IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2018
KITAB KOLOSE
Subtema: ORANG
BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salah sejahtera bagi kita, salam di
dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebelumnya saya juga menyapa anak-anak
Tuhan, hamba-hamba Tuhan di dalam dan di luar negeri yang senantiasa mengikuti
pemberitaan firman lewat live streaming atau video internet youtube maupun facebook
dimanapun anda berada.
Sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, terlebih
dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan
dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 2:2
(2:2) supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih,
sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan
mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,
Rasul Paulus memperlihatkan perjuangan yang berat kepada sidang jemaat
yang dilayani.
Tujuannya perjuangan yang
berat:
YANG PERTAMA: Supaya hati
mereka (sidang jemaat) terhibur.
Penghiburan semacam ini disebut penghiburan salib yang
memberi kekuatan yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah, sekaligus
memberikan keyakinan yang teguh dan pendirian yang teguh.
1 Korintus 1:8-9
(1:8) Ia juga
akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak
bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
(1:9) Allah, yang
memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan
kita, adalah setia.
Sidang jemaat diteguhkan sampai kepada kesudahannya
oleh salib Kristus.
Sidang jemaat, kita semua, diteguhkan sampai nanti
kepada kesudahannya oleh salib Kristus.
Keuntungan kuat dan teguh hati: tidak bercacat sampai
Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Pendeknya; persekutuan kita dengan salib Kristus tidak
sia-sia, sebab Dia itu setia, sebab Dia Anak Allah yang setia.
Tujuannya perjuangan yang
berat:
YANG KEDUA: Supaya
mereka (sidang jemaat) bersatu dalam kasih.
Kegunaan kasih:
-
Menutupi banyak
sekali dosa = mengampuni orang yang bersalah (1 Petrus 4:8).
-
Sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).
Dampak positif sidang jemaat terhibur dan bersatu dalam kasih ada tiga:
1.
Sidang jemaat
memperoleh segala kekayaan.
2.
Sidang jemaat
memperoleh keyakinan pengertian.
3.
Sidang jemaat
mengenal rahasia Allah.
Keterangan: SIDANG JEMAAT MEMPEROLEH KEYAKINAN
PENGERTIAN.
Keyakinan pengertian
berarti setelah memperoleh pengertian yang benar dari Tuhan kita semakin
diyakinkan.
Sebagai contoh untuk
kita perhatikan;
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama
orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Rasul Paulus mempunyai
keyakinan yang kokoh (teguh) dalam Injil dan hal itu ia saksikan pada jemaat di
Roma.
Injil adalah kekuatan
Allah dan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik Yahudi maupun
Yunani (bangsa kafir).
Roma 1:17
(1:17) Sebab di
dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
“Di dalam Injil
nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan yang memimpin kepada iman.”
Maksudnya di sini
adalah orang benar akan hidup oleh iman tidak hidup karena yang
lain-lain.
Habakuk 2:4
(2:4)
Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang
yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
“Orang yang benar
itu akan hidup oleh percayanya.” = orang benar akan
hidup oleh iman.
Tetapi orang yang
membusungkan dada tidak lurus hatinya.
Membusungkan dada =
mengandalkan kekuatan sendiri -> orang sombong.
Galatia 3:11
(3:11) Dan bahwa
tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat
adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Jadi sudah jelas bahwa “Orang
yang benar akan hidup oleh iman.”
Berarti, tidak hidup karena kekuatannya, tidak hidup karena membusungkan dada,
tidak hidup karena yang lain-lain.
Galatia 3:10, 12
(3:10) Karena
semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
(3:12) Tetapi
dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya,
akan hidup karenanya.
Setiap orang yang hidup
dari pekerjaan hukum Taurat (berada di
bawah hukum Taurat), berada di bawah kutuk. Berada di bawah kutuk, artinya;
tidak putus dari dosa warisan (perbuatan sia-sia).
Sebab dasar hukum Taurat
bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya = mengandalkan kekuatannya
sendiri -> orang yang membusungkan dada = sombong = mengecilkan salib
Kristus.
Orang yang menjalankan
ibadah Taurat (ibadah lahiriah) itu orang yang sombong, itu tidak bisa
dipungkiri.
Contoh hukum Taurat:
Roma 2:12, 15
(2:12) Sebab
semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan
semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
(2:15) Sebab
dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam
hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela.
Semua orang yang
berdosa di bawah hukum Taurat akan
dihakimi oleh hukum Taurat itu
sendiri.
Contoh orang yang
berada di bawah hukum Taurat; hati dan
pikiran mereka saling menuduh dan saling membela.
Menuduh sekaligus
mempersalahkan orang yang bersalah dan suka membela diri tanpa memberi
pengampunan, itu adalah kesaksian dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.
Lebih rinci tentang KESAKSIAN
DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Habakuk 2:5
(2:5) Orang sombong
dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia
mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti
maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa
dihimpunkannya."
Ayat 3, dan ayat 4,
di situ kita bisa melihat dalam Kristus Yesus orang benar akan hidup oleh iman.
Tetapi pada ayat 5,
semua orang yang berada di bawah hukum taurat atau hukum kutuk = orang yang
mengandalkan kekuatannya.
Mereka itu adalah:
1.
Orang sombong = tinggi hati dan angkuh.
2.
Suka berkhianat. Siapa
pengkhianat? Di depan baik, di belakang tidak.
3.
Berlagak tau, walaupun tidak
tau.
Lebih jauh kita melihat
KEHIDUPAN DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Roma 3:9-10
(3:9) Jadi
bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali
tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,
bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
(3:10) seperti
ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Jadi orang-orang yang
berada di bawah hukum Taurat tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Berada di bawah hukum
Taurat = berada di bawah kuasa dosa.
Seperti apa ibadah yang
kita jalankan sekarang? Apakah masih berada di bawah hukum taurat? Ibadah lahiriah?
Atau ibadah yang mengandung janji?
Pendeknya, orang-orang
yang berada di bawah hukum Taurat: “Tidak ada yang benar, seorang pun
tidak.”
Roma 3:11-18
(3:11) Tidak ada
seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
(3:12) Semua
orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat
baik, seorang pun tidak.
(3:13) Kerongkongan
mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir
mereka mengandung bisa.
(3:14) Mulut
mereka penuh dengan sumpah serapah,
(3:15) kaki
mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(3:16) Keruntuhan
dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(3:17) dan
jalan damai tidak mereka kenal;
(3:18) rasa takut
kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Tanda-tanda
berada di bawah hukum Taurat, yaitu:
-
Tidak ada seorang
pun yang berakal budi.
-
Tidak ada seorang
pun yang mencari Allah, dengan sungguh-sungguh.
-
Semua orang telah
menyeleweng.
Kebenaran diselewengkan, kesucian
diselewengkan, keselamatan diselewengkan, pelayanan diselewengkan, nikahnya
diselewengkan, dan lain sebagainya.
-
Semua orang tidak
berguna.
-
Tidak ada yang
berbuat baik, seorang pun tidak.
Itulah tanda berada di
bawah hukum taurat.
Kemudian, praktek
perkataannya:
-
Kerongkongan mereka seperti
kubur yang ternganga.
-
Lidah mereka
merayu-rayu.
Lidah yang merayu-rayu adalah lidah yang
tidak ada kebenarannya, kata-kata palsu untuk menghanyutkan orang lain.
Jangan sampai seperti bercanda, seperti
perkataannya benar, tapi lidahnya merayu-rayu untuk menghanyutkan hati orang
lain, itu praktek perkataan di bawah hukum taurat.
-
Bibir mereka mengandung
bisa.
-
Mulut mereka penuh
dengan sumpah serapah.
Berarti, tidak lain tidak bukan persis
seperti nabi palsu dan antikris.
Nabi palsu adalah; binatang yang keluar dari dalam
bumi bertanduk dua seperti anak domba tapi kalau berbicara seperti naga, penuh
dengan racun, berbisa.
Itu praktek perkataan
dari orang-orang yang berada di bawah hukum taurat.
Kemudian, praktek langkah-langkah
setiap orang:
-
Kaki mereka cepat
untuk menumpahkan darah = suka mencari musuh, tidak mau mencari damai.
-
Keruntuhan dan kebinasaan
mereka ditinggalkan di jalan mereka.
Jadi sudah pasti jalan-jalan mereka bukan
jalan salib.
-
Jalan damai tidak mereka
kenal -> orang yang tidak mau berdamai.
-
Rasa takut kepada Allah
tidak ada pada orang itu.
Berarti tidak memperdulikan kesucian, tidak
memperdulikan salib Kristus. Itu orang yang tidak takut kepada Tuhan, tidak perduli
kesucian, tidak menghargai korban Kristus, hanya untuk memuaskan hasratnya,
pikirannya, perasaannya.
Itu praktek
langkah-langkah dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.
Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak
seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan
hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Tidak seorang pun dibenarkan di
hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru hukum Taurat
itu merangsang dosa.
Dan kalau kita melihat
di dalam Injil Matius 5, terlihat sekali perbedaan antara Yesus
Kristus dengan hukum Taurat.
Keadaan HUKUM TAURAT:
hanya mengasihi sesama yaitu orang yang mengasihi dia lalu musuhnya dia benci,
juga perbuatan baiknya tidak sempurna. Pendeknya, tidak sempurna di dalam kasih
dan tidak sempurna di dalam perbuatan baik, kemudian ibadah yang dijalankan
hanya bersifat lahiriah, artinya berbuat/melakukan sesuatu berdasarkan
peraturan manusia belaka.
Maka dalam Injil Matius
15:8-9... jelas di situ mulut memuji Tuhan tetapi hatinya
jauh dari Tuhan = tubuh jasmaninya ada di rumah Tuhan tapi hatinya
jauh dari kebenaran firman yang ia dengar = mempersembahkan tubuh jasmani
tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, ini ibadah yang
tidak mengandung janji. Sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga, tubuh
jasmani tidak dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga.
Berkali-kali saya
katakan Setan tidak akan pernah berubah menjadi suci, sama seperti orang-orang
yang berada di bawah hukum Taurat tidak menghargai darah salib, orang seperti
ini akan binasa.
Jadi orang yang berada
di bawah hukum Taurat pasti binasa, orang yang menjalankan ibadah lahiriah
pasti binasa, karena ibadah lahiriah tidak mengenal kasih karunia, yaitu;
korban Kristus.
Kalau masih suka melihat
kesalahan orang lain menjadi batu sandungan bagi orang lain, tetapi orang yang
mau bertobat dengan sungguh-sungguh masa lalu tidak akan menjadi batu sandungan,
karena firman menjadi jaminannya, berbeda dengan orang yang menuduh dan membela
diri, sekalipun firman berkata engkau hidup tetapi kalau ia bergantung kepada
kebenarannya dan ia berlaku curang, maka kebenaran yang ia perbuat itu tidak
akan bisa membenarkan dia...Yohanes 32:12-16.
Oleh sebab itu supaya
kita terlepas dari kutuk oleh karena hukum Taurat mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi,
tetapi juga orang Yunani.
Saudaraku, mempunyai pengertian
keyakinan bersumber dari Injil dan Injil itu sendiri yang menjadi kekuatan
Allah.
Injil itu terdiri dari,
antara lain: Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
Mari kita lihat
penjelasan berikut ini:
-
Injil Matius ->
kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-
Injil Markus ->
kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-
Injil Lukas
-> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia.
-
Injil Yohanes
-> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Kesimpulan dari empat
Injil ini adalah: salib Kristus atau pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Mari kita lihat salib
dalam bentuk diagram horizontal dan vertikal:
-
Horizontal ->
Injil Matius dan Injil Markus.
-
Vertikal ->
Injil Yohanes dan Injil Lukas.
Kita lanjut kembali
memperhatikan vertikal;
·
Injil Yohanes,
berarti Anak Allah dari sorga turun ke bumi = kebenaran, keadilan.
·
Injil Lukas
-> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia di bumi.
Sekarang horizontal:
·
Injil Matius
-> Yesus Raja, berarti menjadikan kita raja-raja di bumi.
·
Injil Markus
-> Yesus sebagai hamba, dengan demikian menjadikan kita imam-imam.
1 Korintus 1:22-24
(1:22)
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi
kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi
untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Di sini kita melihat
Rasul Paulus memiliki sebuah pendirian yang kuat, dia tidak terpengaruh dengan
pendirian orang Yahudi dan pendirian orang Yunani, dia tetap memberitakan
pribadi Yesus yang disalibkan.
Padahal pemberitaan tentang
salib bagi orang-orang Yahudi itu adalah suatu batu sandungan,
sebab mereka datang kepada Tuhan hanya untuk mencari tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat, sehingga bagi mereka salib itu menjadi batu sandungan, mereka
tersinggung kalau dosa dikoreksi.
Sedangkan bagi orang-orang
Yunani (bangsa kafir), pemberitaan firman tentang salib adalah suatu
kebodohan karena mereka hanya menghendaki hikmat (beribadah melayani kepada
Tuhan hanya untuk sebatas mengerti firman bukan untuk dilakukan). Bagi orang
seperti ini pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan.
Persis seperti orang
dunia melihat orang beribadah disertai dengan sangkal diri dan pikul salib
adalah suatu kebodohan, karena menghabiskan waktu dan energi, yang terpenting
bagi mereka cukup mengerti, cukup tau firman, tidak perlu melakukan, sebab yang
terpenting bagi mereka adalah; berusaha, bekerja, mencari uang
sebanyak-banyaknya = mengandalkan kekuatannya.
Lihat orang-orang di
luar sana, mencari ilmu setinggi bintang di langit tapi lupa Tuhan, sehingga
bagi mereka salib adalah suatu kebodohan.
Bagi orang Yahudi salib
adalah suatu batu sandungan karena yang mereka kehendaki di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan hanyalah mujizat, tanda-tanda heran.
Tapi Rasul Paulus tidak
terpengaruh akan semuanya itu, ia tetap memiliki pendirian yang kuat, ia tetap
memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Jadi pelayanan Rasul
Paulus ini tidak dipengaruhi oleh situasi, tidak dipengaruhi oleh keadaan,
tidak dipengaruhi oleh kondisi. Akhir-akhir ini banyak hamba-hamba Tuhan dipengaruhi
oleh situasi keadaan dan kondisi, dengan mengecilkan salib, yang terpenting
jiwa bertambah banyak. Tapi Rasul Paulus tidak, ia tetap memiliki pendirian
yang teguh, sebab orang benar hidup karena iman.
Inilah pengertian
keyakinan, setelah kita memperoleh pengertian kebenaran kita diyakinkan oleh
Injil, itulah salib, horizontal dan vertikal.
Kisah Para Rasul 4:8-12
(4:8) Maka jawab
Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
(4:9) jika kami
sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus
menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
(4:10) maka ketahuilah
oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus
Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah
dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah
orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
(4:11) Yesus
adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri
--, namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Di sini dengan jelas
kita perhatikan, Petrus menceritakan kepada orang Yahudi tentang Yesus yang
disalibkan, Petrus tidak menceritakan tentang berkat-berkat secara lahiriah semata.
Dan perlu untuk
diketahui, pemberitaan firman tentang salib berkuasa menyembuhkan orang yang
sakit, terkhusus sakit rohani.
Ciri-ciri hamba Tuhan
yang diurapi adalah dia memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Sedangkan ciri-ciri
hamba Tuhan yang tidak diurapi adalah memberitakan tentang yang lain-lain,
hanya sebatas menceritakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, atau
memberitakan firman hanya sebatas hikmat dan pengetahuan tetapi tidak mau
memikul salib, tapi Rasul Petrus memiliki pendirian yang kuat tentang salib
Kristus.
Jadi pengurapan itu
sumbernya dari salib bukan dari minyak yang dijual di pasar, ibadah yang
seperti itu adalah ibadah murahan.
Kisah Para Rasul
4:19-20
(4:19) Tetapi
Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah
yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami
lihat dan yang telah kami dengar."
Sekalipun rasul Petrus
dibatasi untuk memberitakan firman tentang salib tetapi ia tidak terpengaruh,
ia tidak takut, ia taat kepada Tuhan, ia tidak taat pada perintah manusia.
Kalau kita menjunjung
tinggi korban Kristus, tidak takut pada manusia, tidak takut soal tidak makan
tidak minum, tidak takut soal perkara lahiriah. Asal sungguh-sungguh kita
junjung tinggi korban Kristus.
Hati-hati orang yang
pernah bernazar untuk suatu perkara, tetapi tidak ia tepati, perkara yang ia
kerjakan itu tidak pernah berhasil, ingat apa yang saya sampaikan ini.
Sebab itu beribadah
harus betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus, ingat apa yang saya ucapkan
ini.
Ibadah harus menjunjung
tinggi korban Kristus, tidak perlu takut manusia, tidak perlu takut tidak makan
dan tidak minum.
Kemudian, Simon Petrus
dan rasul-rasul yang lain memberitakan tentang pribadi Yesus yang disalibkan, berarti apa yang mereka dengar dan apa
yang mereka lihat itu yang mereka sampaikan, ini hamba Tuhan yang benar.
Jadi kalau hamba Tuhan
tidak memberitakan tentang Yesus yang disalibkan, hanya sibuk memberitakan
soal-soal yang lahiriah, sibuk memberitakan firman soal tanda-tanda heran itu
adalah pendusta, itu bukan hamba Tuhan yang diurapi.
Lebih rinci tentang rasul Petrus dan
rasul-rasul yang lain.
Kisah Para Rasul 5:28
(5:28) katanya:
"Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata,
kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak
menanggungkan darah Orang itu kepada kami."
Ajaran tentang pribadi
Yesus yang disalibkan, itu yang harus dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang
baru.
Yerusalem adalah pusat
kerajaan damai sejahtera itulah ibadah dan pelayanan, maka pemberitaan firman tentang
salib ini yang harus dibawa masuk ke kota Yerusalem, tidak yang lain-lain.
Kisah Para Rasul
5:29-31
(5:29) Tetapi
Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat
kepada Allah dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah
nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu
salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah
yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi
Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan
dosa.
Pendeknya, Petrus dan
rasul-rasul lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Jadi orang yang
menjunjung tinggi korban Kristus di tengah ibadah pelayanan menunjukkan bahwa
ia taat kepada Allah bukan kepada manusia.
Perlu untuk diketahui,
pada ayat 31, Yesus telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan
kanan-Nya, sehingga Yesus yang disalibkan itu: “Menjadi pemimpin dan Juruselamat
supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.”
Jadi saudaraku,
pertobatan dan pengampunan itu datang dari salib Kristus, tidak datang dari
yang lain-lain.
Siapa yang disalibkan?
Dialah Yesus yang menjadi pemimpin dan Juruselamat.
Memberitakan firman di luar
salib tidak nyata pertobatan yang sungguh-sungguh, dan tidak akan menerima pengampunan
yang sungguh-sungguh dari Tuhan.
Saya ulangi perbedaannya,
di luar salib seseorang tidak akan bertobat sungguh-sungguh, dan orang seperti
ini, tidak menerima pengampunan dari Tuhan.
Tanda seseorang tidak
menerima pengampunan? Ia sendiri tidak mengampuni orang lain (mengingat-ingat kesalahan
orang lain).
Roma 10:17
(10:17) Jadi, iman
timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Iman itu timbul dari
pemberitaan firman tentang salib Kristus, supaya orang benar hidup karena iman.
Roma 4:16
(4:16) Karena
itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia,
sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi
mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari
iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Jadi kebenaran berdasarkan
iman, itu adalah kasih karunia.
Kalau orang berdosa
dibenarkan oleh darah salib itu adalah kasih karunia.
Jadi pemberitaan firman
tentang salib di Yerusalem (di tengah-tengah ibadah dan pelayanan), di kota
Raja besar kota damai sejahtera itu adalah kasih karunia. Kalaupun dosa
dikoreksi, dosa ditunjuk-tunjuk, dosa dibongkar dengan tuntas, daging memang
sakit tapi itu merupakan kasih karunia.
Sekalipun kita bukan
orang Yahudi, tetapi kalau orang benar hidup karena iman, kita tetap memperoleh
kasih karunia, sehingga disebutlah kita keturunan Bapa Abraham, berarti janji
itu juga menjadi bagian kita, bukan saja untuk orang Yahudi.
Saya rindu supaya kita
betul-betul memperoleh pengertian tentang keyakinan dari Injil yaitu dari
pemberitaan firman tentang salib dalam bentul horizontal dan vertikal.
Supaya nyatalah
kemurahan itu bagian kita, Tuhan membawa kita dari kasih karunia yang satu
kepada kasih karunia yang lain, sampai sempurna, sama mulia dengan Dia, kembali
kepada wujud yang semula.
Kalau orang berada di
bawah hukum taurat ibadahnya lahiriah, sikap perbuatannya menyakiti hati Tuhan,
perkataannya menyakiti hati Tuhan, langkah-langkah perjalanan hidupnya juga
tetap menyakiti hati Tuhan tidak sempurna dalam hidup, mengasihi tidak
sempurna, perbuatan baiknya tidak sempurna, tapi orang benar akan hidup karena
iman, Tuhan dipermuliakan dalam hidupnya, dan akan mendapat bagian dari
janji-janji Tuhan, sesuai dengan kitab Efesus 2, yang jauh menjadi
dekat.
Roma 4:17
(4:17) seperti
ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --
di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi
ada.
Kuasa atau janji dari
firman iman menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan
kembali, apa yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Allah.
Itu kuasa dari firman
iman, biarlah kita semua, memahami bahwa; orang benar hidup karena iman bukan lagi
karena mengandalkan kekuatan manusia, bukan lagi membusungkan dada, tidak lagi
berlaku sombong di hadapan Tuhan, maka dia akan menjadi bagian dari janji Allah
seperti Dia memberikan janji-Nya kepada bangsa Israel.
Firman itu menyatakan
yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, kita lepas dari maut,
itu kuasa firman iman.
Maka orang benar mau
tidak mau harus hidup karena iman, tidak lagi mengandalkan kekuatannya supaya
janji itu menjadi bagian kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang