Yerusalem baru, kota idaman, dialah pengantin perempuan, yang berdandan untuk
suaminya.
Kalau berbicara
pengantin perempuan berarti berdandan dengan segala perhiasan yang ia miliki, sebab tidak ada pengantin yang tidak berdandan.
Salah satu perhiasan
rohani yang kita miliki, ialah; anting-anting di telinga, artinya; dengar-dengaran. Kalau tidak dengar-dengaran nanti
terlihat wujud yang lain; penyembahan berhala (patung anak lembu tuangan emas).
Kemudian kalung di leher; yaitu: kasih dan
setia, dengan demikian leher bisa digunakan untuk menundukkan kepala,
merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Kemudian pakaian yang indah, lenan halus, yaitu perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang
kudus… Wahyu 19:7-8, sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepala. Mahkota di atas
kepala, adalah tanda kemenangan.
Kemudian, memiliki
rambut yang panjang -> ketundukkan tubuh kepada kepala.
Keterangan: DIALAH KEPALA TUBUH.
Efesus 5: 22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah kepala
tubuh, berarti Dialah yang menyelamatkan tubuh-Nya.
Jadi bukan tubuh yang
menyelamatkan kepala, tetapi kepala yang menyelamatkan tubuh.
Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi
isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya
mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus
terhadap jemaat,
Kristus menyelamatkan
tubuh dengan jalan mengasihi tubuh-Nya. Apa bukti bahwa Kristus mengasihi
tubuh? Dia telah berkorban di atas kayu salib.
Kristus penyelamat tubuh dengan dua cara;
YANG PERTAMA: DISUCIKAN OLEH AIR DAN FIRMAN.
Berarti dibutuhkan
air firman yang limpah atau air yang banyak.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah
dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah air firman yang limpah.
Air yang limpah ini mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Tentang: AIR YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ALLAH
-> Injil Kerajaan.
Saudaraku, untuk menerima Injil Kerajaan diawali dari percaya, bertobat dan dibaptis air.
Terlebih dahulu dibenarkan oleh darah Yesus lewat
kematian dan kebangkitan-Nya.
Ibrani 6: 1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas
pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya
yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan,
penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Setelah menerima asas-asas pertama; percaya,
bertobat, kemudian dibaptis air, “selanjutnya beralih pada perkembangannya yang penuh.”
Beralih pada perkembangannya yang penuh berarti
beralih pada Injil kerajaan.
Ibrani 5: 11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami
katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu
ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk
orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan
yang baik dari pada yang jahat.
Injil kerajaan disebut juga ajaran tentang kebenaran, itulah pengajaran salib.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar
salib tidak ada lagi kebenaran yang sejati. Berarti ajaran tentang kebenaran
itulah pengajaran salib = makanan keras.
Percaya, bertobat, dibaptis air = asas-asas pertama. Namun
setelah menerima asas-asas pertama selanjutnya beralih kepada perkembangannya
yang penuh, yaitu; ajaran tentang kebenaran =pengajaran salib = makanan
keras = Injil kerajaan.
Kalau yang disampaikan dari tahun ke tahun adalah
asas-asas pertama, di sini dengan jelas dikatakan: “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras”
Kalau hanya memerlukan susu, asas-asas pertama tentang
ajaran Kristus, orang seperti ini lamban dalam hal mendengar, tidak taat, tidak
setia, tidak dengar-dengaran.
Setelah menerima asas-asas pertama (percaya, bertobat,
dibaptis air), seharusnya beralih kepada perkembangannya yang penuh itulah ajaran tentang kebenaran, itulah
injil kerajaan = makanan keras. Memang ketika beralih kepada Injil
kerajaan (ajaran tentang kebenaran) yaitu; pengajaran salib, sakit, tidak enak
bagi daging, sebab Injil kerajaan = makanan keras.
Ibrani 12: 11
(12:11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Jadi, saat kita menerima ajaran tentang kebenaran, menunjukkan bahwa kita sedang dilatih
oleh Tuhan. Saat kita dilatih tidak enak bagi daging, tidak mendatangkan
sukacita, melainkan dukacita, tetapi menghasilkan buah kebenaran, dan buah
kebenaran memberi damai sejahtera.
Jadi orang yang menerima makanan keras dilatih terus.
Perlu untuk diketahui; latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu
berguna dalam segala hal…1 Timotius 4:8.
Tentang: AIR YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ANAK
DOMBA -> cahaya injil tentang kemuliaan Kristus = firman yang rahasianya
dibukakan.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu
memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Jika terjadi
pembukaan rahasia firman;
1. Memberi terang, berarti; tidak lagi berada dalam kegelapan.
2. Memberi pengertian kepada orang bodoh, berarti;
tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan bodoh.
Itulah air yang
mengalir keluar dari takhta Anak Domba.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah
dan takhta Anak Domba itu.
Air yang mengalir
keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba; jernih bagaikan kristal.
Berarti; kuasa dari
injil kerajaan dan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus; jernih bagaikan kristal.
Kristal; berarti
transparan, luar dan dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, tampil apa
adanya, berarti jujur, polos.
Orang yang jujur
(polos) dipimpin oleh ketulusan hatinya, dan itulah yang membuat kita selalu
berkobar-kobar untuk melayani Tuhan.
Berarti, yang
memadamkan/mematikan gelora atau gairah untuk melayani Tuhan adalah; ketidak
jujuran, dusta, tipu muslihat, kemunafikan (dosa yang terselubung).
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah
dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Sampai akhirnya orang-orang
yang jujur (kristal) menjadi permata
yaspis.
Menjadi permata
yaspis itu diawali/dimulai dari kejujuran, kepolosan yang dipimpin oleh
ketulusan hati, sampai akhirnya menjadi permata yaspis, permata yang paling
indah.
Jujur, polos, tampil
apa adanya, luar dalam sama, tidak dibuat-buat, sampai menjadikan kita permata
yaspis, permata yang paling indah ->orang yang berkobar-kobar melayani Tuhan.
Orang yang
berkobar-kobar, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan, disebutlah
permata yaspis, permata yang paling indah. Jadilah permata yang paling indah di
mata Tuhan.
Itu kuasa dari air
yang limpah mengalir keluar dari takhta Allah dan mengalir keluar dari takhta
Anak Domba, (Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus). Kuasanya; jernih bagaikan kristal, sampai membawa kita menjadi
permata yaspis.
Kristus penyelamat tubuh, dengan dua cara;
YANG KEDUA: MENGASUH DAN MERAWATI.
Efesus 5: 28-29
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi
isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya
mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus
terhadap jemaat,
Tanda Kristus
menyelamatkan tubuh adalah mengasuh dan merawati tubuh-Nya.
Tentang: MENGASUH.
Mengasuh, berarti
memberi didikan kepada orang-orang yang mau
menerima didikan.
Ibrani 12: 5-7
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran;
Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?
Pendeknya, salib
adalah sarananya Tuhan untuk mendidik saya dan saudara, sedangkan orang yang
dididik adalah:
- Orang yang diakui
sebagai anak.
- Orang yang dikasihi-Nya.
Sampai malam ini
Tuhan mengasuh kita, tandanya:
Yang pertama; mau hidup beribadah kepada
Tuhan.
Orang yang mau hidup
beribadah di dalam Kristus Yesus, akan menderita aniaya…2 Timotius 3:12.
Yang kedua; untuk mengikuti Tuhan: sangkal
diri, memikul salib, semua itu adalah didikan Tuhan.
Jadi didikan Tuhan
adalah; tanda bahwa Tuhan sedang mengasuh kita semua.
“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu
janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa”…Ayub 5:17.
Amsal 3: 11-13
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak
didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya,
seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat,
orang yang memperoleh kepandaian,
Didikan Tuhan
menghasilkan pengetahuan, kepandaian
dan hikmat lebih berharga dari perak,
emas dan permata, apapun yang diinginkan hati tidak ada yang dapat menyamainya.
Banyak keinginan hati
kita masing-masing, tetapi keinginan hati tidak lebih berharga, tidak dapat
menyamai hikmat Tuhan.
Salomo memiliki
hikmat dari Tuhan sehingga dia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak baik. Dengan menggunakan sebilah pedang tajam, dia dapat menyelesaikan
masalah dua perempuan yang bermasalah. Dua perempuan ini menunjuk kepada nikah
yang hancur. Jadi dengan hikmat, nikah kita dapat diperbaiki oleh Tuhan. Oleh
sebab itu, janganlah menolak didikan Tuhan dan janganlah bosan terhadap
peringatan-Nya.
Mana lebih utama;
kuliah atau ibadah? kerja atau ibadah? tetapi dengan hikmat, kita dapat
membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik. Dan dengan hikmat, Salomo
dapat menyelesaikan nikah yang hancur.
Hubungan kita dengan
Tuhan adalah hubungan nikah. Sehancur-hancurnya nikah seseorang, itu dapat
diperbaiki hanya dengan hikmat Tuhan.
Juga dengan
menggunakan hikmat, kita dapat menghitung bilangan namanya; 666, terlepas dari
cap meterai antikris…Wahyu 13:18.
Jadi hikmat itu
sangat berharga, lebih dari apa yang diinginkan oleh hati manusia; juga
melepaskan kita dari jerat antikris. Sebab syarat untuk menjual dan membeli, menerima
tanda di tangan ataupun di dahi, adapun tanda bilangan binatang itu, adalah 666.
Menerima bilangan namanya (666) di dahi atau di tangan kanan itu adalah jerat.
Dan orang yang menerima cap meterai dari antikris sudah dapat dipastikan
binasa. Berarti hikmat inilah yang menyelamatkan hidup kita semua, maka tidak
ada ruginya kita memberi diri diasuh oleh Tuhan.
Hanya orang yang
bodoh yang tidak mau memberi dirinya diasuh oleh Tuhan.
Tentang: MERAWATI.
Merawat, berarti
menyembuhkan segala sakit.
Ayub 5: 18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga
yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Dia yang melukai,
tetapi juga yang membebat (membalut). Dia yang memukuli tetapi yang tangan-Nya
menyembuhkan pula.
Ketika kita menerima
firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, berkuasa untuk mengoreksi segala
rahasia yang terkandung di dalam hati, seperti Allah mengoperasi Adam; untuk
membangun seorang perempuan -> gereja yang sempurna.
Tujuan dari operasi
besar-besaran: untuk mengambil penyakit, untuk
menyelesaikan segala dosa-dosa yang tersimpan.
Memang sakit bagi
daging tetapi setelah itu, Dia yang menyembuhkan. Dia yang melukai tetapi Dia
juga yang membalut luka-luka batin.
Batin terlukai dengan
banyaknya kesalahan baik kesalahan yang disebabkan oleh orang lain, baik juga kesalahan
yang terjadi karena disengaja. Tetapi setelah penyakit itu dioperasi, maka Dialah
yang menyembuhkan, Dia yang membebat, Dia yang membalut luka-luka kita semua.
Itu cara Tuhan untuk
menyelamatkan tubuh-Nya.
Dia yang memukuli
tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula, kita baca dalam Injil Lukas ...
Lukas 10: 30-34
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang
bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan
yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
(10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui
jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
(10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke
tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang
dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut
luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya.
Orang Samaria merawat
seorang yang turun dari Yerusalem, dengan keadaan setengah mati karena dipukuli para penyamun.
Kalau kita
meninggalkan ibadah dan pelayanan, itu sama seperti turun dari Yerusalem ke
Yerikho. Dan orang yang meninggalkan ibadah pelayanannya, banyak menderita
pukulan karena kesalahan.
Tidak ada orang yang
mengalami damai sejahtera setelah meninggalkan ibadah dan pelayanan. Biasanya orang yang meninggalkan
ibadah pelayanan, dia akan menderita pukulan sampai setengah mati.
Menderita pukulan =
menderita karena kesalahan.
Pukulan ini terjadi
atas seizin Tuhan, dalam kitab Ayub:
Dia yang memukuli, tetapi Dia juga dengan tangan-Nya yang akan menyembuhkan.
Pukulan karena kesalahan itu diizinkan Tuhan supaya menjadi suatu pelajaran. Berarti
pengalaman hidup adalah guru yang baik.
Orang Samaria merawat
dan membalut luka-luka.
Saudaraku, apa yang
terjadi di sini? Mari kita lihat ...
Lukas 10: 33
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
Dahulu saya banyak mengalami
penderitaan pukulan (menderita
karena kesalahan), terjadi atas seijin Tuhan. Pengalaman yang pahit
menjadi guru, mengajari saya sampai akhirnya Tuhan sendiri yang menyembuhkan. Jadi
Dia yang melukai, Dia juga yang membalut luka-luka di batin.
Pendeknya, Tuhan
merawati kita karena belas kasihan Tuhan.
Hari jumat dalam
kesempatan ibadah pendalaman alkitab, dalam doanya saya mendengar pengakuan
seorang anak Tuhan, bahwa dia muak dengan kelelahan, muak dengan keinginan daging. Mengapa ada perkataan itu? karena dia
sudah mengalami penderitaan pukulan karena kesalahan dan oleh karena keinginan dagingnya.
Lukas 10: 34
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut
luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya.
Sebelum luka-luka itu
dibalut terlebih dahulu disiram dengan
minyak dan anggur.
Minyak, itulah urapan Roh Kudus. Yesus adalah pohon
zaitun abadi. Dia telah mengalami penumbukan di atas kayu salib, sehingga
dengan demikian menghasilkan minyak zaitun.
Jadi, kalaupun harus
menyangkal diri dan memikul salibnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu adalah sebuah sarana yang indah untuk menghasilkan
minyak urapan.
Selanjutnya, disiram dengan anggur. Namun untuk menghasilkan air anggur yang manis, terlebih
dahulu Yesus mengalami pemerasan di atas kayu salib.
Yesus adalah pokok
anggur yang benar, kitalah ranting-rantingnya. Berarti, ada persekutuan yang erat
dengan pokok anggur, dengan demikian ranting menghasilkan buah anggur yang
manis.
Pendeknya, ada suatu
persekutuan yang indah dengan Tuhan (ranting dengan pokok), juga persekutuan
yang indah dengan sesama (ranting dengan ranting).
Jadi anggur itulah
kasih Allah yang mempersekutukan kita dengan Tuhan
dan sesama.
Justru lewat sengsara
dan derita, ada siraman anggur, supaya ada persekutuan dengan Tuhan, dan persekutuan
dengan sesama. Kasih (anggur) adalah pengikat yang mempersekutukan kita dengan Tuhan, juga mempersekutukan
kita dengan sesama.
Dia yang melukai,
tetapi ingat, Dia juga yang akan membalut. Dia yang akan menyembuhkan.
Jangan kecil hati
saat menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Jangan kecil hati dan
jangan putus asa (seperti orang yang tidak diperhatikan), supaya kita rasakan siraman minyak juga siraman anggur, selanjutnya luka-luka di hati disembuhkan.
Tuhan baik kepada
kita semua, Tuhan perhatikan kita semua, Haleluyah…
Kembali kita
perhatikan ...
2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua
janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk
memuliakan Allah.
Para malaikat di sekeliling takhta, 24 tua-tua dan 4 makhluk, oleh Kristus mereka terdorong untuk mengatakan Amin,
tujuannya untuk memuliakan Allah.
Mengapa harus memuliakan Tuhan dengan mengatakan Amin? Sebab Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah, seluruh kepenuhan Allah diam di dalam
Dia, sebagai bukti; Dialah gambaran
Allah yang tidak kelihatan, yang
sulung, dan Dialah kepala tubuh.
Tuhan juga memperhatikan sidang jemaat di Laodikia supaya betul-betul
kita memuliakan Tuhan. Tidak ada cara lain untuk memuliakan Tuhan selain
mengatakan Amin, mengapa? Karena Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.
Wahyu 3: 14-17
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar,
permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak
dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan
tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku
telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau
tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Firman dari “Amin” mengoreksi sendi-sendi kehidupan
sidang jemaat di Laodikia. Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku
= tidak dingin, tidak panas. Seharusnya mengikut Tuhan; dingin dingin betul,
panas panas betul. Tidak boleh suam-suam, tidak boleh setengah-setengah. Harus
dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, tidak boleh
dengan separuh hati.
Saya sedikit iri dengan sidang jemaat di Laodikia ini karena firman Amin
mengoreksi mereka. Namun rasa cemburu kita juga sudah terjawab; firman ya dan amin juga telah kita terima di muka tadi. Dan sungguh, kita sudah
dikoreksi oleh firman ya dan amin tadi.
Sidang jemaat di
Laodikia setelah dikoreksi oleh firman ya dan Amin, maka terlihatlah dengan jelas kekurangan mereka, yaitu;
suam-suam kuku (setengah-setengah).
Malam ini oleh firman “Ya” dan “Amin”, Tuhan juga melihat dan
mengoreksi keberadaan kita malam ini.
Penyebab suam-suam kuku:
Jemaat di Laodikia berkata:
“Aku kaya dan aku telah memperkayakan
diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.” Artinya: mereka bergantung kepada
sesuatu yang sifatnya tidak kekal (harta kekayaan). Itulah yang menyebabkan
jemaat di Laodikia suam-suam, tidak panas dan tidak dingin.
Ketika mereka
berkata: “Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” , sebaliknya, Tuhan
berkata; “karena engkau tidak tahu, bahwa
engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”
Ada orang melarat,
malang dan miskin tetapi tidak buta. Tetapi di sini kita melihat, selain
melarat, malang, miskin, juga buta, berarti betapa malangnya kehidupan seperti
ini, lebih malang dari pada orang malang.
Kalau hanya miskin,
melarat, tidak punya apa-apa, masih bisa melihat dunia ini, masih bisa melihat
keindahan dan kemurahan Tuhan. Jadi betapa dahsyatnya kejatuhan dari jemaat di
Laodikia ini. Mereka tidak tahu diri di hadapan Tuhan.
Banyak orang Kristen
seperti ini, bergantung pada kekayaan, sehingga baik sikap, baik perbuatan,
baik perilaku, dia ukur dengan hartanya, sehingga ketika dia ukur pergaulannya
dengan hartanya, perkataannya selalu di atas,
sikapnya selalu di atas, akhirnya menjadi sombong. Itu adalah ajaran Setan…Yesaya 14:12-14.
Firman “Ya” dan “Amin” mengoreksi sidang jemaat di Laodikia.
Jadi, tidak ada cara
lain untuk memuliakan Tuhan selain mengatakan amin saja.
Dalam pujian tadi
sudah jelas; apa arti hidupku Tuhan
jikalau tanpa kasih-Mu. Pengorbanan sia-sia jika tanpa kasih. Jadi tidak
ada cara lain memuliakan Tuhan tanpa mengatakan amin, Dialah ya dan amin. Seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, pendeknya, “Ya” dan “Amin”, itulah
kasih Allah.
Koreksi kepada jemaat
di Laodikia itu juga koreksi kepada kita semua supaya jangan bergantung kepada
sesuatu yang tidak pasti, benar,
sungguh, sebaliknya bergantunglah kepada sesuatu yang pasti, benar, sungguh =
bergantung kepada “Ya” dan “Amin.”.
Maka, perhatikan ayat 18 ...
Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya
engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau
menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan
kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu,
supaya engkau dapat melihat.
Nasihat Tuhan kepada
jemaat di Laodikia adalah membeli tiga hal dari Tuhan, yaitu:
1. Emas yang telah
dimurnikan dalam api.
Berarti,
mengalami ujian dan cobaan. Itulah dapur api. Lewat dapur api ini, maka emas akan
semakin terlihat kemurniannya, maka jangan heran dengan nyala api siksaan
sebagai ujian…1 Petrus 4:12.
Kemurnian
dari emas (kemurnian di hati) inilah yang membuat kita, menjadikan kita kaya di
hadapan Tuhan, bukan harta, bukan uang.
Jadi
dapur api, nyala api sebagai ujian, tujuannya memurnikan untuk menjadikan kita
kaya di hadapan Tuhan.
2. Pakaian putih.
Membeli
pakaian putih dan memakainya. Pakaian putih = lenan halus, artinya;
perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Pakaian
putih itulah pakaian dari seorang yang memegang jabatan imam (orang-orang yang
melayani Tuhan). Itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Tujuannya; supaya jangan kelihatan ketelanjangan yang memalukan itu.
Kalau
kita melayani Tuhan, bekerja untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan
menggunakan dua tangan, setiap pekerjaan yang kita kerjakan, itulah perbuatan
benar dari orang-orang kudus. Inilah pakaian putih dan kita harus memakainya
supaya jangan terlihat ketelanjangan yang memalukan itu.
Adam
dan Hawa berada di taman Eden dengan satu tujuan, untuk mengusahakan dan
memelihara taman Eden. Tuhan berikan ibadah, Tuhan berikan pelayanan ini, supaya
kita melayani, mengurus ibadah dan pelayanan ini. Kita mengerjakan pekerjaan
Tuhan, itu pelayanan. Dengan pelayanan ini kita mengenakan pakaian putih supaya
tidak terlihat ketelanjangan yang sangat memalukan.
Jadi
jangan pernah ada orang merasa bahwa orang yang melayani itu membosankan,
membuat lelah hati, menyita waktu, merugikan diri, itu adalah pikiran yang
salah dan keliru. Orang yang melayani
Tuhan dengan orang yang tidak melayani Tuhan itu berbeda.
3. Minyak -> urapan Roh Kudus.
Pelita
tidak akan bercahaya kalau tidak ada
minyak. Jadi kita menjadi kesaksian, menjadi terang, itu karena minyak urapan,
sehingga Tuhan menyarankan untuk membeli minyak dari Tuhan, tujuannya; untuk melumas matamu, supaya engkau dapat
melihat. Mata adalah; pelita, terang -> menjadi kesaksian.
Membeli tiga hal di
atas, berarti membayar harganya. Bayarlah harganya, tidak boleh gratisan.
Bangsa Israel sewaktu
di padang gurun ingin kembali ke Mesir, sebab mereka selalu ingat makanan yang
gratis-gratis. Itu yang membuat mereka gagal.
Jadi membeli tiga
hal, harus bayar harga. Untuk memiliki kemurnian di hati, bayar harga, itu
kekayaan, supaya kita kaya. Supaya kita memiliki pakaian putih, bayar harga,
layani Tuhan. Untuk hidup dalam urapan yang menjadikan kita terang, kesaksian, juga harus bayar harga. Tidak boleh malas.
Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan
Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Ketika kita membayar
harga, harus dengan kerelaan hati, tidak boleh terpaksa.
Saudara beribadah apalagi
melayani harus dengan kerelaan hati, tidak boleh terpaksa. Harus bayar harga
untuk memperoleh tiga hal ini.
Kalau hanya duduk
lalu pulang, tidak bayar harga, tidak akan memiliki tiga hal ini. Kita semua
harus bayar harga dengan segala kerelaan hati.
Barulah selanjutnya
bertobat. Orang yang tidak rela hati, tidak mungkin bertobat. Dengan segala
kerelaan hati, maka terlihatlah pertobatan. Kalau masih terpaksa, engkau tidak
akan pernah bisa bertobat, harus dengan kerelaan hati. Dari kerelaan itulah
terlihat pertobatan yang permanen, bukan pertobatan sesaat.
Jadi, respon dari
pada para malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk saat mendengar suara yang nyaring
di bumi dan suara yang nyaring di sorga adalah respon positif. Bukan saja
tersungkur, tetapi mereka berkata: Amin, selanjutnya memuliakan Tuhan dengan perkataan
Haleluya atau puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan
kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya = memuliakan Allah.
Maka ketika kita
dikoreksi oleh firman ya dan amin, semua selesai, terlihatlah pertobatan yang
permanen.
Tidak hanya malam ini
kita nanti menangis, tetapi air mata kebahagiaan akan terus mengisi kirbat
Allah, memenuhi kirbat Allah.
Sengsara dihitung-hitung
dan air mata memenuhi kirbat Allah. Itu ukurannya. Penuhilah kirbat Allah.
Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam
kirbat-Mu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
No comments:
Post a Comment