Ibadah Pendalaman Alkitab, 10 NOVEMBER 2017
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: AIR BERUBAH MENJADI DARAH.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Kita segera memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi.
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang
datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Tuhan
mengutus nabi Elia kepada kita menjelang datangnya hari Tuhan, hari yang besar
dan dahsyat. Dengan demikian Tuhan telah menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada
kita.
Matius
11:11-14
(11:11) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak
pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya
Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang
menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi
dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan--jika kamu
mau menerimanya--ialah Elia yang akan datang itu.
Perhatikan kalimat: “Jika kamu mau menerimanya
ialah Elia yang akan datang itu” à pribadi Yohanes
pembaptis, sebab kitab Taurat dan para nabi telah bernubuat tentang hal itu,
jadi kita tidak perlu ragu.
Markus
9:11-12
(9:11) Lalu mereka
bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus
datang dahulu?"
(9:12 Jawab Yesus:
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya,
bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan
banyak menderita dan akan dihinakan?
Memang
Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu, itu janji firman Tuhan. Biarlah
kiranya apa yang dijanjikan Tuhan ini kita hargai, kita boleh merasakan firman
nabi dengan pelayanan kuasa Elia.
Lukas
1:16-17
(1:16) ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Ia
(Yohanes pembaptis) akan membuat banyak orang Israel akan berbalik pada Tuhan
Allah mereka, antara lain:
- “Ia membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.”
- “Ia membuat hati orang-orang durhaka berbalik kepada pikiran orang-orang
benar.”
Pendeknya,
di dalam pemulihan ada belas kasih dan kebenaran.
Kesimpulannya, dengan terjadinya
pemulihan tersebut Yohanes pembaptis telah
menyiapkan
suatu umat yang layak bagi Tuhan.
Maleakhi
3:17-18
(3:17) Mereka akan
menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia.
(3:18) Maka kamu akan
melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang
beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Di
sini kita melihat hal yang sama dalam Lukas 1:16-17 tadi yaitu;
-
Allah mengasihani
umat-Nya (ada belas kasih).
-
Terlihat perbedaan antara
orang benar dengan orang fasik (ada kebenaran).
·
Orang benar à orang-orang yang
beribadah.
·
Orang fasik à orang-orang yang tidak
beribadah.
Lukas 3:4-5
(3:4) seperti ada
tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di
padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan
ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan
diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,
Yohanes pembaptis mengadakan
pemulihan / mempersiapkan jalan untuk Tuhan.
Tanda-tanda pemulihan:
a.
“Setiap lembah akan
ditimbun,” artinya; tidak terlihat lagi persoalan, sebab lobang / lembah menampung
segala jenis persoalan.
b.
“Setiap gunung dan bukit
akan menjadi rata,” artinya tidak terlihat lagi dosa kecongkakan, kesombongan
dan ketinggian hati.
c.
“Yang berliku-liku
akan diluruskan,” artinya; tidak ada lagi dosa dusta, kelicikan dan
kemunafikan.
d.
“Yang berlekuk-lekuk akan
diratakan,” artinya; tidak ada lagi gelombang-gelombang yang menimbulkan masalah.
Lukas 3:6
(3:6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."
Dan
akhirnya semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan itu.
Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya
dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi
sehingga musnah.
Perhatikan
kalimat: “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya
dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya” berarti di sini:
-
Ada belas kasih.
-
Ada kebenaran.
Kemudian,
kehidupan yang dipulihkan menjadi suatu umat yang layak bagi-Nya, berarti;
terlepas dari penghukuman yang membinasakan. Kehidupan yang dipulihkan tadi
seperti bapa berbalik kepada anak dan hati anak kepada bapanya. Kalau bapa
berbalik kepada anak ada belas kasih, kalau hati anak berbalik kepada bapa; ada
kebenaran sebab terlepas dari roh pendurhakaan, pemberontakan kepada Tuhan. Dia
Bapa yang mengasihi kita dan kita menjadi anak yang tidak lagi mendurhaka,
itulah pemulihan.
Pertanyaannya;
Mengapa Yohanes pembaptis disebut Elia yang akan datang itu?
Lukas
1:17
(1:17) dan ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
Dan
ia (Yohanes pembaptis) akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa
Elia.
Keterangan:
BERJALAN DALAM KUASA ELIA.
Wahyu
11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka
bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Tugas
Elia selama 1260 hari: Bernubuat sambil berkabung.
Wahyu
11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka
menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai
kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan
mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan
untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka
menghendakinya.
Keadaan
Elia saat bernubuat dibagi menjadi dua bagian:
Yang pertama.
- “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari
mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka.”
- “Jikalau ada orang yang
hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”
Yang kedua.
- “Mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan.”
- “Mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
- “Mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.”
Saatnya
kita memperhatikan tentang: “Mempunyai kuasa atas segala air untuk
mengubahnya menjadi darah.”
Sebetulnya
hal ini adalah kuasa Tuhan yang pernah dilakukan Musa menghadapi kekerasan hati
Firaun raja Mesir. Namun hal ini akan terjadi lagi dilakukan oleh Elia dan Musa
menjelang datangnya hari Tuhan. Karena hal ini akan terjadi lagi menjelang
datangnya hari Tuhan, maka marilah kita mendengarkan firman ini dengan baik
jangan diabaikan begitu saja.
Keluaran
7:14-18
(7:14) Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu
pergi.
(7:15) Pergilah kepada Firaun
pada waktu pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di
tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah
menjadi ular.
(7:16) Dan katakanlah
kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk
mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di
padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
(7:17) Sebab itu
beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah
TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di
sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18 )dan ikan yang
dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang
Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."
Tuhan
mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan
/ kerja paksa di Mesir.
Tujuannya;
supaya bangsa Israel dapat beribadah kepada Tuhan Allah di padang gurun (di
gunung Sinai).
Marilah kita lihat kebenarannya...
Keluaran
19:1-2
(19:1) Pada bulan ketiga
setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai
pada hari itu juga.
(19:2) Setelah mereka
berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka
berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.
Pada
bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di
padang gurun Sinai lalu mereka berkemah / beribadah kepada Tuhan Allah Israel.
Keluaran
19:16
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada
guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala
yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
Keluaran
20:18
(20:18) Seluruh bangsa
itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala
berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka
berdiri jauh-jauh.
Di
tengah–tengah ibadah akan terlihat tiga hal yaitu;
1.
Kilat sabung-menyabung.
2.
Sangkakala berbunyi.
3.
Awan pada di atas gunung
(gunung berasap).
Suasana
gunung Sinai (suasana ibadah) kalau dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel
terkena kepada Ruangan Suci, sedangkan tiga hal di atas gunung Sinai
tersebut à tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
Adapun
ketiga hal tersebut:
1.
“Kilat sabung-menyabung”
terkena kepada pelita emas à ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu
disertai dengan kesaksian.
2.
“Sangkakala berbunyi”
terkena kepada meja dengan 12 ketul roti di atasnya (meja roti sajian) à ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
3.
“Awan padat di atas
gunung” (gunung berasap), terkena kepada mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah
Doa Penyembahan.
Itulah
suasana gunung Sinai/suasana ibadah, yang dikaitkan dengan tiga macam alat di
dalam ruangan suci.
Jadi
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu bukan buatan tangan manusia, itu
dari sorga / dari Allah itu adalah ibadah di atas gunung Tuhan. Jangan pernah
ada diantara kita mengira ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu adalah
buatan tangan manusia / pendeta, bukan. Maka saya tandaskan, saat kita tekun dalam
tiga macam ibadah pokok, itu kemurahan Tuhan. Jadi, ibadah di bumi pantulan
dari ibadah di sorga. Perlu untuk
diketahui, apa yang terikat di bumi terikat di sorga, apa yang terlepas di bumi
terlepas di sorga. Jadi kalau mau masuk ke sorga berarti harus tekun dalam tiga
macam ibadah pokok!
Tidak
usah ragu lagi soal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel terkhusus tentang
tiga macam ibadah pokok, kemurahanlah itu bagi kita semua. Kita ini kan bukan
orang terpandang, hina, orang pinggiran, bagi dunia tetapi cukup berarti bagi
Tuhan, buktinya atas perkenanan Tuhan, kita berada di gunung Tuhan. Walaupun
mungkin kita tidak memiliki title / gelar apapun di bumi ini, tetapi Tuhan
sangat memperhatikan kita semua, tidak usah berkecil hati.
Lebih
jauh kita melihat ketiga hal tersebut di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
kita kepada Tuhan.
Tentang:
Kilat sabung-menyabung à kesaksian yang luar
biasa di hadapan Tuhan.
Wahyu
4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan
tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Keluarlah
kilat disertai dengan bunyi guruh yang menderu dan tujuh obor (pelita emas)
itulah ketujuh Roh Allah artinya; kesaksian yang dahsyat, kesaksian yang luar
biasa akan terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini oleh karena kuasa
Roh El-Kudus.
Kejadian
7:22-24
(7:22) Matilah segala
yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat.
(7:23) Demikianlah
dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun
hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu
dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang
bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
(7:24) Dan berkuasalah
air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.
Saat
air bah berkuasa atas bumi selama 150 hari lamanya maka Tuhan menghapuskan
segala yang ada di atas muka bumi ini baik manusia, binatang, burung yang
terbang di udara, baik yang melata semua dihapuskan.
Air
bah itu bicara tentang dosa kenajisan. Hari-hari ini
air bah sedang melanda dunia bukan hanya di kota tetapi sampai kepada
pelosok-pelosok bumi dan tidak hanya melanda orang kaya tetapi juga orang
miskin, dan tidak mengenal orang yang cakep, ganteng dan cantik tetapi melanda
orang yang jelek rupa sekalipun,
tidak terkecuali semua akan dilanda.
Kejadian
8:6-11
(8:6) Sesudah lewat empat
puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan
seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu
menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya
seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka
bumi.
(8:9) Tetapi burung
merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali
mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air;
lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke
dalam bahtera.
(8:10) Ia menunggu tujuh
hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu
senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya
sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah
berkurang dari atas bumi.
Burung
gagak tidak menjadi kesaksian, orang yang di luar Tuhan tidak menjadi
kesaksian, pulang dan pergi (tidak
setia dan tidak memiliki ketetapan hati). Orang yang tidak
diurapi tidak bisa menjadi contoh teladan, sedangkan merpati, dilihatnya air
belum surut, ia kembali, itu kehidupan yang diurapi, dia tetap kembali kepada
Tuhan, kembali ke bahtera, penggembalaan.
Kehidupan
yang diurapi Roh Kudus memiliki kesaksian yang luar biasa dan dahsyat, sebab tidak dapat dipengaruhi oleh dosa kenajisan.
Tadi
kita sudah melihat di atas, Tuhan menghapus segala yang ada termasuk manusia
maupun hewan yang melata, burung yang terbang di udara. Tetapi di sini kita
melihat pohon zaitun dia tetap berdiri kokoh.
Perhatikan
kalimat: “Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan
Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar.”
Segar
berarti tidak dapat dipengaruhi oleh air bah. Pendeknya, kehidupan yang
diurapi tidak dapat dipengaruhi dosa kenajisan. Ini adalah suatu kesaksian
yang dahsyat di hadapan Tuhan, di
tengah-tengah
ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan. Jadi,
kilat sabung-menyabung disertai dengan
deru guruh itu adalah kekuatan yang dahsyat yang berasal dari kuasa Roh El-Kudus
yang menjadikan kita kesaksian yang dahsyat di hadapan Tuhan di tengah ibadah
dan pelayanan dalam kandang penggembalaan ini.
Dulu
sebelum kita tergembala dengan baik, begitu najisnya, baik dalam perkataan,
perbuatan, dalam tindakan semua najis. Mengucap satu kata najis, gerakannya
najis, tindakannya najis, tetapi setelah kita ada di atas gunung Tuhan dosa itu
semakin berkurang, dan biarlah itu menjadi kesaksian yang dahsyat di hadapan
Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan dengan kuasa Roh El-Kudus tentunya bukan
karena kekuatan dari manusia daging kita.
Zakharia
4:6
(4:6) Maka berbicaralah
ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.
Kita
menjadi kesaksian bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan manusia
daging namun oleh Roh Tuhan kita memiliki kesaksian yang luar biasa di hadapan
Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini = di atas
gunung Tuhan ada kilat sabung-menyabung.
Zakharia
4:7-10
(4:7) Siapakah engkau,
gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan
mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu
itu!"
(4:8) Kemudian datanglah
firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan
Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan
menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang
mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa yang
memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
Kalau
Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan dapat mengerjakan apa
yang dipercayakan oleh Tuhan bukan karena gagah hebat, kekuatan manusia daging,
namun oleh Roh Tuhan.
Perlu
untuk diketahui; orang yang memiliki kesaksian yang dahsyat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan dia lebih
menghargai korban Kristus, dari pada hari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
atas muka bumi ini.
Sebagai
tujuh mata Tuhan yang diutus (kesaksian) apa yang dipercayakan oleh Tuhan, mari
kita kerjakan sampai selesai supaya kita semua menjadi / memiliki kesaksian
yang dahsyat dan luar biasa di hadapan Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan
ini. Jangan tanggung-tanggung mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh
Tuhan, karena semua pekerjaan yang Tuhan percayakan ini akan terselesaikan
dengan baik karena kita mengerjakannya bukan lagi dengan kekuatan dan keperkasaan
namun oleh Roh Tuhan. Kalau Zerubabel saja bisa dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan sampai selesai
saya kira kita tidak ada bedanya dengan dia, Tuhan tidak membedakan satu dengan
yang lain, tinggal penyerahan diri kepada Tuhan.
Zakharia
3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada
Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan
ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan
menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Satu
permata yang bermata tujuh itulah pribadi Yesus Kristus. Yang bermata tujuh,
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus itulah hamba-hamba Tuhan yang diurapi
menjadi kesaksian. Dengan kesaksian ini Tuhan semesta alam menghapuskan
kesalahan negeri ini dalam satu hari saja, bila kita memiliki kesaksian yang
dahsyat dan luar biasa di hadapan Tuhan.
Zakharia
3:10
(3:10) Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap
orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di
bawah pohon ara."
Sampai
akhirnya dapat mempengaruhi orang lain dan membawa orang lain duduk di bawah
pohon ara dan di bawah pohon anggur. Anggur à Roh Kudus. Pohon ara à firman Allah.
Saat
ini kita boleh duduk di bawah naungan firman dan Roh Kudus di tengah ibadah dan
pelayanan ini karena kesaksian dari tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi, itulah kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian, satu hari saja Tuhan
dapat menghapuskan kesalahan negeri ini, kalau kita memang dipakai oleh Tuhan.
Bagi
yang acuh, tak acuh ini memang tidak terjadi, bagi mereka yang sungguh-sungguh
di dalam Tuhan mereka akan menghapuskan kesalahan negeri dalam satu hari saja
tidak perlu berulang-ulang bahkan membawa orang lain berada di bawah naungan firman
Allah dan Roh Allah (di bawah perlindungan firman dan Roh Allah).
Tentang:
Sangkakala berbunyi.
Ini
berbicara tentang firman Allah yang disuarakan yaitu pengajaran salib.
Keluaran
19:19
(19:19) Bunyi sangkakala
kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
Bunyi
sangkakala kian lama kian keras. Jadi,
jelas
ini pengajaran salib atau makanan keras.
Ibrani
5:14
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
Makanan
keras berguna untuk mendewasakan rohani kita semua, sehingga kita bukan lagi kanak-kanak rohani. Pada ayat
sebelumnya, kanak-kanak rohani itu masih terus diajar tentang asas-asa pertama
/ pokok (percaya, bertobat, dibaptis) di situ ada penumpangan tangan berarti
terjadi mujizat.
Tetapi
makanan keras berguna untuk mendewasakan rohani kita.
Kemudian,
orang yang dewasa secara rohani dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak baik. Sedangkan kerohanian yang masih kanak-kanak tidak dapat membedakan
mana yang baik mana yang tidak baik, sehingga anak-anak kalau tidak diawasi dia
akan mencelakakan dirinya sendiri. Kenapa orang Kristen banyak mencelakakan
dirinya? Karena ia tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang tidak baik.
Kelebihan
dari orang yang dewasa rohani; memiliki panca indera yang terlatih.
Antara
lain;
-
Telinga yang terlatih =
dengar-dengaran.
-
Mata yang terlatih = hidup
dalam terang.
-
Hidung yang terlatih = hidup
dalam doa penyembahan.
-
Mulut yang terlatih = terlepas dari penyembahan berhala, senantiasa
memuliakan, mengagungkan Tuhan.
-
Kulit pipi yang terlatih = memiliki
kasih Allah.
Kegunaan kasih = menutupi banyak sekali dosa selain itu mengikat dan
mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda hingga menyempurnakan.
Itulah
pengajaran salib, makanan keras untuk mendewasakan rohani kita semua.
Dewasa
rohani; dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik. Maka kalau yang
disampaikan hanyalah asas – asas pertama sampai kapan pun tidak pernah dewasa
dan tidak akan pernah mengerti tentang kebenaran yang sejati yang terletak pada
salib. Maka rasul Paulus dengan tegas berkata kepada orang Ibrani; sekalipun
kamu ditinjau dari sudut waktu sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih
perlu lagi diajar asas-asas pokok dari pernyataan Allah dan kamu masih
memerlukan susu bukan makanan keras, sehingga tidak mengerti apa-apa. Tetapi
orang dewasa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana
lebih utama; kuliah atau ibadah, bekerja atau ibadah, orang-orang yang dewasa rohani
pasti bisa membedakannya, sedangkan anak-anak tidak, akhirnya ia mencelakakan
dirinya sendiri.
Lebih
rinci tentang makanan keras / pengajaran salib.
1
Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Rasul
Paulus memiliki sikap yang tegas dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan
itulah pengajaran salib, sekalipun orang Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda
heran (mujizat) dan sekalipun orang Yunani hanya mencari hikmat / pengetahuan semata
tetapi rasul Paulus memiliki sikap yang tegas dia tetap menyampaikan pengajaran
salib, makanan keras. Demikian halnya pendirian saya tidak akan berubah,
walaupun barangkali saja ada diantara kita hanya menghendaki tanda-tanda heran
dan beribadah hanya untuk mencari pengetahuan, mencari pembukaan rahasia firman
tetapi tidak hidup di dalamnya, tetapi saya memiliki sikap pendirian yang sama
dengan rasul Paulus; saya tetap menyampaikan pengajaran salib, yang salah,
salah, yang benar, benar, tidak memandang bulu.
Kemudian,
perlu untuk diketahui; pengajaran salib (makanan keras) adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah.
Bukti pengajaran salib adalah kekuatan Allah.
2
Korintus 4:7-9
(4:7) Tetapi harta ini
kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal
kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya,
namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
Kehidupan
manusia daging sama seperti bejana tanah liat, berarti rapuh, mudah hancur. Vas bunga yang terbuat dari tanah liat apabila dilepas dari tangan, dia akan hancur
berkeping-keping, itulah kehidupan manusia daging. Tetapi pengajaran salib yang
kita miliki itu memberikan kekuatan yang luar biasa kekuatan yang berlimpah-limpah,
yang berasal Allah.
Bukti
kita memiliki kekuatan Allah yang berlimpah-limpah:
-
“Ditindas, namun tidak terjepit.”
-
“Habis akal, namun
tidak putus asa.”
Biasanya kalau tidak ada lagi jalan keluar seseorang akan putus asa,
tinggalkan ibadah dan pelayanan, tinggalkan Tuhan.
-
“Dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian,” karena Yesus telah menanggungnya di atas kayu
salib.
Seruan: “Eloi-Eloi lama sabakthani”, artinya; “Bapa-Ku-Bapa-Ku
mengapa Engkau meninggalkan Aku.”
Untuk sesaat lamanya, yaitu; dari jam 12 sampai jam 3
sore Ia ditinggalkan seorang diri menanggung penderitaan di atas kayu salib karena
dosa manusia. Oleh sebab itu sekalipun kita banyak pergumulan sampai teraniaya,
kita tidak akan ditinggal sendirian. Biasanya orang yang teraniaya selalu
merasa seorang diri saja, tidak ada yang memperhatikan.
-
“Dihempaskan, namun tidak binasa.”
Biasanya kalau terhempas, misalnya, jatuh dari sepeda motor akan binasa.
Namun perhatikan di sini; dihempaskan namun tidak binasa, karena kita memiliki
kekuatan yang berlimpah-limpah itulah kekuatan yang dari Allah lewat pengajaran
salib.
Saya pernah jatuh dan terhempas untung saja ada pelindung kepala (helm) sehingga
tidak binasa, masih diberi umur panjang kita boleh memiliki pengajaran salib
supaya kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah.
Pengajaran
salib adalah kekuatan Allah yang berlimpah-limpah, tetapi kalau orang menolak
pengajaran salib orang seperti ini lemah tidak berdaya. Bila seseorang tidak mau dikoreksi, tidak mau ditegor dan tidak mau
memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan (tidak mau mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan), orang seperti ini selain lemah sarat dengan dosa, dan
mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak suci.
2
Korintus 4:10-11
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami,
supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada
maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami
yang fana ini.
Lewat
pengajaran salib, pengalaman kematian Yesus nyata dalam kehidupan kita semua.
Yesus mati di atas kayu salib, berarti tanpa salib Yesus tidak
akan mengalami kematian. Jadi lewat pengajaran salib inilah kita membawa kematian
Yesus di dalam diri kita masing-masing.
Sampai
pada akhirnya pribadi Yesus menjadi nyata di dalam diri kita masing-masing,
berarti hidupku bukannya aku lagi tetapi Yesus di dalamku = sangkal diri dan pikul salib.
Itulah
bunyi sangkakala / pengajaran salib, sebab semakin lama ditiup semakin keras.
Tentang:
Awan padat di atas gunung / gunung berasap.
Asap
à doa penyembahan.
Wahyu
8:3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
(8:4) Maka naiklah asap
kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu
ke hadapan Allah.
Asap
dupa kemenyan itulah doa penyembahan dari orang-orang kudus naik ke hadirat
Tuhan. Berarti; lewat doa penyembahan ini kita bertemu dengan Allah lewat
kasih-Nya.
Perhatikan
kalimat: “Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya.”
Diberikan
banyak kemenyan berarti menghasilkan asap dupa kemenyan yang banyak, itu
berbicara tentang doa penyembahan yang besar. Maka di hari-hari ini kita memang
harus hidup di dalam doa penyembahan yang besar. Mezbah dupa besar harus
terjadi dihari-hari terakhir ini, karena kalau tidak dengan doa penyembahan
besar kita tidak akan mampu menghadapi si ular tua Naga merah padam,
kalau tidak dengan doa penyembahan besar kita tidak akan mampu menghadapi binatang,
dengan patungnya dan bilangan namanya, kalau tidak dengan doa
penyembahan yang besar kita tidak akan mampu mengalahkan Babel besar
itulah pelacur besar dengan percabulan kenajisannya, kalau tidak dengan
doa penyembahan yang besar kita tidak akan bisa menghadapi dunia dengan
pengaruhnya, tidak akan mampu menghadapi kerajaan dunia dan kemegahannya.
Yesus
hidup dalam doa penyembahan besar, Dia mengalahkan tiga ujian; batu menjadi
roti, kedudukan yang tinggi, kemudian kerajaan dan kemegahan
dunia. Semua benda kalau dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah, hanya
satu perkara yang tidak akan pernah jatuh ke bawah; asap dupa kemenyan, biarlah
kita hidup dalam penyembahan yang besar. Terimalah dupa yang banyak dari Tuhan
untuk selanjutnya dibakar, menghasilkan asap dupa yang besar / yang banyak di
hadapan Tuhan.
Dalam
kitab Kejadian gambaran Setan hanya disebut dengan ular namun di kitab Wahyu
julukannya bertambah selain ular disebut juga dengan ular tua naga merah
padam. Tua berarti sudah memahami dan semakin mengerti untuk menjatuhkan gereja
Tuhan. Merah padam berarti seperti terlihat tidak ada apa-apa tetapi begitu
mendekat kita dihanguskan, bukan merah api tetapi merah membara begitu dekat
akan menghanguskan. Daud juga
menjadi kehidupan doa penyembahan yang besar, sehingga ia mampu mengalahkan
singa dan beruang.
Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu
menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya
ia dihanyutkan sungai itu.
Ular
naga menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai.
Ini
adalah tandingan sungai air kehidupan Wahyu 22; yang keluar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba.
Tujuannya
menyemburkan air; untuk menghanyutkan dan membinasakan.
Wahyu
12:16
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya,
dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
Jadi,
ajaran-ajaran palsu bertujuan untuk; menghanyutkan dan membinasakan. Namun bumi
datang menolong perempuan itu, ia membuka mulutnya dan menelan air sebesar
sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Ini pertolongan kita.
Kejadian
2:5-6
(2:5) belum ada semak
apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN
Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan
tanah itu;
(2:6) tetapi ada kabut
naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--
Ada
kabut naik ke atas dari bumi, itulah asap dupa kemenyan yang besar di hadapan
Tuhan itu yang menolong kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari
mulut naga. Jadi, doa penyembahan yang besar sanggup menolong kehidupan kita. Tuhan
sudah tunjukkan kepada Musa dan bangsa Israel ketika mereka beribadah di atas
gunung Sinai termasuk awan yang padat di atas gunung, itulah asap dupa kemenyan.
Kita tidak cukup hanya doa penyembahan sesaat namun dihari–hari terakhir ini
kita harus menerima kemenyan yang banyak
untuk dibakar, sehingga menghasilkan asap dupa
kemenyan yang banyak dan besar.
Jadilah
mezbah dupa yang besar di hadapan Tuhan untuk menolong kita dari ular tua Naga merah padam. Tidak ada yang bisa menolong kecuali
doa penyembahan. Menyembah jangan hanya rutinitas saja, saya sedih melihat
penyembahan hanya rutinitas, mengapa saya bilang saya sedih? Kesedihan itu akan
terjadi nanti, karena si ular tua Naga merah padam akan mengeluarkan air dari mulutnya
sebesar sungai tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menghanyutkan dan membinasakan,
itulah kesedihan yang saya maksud. Terserah saudara mau menjadi mezbah dupa
besar atau biasa-biasa saja? Kalau saudara memperhatikan nyawa saudara, pasti menginginkan mezbah dupa besar.
Wahyu
12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi
memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki
kesaksian Yesus.
Inilah
yang menjadi sasaran dari pada ular tua Naga merah padam; gereja dimana
ibadahnya tidak sampai memuncak pada doa penyembahan, tidak menerima kemenyan
yang banyak dari Tuhan / tidak menjadi mezbah dupa besar (tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar), ini sasaran dari si ular tua Naga merah padam.
Kalau
penyembahan kita hanya setengah-setengah, hari ini ibadah, besok tidak, ini
yang menjadi sasaran. Saya himbau kepada saudara, lebih baik singkirkan alasan
supaya ibadah kita memuncak kepada doa penyembahan dari pada menggunakan alasan
tetapi menjadi sasaran dari pada ular tua naga merah padam. Mau memperoleh
nyawa atau binasa?
Kesimpulannya;
kita sudah melihat tiga kegiatan di atas gunung Tuhan, yang pertama; kilat
sabung-menyabung disertai dengan bunyi guruh menderu, yang kedua; suara
sangkakala yang ditiup semakin lama semakin keras, yang ketiga; awan
padat di atas gunung atau asap yang ada di atas gunung (doa penyembahan).
Itulah sebabnya Musa di utus oleh Tuhan dan menjadi Allah bagi Firaun untuk
membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan satu tujuan supaya bangsa Israel
beribadah di atas gunung Tuhan / gunung Sinai. Tuhan telah mengutus tujuh Roh
Allah / utusan-Nya untuk membawa kita keluar dari perbudakan / kerja paksa di
Mesir dengan satu tujuan supaya kita bisa beribadah dan melayani Tuhan dan kita
bisa melihat tiga keadaan di atas gunung Tuhan, itu yang menolong kehidupan
kita semua.
Ibrani
10:24-25
(10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Mari kita saling memperhatikan dan mendorong satu
dengan yang lain dalam pekerjaan yang baik, jangan menjauhkan diri dari tiga
macam ibadah pokok (tiga kegiatan di atas gunung Tuhan) seperti dibiasakan
orang dunia, justru dihari-hari terakhir ini kita semakin giat untuk tekun
dalam tiga macam ibadah pokok.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah
memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu.
Kita sudah memperoleh kebenaran tentang tiga macam
ibadah pokok, namun sengaja tinggalkan tiga macam ibadah pokok / sengaja
berbuat dosa, maka konsekuensinya tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa,
darah Yesus tidak berlaku lagi bagi dia teramat lebih bagi mereka yang melayani
Tuhan. Kita tahu darah Yesus; berkuasa menebus, mengampuni,
menyucikan kita dari dosa, sehingga yang jauh menjadi dekat. Tidak
ada artinya kita memiliki pengetahuan kalau kita meninggalkan tiga macam ibadah
pokok.
Ibrani 12:18-21
(12:18) Sebab kamu tidak
datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada
kekelaman, kegelapan dan angin badai,
(12:19) kepada bunyi
sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon,
supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,
(12:20) sebab mereka
tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang
menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu."
(12:21) Dan sangat
mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan
dan sangat gemetar."
Kalau menjalankan ibadah secara Taurat (menjalankan
tiga macam ibadah pokok secara lahiriah) itu tidak mengandung kuasa, itu ibadah
yang sangat mengerikan. Perhatikan, binatang saja mendekat ke gunung Sinai, akan dilempari dengan
batu, artinya; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” = kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
Tetapi saat ini kita menjalankan ibadah di atas gunung Tuhan, secara Taurat.
Tetapi perhatikan dengan baik..
Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah
datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi
dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
(12:23) dan kepada jemaat
anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna,
(12:24) dan kepada Yesus,
Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih
kuat dari pada darah Habel.
Saat ini kita datang ke bukit Sion / gunung Sion, kota
Allah yang hidup yang disebut juga Yerusalem sorgawi = ibadah yang mengandung
janji baik untuk masa yang sekarang maupun untuk masa yang akan datang =
terlepas dari ibadah Taurat. Kita ini bukan menjalankan ibadah Taurat sebab
kita beribadah di atas gunung Tuhan, gunung Sion, ibadah yang mengandung janji.
Bukankah Tuhan baik kepada kita? Oleh darah-Nya kita
diberikan ibadah ini sehingga kita lepas dari hukum Taurat , dari kebinasaan.
Yesus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, itu kasih karunia. Tiga
macam ibadah pokok itu kasih karunia, maka saya utarakan kembali lebih baik
singkirkan alasanmu untuk tidak beribadah dari pada beralasan tetapi tidak
ibadah, sama seperti ibadah Taurat, binatang mendekat ke gunung dilempari dengan
batu, menakutkan, mengerikan sekali. Kita sekarang berada di gunung Sion, tekun
dalam tiga macam ibadah pokok, ibadah kasih karunia, ibadah yang menyelamatkan,
maka saya tidak sedikitpun terpikir untuk meninggalkan Pengajaran Tabernakel
apalagi meninggalkan tiga macam ibadah pokok.
Persamaan
beribadah di gunung Sion, antara lain:
-
“Datang kepada
beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.”
Saudaraku kalau beribu-ribu malaikat di sekitar kita berarti kita tidak
kuatir, Tuhan membela kita semua.
- “Datang kepada jemaat / anak-anak sulung à namanya terdaftar di
sorga.”
-
“Datang kepada Allah
yang menghakimi semua orang.”
-
“Datang kepada roh-roh
orang benar yang telah menjadi sempurna.”
Jadi, ibadah di gunung Sion itu menyempurnakan.
-
“Datang kepada Yesus, Dialah
pengantara perjanjian baru”, berarti menghapuskan yang pertama, menegakkan yang
kedua = menghapuskan hukum Taurat menyatakan kasih karunia.
- “Datang kepada darah pemercikan yang lebih kuat dari darah Habel.”
Darah Habel saja bisa bicara kepada Allah lebih lagi darah pemercikan.
Tujuh percikan darah di depan tabut dan di atas tutup pendamaian untuk
mengadakan pendamaian dosa.
Jadi, kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berarti mengalami
pemercikan darah. Orang lain berbuat salah kita menderita, betapa sempurnanya ibadah di atas gunung Sion ini.
Maka
setelah saya mendapat pengertian ini, saya bersyukur, terima kasih Tuhan saya
ini tidak punya apapun di dunia ini tetapi betapa dalamnya Engkau berbicara
kepada hamba-Mu ini Tuhan, untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang
jemaatmu. Betapa besarnya kasih karunia Mu Tuhan kepada sidang jemaat-Mu ini,
tetapi kadang kita tidak tahu diri, kita merasa lebih berjasa dari pengorbanan-Nya, serasa sudah berkorban
dan tidak sedikit memberontak dalam hati. Kita yang salah kita yang jengkel.
Tidakkah
saudara terharu mendengar apa yang Tuhan katakan? Tidakkah hancur hati begitu
gamblang Tuhan berbicara (demikian rupa) untuk menyelamatkan kita.
Dia
hadir di tengah-tengah kita, Dia berbicara dari hati ke hati, sebelum kita
mengadu, Dia terlebih dahulu menyelami isi hati kita masing-masing, persoalan
yang kita alami masing-masing. Yang sudah bekerja, berkorban, yang sudah
mempersembahkan persembahannya jangan pernah merasa berjasa, sebab berada di gunung
Sion adalah kasih karunia, karena menyempurnakan kita semua.
Keluaran
7:17-18
(7:17) Sebab itu
beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah
TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di
sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18) dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil
akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil
ini."
Oleh karena kekerasan hati Firaun, Musa memukul sungai Nil dengan tongkatnya yang di
tangannya itu, lalu air berubah menjadi darah.
Tongkat Musa à kuasa salib, sedangkan
air berubah menjadi darah itu adalah hukuman / kutukan karena tidak menghargai
darah salib Kristus / kemurahan Tuhan.
Jadi jelas, orang yang sudah tahu tentang kebenaran
tiga macam ibadah pokok lalu meninggalkannya, darah Yesus tidak berlaku atas
dia = keras hati, itu penyembahan berhala. Ayo, jangan sampai penghukuman ini
berlangsung (air berubah menjadi darah).
Pada saat air berubah menjadi darah...
Keluaran 7:19-21
(7:19) TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah
kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang
Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada
pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah
Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
(7:20) Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang
difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di
sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang
di sungai Nil berubah menjadi darah;
(7:21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil
itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di
seluruh tanah Mesir ada darah.
Karena
air di Mesir berubah menjadi darah, maka orang-orang di Mesir tidak dapat minum
air dan ikan-ikan di Mesir mati dan air itu berbau busuk.
Baptisan
air tidak berhenti pada kolam pembasuhan tetapi lanjut
sampai pada penyucian air dan firman tetapi air itu sudah berubah menjadi darah,
yang ada kematian ikan-ikan di sungai Nil, maka sungai
Nil berubah menjadi bau busuk.
Malam
ini kita boleh mengalami pembaharuan lewat baptisan air, yaitu; lewat firman Allah yang menyucikan
kita dengan limpah, itu adalah kemurahan. Kalau kemurahan sudah berhenti maka air
berubah menjadi darah, menjadi hukuman, mejadi kutukan, itulah tulah pertama.
Dan itu pernah terjadi dan akan terjadi menjelang datangnya hari Tuhan, itulah
tugas Elia nanti. Memang yang pernah terjadi itu adalah pekerjaan Musa tetapi
yang akan terjadi nanti itu akan
dikerjakan Elia dan Musa. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment