IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 NOVEMBER 2017
STUDY YUSUF.
(Seri 123)
(Seri 123)
Subtema: BINTANG-BINTANG DAN
PENGAWAS-PENGAWAS DARI TUHAN.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja dari Study Yusuf dalam kitab Kejadian
41.
Kejadian 41: 28-30
(41:28) Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku
Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak
dilakukan-Nya.
(41:29) Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh
tanah Mesir.
(41:30) Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan
segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan
negeri ini.
Yusuf memberitahukan arti mimpi Firaun.
Dua kali Firaun bermimpi.
-
Mimpi yang pertama; dia melihat 7 lembu gemuk
muncul dari sungai Nil, kemudian 7 ekor lembu yang kurus, lalu 7 ekor lembu
yang kurus itu memakan 7 ekor lembu yang gemuk.
-
Kemudian mimpi yang kedua; dalam mimpi itu
timbul dari satu tangkai 7 bulir gandum yang berisi dan bernas, tampak juga 7
bulir yang kering, kurus (tidak bernas). 7 bulir yang kurus ini memakan 7 bulir
gandum yang berisi.
Adapun arti mimpi itu adalah:
7 lembu yang gemuk dan 7 bulir yang berisi, artinya 7
tahun kelimpahan akan terjadi di seluruh tanah Mesir.
Saat ini (di hari-hari ini), Tuhan sedang melimpahkan
pembukaan rahasia firman kepada kita semua, dan di tahun-tahun kelimpahan ini
kita harus memungutnya dengan sungguh-sungguh, tidak boleh diabaikan begitu
saja oleh karena kekerasan hati.
Kemudian arti yang kedua, 7 lembu yang kurus dan 7
bulir yang tidak berisi itu berbicara tentang 7 tahun kelaparan akan terjadi di
negeri Mesir, maka akan dilupakan 7 tahun kelimpahan di tanah Mesir karena
kelaparan itu menguruskeringkan negeri itu, berarti kelaparan itu sangat dahsyat
sekali, sesudah itu tidak terlihat bekas-bekas kelimpahan di negeri Mesir sebab
sangat hebat kelaparan
itu.
Saudaraku, sampai dua kali mimpi itu diulangi, maka
Allah telah menetapkannya dan tidak akan menunda-nundanya.
Kejadian 41: 33-34
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut
seperlima dari hasil tanah Mesir.
Setelah Yusuf memberitahukan arti mimpi Firaun yang kedua, maka selanjutnya Yusuf memberi dua usul atau dua saran kepada Firaun.
Yang pertama: “Mencari seorang yang berakal budi
dan bijaksana.”
Yang kedua: “Menempatkan penilik-penilik atas
negeri Mesir dalam ketujuh tahun kelimpahan itu.”
Kita akan melihat dan memperhatikan kedua saran Yusuf
kepada Firaun.
Keterangan: MENCARI
SEORANG YANG BERAKAL BUDI DAN BIJAKSANA.
Daniel 12: 3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya
cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana seperti bintang-bintang di langit menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Matius 2: 1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman
raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia."
Di sini kita melihat bintang Timur menuntun orang-orang Majus sampai ke
Yerusalem, tujuannya: untuk menyembah Raja orang Yahudi yang telah dilahirkan
itu
Matius 2: 9-11
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan
lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba
dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat
harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan
dan mur.
Bintang Timur menuntun
orang-orang Majus hingga tiba di tempat di mana Yesus dilahirkan. Selanjutnya, mereka
sujud menyembah dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur.
Sekarang kita akan melihat tiga hal yang mereka persembahkan,
antara lain:
Yang Pertama: Emas
-> kemurnian dan kebenaran.
1 Korintus 5: 7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru,
sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah
disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama,
bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak
beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian dan kebenaran itu sumbernya dari salib
Kristus, sebab Anak Domba Paskah telah disembelih, yaitu Kristus.
Jadi pendeknya, sumber kemurnian dan kebenaran adalah
salib Kristus.
Dulu, hidup kita ini tidak murni karena ada ragi
keburukan, ada ragi kejahatan di dalam hidup tetapi oleh karena Anak Domba
Paskah telah disembelih sehingga kita hidup di dalam kemurnian dan kebenaran.
Sekarang kita akan melihat tiga hal yang mereka persembahkan,
antara lain:
Yang Kedua: Kemenyan
-> doa penyembahan.
Wahyu 8: 3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas
mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang
kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Asap dupa kemenyan itulah doa penyembahan dari
orang-orang kudus.
Di sini kita melihat, kepadanya diberikan banyak
kemenyan selanjutnya dipersembahkan bersama-sama dengan orang kudus di atas
mezbah emas di hadapan takhta itu.
Diberikan banyak kemenyan berarti menghasilkan doa
penyembahan yang besar.
Kalau tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar
kita tidak mungkin mampu mengalahkan Setan, tidak mungkin mengalahkan binatang,
dan patungnya dan bilangan namanya (666), tidak mungkin mampu mengalahkan Babel besar (pelacur besar), tidak mungkin mampu mengalahkan dunia dengan
arusnya dengan pengaruhnya yang begitu besar sekali, itulah kerajaan dan
kemegahan dunia.
Yesus hidup di dalam doa penyembahan besar, Dia telah
mengalahkan tiga ujian; batu menjadi roti, kemudian kedudukan yang tinggi, dan
Dia tetap hidup dalam penyembahan yang besar.
Daud juga hidup dalam doa penyembahan yang besar dalam
Mazmur 141: 2, di situ terlihat dengan jelas, bahwa Daud hidup dalam doa
penyembahan yang besar sehingga Daud dapat mengalahkan beruang dan singa.
Sekarang kita akan melihat tiga hal yang mereka persembahkan,
antara lain:
Yang Ketiga: Mur
-> urapan Roh El-Kudus.
Kehidupan yang diurapi Roh Kudus memberi diri dipimpin
oleh Roh Kudus, berarti senantiasa berada di dalam kegiatan-kegiatan Roh.
Tiga perkara ini kita bandingkan dalam Wahyu 11.
Wahyu 11: 1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat
pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah
Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Ada 3 hal yang diukur sesuai dengan perintah Allah
yaitu: (1) Bait Suci Allah, (2) mezbah, (3) mereka yang beribadah di
dalamnya.
-
Tentang: Bait
Suci Allah.
Dalam pelajaran Tabernakel -> Ruangan Suci, yang seluruhnya telah dilapisi dengan emas.
Emas -> kemurnian dan kebenaran. Baik tiga alat yang ada di dalamnya;
pelita emas sendiri berasal dari satu talenta emas lalu dibentuk menjadi kaki
dian dengan tujuh pelita di atasnya, sedangkan meja roti terbuat
dari kayu penaga namun telah dilapisi dengan emas, mezbah dupa juga terbuat
dari kayu penaga namun telah dilapisi dengan emas sedangkan cawan sebagai
pedupaan yang di atas mezbah itu terbuat dari emas. Jadi, seluruhnya mulai dari tiang pintu kemah sampai tiang pintu tirai,
seluruhnya telah disalut dengan emas.
Jadi kemurnian dan kebenaran tadi itulah keberadaan dari Bait Suci
Allah.
Berarti kalau tidak hidup dalam kemurnian dan kebenaran, dia bukan Bait
Suci Allah. Kalau masih ada ragi keburukan dan kejahatan, dia bukan Bait Suci Allah.
-
Tentang: Mezbah
-> Doa Penyembahan = asap dupa kemenyan.
-
Tentang: Beribadah
di dalamnya, berarti; berada di dalam kegiatan Roh.
Siapa mereka yang berada dalam kegiatan Roh? Mereka adalah
orang yang hidup di dalam Roh, memberi
diri dipimpin Roh Kudus.
Jadi;
-
Emas menunjuk pada kemurnian dan kebenaran, kaitannya dengan: Bait Suci Allah.
-
Kemenyan, menunjuk pada doa
penyembahan, kaitannya dengan; mezbah.
-
Minyak mur menunjuk pada urapan Roh Kudus, kaitannya dengan; mereka yang beribadah di dalamnya (kegiatan Roh).
Inilah nanti yang akan diukur oleh Allah (oleh dua
saksi Allah) dengan menggunakan tongkat pengukur. Sedangkan Bait Suci di
sebelah luar tidak diukur, sebab ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain
dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya.
Tadi Yusuf memberi usul supaya mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana. Pekerjaan orang bijaksana: menuntun banyak orang
kepada kebenaran sampai akhirnya masuk dalam ukuran Tuhan.
Kiranya usul yang baik ini diperhatikan dengan baik,
supaya kita juga termasuk pribadi yang juga turut diukur tidak diserahkan
kepada bangsa-bangsa lain, antikris.
Wahyu 1: 16, 20
(1:16) Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari
mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan
kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ketujuh bintang di tangan kanan-Nya itulah malaikat
ketujuh sidang jemaat, itulah gembala-gembala sidang atau pemimpin-pemimpin
atau guru-guru bagi sidang jemaat di dalam rumah Tuhan.
Saudaraku di ayat 16, tujuh bintang itu dikaitkan dengan sebilah pedang tajam bermata dua.
Jadi, gembala sidang bagaikan pedang tajam bermata dua
untuk menuntun sidang jemaat kepada kebenaran.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan, tujuh bintang itu ada di tangan kanan-Nya.
Jadi, gembala sidang,
pemimpin-pemimpin atau guru-guru di dalam rumah
Tuhan itu adalah tangan kanan Tuhan untuk menuntun sidang jemaat kepada
kebenaran.
Ketujuh malaikat sidang jemaat di Asia kecil menuntun tujuh sidang jemaat yang
ada di Asia kecil.
Lihat, setelah 7 sidang jemaat di Asia kecil dituntun,
kita akan melihat keberadaannya ...
Wahyu 1: 11-12
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke
Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat
suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku
tujuh kaki dian dari emas.
Tujuh sidang jemaat yang di Asia kecil menjadi tujuh kaki dian dari
emas, menjadi pelita emas, menjadi terang, menjadi contoh teladan (terang
dunia) baik dalam perkataan dan perbuatan, bahkan dalam
segala sesuatu.
Saya kira, kita harus memperhatikan usul yang baik ini
demi kemajuan rohani kita masing-masing sebab kita rindu untuk dipakai oleh
Tuhan.
Kalau kita hanya sebatas mengerti pembukaan rahasia
firman tetapi tidak mau menyerah atas usul yang baik dan mulia ini, itu hanya
sebatas pengetahuan tetapi pemakaian Tuhan tidak terlihat dalam diri seseorang.
Oleh sebab itu, saya juga mau segera menyerah terhadap
usul yang baik dan mulia ini, dan itu bisa saudara rasakan betapa kita dapat menikmati
pembukaan rahasia firman.
Wahyu 1: 4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih
karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
Pernyataan Rasul Yohanes kepada 7 sidang jemaat di
Asia kecil: “Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu” (tujuh sidang jemaat di Asia Kecil).
Kita kembali memperhatikan usul pertama dalam Kejadian
41.
Kejadian 41: 33
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
Jadi, mencari orang yang berakal budi dan bijaksana,
tujuannya: mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
Tuhan telah mengangkat seorang yang berakal budi dan
bijaksana untuk kita semua. Yesus Kristus Dialah bintang Timur yang terbit bersinar
dalam hati kita semua, berarti Dia berkuasa atas seluruh hati kita, atas
segenap hidup kita.
Biarlah Dia berkuasa, berdaulat atas segenap hati,
atas segenap hidup kita semua. Jangan sampai seperti Kain; dia hanya
mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan sehingga Tuhan tidak
mengindahkan Kain dan korban persembahannya…Kejadian 4.
Lewat ibadah yang Tuhan percayakan ini kita membawa
korban dan persembahan kepada Tuhan itulah pelayanan kita, puji-pujian, doa-doa
kita telah kita persembahkan kepada Tuhan, kiranya itu semua kita
persembahkan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi kita,
menandakan bahwa bintang timur terbit bersinar di dalam hati kita.
Biarlah Dia berkuasa sepenuhnya atas hati kita semua. Haleluyah...
Kita akan melihat dan memperhatikan kedua saran Yusuf
kepada Firaun.
Keterangan: MENEMPATKAN
PENILIK-PENILIK ATAS NEGERI INI DALAM KETUJUH TAHUN KELIMPAHAN.
Penilik-penilik berarti pengawas-pengawas.
Sejauh ini kita telah diawasi oleh Tuhan. Oleh karena pengawasan Tuhan, kita tertolong. Kalau tidak ada pengawasan,
kita tidak tertolong, sebab pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik.
Dan sampai malam ini, Tuhan mengawasi kita semua. Dia
tidak tertidur, Dia tidak terlelap. Dia mengamat-amati kehidupan kita sidang
jemaat (kaum muda remaja), juga mengamat-amati ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu
dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
Anak Domba yang telah disembelih selain bertanduk
tujuh, juga bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi. Kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian, menjadi terang.
Berarti, betul-betul Tuhan sedang mengawasi kehidupan
kita semua, juga mengawasi ibadah dan pelayanan kita
kepada Tuhan, semuanya jelas di pemandangan Tuhan.
Zakharia 3: 7-9
(3:7) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup
menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu,
maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan
mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
(3:8) Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang
duduk di hadapanmu -- sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya
Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu
permata yang bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di
atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan
kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
“Satu permata yang
bermata tujuh” itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus, Imam Besar Agung.
Berarti sangat jelas sekali bahwa Tuhan sedang
mengamat-amati, sedang mengawasi tingkah laku, sedang mengawasi ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan sampai malam ini.
Kalau Tuhan mengawasi tingkah laku kita, mengawasi ibadah dan pelayanan kita, maka kita harus lebih
hati-hati lagi dalam segala tindak tanduk kita, sebab tidak ada yang tertutupi
di pemandangan Tuhan, semuanya jelas terlihat dan segala sesuatu yang kita
kerjakan, kita pertanggungjawabkan kepada Dia, bukan kepada manusia.
Kalau kita pertanggungjawabkan hanya kepada manusia bisa
saja saat kita mengerjakan pekerjaan ini sepertinya baik dan manis tetapi di
belakang tidak.
Yesus, Dia Imam Besar, mengenakan jubah yang maha
indah yang terdiri dari tiga bagian.
-
Bagian pertama: Baju efod -> kematian Yesus
Kristus.
-
Bagian kedua: Gamis baju efod berwarna biru
-> kebangkitan Yesus Kristus.
-
Bagian ketiga: Lenan halus, pakaian putih,
pakaian dalam berjala-jala berbentuk mata -> kemuliaan (Yesus naik).
Dia sekarang berada di dalam kemuliaan, sama seperti
imam besar Harun, ketika dia memperdamaikan dosanya dan umatnya, dia harus
masuk dalam Ruangan Maha Suci satu tahun sekali dengan membawa darah lembu jantan
muda dan membawa darah domba jantan muda, lalu mengadakan tujuh kali percikan
di depan tabut perjanjian, dan 7 kali di atas tutup pendamaian, namun syarat untuk masuk Ruangan Maha Suci harus menanggalkan baju
efod dan menanggalkan gamis baju efod. Dia sekarang telah naik dan
dipermuliakan, Dia sedang mengamat-amati
dengan mengenakan lenan halus, pakaian dalam berjala-jala berbentuk mata,
berarti di dalam kemuliaan-Nya sedang mengawasi mengamat-amati ibadah dan
pelayanan kita, Dia tidak tertidur, Dia tidak
terlelap.
Kalau ada pengawasan Tuhan, tentu kita akan takut
berbuat salah. Kalau tidak ada pengawasan, kita tidak takut berbuat salah.
Kalau kita merasa bahwa Yesus sebagai imam besar sedang mengawasi kita tentu
kita akan takut berbuat salah teramat lebih dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Namun sekarang kita lihat keadaan dari imam besar
Yosua.
Zakharia 3: 1
(3:1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di
hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa
dia.
Setahu saya, Yesus
Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, berarti Dia tampil sebagai Pembela bagi kita.
Tetapi di sini kita lihat imam besar Yosua berdiri di
hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa
dia.
Pertanyaannya: mengapa
kejadian ini terjadi menimpa imam besar Yosua?
Zakharia 3: 2-3
(3:2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN
kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya
menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
(3:3) Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia
berdiri di hadapan Malaikat itu,
Imam besar Yosua mengenakan pakaian yang kotor ketika
dia berdiri di hadapan takhta kasih karunia melayani tuhan.
Tuhan melihat dengan jelas kondisi rohani Yosua
sebagai imam besar, kondisi pelayanan Yosua sebagai imam besar.
Yosua mengenakan pakaian yang kotor waktu dia berdiri
di hadapan malaikat itu, itu sebabnya Iblis berdiri di sebelah kanan imam besar
Yosua untuk mendakwa dia.
Kalau kita senantiasa mengarahkan pandangan kita
kepada salib Kristus, kita kuat, tidak jatuh ke dalam pencobaan.
Namun di sini kita melihat imam besar Yosua melayani
dengan mengenakan pakaian kotor, sehingga Iblis berdiri di sebelah kanannya
untuk mendakwa dia, untuk mencobai dia.
Kesimpulannya, pencobaan-pencobaan yang terjadi, itu
karena pakaian kotor.
Andai saja imam besar Yosua senantiasa mengarahkan
pandangannya kepada korban Kristus, dia tidak akan jatuh ke dalam pencobaan.
Karena memang Iblis/Setan disebut juga si pendakwa dalam Wahyu 12: 11. Pekerjaannya
mendakwa anak-anak Tuhan siang dan malam, tidak berhenti. Ini yang harus
diwaspadai.
Hati-hati ketika kita menjalankan ibadah, ketika menjalankan
hidup ini, hati-hati.
Kalau kita mengenakan pakaian bersih, cobaan ada di
depan, tetapi cobaan dan rintangan bisa kita lewati.
Tetapi di sini ada pernyataan yang menghibur kita juga
imam besar Yosua. Kalimat sebagai penghiburan dalam...
Zakharia 3: 2
(3:2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN
kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem,
kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari
api?"
Yang menjadi penghiburan bagi kita adalah “Tuhan yang memilih Yerusalem.”
Mari kita lihat pilihan ini terjadi ...
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Menjadi bangsa yang terpilih karena darah Yesus membawa
kita keluar dari kegelapan dosa.
Bangsa yang terpilih disebut imamat rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
Pekerjaan mereka: untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia, untuk
melayani Tuhan.
Siapakah mereka ini, siapakah orang-orang yang
melayani Tuhan? Mereka
adalah orang-orang yang dipanggil keluar dari
kegelapan kemudian dihantar kepada terang.
Lebih jelas, cara Tuhan melepaskan dari kegelapan ...
Wahyu 5: 8-10
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat
makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu,
masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan:
itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Mereka yang berada dalam kegelapan dosa, ditebus oleh
darah Anak Domba Allah yang tersembelih selanjutnya menjadi suatu kerajaan dan
menjadi imam-imam bagi Allah dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi
untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Jadi, yang menjadi
penghiburan bagi kita adalah darah Yesus Kristus.
Kita dipilih, kita dipercaya menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam-imam bagi Allah karena darah Yesus Kristus, bukan karena siapa-siapa.
Sehingga ...
Zakharia 3: 2
(3:2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN
kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya
menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
Keadaan dari imam besar Yosua persis seperti puntung
yang telah ditarik dari api.
Upah dosa adalah maut, maka karena pakaian kotor, seharusnya imam besar Yosua binasa, tetapi oleh karena
kemurahan Tuhan, ia lepas dari maut, bagaikan puntung yang telah ditarik dari
api.
Puntung berarti tinggal sedikit lagi, tinggal
selangkah lagi maka imam besar Yosua binasa. Tetapi oleh karena kemurahan
Tuhan, imam besar Yosua tertolong, seperti puntung yang telah ditarik dari api.
Kita tentu bersyukur atas kemurahan-kemurahan Tuhan.
1 Petrus 1: 18-20
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
(1:20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru
menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Di akhir zaman ini kita dipilih menjadi imamat rajani,
oleh karena darah Anak Domba.
Pada mil-mil terakhir perjalanan rohani kita, dan pada
detik-detik terakhir kedatangan Tuhan yang sudah semakin dekat, di situ Tuhan
memilih kita menjadi pelayan-pelayan Tuhan. Itulah gambaran dari puntung yang
ditarik dari api.
Kita bersyukur, besar rahmat Tuhan atas kita. Karena seharusnya
kita binasa.
Dunia sudah tidak menentu, tanda-tanda zaman sudah
terlihat. Kalau kita masih diberi kesempatan untuk berdiri di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, biarlah
kita mengenakan pakaian pesta, bukan lagi pakaian kotor.
Kita kembali memperhatikan ...
Zakharia 3: 4-5
(3:4) yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
(3:5) Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada
kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan
pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Supaya kita layak untuk melayani Tuhan, maka seorang
imam, seorang pelayan Tuhan harus mengenakan pakaian pesta, berarti pakaian
kotor tadi telah ditanggalkan.
Berarti, seorang imam; satu di dalam tanda pengalaman
kematian dan satu dalam tanda pengalaman kebangkitan Yesus Kristus.
Mengenakan pakaian pesta = hidup baru oleh
karena kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau tetap mengenakan pakaian kotor, tidak
menanggalkan pakaian kotor, persis seperti dalam Injil Matius 22.
Matius 22: 11-13
(22:11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia
melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
(22:12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke
mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
(22:13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan
tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di
sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Kalau seorang pelayan Tuhan masih mengenakan pakaian
kotor, itu sama seperti kaki dan tangan yang terikat, ia tidak bisa melayani
Tuhan.
Sementara kita beribadah melayani Tuhan sama seperti
berada dalam perjamuan, berada di dalam pesta untuk menikmati hidangan. Kita
boleh duduk makan sehidangan dengan Allah.
Tidak mungkin kita berada di dalam suatu perjamuan,
berada dalam suatu pesta dengan mengenakan pakaian kotor. Kita duduk makan
sehidangan dengan Allah dengan pakaian kotor, nanti orang lain terganggu.
Kalau saya melayani dalam keadaan yang tidak beres,
maka sidang jemaat terganggu, maka menjadi sandungan.
Jadi, memang harus
mengenakan pakaian pesta, pakaian baru, yang lama berlalu; satu dalam tanda
pengalaman kematian dan satu dalam tanda kebangkitan Yesus Kristus.
Mari kita melayani dengan
mengenakan pakaian pesta ...
Zakharia 3: 5
(3:5) Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada
kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan
pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Imam besar Yosua telah mengenakan pakaian baru,
pakaian pesta.
Tandanya: pada kepalanya ditaruh serban tahir.
Mari kita lihat SERBAN TAHIR.
Wahyu 7: 3
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau
pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi
mereka!"
Di dahi mereka (hamba-hamba Allah) ada meterai Allah, itu menunjuk pada, serban tahir.
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion
dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi
mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Lebih rinci lagi, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Wahyu 22: 3-4
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak
Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di
dahi mereka.
Mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Wahyu 3: 12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci
Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan
nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga
dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
Jadi, di dalam hati dan
pikiran itu tidak terpisah nama-Nya dan nama Bapa-Nya, tidak terpisah dari Yerusalem yang baru, kota raja besar, itu saja yang tertulis di
dahi mereka, tidak ada yang lain lagi.
Itulah serban tahir, ditaruh di kepala.
Tidak mungkin orang yang melayani Tuhan kemudian di
dalam pikirannya tersirat hal-hal yang lain, yang jahat dan yang najis.
Jadi, di dalam hati dan
pikiran itu tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, tertulis kota
Yerusalem yang baru.
Itu saja yang ada di dalam pemikiran, tidak lebih,
tidak kurang.
Roh Kudus yang menjadi meterai (menuliskan) semua itu pada dahi dan pikiran
kita.
Jadi orang yang melayani Tuhan, hamba-hamba Tuhan,
pelayan-pelayan Tuhan tidak jauh dari nama-Nya dan nama Bapa-Nya, tidak jauh
dari Yerusalem yang baru.
Itulah tandanya seseorang melayani Tuhan dengan
mengenakan pakaian pesta, serban tahir ditaruh di kepala.
Zakharia 3: 6-7
(3:6) Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
(3:7) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup
menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu,
maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan
mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
Perkara pertama, tadi menanggalkan pakaian
kotor, supaya
mengenakan pakaian pesta, tandanya; menaruh serban
tahir di kepala.
Perkara kedua, yang harus kita perhatikan di sini adalah: “Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan
memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau
masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.”
Jadi, syarat yang kedua adalah:
a.
Hidup menurut jalan yang ditunjukkan .
b.
Melakukan tugas yang dipercayakan.
Saudaraku, kedua hal ini ada kaitannya dengan 10 hukum yang tertulis dalam Perjanjian Lama dan 10 hukum yang tertulis dalam Perjanjian
Baru.
Tentang: “Hidup
menurut jalan yang ditunjukkan.”
10 hukum yang tertulis dalam Perjanjian Lama itulah 10
hukum Taurat.
10 hukum Taurat ditulis pada dua loh batu. Hukum 1-4
ditulis pada loh batu yang pertama. Hukum 5-10 ditulis pada loh batu yang
kedua. Inti dari 10 hukum Allah yang tertulis pada 2 loh batu hanya satu, itulah
kasih.
Berarti loh batu pertama = kasih kepada Tuhan. Loh batu kedua = kasih kepada sesama.
Markus 12: 30-31
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan
segenap kekuatanmu.
(12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini."
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa
dan
segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan,
itu yang mewakili loh batu pertama. Kemudian, mengasihi sesam seperti diri sendiri, mewakili hukum yang tertulis
pada loh batu yang kedua.
Itulah yang lebih utama dari kedua hukum tersebut.
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum tersebut.
Markus 12: 32-33
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali,
Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali
Dia.
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan
korban sembelihan."
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
jiwa,
akal budi dan kekuatan, kemudian mengasihi sesama
seperti diri sendiri, lebih utama, lebih berharga dari korban bakaran dan
korban sembelihan.
-
Korban bakaran berarti mempersembahkan daging di atas
api sampai hangus.
-
Korban sembelihan berarti jiwa yang hancur hati yang
patah dan remuk.
Itu semua tidak ada artinya kalau tidak memiliki
kasih.
Itulah jalan yang Tuhan tunjukkan kepada imam besar
Yosua.
Sepuluh hukum yang tertulis pada perjanjian lama,
kalau dikaitkan pada tubuh manusia (Tabernakel rohani), itu terkena pada 10
jari yang ada pada kedua kaki.
Itulah jalan yang Tuhan tunjukkan kepada kita semua.
Kita lihat jalan itu dalam ...
1 Petrus 2: 19-21
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan
kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena
kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus
menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
Jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan itulah jalan salib.
Tapak demi tapak yang telah ditinggalkan oleh Tuhan harus diikuti tidak boleh
menyimpang ke kiri dan ke kanan. Itulah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi
dan kekuatan, kemudian mengasihi sesama seperti diri sendiri, itulah jalan yang
ditunjukkan oleh Tuhan, itulah jalan salib.
Banyak kali orang-orang kristen bahkan
pelayan-pelayan Tuhan melayani tetapi tidak sesuai dengan jalan yang
ditunjukkan oleh Tuhan. Saya sendiri mengaku masih jauh dari sempurna.
Saya tandaskan kembali, 10 jari ada pada dua kaki,
itulah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan, tapak demi tapak harus kita ikuti,
jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Tentang: “Melakukan tugas yang Tuhan
berikan”, = melayani Tuhan.
Kalau melayani Tuhan, berarti harus menggunakan dua
tangan. Kalau dikaitkan dengan 10 hukum, maka terkena kepada 10 hukum yang
tertulis dalam Perjanjian Baru.
Mari kita lihat 10 hukum yang tertulis dalam
Perjanjian Baru.
Matius 5: 2-11
(5:2) Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
(5:3) "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
(5:4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur.
(5:5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.
(5:6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(5:7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan.
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.
(5:9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.
(5:10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
(5:11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Inilah 10 hukum dalam Perjanjian Baru:
1. Berbahagialah orang yang miskin
di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
2. Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
3. Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
4. Berbahagialah orang yang lapar
dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5. Berbahagialah orang yang murah
hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
6. Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
7. Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
8. Berbahagialah orang yang dianiaya
oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
9. Berbahagialah orang yang dianiaya
oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
10. Berbahagialah kamu, jika karena
Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat.
Itulah 10 hukum yang tertulis pada Perjanjian Baru.
Kalau dikaitkan dengan Tabernakel rohani, tubuh kita (raga), maka terkena pada 10 jari yang ada pada dua tangan.
Kesimpulannya kalau kita melayani Tuhan dengan
menggunakan dua tangan, kebahagiaan sorgawi menjadi bagian kita pribadi lepas
pribadi.
Matius 5: 12
(5:12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
“Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.”
Orang yang bekerja, dia patut mendapat upah. Orang
yang melayani Tuhan patut mendapat upah.
Upah kita besar di sorga, sekalipun banyak penderitaan
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Mazmur 78: 68-72
(78:68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya;
(78:69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang
didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara
kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk
menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun
mereka dengan kecakapan tangannya.
Orang yang melayani Tuhan, melayani dengan ketulusan
hati, juga mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan dengan kecakapan tangannya.
Inilah 10 hukum yang tertulis pada Perjanjian Baru,
dikaitkan dengan Tabernakel rohani, raga manusia terkena pada 10 jari pada dua
tangan manusia.
Biarlah ini kita perhatikan dengan sungguh-sungguh
sampai akhirnya ...
Zakharia 3: 6-7
(3:6) Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
(3:7) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup
menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu,
maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan
mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
Dengan dua perkara tersebut maka imam besar Yosua akan
memerintah di rumah Tuhan dan mengurus pelataran Tuhan, kemudian Tuhan
mengizinkan imam besar Yosua masuk di antara mereka yang berdiri melayani
Tuhan.
Jadi, kelayakan untuk
melayani Tuhan bisa dilihat dari perjalanan rohani (1o hukum Perjanjian
Lama = 10 jari kaki) dan dari pelayanan seorang imam besar (10 hukum
Perjanjian Baru = 10 jari di tangan).
Saya tidak ada waktu untuk menjelaskan 10 hukum secara
rinci tetapi yang pasti orang yang melayani Tuhan akan berbahagia, bergembira
dan bersukacita, sebab besar upah yang menanti kita, kalaupun banyak aniaya dan derita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
kita kepada Tuhan
Itulah dua syarat; yang pertama; mengenakan pakaian pesta tandanya serban tahir ditaruh di kepala, syarat
yang kedua; berjalan menempuh jalan yang Tuhan tunjukkan dan mengerjakan
tugas yang Tuhan percayakan, 10 hukum pada Perjanjian Lama dan 10 hukum pada Perjanjian Baru. Pendeknya, melayani Tuhan di dalam KASIH dan BERBAHAGIA. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment