IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 19 JUNI 2021
STUDY YUSUF
(Seri: 238)
Subtema: DEWASA; TIDAK
TAKUT ANCAMAN, BERTANGGUNG JAWAB + KONSEKUEN
Selamat
malam. Salam sejahtera kiranya memerintah di tengah perhimpunan ibadah dan hati kita
masing-masing. Baik juga umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan
Firman TUHAN lewat live streaming atau
online Youtube, Facebook baik dalam maupun luar negeri dimanapun anda berada.
Selanjutnya ada persekutuan yang baik, persekutuan yang indah antara kita suatu
saat nanti, mata bertemu mata.
Mari
kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN membukakan
firman-Nya, selanjutnya meneguhkan setiap kehidupan muda remaja dimanapun berada.
Mari
kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika
ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun,
lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Yusuf
berumur 30 (tiga puluh) tahun ketika ia menghadap Firaun,
selanjutnya ia dilantik menjadi mangku bumi (istilah sekarang
disebut; perdana menteri).
Pendeknya:
Yusuf dilantik menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir atau menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir, berarti;
Yusuf mengatasi segala kedudukan yang ada di Mesir.
Yusuf
telah mengatasi segala kedudukan-kedudukan yang ada
di Mesir. Betapa TUHAN telah mempermuliakan Yusuf setelah ia melewati
bermacam-macam persoalan dan lika-liku hidup yang sangat
rumit, dengan
berbagai tingkat pergumulan dan tingkat kesulitan, serta tingkat penderitaan
yang luar biasa, yang harus dialami atas seizin TUHAN.
Terkait
dengan hal ini, kita baca 2 Timotius 2,
dengan perikop: “Panggilan untuk ikut menderita.”
2
Timotius 2:9-10
(2:9) Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. (2:10) Karena itu
aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka
juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Demi
pemberitaan Injil, di sini kita perhatikan; Rasul Paulus harus menderita
banyak, malah ia dibelenggu seperti seorang penjahat. Namun, Rasul Paulus tetap
sabar menanggung semua penderitaan yang harus dialaminya,
mengapa ia harus menanggung penderitaan? Sebab, dia harus
menempuh jalur itu demi orang-orang pilihan Allah, sehingga mendapat
keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan kekal.
Pendeknya;
Rasul Paulus rela menderita demi keselamatan dan kemuliaan dalam Kristus Yesus
yang akan diterima oleh orang-orang pilihan TUHAN.
Kita
ini dipilih oleh TUHAN untuk memperoleh keselamatan, itulah kemuliaan kekal;
bersyukur saja.
Itu
sebabnya, dari kegelapan kita dipindahkan kepada terang yang ajaib, berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu menunjukkan bahwa kita adalah
orang-orang pilihan Allah.
2
Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika
kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kita pun
akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan
menyangkal kita;
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama:
-
Jika kita
mati dengan Dia, maka kita pun akan hidup dengan Dia.
-
Jika kita
bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia = Turut di permuliakan.
Sebaliknya,
jangan kita menyangkal salib Kristus sekalipun banyak kesulitan-kesulitan
dan bermacam-macam penderitaan yang harus kita lewati,
supaya akhirnya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, sama seperti
Yusuf.
Berkaitan
dengan hal itu, Rasul Paulus juga nyatakan kepada
sidang jemaat di Roma 8, dengan perikop: “Hidup oleh Roh.”
Roma
8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga
adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji
Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.
Tujuan
dari sengsara salib atau menderita bersama-sama dengan Dia adalah supaya kita
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Oleh
sebab itu, anak-anak TUHAN tidak perlu berpikir dua kali untuk menderita
bersama-sama dengan Dia.
Kalau
kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba Allah yang telah disembelih,
secepatnya saja bergabung untuk selanjutnya satu
dalam kematian-Nya, tidak perlu berpikir dua kali, supaya akhirnya
kita juga turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi, kemuliaan itu sejauh kematian yang kita alami di
bumi ini.
Jangan kita keliru, jangan kita mau
dibodoh-bodohi dengan pemberitaan-pemberitaan yang
tidak sehat dari seorang hamba TUHAN dengan perkataan-perkataan
sombong. Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata kepada Timotius:
“Jauhilah nafsu orang muda.”
Hal
itu juga ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada anak-anak TUHAN,
murid-murid yang ada di Antiokhia, dengan perikop: “Kembali ke Antiokhia”
Kisah
Para Rasul 14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di
kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium
dan Antiokhia. (14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati
murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam
iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita
harus mengalami banyak sengsara.
Rasul
Paulus dan Barnabas menguatkan dan menasihati anak-anak TUHAN atau murid-murid
yang ada di Listra, Ikonium dan Antiokhia, supaya mereka bertekun di dalam iman
dengan sebuah ajaran sehat, yakni bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah sudah harus terlebih dahulu mengalami banyak sengsara.
Inilah
ajaran sehat. Oleh sebab itu, saya katakan di atas tadi; jangan kita terkecoh
dengan pemberitaan atau ajaran yang tidak sehat. Jangan berubah dari ajaran sehat ini, supaya kita jangan mengalami
kerugian kelak.
Dan
hal itu dibenarkan oleh TUHAN Yesus Kristus, sesuai dengan sebuah kisah
di dalam Injil Lukas 24.
Lukas
24:25-26
(24:25) Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu,
sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (24:26)
Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?"
Ingat:
Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan untuk
selanjutnya masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Inilah ajaran yang sehat yang
diajarkan oleh Yesus kepada kedua murid yang berjalan ke Emaus.
Tujuan dari nasihat ini adalah supaya mereka tidak menjadi
bodoh dan hati mereka tidak menjadi lamban terhadap segala sesuatu yang telah
dinubuatkan oleh para nabi.
Kita pun jangan bodoh, jangan lamban terhadap nubuatan
firman. Percayalah terhadap nasihat dari nabi tentang pribadi Yesus Kristus,
Dialah Mesias yang sudah terlebih dahulu melewati bermacam-macam segala
pergumuluan dengan tingkat yang tinggi, untuk selanjutnya Ia pun masuk dalam
kemuliaan kekal.
Tidak
ada kemuliaan tanpa sengsara. Sengsara ada untuk
kemuliaan. Kemuliaan ada supaya terlebih dahulu melewati sengsara. Jangan berubah dari pengertian ini dimanapun anda berada.
Saudara
harus jujur kepada kebenaran, jujur kepada hati nurani. Jangan sangkali salib
yang TUHAN nyatakan. Sumber dari hati nurani yang murni adalah sengsara salib,
bukan soal keberkatan, mujizat, sensasi yang sedang diadakan banyak hamba TUHAN dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadahnya.
Lukas
24:27
(24:27) Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lalu
Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci,
tentang pribadi Yesus, Dialah seorang nabi yang seluruhnya
ditulis dalam kitab Musa dan seluruh kitab para nabi.
Singkat kata: Yesus Kristus menjelaskan
pribadi-Nya sendiri yang sudah dinubuatkan oleh para nabi di dalam kitab-kitab
Musa dan di dalam seluruh kitab para nabi.
Mari
kita lihat buktinya di dalam Ulangan 18,
dengan perikop: “Bertenung dan bernubuat”
Ulangan
18:12-14
(18:12) Sebab
setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh
karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari
hadapanmu. (18:13) Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di
hadapan TUHAN, Allahmu. (18:14) Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya
akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi
engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.
Sebab
setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh
karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
Oleh karena kekejian, yakni; penyembahan berhala, TUHAN menghalau tujuh penduduk negeri
Kanaan yang hebat-hebat.
Haruslah
engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu, supaya
jangan seperti tujuh penduduk negeri Kanaan. Maka, TUHAN
berpesan selanjutnya kepada umat Israel supaya mereka hidup dengan tidak
bercela di hadapan TUHAN Allah mereka, sehingga mereka tidak sama seperti tujuh
penduduk negeri Kanaan.
Kita
ini sebagai anak-anak TUHAN atau umat TUHAN tidak diizinkan oleh TUHAN Allah
untuk;
-
Mencari petunjuk dari orang mati dan
horoskop.
-
Dilarang untuk mendengarkan petunjuk dari
seorang peramal atau petenung.
Baik
dari gambar ular lalu diramal, itu merupakan kekejian. Dilarang
untuk mendapat petunjuk dari seseorang yang meramal dengan kartu atau gambar horoskop, sebab itu adalah kekejian. TUHAN
melarang kita untuk mendengarkan petunjuk dari seorang peramal (petenung),
sebab itu adalah kekejian.
Yang
TUHAN mau dari kehidupan umat TUHAN adalah ...
Ulangan
18:15
(18:15) Seorang
nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan
dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu
dengarkan.
TUHAN
akan bangkitkan seorang nabi bagi umat Israel, dan nabi itulah yang harus kamu
dengar.
Jangan
mendengarkan ramalan dengan kartu, ramalan dengan gambar ular, ramalan dengan
gambar yang lain-lain, tetapi dengarlah nasihat dari seorang nabi, yaitu Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati
bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan.
Jangan
mendengar berita-berita dari seorang hamba TUHAN yang sibuk
mengadakan sensasi, mujizat, kesembuhan, dengan alasan manifestasi Roh Kudus. Tetapi kalau setiap hari mengajarkan sidang jemaat rubuh-tubuh, mengajarkan sidang jemaat sensasi, kapan sidang
jemaat diajarkan tentang kebenaran firman? Kapan sidang jemaat
diajarkan
untuk mendengarkan seorang nabi, dengan nasihat
atau ajaran yang sehat yaitu Mesias harus terlebih dahulu melewati
bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal?
Pengertian
kita jangan bergeser dari situ. Banyak hamba-hamba TUHAN
tidak suka dengan pemberitaan firman dari GPT “BETANIA”; saya tidak mengerti. Tetapi saudara yang sedang mengikuti
pemberitaan firman dari penggembalaan GPT
“BETANIA” Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook, saudara harus mendengarkan seorang nabi yang dibangkitkan oleh TUHAN, sebab nasihat dan ajarannya menguatkan karena yang dia sampaikan
adalah ajaran sehat yaitu Mesias sudah terlebih dahulu melewati bermacam-macam
penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal.
Jangan
berubah dari pengertian itu supaya saudara jangan mengalami kerugian kelak.
Inilah ajaran sehat yang diajarkan oleh Yesus – yaitu; Dialah Mesias --, kepada kedua murid yang berjalan ke Emaus.
Tujuan
dari nasihat ini ialah supaya kedua murid tersebut tidak
menjadi bodoh, kemudian hati tidak menjadi lamban terhadap nubuatan para nabi.
Tidak
mungkin ada kemuliaan tanpa sengsara salib. Jadi, jangan diabaikan
ajaran sehat yang memberikan hati nurani yang murni,
sehingga seorang hamba TUHAN mengajarkan ajaran yang sehat.
Jadi,
sidang jemaat juga jangan bodoh, jangan berubah dari pengertian itu.
Hal itu ditegaskan kepada jemaat di Korintus oleh
Rasul Paulus, dalam 1 Korintus 4, dengan perikop: “Rendahkanlah
dirimu.” Melayani harus dengan kerendahan hati.
1
Korintus 4:18-19
(4:18) Tetapi ada beberapa orang yang menjadi
sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi
kepadamu. (4:19) Tetapi
aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku
akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi
tentang kekuatan mereka.
Ada diantara sidang jemaat di Korintus yang menjadi
sombong, karena mereka menyangka bahwa Rasul Paulus tidak akan lagi mengunjungi
sidang jemaat di Korintus, akhirnya mereka menjadi sombong. Seperti
apa bentuk kesombongan itu?
Pada
ayat 19, Rasul Paulus berkata kepada
sidang jemaat di Korintus: “Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau
Tuhan menghendakinya” dan Rasul Paulus juga rindu untuk mengunjungi sidang
jemaat di Korintus, dia tidak akan berlama-lama untuk datang kepada sidang
jemaat di Korintus. Mengapa? Karena Rasul Paulus ingin tahu, tetapi yang
ingin Rasul Paulus ketahui bukan tentang perkataan orang-orang
yang sombong itu, tetapi Rasul Paulus ingin tahu kondisi sidang
jemaat di Korintus, apakah mereka memiliki kekuatan yang berasal dari Yesus
Kristus.
Sehingga,
berdasarkan inilah (ayat 18 dan ayat 19), Rasul Paulus selanjutnya berkata kepada sidang jemaat di Korintus pada ayat 20.
1
Korintus 4:20
(4:20) Sebab
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
Kerajaan
Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. Jelas ini
berkaitan dengan sengsara salib.
Kerajaan
Sorga bukan terdiri dari perkataan, sensasi, mujizat, kesembuhan, tetapi Kerajaan Sorga itu kaitannya dengan kuasa yang datangnya dari salib. Jadi, saudara jangan keliru.
Itu
sebabnya, di dalam Ulangan 18 tadi, jauh sebelum nabi itu lahir, Musa sudah
menyatakan suatu nubuat, di mana Allah akan membangkitkan seorang nabi dari
antara umat Israel, dan selanjutnya itu akan diberikan kepada umat Israel.
Lalu pesan Musa kembali kepada umat Israel adalah supaya mereka mendengarkan nabi yang
TUHAN bangkitkan atas mereka. Sebab ajaran-Nya sehat, yaitu Mesias harus terlebih dahulu menderita banyak untuk selanjutnya Dia dipermuliakan. Ini loh pembukaan firman yang
harus dihargai.
Jadi,
Kerajaan Sorga tidak ada kaitannya dengan sensasi, mujizat, berkat-berkat
lahiriah, keberhasilan. Sebab, yang ada ini akan
berlalu nanti. Jangan bodoh, jangan lamban hatimu terhadap Firman nubuatan.
Kita
kembali untuk mengikuti penjelasan dari Kejadian
41:46
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika
ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun,
lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Kembali
saya sampaikan: Yusuf berumur 30 (tiga puluh)
tahun tatkala ia menghadap Firaun. Itu artinya, 13 (tiga belas) tahun telah
berlalu sejak Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada
orang Ismael, saudagar dari Midian, di mana pada saat itu Yusuf berusia
17 (tujuh belas) tahun. Sebagai referensinya; Kejadian 37:2,23-27.
Singkat
kata; Yusuf sudah cukup dewasa setelah dikenyangkan oleh berbagai penderitaan.
Pendeknya; Yusuf sarat dengan pengalaman hidup sehingga membuat ia menjadi
layak untuk menjadi mangku bumi, menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Oleh
sebab itu, jangan suka bersungut-sungut, jangan ngomel kalau pun banyak
pergumulan, sebab itu memang harus kita alami jika TUHAN
izinkan. Itulah yang akan mendewasakan, sehingga oleh karena dengan
penderitaan itu kita sarat dengan pengalaman dan akhirnya membuat
kita layak
untuk menerima jabatan tinggi seperti Yusuf.
Jangan
keliru dengan ajaran sehat dari nabi tadi.
Dalam
usianya yang telah dewasa itu, dapatlah ia memikul suatu
tanggung jawab yang sangat besar, pekerjaan yang sangat penting, yang
bersangkut paut dengan kebutuhan hidup seantero dunia ini. Demikian juga dengan
TUHAN Yesus Kristus, Ia memulai pelayanan pekerjaan TUHAN saat genap berusia
30 (tiga puluh) tahun juga, berarti sudah cukup
dewasa.
Kalau
akhirnya Yusuf diangkat menjadi kepala pemerintahan, menjadi kuasa atas segala kedudukan-kedudukan yang ada di Mesir, itu
menunjukkan bahwa TUHAN menganggap dia layak untuk memikul sebuah tanggung
jawab, layak untuk menjadi kepala pemerintahan setelah dia kenyang
dengan banyak penderitaan sehingga dia sarat dengan pengalaman dan dengan
pengalaman inilah dia dilayakkan untuk memangku jabatan yang penting yang
sangkut pautnya dengan hajat hidup orang banyak.
Tidak
mungkin kita memikul tanggung jawab yang besar sementara
penderitaannya kecil. Tidak mungkin kita diangkat setinggi-tingginya
kalau untuk berkorban saja berpikir dua kali, untuk persembahan saja berpikir dua kali.
Kita baca Lukas 3, dengan perikop: “Silsilah
Yesus.” Inilah silsilah
Yesus.
Lukas
3:23
(3:23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya,
Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia
adalah anak Yusuf, anak Eli,
Yesus
memulai pelayanan-Nya dan mengerjakan pekerjaan TUHAN, tatkala ia berumur 30 (tiga puluh) tahun. Singkat kata; Ia sudah cukup dewasa. Dan
selanjutnya, Ia pergi mengajar dan menyembuhkan banyak orang sakit, serta
mengusir setan-setan.
Demikian
juga tadi, Yusuf juga begitu dalam Kejadian
41:46, Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja
Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh
tanah Mesir.
Tanda
kedewasaan Kristus:
Lukas
13:31
(13:31) Pada
waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah,
tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
Orang-orang
Farisi berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena
Herodes hendak membunuh Engkau”
Pendeknya:
Yesus Kristus diancam untuk dibunuh.
Saya
beberapa kali diancam untuk dibunuh hanya karena sebuah kebajikan. Saya tidak
bisa lupakan itu; seorang anak TUHAN memanggil saya untuk mendoakan adiknya,
karena adiknya ini berhubungan dengan seorang janda yang tidak satu
kepercayaan. Lalu saya datang dan mendoakan. Ketika di tengah-tengah
saya mendoakan, terasa aura-aura mistis.
Singkat
cerita, setelah doa, tidak lama tiba-tiba pemuda
yang didoakan ini mengambil pisau di dapur dan secepatnya hendak
menusuk saya pada bagian belakang samping kanan. Tetapi
sang abang begitu cekatan menangkapnya.
Saya tahu dia mau membunuh, tetapi terlalu malu
rasanya untuk kabur. Namun dalam kebodohan itu, TUHAN membela saya.
Masih
banyak juga ancaman-ancaman lainnya, salah satunya; karena memperhatikan dua pemuda, bapaknya
mengancam saya, sambil mengucapkan kata-kata yang
tidak pantas untuk diucapkan, tetapi saya telan semuanya itu.
Jadi,
memang, ukuran kedewasaan itu; Ia tidak takut
dengan ancaman pembunuhan. Jadi, saudara tidak perlu takut dengan segala
ancaman; ancaman tidak punya uang, ancaman tidak
punya ini itu, ancaman tidak punya beras, ancaman tidak punya rumah, ancaman
tidak punya pekerjaan. Banyak ancaman yang sedang mengancam nyawa kita, tetapi
tidak perlu takut. Namun untuk sampai kepada ketidak-takutan
itu, dibutuhkan tingkat kedewasaan.
Lukas
13:32
(13:32) Jawab
Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku
mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada
hari yang ketiga Aku akan selesai.
Jawab
Yesus kepada mereka: Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu (Herodes):
Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini (hari pertama) dan
besok (hari kedua), dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai
Mengapa?
Karena Dia sudah cukup dewasa untuk menghadapi segala jenis problematik.
Jawaban
ini menunjukkan 2 (dua) hal kepada kita.
YANG
PERTAMA: Yesus tidak takut dengan sebuah
ancaman, sekalipun nyawa menjadi taruhannya. Dengan kata lain; Yesus tidak
takut mati menghadapi si serigala, itulah nabi-nabi palsu.
Kita baca Yohanes 10, dengan perikop: “Gembala
yang baik.”
Yohanes
10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk
melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan
padang rumput.
Yesus
berkata: “Akulah pintu”, kaitan dari
“pintu” adalah jalan sempit, sesuai dengan Injil
Matius 7:14.
Jadi,
pintu sesak, kaitannya adalah jalan sempit.
Perlu
untuk diketahui: Barangsiapa masuk melalui pintu sesak, jalan sempit, maka akan
mengalami 3 hal;
a.
Ia akan
selamat
= Hidup kekal.
b.
Masuk dan
keluar
= Menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
c.
Menemukan
padang rumputnya = Tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah
penggembalaan dengan satu gembala, bukan banyak gembala.
Kalau
domba-domba tergembala, tandanya;
1.
Dengar-dengaran = Dikenal
= Masuk dalam hitungan TUHAN.
2.
Mengikuti
Gembala,
tidak mengikuti gembala asing.
Sejauh
ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT)
yang membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang
sempurna menjadi tubuh mempelai, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini.
Bandingkan
dengan PENCURI di dalam Yohanes 10:10.
Yohanes 10:10
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri
dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Pencuri
datang hanya untuk;
1.
Mencuri.
2.
Membunuh.
3.
Membinasakan.
= Tidak memberi damai sejahtera, tidak
membawa kebahagiaan kepada dunia.
Sebaliknya,
Yesus Kristus datang ke dalam dunia;
-
Supaya manusia mempunyai hidup.
-
Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Dengan
lain kata; diberkati oleh karena kasih karunia.
Lebih jauh kita memperhatikan pada ayat 11.
Yohanes
10:11
(10:11)
Akulah gembala
yang baik. Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Akulah gembala yang baik. Yesus
adalah Gembala yang baik. Hal itu diakui langsung
oleh Daud, di dalam Mazmur yang terbesar itulah Mazmur 23, Daud berkata: TUHAN
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Berarti, baik secara jasmani maupun rohani tidak
kekurangan;
-
Secara jasmani diberkati: dicukupkan soal apa yang dimakan, diminum,
dipakai.
-
Secara rohani: tidak nampak lagi kekurangan-kekurangan,
kelemahan-kelemahan yang memalukan di dalam diri.
Bukti
lain Yesus adalah Gembala yang baik: Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya
bagi domba-domba-Nya = Tidak takut dengan ancaman untuk dibunuh. Berarti,
Yesus sudah cukup dewasa.
Itu tanda kedewasaan di dalam melayani TUHAN dan
melayani pekerjaan TUHAN: Tidak takut dengan ancaman.
Diancam untuk ditinggalkan oleh saudara-saudaranya
karena tidak ikut adat, diancam ditinggalkan keluarganya karena tidak berpihak
kepada daging, ada lagi ancaman lain; ancaman tidak kerja, ancaman penyakit,
dan ancaman lainnya.
Memang
dunia ini penuh ancaman, nanti kita di Sorga tidak ada ancaman. Tetapi untuk
menghadapi ancaman di dunia ini sudah seharusnya cukup dewasa. Oleh
sebab itu, orang yang melayani TUHAN harus dewasa. Kalau belum dewasa, jangan
dulu melayani TUHAN. Kalau datang ancaman lalu bersungut-sungut, ngomel,
jangan dulu melayani TUHAN.
Biarlah
hal ini menjadi perhatian kita baik bagi jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, maupun Malaysia, Bandung, maupun umat TUHAN
dimanapun anda berada.
Lukas
13:32
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah
dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan
orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Jawaban
ini menunjukkan 2 (dua) hal kepada kita.
YANG
KEDUA: Yesus Kristus adalah pribadi yang
sangat bertanggung jawab dan konsekuen di hadapan TUHAN, di tengah-tengah
ibadah pelayanannya di hadapan TUHAN.
Kadang-kadang
kita kurang konsekuen di hadapan TUHAN, terkadang lari dari kenyataan hidup.
Kalau melayani TUHAN harus bertanggung
jawab + konsekuen, jangan lari dari kenyataan hidup.
Kalau
enak melayani. Kalau tidak enak, tidak melayani.
Itu tidak konsekuen namanya. Biarlah kita mempunyai
pendirian yang teguh.
Jadi, Yesus Kristus adalah pribadi yang sangat
bertanggung jawab dan konsekuen. Sebab di sini dikatakan: pada hari yang ketiga Aku akan selesai, berarti bertanggung jawab dan konsekuen. Belajar bertanggung
jawab + konsekuen.
Mari kita lihat tanggung jawab Yesus dan memang Dia
juga konsekuen dengan segala sesuatu yang akan Dia hadapi, dalam Yohanes 19
dengan perikop: “Yesus mati.”
Yohanes
19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah Yesus meminum anggur asam
itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Artinya: Yesus
telah selesai mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib di bukit Golgota.
“Sudah selesai”, berarti
segala dosa sudah disucikan dan diampuni oleh TUHAN.
Praktek
disucikan dan diampuni:
-
Untuk kita; jangan mengulangi berbuat dosa yang sama.
-
Dari kita untuk orang lain; jangan
mengungkit-ungkit dosa orang lain untuk membela diri atau untuk menyatakan diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain, sebab “sudah selesai.”
Bukti
pekerjaan penebusan dan pendamaian sudah selesai: Yesus menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya = Mati.
Yohanes
19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya
pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib --
sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi
kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan
dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu
mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus
dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34)
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
segera mengalir keluar darah dan air.
… maka datanglah orang-orang Yahudi kepada
Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan. Tulang kaki atau tulang-tulang dari kedua penjahat
yang disalibkan bersama dengan Yesus harus dipatahkan karena mereka masih
hidup, sementara mayat itu harus segera diturunkan berhubungan dengan hari
sabat (hari besar) mayat tidak boleh bergantung di atas kayu salib.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus
dan melihat bahwa Ia telah mati, berbanding
terbalik dengan 2 (dua) penjahat tadi masih hidup sehingga tulang kakinya dipatahkan.
Ketika mereka melihat Yesus bahwa Ia telah mati, lalu
prajurit-prajurit tidak mematahkan kaki-Nya. Berarti, tubuh Yesus tidak
terpotong-potong, tidak terpisah-pisah, tetap dalam keadaan satu kesatuan tubuh
yang utuh. Anggota tubuh itu tidak dikelompok-kelompokkan, tidak dipisahkan
oleh egois, sebab Yesus telah mati terhadap dosa sehingga anggota tubuh itu
tidak terpisah-pisah atau istilah sekarang tidak terkelompok-kelompok karena
egoisnya manusia itu.
Egois,
berarti; dagingnya masih hidup, belum mati. Tetapi daging Yesus sudah mati, daging-Nya sudah mati, sehingga tidak ada anggota-anggota
tubuh yang terpisah-pisah, tercecer, tidak ada kelompok-kelompok.
Sebaliknya,
prajurit itu menikam lambung-Nya (tulang rusuknya)
dengan tombak. Dari satu tikaman ini, segera mengalir keluar darah dan air; ini berbicara soal kelahiran baru.
Lewat
kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka terbentuklah kesatuan tubuh
Kristus yang sempurna, gereja TUHAN dibangun di hadapan TUHAN, itulah
yang disebut tubuh yang sempurna, tubuh Mempelai, sebab tidak dikotak-kotakkan,
tidak terpisah-pisahkan anggota tubuh yang satu dengan
anggota yang lain. Inilah bukti Yesus sudah mati di kayu salib.
Berbeda dengan kedua penjahat, dagingnya masih hidup
sehingga terjadi pemisahan, mau tidak mau harus dipatahkan dan anggota tubuh
terpisah-pisah. Dagingnya masih hidup oleh karena egoisnya hamba TUHAN; adanya
kelompok-kelompok. Tetapi Yesus sudah mati di atas kayu salib, sehingga
terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, terwujudnya pembangunan tubuh,
terwujudnya pembentukan tubuh itulah tubuh mempelai.
Yesus
Kristus, Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga. Gereja TUHAN adalah
tubuh-Nya, mempelai perempuan-Nya, berdasarkan kasih Mempelai.
Kita buktikan lebih jauh dengan membaca Kejadian 2:21.
Kejadian
2:21
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia
itu tidur nyenyak.
Kita harus masuk dalam pengalaman kematian.
Tidur nyenyak = Pengalaman kematian, berarti daging
tidak bersuara.
Yesus telah mengalami kematian, itu sebabnya di sini
dikatakan: TUHAN Allah
membuat manusia itu tidur nyenyak. Jelas ini berbicara tentang pengalaman kematian;
daging sudah tidak bersuara, tidak hidup dalam hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat, daging sudah mati terhadap dosa.
TUHAN Allah mengambil salah satu
rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Pengalaman
kematian merupakan kesempatan emas, kesempatan yang manis, suatu kesempatan
yang indah untuk mengadakan operasi besar-besaran, untuk mengambil satu rusuk
dari pada Adam itu.
Itu kesempatan emas untuk mengadakan operasi
besar-besaran, sama seperti satu tusukan menusuk lambung (rusuk) Yesus. Jangan
lewatkan pengalaman yang indah ini.
Kalau kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba telah
disembelih, segera bergabung untuk secepatnya satu dalam pengalaman
kematiannya. Itu merupakan kesempatan emas untuk selanjutnya mengadakan operasi
besar-besaran, untuk mengambil salah satu tulang rusuk.
Apa tujuan lambung (rusuk) Yesus harus ditombak?
Kejadian
2:22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah
dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada
manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah
manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Lewat pengalaman kematian terwujudnya kesatuan tubuh
Kristus yang sempurna, itulah yang disebut tubuh mempelai; gereja yang utuh,
itulah sidang mempelai TUHAN.
Dari apa yang kita lihat malam ini, sungguh kita
berbahagia Yesus
Kristus melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN saat Ia berusia 30 (tiga puluh) tahun. Berarti, sudah cukup matang, sudah cukup dewasa
untuk menanggung tanggung jawab yang penting yang sangkut pautnya dengan hajat
orang banyak, seantero dunia ini.
Sungguh mulia TUHAN kita. Siapa kita ini, hanya orang
muda yang tidak ada apa-apanya tetapi TUHAN membukakan rahasia firman-Nya bagi
kita. Luar biasa TUHAN itu bagi kita.
Kalau belum dewasa jangan dulu melayani TUHAN. Oleh
sebab itu, belajar untuk dewasa supaya rencana Allah ini terwujud, sehingga pekerjaan
yang besar ini dapat kita pikul demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang
sempurna.
Ini merupakan tanggung jawab kita masing-masing,
tetapi sudah seharusnya cukup dewasa di dalam melayani TUHAN dan melayani
pekerjaan TUHAN. Tidak lagi egois, tidak lagi memusingkan diri, tidak hanya
mementingkan dirinya, tetapi sudah seharusnya mengerti keadaan orang lain,
mengerti kesusahan orang lain.
Kejadian
2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging.
Persamaan dari Kejadian
2:24 di dalam Filipi 2:5-8: Ia
tidak mempertahankan haknya sebagai milik kepunyaan yang harus dipertahankan,
Ia tidak mempertahankan kemuliaan-Nya. Justru Ia meninggalkan segala sesuatu
yang Dia punya, Dia meninggalkan Bapanya di Sorga, Dia meninggalkan rumahnya di
Sorga, Dia meninggalkan segala kemuliaan-Nya lalu Dia turun ke dunia ini dan
mati di kayu salib. Sehingga dengan demikian, tubuh dan kepala bersatu.
Demikian juga seorang laki-laki akan meninggalkan ayah
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Jadi, kesatuan itu tercipta oleh
karena salib, karena ketika laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya itu adalah
bayangan dari Mempelai Laki-Laki Sorga, Yesus Kristus telah meninggalkan
kemuliaan-Nya dan turun ke dunia, kemudian mati di kayu salib. Sehingga dengan
demikian, oleh salib inilah tubuh dan kepala, gereja dengan Kristus bersatu,
terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna.
Demikianlah nanti akhirnya gereja yang sempurna masuk
dalam pesta nikah Anak Domba.
Adam yang pertama, mengatakan: Pada waktu Allah
mengadakan operasi untuk mengambil satu tulang rusuk dan dibangunkannya seorang
perempuan, lalu dibawa kepada Adam yang pertama.
Demikian juga Adam yang kedua, setelah menyelesaikan
pekerjaan TUHAN lalu selanjutnya dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba,
dibawa kepada Adam yang kedua, itulah Yesus Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria
Sorga, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
Wahyu
19:6
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai
kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan
halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak
Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah."
Ayat 6 sampai ayat 8; sasaran akhir atau muara dari
ibadah kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba.
Inilah pekerjaan dari Adam yang kedua, Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai
Pria Sorga.
Pendeknya, muara dari ibadah kita di atas muka bumi
ini berakhir dalam sebuah pesta nikah Anak Domba. Ini firman yang benar bukan
firman palsu. Ini ajaran sehat. Sebab, Firman Tuhan yang mengatakan; Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel
membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu Firman Allah yang benar.
Kalau ibadah di bumi ini ditegakkan dengan ibadah laut, yaitu berbicara soal
keberkatan, keberhasilan. Kemudian ibadah di bumi ini ditegakkan dengan ibadah
bumi, yaitu hanya berbicara soal mujizat, kesembuhan. Itu bukan muara ibadah,
bukan Firman Allah yang benar. Namun, muara ibadah yang benar adalah pesta
nikah Anak Domba, inilah Firman Allah yang benar.
Yang ada ini akan berlalu, tetapi pesta nikah Anak
Domba akan terwujud setelah Adam yang kedua telah menyelesaikan segala
sesuatunya. Yesus tadi berkata “sudah selesai.”
Demikian juga Rasul Paulus, dia sebagai hamba TUHAN
yang sudah menerima jabatan rasul, dia adalah rasul yang dewasa. Apa buktinya?
Kita lihat, contoh Rasul Paulus cukup dewasa melayani TUHAN.
1
Korintus 15:4-7
(15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5)
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua
belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih
dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup
sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7)
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua
rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan
diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya.
Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. Yesus mati di atas kayu salib, dibangkitkan pada hari yang ketiga. Itu
Firman Allah yang benar.
Kemudian, sesudah kebangkitan-Nya itu, Ia menampakkan
diri;
-
Pertama-tama kepada Kefas dan kedua belas murid.
-
Yang kedua kepada lima ratus orang-orang kudus.
-
Yang ketiga kepada Yakobus dan dua belas rasul.
-
Yang keempat Yesus menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, sama
seperti anak yang lahir sebelum waktunya.
Tadi, Kefas dan dua belas murid, kemudian Yakobus dan
dua belas rasul. Berarti, Rasul yang ketiga belas adalah Rasul Paulus dan dia
cukup dewasa di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Apa buktinya dia (Rasul Paulus) cukup dewasa?
2
Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan
cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki
untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya Rasul Paulus mempertunangkan
jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, selanjutnya membawa mereka sebagai
perawan suci kepada Kristus, Dialah Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga.
Singkat kata: Rasul Paulus ini adalah pekabar
mempelai, dia mengusung Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk
membawa gereja TUHAN sampai kepada kesempurnaan itulah tubuh mempelai, menjadi
gereja yang sempurna tanpa cacat cela itulah tubuh mempelai. Berarti, Rasul
Paulus ini sudah cukup dewasa, sebab kalau dia bisa mendewasakan sidang jemaat
di Korintus itu tandanya bahwa dia adalah hamba TUHAN yang dewasa.
Tidak mungkin seorang hamba TUHAN dapat mendewasakan
gereja TUHAN kalau hamba TUHAN itu tidak dewasa. Tidak mungkin hamba TUHAN
dapat membawa gereja TUHAN kepada penyucian yang mengarah kepada kesempurnaan,
kalau dia tidak terlebih dahulu mengalami penyucian.
Pedang bermata dua terlebih dahulu mengenai si
pemberita firman sehingga ada kekuatan/Firman Allah berkuasa.
Jadi, Rasul Paulus ini sudah cukup dewasa. Dialah
Rasul yang ketiga belas.
Yusuf juga sudah kenyang dengan penderitaan, sarat
dengan pengalaman, sehingga dengan pengalaman itu dia dewasa. Tiga belas tahun
lamanya Yusuf menderita tetapi itu merupakan cara TUHAN satu-satunya untuk
mendewasakan Yusuf sehingga dia layak memangku jabatan penting, yang tersangkut
dengan hajat hidup orang banyak seantero dunia.
Kita lihat satu ayat untuk membuktikan dia dewasa,
dalam 2 Korintus 12, dengan perikop: “Paulus
menerima penglihatan dan penyataan.” Kapan Paulus menerima penglihatan dan
penyataan dari TUHAN?
2
Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal
itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan
dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang
lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak
tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang
ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah
di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus
dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan
manusia.
Rasul Paulus menerima penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan
dari TUHAN. Kapan dia menerima kedua perkara penting ini? Saat ia diangkat
ke tingkat yang ketiga dari sorga, disebut juga Firdaus.
Mari kita ikuti penjelasan mengenai kedua hal yang
TUHAN nyatakan kepada Rasul Paulus.
Tentang:
Penglihatan-penglihatan.
Penglihatan-penglihatan
telah dituliskan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani di dalam
Ibrani 9:2-4.
Apa
yang dia lihat waktu itu ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga -- kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha
Suci, ruangan kesempurnaan --?
Ibrani
9:2-4
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu
bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti
sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang
tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut
perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu
tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan
loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
… di situ terdapat kaki dian dan meja dengan
roti sajian.
-
Kaki Dian atau Pelita Emas, menunjuk kepada; persekutuan dengan
Roh Kudus.
-
Meja Roti Sajian, menunjuk kepada; persekutuan
dengan Firman Allah.
Dua perkara ini belum cukup membuktikan kita dewasa.
Kalaupun tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab atau Meja Roti Sajian itu belum
cukup membuktikan bahwa kita dewasa. Kalaupun kita bersekutu dengan Roh Kudus
atau Pelita Emas itu belum cukup membuktikan bahwa kita sudah dewasa. Karena
kedua alat tersebut masih berada pada kemah yang pertama.
Di belakang tirai yang kedua
terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Kemah yang kedua itulah Ruangan Maha Suci, ruangan kesempurnaan.
Di situ terdapat mezbah pembakaran
ukupan dari emas, dan tabut perjanjian. Dia sudah melihat pembakaran
ukupan emas di dalam Ruangan Maha Suci. Jadi, selain Tabut Perjanjian dia sudah
melihat pembakaran ukupan emas, jelas ini berbicara soal doa penyembahan itulah
puncak ibadah di bumi ini.
Kalau
Paulus sudah sampai kepada puncak ibadah, menunjukkan bahwa dia dewasa secara
rohani. Maka, seorang imam ibadah dan pelayanannya harus sudah
sampai kepada puncak ibadahnya, hidup dalam doa penyembahan.
Apa penyembahan? Di dalam Injil Matius 27:49-50, penyembahan berbicara soal penyerahan diri
sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itu kedewasaan. Tidak taat lagi
kepada kehendak daging, dia taat kepada kehendak TUHAN sepenuhnya.
Tentang: Penyataan-penyataan.
Kita akan kaitkan dengan Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang
ditebusnya.”
Wahyu
14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Pada ayat 1,
inti dari mempelai jumlahnya seratus empat puluh empat ribu orang, mereka itu adalah gunung Sion. Apa buktinya bahwa mereka itu adalah
gunung Sion (puncak kesucian)?
Wahyu
14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit
bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar
itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang
pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Ayat 2, berbicara tentang kelepasan dari dunia ini, sudah lepas dari daya
tarik bumi.
Terdengar desau
air bah dan bunyi guruh, apabila dunia ini terjadi
goncangan itu merupakan tanda kelepasan bagi anak TUHAN tetapi guncangan itu
tanda celaka, penghukuman bagi dunia.
Jadi, ayat 2 ini berbicara tentang kelepasan yang
dialami oleh mempelai TUHAN, gunung Sion, puncak kesucian.
Kemudian, seratus empat puluh empat ribu orang itu menyanyikan suatu nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh
siapapun, itu berbicara soal hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci
antara gunung Sion dengan Kristus Kepala sebagai Mempelai Pria Sorga. Itulah
penyataan-penyataan.
Jadi, penyataan-penyataan yang dimaksud itulah
nyanyian baru, berbicara soal hubungan intim; hubungan dalam nikah suci.
Hubungan kita dengan TUHAN bukan sebatas hubungan domba dengan gembala, tetapi
hubungan kita dengan Kristus Kepala sama seperti hubungan gereja TUHAN sebagai
isteri dengan Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga, hubungan dalam nikah yang
suci berdasarkan kasih.
Rasul Paulus sudah cukup dewasa sebab begitu intimnya
hubungannya dengan TUHAN itulah nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh
orang lain, dia berada dalam nikah suci dengan TUHAN. Dia betul-betul rasul
yang ketiga belas dan dia banyak mengalami penderitaan. Hanya orang dewasa yang
sanggup menanggung banyak penderitaan.
Kalau kanak-kanak hanya bisa ngomel, nangis,
sungut-sungut, tidak mampu menanggung beban, tidak sanggup memikul tanggung
jawab, memikul beban di atas pundaknya. Kemudian kalau kanak-kanak
berhitung-hitung dalam berkorban, berpikir dua kali dalam melayani TUHAN.
Melayani yang enak “iya”, melayani yang tidak enak berpikir dua kali.
Dua bukti ini sudah cukup menunjukkan bahwa Rasul
Paulus dewasa sehingga bukan suatu kebetulan kalau dia disebut Rasul yang
ketiga belas. Sehingga sinkronlah pengalaman Paulus ini dengan pengalaman Yusuf
serta pengalaman Yesus.
Pendeknya: Paulus ini pengantara antara Yusuf dengan
Yesus.
2
Timotius 4:5
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam
segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil
dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Nasihat Rasul Paulus kepada Timotius:
1. Kuasailah dirimu dalam segala
hal.
2. Sabarlah menderita.
3. Lakukanlah pemberitaan Injil.
4. Tunaikanlah tugas pelayananmu.
Nasihat ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus ini sudah
cukup berpengalaman, sebab tidak mungkin dia memberi nasihat kalau dia tidak
mempunyai pengalaman.
Kalau seseorang memberi nasihat tetapi dia tidak
mengalaminya itu yang disebut -- dalam bahasa jawa -- jarkoni; ngajari bisa
tetapi tidak melakukan. Kalau bahasa jakarta disebut omdo atau omong doang.
Sama seperti calo di pinggir jalan, dia berkata memberangkat orang tetapi dia
tinggal di terminal bus.
2 Timotius 4:6
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan
sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
Dia tidak takut dengan ancaman maut, sehingga dia rela
mencurahkan darahnya sebagai persembahan.
Kemudian Rasul Paulus berkata kematianku sudah dekat, dia tidak takut dengan ancaman maut sebab
dia sudah cukup dewasa. Sehingga Rasul Paulus dianggap layak untuk dipercayakan
suatu pekerjaan yaitu suatu tanggung jawab yang sangat penting yang sangkut
pautnya dengan seantero dunia ini.
Rasul Paulus tidak takut dengan ancaman maut dari si
serigala dan dia sudah buktikan itu waktu dia mengunjungi jemaat di Efesus, dan
dia tuliskan kembali kepada sidang jemaat di Korintus di dalam 1 Korintus
15:31. Dia sudah menghadapi binatang yang buas, serigala-serigala yang buas.
Pengalaman di dalam Kisah Para Rasul 20:29-30
diceritakan oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 15:31.
1
Korintus 15:30-32
(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap
saat membawa diri kami ke dalam bahaya? (15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku
berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. (15:32) Kalau hanya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas
di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan,
maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
… mengapakah kami setiap saat membawa diri
kami ke dalam bahaya? Rasul Paulus membawa hidupnya ke dalam bahaya di
tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN. Dia tidak takut kepada ancaman
untuk dibunuh, hal itu sudah dia lalui.
Ancaman dikucilkan tidak takut, ancaman tidak punya uang
takut tidak takut, ancaman tidak punya beras tidak takut, ancaman masih
nganggur tidak takut, ancaman untuk pasangan hidup juga tidak takut.
Perhatikan sungguh-sungguh, tidak usah takut dengan
ancaman tidak makan, tidak ada beras, tidak ada pekerjaan, tidak ada uang,
tidak usah takut dengan ancaman tidak ada pasangan hidup sebab pasti ada,
karena TUHAN ciptakan manusia berpasang-pasangan.
Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku
berhadapan dengan maut. Rasul Paulus tidak takut dengan ancaman maut setiap
hari dalam melayani TUHAN.
Demi kebanggaanku akan kamu dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Dan Rasul Paulus mengalaminya benar.
Tadi sudah saya katakan, kalau dia bisa menasihati
Timotius berarti dia sudah cukup punya pengalaman di situ. Tidak mungkin dia
menasihati tanpa punya pengalaman. Maka, Rasul Paulus berkata: aku katakan, bahwa hal ini benar.
Kalau hanya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas
di Efesus, itulah si serigala ganas, nabi-nabi palsu.
Jadi, dia sudah siap menghadapi ancaman maut dan dia
tetap menjaga dirinya dalam kesucian. Karena Yesus telah bangkit, maut telah
dikalahkan.
Setan hanya bisa membelenggu daging dan darah, tetapi
Firman TUHAN tidak bisa dia belenggu. Itu sebabnya, Rasul Paulus tidak takut
ancaman maut karena janji firman; Yesus telah bangkit dan maut telah
dikalahkan. Kalau tubuh ini hanya dibelenggu oleh setan dia tidak takut, tetapi
janji firman tidak bisa dibelenggu, termasuk janji firman dalam hidupnya; Yesus
bangkit maut dikalahkan.
Dia tidak takut dengan ancaman maut, dia tidak takut
dengan penderitaan, darahnya sudah dicurahkan.
Paulus benar-benar dewasa rohani, kedewasaannya tidak
tanggung-tanggung. Tetapi kita terkadang suka tanggung-tanggung karena suka
berpikir dua kali untuk melayani pekerjaan TUHAN; yang enak dilayani namun yang
susah tidak.
Kembali kita memperhatikan 2 Timotius 4.
2 Timotius 4:7
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku
telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Singkat kata: Akhirnya Rasul Paulus berkata: Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Dengan kata
lain; sudah selesai, artinya: Terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna.
Dan barulah pada ayat 8; dia dipermuliakan.
Jadi jelas, Rasul Paulus adalah pengantara Yusuf
dengan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Jadi Yusuf menghadap Firaun tatkala ia berusia 30
(tiga puluh) tahun, itu berbicara kedewasaan untuk memangku sebuah jabatan
penting.
Kalau belum dewasa, jangan, bahaya, nanti bisa disalahgunakan;
bisa korupsi. Mungkin tidak korupsi uang, namun bisa korupsi waktu, korupsi
tenaga, korupsi perasaan, korupsi pikiran, korupsi egosentris.
Harus dewasa. Pemimpin yang dewasa tidak akan pernah
korupsi; waktunya benar tersita untuk TUHAN, tidak molor, tidak lelet, tidak
membela diri kalau sudah salah. Tidak korupsi. Ini pemimpin yang bertanggung
jawab dan konsekuen; pusing dengan orang lain tidak pusing dengan dirinya. Oleh
sebab itu, dewasalah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment