IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 26 JUNI 2021
STUDY
YUSUF
(Seri:
239)
Subtema:
BERADA DALAM KEGIATAN ROH UNTUK MENGINJILI ROH-ROH YANG DI DALAM
PENJARA
Selamat
malam. Salam sejahtera dan bahagia di dalam menikmati pembukaan rahasia Firman
TUHAN.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, pemuda remaja di mana
pun berada, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan Ibadah Kaum
Muda Remaja, untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook; kiranya TUHAN melawat dan
memberkati saudara.
Selanjutnya,
marilah kita berdoa dan kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya
TUHAN membukakan Firman-Nya, sekaligus berkuasa untuk meneguhkan setiap
kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Segera
saja kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja dari Kejadian 41, dan saat ini kita masih membaca ayat 46,
dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf
berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu.
Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Yang
dapat kita lihat dari ayat ini, HAL YANG PERTAMA: Yusuf berumur 30 (tiga
puluh) tahun ketika ia dilantik menjadi mangku bumi atau kepala pemerintahan
atas seluruh tanah Mesir.
Umur
30 (tiga puluh) à
Kedewasaan Yusuf setelah kenyang dengan bermacam-macam penderitaan. Berarti,
jika penderitaan itu sudah sampai di leher -- dengan lain kata; kenyang dengan
bermacam-macam penderitaan --, tentu tidak lama lagi kemuliaan TUHAN akan
dinyatakan di dalam diri orang itu.
Sejenak
kita kaitkan dengan 1 Petrus 4:1-2. Sebelum kita membaca 1 Petrus 4:1-2
ini, terlebih dahulu saya sampaikan, bahwa; 1 Petrus 4:1-2, itu
merupakan kesimpulan dari 1 Petrus 3:13-22.
Mari
kita perhatikan 1 Petrus 4:1-2, dengan perikop: “Menderita dengan sabar.”
1
Petrus 4:1-2
(4:1) Jadi,
karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena
barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti
berbuat dosa --, (4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan
menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Karena
Kristus telah menderita penderitaan badani, maka kita pun harus mempersenjatai
atau memperlengkapi diri dengan pikiran yang demikian. Jangan sampai pikiran
kita lari dari apa yang sudah dialami oleh TUHAN Yesus Kristus -- yaitu
mengalami penderitaan badani di atas kayu salib --.
Mengapa
kita harus mempersenjatai (memperlengkapi) diri dengan pikiran yang demikian? Karena
barangsiapa telah menderita penderitaan badani, maka ia telah berhenti berbuat
dosa.
Jadi,
kalau pun kita harus menderita penderitaan badani di tengah ibadah dan
pelayanan, jangan pernah merasa rugi, karena itu satu-satunya cara sehingga
kita berhenti untuk berbuat dosa. Kalau kita sibuk memikul salib, maka
pasti berhenti berbuat dosa. Kalau kita sibuk mengerjakan apa yang bisa kita
kerjakan untuk TUHAN, itu namanya penderitaan badani; dengan mempersenjatai
diri dengan pikiran semacam itu, maka pasti berhenti berbuat dosa.
Jadi,
jangan ragu mengalami penderitaan badani. Jangan ragu melayani TUHAN walaupun
harus menderita, sebab itu satu-satunya cara sehingga kita berhenti berbuat
dosa. Sibuk saja bekerja walaupun badani ini menderita banyak.
Dengan
demikian, waktu yang sisa -- atau yang tinggal sedikit lagi -- ini, marilah kita
pergunakan menurut kehendak Allah, bukan menurut kehendak manusia daging lagi. Jangan
lelet, supaya menjadi kesaksian. Jangan menunda-nunda pekerjaan yang ada,
karena waktu yang tersisa tinggal sedikit; jadi, harus menjadi kesaksian.
Sebelum
kita membaca 1 Petrus 3:13-22, saya mau sampaikan: Kesimpulan dari 1
Petrus 3:13-22 adalah 1 Petrus 4:1. Oleh sebab itu, marilah kita
baca 1 Petrus 3:13-22 perlahan-lahan, ayat demi ayat, dengan perikop: “Menderita dengan sabar.”
1
Petrus 3:13-14
(3:13) Dan
siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik? (3:14) Tetapi sekalipun kamu harus menderita
juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah
kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.
Kalau
kita rajin berbuat baik atau harus menderita karena kebenaran, maka kita akan
berbahagia.
Oleh
sebab itu, jangan kita takuti apa yang ditakuti oleh manusia duniawi. Orang-orang
dunia itu takut terhadap salib, karena salib terkait dengan harga dirinya.
Kita
lanjut memperhatikan ayat 15-17.
1
Petrus 3:15-17
(3:15) Tetapi kuduskanlah
Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala
waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi
haruslah dengan lemah lembut dan hormat, (3:16) dan dengan hati nurani
yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang
saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. (3:17)
Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki
Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
Kuduskanlah
Kristus di dalam hati kita masing-masing sebagai TUHAN, dengan cara: rela menderita karena berbuat baik, dari pada
menderita karena berbuat jahat. Itu adalah cara menguduskan Kristus di dalam
hati kita masing-masing.
Perlu
untuk diketahui: Sengsara karena salib, aniaya karena Firman, atau menderita
karena kebenaran, itu merupakan kehendak Allah.
1
Petrus 3:18
(3:18) Sebab
juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang
benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;
Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang
telah dibangkitkan menurut Roh,
Perhatikan:
Sebagai manusia -- yang sama seperti daging manusia --, Kristus telah menderita
dan mati satu kali untuk dosa dunia, kemudian Ia dibangkitkan menurut Roh.
Pendeknya, pengalaman kematian dan kebangkitan adalah
jalan yang harus dilalui oleh Yesus, tujuannya: supaya Ia membawa kita kepada
Allah.
Persamaan
ayat ini dapatlah kita temukan dalam 1 Timotius 3, dengan perikop: “Jemaat
Allah dasar dan penopang kebenaran.”
1
Timotius 3:16
(3:16) Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan
diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam
kemuliaan."
Sesungguhnya,
agunglah rahasia ibadah kita. Apa maksud dari kalimat ini?
Jawabannya
dapat kita perhatikan pada kalimat berikutnya, yaitu: Dia, yang telah
menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh. Kalimat ini
dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
1.
Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia =
Yesus rela menderita dan mati satu kali di atas kayu salib.
2.
Dibenarkan dalam Roh = Yesus
bangkit.
Pendeknya:
Oleh karena kuasa kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, kita
beribadah dan melayani TUHAN = berada di dalam kegiatan Roh, dengan demikian; agunglah
rahasia ibadah kita.
Selanjutnya,
kita akan melihat AKTIVITAS DARI KEGIATAN ROH (AKTIVITAS DI TENGAH IBADAH
PELAYANAN).
1
Timotius 3:16
(3:16) Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya
kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Perhatikan
kalimat: Yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di
antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
diangkat dalam kemuliaan. Itulah
kegiatan Roh atau aktivitas di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, yang dibagi
dalam 3 (tiga) kalimat.
Aktivitas
(kegiatan Roh) di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang
Pertama:
YANG MENAMPAKKAN DIRI-NYA KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT.
Inilah
aktivitas dari ibadah pelayanan atau kegiatan Roh yang pertama.
Mari
kita perhatikan 1 Korintus 15,
dengan perikop: “Kebangkitan Kristus”
1
Korintus 15:3-7
(15:3) Sebab
yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima
sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci, (15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5)
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua
belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih
dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup
sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7)
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua
rasul.
Yesus
telah mati (mengubur manusia daging), lalu dibangkitkan menurut Roh pada hari
yang ketiga, itulah ibadah dan pelayanan. Lewat kematian dan kebangkitan, ada
ibadah, ada pelayanan = Ada kegiatan Roh.
Yesus telah dibangkitkan pada hari yang
ketiga, lalu;
-
Ia menampakkan diri kepada Kefas, kemudian kepada 12 (dua
belas) murid TUHAN Yesus.
-
Menampakkan diri kepada orang-orang kudus, kepada 500 (lima
ratus) orang sekaligus.
-
Menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada 12 (dua
belas) rasul.
Inilah
aktivitas dalam ibadah dan pelayanan, atau kegiatan Roh.
Singkatnya:
Oleh kuasa kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, ada peningkatan rohani
dari 12 (dua belas) murid menjadi 12 (dua belas) rasul.
Jadi, kalau kita ada dalam kegiatan Roh, maka ada peningkatan rohani; dari
murid menjadi rasul.
Siapa
itu rasul? Jelas itu menunjuk; orang-orang yang sudah siap melewati
nyala api siksaan sebagai ujian di dalam memberitakan kerajaan sorgawi
(kerajaan Allah), di dalam memberitakan hal yang akan datang. Itu adalah
peningkatan rohani dari murid (dengar-dengaran) menjadi rasul.
Biarlah kiranya kita hidup di dalamnya.
1
Korintus 15:8
(15:8) Dan yang
paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Yang
paling akhir, Yesus menampakkan dirinya kepada Rasul Paulus.
Peristiwa
ini diakui langsung oleh, Rasul Paulus kemudian pengalaman tersebut digambarkan seperti anak
yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur. Bayi prematur ini adalah gambaran
dari suatu kehidupan yang tidak berdaya, namun sekalipun demikian, kepadanya
diberikan (dipercayakan) jabatan rasul = kasih karunia atau kemurahan.
Pendeknya:
Berbicara tentang kasih karunia, mari kita perhatikan ayat 9.
1
Korintus 15:9
(15:9) Karena
aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak
disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Di
sini kita melihat: Rasul Paulus mengaku sebagai yang paling hina dari semua
rasul, bahkan tidak layak disebut rasul. Alasan Rasul Paulus mengatakan hal itu,
sebab ia telah menganiaya jemaat, namun sekalipun demikian kepadanya diberikan
jabatan rasul.
Singkat
kata: Yang tidak layak menjadi layak = kasih karunia = kemurahan TUHAN. Tidak
layak, tetapi dilayakkan, itulah kasih karunia.
1
Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena
kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya,
aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Selanjutnya
tentang “kasih karunia”, Rasul Paulus mengakui kasih karunia Allah, sekaligus
menghormati bahkan menjunjung tinggi kasih karunia Allah kepadanya. Itulah
orang yang hidup di dalam kasih karunia.
Orang
yang menghidupi kasih karunia harus mengakui kasih karunia Allah dan
menghormati, bahkan menjunjung tinggi kasih karunia yang diterima itu sendiri,
supaya kita jangan bermegah, jangan sombong, jangan merasa diri bisa, jangan
merasa diri mampu, jangan merasa diri hebat, jangan merasa diri layak.
Bahwasanya Rasul
Paulus menjunjung tinggi kasih karunia? Dibuktikan dengan ia bekerja keras lebih
dari pada orang lain.
Di
antara imam-imam harus bekerja keras lebih dari antara yang lain, tidak boleh
hitung-hitungan. Kalau orang lain malas, tidak perlu melihat kemalasannya. Yang
pasti, kalau kita sudah menghidupi kasih karunia, maka harus menjunjung tinggi
kasih karunia, berarti bekerja keras lebih dari orang lain.
Tidak
usah kita tuntut orang lain untuk bekerja keras seperti kita, mengapa? Karena
dia belum dewasa di dalam hal memahami kasih karunia. Jangan juga kita bekerja
dengan menghitung apa untung, apa rugi, kemudian untuk
melayani pekerjaan Tuhan, jangan berpikir dua kali.
Singkat
kata: Kuasa dari kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus:
1.
Memberi jabatan dan karunia-karunia roh Roh.
2.
Mengalami peningkatan dari kualitas rohani.
3.
Hidup dalam kasih karunia atau kemurahan.
Itulah
ibadah dan pelayanan yang TUHAN karuniakan kepada kita, sehingga Rasul Paulus
mengatakan hal itu kepada Timotius: Agunglah rahasia ibadah. Inilah
aktivitas dari kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan).
Rahasia
ibadah begitu agung; oleh sebab itu, jangan kita datang bermain-main setiap
kali kita menghadap TUHAN. Jangan
terpaksa menghadap TUHAN. Jangan kita terpaksa berada di tengah-tengah kegiatan
Roh.
Aktivitas
dari kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang
Kedua:
DIBERITAKAN DI ANTARA BANGSA-BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH, itulah
bangsa-bangsa di luar Israel (bangsa kafir).
Mari
kita perhatikan Efesus 2, dengan
perikop: “Semua adalah kasih karunia” Inilah yang harus kita akui
sebagai bangsa yang bukan Yahudi (bangsa kafir).
Efesus
2:1
(2:1) Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Dahulu
bangsa kafir sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa mereka.
Inilah keadaan bangsa-bangsa di luar Yahudi; mati, karena mereka hidup
di luar iman.
Efesus
2:2-3
(2:2) Kamu
hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka. (2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain.
Sebelum
mengenal TUHAN Yesus Kristus (hidup di luar iman), bangsa kafir ...
1.
Mengikuti jalan dunia.
2.
Menaati penguasa kerajaan angkasa (Iblis atau Satan).
3.
Hidup di dalam hawa nafsu daging.
Pendeknya:
Bangsa kafir dikuasai oleh seteru Allah. Ada 3 (tiga) seteru Allah:
1.
Dunia dengan
arusnya yang menghanyutkan dan menenggelamkan, sehingga anak-anak TUHAN
mengalami kematian rohani.
2.
Iblis atau
Satan dengan
pengaruhnya yang hebat dan licik.
3.
Daging dengan
segala keinginan-keinginan yang jahat.
Inilah
keinginan bangsa di luar bangsa Yahudi, yang hidup di luar iman, yaitu dikuasai
oleh 3 (tiga) seteru Allah.
Efesus
2:4-5
(2:4) Tetapi Allah
yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya
kepada kita, (2:5) telah menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh
kasih karunia kamu diselamatkan --
Allah
itu kaya dengan rahmat, sehingga oleh karena kasih-Nya yang hebat, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, untuk menghidupkan bangsa kafir bersama dengan
Kristus.
Singkat
kata: Dahulu kita sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dari bangsa kafir
(hidup di luar iman), tetapi oleh karena kasih karunia, bangsa kafir pun
diselamatkan.
Efesus
2:6-7
(2:6) dan di
dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan
tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, (2:7) supaya pada masa yang
akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah
sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Selanjutnya,
di dalam Kristus Yesus, Allah telah membangkitkan kita juga, kemudian memberikan
tempat bersama-sama dengan Dia di sorga = Dipermuliakan. Singkat kata: Di dalam
Kristus Yesus, oleh karena kasih karunia-Nya, kita dibangkitkan dan
dipermuliakan, dengan demikian; Allah menunjukkan kepada kita kekayaan kasih
karunia-Nya yang melimpah-limpah.
Efesus
2:8-9
(2:8) Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, (2:9) itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Oleh
karena kasih karunia, bangsa kafir diselamatkan oleh iman, oleh darah salib.
Jadi, bukan karena hasil usaha seseorang.
Efesus
2:11-13
(2:11) Karena
itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut
daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Keadaan
bangsa kafir sebelum mengenal Allah;
1.
tanpa Kristus,
2.
tidak termasuk kewargaan Israel,
3.
tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
4.
tanpa pengharapan,
5.
tanpa Allah di dalam dunia.
Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus, dan itu adalah
kasih karunia. Jadi, kalau bangsa kafir diselamatkan, itu karena kasih karunia.
Kita
bersyukur, inilah aktivitas dalam kegiatan Roh, atau aktivitas ibadah dan
pelayanan.
Jadi,
ibadah ini diberikan untuk kita kerjakan, supaya kita, bangsa kafir,
diselamatkan oleh kelimpahan kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus. Jadi,
agunglah rahasia ibadah ini.
Keadaan
bangsa kafir berikutnya, sebelum bangsa kafir mengenal Allah.
1
Korintus 12:2
(12:2) Kamu
tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir
ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Sebelum
mengenal Allah, bangsa kafir hidup dalam penyembahan berhala yang bisu.
-
Punya mata, tetapi tidak melihat.
-
Punya telinga, tetapi tidak mendengar.
-
Punya tangan, tetapi tidak bisa meraba.
-
Punya kaki, tetapi tidak bisa berjalan.
-
Punya mulut, tetapi tidak bisa
berkata-kata.
Apa
yang bisa diharapkan dari berhala? Tidak ada. Singkat kata: Kita tidak bisa
berharap (bergantung) kepada berhala.
Tetapi
itulah kenyataan yang terjadi, yang dialami oleh bangsa kafir sebelum mengenal
Allah. Oleh sebab itu, yang sudah melayani harus bersyukur, sebab ada
aktivitas, ada kegiatan, supaya kita (bangsa kafir) mendapatkan kesempatan
untuk memperoleh keselamatan. Jangan sia-siakan kesempatan yang TUHAN berikan
kepadamu, jangan tunda-tunda pekerjaan TUHAN.
1
Korintus 12:3
(12:3) Karena
itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh
Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak
ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain
oleh Roh Kudus.
Jika
kita sudah mengenal TUHAN, tepatnya hidup dalam kegiatan Roh, maka kita tidak
akan berkata: “Terkutuklah Yesus!” Kalau dahulu, bangsa kafir yang hidup
di luar iman, selalu berkata: “Terkutuklah Yesus!”, dan berkata kepada
orang-orang yang mengenal TUHAN: Di mana Allah mereka?, sesuai dengan Mazmur 115:2.
Sebaliknya,
jika kita hidup di luar kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan), jika kita hidup di
luar iman, maka tidak ada seorang pun dapat mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN.
Jadi,
bersyukur sajalah, kita semua sekarang ada di dalam kegiatan Roh, ada di
tengah-tengah ibadah pelayanan dan aktivitasnya,
sehingga dengan demikian, kita mengaku Yesus adalah TUHAN. Kita tidak
akan pernah menghujat TUHAN dengan berkata “Terkutuklah Yesus!”, kita
tidak akan mempersalahkan TUHAN sekalipun berada di dalam penderitaan, dalam kesusahan,
kesulitan, pergumulan yang besar. Itulah keuntungan kalau kita berada dalam
kegiatan Roh atau berada di tengah ibadah dan pelayanan.
Selanjutnya,
mari kita perhatikan 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan ada lagi noda kekafiran.”
Sebelum
mengenal TUHAN, bangsa kafir betul-betul hidup dalam noda kekafiran. Noda
kekafiran dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dapat kita temukan pada
ayat 16-17.
2
Korintus 6:16-17
(6:16) Apakah
hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah
yang hidup menurut firman Allah ini:
"Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. (6:17)
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara
mereka, dan pisahkanlah dirimu dari
mereka, firman Tuhan, dan janganlah
menjamah apa yang najis, maka Aku
akan menerima kamu.
Ada
2 (dua) hal dari noda kekafiran:
1.
Berhala yang bisu.
2.
Kenajisannya.
Oleh
sebab itu, Rasul Paulus berpesan kepada jemaat di Korintus:
1. Pisahkanlah
dirimu dari berhala-berhala yang bisu, keluarlah dari sana.
2. Janganlah
menjamah apa yang najis, jangan hidup dalam kenajisan.
Tujuannya;
supaya bangsa kafir diterima oleh TUHAN Yesus Kristus; Dialah Allah sesembahan
kita, Allah yang hidup, Allah yang berkusa, TUHAN dan Juruselamat yang
berdaulat atas kehidupan kita masing-masing.
Inilah
2 (dua) hal noda kekafiran, yaitu berhala
yang bisu dan kenajisan. Tetapi
jangan juga setelah di dalam TUHAN, kita masih hidup
dalam kenajisan, jangan.
Aktivitas
dari kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang
Ketiga:
YANG DIPERCAYAI DI DALAM DUNIA, DIANGKAT DALAM KEMULIAAN.
Pengertian
YANG PERTAMA mengenai “dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan”
Hal ini menunjukkan bahwa; kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh,
atau berada dalam aktivitas dari kegiatan Roh, maka ibadah itu mengandung janji
kuasa baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
Singkatnya:
Dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan, menunjukkan bahwa; ibadah
dan pelayanan itu mengandung janji dan kuasa baik untuk masa sekarang maupun untuk masa
yang akan datang. Kita patut bersyukur kepada TUHAN tentunya.
1
Timotius 4:8
(4:8) Latihan
badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun
untuk hidup yang akan datang.
Latihan
badani itu bagus, sehat, tetapi terbatas gunanya, karena orang yang melatih
dagingnya (sehat secara jasmani) belum tentu dia mau datang
di tengah-tengah kegiatan Roh, belum tentu dia ada di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan.
Tetapi
kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, berada di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan, maka ibadah itu berguna dalam segala hal, karena ibadah dan
pelayanan (kegiatan Roh) mengandung janji, baik untuk hidup ini (masa sekarang)
maupun untuk hidup yang akan datang (masa yang akan datang).
-
Janji ibadah untuk masa sekarang di dunia
ialah diberkati, dipelihara, dilindungi, dibela, dicukupkan soal makan, minum
dan pakaian.
-
Janji ibadah untuk masa yang akan datang ialah
dipermuliakan dalam Kerajaan Sorga, bahagia sampai selama-lamanya dalam
kemuliaan kekal (sorgawi).
Oleh
sebab itu, kalau kita perhatikan 1 Timotius 6 ...
1
Timotius 6:6
(6:6)
Memang
ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Kalau
ibadah disertai rasa cukup, maka memberi keuntungan besar. Oleh sebab itu,
kalau kita berada di dalam kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
biarlah kita disertai dengan rasa cukup.
Jangan
menuntut TUHAN banyak-banyak, jangan ngomel bersungut-sungut. Jangan
persalahkan situasi keadaan. Jangan persalahkan TUHAN Yesus.
1
Timotius 6:6-7
(6:7)
Sebab
kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak
dapat membawa apa-apa ke luar.
Kita
ada di dalam dunia ini dengan tidak membawa apa-apa. Anak yang baru lahir,
tidak pernah langsung berpakaian, melainkan dengan telanjang, tidak membawa
apa-apa; tetapi sekalipun demikian, asal kita ada di tengah-tengah kegiatan Roh,
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, pasti ibadah itu mengandung janji;
-
Di bumi; kita diberkati, dipelihara,
dilindungi, dibela, dicukupkan oleh TUHAN.
-
Di dalam sorga; kita dipermuliakan.
Yang
terpenting, di dalam kegiatan Roh, di tengah ibadah pelayanan adalah ...
1
Timotius 6:8
(6:8) Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah. Itulah syarat berada di dalam
kegiatan Roh.
-
Asal ada makanan, itulah Firman
yang dibukakan rahasianya (Pembukaan rahasia Firman).
-
Asal ada pakaian à Kasih dari Allah yang berkuasa
mengampuni (menutupi) dosa.
Asal
ada pembukaan rahasia Firman, asal ada kasih yang menutupi dosa, itu sudah
cukup. Itulah syarat berada di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan; jadi, harus disertai rasa cukup.
Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah, artinya;
-
Yang kita butuhkan adalah pembukaan Firman.
-
Yang kita butuhkan adalah kasih dari Allah, dari sorga.
Pengertian
YANG KEDUA Mengenai “dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan”
Sekarang,
kita baca kembali 1 Petrus 2, “Yesus Kristus batu penjuru” Dasar
dari tiap-tiap bangunan, itulah korban Kristus = batu penjuru.
1
Petrus 2:4
(2:4) Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia,
tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
Dan
datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, berarti; datang
dan beradalah di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, di mana dasarnya adalah
korban Kristus.
Memang,
tidak dihargai oleh dunia, tetapi dihormati di hadirat Allah. Namun sekalipun
demikian, kita harus tetap berada di tengah-tengah kegiatan Roh, di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
1
Petrus 2:5
(2:5) Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Selanjutnya,
kita semua “dipergunakan sebagai batu hidup”, tujuannya adalah
-
Untuk pembangunan suatu rumah rohani dalam
rangka pembangunan tubuh Kristus, dan suatu imamat kudus, berarti; beribadah
dan melayani TUHAN dalam kesucian.
-
Untuk mempersembahkan persembahan rohani; membawa
korban dan persembahan di tengah ibadah dan pelayanan.
Mengenai
doa, tingkatannya antara lain;
1.
Doa permohonan.
2.
Doa syafaat.
3.
Doa syukur.
4.
Puncaknya adalah doa penyembahan.
Itu
juga harus dipersembahkan kepada TUHAN; itulah yang disebut persembahan rohani
yang harus kita persembahkan kepada TUHAN, karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah. Itulah yang harus kita kerjakan
selama kita ada dan beribadah di bumi ini.
1
Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu
yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang
percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Allah
meletakkan di gunung Sion, di rumah TUHAN;
-
Sebuah batu yang terpilih.
-
Sebuah batu penjuru.
-
Sebuah batu yang mahal.
Jelas,
ketiga-tiganya merupakan pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan di atas kayu
salib.
Siapa
yang percaya kepada ibadah yang dasarnya adalah korban Kristus, maka tidak dipermalukan.
Selama kita ada di bumi, beribadah di bumi, maka kita tidak akan dipermalukan,
karena ibadah kita dasarnya adalah korban Kristus.
1
Petrus 2:7
(2:7) Karena
itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
Dasar
dari ibadah dan pelayanan kita, itulah korban Kristus, disebut juga dengan batu
sentuhan.
Artinya,
kalau kita beribadah di bumi ini, maka kita boleh merasakan apa yang dirasakan
oleh TUHAN; Dia memahami isi hati kita, Dia mengerti kita, sebab Dia adalah
batu sentuhan, sampai menyentuh kalbu kita, sampai menyentuh kedalaman isi hati
kita masing-masing. Jadi, sudah sangat jelas; dipercaya di dalam dunia.
Sedangkan
perkara lahiriah, selama ada di dunia ini, tidak dapat dipercaya. Berkat-berkat
-- yang adalah bonus -- tidak dapat dipercaya di dunia ini, tidak bisa
dipercaya. Tetapi pribadi Yesus -- yang sudah mati dan bangkit -- dipercaya di dunia ini, sebab Dia
adalah batu sentuhan.
1
Petrus 2:9
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa
yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah
sendiri. Ini jelas menunjuk kepada; hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN
dalam tahbisan yang suci.
Pekerjaan
mereka adalah memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, memberitakan
karya Allah yang terbesar, pendeknya memberitakan
salib. Itulah tugas pelayan TUHAN, yaitu memberitakan Salib di mana pun kita
ada. Jangan memberitakan kenajisan, jangan memberitakan kejahatan, jangan
memberitakan kesombongan, jangan memberitakan keangkuhan, jangan bermegah.
Kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib. Jadi,
sudah sangat jelas; dipercaya di dalam dunia.
Setelah
dipercaya di dalam dunia, lalu diangkat dalam kemuliaan.
Sementara yang ada ini, perkara-perkara lahiriah di bumi ini, perkara-perkara
duniawi, mulai dari barang fana -- yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak,
kedudukan, pangkat yang tinggi --, termasuk perak dan emas akan berlalu; jadi,
sudah sangat jelas; tidak dipercaya di dalam dunia ini.
Tetapi
Dia (yang telah mati dan bangkit) dipercaya di dalam
dunia ini, dan akhirnya diangkat dalam kemuliaan.
Mari
kita perhatikan Ibrani 1, dengan perikop: “Allah berfirman dengan
perantaraan umat-Nya.”
Ibrani
1:2-3
(1:2) maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia
Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan
Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya
yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa,
Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Mengadakan penyucian terhadap dosa di atas
kayu salib = dipercaya di dalam dunia, selanjutnya,
Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi = Diangkat dalam kemuliaan.
Dengan
lain kata; agunglah rahasia ibadah, sebab ibadah itu mengandung
janji baik untuk masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang.
Pendeknya:
1 Timotius 3:16 sama dengan 1 Petrus 3:18.
Saya
berharap, baik anak-anak TUHAN yang di Malaysia dan di Bandung, bahkan juga umat
TUHAN yang setia dalam ketekunan Ibadah Pemuda Remaja lewat penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, saya
berharap saudara diberkati oleh TUHAN lewat pemberitaan Firman kaum muda remaja
malam ini.
Marilah
kita kembali membaca 1 Petrus 3:18.
1
Petrus 3:18
(3:18) Sebab
juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;
Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang
telah dibangkitkan menurut Roh,
Lewat
kematian dan kebangkitan-Nya, TUHAN memberikan kita ibadah dan pelayanan, dan kita
pun berada dalam kegiatan dari ibadah pelayanan itu sendiri -- disebut juga
kegiatan Roh --.
Singkat
kata: Yesus telah mati, tetapi telah dibangkitkan menurut Roh. Itulah ibadah pelayanan
dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya.
1
Petrus 3:19
(3:19) dan di
dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di
dalam penjara,
Kemudian,
di dalam kegiatan Roh -- (ibadah dan pelayanan)
--, ada kesempatan untuk memberitakan Injil. Berada di
dalam kegiatan ibadah pelayanan, bagi mereka ada kesempatan untuk memberitakan
Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara, yakni roh-roh yang ditawan
oleh penjara dunia ini.
Sebelum
saya melanjutkan pemberitaan ini, banyak anak-anak TUHAN, bahkan -- mohon maaf,
saya tidak bermaksud untuk menghakimi -- banyak hamba TUHAN yang salah paham (gagal
paham) dengan ayat ini.
Banyak
hamba TUHAN dengan nafsu mudanya salah arti dengan ayat ini. Mengapa saya katakan
demikian? Tentang ayat 19: di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil
kepada roh-roh yang di dalam penjara. Banyak hamba-hamba TUHAN
mengasumsikan ayat ini dengan asumsi lain, tidak sesuai
dengan arti yang sesungguhnya. Ayat ini diartikan sesuai dengan pengertiannya
sendiri.
Ingat:
Nubuat tidak bisa diartikan dengan tafsiran sendiri, tidak bisa diartikan
dengan pengertian manusia duniawi, sesuai dengan 2 Petrus 2, tidak bisa
ditafsirkan menurut pengertian manusia daging.
Tetapi
marilah kita melihat: Di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil
kepada roh-roh yang di dalam penjara. Artinya, di dalam kegiatan Roh, atau
lewat ibadah dan pelayanan ini, kita mendapat kesempatan untuk memberitakan
Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yakni roh-roh yang ditawan oleh
penjara dunia, itulah mereka yang sudah mati, itulah bangsa kafir yang ditawan
oleh roh-roh dunia.
Di
dalam Efesus 2 sudah dengan jelas
dikatakan, bahwa bangsa kafir (bangsa yang di luar TUHAN), sebelum mengenal
TUHAN, mereka itu hidup di luar iman, diseret dengan penyembahan berhala yang
bisu. Itu sebabnya, bangsa kafir sebelum mengenal TUHAN, di dalam Efesus
dikatakan: “Kamu dahulu sudah mati.”
Tetapi
kalau kita perhatikan 1 Petrus 3:19
ini, jika kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di dalam kegiatan
Roh, maka ada kesempatan untuk memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam
penjara, yang ditawan oleh penjara dunia ini, itulah bangsa kafir yang hidup
dalam penyembahan berhala dan hidup dalam kenajisannya -- sebagai noda
kekafiran --.
Janganlah
kita mau disesatkan oleh pengertian-pengertian yang sok tahu; berlagak tahu
padahal tidak tahu apa-apa, itulah penyakit dari hamba-hamba TUHAN yang suka
mencari soal-soal, sesuai dengan tulisan Rasul Paulus kepada Timotius, di dalam
1 Timotius 6:3-5.
Jadi,
kesimpulan dari 1 Petrus 3:14-22 adalah 1 Petrus 4:1. Itu sebabnya saya
menguraikan ayat 14-22, dan sekarang kita akan memperhatikan ayat 20.
1
Petrus 3:20
(3:20) yaitu
kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada
Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang
mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang
diselamatkan oleh air bah itu.
Singkat
kata: Menginjili lewat kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) kepada roh-roh yang
tidak taat pada zaman Nuh. Inilah roh-roh yang di dalam penjara itu, yaitu
roh-roh pada zaman Nuh, roh-roh yang tidak taat kepada Allah.
Roh-roh
yang tidak taat pada zaman Nuh itu lebih rinci kita temukan di dalam Matius 24, dengan perikop: “Nasihat
supaya berjaga-jaga”.
Matius
24:37-38
(24:37) “Sebab
sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan
Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum
air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
Sebagaimana
halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Bagaimana ciri kedatangan Anak Manusia? Sebagaimana mereka pada zaman
sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera.
Singkat
kata: Roh-roh yang tidak taat, yang ditawan penjara dunia pada zaman Nuh ialah:
1.
Dosa makan
minum
à Dosa
merokok, narkoba, mabuk-mabukan = Dosa karena hawa nafsu daging.
2.
Dosa kawin
mengawinkan
= Dosa dalam kenajisan (pesta seks).
Itulah
roh-roh yang tidak taat kepada Allah, roh-roh yang
menawan anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini, sehingga mereka ditawan
dalam penjara dunia ini; dan mereka itu butuh pertolongan. Jadi, kita yang
berada di dalam ibadah pelayanan, kita yang ada di dalam kegiatan Roh, kita
diberi kesempatan untuk menjadi kesaksian, dan itu adalah penginjilan kita
untuk menginjili roh-roh yang tidak taat itu, yang sudah ditawan oleh penjara
dunia ini. Jadi, cara berpikir kita jangan pendek, jangan egois, jangan hanya
menang sendiri, benar sendiri, tidak peduli orang lain, bahkan berkata: yang
penting saya bekerja, punya gaji bulanan, lalu ibadah, kemudian pulang, sudah selesai.
Kalau
kita sudah ada dalam kegiatan Roh, ada di dalam ibadah dan pelayanan, maka
TUHAN beri kesempatan untuk menjadi kesaksian, menginjili roh-roh yang tidak
taat, yang ditawan oleh penjara dunia -- yang hidup dalam hawa nafsu daging,
hidup dalam kenajisannya --. Mereka itu butuh pertolongan kita.
Kemudian,
mari kita perhatikan 2 Petrus 2:5.
2
Petrus 2:5
(2:5) dan
jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh,
pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air
bah atas dunia orang-orang yang fasik;
Lihat,
yang selamat pada zaman Nuh, hanyalah Nuh, si pemberita kebenaran itu sendiri,
dan isterinya, serta 3 (tiga) anak laki-laki dan 3 (tiga) menantu perempuan, berarti;
yang selamat pada saat itu hanya 8 (delapan) orang.
Tetapi
di zaman akhir ini, kita yang sudah diberi kesempatan berada dalam kegiatan
Roh, kita harus bersaksi menginjili roh-roh yang tidak taat kepada Allah,
roh-roh yang sudah dipenjarakan oleh dunia ini. Siapakah yang dipenjarakan
oleh dunia ini? Itulah orang-orang yang hidup dalam hawa nafsu daging, dan mabuk dengan daging, dan dalam kenajisan.
Bayangkan,
kalau hanya 8 (delapan) orang yang selamat, maka sia-sialah semua, sia-sialah
ibadah di bumi ini. Oleh sebab itu, kita perlu untuk memperhatikan berita
Firman malam ini, jangan kita bermasa bodo. Roh-roh yang tidak taat kepada
Allah butuh pertolongan TUHAN; oleh sebab itu, TUHAN berikan ibadah ini oleh
kematian dan kebangkitan-Nya. Lewat ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh), kita
diberi kesempatan untuk menginjili roh-roh yang tidak taat.
Bijaksanalah,
dewasalah; jangan bermasa bodo seperti anak kecil, yang sibuk dengan dunianya
sendiri.
1
Petrus 3:21-22
(3:21) Juga kamu
sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan
untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani
yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, (3:22)
yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga
sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Air
bah pada zaman Nuh, untuk sekarang, itu adalah kiasan dan bayangan dari
baptisan = pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus. Itulah
kuasa dari kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, di mana tujuannya
adalah untuk membersihkan manusia batin, sehingga lewat kegiatan Roh (ibadah
dan pelayanan) ini, kita datang memohonkan suatu permohonan dengan hati nurani
yang murni.
1
Petrus 4:1
(4:1) Jadi,
karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga
mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena
barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa
--,
Waktu
yang sisa ini kita pergunakan dengan baik. Berarti, ibadah dan pelayanan ini
kita maksimalkan, dengan cara; mempergunakan kesempatan yang TUHAN berikan
untuk menginjili roh-roh yang tidak taat. Oleh sebab itu, TUHAN merindukan
supaya kita semua mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian, yaitu
Kristus telah menderita penderitaan badani satu kali, sesuai dengan 1 Petrus
3:18.
Kita
optimalkan ibadah ini, dengan cara; kita menjadi kesaksian, menginjili roh-roh
yang tidak taat. Oleh sebab itu, di sini dikatakan; biarlah kita juga
mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian, supaya waktu yang sisa
jangan kamu pergunakan untuk hidup dalam hawa nafsu daging, tetapi harus
menjadi penginjil handal, menjadi si pemberita kebenaran; apapun harganya,
bayar saja. Itulah Yusuf.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf
berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka
pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Sesudah
ia dilantik, maka pergilah Yusuf dari Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah
Mesir. Ini adalah pemberita kebenaran yang bersaksi kepada roh-roh yang
tidak taat kepada Allah, yang dipenjarakan oleh dunia ini, yaitu orang-orang
yang hidup dalam hawa nafsu daging dan hidup dalam kenajisan.
Jadi,
Yusuf pun sesudah dilantik menjadi mangku bumi, kepala pemerintahan, mengatasi
segala jenis macam kedudukan di Mesir, dia tidak hanya berpangku tangan, tidur,
bangun, makan minum, lalu duduk di atas kereta kebesarannya, lalu bermegah,
tidak; tetapi dia menunjukkan suatu tanggung jawab, dia mendedikasikan dirinya
kepada TUHAN, dia loyal kepada TUHAN, dia bukan orang yang lepas dari tanggung
jawab. Sesudah ia dilantik, lihatlah; pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu
dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Inilah
yang TUHAN mau; biarlah kita menginjili roh-roh yang tidak taat, yang sekarang berada
di dalam penjara dunia ini, itulah mereka yang hidup dalam hawa nafsu daging,
mereka yang hidup dalam kenajisan. Maka, sudah seharusnya; lewat ibadah ini,
kita juga sudah terlebih dahulu menanggalkan tabiat daging, juga sudah lepas
dari dosa kenajisan, supaya penginjilan kita ini berkuasa.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment