IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 01 JULI
2021
KITAB RUT
(Seri:142)
Subtema: BELAJAR MENARUH PERCAYA
KEPADA KRISTUS
Selamat
malam, sejahtera bahagia memerintah persekutuan kita lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biar kiranya kita boleh sungguh-sungguh
merasakan sabda TUHAN untuk menolong kehidupan kita di hari-hari terakhir ini
sebagaimana TUHAN menolong gereja Rut sebagai bangsa kafir tetapi mendapat
kemurahan dari TUHAN.
Saya
juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan
simpatisan bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia di dalam ketekunan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik anda ada di
dalam negeri maupun anda yang ada di luar negeri, TUHAN kiranya memberkati kita
malam ini.
Saya
tidak lupa juga mengingatkan sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, juga umat
TUHAN di akhir ibadah kita akan mengadakan perjamuan suci, supaya dari sejak
sekarang roti dan anggur bisa disiapkan untuk nanti kita berdoa dan terima
berkat, itu merupakan tubuh dan darah Yesus dan kita menjadi satu dengan Dia.
Selanjutnya
mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci dari Study Rut.
Rut 3:12-13
dengan perikop: “Rut dan Boas di Tempat
Pengirikan.”
Rut
3:12-13
(3:12)
Maka sekarang,
memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian
masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (3:13) Tinggallah di sini malam ini;
dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi
jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi
TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
Singkat
kata: Boas adalah seorang kaum yang wajib menebus Rut dan Naomi.
Namun,
kalau kita perhatikan di sini, untuk mengalami penebusan maka perempuan Moab
itu sudah harus terlebih dahulu berbaring di bawah kaki Boas.
Istilah
lain dari BERBARING, yang pertama: Tergembala
dengan benar dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala -- bukan dua
tiga gembala, bahkan bukan ganti-gantian --, dengan lain kata; tidak mengembara
di gunung-gunung atau tidak beribadah di sembarang tempat, sesuai dengan Kidung Agung 1:7 serta Yeremia 50:6. Jelas hal ini menunjuk
kepada domba-domba yang tergembala.
Sedikit
melebar, domba selalu terkait dengan penggembalaan supaya selanjutnya masuk di
dalam penyembelihan yaitu pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya. Itu
sebabnya, kalau domba-domba tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah
penggembalaan dengan seorang gembala maka;
-
Tanda pertama dia mendengar suara gembala,
sama artinya dia dengar-dengaran.
-
Kemudian tanda yang kedua domba selalu mengikuti gembala kemana saja dia
dituntun, dia tidak mengikuti yang lain-lain.
Sejauh
ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus yang akan
membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itulah sasaran akhir dari ibadah
pelayanan kita di atas muka bumi ini, berarti mutlak kita semua harus
tergembala.
Kemudian,
istilah lain dari BERBARING, yang kedua:
Tidur.
Demikian
halnya juga dinyatakan di dalam Matius
13, istilah lain dari berbaring itu adalah tidur. Jadi, tidak perlu ragu
dan bingung, sebab di ayat 13
dikatakan: tetapi jika ia tidak suka
menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup.
Berbaring sajalah tidur sampai pagi.
Terkait
soal “tidur” kita lanjut dalam pembacaan berikutnya, Rut 3:14.
Rut
3:14
(3:14) Jadi berbaringlah ia tidur di
sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat
kenal-mengenal, sebab kata Boas: "Janganlah diketahui orang, bahwa seorang
perempuan datang ke tempat pengirikan."
“Jadi berbaringlah ia tidur di
sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia.”
-
Jadi
berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya (Boas) sampai pagi; ini
merupakan pengalaman kematian.
-
Lalu
bangunlah ia, ini sama dengan pengalaman kebangkitan.
Pendeknya,
tidur sampai pagi lalu bangunlah ia, menunjuk kepada pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Selanjutnya,
pengalaman yang dialami Rut tentang tidur sampai pagi lalu bangunlah -- yaitu
pengalaman kematian dan kebangkitan --, kita akan hubungkan dengan kisah
Lazarus, karena ada persamaan yang kuat sekali.
Soal
tidur dan bangun ini selaras dengan pengalaman yang dialami oleh Lazarus,
walaupun beda kisah. Marilah kita simak.
Sambil
kita berdoa kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya nanti pembukaan firman itu
betul-betul meneguhkan kehidupan kita.
Yohanes
11:1-3
(11:1) Ada seorang yang sedang sakit,
namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
(11:2) Maria ialah perempuan yang
pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. (11:3) Dan Lazarus yang sakit itu
adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus:
"Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
Ada seorang yang sedang sakit … Tidak
bisa dipungkiri dari setiap orang di bumi akan mengalami pengalaman sakit.
Namanya Lazarus … Orang
yang sakit ini bernama Lazarus. Ia tinggal di Betania, dan dia juga mempunyai dua saudara perempuan yang bernama Maria
dan Marta.
Maria ialah perempuan yang pernah
meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya … Jelas
ini berbicara korban dan persembahan disertai dengan penyerahan diri sepenuhnya
dari pribadi gereja Maria.
Singkat
kata: Ada orang yang sedang sakit yaitu Lazarus dia mempunyai dua saudara
perempuan yakni Maria dan Marta. Ketiganya tinggal di kampung Betania.
Kita
semua adalah keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA” berarti sudah dekat dengan
Yerusalem, tinggal 2 (dua) mil lagi. Sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan
ini adalah Yerusalem baru, kota mempelai, kota idam-idaman kita.
Kemudian,
Yesus mendengar atau menerima kabar dari Maria dan Marta tentang Lazarus yang
sedang sakit sudah 2 (dua) hari lamanya.
Yohanes
11:4-6
(11:4) Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia
berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan
menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
(11:5) Yesus memang mengasihi Marta
dan kakaknya dan Lazarus. (11:6)
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari
lagi di tempat, di mana Ia berada;
Sepertinya
antara ayat 4 dan ayat 6 terjadi kontradiksi.
Mengapa
saya katakan kontradiksi? Sebab pada ayat
4, Yesus berkata bahwa: "Penyakit
itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab
oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Tetapi pada ayat 6, setelah Ia mendengar bahwa
Lazarus mati, Ia sengaja tinggal 2 (dua) hari lagi di tempat dimana Ia berada pada
saat mendengar berita itu.
Jadi,
sepertinya ada kontradiksi:
-
Satu sisi TUHAN mendengar Lazarus sakit
dan TUHAN mengatakan lewat sakit itu TUHAN dipermuliakan.
-
Tetapi di sisi lain justru Dia berdiam di
tempat seolah-olah ada pembiaran (tidak peduli).
Itu
alasan saya untuk mengatakan bahwa antara ayat
4 dan ayat 6 ini seolah-olah kontradiksi.
Namun sesungguhnya tidak, kalau kita selidiki dengan seksama.
Jadi,
ketika Yesus menerima berita Lazarus yang sedang sakit, Yesus tidak segera
datang bahkan dengan sengaja Yesus tinggal di tempat di mana Ia berada,
tujuannya: TUHAN mau menyatakan
kemuliaan-Nya, berarti segala sesuatu yang menimpa kehidupan kita ini
ternyata itu bukan suatu kebetulan tetapi dari setiap cerita hidup kita
ternyata mengandung makna yang sangat berharga dan yang tidak ternilai.
Cerita
hidup kita berbeda-beda, tetapi mengandung makna yang sangat berharga dan tidak
ternilai. Jadi, kalau ada sesuatu perkara yang mungkin tidak cocok di hati ini,
tidak sesuai dengan pikiran hati ini, tidak perlu untuk cepat-cepat berputus
asa, tidak perlu untuk cepat-cepat bersungut-sungut, tidak perlu untuk
cepat-cepat meninggalkan TUHAN, mempersalahkan TUHAN, mempersalahkan situasi
kondisi, dan lingkungan.
Setiap
cerita hidup yang dialami oleh insani mempunyai makna yang sangat berharga dan
bernilai tinggi. Setiap orang yang hidup di dalam TUHAN tidak ada sesuatu yang
kebetulan apapun yang dialaminya.
Yohanes
11:7
(11:7) tetapi sesudah itu Ia berkata kepada
murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."
Sesudah
Ia mengetahui (mendapat) berita bahwa Lazarus sakit, kemudian Dia berada di
tempat di mana Dia berada selama 2 (dua) hari.
Setelah
2 (dua) hari itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: Mari kita kembali lagi ke Yudea, secara khusus ke kampung Betania.
Yohanes
11:8
(11:8) Murid-murid itu berkata kepada-Nya:
"Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih
maukah Engkau kembali ke sana?"
Setelah
2 (dua) hari berlalu atau Lazarus sakit, Yesus mengajak murid-murid-Nya kembali
ke Yudea walaupun orang-orang Yahudi mencoba melempari Dia. Oleh sebab itu,
murid-murid langsung berkata: “masih
maukah Engkau kembali ke sana?"
Kemudian
kita lihat respon dari pada TUHAN Yesus …
Yohanes
11:9-10
(11:9) Jawab Yesus: "Bukankah ada
dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya
tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. (11:10) Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya
terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."
Bukankah ada dua belas jam dalam satu
hari? Satu hari ada dua belas jam; jam 6 (enam) pagi sampai
jam 6 (enam) sore, itu satu hari.
Siapa yang berjalan pada siang hari,
atau hidup dalam terang, perjalanannya tidak tersandung atau kakinya tidak terantuk, karena dia menjadi terang dunia. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam
hari, atau dalam kegelapan, banyak melakukan dosa atau kakinya terantuk (tersandung), karena terang tidak ada di dalam dirinya.
Jawab
Yesus dengan sederhana:
-
Jika seorang hamba TUHAN hidup dalam
terang, maka perjalanan hidup rohaninya termasuk ibadah pelayanannya tentu saja
tidak terantuk = dapat melewati sandungan-sandungan yang ada di atas muka bumi
ini.
-
Sebaliknya, jikalau seorang hamba TUHAN,
pelayan TUHAN berada dalam gelap, banyak melakukan dosa di dalam gelap maka
perjalanan hidup rohaninya termasuk ibadah pelayanannya akan terantuk =
berhenti karena adanya dosa yang menjadi sandungan.
TUHAN
Yesus adalah hamba TUHAN, Dia adalah hamba kebenaran sehingga Dia tahu apa yang
Dia ucapkan.
Dari
jawaban Yesus ini kita dapat mengambil kesimpulan; jikalau seorang hamba TUHAN hidup
dalam terang maka perjalanan pelayanannya tidak dapat dibendung oleh apapun jua.
Mengapa? Sebab, lewat penggenapan dari pekerjaan seorang hamba TUHAN maka Allah
mau menyatakan kemuliaan-Nya.
Jadi,
supaya segala sesuatu terjadi tentu saja seorang hamba TUHAN harus hidup dalam
terang, perjalanan hidup rohaninya harus dalam terang supaya pelayanan itu
berjalan dengan baik, sehingga sesuai dengan kehendak TUHAN maka segalanya
tergenapi. Kalau pekerjaan TUHAN tergenapi, TUHAN dipermuliakan. Oleh sebab
itu, Yesus tidak takut dengan sandungan supaya pekerjaannya tergenapi, apabila
pekerjaan itu tergenapi nama TUHAN dipermuliakan. Maka, jawaban Yesus pada ayat 9 dan ayat 10 sinkron dengan pernyataan Yesus pada Injil Yohanes 11:4.
Sungguh
dalam hikmatnya TUHAN Yesus dan tidak terselami. Tetapi kalau hikmat TUHAN
dinyatakan di tengah-tengah setiap perhimpunan ibadah kita berarti TUHAN sedang
menaruh belas kasihan kepada kita semua.
Oleh
sebab itu, marilah kita perhatikan lebih dalam lagi Injil Yohanes 11:11.
Yohanes
11:11
(11:11) Demikianlah perkataan-Nya, dan
sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita,
telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari
tidurnya."
Selanjutnya
di sini kita perhatikan, Yesus berkata kepada murid-murid: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana
untuk membangunkan dia dari tidurnya."
Setelah
mendengarkan pernyataan itu, bagaimana
respon murid-murid?
Yohanes
11:12
(11:12) Maka kata murid-murid itu
kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
Yesus
berkata: "Lazarus, saudara kita,
telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari
tidurnya." Mendengar perkataan itu, terang saja murid-murid berkata
kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia
tertidur, ia akan sembuh."
Yohanes
3:12
(3:12) Kamu tidak percaya, waktu Aku
berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya,
kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
Karena
murid-murid tidak paham dengan istilah rohani dari tidur, dengan terpaksa TUHAN
menggunakan istilah jasmani, yaitu: bahwa Lazarus sudah mati.
Di
dalam pengikutan kita kepada TUHAN ada istilah jasmani dan ada istilah rohani.
Jadi, kalau tidak mengerti istilah jasmani -- sesuai dengan yang tertera di
dalam Yohanes 3:12 --, maka akhirnya TUHAN berbicara secara jasmani.
Yohanes
11:13-14
(11:13) Tetapi maksud Yesus ialah
tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang
tertidur dalam arti biasa. (11:14)
Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;
Maksud
Yesus tertidur di sini adalah dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus
berkata tidur dalam arti biasa. Akhirnya, terpaksalah Yesus berbicara secara
jasmani yaitu: "Lazarus sudah mati.”
Sesuai dengan Injil Yohanes 3:12;
kalau mereka tidak dapat mengerti perkataan yang rohani maka Yesus harus
berbicara secara jasmani.
Itulah
hebatnya TUHAN Yesus; menuntun, menggiring pada suatu pemahaman yang sungguh
luar biasa, supaya 12 (dua belas) murid ini memperoleh pengertian yang mulia,
sehingga setiap kali kita menghadap TUHAN kita juga dapat menyenangkan hati TUHAN.
Istilah
“tidur” di sini adalah “mati.” Hal itu dibenarkan juga di dalam Injil Matius 9:24.
Yohanes
11:15
(11:15) tetapi syukurlah Aku tidak hadir
pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu
dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
Syukurlah Aku tidak hadir pada waktu
itu,
sebab demikian lebih baik bagimu … Lebih
baik hal itu terjadi, sehingga 12 (dua belas) murid tahu akan hal itu supaya
murid-murid dapat belajar percaya.
Kembali
saya katakan: Apa yang dialami oleh Lazarus ini terjadi atas seizin TUHAN.
Percayalah.
Jadi,
cerita hidup setiap orang itu terjadi atas seizin TUHAN, baik itu cerita enak,
cerita tidak enak, cerita menyedihkan, cerita kesukaan, cerita manis, cerita
pahit semua itu terjadi atas seizin TUHAN. Itulah cerita yang dialami oleh
setiap insan selama hidup di atas bumi ini. Kita tidak bisa lari dari sana.
Tujuannya:
Supaya kita dapat belajar percaya hanya
kepada Kristus, tidak kepada yang lain.
Dahulu
sebelum kita memperoleh pengertian yang suci, pengertian yang benar dan mulia
kita banyak berharap percaya kepada yang lain-lain termasuk kepada barang yang
fana yaitu harta kekayaan, uang yang banyak, kedudukan, pangkat yang tinggi,
serta perak emas dan yang lain-lainnya.
TUHAN
menyatakan yang benar kepada 12 (dua belas) murid, semua itu diizinkan terjadi
termasuk pengalaman (cerita) Lazarus supaya kita semua dapat belajar untuk
percaya hanya kepada Kristus TUHAN, tidak percaya kepada yang lain-lain.
Oleh
sebab itu, Yesus juga pernah berbicara (menyampaikan) hal itu kepada 12 (dua
belas) murid di dalam Injil Matius 16;
untuk apa seseorang mempunyai seisi dunia
ini kalau dia harus kehilangan nyawa. Berarti, barang fana yang ada ini;
harta kekayaan, uang yang banyak, kedudukan pangkat yang tinggi, termasuk perak
dan emas tidak bisa menjamin keselamatan.
Jadi,
mulai sekarang kita belajar untuk percaya hanya kepada Kristus dan tidak kepada
yang lain.
Pendeknya:
Untuk percaya kepada Kristus harus belajar,
setiap hari belajar, tidak ada tamatnya sampai TUHAN datang.
Maka,
kita sangat membutuhkan ketekunan di dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok,
termasuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci seperti pada malam
ini.
Setiap
hari kita harus belajar percaya kepada TUHAN, jangan ragu, maka kita setiap
hari harus belajar. Tidak ada tamatnya dalam belajar sampai Maranatha, TUHAN
datang kembali. Oleh sebab itu, jangan pernah berpuas diri dari apa yang sudah
dicapai, dan juga jangan pernah merasa diri bisa, jangan pernah merasa diri
mampu, jangan merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari yang lain.
Kalau
kita merasa masih kurang benar, kurang suci dari orang lain, maka kita akan
mengejar kekurangan; mengejar bahwa kita kurang benar, mengejar bahwa kita
kurang suci. Terus menerus hal kesucian dikejar, kebenaran dikejar karena
merasa kurang. Tetapi kalau seseorang merasa bisa maka segala kekurangan tidak
dikejar. Itu sebabnya, orang yang banyak diampuni dosanya, banyak berbuat
kasih, banyak mengucap syukur, banyak mengucapkan terimakasih.
Sebagaimana
dengan Rasul Paulus, kita lihat kembali pelajaran yang sudah kita pelajari di
minggu lalu dalam Filipi 3, dengan
perikop: “Kebenaran yang sejati,”
jelas itu menunjuk kepada salib Kristus, salib di Golgota. Kebenaran yang
sejati tidak datang dari yang lain, melainkan datangnya dari sengsara salib dan
kematian Yesus di atas kayu salib. Di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi,
kalau kita memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, terlalu banyak korban,
itulah kebenaran yang sejati. Benar tetapi dipersalahkan itulah kebenaran yang
sejati, aniaya karena firman itulah kebenaran yang sejati, sengsara karena
salib itulah kebenaran yang sejati. Tetapi kalau terjadi mujizat yang sakit
sembuh bukan disebut kebenaran yang sejati. Intinya yang menyelamatkan adalah
kebenaran yang sejati dan Rasul Paulus hidup di dalam kebenaran yang sejati.
Marilah
kita selidiki kebenaran yang sejati.
Filipi
3:1b
(3:1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu
tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
Soal
kebenaran yang sejati itu Rasul Paulus tulis, lalu dikirim kepada sidang jemaat
di Filipi dan ia tidak merasa berat, tidak merasa sulit supaya ada kepastian
tentang kebenaran yang sejadi di dalam diri sidang jemaat di Filipi.
Bagian
pengetikan khotbah itu bisa dibilang suatu pekerjaan berat dan bisa dibilang ringan,
tergantung dari sudut mana kita memandang pekerjaan itu. Tetapi yang bertugas
untuk mengetik khotbah, percayalah apa yang engkau kerjakan itu adalah
pekerjaan yang mulia, yaitu tentang kebenaran yang sejati, supaya mereka yang
membaca lewat media sosial atau blogspot.com itu memberi suatu kepastian kepada
mereka tentang kebenaran yang sejati.
Secara
jasmani itu berat, karena hasil pengetikan khotbah rata-rata dapat berjumlah 12
(dua belas), 13 (tiga belas), 14 (empat belas) lembar folio, tetapi itu pekerjaan
yang mulia supaya mereka yang membaca kebenaran sejati mendapat suatu kepastian
sehingga pasti dan tanpa ragu untuk memikul salib-Nya.
Oleh
sebab itu, kita bandingkan dengan ayat 2.
Filipi
3:2
(3:2) Hati-hatilah terhadap
anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah
terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
Hati-hatilah terhadap anjing-anjing;
anjing hutan itulah serigala buas atau nabi-nabi palsu. Mengapa? Sebab mereka
itulah pekerja-pekerja jahat. Oleh sebab itu, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu. Berbicara salib
tetapi sebetulnya mereka tidak berbicara soal salib, mulut berbicara salib
tetapi roh yang menyertai pemberitaan itu penekanannya bukan kepada salib,
bukan kepada kebenaran yang sejati.
Di
dalam tulisannya Rasul Paulus menghimbau supaya sidang jemaat di Filipi
ini:
-
Berhati-hati
terhadap anjing-anjing itulah
hamba-hamba TUHAN terus mengulangi dosanya, kesalahannya.
-
Hati-hati
terhadap pekerja-pekerja yang jahat;
penuh dengan tipu muslihat.
-
Hati-hati
terhadap penyunat-penyunat yang palsu;
seolah-olah berbicara tentang salib, pemotongan kulit katan, pemotongan daging
oleh salib, tetapi sebetulnya mereka adalah hamba-hamba TUHAN yang palsu.
Mereka tidak akan pernah menegakkan kebenaran yang sejati di tengah-tengah
ibadah pelayanan mereka.
Tetapi
kebenaran yang sejati sudah dialami oleh Rasul Paulus, kita lihat secara khusus
pada ayat 3 sampai ayat 7.
Filipi
3:3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat,
yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus
dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Tanda
dari orang-orang yang bersunat:
1. Beribadah oleh Roh Allah,
berarti mereka tidak menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah. Pelayanan
mereka tidak berbau daging.
2. Bermegah di dalam Kristus Yesus,
berarti tidak bermegah karena yang lahiriah atau barang fana, termasuk perak
atau emas.
Kita
tidak perlu bermegah dengan apa yang kita punya.
3. Tidak menaruh percaya pada hal-hal
yang lahiriah.
Jadi,
sudah sangat jelas, Rasul Paulus ini setiap hari belajar menaruh percaya kepada
TUHAN Yesus Kristus, tidak kepada yang lain. Yang membeli seolah-olah tidak memiliki, yang beristeri seolah-olah
tidak beristeri. Tetapi kalimat ini jangan disalah artikan, nanti cerai
semua, bahaya. Maksud dari kalimat ini, artinya TUHAN merupakan yang utama dari semua yang ada ini.
Inilah
suatu pengertian yang rohani yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada sidang
jemaat di Filipi, tentu saja sesuai dengan pengalaman hidupnya. Jadi, Rasul
Paulus ini mengajarkan apa yang sudah dia lakukan, bukan mengajarkan apa yang
tidak dia lakukan. Kalau mengajarkan apa yang tidak dia lakukan itu namanya
penipu.
Bukti
bahwasanya Rasul Paulus belajar untuk percaya kepada Yesus Kristus.
Filipi
3:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan,
dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli,
tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku
penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku
tidak bercacat.
Rasul
Paulus berkata: Jika ada orang lain
menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi. Sebab
Rasul Paulus memiliki kelebihan-kelebihan yang melebihi dari orang lain, antara
lain:
1. Disunat pada hari kedelapan. Persis
seperti Yesus disunat, setelah berumur 8 (delapan) hari Yesus sudah disunat.
2. Dari bangsa Israel, berarti
umat pilihan atau milik kepunyaan Allah sendiri.
3. Dari suku Benyamin, ini
merupakan meterai dari bangsa Israel.
Menurut
saya setelah dia mengatakan dia adalah bangsa Israel, seharusnya tidak perlu
mengatakan dari suku Benyamin. Tetapi di sini harus dia sebutkan “dari suku
Benyamin” sebagai kelebihan yang ketiga, dan itu merupakan meterai dari bangsa
Israel.
4. Orang Ibrani asli, berarti
bukan campuran.
Umpamanya
seperti ini; isteri saya ini orang Cina, papa mertua saya nama Indonesianya
Rudi dan nama Cinanya Kong Hing, 100% Cina. Tetapi mama mertua saya kulitnya
gelap, karena ayah dari mama mertua saya merupakan cina asli namun ibu dari
mama mertua saya Jawa. Jadi, isteri saya ini bukan 100% Cina, tetapi 75% Cina.
Tetapi
Rasul Paulus merupakan orang Ibrani asli, berarti kedua orangtuanya baik itu
papanya merupakan salah satu suku dari bangsa Israel, dan mamanya juga salah
satu suku dari bangsa Israel; Ibrani asli.
5. Tentang pendirian terhadap hukum
Taurat aku orang Farisi, disebut kaum intelektual atau
cendikiawan yang selalu mencari penghormatan untuk diri sendiri.
6. Tentang kegiatan aku penganiaya
jemaat. Berarti sadis dan disegani.
7. Tentang kebenaran dalam mentaati
hukum Taurat aku tidak bercacat = merasa paling benar,
tidak mau dipersalahkan.
Pendeknya:
-
Dari hal
1-4: merupakan kelebihan-kelebihan yang melekat pada diri Rasul Paulus, itu
dia peroleh dari TUHAN Yesus dari sejak lahirnya dan tidak bisa dipisahkan dari
dirinya, tidak bisa diganggu gugat.
-
Dari hal
5-7: merupakan kelebihan-kelebihan Rasul Paulus secara lahiriah; dalam
bentuk tindakan dan kegiatan agamawi sebagai orang yang disegani, dihormati,
ditakuti sebab dia mempunyai pengaruh yang sangat besar pada waktu itu.
Jadi,
tentu saja Rasul Paulus berkata pada ayat
4: Jika ada orang lain menyangka
dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi dari dia.
Rasul
Paulus setiap kali berbicara selalu didukung oleh kebenaran. Hamba TUHAN kalau
berbicara harus didukung dengan kebenaran. Imam-imam, pelayan TUHAN, sampai
kepada seluruh sidang jemaat kalau berkata-kata jangan didukung oleh perasaan,
jangan didukung oleh hati pikiran manusia daging, tetapi setiap kali kita
berbicara biarlah berlandaskan kebenaran, dasar firmannya harus ada. Jangan
sampai berkata-kata tetapi dasarnya tidak ada, hal itu tidak boleh. Apalagi
berkata seolah-olah hebat, tetapi dasar kebenarannya tidak ada, hal itu tidak
boleh.
Filipi
3:7
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Apa yang dahulu merupakan keuntungan
bagiku, itulah tujuh perkara yang menjadi keuntungan bagi
Rasul Paulus. Namun sekarang sudah
menjadi suatu kerugian karena TUHAN Yesus Kristus. Dia selalu belajar untuk
percaya kepada TUHAN Yesus Kristus.
Setiap
hari harus belajar untuk menaruh percaya kepada TUHAN Yesus Kristus. Hati-hati
dengan apapun yang kita punya, hati-hati dengan situasi kondisi dan keadaan,
hati-hati dengan lingkungan, jangan terpengaruh tetapi belajar untuk menaruh
percaya kepada Yesus Kristus.
Filipi
3:8a
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap
rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Pengakuan
Rasul Paulus: Kristus Yesus lebih mulia dari 7 (tujuh) perkara di atas.
Kristus
Yesus lebih mulia dari segala yang kita punya, dari rumah yang kita punya, dari
kendaraan yang kita punya, dari pekerjaan yang kita punya, dari bisnis yang
kita kelola, dari pada usaha yang kita punya, dari barang fana apapun; perak
dan emas.
Oleh
sebab itu, di atas tadi sudah saya katakan: Hati-hati dengan situasi, hati-hati
dengan lingkungan, hati-hati dengan keadaan. Perbuatan dan perkataan kita harus
sama, dasarnya adalah kebenaran. Jangan pakai perasaan, contohnya kita kedatangan
tamu lalu kita tidak beribadah karena sungkan meninggalkannya, tetapi yang
anehnya meninggalkan TUHAN tidak sungkan.
Filipi
3:8b
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap
rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Pada
akhirnya Rasul Paulus melepaskan semuanya itu yaitu; yang tadinya dianggap
menjadi kelebihan-kelebihan. Namun setelah ia memperoleh Kristus maka segala yang
lahiriah dianggap sampah (kotoran), sesuatu yang tidak berharga bagi dia.
Kalau
dia menganggap kelebihan-kelebihan yang dia miliki (secara lahiriah) menjadi sampah,
berarti benar-benar TUHAN Yesus lebih mulia dari pada sampah. Sebaliknya kalau
perkara lahiriah lebih mulia, berarti yang menjadi sampah adalah TUHAN Yesus.
Kalau
saya tanya orang Kristen: Mana yang lebih mulia pekerjaanmu atau TUHAN Yesus?
Pasti dia berkata: TUHAN Yesus. Mulutnya berkata demikian, tetapi prakteknya
dia akan mengatakan “Yesus sampah, pekerjaanku lebih mulia.” Itu sebabnya,
banyak orang Kristen yang berkata; kalau saya tidak bekerja dari mana bayar
listrik, SPP anak, susu anak, kebutuhan dapur dan lain sebagainya. Sudah jelas
bagi orang semacam ini bagi dia TUHAN Yesus adalah sampah. Oleh sebab itu,
hati-hatilah dalam berkata-kata, dasarnya harus pakai Firman Allah.
Akhirnya,
Rasul Paulus melepaskan apa yang menjadi kelebihannya secara lahiriah, bahkan
dia menganggapnya sampah.
Tujuannya:
supaya dia memperoleh Kristus.
Berarti, bagi Rasul Paulus Kristus lebih mulia dari pada sampah yakni perkara-perkara
lahiriah di atas muka bumi ini.
Saya
berharap TUHAN tolong saya; Roh TUHAN yang menguatkan sehingga tahbisan saya
hanya kepada TUHAN Yesus bukan kepada yang lahiriah, demikian pula kita semua.
Itu tujuan kita beribadah di muka bumi ini.
Filipi
3:9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan
kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Singkat
kata: Rasul Paulus hidup di dalam kebenaran Allah = dibenarkan karena iman oleh
darah salib Kristus. Itu sebabnya, Rasul Paulus berkata: berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum
Taurat.
Dahulu
yang lahiriah ini dianggap mulia, tetapi pada akhirnya Rasul Paulus berkata pada
ayat 9: berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum
Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, kebenaran
iman, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Orang
yang hutangnya atau dosanya banyak, lalu hutangnya ditutupi, orang yang seperti
ini akan banyak berbuat kasih. Kalau banyak dosa diampuni pasti banyak berbuat
baik, banyak mengucap syukur, banyak berterima kasih.
Tetapi
kalau seseorang tidak menyadari bahwa dosa yang banyak itu telah diampuni atau
sebaliknya dia merasa paling benar, maka dia tidak banyak berbuat kasih kepada
TUHAN. Orang yang malas-malas, tidak mau mengerjakan pekerjaan TUHAN, itu
karena dosanya sedikit diampuni. Tetapi seandainya dia merasa dosanya yang
banyak sudah diampuni pasti banyak berbuat kasih di hadapan TUHAN, contohnya membereskan
kursi selepas ibadah, ia tidak langsung pulang.
Kalau
saudara punya pengertian tangkap lalu lakukan, jangan sampai saudara dengar
firman lalu tersinggung, itu namanya orang bodoh dan tidak akan maju-maju; kerdil,
tahun ke tahun tidak akan berubah.
Mau
kerohanian bonsai atau kerohanian yang bertumbuh dan berbuah? Tentu pastinya
saudara akan menjawab kerohanian yang bertumbuh dan berbuah, memang itu jawaban
yang benar tetapi praktekkanlah.
Kita
kembali membaca Injil Yohanes 11:16,
supaya dapat kita temukan soal pengalaman mati dan bangkit (tidur dan bangun)
yang diselaraskan dengan cerita Lazarus.
Yohanes
11:15
(11:15) tetapi syukurlah Aku tidak hadir
pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu
dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
Yesus
berkata: Aku tidak hadir pada waktu itu,
sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Belajar
untuk menaruh percaya kepada Kristus.
Sesudah
mengatakan itu kembali Yesus berkata: Marilah
kita pergi sekarang kepadanya.
Kita
lihat respon murid-murid yang diwakili oleh Tomas.
Yohanes
11:16
(11:16) Lalu Tomas, yang disebut Didimus,
berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah
kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Lalu
Tomas berkata: "Marilah kita pergi
juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Tomas
yang dahulu tidak percaya menjadi percaya dengan kuasa kematian Yesus Kristus.
Yohanes
11:17
(11:17) Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya
Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.
Ketika
Yesus tiba di kampung Betania, ternyata Lazarus sudah empat hari berbaring di dalam kubur = empat hari mati. Tetapi di
sini Yesus tidak berkata “mati.”
Kesimpulannya:
Pada ayat 4 Yesus berdiri sebagai
Anak Domba Allah untuk selanjutnya dipermuliakan -- sebab sekalipun dalam
kemuliaan Yesus tetap ada tanda penyembelihan, sesuai dengan Wahyu 5:6 --. Tetapi di sisi lain
Lazarus sudah sakit 2 (dua) hari lalu mati dan berbaring di dalam kubur 4
(empat) hari lamanya.
Dari
sini kita dapat memahami, Lazarus adalah gambaran dari gereja atau suatu
kehidupan yang tidak berdaya bahkan tidak sanggup menghadapi maut. Sebab, oleh
dosa manusia sakit dan oleh dosa itu pula manusia mati, karena upah dosa adalah
maut. Jadi, tidak ada yang bisa dibanggakan di dalam diri kita ini.
Maka
terang saja apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus di dalam Filipi 3:9: berada dalam Dia
bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, atau karena
hasil usaha, melainkan dengan kebenaran
karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan
berdasarkan kepercayaan, itulah kebenaran oleh iman; oleh darah salib.
Rasul
Paulus ini sungguh bijaksana, sungguh luar biasa pemahamannya setelah dia
menaruh percaya kepada Kristus.
Jadi,
belajar lah percaya kepada Kristus, tidak setengah hati.
Yohanes
11:41-44
(11:41) Maka mereka mengangkat batu itu.
Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. (11:42) Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya,
supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (11:43) Dan sesudah berkata demikian,
berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" (11:44) Orang yang telah mati itu
datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan
mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah
kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
Singkat
kata: Lazarus dibangkitkan dari kematian
oleh Yesus atau Yesus membangkitkan Lazarus = bangun dari tidur selama 4
(empat) hari, bahkan dia sudah berbau busuk.
Intinya
di sini; dari sakit 2 (dua) hari dan mati lalu dibangkitkan kembali dibutuhkan
waktu 6 (enam) hari.
Ingat:
1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun, sesuai dengan 2 Petrus 3:8; bahwa di
hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti
satu hari.
Kita kaitkan dengan peta zaman:
-
Adam sampai dengan Abraham = 2 (dua) hari.
-
Dari Abraham kepada kedatangan Yesus yang
pertama itu 2 (dua) hari.
-
Lalu dari kedatangan yang pertama sampai
kepada kedatangan TUHAN yang kedua kalinya juga dibutuhkan 2 (dua) hari.
Jadi,
dari Abraham sampai kepada kedatangan TUHAN yang kedua itu dibutuhkan 4 (empat)
hari.
Pendeknya,
4 (empat) hari adalah pengalaman kematian yang dialami oleh Israel;
-
Abraham sampai kedatangan TUHAN yang
pertama, itulah Israel,
-
kedatangan TUHAN yang pertama sampai
kepada kedatangan yang kedua, itulah
orang Kristen.
Jadi,
Adam sampai Abraham itu 2 (dua) hari, itu adalah: zaman kesakitan rohani. Kalau kita hidup di bawah hukum Taurat akan
mengalami kesakitan terus dan tidak berkuasa, tidak berdaya. Sebab karena dosa
orang akan sakit, karena dosa orang akan mati, tidak berdaya. Hukum Taurat
tidak menyelamatkan, tetapi lihatlah Lazarus berbaring selama 4 (empat) hari di
dalam kubur. Betapa hebatnya kematian Yesus dan hal itu merupakan sebagai tanda
perhatian Tuhan kepada Israel dan Kristen, Israel jasmani dan Israel
rohani.
Jadi,
sudah sangat jelas dalam Injil Yohanes
11:4; Yesus berkata kepada murid-murid: "Penyakit
itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab
oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
Tetapi
pada Yohanes 11:6; setelah mendapat
berita itu tentang Lazarus sakit justru Yesus dengan sengaja tinggal 2 (dua)
hari lagi di tempat dimana Dia berada saat mendengar berita itu.
Sepertinya
kontradiksi, tetapi begitulah cara TUHAN untuk menyatakan kemuliaan-Nya bagi
Israel jasmani dan Israel rohani. Sungguh tak terselami jalan-jalan TUHAN. Puji
Tuhan.
Dibutuhkan
6 (enam) hari: Dari 2 (dua) hari sakit + 4 (empat) hari berbaring dikubur lalu
dibangkitkan.
Dan
empat hari itu tanda perhatian Yesus kepada Israel jasmani dan Israel rohani, sedangkan
dua hari pertama itu zaman kesakitan. Lihat karena dosa gereja TUHAN sakit,
bahkan oleh dosa maut tidak berdaya itulah zaman kesakitan zaman taurat.
Hati-hati jangan sakit-sakit.
TUHAN
Yesus baik, perhatian-Nya sungguh luar biasa. Andaikata kita tidak datang
beribadah, tentu saja kita tidak mengerti rencana TUHAN, sama dengan jalan menuju
ke Sorga belum pernah dilalui. Oleh sebab itu, kita bersyukur, kita harus melangkah
sesuai ketetapan Firman pasti tiba ditujuan.
Jadi,
kedatangan TUHAN yang pertama adalah sebagai penengah atau pengantara antara
Israel dan Kristen dalam pengalaman kematian dan kebangkitan-Nya di atas kayu
salib di bukit Golgota 2000 tahun yang lalu. Dan itu kembali dibenarkan oleh
Rasul Paulus, sesuai dengan tulisannya kepada jemaat di Roma dalam Roma 11, dengan perikop: “Penyelamatan Israel.” Penyelamatan
Israel jasmani dan rohani (Kristen) oleh kematian Yesus dan kebangkitan-Nya di
atas kayu salib. Oleh sebab itu, setiap hari harus belajar untuk menaruh
percaya hanya kepada Yesus Kristus, Dia pengantara Israel jasmani dan rohani.
Roma
11:25-26
(11:25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan
menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini:
Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa
lain telah masuk.
Sebab, saudara-saudara, supaya kamu
jangan menganggap dirimu pandai … Jangan menganggap diri pandai, jangan
menganggap diri bisa, jangan pernah menganggap diri sudah benar. Hal-hal yang
demikian jangan ditanamkan dalam hati dan jangan ditaruh dalam pikiran,
lepaskan itu.
Kalau
kita merasa dosa yang banyak itu sudah diampuni, maka banyaklah berbuat kasih,
banyak mengucap syukur, banyak berterima kasih, lepas dari persungutan, lepas
dari ngomel dan ngedumel, merongkol dan supaya nafas jangan bau jengkol.
Selanjutnya,
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma: aku
mau agar kamu mengetahui rahasia ini, termasuk keluarga Allah sidang jemaat
GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia, baik jemaat yang di Bandung, di Malaysia, baik umat
TUHAN yang tekun dalam penggembalaan GPT “BETANIA”
lewat online, baik yang ada di dalam negeri maupun yang di luar negeri anda
juga harus mengetahui rahasia besar, yaitu: Sebagian
dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa
lain telah masuk. Itu juga merupakan perhatian TUHAN kepada bangsa-bangsa
kafir, itulah Israel rohani. Itu cara TUHAN memperhatikan Israel jasmani dan
Israel rohani (Orang Kristen), diizinkan untuk masuk dalam pengalaman kematian.
Setelah dua hari sakit, kemudian 4 hari berbaring (mati).
Oleh
sebab itu, Rasul Paulus dengan tegas juga mengatakan di dalam 2 Korintus 5:2; selama aku mendiami
kemah (tubuh) ini maka tidak akan jauh dari penderitaan, tidak lepas dari
kesukaran. Oleh sebab itu dia merindu tanah air Sorgawi; mengenakan pakaian yang
baru tanpa menanggalkan pakaian yang lama, artinya: Akhirnya maut telah ditelan
oleh kebangkitan. Dalam suasana kebangkitan itu, Rasul Paulus berkata: Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut
dimanakah sengatmu? Sebab sengat maut
adalah dosa, dan upah dosa adalah hukum Taurat.
Roma
11:26
(11:26) Dengan jalan demikian seluruh
Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan
datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
Dengan matinya Yesus di kayu salib Israel
jasmani dan Israel rohani diselamatkan.
Seperti ada tertulis: "Dari Sion
akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Kalau
sudah bicara Yakub, berarti bicara Israel jasmani dan Israel rohani. Sebab,
Yakub berganti nama menjadi Israel.
Oleh
sebab itu, Petrus menuliskannya sendiri di dalam 1 Petrus 2:6: Allah telah meletakkan sebuah batu yang terpilih, batu penjuru, dan batu yang mahal, itulah pribadi
Yesus yang disalibkan, itulah korban Kristus. Dialah Sang Penebus. Dengan
salib menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Salib adalah kebenaran
sejati untuk menyingkirkan segala kefasikan. Apa yang menjadikan seseorang hidup
dalam dosa fasik, dosa kesombongan? Jawabnya; jelas karena harta, kekayaan,
uang yang banyak. Oleh sebab itu, jangan menaruh percaya kepada yang lahiriah
tetapi belajarlah setiap hari untuk menaruh percaya hanya kepada Kristus Yesus.
Kita
lihat lebih konkrit dalam Efesus 2,
dengan perikop: “Dipersatukan di dalam
Kristus.” Dipersatukan di dalam kematian Yesus Kristus di Golgota.
Efesus
2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu
kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut
orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat",
yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah
di dalam dunia.
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu
kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut
orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat" …
Tetapi
di sisi lain bangsa Israel sombong karena mereka adalah umat yang bersunat.
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus
… Pada waktu itu bangsa kafir:
-
Hidup
tanpa Kristus,
-
Tidak
termasuk kewargaan Israel
-
Dan
tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang TUHAN janjikan,
-
Tanpa
pengharapan,
-
Tanpa
Allah di dalam dunia = sudah pasti binasa.
Jadi,
bangsa kafir atau bangsa diluar Israel hidup di luar TUHAN, maka sudah pasti
binasa. Dengan kondisi bangsa kafir pada ayat 12, sudah pasti bangsa kafir akan
mati.
Tetapi
lihatlah pada ayat 13, sebagaimana tadi Lazarus mati atau berbaring dalam
kubur.
Efesus
2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus
Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat"
oleh darah Kristus.
Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu "jauh" (kafir), sudah menjadi "dekat" (Israel) oleh
darah salib Kristus, itulah kematian Yesus di atas kayu salib = 4 hari berbaring.
Betapa
besar perhatian TUHAN kepada kita semua, TUHAN tidak mau Gereja Tuhan selalu kesakitan.
Oleh
sebab itu, jauh-jauhlah dari kita zaman kesakitan itu, berarti jauh-jauhlah
kita datang beribadah dengan menjalankan ibadah lahiriah, itu maksudnya.
Menjalankan ibadah lahiriah itu zaman kesakitan. Ibadah lahiriah adalah tubuh
atau raganya ada di dalam rumah TUHAN tetapi hatinya jauh dari TUHAN, menolak
firman TUHAN, itu zaman kesakitan. Hari-hari merongkol, hari-hari sakit hati
terus.
Apa
yang bisa kita perbuat kalau kita tetap berada dalam zaman kesakitan? Oleh
sebab itu, jangan pernah merasa pandai, merasa diri bisa, mampu dan kuat.
Tadi
TUHAN menggunakan istilah “tidur” untuk Lazarus, sedangkan secara manusia
disebut mati -- terpaksa disebut mati karena mereka tidak mengerti saat Yesus
berkata-kata secara rohani --. Jadi, istilah
rohani dari mati adalah tidur. Sehingga sinkron dengan pengalaman gereja
Rut; dia tidur sampai pagi lalu bangunlah ia.
Lalu
untuk kehidupan orang Kristen di zaman akhir ini kalau dikatakan tidur itu
berarti ada kharis, yaitu kehidupan
yang berbau busuk yang harus dibangunkan untuk kehidupan gereja TUHAN (orang
Kristen) di zaman akhir ini.
Kita
sinkronkan dengan Wahyu 20, dengan
perikop: “Kerjaan Seribu Tahun.”
Wahyu
20:6, 14
(20:6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang
mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan
Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia,
seribu tahun lamanya. (20:14) Lalu
maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api.
Kalau
TUHAN mengatakan (menyebut) maut atau mati, berarti itu merupakan penghukuman
kekal = kematian.
Sekarang,
bandingkan dengan 2 Korintus 5.
2
Korintus 5:16-17
(5:16) Sebab itu kami tidak lagi menilai
seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai
Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
(5:17) Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dan jika kami pernah menilai Kristus
menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian … Tidak
lagi menilai Kristus menurut ukuran manusia, tetapi memandang Yesus secara rohani.
Siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang.
Jadi,
kalau gereja TUHAN tidur akan dibangunkan untuk menjadi suatu kehidupan rohani atau
ciptaan yang baru.
Istilah
mati tadi adalah untuk orang dunia (Wahyu
20:14). Oleh sebab itu, Rasul Paulus bekata dalam 2 Korintus 5:16b: jika kami
pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia -- daging atau jasmani --, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya
demikian. Selanjutnya pada ayat 17:
Pengalaman kematian dan kebangkitan yang dikerjakan oleh Yesus, dan kalau kita
satu dalam pengalaman kematian dan kebangkitan-Nya itu adalah cara TUHAN untuk
menjadikan kita semua menjadi ciptaaan yang baru.
Jadi,
sungguh luar biasa kata demi kata, kalimat demi kalimat yang disampaikan kepada
murid-murid, sungguh luar biasa maknanya, tidak ternilai maknanya kalau kita
selidiki dengan dalam. Oleh sebab itu, akhirnya dari kisah Lazarus ini kita
akhirnya mengerti soal tidur dan bangun yang dianjurkan oleh Boas kepada
gereja Rut.
Inilah
yang kita kehendaki.
Filipi
3:10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, (3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati.
Pengalaman
Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya harus benar-benar menjadi
pengalaman kita semua secara pribadi itulah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus.
Kiranya
kita semua dapat memahaminya dengan baik. Jangan sampai kita gagal paham.
Sekarang
kita lihat orang yang disekitar Lazarus.
Yohanes
11:2
(11:2) Maria ialah perempuan yang pernah
meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
Singkatnya:
Lazarus mempunyai saudara perempuan yang bernama Maria.
Maria
ini ialah perempuan yang pernah meminyaki
kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Ini soal
persembahan yang berbau harum dan penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada
kehendak Allah. Sebetulnya itulah tahbisan dari hamba TUHAN kepada TUHAN.
Kata
Maria, murni berasal dari bahasa Ibrani -- bukan bahasa Arab atau bahasa
Inggris, bukan bahasa Gerika atau Yunani – sedangkan Maria berasal dari dua suku kata “mara” dan “ia”, artinya: Kemuliaan.
-
Pengalaman “mara” itu pengalaman pahit.
-
“ia”
itu adalah pengalaman di dalam tanda dengar-dengaran.
Jadi,
kalau akhirnya “ia” untuk TUHAN, maka akhirnya nanti dari kepahitan sampai nanti dipermuliakan. Jadi, arti maria itu kemuliaan.
Kehidupan
Kristen yang terpilih suatu saat nanti akan dipermuliakan bersama-sama dengan
Dia.
Inilah
yang disekitar Lazarus, sengaja saya tampilkan karena menurut saya itu sangat
penting.
CIRI
KHAS DARI KEHIDUPAN KRISTEN YANG TERPILIH ITULAH KEHIDUPAN YANG DIURAPI, ada di
dalam Roma 8:1-17, dengan perikop: “Hidup Oleh Roh.”
Yang pertama.
Roma
8:1-4
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. (8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus
dari hukum dosa dan hukum maut. (8:3)
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh
daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak
hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Ciri
yang pertama: Gereja TUHAN berjalan
dalam Roh, inilah kehidupan yang tidak dikuasai dengan kematian.
Yang kedua.
Roma
8:5-11
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut
daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut
Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan
damai sejahtera. (8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada
Allah. (8:9) Tetapi kamu tidak hidup
dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. (8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam
kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh
karena kebenaran. (8:11) Dan jika
Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam
kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam
kamu.
Ciri
yang kedua: Berpikir dalam Roh,
jelas ini menunjuk kepada kehidupan yang senantiasa menyenangkan hati TUHAN.
Sebab:
-
Mereka yang senantiasa hidup menurut
daging memikirkan hal-hal dari daging.
-
Sebaliknya mereka yang hidup menurut Roh
memikirkan hal-hal dari Roh, menyenangkan hati TUHAN. Yang berpikir menurut Roh
selalu menyenangkan hati TUHAN.
Inilah
kehidupan yang terpilih itu, minyak mur yang dipersembahkan, kehidupan yang
diurapi.
Yang ketiga.
Roma
8:12-17
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah
orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. (8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan
tubuhmu, kamu akan hidup. (8:14)
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak
Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (8:16) Roh itu bersaksi bersama-sama
dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Ciri
yang ketiga: Hidup dalam Roh, jelas
itu menunjuk kepada gereja TUHAN yang hidup di dalam penyembahan itulah
penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
Jadi,
ciri kehidupan yang dipilih itulah kehidupan yang diurapi:
1. Berjalan dalam Roh,
inilah kehidupan yang tidak dikuasai
oleh kematian.
2. Berpikir dalam Roh,
menunjuk kepada kehidupan yang
senantiasa menyenangkan hati TUHAN.
3. Hidup di dalam Roh,
menunjuk kepada gereja TUHAN yang hidup
dalam penyembahan. Ibadahnya sudah sampai kepada puncaknya itulah doa
penyembahan.
Itulah
Maria, saudara dari pada Lazarus. Pada ayat
2 nama Marta tidak disebut (tidak disampaikan).
Jadi,
arti atau istilah lain dari mati adalah tidur, itu dinyatakan kepada Lazarus, tetapi
istilah dunia adalah mati.
Untuk
zaman gereja akhir ini kehidupan yang sudah tidur bahkan yang sudah bau busuk
atau kharis, harus dibangunkan. Oleh
sebab itu, Yesus tidak berkata: mati dan dihidupkan melainkan tidur dan
dibangunkan.
Betapa
hebat kata demi kata yang dilontarkan dari mulut TUHAN, kalimat demi kalimat
yang terucap dari mulut TUHAN, tidak bisa diselami dengan akal manusia, hanya
bisa diselami bagi seorang hamba TUHAN yang mau menyerahkan dirinya terus
belajar untuk menaruh percaya kepada Kristus, belajar selalu di kaki TUHAN. Dan
disitulah TUHAN kirimkan hikmat, Ilham Roh sehingga terjadilah pembukaan Firman.
Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment