IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 24 NOVEMBER 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema:
SEPULUH TULAH.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih
Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita kembali dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biarlah
kiranya kasih karunia, damai sejahtera turun atas kita malam ini.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku
akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan
dahsyat itu.
Tuhan akan mengutus nabi Elia
kepada kita menjelang datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan dahsyat / hari
penghakiman. Dengan demikian Tuhan telah menunjukkan kemurahan hati-Nya bagi
kita.
Matius 11:11-14
(11:11) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak
pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya
Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang
menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi
dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan--jika kamu
mau menerimanya--ialah Elia yang akan datang itu.
Perhatikan kalimat: “Jika kamu mau menerimanya
ialah Elia yang akan datang itu” à pribadi Yohanes
pembaptis, sebab kitab Taurat dan para nabi telah bernubuat tentang hal itu,
oleh sebab itu kita tidak perlu ragu tentang hal itu.
Markus
9:11-12
(9:11) Lalu mereka
bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus
datang dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus:
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya,
bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan
banyak menderita dan akan dihinakan?
Elia
akan datang lebih dahulu dan memulihkan segala sesuatu.
Markus
9:13
(9:13) Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang
memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis
tentang dia."
Memang
Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, berarti;
tidak menghargai utusan Tuhan yang mendahului Dia. Orang yang tidak menghargai
utusan Tuhan = tidak menghargai segala sesuatu yang berkaitan dengan utusan
Tuhan, yaitu ibadah dan pelayanan.
Seorang
utusan Tuhan diutus untuk membawa segala kekayaan sorgawi ke bumi. Kalau kita
tidak menghargai utusan Tuhan = tidak menghargai firman Tuhan, tidak menghargai
ibadah dan pelayanan, tidak menghargai segala sesuatu yang berkaitan dengan
ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Lukas
1:15-17
(1:15) Sebab ia akan
besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia
akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;
(1:16) ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Yohanes
pembaptis “Akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah
mereka.”
Antara
lain;
-
Membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya = belas kasih.
-
Hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar = kebenaran.
Pendeknya,
di dalam pemulihan ada belas kasih dan kebenaran.
-
Tanda belas kasih; seperti
bapa menyayangi dan mengasihi anak-anaknya.
Yesus Kristus Dialah
Tuhan dan Juru selamat kita, Dia Bapa yang baik, Dia tidak memberi batu
apabila anak-Nya meminta roti, kemudian, tidak memberi ular
apabila anak-Nya meminta ikan. Seperti perempuan yang kedapatan berbuat
zinah di pagi hari,, menurut
hukum Taurat akan dilempari dengan batu sampai mati, tetapi Tuhan menyatakan
kemurahan-Nya.
Roti -> kasih karunia.
Batu -> hukum Taurat.
Kemudian, Tuhan tidak
memberi ular apabila anak-anak-Nya meminta ikan. Ikan à Roh Kudus. Tuhan
inginkan kita hidup dalam kuasa Roh Kudus dan diperlengkapi dengan
karunia-karunia Roh Kudus supaya hidup kita tidak sama seperti ular (Setan). Jadi
ada belas kasih (kasih karunia) seperti bapa menyayangi dan mengasihi
anak-anak-Nya.
-
Tanda kebenaran: seperti
anak-anak tidak mendurhaka kepada bapa.
Mendurhaka = memberontak
/ berani melawan kepada bapa.
Lukas
3:4-5
(3:4) seperti ada
tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di
padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan
ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan
diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,
“Tanda-tanda pemulihan;
-
“Setiap lembah akan
ditimbun”, artinya; tidak terlihat lagi lubang yang menampung banyak
masalah.
-
“Setiap gunung dan
bukit akan menjadi rata”, artinya; tidak terlihat lagi dosa kesombongan,
keangkuhan dan kecongkakan hati.
-
“Yang berliku-liku
akan diluruskan”, artinya; tidak ada lagi dosa dusta, dosa kelicikan, dosa
kemunafikan dan tidak ada lagi tipu daya.
-
“Yang berlekuk-lekuk akan
diratakan”, artinya; tidak ada lagi gelombang-gelombang yang menimbulkan permasalahan.
Pendeknya,
“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, inilah
pekerjaan dari Yohanes pembaptis untuk mengadakan pemulihan.
“Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan"...Lukas 3:6.
Lukas
1:17
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
“Dengan demikian menyiapkan
bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” à kehidupan yang sudah dipulihkan.
Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada
bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Kesimpulannya; kehidupan
yang dipulihkan terlepas dari penghukuman yang membinasakan (hari Tuhan).
Maleakhi 3:17
(3:17) Mereka akan
menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia.
Dan akhirnya, yang
dipulihkan (umat yang layak bagi Tuhan) menjadi milik kesayangan Tuhan pada
hari yang disiapkan-Nya.
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan
melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang
beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Dengan demikian kita
dapat melihat:
-
Perbedaan antara orang benar dan
orang fasik.
-
Antara orang yang beribadah kepada
Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Itulah akhir hidup orang
fasik dan orang yang beribadah (orang benar) kepada Tuhan.
Pertanyaannya; mengapa
Yohanes pembaptis disebut Elia yang akan datang itu?
Lukas 1:17.
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Ia (Yohanes pembaptis)
akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia sehingga
ia disebut Elia yang akan datang itu.
Biarlah kiranya kita
menghargai ibadah dan pelayanan dengan kuasa Elia sampai terjadi pemulihan, untuk
menjadi suatu umat yang layak (milik kesayangan Tuhan), dan akhirnya terlepas
dari hukuman yang membinasakan, dengan demikian kita bisa melihat perbedaan
antara orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah, antara orang fasik
dan orang yang benar, masing-masing mendapat upah sesuai dengan perbuatannya.
Sejenak
kita akan melihat kuasa Elia...
Wahyu
11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka
bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Dengan
kuasa penuh Tuhan memberi tugas kepada dua saksi, salah satunya Elia yaitu; bernubuat
dan berkabung.
Wahyu
11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka
menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan
selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air
untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis
malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
Keadaan
Elia saat bernubuat dan berkabung dibagi menjadi dua bagian;
Yang pertama.
- “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari
mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka.”
- “Jikalau ada orang yang
hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”
Yang kedua.
- “Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan.”
- “Mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
- “Mereka mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis
malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.”
Tentang:
“Mereka mempunyai kuasa untuk
memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.”
Hal
ini pernah terjadi menimpa atas Mesir namun akan terjadi lagi menjelang
datangnya hari Tuhan, itu sebabnya kita harus memperhatikan kebenaran firman
Tuhan supaya tidak menimpa kita sekalipun hal ini terjadi lagi menjelang
datangnya hari Tuhan.
1
Samuel 4:8
(4:8) Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang
maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan
berbagai-bagai tulah di padang gurun.
Tuhan
menghajar Mesir dengan berbagai-bagai tulah / dengan segala jenis malapetaka.
Secara khusus ada sepuluh tulah menimpa Mesir, semuanya itu dituliskan dengan
jelas dalam Keluaran 7-12.
Adapun
10 tulah tersebut adalah;
1.
Air menjadi darah.. Keluaran
7:20:25.
2.
Katak.. Keluaran 8:1-15.
3.
Nyamuk ... Keluaran 8:16-19.
4.
Lalat pikat... Keluaran
8:20-32.
5.
Penyakit sampar kepada
ternak ... Keluaran 9:1-7.
6.
Barah...Keluaran 9:8-12.
7.
Hujan es.. Keluaran 9:13-35.
8.
Belalang ... Keluaran 10:1-20.
9.
Gelap gulita .. Keluaran
10:21-29.
10.
Kematian anak-anak sulung
... Keluaran 12:29-30.
Penyebab terjadinya 10 tulah menimpa Mesir dan Firaun.
Keluaran
5:1
(5:1) Kemudian Musa dan
Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku
di padang gurun."
Musa menghadap Firaun
untuk memberitahukan firman Tuhan yang bunyinya; “Biarkanlah umat-Ku pergi
untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
Keluaran
5:2
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus
kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku
TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."
Tetapi
Firaun berkata; "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya
untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga
aku akan membiarkan orang Israel pergi."
Pendeknya,
Firaun tidak mau mendengarkan firman Allah karena ia tidak mau membiarkan
bangsa Israel pergi dari Mesir.
Firaun
tidak mau mengenal Tuhan bahkan tidak mau tahu tentang Tuhan, itu sebabnya ia
tidak mau mendengarkan firman Tuhan.
Sesudah
itu Musa masih menghadap Firaun sebanyak enam kali untuk membawa pesan Allah
yang bunyinya; “Biarlah umat-Ku itu pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Yang
pertama: ketika Musa mengadakan tulah pertama (Keluaran 7:16).
Yang
kedua: ketika Musa mengadakan tulah kedua (Keluaran 8:13).
Yang
ketiga: ketika Musa mengadakan tulah keempat (Keluaran 8:20)
Yang
keempat: ketika Musa mengadakan tulah kelima (Keluaran 9:1)
Yang
kelima: Ketika Musa mengadakan tulah ketujuh (Keluaran 9:13)
Yang
keenam: Ketika Musa mengadakan tulah kedelapan (Keluaran 10:3)
Demikianlah
enam tulah terjadi ketika musa membawa kabar berita kepada Firaun, yang
bunyinya; “Biarlah umat-Ku itu pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Keluaran
7:1-3
(7:1) Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan
Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
(7:2) Engkau harus
mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus
berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari
negerinya.
(7:3) Tetapi Aku akan
mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan
mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
Penyebab terjadinya tulah (segala jenis malapetaka menimpa Mesir)
adalah; karena kekerasan hati Firaun. Ini harus menjadi perhatian kita
dengan serius. Orang yang mempertahankan dirinya di dalam kebodohan, itu juga
disebut orang keras hati. Nah, orang semacam ini akan ditimpa dengan segala
jenis malapetaka, itulah yang disebut tulah sebagai penghukuman kepada orang
yang keras hati secara khusus kepada orang yang masih mempertahankan kelemahan,
harga diri. Perhatikan firman ini dengan sungguh-sungguh supaya tulah /
malapetaka tidak terjadi terhadap kita sekaliannya.
1
Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan
kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau
telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai
raja."
Kedegilan / keras hati = menyembah berhala dan terafim. Jadi sekalipun
seseorang tidak mendirikan patung atau arca di rumah masing-masing, tetapi
kalau dia masih mempertahankan keras hatinya itu juga disebut penyembahan berhala.
Sebab orang yang keras hati,
akan mendurhaka terhadap firman Tuhan = tidak dengar-dengaran. Padahal, mendengar
firman Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan korban sembelihan.
Korban sembelihan kepada Tuhan adalah; “Jiwa
yang hancur, hati yang patah dan remuk”, namun semuanya itu menjadi tidak
berarti kalau dia tidak mau dengar-dengaran / tidak dengar firman Tuhan.
Kemudian, memperhatikan
firman Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan lemak domba jantan. Lemak
artinya; memuji Tuhan lewat bermazmur dan bernyanyi bagi Tuhan. Sekalipun
seseorang memuji-muji Tuhan lewat nyanyian dan mazmur kepada Tuhan, itu tidak
akan lebih berarti dari pada memperhatikan firman Tuhan. Bisa saja seseorang
mulutnya memuji dan memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan / tidak
memperhatikan firman Tuhan.
Ukuran kekerasan
hati / penyembahan berhala.
Keluaran 5:1-2
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata
kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi
untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus
kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku
TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."
Firaun tidak mau mengenal
bahkan tidak mau peduli kepada Tuhan Allah bangsa Israel sehingga ia tidak mau
mendengarkan bunyi firman Tuhan. Adapun bunyi firman Tuhan itu ada pada ayat
1; “Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan
bagi-Ku di padang gurun."
Keluaran 5:4-5
(5:4) Tetapi raja Mesir
berkata kepada mereka: "Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa
ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu!"
(5:5) Lagi kata Firaun:
"Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu
hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!"
Firaun tidak mau mendengarkan
firman Tuhan, karena Firaun menginginkan Israel kerja paksa di Mesir. Jadi
kalau seseorang lebih mengutamakan pekerjaan, kesibukan di dunia, itulah ukuran
kekerasan hati seseorang. Semakin banyak dia mengerjakan pekerjaan di dunia
maka tentu dia akan semakin lupa ibadah dan pelayanan, itu ukuran kekerasan
hati.
Orang yang sibuk dengan
pekerjaan, sibuk dengan segala kesibukan di dunia, maka perhatiannya terhadap
ibadah dan pelayanan akan semakin sedikit. Semakin sibuk dengan pekerjaan maka
tentu hatinya semakin jauh dari Tuhan disitu kita bisa mengukur kekerasan hati
seseorang. Perhatikan orang yang tidak beribadah, pasti keras hati, itu tidak
bisa di pungkiri, kita harus bercermin kepada firman.
Keluaran 5:9
(5:9) Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka
terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan
dusta."
Pekerjaan
bangsa Israel semakin diperberat oleh Firaun, sebab; kalau pekerjaan semakin
banyak, akan semakin terikat dengan pekerjaan. Apabila seseorang semakin
sibuk dengan pekerjaannya maka ia akan semakin terikat dengan pekerjaannya,
dengan demikian hatinya semakin jauh dari Tuhan.
Kalau
seseorang sudah terikat dengan pekerjaan maka ia terlepas dari Tuhan, sebaliknya
kalau terikat dengan Tuhan (terikat dengan kegiatan Roh, dengan ibadah dan
pelayanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Tuhan), maka terlepas dari kesibukan
di dunia. Setan terlalu licik, dia begitu paham supaya bangsa Israel terikat
dengan pekerjaan (berhala).
Hati-hati
Setan ini cerdik tetapi tidak tulus, dia berikan pekerjaan lebih banyak dan pekerjaan
itu lebih menantang, menurut ukuran duniawi sepertinya memberi jaminan sehingga
hati dan pikiran seseorang akan semakin terikat dan tertuju pada pekerjaan itu.
Semakin diperbanyak pekerjaan tentu pendapatan juga akan semakin bertambah
sehingga hati dan pikiran manusia semakin terikat dengan pekerjaan itu,
hebatnya Setan di situ.
Kemudian, pada ayat 9
itu juga Firaun berkata; “Jangan memperdulikan perkataan dusta.” Maksud perkataan
dusta adalah, sesuai dengan pada ayat 3.
Keluaran
5:3
(5:3) Lalu kata mereka: "Allah orang Ibrani telah menemui kami;
izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya,
untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti
mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang."
“Izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan
jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan
nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang." Inilah perkataan dusta yang
dimaksud oleh Firaun.
Sesungguhnya,
beribadah kepada Tuhan berarti; mempersembahkan korban kepada Tuhan. Tujuannya;
supaya tidak mengalami dua hal; penyakit sampar dan pedang.
Sakit rohani; luka-luka di batin, akar pahit, dendam
dan lain sebagainya, itu penyakit rohani. Sedangkan penyakit lahiriah; luka-luka
pada tubuh, namun percayalah kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan ini dengan
iman kepada Tuhan maka bilur-bilur-Nya akan memberi kesembuhan. Itu telah saya
alami dan apa yang saya alami, saya sampaikan, saya bagikan. Sesungguhnya, tidak ada penyakit yang tidak
bisa disembuhkan oleh Tuhan, terlalu kecil bagi Tuhan sekalipun penyakit
kronis, kalau Tuhan mau itu bisa sembuh.
Juga
Tuhan menjauhkan pedang kalau kita sungguh-sungguh menjalankan ibadah
ini dengan iman kepada Tuhan, niscaya kita dijauhkan dari pedang dari
permusuhan, pertikaian, dijauhkan dari perselisihan dari orang-orang yang di
sekitar kita, karena ibadah ini mengandung janji dan kuasa.
Inilah
yang dimaksud Firaun dengan perkataan dusta.
Keluaran
5:7
(5:7) "Tidak boleh lagi kamu memberikan jerami kepada bangsa itu
untuk membuat batu bata, seperti sampai sekarang; biarlah mereka sendiri yang
pergi mengumpulkan jerami,
Karena Musa mendesak Firaun
supaya bangsa Israel keluar dari Mesir, sebaliknya Firaun memberi perintah
kepada pengawas-pengawas Mesir supaya tidak memberikan jerami sebagai alat
bakar untuk membuat batu bata. Dengan demikian, penderitaan bangsa Israel
semakin berat.
Keluaran 5:10-11
(5:10) Maka para pengerah
bangsa itu dan para mandurnya pergi dan berkata kepada mereka: "Beginilah
kata Firaun: Aku tidak memberi jerami lagi kepadamu.
(5:11) Pergilah kamu sendiri mengambil jerami, di mana saja kamu
mendapatnya, tetapi pekerjaanmu sedikitpun tidak boleh kurang."
Bangsa
Israel tidak lagi mendapat jerami untuk membuat (membakar) batu bata, mereka
harus mengumpulkan sendiri jerami tetapi hasil pekerjaan tidak boleh kurang,
berarti kondisi bangsa Israel semakin diperberat. Tetapi banyak orang Kristen
tidak menyadari hal yang demikian, semakin pekerjaan banyak, sebetulnya
keadaannya akan semakin diperberat. Semakin banyak tanggungjawab secara
lahiriah di dunia ini maka keadaan seseorang akan semakin susah sebetulnya,
tetapi banyak orang Kristen tidak menyadari itu, dia hanya memikirkan makin
banyak pekerjaan tentu penghasilan/uang juga akan semakin banyak, tetapi dia
tidak tahu dibalik itu kondisi rohaninya, justru semakin susah.
Keluaran
1: 11
(1:11) Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan
kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni
Pitom dan Raamses.
Pengawas-pengawas
rodi ditempatkan atas bangsa Israel untuk menindas mereka dengan kerja paksa.
Keluaran
1:13-14
(1:13) Lalu dengan kejam
orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan
hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu
bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan
kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Semakin
pekerjaan itu berat akan semakin memahitkan hidup bangsa Israel. Sama halnya
bila seseorang diperbudak dosa dengan berat, tanpa hari perhentian (tanpa
ibadah dan pelayanan), akan semakin memahitkan hidup seseorang.
Banyak orang Kristen malas beribadah, dia berpikir bahwa ibadah itu memperberat
hidupnya, menyita waktunya, justru di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini
kita dijamah Tuhan dan dilawat Tuhan, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan
untuk menyelesaikan segala masalah.
Sebagaimana
tujuan dari ibadah yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah.
1.
Supaya mengikuti contoh
teladan Allah (Keluaran 20:11).
2.
Supaya terlepas dari
perbudakan dosa (Ulangan 5:15).
Perlu
untuk diketahui:
Kalau
seseorang lupa terhadap Tuhan karena kesibukan di dunia sama dengan dua
hal, yaitu;
Yang pertama: mengerjakan tanah liat dan batu bata.
Tanah
liat dan batu bata à daging dengan segala
tabiat-tabiatnya.
Yang kedua: sama dengan mengerjakan berbagai-bagai pekerjaan di
padang (kesibukan – kesibukan yang ada di dalam dunia), berarti sibuk
dengan perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di bawah ini, itu adalah
kesia-siaan karena ia akan mengecilkan perkara di atas. Segala sesuatu yang kita
dapat di dunia ini, entah itu harta, kekayaan, kemudian ada dalam kedudukan dan
jabatan yang tinggi bahkan memiliki uang yang banyak itu tidak memberi jaminan,
itu sebabnya saya katakan; perkara di bawah, perkara di bumi ini adalah
kesia-siaan, tetapi ibadah mengandung janji, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Jalan keluarnya.
Keluaran
5:1-3
(5:1) Kemudian Musa dan
Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan
bagi-Ku di padang gurun."
(5:2) Tetapi Firaun
berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk
membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku
akan membiarkan orang Israel pergi."
(5:3) Lalu kata mereka: "Allah orang
Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga
hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami,
supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang."
Beribadah
di padang gurun tujuannya adalah; untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, sebab
beribadah kepada Tuhan tidak boleh dengan tangan yang hampa. Pendeknya, hidup
ini harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Kalau seseorang tidak
paham tentang ibadah, maka sama seperti orang yang menjalankan ibadah liturgis,
ibadah lahiriah, ibadah yang dijalankan secara rutinitas. Misalnya: dari pihak
sidang jemaat datang (beribadah), duduk, diam dan pulang. Dari pihak pendeta / gembala
sidang / pemberita firman; menyampaikan firman Tuhan hanya sebagai tugas,
tetapi tidak memperhatikan kawanan domba Allah, tidak memperhatikan keadaan
rohani sidang jemaat = tidak bertanggungjawab, ia tidak tahu bahwa sidang
jemaat sedang; memberontak, melawan, muak terhadap firman atau kulitnya sudah
mulai kudisan, bulunya mulai rontok, dia tidak peduli, bahkan dia hanya bisa
memeras susunya, bahkan sampai keluar darah dan hanya bisa memotong bulunya.
Itu ibadah yang dijalankan secara rutinitas, ibadah yang dijalankan secara
lahiriah, tetapi yang benar beribadah tujuannya untuk mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Sungguh-sungguhlah
mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, pekerjaan hari ini harus lebih baik dan
lebih banyak dari hari yang kemarin, pekerjaan hari ini harus lebih baik dari
hari yang kemarin. Korban yang kita persembahkan hari ini harus lebih banyak
dari hari-hari kemarin (dari waktu-waktu yang lalu) dalam segala sesuatu.
Roma
12:1
(12:1) Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ibadah yang sejati kepada Tuhan adalah; mempersembahkan korban kepada Tuhan,
yaitu mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus, dan yang berkenan. Berarti, tidak boleh menjalankan ibadah
tanpa mempersembahkan korban (ibadah rutinitas / ibadah lahiriah). Nasihat ini
datang karena kemurahan hati Tuhan.
Kemurahan
= kasih karunia = yang tidak layak menjadi layak, misalnya; orang bodoh
menjadi bijaksana, orang berdosa mendapat pengampunan, itu kemurahan.
Pendeknya,
kita menjalankan ibadah ini supaya kita memperoleh kasih karunia, yang tidak
layak menjadi layak.
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah, yang dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel
yaitu;
Persembahan yang
hidup à kemuliaan Allah di dalam kerajaan-Nya = hidup kekal, sedangkan
hidup di bumi, sifatnya sementara.
Persembahan yang hidup bila dikaitkan dengan
Pengajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci.
Praktek persembahan yang hidup bagaikan; tabut
perjanjian yang ada di dalam Ruangan Maha Suci.
Berbicara tentang tabut perjanjian, itu berbicara
tentang persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala = ada hubungan intim
/ nikah dengan Tuhan. Ketika terjadi hubungan intim, itu sama seperti orang
yang berlogat ganjil, berbahasa asing, berbahasa lidah, menyanyikan suatu
nyanyian yang tidak dapat dimengerti orang lain = itu nyanyian kemenangan.
Nyanyian kemenangan disebut juga dengan nyanyian baru, berarti yang lama telah
berlalu, itu yang kita alami ketika terjadi hubungan intim.
Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian;
a.
Peti dari tabut
perjanjian à gereja Tuhan yang telah disempurnakan.
Peti dari tabut perjanjian ini terbuat dari kayu penaga tetapi telah
dilapisi dengan emas, sehingga tidak terlihat lagi tabiat-tabiat dari daging
itu sendiri. Jadi tabiat Ilahi telah menutup tabiat daging.
Tabiat Ilahi itu persis seperti emas, murni tidak berubah-ubah, tidak
dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, dan tidak dapat dipengaruhi oleh situasi,
kondisi dan keadaan. Persis seperti empat makhluk hidup; bersayap enam di
sekelilingnya artinya; tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging, kemudian penuh
dengan mata artinya; hidup dalam terang, juga dibelakang ada mata, artinya;
dosa masa lalu telah diselesaikan, juga mata ada di depan artinya; perjalanan
hidup di depan berada dalam terang dan empat makhluk tersebut selalu menyerukan
kekudusan Allah yang bersumber dari Alfa dan Omega; yang ada, yang sudah ada,
dan yang akan datang.
b.
Tutup pendamaian, semua itu terbuat dari
emas murni à pribadi Yesus Kristus, Dialah kepala yang
menyelamatkan tubuh, kemudian dua kerub di atas tutup pendamaian.
Kerub yang pertama à Allah Bapa. Kerub
kedua à Allah Roh Kudus, berarti tutup pendamaian dengan dua kerub
di atasnya à pribadi Tuhan Yesus Kristus dengan tabiatnya; Tuhan = Bapa, tabiat-Nya kasih, Yesus = Anak, tabiat-Nya hidup benar
sesuai dengan firman, kemudian Kristus
= Roh Kudus dan tabiat-Nya; menguatkan, menolong, menghibur, menyertai dan
mengajar kita dalam segala sesuatu. Itu yang disebut hidup, memiliki tiga Oknum
Allah, yaitu; Bapa, Anak dan Roh Kudus dengan tabiat-tabiat-Nya.
Persembahan yang
kudus.
Dalam pelajaran Tabernakel terkena kepada Ruangan
Suci.
Prakteknya, sesuai dengan tiga alat di dalamnya,
berarti; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Adapun tiga alat tersebut;
-
Meja roti sajian à ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-
Pelita emas à ketekunan dalam Ibadah
Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
-
Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah
Doa Penyembahan.
Tiga
alat di dalam Ruangan Suci dikaitkan dengan tiga hal yang terjadi saat Allah
turun di atas gunung Sinai...
Keluaran
19:15-16, 18-20
(19:15) Maka kata Musa
kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah
kamu bersetubuh dengan perempuan."
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar,
ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi
sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada
di perkemahan.
(19:18) Gunung Sinai
ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api;
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar
sangat.
(19:19) Bunyi sangkakala kian
lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
(19:20) Lalu turunlah
TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil
Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Pada saat Tuhan turun ke
atas gunung Sinai tiga hal terjadi;
-
Ada bunyi guruh menderu dan kilat.
Kalau dikaitkan dengan
tiga alat yang ada di dalam Tabernakel terkena kepada Pelita emas. Kehidupan yang diurapi
menjadi kesaksian (terang), contoh teladan dalam perkataan, solah tingkah,
gerak-gerik sekecil apapun. Kemudian, kesaksian mereka adalah kesaksian yang
dahsyat seperti deru guruh yang menderu. Selama 150 hari air bah menimpa dunia
ini dan menghapuskan segala yang bernafas termasuk pohon-pohonan, tetapi pohon
zaitun tetap berdiri bahkan daunnya tetap segar tidak layu, artinya kehidupan
yang diurapi menjadi terang dan kesaksian yang dahsyat. Air bah -> dosa
kenajisan.
-
Awan padat di atas gunung.
Dalam Pengajaran Tabernakel
terkena pada Mezbah dupa à
doa penyembahan. Di hari-hari terakhir ini kita harus menjadi mezbah dupa
besar, hidup dalam doa penyembahan yang besar = awan padat.
Hiduplah dalam doa
penyembahan yang besar, mengingat keadaan hari-hari ini semakin sukar dan
sulit, keadaan hari esok semakin sukar dan sulit. Kita mampu menghadapi masa
yang sukar itu kalau kita menjadi mezbah dupa yang besar. Kita tidak akan
mungkin mampu menghadapi ular tua naga
besar kalau kita tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar, juga tidak
mungkin mengalahkan pelacur besar itulah
Babel kalau tidak hidup dalam penyembahan besar. Kita tidak mungkin
mengalahkan antikris dan patungnya dan bilangan namanya (666) kalau
tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar, kita tidak mungkin mengalahkan dunia, dengan arusnya yang besar kalau
kita tidak hidup dalam penyembahan yang besar. Dunia ini arusnya kuat sekali, sebab
kerajaan dunia dan kemegahannya mempunyai daya tarik yang luar biasa.
-
Bunyi sangkakala.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel
terkena kepada Meja roti sajian.
Kemudian, bunyi
sangkakala itu kian lama kian keras sesuai dengan Keluaran 19:19, ini
menunjuk kepada pengajaran salib = Injil kerajaan = makanan keras untuk
mendewasakan hidup rohani kita sehingga kita dapat membedakan mana yang baik,
mana yang tidak baik. Juga kegunaan makanan keras; melatih panca indera.
Saudaraku tiga hal ini terjadi saat Tuhan
turun ke atas gunung Sinai, berarti tekun dalam tiga macam ibadah pokok itu adalah
ibadah yang berasal dari Allah, berasal dari sorga, itu bukan ibadah buatan
tangan manusia, bukan ibadah buatan pendeta. Dalam hal ini saudara tidak perlu sangsi dan ragu
tentang kebenarannya, supaya kita jangan berdalih atau mencari alasan untuk
jauh dari tiga macam ibadah pokok.
Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah
pokok, itu sama seperti pada “Waktu
terbit fajar’’...Keluaran 19:16.
Waktu terbit fajar berarti dilepaskan dari
kegelapan dihantar di dalam terang. Ini terjadi oleh karena darah Anak Domba.
Jadi yang melepaskan bangsa Israel dari Mesir adalah darah Anak Domba Paskah
yang disembelih pada waktu senja, kemudian darahnya itu disapukan pada ambang
atas dan pada kedua tiang pintu. Kemudian, semalam-malaman bangsa Israel tidak
boleh keluar dari kemah itu, sebab Tuhan akan menjalani Mesir, untuk
menulahinya, apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan kedua tiang pintu
itu maka Tuhan akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke
dalam rumah itu untuk menulahi…Keluaran
12:23.
Darah pada ambang atas dan pada tiang pintu,
artinya; ada tanda darah pada tubuh, jiwa, dan roh.
Maka kalau kita perhatikan dalam Ibrani 10:22-26,
orang yang melepaskan tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak berlaku atas
dia, terkhusus imam-imam.
Perjalanan bangsa Israel setelah terlepas dari
gelap dihantarkan dalam terang:
Dari Mesir Tuhan yang menuntun bangsa Israel
dengan tongkat, untuk membelah laut Teberau sampai tiba di padang gurun
selama tiga hari perjalanan jauhnya.
Dari gunung Sinai, sampai ke tanah Kanaan dituntun
oleh tabut perjanjian supaya tidak tersesat di padang gurun, sebab bangsa
Israel belum pernah melalui jalan itu.
Jadi, kuasa darah Yesus melepaskan bangsa Israel
dari kegelapan dan dihantar dalam terang yang kekal; tanah Kanaan, Yerusalem yang baru.
Kita bersyukur kepada Tuhan, rahmat-Nya besar, kemurahan-Nya besar, nasihat
supaya kita menjalankan ibadah yang sejati hanya karena kemurahan...Roma
12:1.
Tidak ada orang yang pernah naik ke sorga
selain Dia (Anak) yang turun ke bumi. Jadi, jangan percaya kepada orang yang
berani mengaku; berkali-kali naik turun sorga. Oleh sebab itu bangsa Israel
harus mengikuti tabut perjanjian, darah Yesus tidak hanya berlaku hari ini,
besok dan lusa, darah Yesus membawa kita sampai kepada terang dan kemuliaan
yang kekal.
Persembahan yang berkenan.
Dalam
pengajaran Tabernakel terkena kepada halaman.
Praktek
untuk berkenan; sesuai dengan dua alat yang ada di halaman;
-
Mezbah korban bakaran à pertobatan.
Tanda pertobatan; terjadi
penyaliban terhadap daging, seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku di
atas kayu salib dan lambung yang ditombak keluar darah dan air.
-
Kolam pembasuhan à baptisan air = baptisan Kristus.
Baptisan Kristus berarti
satu dalam kematian-Nya.... sesuai dengan Roma 3:3-6.
Perlu untuk diketahui,
kalau kita satu dalam kematian-Nya berarti kita juga satu di dalam
kebangkitan-Nya sehingga ibadah yang kita jalankan ini tidak menjadi sia-sia.
Kuasa kematian Yesus; mengubur hidup yang
lama. Kuasa kebangkitan Yesus; hidup
dalam hidup yang baru.
Tanda hidup baru;
1.
Melayani dalam kesucian.
2.
Hidup di dalam roh.
Sampai menjadi buah sulung di hadapan Tuhan (mempersembahkan
buah sulung).
Kolose 2:12-13
(2:12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam
baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu
kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
(2:13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh
pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan
Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,
Oleh kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, bangsa
kafir (bangsa yang tidak bersunat) mendapat kemurahan. Kita dihidupkan kembali
oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. ini harus kita perhatikan
sungguh-sungguh.
Filipi 3:9-10
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan
kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran
karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan
berdasarkan kepercayaan.
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Ciri-ciri orang yang dibenarkan oleh karena
iman; mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya supaya menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Dimulai
dari persekutuan dalam penderitaan-Nya, selanjutnya ada tanda di dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan, ini ciri-ciri orang yang dibenarkan oleh iman.
Mari kita menjalankan
ibadah yang sejati, berarti mempersembahkan tubuh kita sebagai korban persembahan
yang hidup yang kudus dan yang berkenan. Orang yang
berkenan adalah orang yang dibenarkan oleh darah Yesus. Karena kebenaran hukum Taurat, Tuhan tidak berkenan.
Bangsa kafir mendapat
kemurahan siapa yang bisa menolak, siapa yang akan mempersalahkan Tuhan apabila
Ia menyatakan kemurahan-Nya kepada orang yang berkenan?
Roma 9:11
(9:11) Sebab waktu
anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat,
--supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan
perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—
Pemilihan Tuhan
diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan seseorang, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.
Tuhan memanggil kita dari kegelapan dihantarkan dalam terang, oleh karena darah
Yesus kristus. Kita dipilih selanjutnya diteguhkan bukan karena kemampuan kita
namun oleh karena kemurahan-Nya, oleh karena darah salib.
Yang sudah melayani (dipilih)
karena kemurahan Tuhan harus menghargai darah salib. Kita menjalankan ibadah
ini bukan karena kekuatan tetapi karena panggilan, darah salib Kristus. jadi
jangan pernah ada orang bermegah terhadap jasa-jasanya, terhadap
pengorbanannya, bermegahlah atas kelemahannya (sengsara salib) supaya pilihan
itu semakin diteguhkan. Bangsa yang terpilih adalah umat kepunyaan Allah,
bangsa yang kudus, imamat rajani.
Roma 9:12-18
(9:12) dikatakan kepada
Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada
tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman
kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh
belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah
hati."
(9:16) Jadi hal itu tidak
tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati
Allah.
(9:17) Sebab Kitab Suci
berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu
supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku
dimasyhurkan di seluruh bumi."
(9:18) Jadi Ia menaruh
belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa
yang dikehendaki-Nya.
Tuhan menaruh belas kasih
kepada siapa Ia menaruh belas kasih, Tuhan berkemurahan kepada siapa Dia mau
bermurah hati, tetapi Tuhan menegarkan hati orang yang keras hati, supaya nama
Tuhan dimasyurkan di alam jagad ini.
Apakah Tuhan tidak adil?
Mustahil, Tuhan itu adil. Perhatikan firman Tuhan sungguh-sungguh jangan keraskan
hati, hargai kemurahan hati Tuhan. Dua hal terjadi, yaitu; pemilihan kepada
orang-orang pilihan dan diteguhkan berdasarkan panggilan oleh karena darah
Kristus, kemudian Tuhan membangkitkan Firaun menegarkan hatinya karena Firaun
mengeraskan hati. Dua hal ini harus terjadi supaya nama Tuhan dimasyhurkan. Sekarang
bagaimana? Mau beribadah di gunung Tuhan? Berarti mempersembahkan korban sebagai persembahan yang hidup, kudus
dan berkenan atau tetap mengeraskan hati seperti Firaun? Pilih mana? Hal ini sudah
pernah terjadi dan akan terjadi lagi menjelang datangnya hari Tuhan, masih
tetap mengeraskan hati? Masih tetap menegarkan hati? Masih tetap mempertahankan
kebodohan masa lalu? Masih bertahan dengan tabiat-tabiat lama? Tuhan menegarkan
hati orang yang keras hati, tetapi pilihan akan semakin diteguhkan oleh darah
Yesus. Kemurahan terjadi kalau kita menghargai darah salib Kristus, sekalipun
kita bangsa kafir, orang bodoh, orang yang tidak bersunat, pilihan akan semakin
diteguhkan oleh darah salib. Bukankah Esau anak sulung, Yakub anak kedua?
Tetapi Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci Esau semua karena kemurahan Tuhan,
pilihan diteguhkan berdasarkan panggilan bukan berdasarkan perbuatan
(kemampuan, kepandaian) jangan keraskan
hatimu. Amin.
Tuhan
Yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment