IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 FEBRUARI 2018
Subtema: KELAPARAN SEIZIN TUHAN.
Shalom saudaraku...
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga menyapa umat Tuhan yang ada di dalam dan luar negeri, yang senantiasa mengikuti live streaming, video internet, youtube, maupun facebook.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Rut 1:1 terlebih dahulu.
Rut 1:1
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Berarti, secara keseluruhan tanah Israel mengalami kelaparan yang hebat.
Kejadian ini menimbulkan suatu pertanyaan, sebab tidak sesuai dengan janji Allah kepada nenek moyang bangsa Israel, sebelum mereka memasuki tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan Allah mereka.
Sebab itu kita perhatikan...
Ulangan 8:7-9
(8:7) Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
(8:8) suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;
(8:9) suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.
Negeri Kanaan adalah suatu negeri yang baik, sebagai bukti:
1. Suatu negeri dengan sungai, mata air, danau.
2. Suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara, dan pohon delimanya.
3. Suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya.
Pendeknya; makan roti dengan tidak usah berhemat, makan roti dengan puas. Mereka tidak akan kekurangan apapun, berarti tidak mungkin mengalami kelaparan, ditambah lagi dengan kekayaan alamnya sebab batunya mengandung besi, gunungnya mengandung tembaga.
Perhatikan ayat 9; “Suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun...”
Berarti, tidak akan kekurangan apapun dan tidak akan mengalami kelaparan.
Itulah pernyataan Tuhan kepada nenek moyang bangsa Israel, sebelum Tuhan membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan (tanah perjanjian).
Ulangan 8:10
(8:10) Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.
Jadi, negeri Kanaan yaitu; tanah perjanjian adalah suatu negeri yang baik.
Bangsa Israel, akan makan dan akan kenyang, tidak akan kekurangan apalagi kelaparan.
Itu sebabnya tadi di atas saya katakan kelaparan yang terjadi pada zaman para hakim memerintah, itu adalah suatu pertanyaan besar, karena tidak sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan.
Sebab tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan itu suatu negeri dengan sungai mata air dan danau, suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dan dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya, kemudian suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya, suatu negeri dimana mereka makan roti dengan tidak usah berhemat.
Tapi kenyataannya tadi pada zaman para hakim memerintah, terjadi kelaparan atas Israel, terjadi kelaparan yang hebat.
Dengan demikian, apakah Tuhan itu pendusta? Itu sesuatu yang tidak mungkin.
Perlu untuk diketahui, tidak ada sesuatu yang terjadi di atas muka bumi ini tanpa seizin Tuhan, dan Tuhan menyatakan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, bukan untuk mencelakakan, sekalipun terlihat sepertinya, janji Tuhan sepertinya tidak sesuai dengan kenyataannya, seolah-olah dalam hal ini Tuhan pendusta.
Ulangan 8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun adalah kehendak Tuhan.
Tuhan merendahkan hati mereka, dengan membiarkan mereka lapar dan memberikan mereka makan manna.
Dengan satu tujuan: untuk membuat mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan, itulah Firman Allah.
Berarti, manna yang tidak mereka kenal itu à kepada firman Allah, firman yang memberi hidup manusia.
Jadi, kelaparan yang terjadi selama 40 tahun di padang gurun, itu terjadi atas seizin Tuhan.
Tuhan biarkan mereka lapar, Tuhan izinkan mereka lapar, Tuhan mau merendahkan hati mereka, sebab Tuhan mau melihat apakah mereka berpegang kepada firman, hidup oleh firman, atau tidak, itu saja titik. Jadi, jadi bukan berarti Tuhan pendusta ketika terjadi kelaparan pada zaman para hakim memerintah Israel, tapi Tuhan mau melihat apakah bangsa Israel hidup oleh firman termasuk keluarga Elimelekh.
Matius 4:1
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Yesus berada di padang gurun oleh karena Roh Tuhan, supaya Ia dicobai di sana.
Saudaraku, Tuhan telah memimpin kita, Roh Tuhan telah memimpin kita untuk berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Dengan satu tujuan, supaya kita juga harus siap untuk mengalami ujian, cobaan, dari berbagai-bagai perkara.
Bukan berarti kalau kita hidup di dalam kegiatan Roh, tidak ada ujian dan cobaan, Yesus ada di padang gurun, oleh karena pimpinan Roh supaya Ia dicobai di sana. Juga kita ada dalam kegiatan Roh, ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu karena kemurahan Tuhan, tetapi bukan berarti tidak ada ujian, bukan berarti tidak ada cobaan.
Matius 4:2-4
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Kemudian setelah berpuasa 40 hari 40 malam, laparlah Yesus, dengan kelaparan yang begitu hebat.
Maka ular yang gambaran dari pada Iblis/Setan, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan segera ia mencobai Yesus dan berkata; “Jikalau engkau anak Allah perintahkanlah batu-batu ini menjadi roti.”
Yesus menjawab; “Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Dalam hal ini Yesus sangat mengerti, bahwa manusia hidup karena firman Allah.
Kalau seseorang telah mengerti, bahwa dia hidup karena firman Allah = rendah hati, menunjuk kepada orang yang rendah hati.
Matius 4:4-10
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Ciri-ciri dimana seseorang telah mengerti bahwa manusia hidup karena firman;
1. TIDAK MENJATUHKAN DIRI KE DALAM BERBAGAI-BAGAI PENCOBAAN.
Berarti, mempertahankan kesuciannya.
Saudaraku, banyak orang kristen mengabaikan hal kesuciannya, hanya karena kepentingan pribadinya, hanya demi kariernya, pekerjaannya, usahanya, dan keinginan untuk menjadi kaya.
Mari kita lihat itu dalam...
1 Timotius 6:9
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan.
Tiga hal terlihat karena mengabaikan kesucian, yaitu:
a. Mengabaikan kesucian dan yang menginginkan kekayaan, maka ia akan terjatuh dalam berbagai-bagai pencobaan.
b. Mengabaikan kesucian, dan menginginkan kekayaan, itu adalah jerat = perangkap setan.
c. Mengabaikan kesucian dan menginginkan kekayaan = terjatuh dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.
Apa buktinya nafsu yang hampa?
Bukti nafsu yang hampa: mencelakakan dan menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaannya.
Jadi kalau menginginkan kekayaan, tetapi mengabaikan kesucian untuk menginginkan kekayaan;
· Jatuh dalam pencobaan.
· Jatuh dalam jerat = perangkap Setan.
· Jatuh kedalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.
· Nafsu yang hampa itu mencelakakan, kemudian menenggelamkan manusia kedalam keruntuhan dan kebinasaan.
1 Timotius 6:6-7
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Ibadah kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Sebab, kita datang ke dunia dengan tidak membawa apa-apa, juga nanti kembali kepada Dia dengan tidak membawa apa-apa.
1 Timotius 6: 8
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Jadi, asal ada makanan dan pakaian cukuplah.
Makanan, itulah tubuh, darah Yesus, itulah Korban Kristus, sebagai kebenaran yang sejati.
Kemudian, pakaian à kepada Kasih yang menutupi banyak sekali dosa.
Asal ada makanan, asal ada pakaian itu sudah lebih dari pada cukup.
Matius 5:8
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, sebab hanya orang yang suci hatinya yang dapat melihat Allah.
Ciri-ciri dimana seseorang telah mengerti bahwa manusia hidup karena firman;
2. TERIKAT DENGAN PENYEMBAHAN KEPADA ALLAH YANG HIDUP.
Ciri yang kedua terikat kepada penyembahan kepada Allah yang hidup, buktinya; berbakti kepada Allah yang hidup bukan kepada kerajaan dunia dengan kemegahannya.
Saat ini kita berbakti kepada Tuhan lewat ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, berarti mempersembahkan tubuh kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan = ibadah yang sejati.
Kalau menyembah kerajaan dunia dan kemegahannya, itu bukanlah ibadah yang sejati.
Kesimpulannya; bila seseorang telah mengerti bahwa manusia hidup bukan karena roti dan makanan, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah yaitu firman Allah, akan tersambung dengan dua hal yaitu:
- Hidup di dalam kesucian atau mempertahankan kesuciannya.
- Terikat dengan penyembahan kepada Allah yang hidup=rendah hati.
Jadi, mempertahankan kesucian dan terikat dengan penyembahan, itu adalah orang yang rendah hati
Lukas 10:39-41
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Maria merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan terus dengar firman à bahwa Maria sudah mengerti bahwa manusia hidup karena firman, bukan karena kesibukan di tengah-tengah dunia ini.
Sedangkan Marta bertolak belakang dengan Maria, dia tidak mengerti bahwa manusia hidup karena firman Allah, itulah sebabnya dia sibuk dengan segala kesibukan di atas muka bumi ini. Kesimpulannya, mengabaikan firman karena kesibukan = orang sombong.
Ulangan 8:3-5
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
(8:4) Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
(8:5) Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Jadi, kelaparan yang terjadi menimpa atas tanah Israel, pada zaman para hakim memerintah, menunjukkan bahwa Tuhan sedang mengajari, seperti seseorang sedang mengajari anaknya.
Pertanyaannya; Apakah kita mau menerima ajaran Tuhan atau tidak?
Jangan sampai karena kelaparan lalu kita segera tinggalkan Tuhan, lari dari kenyataan hidup. Itu sebabnya perjalanan di padang gurun selama 40 tahun adalah kehendak Tuhan, Tuhan mau supaya mereka lapar, kemudian diberikan manna yang tidak mereka kenal, karena Tuhan mau melihat apakah mereka hidup karena firman, atau karena yang lain-lain.
Jadi diizinkan mereka lapar, dan pada saat lapar, mereka diberikan manna, makanan yang tidak dikenal olah bangsa Israel, termasuk nenek moyang bangsa Israel sendiri.
Dulu juga kita tidak mengenal Firman Allah, sebelum terpanggil kita jauh dari kebenaran, tidak mengerti soal kesucian, tidak mengerti soal penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Tetapi setelah kita mau merendahkan diri, menyadari diri kalau kita hidup karena Firman, kita mau merendahkan diri, yaitu mempertahankan kesucian, dan terikat dengan penyembahan supaya senantiasa berbakti kepada Dia.
Jadi, sekarang ini Tuhan sedang mengajari kita seperti seseorang mengajari anaknya.
Pertanyaannya; Apakah kita mau menerima ajaran Tuhan atau tidak?
Rut 1:1-2
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
Oleh karena kelaparan itu Elimelekh beserta istrinya Naomi, juga kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, meninggalkan Betlehem-Yehuda, mereka pergi ke Moab dan menetap di sana sebagai orang asing.
Meninggalkan Betlehem-Yehuda artinya; meninggalkan rumah roti dan ibadah pelayanan.
- Betlehem = rumah roti.
- Yehuda à imamat rajani, kaitannya adalah ibadah dan pelayanan.
Kesimpulannya; Elimelekh menolak ajaran Tuhan.
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Ada nasihat di sini; “Jangan anggap enteng didikan Tuhan dan jangan putus asa apabila diperingatkan atau diajar.”
Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Pendeknya; didikan dan ajaran hanya berlaku bagi yang dikasihi-Nya dan yang diakui-Nya sebagai anak.
Ibrani 12:7
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Anak-anak Tuhan harus menerima didikan dan ajaran Tuhan.
Tadi, Elimelekh menolak ajaran Tuhan, apa buktinya? Tadi mereka meninggalkan Betlehem-Yehuda, meninggalkan rumah roti dan ibadah pelayanan.
Betlehem itu rumah roti. Yehuda à imamat rajani, kaitannya dengan ibadah pelayanan.
Sementara di sini kita melihat ada sebuah himbauan yang manis untuk kita, yaitu jangan anggap enteng didikan Tuhan, jangan putus asa ketika ada teguran.
Selanjutnya, Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Pendeknya; didikan dan ajaran Tuhan itu hanya berlaku pada orang yang dikasihi-Nya dan yang diakui-Nya sebagai anak. Maka anak-anak Tuhan memang harus menerima didikan Tuhan, tidak bisa tidak.
Amsal 8:10-11
(8:10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.
(8:11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.
Terimalah didikan dan perolehlah pengetahuan serta milikilah hikmat, alasannya;
- Didikan lebih berharga dari perak.
- Pengetahuan lebih berharga dari emas.
- Hikmat lebih berharga dari pada batu permata.
Amsal 8:12,9
(8:9) Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan.
(8:12) Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.
Jadi, semuanya ini jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan.
Jadi orang yang menerima didikan Tuhan, bagi dia itu semuanya jelas, bagi dia didikan Tuhan itu lurus, jelas dan lurus.
Namun perlu diketahui, hikmat itu tinggal bersama kecerdasan. Oleh sebab itu, didikan Tuhan itu jelas bagi yang cerdas dan lurus bagi yang berpengetahuan, tetapi bagi orang yang bodoh didikan salib tidak jelas, tidak nyata bagi dia, dan bagi dia jalannya terlalu bertele-tele.
Tetapi saudaraku, orang yang menerima didikan Tuhan semuanya itu jelas bagi yang cerdas, kemudian didikan itu lurus bagi yang berpengetahuan. Berbeda dengan orang yang bodoh, kalau dididik bagi dia itu suatu hal yang tidak nyata, bagi dia salib itu terlalu bertele-tele, tidak lurus. Tetapi didikan jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan.
Itu sebabnya, di atas tadi sudah saya sampaikan terimalah didikan, perolehlah pengetahuan, milikilah hikmat. Karena hikmat hanya tinggal bersama dengan kecerdasan.
Maka, kalau kita ikut Tuhan apalagi dengar firman, tidak boleh acuh tak acuh, tidak boleh bermasa bodoh, sudah mengerti tapi pura-pura tidak mengerti, sudah lihat tapi pura-pura tidak lihat, sudah tau tapi pura-pura tidak tahu, ini tidak bijaksana.
Oleh karena itu perlu diketahui, didikan, pengetahuan, dan hikmat, itu tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, tinggal bersama-sama dengan orang yang melihat dan mendengar, dan serta yang melakukannya.
Petrus jadi bodoh karena dia menyangkal salib sebanyak tiga kali dan itu sangat merugikan dia, hampir saja ia keluar dari pintu gerbang kalau saja Tuhan tidak memperhatikan air matanya.
Dampak negatif menolak didikan/ajaran Tuhan:
Rut 1:3
(1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
Karena menolak didikan salib maka setelah ia menetap di Moab tidak lama kemudian matilah Elimelekh.
Orang yang menolak didikan salib binasa, jadi betul-betul hikmat itu tinggal bersama-sama kecerdasan. Ayo berlaku bijaksana, jangan pura-pura tidak tahu.
Menahan diri untuk berkorban, menahan diri untuk hidup suci, itu perbuatan yang tidak baik, perbuatan yang kurang terpuji dan kurang bijaksana, itu bukan perbuatan yang cerdas.
Sedangkan hikmat tinggal bersama-sama kecerdasan.
Banyak di antara kita setelah dikoreksi, mulai dia kikir, tidak mengerti lagi berkorban, jadi bodoh, semakin dikoreksi semakin bodoh, semakin dikoreksi semakin tidak mau lagi berkorban.
Tadi malam sudah jelas firman-Nya, ada sepersepuluh dalam pembangunan tubuh, kemudian diawali dengan persembahan khusus bagi yang terdorong hatinya supaya terwujud pembangunan tubuh, siapa? Orang yang sabar dan mengampuni, memiliki kasih.
Kalau seseorang tidak memiliki hikmat jadi rugi, kalau seseorang menolak didikan Tuhan rugi, binasa nanti.
Kenapa Elimelekh yang mati? Kenapa bukan Naomi yang mati setelah tiba di Moab? Karena Elimelekh adalah kepala, dia adalah imam, dialah yang menimbulkan segala kebodohan ini, yang menentukan segala sesuatu adalah kepala, imam. Itu sebabnya setelah mereka tinggal di Moab, tidak lama Elimelekh mati.
Sebab itu untuk kesekian kali saya mengatakan, sidang jemaat seharusnya mengucap syukur atas syukur yang tidak terhingga, kalau saudara memiliki gembala yang senantiasa menerima kemurahan dari sorga dan mau memberi teladan yang baik, kalau tidak semua nanti binasa, seharusnya saudara bersyukur sangat bersyukur karena harta kekayaan tidak pernah berkata “Akulah jalan kebenaran dan hidup”, kecuali pribadi yang disalibkan Yesus Kristus.
Sekali lagi saya katakan, saya tidak malu mengatakan ini karena saya tau hubungan saya dengan Tuhan, saudara seharusnya bersyukur dengan syukur yang dalam
Rut 1:4-5
(1:4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
(1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
Kemudian setelah menetap sepuluh tahun di Moab menyusul kematian Mahlon dan Kilyon, kedua anak Naomi.
Pertanyaannya; KENAPA SETELAH SEPULUH TAHUN MAHLON DAN KILYON MATI?
Amsal 8:14-16
(8:14) Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan.
(8:15) Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan.
(8:16) Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi.
Yesus pribadi yang disalibkan berkata; padaku ada nasihat dan pertimbangan, pengertian, dan kekuatan, sebab itu para raja memerintah, para pembesar menetapkan keadilan, oleh karena hikmat itu para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi.
Amsal 8:17-19
(8:17) Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.
(8:18) Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan.
(8:19) Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan.
Buah dari hasil didikan (buah hasil sengsara salib) lebih berharga dari pada emas, perak, batu permata.
Hikmat firman lebih berharga dari semuanya, hikmat firman itu datang dari salib, lebih berharga dari emas, perak, batu permata, lebih berharga dari segala sesuatunya. Itu sebabnya buah kandungan Naomi mati.
Firman Allah; buah-Ku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasil-Ku lebih dari pada perak pilihan.
Itu sebabnya sepuluh tahun kemudian matilah Mahlon dan Kilyon, buah dari hikmat itu jauh lebih berharga dari segala-galanya.
Sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu itu adalah hikmat, lebih berharga dari apapun, dari emas, perak, dari apapun, tetapi bagi mereka yang tidak menghargai, binasa.
Itu sebabnya Mahlon dan Kilyon binasa, buah kandungan Naomi mati, buah dari hikmat jauh lebih berharga dari segala-galanya, sebab itu kalau tidak menghargai hikmat buah kandungan mati.
JALAN KELUARNYA, SUPAYA BAIK IMAM MAUPUN BUAH KANDUNGAN TIDAK MATI:
Ulangan 8:23
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Tuhan membiarkan bangsa Israel lapar selama 40 tahun di padang gurun.
Jadi perjalanan selama 40 tahun itu adalah kehendak Allah, Tuhan membiarkan mereka lapar di padang gurun dan memberikan mereka makan manna, sebab manusia hidup bukan dari roti, tetapi manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Tuhan.
Kita lihat dahulu manna itu.
Keluaran 16:16,19-20
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
(16:19) Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi."
(16:20) Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka.
Bangsa Israel makan manna selama 40 tahun di padang gurun, mereka memungut manna itu segomer seorang menurut tiap-tiap jiwa.
Kemudian syarat menikmati manna; tidak boleh meninggalkannya sampai pagi.
Artinya; dengar firman dan segera dilakukan. Dengar firman segera dilakukan, kalau tidak akan berulat dan berbau busuk.
BERULAT à seseorang dimana hidupnya menjadi sama seperti Setan. Tabiat Setan yang paling mendalam, sesuai dengan Injil Yohanes 8:44, yaitu:
1. Pembunuh manusia dari sejak semula, bertolak belakang dengan tabiat dari Allah Bapa yaitu kasih.
2. Tidak hidup dalam kebenaran, bertolak belakang dengan tabiat Allah Anak yaitu memikul salib, mengalami aniaya karena firman, sengsara karena salib, sebab kebenaran sejati terletak pada salib.
3. Bapak pendusta, bertolak belakang dengan tabiat Allah Roh Kudus.
Kemudian, BERBAU BUSUK à dosa yang disembunyikan, sepandai-pandainya orang menyembunyikan dosa cepat atau lambat dosa itu akan muncul ke permukaan. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti nanti dia akan terjatuh.
Camkanlah apa yang saya sampaikan ini.
Sebab itu syarat menikmati manna itu adalah tidak boleh meninggalkannya sampai pagi, artinya; dengar lalu segera lakukan, jangan ditunda-tunda untuk melakukan firman.
Banyak dari antara kita terlalu lemah, sudah tau firman tapi masih saja ditunda-tunda untuk menggenapinya di dalam dirinya, sudah banyak nasihat firman, ditunda-tunda, terlalu egosentris, terlalu banyak menikmati kenajisan di dalam diri.
Sebetulnya dengar pernyataan seperti ini membuat kita menangis seharusnya, bukan mengeraskan hati, harusnya malu, makin merendahkan diri dan harus tahu bahwa kelaparan tidak membunuh jiwa, tetapi kalau kita menolak firman kita binasa.
Keluaran 16:22-24
(16:22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
(16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
Tetapi pada hari keenam, bangsa itu mengumpulkan manna dua kali lipat tiap-tiap orang, berarti dua gomer untuk tiap-tiap orang.
Hari keenam à hari terakhir. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, saya menghimbau kita supaya mengumpulkan firman dua kali lipat banyaknya. Apa tandanya? Koreksi yang kita terima juga dua kali lipat, tanggung jawab yang kita pikul juga dua kali lipat, penyerahan diri kita juga dua kali lipat, kesucian juga bertambah dua kali lipat.
Inilah yang terjadi ketika bangsa Israel selama 40 tahun, mereka lapar, dan mereka diberi makan manna, supaya ini terjadi.
Keluaran 16:24
(16:24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
Kemudian manna itu dibiarkan sampai hari ketujuh, tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. Tidak berulat dan tidak berbau busuk.
Manna yang dikumpulkan pada hari keenam dibiarkan sampai besok, hari ketujuh, tidak berulat dan tidak berbau busuk.
Tidak berulat berarti tidak memiliki tabiat Setan. Tidak berbau busuk berarti tidak memiliki dosa yang disembunyikan lagi.
Itulah suasana hari perhentian, kalau kita mau menikmati firman dua kali lipat. Hari yang ketujuh -> hari perhentian.
Jadi, tanda hari perhentian adalah tidak berulat dan tidak berbau busuk, tidak memiliki tabiat setan dan tidak ada dosa yang disembunyikan, dosa apapun itu tidak ada lagi.
Keluaran 16:35
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Tuhan memelihara bangsa Israel selama 40 tahun sampai mereka tiba di tapal batas tanah Kanaan, Tuhan memelihara mereka dengan manna.
Tuhan juga akan memelihara kita sampai nanti hari ketujuh, hari perhentian, sabat kekal, Yerusalem yang baru.
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Adapun segomer ialah sepersepuluh efa, berarti satu dari sepuluh = sepersepuluh.
Sedangkan dua gomer = satu perlima, itu dua gomer atau 2 X 1/10.
Kita sudah melihat itu, ketika Mesir mengalami kelaparan hebat, Yusuf mengumpulkan hasil tanah itu seperlima, sehingga tertolonglah seisi dunia.
Yusuf adalah gambaran dari raja dan Mempelai Pria Sorga, sebab pada akhirnya setiap suku, bangsa-bangsa, datang berduyun-duyun ke gunung Sion dan menempuh jalan-jalannya, sesuai dengan Pengajaran yang keluar dari gunung Sion, sama seperti mimpi Yusuf mereka ada di ladang sambil mengikat berkas-berkas gandum, tiba-tiba berkas Yusuf itu tegak berdiri dan sebelas berkas-berkas saudaranya sujud menyembah, mimpi pertama.
Mimpi kedua, kemudian tiba-tiba matahari, bulan, dan bintang, sujud menyembah kepada Yusuf, itu sudah jelas bahwa Yusuf adalah Mempelai Pria sorga.
Kita butuh pemberitaan firman, yaitu Pengajaran Mempelai dan firman Pengajaran Tabernakel, itulah dua kali lipat.
Untuk menjadi mempelai kita harus menerima atau mengumpulkan dua gomer, yaitu; PENGAJARAN MEMPELAI dan PENGAJARAN TABERNAKEL. Ukuran dari suatu kesucian adalah Tabernakel, sampai menjadi mempelai wanita Tuhan (ada Ruangan Maha Suci) adalah Tabernakel. Itu dua porsi, dua kali lipat.
Hasilnya:
Yang pertama.
Matius 4:11
(4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Bagian pertama dari hari pertama sampai hari kelima, satu gomer tiap-tiap orang.
Bagian kedua, hari keenam, dua gomer tiap-tiap orang.
Hasilnya; malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Kita telah menikmati pelayanan dari malaikat sidang jemaat, kita dituntun kepada kebenaran.
Ada pemeliharaan, ada pembelaan, dan pertolongan dari Tuhan, itu pertolongan dari malaikat-malaikat.
Yang kedua.
Lukas 10:42
(10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Hasil yang kedua yang akan kita peroleh, Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.
Tadi Maria mengambil tempat duduk dekat kaki Tuhan, sebagai syarat untuk mendengar firman Tuhan, inilah bagian yang terbaik yang harus kita pilih.
Barangsiapa merendahkan diri, maka dia akan ditinggikan di tempat yang tinggi.
Maria telah mengambil tempat yang terbaik yang tidak akan diambil dari padanya, bagian ini terus menjadi milik dari Maria.
Sebab itu biarlah kita terus duduk dekat kaki Tuhan, merendahkan diri saat dengar firman jangan sombong, jangan sibuk, kalau sibuk itu sombong, kalau merendahkan diri itu bagian yang tidak pernah diambil dari padanya.
Yang ketiga.
Ulangan 8:4
(8:4) Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
Ini jaminan atau hasil yang ketiga, pakaian tidak menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidak akan menjadi bengkak, selama 40 tahun perjalanan di padang gurun.
Selama 40 tahun perjalanan di padang gurun;
1. Pakaian tidak menjadi buruk.
2. Kaki tidak menjadi bengkak.
Pakaian à kasih dari sorga, itu adalah kasih agape, kasih yang tidak berkesudahan, dan itu tidak akan pernah menjadi buruk, kasih dari sorga terus baru dan baru, kita menikmati dan menghiasi hidup kita.
Berbeda dengan kasih eros, lawan jenis, antara laki-laki dan perempuan, tidak lama disitu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tidak ada damai sejahtera disitu, tidak akan lama disitu.
Di sini kita melihat pakaian itu tidak akan menjadi buruk, pakaian itu kasih dari sorga, selalu baru dan baru menghiasi kehidupan kita, walaupun susah, walaupun terjepit, walaupun mengalami pencobaan, kasih dari sorga tetap menghiasi hidup kita, kalau kasih dari sorga menghiasi nikah rumah tangga, sekalipun keadaan terjepit, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tidak ada apa-apa, apalagi ekonomi sedang lemah, keadaan uang sedang tipis, tetapi kasih dari sorga tetap menghiasi hidup, itu yang memberi damai sejahtera.
Ukuran kebahagiaan itu letaknya bukan pada uang, kalau uang sebentar ada, sebentar sudah usang, sudah buruk lagi, itu pakaian dari uang, tapi kasih dari sorga, selalu baru dan baru, selalu menghiasi hati kita, sekalipun ekonomi pas-pasan, keuangan menipis, ada ujian sana-sini dan lain sebagainya, selalu menikmati menikmati kebahagiaan dan suasana sorga turun ke bumi dalam hidup kita masing-masing, tidak usang, kalau yang lain-lain itu bisa usang, bisa menjadi buruk.
Kemudian, kakimu tidak menjadi bengkak, kalau pengikutan kita kepada Tuhan dalam keadaan kaki bengkak, artinya: Tuhan, susah nanti kita mengikuti Tuhan, tapi di sini Tuhan memberi jaminan kakimu tidak akan menjadi bengkak, tidak menyakiti dan tidak disakiti orang lain.
Seringkali kita menyakiti orang di sekitar kita entah dengan perkataan kita, entah dengan bahasa tubuh dan pikiran yang kotor.
Saya sebagai suami harus tinggikan korban dan hormati nikah, sebagai isteri tinggikan korban hormati nikah, sebagai anak hormati orang tuamu, baik anak jasmani baik anak rohani. Supaya tidak ada yang tersakiti.
Bapa jangan mengecewakan anak, yang ada seringkali anak yang mengecewakan bapanya, supaya kita tidak menjadi yang terbelakang dalam mengikuti Tuhan.
Inilah hasil yang kita peroleh, bagian yang kita pilih tidak akan diambil dari padanya, selalu dekat dengan Tuhan, sampai di sorga, itu yang pertama.
Yang kedua kita menikmati pelayanan-pelayanan dari malaikat-malaikat, kita ditolong, dibela, dipelihara.
Bagian yang ketiga; pakaian tidak usang selalu baru, itulah kasih Allah yang menghiasi hidup kita.
Kemudian, kedua kaki tidak bengkak, tidak ada yang disakiti dan tidak ada yang menyakiti, supaya kita tidak menjadi yang terbelakang dalam mengikuti Tuhan.
Kenapa kita selalu jadi yang terbelakang dalam mengikuti Tuhan? karena masih ada yang tersakiti dan disakiti, itulah kaki yang bengkak, susah mengikuti Tuhan seperti ini, malam ini, inilah yang kita terima.
Inilah tiga hasil yang akan kita peroleh, bersyukurlah kepada Tuhan buah kandungan tidak akan binasa, kalau pemimpin memiliki sikap yang tegas.
Sejauh ini Tuhan percayakan pembukaan rahasia firman, supaya buah kandungan hasil hubungan nikah itu terpelihara, tidak binasa. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment