IBADAH PERSEKUTUAN, YANG DIRANGKAI DENGAN PENAMATAN SISWA/SISWI
GPT – SARON MAKASSAR (01 NOVEMBER 2017).
Tema: “TUAIAN MEMANG BANYAK, TETAPI PEKERJA
SEDIKIT…” (Lukas 10).
Subtema: PELAYAN
ALFA DAN OMEGA.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya,
oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Malam ini hati saya terdorong untuk menyampaikan apa
yang telah saya sampaikan di Makassar lewat ibadah penamatan siswa/siswi.
Inilah oleh-oleh saya dari Makassar untuk saudara, biarlah kiranya oleh-oleh
ini menjadi berkat bagi kita malam ini.
Lukas 10:2
(10:2) Kata-Nya kepada
mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah
kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu.
"Tuaian memang
banyak, tetapi pekerja sedikit.” Selanjutnya, Tuhan berkata; “Karena itu mintalah
kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu.”
Kalau tuaiannya lebih banyak tetapi pekerja sedikit
berarti tidak seimbang. Kalau tidak seimbang nanti pekerja-pekerja menjadi
kewalahan mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan. Kalau
pekerja-pekerja kewalahan maka tidak sanggup mengerjakan seluruh pekerjaan yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Apa yang melatarbelakangi sehingga Tuhan mengatakan
demikian? Dalam Injil Lukas 10 tidak disebutkan dengan rinci, namun kita
bisa melihat itu dalam...
Matius 9:36-38
(9:36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Yesus melihat orang banyak seperti domba yang tidak
tergembala, itulah yang melatarbelakangi
sehingga Yesus mengatakan hal tersebut di dalam Lukas 10:2 tadi. Kita
doakan supaya Tuhan terus mengirimkan pekerja-pekerja sesuai dengan karunia-karunia
dan jabatan-jabatan yang dipercayakan kepada hamba-hamba Tuhan.
Keadaan bila domba-domba tidak tergembala; lelah
dan terlantar.
Keterangan: LELAH.
Dikaitkan dengan
peristiwa Esau.
Kejadian 25:27-29
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak
itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di
padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia
suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak
sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Di sini kita
perhatikan Esau seorang yang lelah sebab dia sibuk berburu daging.
Jadi, yang
melelahkan seseorang itu adalah kalau ia sibuk berburu daging. Orang yang suka
berburu daging akan mengalami kelelahan.
Kita lihat sejenak
tentang tabiat-tabiat daging...
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
15 perbuatan daging, yaitu: (1) percabulan, (2) kecemaran,
(3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan
diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian,
(14) kemabukan, (15) pesta pora.
Hidup menurut
daging / sibuk berburu daging, tidak mendapat tempat dalam kerajaan sorga.
Saat ini kita sibuk
dengan kegiatan Roh, tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan melayani
ibadah-ibadah tersebut sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang
Tuhan percayakan, itu kemurahan / kasih karunia yang harus dipertahankan.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Orang yang sibuk berburu daging, hanya memikirkan hal-hal yang dari
daging, dia tidak memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani,
ia tidak memikirkan ibadah dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan Roh.
Sebagai bukti.
Kejadian 25:30-33
(25:30) Kata Esau kepada Yakub:
"Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu,
karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
(25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah
dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku
akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka
bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
Esau menjual hak kesulungannya hanya untuk sepiring kacang merah. Jadi, hanya
karena semangkuk kacang merah Esau berani menjual hak kesulungannya, dia tidak
ragu.
Kita lihat sejenak mengenai hak kesulungan...
Keluaran 4:21-23
(4:21) Firman TUHAN kepada Musa: "Pada
waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang
telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan
mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun:
Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu:
Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau
menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang
sulung."
Hak kesulungan itu ialah ibadah dan pelayanan.
Bangsa Israel menjadi anak sulung di hadapan Tuhan, itu sebabnya mereka
dilepaskan dari Mesir untuk selanjutnya di bawa ke tanah Kanaan, tanah
perjanjian yang diwariskan kepada nenek moyang bangsa Israel (Abraham, Ishak,
Yakub), tujuannya supaya mereka beribadah kepada Tuhan Allah.
Kejadian 25:32-34
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku
akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu
kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak
kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada
Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang
ringan hak kesulungan itu.
Esau memandang ringan hak kesulungan, artinya;
ibadah dan pelayan tidak berarti bagi dia (mengecilkan ibadah dan pelayanan),
membesarkan semangkuk kacang merah. Itu bisa dilihat dari perkataannya; "Sebentar
lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Ini
adalah perkataan yang salah dan bodoh dari seorang yang keliru. Biasanya orang
berkata; hidup ini hanya sementara,
harta dan kekayaan tidak akan dibawa mati apalagi semangkuk kacang merah.
Ciri-ciri orang yang sibuk berburu daging.
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian
yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya
di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Esau menyimpan pakaian yang indah.
Pakaian yang indah = jubah yang maha indah. Jubah yang maha indah adalah
pakaian seorang Imam Besar, namun orang yang mengecilkan ibadah dan pelayanan,
tidak ada kesempatan bagi dia untuk mengenakan jubah yang maha indah selain
menyimpannya.
Sejenak kita lihat jubah yang maha indah / pakaian Imam Besar...
Keluaran 28:6, 31,39
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua
dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya:
buatan seorang ahli.
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua
seluruhnya.
(28:39) Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan
halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat
pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.
Pakaian Imam Besar / jubah yang maha indah terdiri dari;
a.
Baju efod.
b.
Gamis (baju efod
warna biru langit).
c.
Kemeja beragi /
baju dalam berjala-jala dari lenan halus.
Mari kita ikuti
tiga bagian dari jubah yang maha indah ini...
Tentang; Baju
efod.
Efod à kematian
Tuhan Yesus Kristus.
Warna baju efod;
-
Ungu à Keagungan dan kewibawan Yesus Kristus sebagai Raja.
-
Biru langit à kebangkitan Yesus
sebagai hamba.
-
Kirmizi à sengsara yang dialami Yesus Kristus sebagai anak
manusia.
-
Lenan halus à keadilan /
kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
-
Emas à Roh El Kudus.
Tanda-tanda ini
semua ada di dalam pribadi Yesus Kristus sebagai Imam Besar.
Tentang; Gamis
baju efod warna biru langit.
Pakaian ini
menunjuk kepada kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran 28:33-35
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat
buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada
sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring
emas,
(28:34) sehingga satu giring-giring emas dan
satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun,
apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila
ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula,
supaya ia jangan mati.
Di sini kita
melihat bahwa pada ujung gamis itu bergantung buah delima dengan giring-giring
emas berselang-seling.
-
Buah delima à sidang jemaat / gereja Tuhan.
Berarti,
gereja Tuhan bergantung pada kuasa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
-
Giring-giring
emas à hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan / gereja Tuhan, sidang jemaat.
Bukti hadirnya
Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan: ada bahasa asing / bahasa roh
/ logat ganjil. Pendeknya adalah; ada nyanyian baru.
Tugas Imam
Besar adalah untuk memperdamaikan dosa. Jadi setelah dosa diperdamaikan akan
terlihat nyanyian kemenangan itulah bahasa lidah / bahasa roh / logat ganjil.
Itu sebabnya
pada ayat 35 dikatakan; bunyi giring-giring emas itu harus
diperdengarkan setiap kali Imam Besar menyelenggarakan kebaktian, kalau tidak
ia akan mati.
Ibadah dan
pelayanan akan mengalami kematian (kering-kering) bila tidak ada kemenangan,
maka kehadiran Imam Besar penting di tengah-tengah ibadah dan pelayanan untuk memperdamaikan
dosa. Banyak orang Kristen tidak memahami tentang ibadah, mereka pikir ibadah
itu suatu rutinitas sementara di tengah-tengah ibadah itu harus hadir Imam
Besar. Yesus Kristus Dialah Imam Besar Agung, akan terlihat penampilan-Nya di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ketika dosa itu diperdamaikan / kita
diperdamaikan kepada Tuhan dan selanjutnya terdengarlah bahasa Roh / bahasa
lidah / logat ganjil sebagai tanda kemenangan, dosa sudah diperdamaikan. Maka
kalau sidang jemaat menjalankan ibadah rutinitas saja, itu adalah kerugian
besar sebetulnya. Lewat ibadah inilah dosa kita diperdamaikan kepada Tuhan.
Maka sidang jemaat harus mempersiapkan dirinya setiap kali menyelenggarakan
kebaktian di hadapan Tuhan, tidak boleh ngantuk, mandi bersih / pakaian bersih,
tidak boleh acak-acakan, semua teratur, tidak boleh hanya sebagai kewajiban
tetapi sebagai tanggungjawab yang harus dikerjakan kepada Tuhan. Kalau hanya
rutinitas, ibadah seperti ini Tuhan tidak berkenan.
Jadi, bunyi giring-giring
emas itu harus diperdengarkan. Namun tadi kita melihat Esau justru menyimpan
jubah yang maha indah itu, sementara dia adalah anak sulung. Apa hak
kesulungan? Ibadah dan pelayanan. Tetapi Esau justru menyimpan jubah yang maha
indah, karena dia sibuk berburu daging.
Seorang pelayan
harus memperhatikan hal ini, jangan menyimpan jubah yang maha indah, sebab
pelayanan kasih harus terlihat dari seorang iman. Berarti, melayani dengan cara:
rutinitas, karena kepentingan diri, karena terpaksa = menyimpan jubah yang maha indah.
Tentang; Kemeja
beragi / baju dalam berjala-jala dari lenan halus.
Pakaian ini
menunjuk kepada kenaikan Yesus Kristus ke sorga dalam kemuliaan-Nya,
sebab setelah Yesus mati, dan pada hari ketiga Yesus bangkit, 40 hari kemudian
Dia naik, sekarang Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa berarti dipermuliakan.
Supaya lebih rinci....
Imamat 16:2-4
(16:2) Firman TUHAN kepadanya:
"Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk
ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas
tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas
tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam
tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban
penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:4) Ia harus mengenakan kemeja lenan yang
kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai
ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang
harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.
Pada hari raya
pendamaian (berarti setahun sekali), Imam Besar Harun masuk ke dalam Ruangan
Maha Suci untuk memperdamaikan dosanya, umatnya, hanya dengan mengenakan
lenan halus / pakaian putih, ini menunjuk kemuliaan Yesus saat naik ke
sorga.
Jadi, bicara
tentang kematian, kebangkitan dan dipermuliakan bila dikaitkan
dengan Pengajaran Tabernakel; pengalaman kematian à
pada halaman sedangkan suasana kebangkitan à Ruangan
Suci, sedangkan kenaikan /
dipermuliakan à Ruangan Maha Suci.
Jadi, untuk masuk Ruangan
Maha Suci, Imam Besar terlebih dahulu menanggalkan pakaian kematian (efod),
menanggalkan baju gamis (kebangkitan), untuk selanjutnya berada di dalam
kemuliaan, itulah lenan halus, baju dalam berjala-jala, berbentuk mata.
Sampai hari in,
Yesus Kristus masih bekerja, itu sebabnya baju lenan halus berjala – jala berbentuk
mata, artinya, Ia sedang memperhatikan / menyoroti setiap ibadah dan pelayanan.
Tuhan itu tidak terlelap dan tidur, Dia selalu terjaga dalam setiap ibadah
termasuk ibadah kita malam ini. Saya mempertanggungjawabkan ibadah ini bukan di
hadapan saudara tetapi di hadapan Tuhan, saudara juga mempertanggungjawabkan ibadah
ini harus kepada Tuhan, bukan kepada saya. Kalau kepada manusia kita bisa
buat-buat, dengan sikap yang manis, tetapi di belakang tidak.
Kesimpulannya;
-
Baju efod à
kematian Yesus Kristus.
-
Gamis baju efod à kebangkitan
Yesus Kristus.
-
Lenan halus à
kemuliaan Yesus Kristus saat naik ke sorga.
Inilah pengalaman
Tuhan Yesus Kristus sebagai Imam Besar untuk menolong sidang jemaat-Nya,
tubuh-Nya. Memang baiknya hamba Tuhan itu full time melayani Tuhan tetap
mengenakan jubah yang maha indah. Kalau dia part time, karena kesibukan, maka
tidak ada kesempatan untuk memperhatikan sidang jemaat / kawanan domba Allah =
menanggalkan jubah yang maha indah.
Yang dipercaya oleh
Tuhan sebagai pemimpin pujian, pembaca, pemain musik, singer, kolektan, guru
sekolah minggu, bendahara, sekretaris, pengetikan khotbah, perekaman video dan
lain sebagainya, itu adalah kemurahan Tuhan harus diperhatikan sungguh-sungguh.
Kalau Tuhan percayakan ini semua kepada kita menunjukkan bahwa Dia adalah
seorang Imam Besar Agung yang telah terlebih dahulu menyerahkan diri-Nya untuk
ibadah dan pelayanan ini. Oleh sebab itu, mengecilkan ibadah dan pelayanan
setara dengan mengecilkan darah Yesus. Inilah kesalahan dari seorang yang sibuk
berburu daging seperti Esau, dia menyimpan jubah yang maha indah. Dengan
pelajaran ini tentu kita harus lebih berhati-hati ke depan dalam menyelenggarakan
kebaktian-kebaktian (ketekunan dalam tiga macam ibadah) dan ibadah-ibadah yang
lain.
Kejadian 27:36
(27:36) Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia
telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang
dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa
tidak mempunyai berkat lain bagiku?"
Esau berkata: “Ia
telah dua kali menipu aku.” Esau merasa bahwa Yakub menipu Esau. Sebetulnya
Yakub bukan penipu, dia melakukan semua ini karena Ribka, Yakub sempat berargumen
dengan ibunya, lalu Ribka berkata; “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku”...Kejadian
27:12-13.
Jadi Yakub bukan
penipu, banyak hamba Tuhan yang berkata; Yakub penipu, tidak, inikan perkataan
Esau, Esau yang merasa Yakub penipu. Cerdiklah seperti ular tetapi tuluslah
seperti merpati, karena ada sasaran yang mulia....Kejadian 27:20. Kalau
hanya cerdik tetapi tidak tulus berarti sasarannya tidak mulia, itu menipu.
Esau bukan hanya
kehilangan hak kesulungan namun ia juga kehilangan berkat dari hak kesulungan
itu sendiri. Ia berkata bahwa Yakub menipu, sebetulnya Yakub menerima hak
kesulungan karena kebodohan Esau sendiri, dia sibuk berburu daging, sehingga dia
menukar (jual) hak kesulungannya demi semangkuk kacang merah karena Esau lelah.
Juga Yakub menerima berkat dari hak kesulungan itu bukan dari penipuan tetapi
karena Ribka ibunya yang mendorong, sehingga ia melakukan itu, dengan membawa/memberikan
makanan kesukaan dari pada Ishak. Ribka bertanggungjawab dalam hal itu.
Setiap kali kita
ambil resiko untuk ibadah dan pelayanan, Tuhan Yesus yang bertanggungjawab,
kalaupun harus dikecilkan oleh suami, isteri, orang tua, anak, dan keluarga bahkan
orang lain, hanya demi hak kesulungan, maka Yesus Kristus yang bertanggungjawab
untuk itu. Banyak hamba Tuhan yang berkata bahwa Yakub itu penipu, sebetulnya
dia harus baca dengan teliti, jangan sepenggal. Lagi pula yang berkata Yakub
penipu bukan Tuhan, bukan Ribka bukan Ishak, tetapi Esau sendiri.
Kejadian 27:9-13
(27:9) Pergilah ke tempat kambing domba kita,
ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya
menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.
(27:10) Bawalah itu kepada ayahmu, supaya
dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati."
(27:11) Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya:
"Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku
ini kulitku licin.
(27:12) Mungkin ayahku akan meraba aku; maka
nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia;
dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
(27:13) Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung
kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil
kambing-kambing itu.
Yakub membawa makanan
sesuai dengan kegemaran Ishak, karena dorongan dari ibunya, itu bukti bahwa
Yakub bukan penipu. Yang bertanggungjawab atas apa yang diperbuat Yakub itu
nanti Ribka (ibunya).
Yakub ini seorang
anak yang dengar-dengaran, dia bukan seorang penipu, justru waktu dia didorong
untuk membawa makanan kegemaran Ishak dia berkata; nanti dikira saya mengolok-olok,
tetapi Ribka dengan jelas berkata; aku yang bertanggungjawab. Kita sudah
dengar-dengaran dan mungkin karena dengar-dengaran itu terjadi banyak perkara,
Tuhan yang bertanggungjawab. Kalau kita berpihak kepada Tuhan bukan kepada
keluarga, saudara, sahabat tetangga itu bukan bermaksud menipu.
Kejadian 27:27-30
(27:27) Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan
diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah
dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang
diberkati TUHAN.
(27:28) Allah akan memberikan kepadamu embun
yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur
berlimpah-limpah.
(27:29) Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu,
dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu,
dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau,
terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
(27:30) Setelah Ishak selesai memberkati
Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau,
kakaknya, dari berburu.
Hanya karena
berburu daging, Esau kehilangan segala-galanya. Esau kehilangan hak kesulungan
dan berkat dari hak kesulungan.
Dulu saya masuk
sekolah Alkitab dengan usia menjelang 28, saya kira usia saya sudah cukup tua
dibanding dengan rekan-rekan waktu sekolah Alkitab. Dulu saya sibuk berburu
daging, tidak mengerti ibadah dan pelayanan, tidak menghargai ibadah dan
pelayanan, tidak menghargai korban Kristus. Lalu kemudian, setelah terpanggil,
sekarang saya merasakan bahwa saya menerima hak kesulungan itu sekaligus menerima
berkat dari hak kesulungan itu dan ada percepatan, kalau kita terus sibuk
memperhatikan pekerjaan Tuhan, menomorsatukan ibadah dan pelayanan, sibuk
memperhatikan perkara roh, di situ nanti ada percepatan dengan orang-orang yang
mungkin saja sudah terlebih dahulu berkecimpung di bidang itu. Apa yang dialami
Yakub itu juga yang akan kita alami, itu sebabnya ibadah jangan pura-pura,
seperti orang dunia dari tahun ke tahun tidak berubah hidupnya bahkan yang
terdahulu menjadi terkemudian, yang terkemudian menjadi terdahulu.
Berkat dari hak
kesulungan dibagi menjadi dua bagian.
Yang pertama: Tuhan
memberikan berupa...
- “Embun (hujan) dari langit.”
Kalau embun /
hujan turun dari langit maka tanah-tanah kering akan dibasahi. Setiap kali kita
menyelenggarakan kebaktian, hati kita serasa dibasahi terus, kehidupan yang kering-kering
itu serasa dibasahi.
- “Tanah-tanah gemuk (subur) di bumi.”
Keuntungan
kalau tanah itu baik (gemuk/subur): benih yang ditaburkan segera bertumbuh,
lalu berakar menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat.
-
“Diberikan
gandum.”
Kita bisa
lihat ketika bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40
tahun, Tuhan menurunkan dari langit gandum sebagai perbekalan yang
berlimpah-limpah...Mazmur 78:23-25.
Kemudian,
dalam Injil Yohanes 12:24, gandum itu menjadi benih, akhirnya
menghasilkan buah, sebab gandum itu akhirnya mati dan jatuh ke tanah kemudian
dia akan tumbuh, berakar dan menghasilkan buah. Kalau benih tidak jatuh ke
tanah dan mati ia hanya satu saja. Tetapi kalau dia mati dan jatuh ke tanah ia
akan menghasilkan buah.
- “Anggur itulah kasih Allah / kasih Mempelai.”
Semuanya itu
diberikan berlimpah-limpah.
Yang kedua: Akan terjadi
yaitu...
- “Bangsa-bangsa akan takluk.”
- “Suku-suku bangsa akan sujud.”
- “Menjadi tuan.”
- “Saudara sedaging sujud.”
- “Terkutuk orang yang mengutuk, diberkati orang yang
diberkati.”
Ini persis seperti
Yusuf di Mesir menjadi mangkunegara, menjadi perdana menteri, sebab pada akhirnya
nanti saudara-saudaranya akan sujud pada saat kelaparan hebat tejadi, mereka
akan meninggalkan Bethlehem dan datang ke Mesir dan juga suku-suku bangsa
datang ke Mesir karena hebat kelaparan yang terjadi itu. Akhirnya saudara-saudaranya
sujud, ia menjadi tuan atas bangsa-bangsa.
Jadi, berkat yang
pertama tadi; gandum, anggur, tanah-tanah gemuk lalu embun (hujan)
itu kaitannya dengan hati. Berkat yang kedua kaitannya dengan kuasa
salib, dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Yusuf tidak tahu
apa-apa, dari Bethlehem ia diculik dan dibawa ke Mesir (dimasukkan ke dalam
liang tutupan)…Kejadian 41:14-15, itu
pengalaman salib, kemudian, dari sorga Yesus turun ke bumi itu adalah
perjalanan salib, namun dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Inilah berkat dari
hak kesulungan yang tadinya ada dalam genggaman Esau namun karena ia sibuk
berburu daging, hak kesulungan maupun berkat hak kesulungan itu lepas dari
tangan.
Keterangan: TERLANTAR.
Matius 9:36
(9:36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
Terlantar berarti;
tergeletak / tidak terpelihara, tidak terurus karena serba tidak berkecukupan à orang
yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Maka Tuhan sangat memperhatikan
domba-domba yang terlantar seperti ini.
Awalnya saya ini
salah satu orang yang terlantar sebetulnya, tergeletak, tidak terpelihara,
tidak berkecukupan, tidak terurus hidup rohani saya, Tuhan panggil kita semua
sehingga menjadi satu kawanan.
Sejenak kita
melihat jiwa-jiwa yang terlantar karena tidak tergembala.
Ayub 39:10-11
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak
mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa
saja yang hijau.
Tanda bila tidak
tergembala:
-
“Ia menertawakan keramaian kota.”
Artinya; tidak menghargai ibadah dan pelayanan =
menganggap ringan.
Saat ini kita berada dalam keramaian kota raja besar
itulah Yerusalem baru, beribadah dan melayani Raja di atas segala raja.
- “Tidak mendengarkan
teriak si penggiring.”
Artinya tidak mendengarkan suara gembala = tidak
dengar-dengaran.
- “Ia menjelajah gunung-gunung
padang rumputnya.”
Artinya; menjelajah semua tempat ibadah, gereja A, B,
C semua ia masukin.
Banyak orang Kristen tidak mengerti kandang
penggembalaan buktinya; ia memasuki semua tempat-tempat ibadah, menurut dia itu
bagus. Sebetulnya tidak bagus / tidak baik, harus tetap setia dalam satu
kandang dengan satu gembala, tidak boleh lompat sana dan sini, ada sembako
lompat sana, ada sesuatu yang lahiriah lompat sana, atau ikut KKR sana dan
sini.
-
“Mencari apa saja yang hijau.”,
Artinya; menikmati makanan secara sembarangan.
Firman Tuhan adalah makanan rohani, tidak semua dan
selamanya firman Tuhan yang disampaikan itu benar, sebab ada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan. Firman yang ditambahkan
dan dikurangkan itulah makanan yang tidak memberi kesehatan bagi
rohani, pertumbuhan rohani tetap kerdil kalau makan sembarangan.
Seperti yang sudah-sudah saya sampaikan, setelah
menerima asas-asas pertama tentang ajaran Kristus selanjutnya beralih pada
perkembangannya yang penuh itulah Injil kerajaan = makanan keras…Ibrani 6:1-3. Kalau seterusnya
menyampaikan asas-asas pertama tentang ajaran Kristus yaitu tentang percaya,
bertobat dan dibaptis air, memang di situ banyak mujizat tetapi kalau itu terus
dipertahankan inilah yang disebut makanan menjadi racun, karena asas yang
pertama itu disebut susu. Kalau susu terus menerus dipertahankan akan expired,
menjadi racun. Jadi tidak selamanya firman Tuhan yang disampaikan itu benar dan
baik, ada masa dan waktunya.
Inilah yang terjadi bila domba-domba tidak tergembala.
Keadaan bila domba-domba terlantar.
Ayub 39:8-9
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar,
atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran
sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
Tuhan memberikan
kepadanya;
1.
“Tanah dataran sebagai tempat kediaman.”
2.
“Padang masin sebagai tempat tinggalnya.”
Jadi sangat
beresiko sekali sebetulnya keadaan bila domba-domba tidak tergembala.
Kita lihat; Tanah
dataran.
Ulangan 11:10-12
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk
untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar,
yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan
kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah
negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak
hujan yang turun dari langit;
Kondisi tanah Kanaan: bergunung-gunung dan
berlembah-lembah, sedangkan Mesir adalah tanah dataran.
Sebagai bukti; “Yang setelah ditabur dengan benih yang
selanjutnya harus diairi dengan jerih payah” = mengandalkan kekuatannya
sendiri.
Resiko meninggalkan
ibadah dan pelayanan maka ia akan mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri,
berbanding terbalik dengan tanah Kanaan.
Tanah Kanaan itu
bergunung dan berlembah yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari
langit, berarti, bergantung kepada kemurahan Tuhan. Sebab tidak mungkin
lagi dari atas gunung turun ke bawah untuk mengambil air untuk menyirami
ladangnya.
Tanah Kanaan bergunung dan berlembah itu menunjuk kepada kematian
dan kebangkitan.
Ayub 24:5
(24:5) Sesungguhnya, seperti keledai liar di
padang gurun mereka keluar untuk bekerja mencari apa-apa di padang belantara
sebagai makanan bagi anak-anak mereka.
Orang yang mengandalkan
manusia dan kekuatannya, harus berjerih lelah mencari nafkah dan hasil yang diperoleh
pun tidak seberapa / tidak memuaskan.
Kita berada di
tanah Kanaan (bergunung dan berlembah) bukan di tanah dataran, kita boleh tidur
diam tanpa jerih payah, di tempat kediaman kita masing-masing. Lihat orang yang
mengandalkan kekuatannya, mencari nafkah dengan jerih payahnya/dengan susah
payah, namun hasil yang diperoleh tidak seberapa. Tidakkah kita bersyukur dan
tersentuh dengan firman ini sebagai pernyataan kasih Tuhan? Lihat orang dunia, bangun
pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam.
Kita lihat; Padang
masin.
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Orang yang
mengandalkan manusia dan kekuatannya adalah orang yang terkutuk
Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang
belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di
tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Padang masin /
padang asin yang tidak berpenduduk sama artinya; menyendiri di tengah keramaian
= tidak memiliki kasih. Kegunaan kasih; sebagai pengikat yang mempersatukan
anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda...Kolose 3:14.
Anggota tubuh itu
banyak, di bagian kepala ada; mata, hidung, mulut, telinga, di bagian tubuh ada;
kaki tangan, jari-jari dan lain sebagainya, satu dengan yang lain saling
membutuhkan / melengkapi. Tetapi kalau seseorang berada di padang masin berarti
dia terpisah dari anggota tubuh yang lain = terkutuk. Tidak ada orang yang bisa
hidup sendiri sebab anggota tubuh saling membutuhkan. Kita mempunyai kelebihan
dan kekurangan, anggota tubuh yang lain juga memiliki kelebihan dan kekurangan
semuanya saling melengkapi. Apa yang kita punya orang lain tidak punya, apa
yang tidak kita punya orang lain punya, saling melengkapi. Maka kalau hidup
menyendiri / hidup di padang masin, tidak ada artinya = terkutuk.
Hidup di padang
masin (menyendiri) adalah kehidupan yang sia-sia. Apa buktinya?
-
“Ia akan
seperti semak bulus di padang belantara” =
tidak berarti.
-
“Ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik” =
tidak mengalami pemulihan.
-
“Tinggal di
tanah angus.”
Angus =
kering-kering = tandus = gersang tidak menghasilkan apa-apa -> padang masin.
Inilah tempat
tinggal bila domba-domba tidak tergembala; tanah dataran dan juga padang
masin.
Kesimpulannya; tanah
dataran sebagai kediamannya dan padang masin sebagai tempat
tinggalnya = terlantar.
Tuhan sangat
memperhatikan kehidupan yang terlantar. Saya bersyukur dahulu kehidupan saya
terlantar sekarang diperhatikan oleh Tuhan, inilah yang kita syukuri.
Jalan keluar.
Lukas 10:2-3
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Ada suatu kerinduan
untuk meminta supaya Tuhan mengirimkan pekerja untuk tuaian-tuaian itu. Kalau tuaian
banyak pekerja sedikit berarti tidak seimbang, kalau tidak seimbang pekerja
kewalahan, tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sehingga domba-domba menjadi
lelah dan terlantar. Sebab itu kita minta pekerja-pekerja kepada tuan yang
empunya tuaian itu dari kerinduan yang mendalam.
Kita meminta supaya
Tuhan kirim pembukaan rahasia firman Tuhan, untuk mengerjakan hidup kita,
menjadi tubuh Kristus yang sempurna.
Matius 7:8,11
(7:8) Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan.
(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada
mereka yang meminta kepada-Nya."
Dia adalah Bapa yang baik, Dia akan memberi apa yang kita minta.
Lukas 10:3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
Tanda kita meminta
pekerja-pekerja; “Pergilah dan selanjutnya memberi diri diutus.”
Inilah tanda-tanda
seseorang meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian.
Kita kaitkan dengan
pengutusan Musa...
Keluaran 3:9-10
(3:9) Sekarang seruan orang Israel telah
sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas
mereka.
(3:10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk
membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Musa pergi dan memberi diri diutus kepada Firaun untuk membawa
bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.
Keluaran 3:11
(3:11) Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka
aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari
Mesir?"
Mengerjakan
pekerjaan Tuhan ini harus tetap dalam keadaan rendah hati dan merasa selalu
tidak mampu dan tidak bisa. Saat kita merasa lemah kita kuat, tetapi kalau kita
merasa kuat, justru tidak mampu / lemah.
Keluaran 3:12-14
(3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku
akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:
apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan
beribadah kepada Allah di gunung ini."
(3:13) Lalu Musa berkata kepada Allah:
"Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka:
Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku:
bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
(3:14) Firman Allah kepada Musa: "AKU
ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang
Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Tanda apabila
seseorang diutus: Tuhan menyatakan nama-Nya: AKU ADALAH AKU, berarti Aku
yang awal dengan Aku yang akhir itu adalah pribadi yang sama.
Lebih rinci kita
lihat AKU ADALAH AKU.
Wahyu 1:8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan
yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
Aku adalah Alfa dan
Omega, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan; yang sudah ada dan yang
ada dan yang akan datang.
Lebih rinci...
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah
aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan
kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku
hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan
kerajaan maut.
Kemudian, di sini
kita melihat Yesus berkata; Aku adalah yang Awal dan yang Akhir (Alfa
dan Omega) dilanjutkan dengan yang hidup, Aku telah mati namun
lihatlah Aku hidup.
Berarti dari Alfa
(awal) untuk sampai kepada Omega (akhir), harus melalui salib /
jembatannya adalah salib, sebab Dia hidup, kemudian Dia telah mati di
atas kayu salib, hari ketiga Dia hidup. Jadi, dari Alfa untuk sampai
kepada Omega jembatannya adalah pengalaman salib.
Jadi saya tandaskan,
yang sudah ada sekarang ini, antara
lain; Tuhan memberikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian,
melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan, dipercayakan ini dan itu di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu karena Yesus Kristus telah mati di atas
kayu salib.
Itulah tentang yang
sudah ada ini. Kemudian, setelah kita pertahankan yang sudah ada ini nanti akan
membawa kita sampai kepada yang akan
datang.
Itulah Alfa dan Omega,
Aku (yang pertama) adalah Aku (yang terakhir), jadi wujud yang
pertama dan yang kedua sama. Tetapi jalan untuk Alfa sampai kepada Omega adalah;
Yesus Kristus harus mati di atas kayu salib.
Kesimpulannya, tanda
pengutusan adalah ; memikul salib. Kalau seorang pelayan / utusan
menolak salib berarti bukan Tuhan yang mengutus dia tetapi dirinya sendiri yang
mengutus. Apa yang dia peroleh? Tidak ada, tidak akan sampai kepada yang akan
datang.
Di dalam kelemahan
Musa berkata; “Aku bukan siapa-siapa” juga rasul Yohanes seperti mau
mati rasanya, tidak berdaya namun Tuhan yang memberi kekuatan dengan salib-Nya,
itu sebabnya Ia berkata Akulah yang awal dan yang akhir / Alfa dan Omega. Kemudian
yang sudah ada dan yang ada, dan yang akan datang, hidup, mati, hidup, itulah yang
memberi kekuatan terhadap rasul Yohanes di tengah pengutusannya.
Sengsara salib
bukan untuk menindas kita, sengsara salib untuk memberi kekuatan baru kepada kita
semua.
Kemudian...
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih
karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
Kasih karunia, damai sejahtera, menyertai kita sampai selama-lamanya itu
datang dari Alfa dan Omega. Kalau kita mengutus diri sendiri kita tidak sampai
kepada yang akan datang, tetapi kalau pengutusan itu ditandai dengan salib, maka
kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kita sampai kepada yang akan
datang, percayalah.
Sekarang di
sorga...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya
dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya
mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Perhatikan; “Empat
makhluk dengan enam sayap di sekelilingnya”, kemudian “Penuh dengan
mata.”
Enam sayap di
sekelilingnya menunjukkan tabiat daging tidak terlihat lagi.
Penuh dengan mata =
hidup di dalam terang.
Kemudian, seruan
dari empat makhluk; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, seruan yang kedua; “yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Tadi di bumi memang
sudah terdengar ada jaminan, kasih karunia damai sejahtera menyertai kamu
sampai kepada yang akan datang. Di sorga ada juga seruan yang sama; “Yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.”
Kita melihat...
Yesaya 6:1-3
(6:1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku
melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung
jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah
atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi
muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai
untuk melayang-layang.
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada
seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi
penuh kemuliaan-Nya!"
Yang melatarbelakangi seruan itu adalah karena
ujung jubah dari Imam Besar memenuhi Bait Suci sehingga Bait Suci penuh dengan
kemuliaan Allah.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya
dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu,
kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
“Ia
diutus untuk meminum cawan Allah.” Artinya; Ia harus menderita di atas kayu
salib sebab Dia adalah Imam Besar Agung, pelayanan dari Imam Besar Agung ini
telah dinikmati oleh Bait Suci sehingga Bait Suci penuh dengan kemuliaan Allah
bisa dilihat dari seruan 4 makhluk / seruan dari serafim itu sendiri, selain "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta
alam, selanjutnya “seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Kita
butuh pelayanan Imam Besar. Haleluyah...
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang
indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu
disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Pakaian itu sudah menjadi milik Yakub, anak
bungsu menjadi anak sulung.
Di dalam Keluaran 4 :22-23, Allah sendiri
mengakui dengan sah bahwa Israel (Yakub) adalah anak sulung.
Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia
suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Sayang itu hanyalah sebatas hubungan daging,
tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Jadi kalau Tuhan mempercayakan ibadah pelayanan
ini kepada saya dan saudara, itu karena kasih
Allah.
Inilah kasih Allah itu dipercayakan kepada
kita suatu imamat rajani (jubah yang maha indah) untuk melayani Dia.
Roma 9:12-15
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang
tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku
mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada
siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku
mau bermurah hati."
Jadi Tuhan mempercayakan ibadah dan pelayanan
ini, itu karena belas kasih, kemurahan Tuhan, semata-mata bukan karena kekuatan
manusia. Itu sebabnya Musa pergi dan diutus. Itu rangkaiannya.
Musa juga mendapat
belas kasih, sebab Musa diangkat dari sungai Nil oleh karena belas kasih.
Orang yang tidak
pernah merasakan belas kasih, tidak pernah bisa menghargai belas kasih. Musa pergi
dan diutus karena dia sudah merasakan belas kasih (kemurahan).
Kenapa seseorang
tidak pernah bisa menghargai ibadah? Karena ia tidak merasakan kemurahan, hanya
orang yang pernah mendapat kemurahan bisa menghargai kemurahan.
Bagaimana kita
melihat situasi ini bukankah hati kita terharu? Bangsa kafir mendapat belas
kasih, merasakan pelayanan Imam Besar dengan pakaian Imam Besar yang
dikenakannya. Setiap kali diselenggarakan kebaktian, suara giring-giring itu
harus terdengar, kalau tidak suasana ibadah itu mati. Ibadah rutinitas berujung
kepada kematian.
Roma 9:17
(9:17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku
membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam
engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."
Sampai pada akhirnya Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya dan supaya nama
Tuhan dimasyhurkan di seluruh bumi. Itulah hasil dari seorang hamba-hamba Tuhan
yang pergi untuk diutus.
Lihat pengalaman Yakub menerima jubah yang maha indah dilanjutkan kepada
Yusuf di dalam Kejadian 37 yang sudah kita pelajari dari beberapa tahun
yang lalu. Yakub adalah bapa yang baik, jubah yang maha indah diberikan kepada Yusuf
akhirnya menjadi mangkunegara, perdana menteri, penguasa di Mesir, dia menjadi
tuan atas seluruh bangsa, atas seluruh saudara-saudaranya, itu berkat dari hak
kesulungan dan nanti banyak orang akan mencari Pengajaran Mempelai. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment