IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 MARET
2018
KITAB RUT
PASAL 1
(Seri: 5)
Subtema: BERSILSILAH KARENA TUBUH DAN DARAH YESUS
Shalom saudaraku. Selamat malam,
salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus
oleh karena perkenanan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan atau
menyelenggarakan kebaktian yaitu Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci.
Segera saja kita perhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Rut 1:1-2.
Rut 1:1-2
(1:1) Pada zaman para hakim
memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari
Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab
untuk menetap di sana sebagai orang asing. (1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh,
nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya
orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab,
diamlah mereka di sana.
Pada zaman para hakim memerintah ada
kelaparan di tanah Israel secara keseluruhan. Kemudian, Elimelekh beserta
istrinya Naomi dan kedua anaknya yaitu, Mahlon dan Kilyon, meninggalkan
Betlehem-Yehuda. Mereka itu pergi ke Moab dan menetap di sana sebagai orang
asing.
Saudaraku, meninggalkan
Betlehem-Yehuda berarti meninggalkan rumah roti (ibadah dan pelayanan).
Betlehem = rumah roti.
Yehuda = imamat rajani, kaitannya
dengan ibadah dan pelayanan.
Mikha 5:3
(5:3) Maka ia akan bertindak dan
akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN
Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke
ujung bumi,
Perhatikan kalimat; “Maka ia akan
bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN.”
Kemudian berkenaan dengan ayat ini
kita melihat...
Matius 2:6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah
Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang
memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin,
yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Di dalam Injil Matius 2:6,
kita perhatikan kalimat; “Akan bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel.”
Kita dapat menarik kesimpulan dari
dua ayat itu Mikha dan Injil Matius 2, bahwa keluarga Elimelekh
telah meninggalkan penggembalaan, berarti, meninggalkan gembala atau pemimpin
yang menggembalakan, sehingga kehidupan keluarga Elimelekh menjadi tidak
tergembala sama seperti orang Moab.
SEKARANG KITA AKAN MELIHAT GEMBALA
MENURUT SILSILAH.
Matius 1:1
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus,
anak Daud, anak Abraham.
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak
Daud, anak Abraham.
Jadi, gembala yang menggembalakan
umat Israel itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah Raja yang akan memerintah dan
gembala yang menggembalakan umat-Nya Israel, kalau kita lihat dari silsilah
Yesus Kristus.
Tentang: dari sisi YESUS KRISTUS.
Yohanes 10:11
(10:11) Akulah gembala yang baik.
Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus berkata; “Akulah gembala
yang baik.”
Bukti bahwa Yesus gembala yang baik;
memberikan atau menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan
suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas
kayu salib berarti Ia menjadi domba sembelihan yaitu jiwa yang hancur, hati
yang patah dan remuk...Mazmur 51:19.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Dia dianiaya tetapi membiarkan
diri-Nya ditindas, tidak membuka mulut-Nya.
Jadi, ketika Yesus menyerahkan
nyawa-Nya di atas kayu salib → bahwa Yesus adalah domba sembelihan, jiwa yang
hancur, hati yang patah dan remuk.
Kemudian ditegaskan kembali dalam Yesaya
53:7, teraniaya tetapi membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulut-Nya, itu yang membuat jiwa hancur, hati patah dan remuk.
Membuka mulut, artinya; kejahatan
dibalas dengan kejahatan.
Wujud dari pada tidak membuka mulut:
- Seperti anak domba dibantai. Dibantai berarti potongan daging untuk dinikmati → tubuh dan
darah Yesus, sebab Dia roti hidup, roti yang turun dari sorga.
- Seperti induk domba bulunya digunting → pengampunan dan penyucian oleh darah Yesus.
Yohanes 6:51, 53
(6:51) Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
Yesus adalah roti hidup, roti yang
turun dari sorga.
- Sebab tubuh-Nya benar-benar makanan.
- Darah-Nya
benar benar-benar minuman.
Yohanes 6:54-58
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan
dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan
darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama
seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga
barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang
telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan
mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya."
Janji Tuhan bila makan dan minum
tubuh dan darah Yesus sebagai roti hidup, roti yang turun dari sorga:
1.
“Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman” = dibangkitkan pada akhir zaman = tidak binasa.
2.
“Ia tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia” = satu di dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita.
3.
“Ia akan hidup selama-lamanya.”
Itulah silsilah Yesus Kristus, Dia
adalah gembala.
Bukti gembala yang baik; menyerahkan
hidup-Nya, menyerahkan nyawa-Nya. Dialah roti hidup, roti yang turun dari
sorga, Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, sehingga tubuh-Nya
benar-benar makanan, darah-Nya benar-benar minuman.
Itulah yang kita alami kalau kita
berada di dalam kandang pengembalaan, menikmati tubuh dan darah Yesus =
menikmati kemurahan Tuhan.
Sehingga terlihat tiga hal: dibangkitkan
pada akhir zaman, kemudian satu di dalam Tuhan dan kita hidup
sampai selama-lamanya = hidup di dalam kekekalan. Berarti suasana sorga
menjadi bagian kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, di tengah-tengah
nikah dan rumah tangga.
Itulah silsilah Yesus Kristus,
pemimpin yang akan menggembalakan umat-Nya. Silsilah ini biarlah turun temurun
sampai kepada kita semua.
Saya merindukan itu supaya nyata
kutuk nenek moyang terpatahkan, terputuskan, bebas dari roh-roh yang tidak
suci.
Tentang; dari sisi DAUD.
Daud juga adalah seorang gembala.
1 Samuel 17:12-15
(17:12) Daud adalah anak seorang
dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan
anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya. (17:13)
Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama
ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang
kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. (17:14) Daudlah yang
bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul. (17:15)
Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem.
Ketiga kakak Daud yang besar-besar, Eliab
anak pertama, kedua Abinadab, ketiga Syama. Mereka itu selalu
mengikuti Saul kemana saja Saul pergi berperang, tetapi Daud selalu pulang
dari pada Saul untuk menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem.
Jadi, antara Daud dengan ketiga
kakak-kakaknya yang besar-besar itu kontradiksi, berbanding terbalik.
Daud selalu pulang untuk
menggembalakan kambing domba di Betlehem, artinya; sesibuk-sibuknya kita di
muka bumi ini (di dunia ini) harus kembali ke kandang penggembalaan → kehidupan
yang tergembala.
Saya ulangi, sesibuk-sibuknya kita
di muka bumi ini harus kembali ke kandang penggembalaan = tergembala dengan
baik.
Kalau ketiga kakak Daud yang
besar-besar selalu mengikuti Saul (menurut fisik besar dan kuat), tetapi Daud
tidak, selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan kambing domba ayahnya
di Betlehem.
Tadi Elimelekh meninggalkan
Betlehem-Yehuda, tetapi Daud tidak, dia kembali ke Betlehem untuk
menggembalakan kambing domba ayahnya.
Bagi orang yang tidak mengerti arti
penggembalaan, bahasa ini tidak berarti bagi dia, tapi bagi orang yang
betul-betul jiwanya merindu untuk digembalakan, dia selalu ingat kandang
penggembalaan.
Kita lihat dulu pernyataan Daud ini
benar atau tidak, kita buktikan dalam nyanyian terbesar Daud.
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah
gembalaku, takkan kekurangan aku.
Daud berkata; “Tuhan adalah
gembalaku.”
Pengakuan ini menunjukkan bahwa Daud
adalah pribadi yang tergembala, kemudian perkataan dengan perbuatannya sesuai.
Kalau sudah tergembala perkataan dan perbuatan harus sama, supaya berkuasa
dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
Yohanes 10:2
(10:2) tetapi siapa yang masuk
melalui pintu, ia adalah gembala domba.
PINTU dalam pola Tabernakel, berarti
dimulai dari PINTU GERBANG (percaya) untuk dibenarkan oleh darah Yesus,
selanjutnya mati dan bangkit, kemudian melalui pintu yang kedua
PINTU KEMAH yang berbicara tentang baptisan Roh Kudus, untuk berada di dalam
Ruangan Suci, tempat pengudusan yang disebut juga kandang penggembalaan. Pintu
yang ketiga, makin sempit lagi itulah TIRAI DIROBEK dari atas sampai ke bawah =
penyaliban terhadap daging dengan sempurna.
Kalau dia gembala dia harus melewati
pintu ini, pintu yang sempit.
Tentang: dari sisi DOMBA-DOMBA.
Kalau domba-domba tergembala, ia
harus masuk melalui PINTU GERBANG; percaya, untuk dibenarkan oleh darah Yesus
(mezbah korban bakaran) dan berada dalam pengalaman kematian (kolam pembasuhan)
dan kebangkitan itulah baptisan air. Kemudian pintu kedua PINTU KEMAH,
dibaptis oleh Roh Kudus berarti memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, daging
tidak bersuara lagi = terpisah dari daging, dengan tabiat-tabiatnya = terpisah
dengan ibadah Taurat (ibadah lahiriah), pintu yang dilalui semakin sempit,
untuk berada di Ruangan Suci = tergembala. Kemudian pintu yang ketiga yang
disebut PINTU TIRAI = perobekan daging, penyaliban terhadap daging dari atas
sampai ke bawah, ini perobekan yang sempurna.
Sampai pada akhirnya berada pada
tabut perjanjian, yaitu; takhta Allah, di dalam Ruangan Maha Suci.
Keadaan bila tergembala.
Yohanes 10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka
pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya.
Keadaan jika domba-domba tergembala
dengan baik, dengan benar di dalam satu kandang penggembalaan, yaitu:
YANG PERTAMA: “Domba-domba mendengar suara gembala”
Mendengar suara gembala =
dengar-dengaran. Dasar kita melayani adalah dengar-dengaran, berarti melayani
bukan atas dasar kemampuan.
YANG KEDUA: “Domba-domba mengikuti gembala”
Sejauh ini kita telah digembalakan
oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Tujuannya; untuk membawa kita masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai wanita Tuhan.
Inilah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini,
bukan yang lain-lain, bukan sebatas berkat-berkat di bumi.
Jadi, pesta nikah Anak Domba, itulah
sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini.
Biarlah kita senantiasa mengikuti
geraknya firman Pengajaran Mempelai dan firman Pengajaran Tabernakel untuk
membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itulah perhentian kekal,
perhentian abadi.
Yosua 3:3-4
(3:3) dan memberi perintah kepada
bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN,
Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus
juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya -- (3:4) hanya antara kamu
dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah
mendekatinya -- maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh,
sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."
Perintah Yosua kepada bangsa Israel,
supaya mereka mengikuti tabut perjanjian = mengikuti geraknya firman Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Saudaraku, kalau kita perhatikan di
sini yang memikul tabut adalah imam-imam, yang memang adalah orang Lewi,
dikhususkan.
Kesimpulannya, digembalakan oleh
firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel adalah orang-orang yang
dikhususkan.
Itu perbedaan firman Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel dengan ajaran asing yang berbicara hanya
seputar berkat-berkat semata, atau perkara-perkara lahiriah (di bawah) = firman
yang ditambahkan dan dikurangkan.
Tujuan mengikuti tabut perjanjian: supaya mengetahui jalan yang harus ditempuh, sebab jalan
itu belum pernah dilalui.
Tidak ada seorangpun yang pernah
naik ke sorga selain pribadi Yesus yang pernah turun ke dunia orang mati. Jadi,
juga para pemirsa yang barangkali sedang mengikuti pemberitaan firman malam ini
perhatikan, kalau ada hamba-hamba Tuhan yang mengaku dirinya pernah naik ke
sorga itu adalah nabi palsu.
Yang benar adalah seperti perintah
Yosua kepada bangsa Israel untuk terus mengikuti tabut perjanjian itu, sebab
jalan yang mereka tempuh belum pernah dilalui oleh siapapun untuk berada pada
hari perhentian itu
Sesungguhnya Pengajaran Mempelai dan
Pengajaran Tabernakel ini sistematis, sedangkan firman yang ditambahkan
dan dikurangkan arahnya dan tujuannya, tidak jelas sebab yang melayani (memikul
tabut perjanjian) bukan orang yang dikhususkan, sekali waktu, bisa orang awam
karena dia berduit, atau karena dia punya kedudukan dan sebagainya.
Demikianlah cara Tuhan menuntun
bangsa Israel (kawanan domba Allah) sampai mereka tiba di tanah perjanjian
(hari perhentian).
Yohanes 10:3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka
pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Gembala memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar, artinya; Tuhan menuntun
kita keluar dari dunia ini (padang gurun), sampai kita dibawa masuk pada hari
perhentian yang kekal, sesuai dengan nama orang-orang yang tertulis dalam kitab
kehidupan Anak Domba.
Jadi, kalau namanya tidak terdaftar,
tidak akan sampai pada hari perhentian.
Lihat, gembala memanggil
domba-dombanya, berarti; namanya dikenal = namanya tertulis dalam kitab
kehidupan = terdaftar di sorga.
Maka kita harus bersyukur kepada
Tuhan, sampai saat ini kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel, untuk membawa kita masuk dalam hari perhentian, itu kemurahan bagi
kita.
Dulu kita tidak mengenal Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, awalnya sangat asing bagi kita, salah satu
dari antara jemaat pernah berkata kepada saya, bahwa Tabernakel adalah ajaran
sesat, hampir-hampir dia meninggalkan tempat ini tapi untung dia bertahan.
Dan setelah mengenal Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel kita bahagia, kita diyakinkan, tidak ragu
lagi untuk mengikuti geraknya, tidak ragu digembalakan oleh Pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel, seperti bangsa Israel mengikuti imam-imam yang
memikul tabut perjanjian yang memang orang Lewi (dikhususkan).
Kesimpulan tentang Daud...
1 Samuel 17:33-35
(17:33) Tetapi Saul berkata kepada
Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk
melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah
menjadi prajurit." (17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu
ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau
beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, (17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan
melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku,
maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
Daud biasa menggembalakan kambing
domba ayahnya, artinya; Daud tergembala sampai mendarah daging.
Tergembala, berarti penggembalaan
ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kita, tandanya ada perasaan
bersalah/tertuduh kalau tidak beribadah, kemudian rasanya ada yang
kurang, karena ibadah sudah menjadi kebutuhan pokok.
- IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai dengan perjamuan suci =
domba-domba diberi makan.
- IBADAH RAYA MINGGU disertai dengan kesaksian =
domba-domba diberi minum.
- IBADAH DOA PENYEMBAHAN = domba-domba diberi nafas hidup.
Kalau jiwa seseorang belum
tergembala, tidak akan merasa tertuduh, apabila ia jauh dari ibadah-ibadah,
tidak merasa apa-apa. Sebaliknya apabila penggembalaan sudah mendarah daging
dalam kehidupannya, akan merasa bersalah saat ia jauh dari Tuhan.
Orang yang tidak berdaya, dia tidak
mau jauh dari Tuhan, berbeda dengan orang yang merasa diri bisa, hebat, dan
kuat, ia tidak perduli dengan penggembalaan.
Daud tidak mau melepaskan diri dari
penggembalaan bahkan dia harus rela menyerahkan nyawanya untuk menghadapi singa
dan beruang.
Pengalaman dalam penggembalaan itu
dia saksikan kepada Saul, jadi untuk mengalahkan singa dan beruang kita harus
ada di dalam penggembalaan. Berbeda dengan seseorang yang berada di luar
penggembalaan, dia liar, menjadi sasaran dari pada binatang buas.
Ada di antara kita sempat
meninggalkan penggembalaan, dia pikir awalnya enak ternyata sebaliknya merasa
tertuduh, semakin kering-kering dan jiwanya tidak terkendali lagi, sampai
merasa terhilang, artinya; hidup ini seperti tidak ada lagi gunanya.
Tapi Daud tidak mau melepaskan diri
dari penggembalaan, bahkan dia rela serahkan nyawa demi menghadapi singa dan
beruang (binatang buas).
Manusia tanpa Roh Allah = binatang
buas. Kalau kita tidak tergembala, tidak berada di dalam kegiatan roh sama
seperti binatang buas/singa dan beruang.
Lebih baik sangkal diri, pikul salib
untuk menghadapi binatang buas. Orang Kristen yang belum memahami betul arti
penggembalaan, dia akan lebih menyukai binatang buas (daging dengan segala hawa
nafsunya), tapi Daud tidak.
Pengalaman ini disaksikan kepada
Saul, tetapi Saul berkata kepada Daud; “Tidak mungkin engkau dapat
menghadapi orang Filistin itu...sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari
mudanya telah menjadi prajurit.”
Saul melihat Daud sebagai orang
muda, berarti minim pengalaman di dalam peperangan. Dalam hal ini, Saul
menggunakan logika.
Kesimpulannya, GOLIAT MENURUT
PANDANGAN SAUL:
1.
Berpengalaman dalam peperangan.
2.
Badannya lebih besar (berarti lebih
kuat).
3.
Usianya lebih tua.
Secara logika masuk akal, tetapi di
dalam Tuhan tidak seperti itu.
Paulus saja memberi pesan kepada
Timotius; “Jangan ada orang menganggap engkau rendah karena engkau muda...1
Timotius 4:12a.
Berarti, di dalam mengikuti Tuhan
ukurannya bukan karena usia muda (bukan karena baru menerima Pengajaran
Mempelai), tetapi sejauh mana kehidupan kita digembalakan oleh firman
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, sejauh itulah pertolongan Tuhan
kepada kita. Pendeknya, sejauh penyerahan diri, sejauh itulah pertolongan
Tuhan.
Rasul Paulus mengatakan juga kepada
orang Ibrani; “Kalau ditinjau dari sudut waktu sudah seharusnya pengajar,
tetapi tidak karena ia tidak menyerahkan dirinya untuk memikul salib,
itulah pengajaran salib, itulah makanan keras yang mendewasakan...Ibrani
5:12.
Jadi mengikuti Tuhan bukan
ditentukan oleh usia, bukan ditentukan dari sisi lahiriah, tapi diukur menurut
penyerahan dalam hal diri memikul salib, itu harga mati menghadapi binatang
buas.
Sudut pandang Daud dan sudut pandang
Saul sungguh berbeda, sudut pandang orang yang tergembala dengan sudut pandang
orang yang tidak tergembala jauh berbeda. Manusia duniawi mengukur segala
sesuatu menurut ukuran dunia, sedangkan manusia rohani mengukur menurut hal-hal
yang rohani. Maka kalau ukurannyan adalah hal-hal yang rohani tidak takut
terhadap apapun, walaupun fisik kecil dan usia masih muda belia, karena darah
salib menjadi jaminannya...Oh Haleluyah...
Itu pengalaman saya serta semua
anak-anak Tuhan yang lain di dalam mengikuti Tuhan.
Dulu saya adalah orang yang minder
karena latar belakang orang miskin, kemudian tidak diasuh dengan baik oleh
seorang ayah, kemudian latar belakang pendidikan tidak tinggi, jadi betul-betul
orang yang minder. Tetapi setelah dipanggil oleh karena kasih karunia, dipilih
menjadi imamat rajani, bangsa yang kudus melayani Tuhan, rasa percaya diri
makin bertambah-tambah. Semakin mengenal Pengajaran Mempelai, rasa percaya diri
semakin bertambah-tambah, tidak takut soal makan dan minum dan lainnya.
Berbeda dengan Elimelekh, Tuhan baru
mengajari (mendidik) Israel, termasuk tanah Betlehem-Yehuda, yaitu orang-orang
Efrata seperti seseorang mengajari anaknya, namun Elimelekh langsung
meninggalkan Betlehem-Yehuda tanpa minta petunjuk dari Tuhan.
RESPON DAUD TERHADAP SAUL DAN SUDUT
PANDANGANNYA TENTANG GOLIAT...
1 Samuel 17:36-37
(17:36) Baik singa maupun beruang
telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia
akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh
barisan dari pada Allah yang hidup." (17:37) Pula kata Daud: "TUHAN
yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga
akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada
Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
Daud menceritakan pengalamannya
kepada Saul yaitu; “Tuhan yang melepaskan aku dari cakar singa dan
dari cakar beruang, maka Tuhan juga yang akan melepaskan Aku dari tangan
orang Filistin”, itulah Goliat.
- Singa dan beruang
→ antikris. Binatang yang keluar dari dalam laut, kaki seperti
beruang, mulutnya seperti singa, itu menunjuk kepada antikris.
- Goliat → musuh
dalam selimut, itulah daging dengan segala tabiat-tabiatnya. Jadi daging
dan tabiatnya itu adalah musuh dalam selimut, daging ini tidak boleh dinina
bobokan, tidak boleh dimanjakan, tidak boleh dituruti, ini musuh dalam selimut.
- Filistin →
Iblis/Setan. Kalau kita tergembala bukan hanya lepas dari singa dan beruang
tapi juga lepas dari daging dan segala tabiatnya, daging (musuh dalam selimut)
serta lepas dari pengaruh si jahat (Iblis/Setan) → Filistin.
Jadi orang-orang yang tergembala
disebut juga tentara Tuhan, memiliki keberanian yang luar biasa oleh karena
darah salib yang menjadi jaminannya. Itulah silsilah yang sebenarnya dari
orang-orang Efrata yang tinggal di Betlehem-Yehuda.
Kalau kita tetap tergembala dengan
baik, dengan benar, dengan sungguh-sungguh pasti dibela oleh Tuhan, itulah
silsilah Yesus dengan Daud. Semoga garis keturunan ini terus turun kepada kita,
sampai kepada anak cucu.
Waktu saya sekolah minggu dulu, ada
beberapa guru sekolah minggu yang saya ingat, yaitu; tante Pandalina dan tante
Rosalina sudah puluhan tahun tidak bertemu.
Kemudian karena merasa bahwa
pentingnya penggembalaan (hidup tergembala) ternyata anak dari guru-guru
sekolah minggu yang mengajari saya ini, sekarang dikirim ke tempat ini,
sekarang bersama-sama dengan kita.
Itu silsilah, garis keturunan jangan
sampai terputus. Silsilah itu tidak boleh terputus, maka harus tergembala
dengan baik dan benar.
Yesus adalah tunas Daud dari suku
Yehuda, tanah Betlehem, juga Daud adalah orang-orang Efrata (Elimelekh juga
orang Efrata).
Tapi kalau kita lihat tadi antara
Daud dan Elimelekh kontradiksi, Daud rela pikul salib menghadapi singa dan
beruang, Elimelekh beserta isteri dan kedua anaknya tinggalkan tanah Israel
hanya karena kelaparan sesaat, sungguh jauh berbeda.
Ayo harus menjadi silsilah. Yang
muda-muda sekali waktu nanti akan mendapatkan pasangan hidup, garis keturunan
itu harus ada di dalam silsilah, oleh sebab itu dimulai dari kita biasa
tergembala.
Tergembala itu harus mendarah
daging, sehingga sesibuk-sibuknya kita di atas muka bumi ini tetap kembali ke
penggembalaan, sebab Allah yang memelihara jiwa. Kalau dulu kita terlalu
mengecilkan penggembalaan karena kesibukan-kesibukan karena tugas-tugas,
pekerjaan, kuliah, malam ini minta ampun kepada Tuhan.
Nanti pengalaman kita di dalam
penggembalaan ini bisa kita ceritakan kepada orang lain karena Tuhan yang
membela kita dari singa dan beruang, Tuhan yang membela dari
musuh yang kedua yaitu daging dan segala tabiatnya yang adalah musuh
dalam selimut. Kita bisa ceritakan itu kepada raja-raja lain.
Daud raja, Saul raja, tetapi berbeda
pengalaman. Yang sudah melayani Tuhan (raja-raja) harus menceritakan
pengalamannya kepada yang lain, yaitu orang-orang yang sudah melayani Tuhan
(raja-raja).
Raja-raja di Sion dengan raja-raja
di gunung yang lain, pengalamannya tentu berbeda/tidak sama.
Pengalaman raja di Sion jauh lebih
besar dari pada raja-raja di gunung yang lain (tempat beribadah).
Sekarang tentang: ABRAHAM.
Saudaraku, Kejadian 12:1-9
Abram dipanggil Allah, ia harus meninggalkan negerinya = ada tanda darah.
Kita dipanggil dari dunia ini oleh darah Salib Kristus selanjutnya dipilih
untuk memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar. Kemudian Abram juga
sempat ke Mesir...Kejadian 12:10-20.
Lalu di Kejadian 13, kita
lihat dulu...
Kejadian 13:5
(13:5) Juga Lot, yang ikut
bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah.
Abram mempunyai domba, lembu dan
kemah, jadi sudah jelas bahwa Abram juga seorang gembala = mengerti tentang
penggembalaan, dan dua hal lainnya:
1.
Menghargai korban Kristus.
2.
Menjadi Bait Allah (Rumah
Tuhan).
Sekarang kita akan melihat...
Kejadian 22:2
(22:2) Firman-Nya: "Ambillah
anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah
Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu
gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Perintah Tuhan kepada Abraham ialah
untuk mempersembahkan Ishak di gunung Moria sebagai korban bakaran di
hadapan Tuhan.
Kejadian 22:5-12
(22:5) Kata Abraham kepada kedua
bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta
anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali
kepadamu." (22:6) Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan
memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api
dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. (22:7) Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya:
"Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia:
"Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban
bakaran itu?" (22:8) Sahut Abraham: "Allah yang akan
menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama. (22:9) Sampailah mereka ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ,
disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah
itu, di atas kayu api. (22:10) Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu
mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. (22:11) Tetapi berserulah Malaikat
TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya,
Tuhan." (22:12) Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan
kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan
Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku."
Pendeknya; Abraham melakukan apa
yang diperintahkan Tuhan, dia mempersembahkan Ishak anak satu-satunya kepada
Tuhan sebagai korban bakaran.
Korban bakaran itu berarti potongan
daging diletakkan di atas mezbah korban bakaran sampai semalam-malaman, sampai
pagi, berarti potongan daging itu sampai hangus, daging tidak bersuara lagi.
Dan Tuhan melihat bahwa Abraham
adalah orang yang takut akan Tuhan, dia tidak segan-segan mempersembahkan Ishak
anaknya yang tunggal sebagai korban bakaran untuk Tuhan. Padahal sebelumnya
Abraham telah dijanjikan menjadi bapa orang percaya dan keturunannya tidak akan
terhitung seperti debu tanah tidak terhitung dan seperti bintang di langit,
tapi ketika iman dari pada Abraham diuji dimana dia harus mempersembahkan Ishak
sebagai korban bakaran, dia kerjakan tanpa bimbang dan ragu.
Korban bakaran berarti potongan
daging yang dipersembahkan di atas mezbah itu sampai semalam-malaman, sampai
pagi, sampai potongan daging itu hangus, daging tidak bersuara lagi, tidak
berbentuk lagi, sudah hangus.
Inilah keadaan atau wujud rohani
dari pada Abraham. Abraham adalah bapa orang percaya, dia bukan tunas Daud, dia
bukan keturunan dari Daud tapi harus menjadi silsilah.
Kalau Abraham adalah bapa orang yang
percaya, silsilah ini harus terus kepada anak-anak Tuhan (orang yang percaya).
Abraham bukan keturunan Daud, tapi soal silsilah dia dikaitkan sebab dia bapa
dari orang yang percaya, maka kita juga sebagai anak-anak Tuhan (orang yang
percaya), supaya ada di dalam silsilah, harus tergembala sekalipun kita adalah
bangsa kafir (bukan Israel).
TANDA
SESEORANG MEMPERSEMBAHKAN KORBAN BAKARAN:
Abraham mengambil kayu,
kemudian di tangannya ada api dan pisau.
Kayu → Salib Kristus = kasih Allah. Ketika Yesus dikorbankan di
atas kayu salib, itulah kasih Allah kepada kita semua.
Kemudian, api → Roh Kudus,
sehingga berkobar-kobar (berapi-api) dalam melayani Tuhan. Orang yang
berkobar-kobar melayani Tuhan terlihat dengan jelas di dalam dirinya, selalu
mempersiapkan diri untuk beribadah, dan melayani Tuhan.
Jadi, orang yang beribadah
mempersiapkan dirinya untuk beribadah, maka waktu tidurnya digunakan dengan
baik, kesehatannya dijaga dengan baik, itu tanda bahwa seseorang berkobar-kobar
melayani Tuhan, kalau ngantuk dan sakit-sakit, berarti di tangannya tidak ada
api, karena perbuatan tangannya adalah daging, bukan kobaran api (Roh Kudus).
Kemudian yang ketiga di tangannya
ada pisau (pedang yang tajam) → firman Allah yang berkuasa mengoreksi
seluruh rahasia yang terkandung di dalam hati, sehingga dapat memisahkan yaitu:
jiwa dan roh, sumsum dan sendi-sendi, dapat membedakan
pertimbangan hati dan pikiran kita masing-masing.
Lalu yang memikul kayu adalah
Ishak bukan Abraham tapi kalau api dan pisau ada di tangan
Abraham.
Jadi, yang memikul salib adalah
Yesus Kristus, anak Allah, sedang yang memegang api dan pisau
adalah Abraham, artinya: kita harus berkobar-kobar dalam setiap ibadah dan
pelayanan (api di tangan) dan dengan rela dioperasi (dikoreksi) oleh pedang
tajam, yaitu: firman Allah, berarti tidak menolak firman yang disampaikan,
sehingga dosa dibongkar dengan tuntas itu di tangan kita, artinya: menjadi
tabiat.
Silsilah ini harus berlanjut kepada
kita, sehingga kita berasal dari garis keturunan Abraham sampai kepada anak
cucu.
Dampak positif mempersembahkan
korban bakaran.
Kejadian 22:13-14
(22:13) Lalu Abraham menoleh dan
melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam
belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban
bakaran pengganti anaknya. (22:14) Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN
menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di
atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Kalau sungguh-sungguh tergembala di
gunung Tuhan, maka semuanya akan disediakan, bukan saja soal makan, minum, dan
pakaian, semuanya tersedia.
Adakalanya saat mempersembahkan
korban bakaran kepada Tuhan rasanya sukar sekali, seperti keluarga Elimelekh
meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Malam ini kita patut bersyukur
kepada Tuhan, sebab dengan kasih Tuhan mengajari kita tentang banyak hal,
supaya nyata kasih dan kemurahan-Nya menjadi bagian dalam kehidupan kita
masing-masing.
Saudaraku, kita lihat...
Kejadian 14:17
(14:17) Setelah Abram kembali dari
mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka
keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
Jadi sesudah Abraham mengalahkan
tujuh raja besar yaitu raja Simear, Ariok, raja Elasar,
Kedorlaomer, raja Elam, raja Timear, raja Goim, sesuai
dengan Kejadian 14:1.
Kemudian raja Sodom menyongsong
Abraham di lembah Syawe, yakni Lembah Raja.
Yesus adalah Raja besar dan Mempelai
Pria Sorga, maka kita dijadikan raja-raja kecil dan kelak menjadi pengantin
perempuan Tuhan.
Jadi untuk menantikan sasaran akhir
dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini, maka Tuhan menjadikan kita
raja-raja kecil di bumi (melayani Tuhan).
Kejadian 14:18-19
(14:18) Melkisedek, raja Salem,
membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. (14:19) Lalu ia
memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
Melkisedek, raja Salem, membawa
roti dan anggur lalu memberkati Abraham.
Roti dan anggur itulah tubuh dan
darah Yesus yang telah dipersembahkan bagi kita di atas kayu salib.
Jadi tetap tergembala dengan
sungguh-sungguh sehingga tidak terlepas dari roti dan anggur/ tubuh dan darah
Yesus Kristus, yaitu; korban Kristus sebagai jaminan.
Pendeknya, bila tergembala dengan
baik maka tidak terlepas dari pengorbanan Yesus Kristus (ada di dalam tanda
darah), baik Daud maupun Abraham sendiri.
Silsilah itu tidak boleh putus, maka
yang menjadi jaminannya adalah: tubuh dan darah Yesus. Sebab jika
tanpa tubuh dan darah Yesus binasalah manusia, seperti Elimelekh mati...Rut
1:3. Kemudian setelah sepuluh tahun menetap di Moab, Mahlon dan Kilyon
mati...Rut 1:5. Berarti silsilah Elimelekh terputus.
Tubuh dan darah Yesus, adalah; jaminan hidup sehingga
silsilah tidak terputus = keturunan Abraham.
Di luar Tuhan tidak ada tanda darah
Yesus, berarti tanpa jaminan hidup, maka silsilah itu terputus.
Elimelekh mati, Mahlon dan Kilyon
mati, saya kira tidak ada seorangpun yang ingin binasa seperti Elimelekh dan
kedua anaknya.
Silsilah Yesus Kristus,
adalah anak Daud, Anak Abraham. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment