IBADAH
RAYA MINGGU, 04 JULI 2021
KITAB
WAHYU PASAL 13
WAHYU
13:11-18
(Seri:
4)
Subtema:
NABI-NABI PALSU MENGERJAKAN KUASA (PEKERJAAN) ANTIKRIS
Selamat
malam. Salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh
kemurahan TUHAN, kita masih diizinkan oleh TUHAN lewat live streaming
video internet Youtube, Facebook, semua karena kemurahan TUHAN. Kita bersyukur,
karena situasi kondisi yang ada, maka mau tidak mau, pemerintahan kita
mengeluarkan peraturan PPKM, dimulai dari tanggal 3 Juli sampai dengan tanggal 20
Juli. Kita berdoa, supaya ibadah ini terus berlangsung, bahkan sampai TUHAN
dipermuliakan.
Sebenarnya,
tanda-tanda ini sudah jelas mengarah kepada antikris, sebab pada akhirnya
nanti, satu kali masa, antikris akan berkuasa di atas muka bumi ini menjadi
diktator ganas seperti binatang buas, secara khusus pada pertengahan tujuh masa
-- yakni 3.5 (tiga setengah) tahun -- mereka berkuasa di atas muka bumi ini; pada
saat itu, pembinasa keji ini akan menghentikan korban sehari-hari, dan tanda-tandanya
sudah mulai terlihat.
Jadi,
di mana pun anda berada, bukan saja sidang jemaat, secara khusus GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia,
maupun jemaat di Bandung dan di Malaysia, tetapi secara menyeluruh saya
sampaikan kepada saudara yang sedang mengikuti pemberitaan Firman malam ini;
waspadalah, mulai dari malam ini dan seterusnya, biarlah kita mulai
sungguh-sungguh lagi menyerahkan diri kepada TUHAN, sungguh-sungguh menjalankan
ibadahnya kepada TUHAN, supaya nyata nanti penyertaan, pembelaan, pertolongan,
dan perlindungan dari TUHAN, baik dilindungi dari wabah Corona (virus
Covid-19), termasuk varian-varian yang lebih ganas lagi. Darah salib menjadi
pertolongan, sebab yang lain-lain tidak bisa kita harapkan, walaupun kita harus
mensukseskan program pemerintah; di dalam nama TUHAN Yesus Kristus, saya
menyatakan hal ini.
Selanjutnya,
mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya kiranya TUHAN bukakan rahasia
Firman-Nya bagi kita malam ini.
Firman
Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu adalah dari Wahyu 13, dan sekarang kita
memasuki berkat yang baru, yaitu Wahyu 13:12, setelah kita diberkati dari Wahyu
13:11, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”
Wahyu
13:11-12
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di
depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah
binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Binatang
kedua yang keluar dari dalam bumi à Nabi-nabi
palsu.
Buktinya:
Binatang itu kelihatannya bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi
anehnya, ketika berbicara, ia berbicara seperti seekor naga, artinya; seluruh
perkataan yang keluar dari mulut binatang itu didorong oleh Setan.
Prakteknya
ada 2 (dua), Yang Pertama: Menyampaikan
Firman yang ditambahkan.
Artinya;
seorang hamba TUHAN menyampaikan satu dan dua ayat Firman TUHAN, lalu
ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul,
filsafat-filsafat kosong, dan silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya.
Tujuan menyampaikan Firman yang ditambahkan ialah untuk memperlengkapi dan
menyempurnakan satu dan dua ayat Firman yang disampaikan itu.
Sebetulnya,
hal ini tidak masuk akal, karena Firman yang ditambahkan dengan dongeng
nenek-nenek tua tidak mungkin menyempurnakan ayat-ayat Firman Allah yang begitu
suci dan sempurna, mulia dan agung, karena itu merupakan pribadi Yesus, Anak
Allah sendiri. Tiadalah mungkin dongeng menyempurnakan pribadi Yesus Kristus
yang agung dan mulia.
Misalnya:
Satu atau dua ayat yang disampaikan ditambahkan dengan cerita si kancil, cerita
si buaya, cerita si kura-kura, dan lain sebagainya. Memang, pemberitaan Firman
semacam ini dapat memuaskan telinga si pendengar, sesuai dengan 2 Timotius 4:3-4.
Prakteknya
ada 2 (dua), Yang Kedua: Menyampaikan
Firman yang dikurangkan.
Artinya;
pengajaran salib atau pengajaran Firman Allah yang benar dan murni diganti (dikurangkan)
dengan 2 (dua) hal:
1.
Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen
tidak boleh miskin (harus kaya), atau jemaat tidak boleh sedikit tetapi harus
banyak. Akhirnya, hal ini bertentangan dengan Firman TUHAN, kalau kita kaitkan
dengan kisah Elia; dia hanya menghadapi satu jemaat dan satu anak Sekolah
Minggu, berbanding terbalik dengan Musa, di mana dia menghadapi 2-3 juta sidang
jemaat yang dipimpin dalam perjalanan di padang gurun untuk selanjutnya dibawa
ke tanah Kanaan.
2.
Tanda-tanda heran atau sibuk mengadakan mujizat-mujizat
kesembuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadahnya. Kemudian, sibuk untuk
mengadakan sensasi-sensasi, misalnya;
-
Jemaat diajar untuk ketawa-ketiwi dalam
roh.
-
Jemaat diajar untuk rubuh-rubuh atau
tumbang atau segera menjatuhkan diri ke lantai setiap kali hamba TUHAN itu
menumpangkan tangannya ke sidang jemaat.
-
Bahkan jemaat diajar untuk muntah-muntah.
Hal ini diyakini
sebagai manifestasi Roh Kudus, sebagai syarat untuk dipenuhkan oleh Roh Kudus. Jadi,
sudah sangat bertentangan dengan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Ketika
Firman yang dikurangkan diterapkan di tengah ibadah pelayanan, nampaknya memang
sungguh dahsyat, sebab dapat menyedot perhatian seantero dunia.
Misalnya;
ajaran ibadah pelayanan dari Toronto Blessing, di mana
sidang jemaat diajar muntah-muntah, sidang jemaat rebah rubuh ke lantai, sidang
jemaat diajar sampai ketawa-ketiwi. Rupanya ajaran Toronto Blessing yang sampai
ke Indonesia itu diadopsi oleh hamba-hamba TUHAN yang tidak mempunyai
pengalaman, dan menerapkannya di Indonesia; itu tidak masuk di akal. Tetapi
kita di hari-hari terakhir ini, harus sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran
yang benar dan murni.
Hal
ini berkali-kali saya sampaikan, supaya umat TUHAN di atas muka bumi ini
betul-betul paham tentang ajaran dari guru-guru palsu, nabi-nabi palsu dalam 2
(dua) praktek:
-
Yang pertama: Ditambahkan.
-
Yang kedua: Dikurangkan.
Sekarang,
kita akan melihat PRAKTEK FIRMAN YANG DIKURANGKAN, dalam Injil Matius 7, dengan
perikop: “Hal pengajaran yang sesat”
Matius
7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi
palsu (guru-guru palsu) disebut juga dengan serigala berbulu domba. Mereka
hadir dengan sebuah penyamaran, tampil seperti anak domba, tetapi sesungguhnya
mereka adalah serigala yang buas (serigala yang ganas).
PRAKTEK
FIRMAN YANG DITAMBAHKAN.
Matius
7:22
(7:22) Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
Nabi-nabi
palsu sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara dalam setiap kali mengadakan pertemuan-pertemuan
ibadah dalam sebuah penggembalaan mereka.
1.
Sibuk bernubuat atau menyampaikan Firman TUHAN.
2.
Sibuk mengusir Setan.
3.
Sibuk mengadakan banyak mujizat.
Ketiga
perkara itu semua dilakukan “demi nama TUHAN”, bukan demi nama siapa-siapa.
Namun,
kita perhatikan ayat 23.
Matius
7:23
(7:23) Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Tetapi
kenyataannya, sekalipun mereka sibuk mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib, namun
pada hari TUHAN, pada saat itu TUHAN berkata: “Aku tidak pernah mengenal
kamu!” Kemudian, TUHAN kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!”
Singkatnya:
Nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu -- disebut serigala berbulu domba --, nama
mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, tidak terdaftar di
dalam Kerajaan Sorga. Itu sebabnya, selanjutnya Yesus berkata kepada mereka: “Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”, dengan lain kata; keluar
dari dalam Kerajaan Sorga. Awalnya, mereka sudah berada di dalam Kerajaan
Sorga, awalnya sudah ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi rupanya,
pelayanan mereka tidak berkenan kepada TUHAN, sebab TUHAN berkata: “Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Matius
7:21
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan
berarti setelah melakukan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN atau
menyerukan nama TUHAN lalu masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan
berarti kalau sibuk mengadakan Firman yang dikurangkan di tengah ibadah dan
pelayanan lalu masuk dalam Kerajaan Sorga, tetapi sebaliknya, siapa yang melakukan
kehendak Bapa di Sorga, dialah yang berkenan dan berhak untuk masuk dalam
Kerajaan Sorga, sesuai dengan Injil Matius 26:42, Yesus harus minum
cawan Allah, Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib untuk
menebus dosa manusia, dengan demikian; jadilah kehendak Allah, atau kehendak
Allah terlaksana oleh karena sengsara salib.
Singkat
kata: Penghubung langit dengan bumi adalah sengsara salib, kehendak Allah Bapa,
bukan Firman yang dikurangkan, bukan mujizat-mujizat, bukan tanda-tanda heran,
bukan sensasi-sensasi. Saya berharap, saudara semakin bijaksana dan semakin
dewasa menyikapi Firman Allah yang kita terima malam ini.
Tetapi,
konsekuensi yang akan diterima oleh guru-guru palsu tersebut ialah hukuman
sudah tersedia bagi mereka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam Wahyu
22:18-19.
Sekarang,
kita akan memasuki berkat yang baru. Kita berdoa, kiranya permohonan kita naik
di hadirat TUHAN, sehingga TUHAN membukakan firman-Nya dan meneguhkan setiap
kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Kita akan memasuki berkat yang baru,
yaitu Wahyu 13:12 bagian A.
Wahyu
13:12A
(13:12) Dan
seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang
luka parahnya telah sembuh.
Dan
seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Artinya,
binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi -- yakni nabi-nabi palsu atau guru-guru
palsu, atau pemimpin-pemimpin rohani yang palsu -- akan mengerjakan seluruh kuasa (pekerjaan) dari binatang yang pertama,
yakni antikris -- secara rinci terdapat di dalam Wahyu 13:1-7 --.
Mari
kita simak Wahyu 13:1-7 ayat per
ayat, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut”
Wahyu
13:1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang
yang pertama, yang keluar dari dalam laut à Antikris.
Singkatnya:
Antikris keluar dari dalam laut atau air yang banyak.
Kita
akan melihat AIR YANG BANYAK, di dalam Wahyu 17.
Wahyu
17:1-3,15
(17:1) Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan
berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2)
Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi
telah mabuk oleh anggur percabulannya." (17:3) Dalam roh aku
dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas
seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat.
Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:15) Lalu ia
berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita
pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan
bahasa.
Laut
atau air yang banyak, itulah bangsa-bangsa atau rakyat banyak, yang berasal
dari berbagai-bagai kaum bahasa dan bangsa di bumi ini, namun yang hatinya
telah diduduki (telah dikuasai) oleh perempuan Babel -- yang disebut pelacur
besar itu --, dengan kata lain; hati mereka telah melacur = berzinah atau
menduakan hati TUHAN
Pertanyaannya:
Bagaimana caranya sehingga hati bangsa-bangsa atau hati orang banyak
diduduki perempuan Babel?
Jawabnya
akan kita lihat dalam Wahyu 17:4.
Wahyu
17:4
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas
penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Jawabnya:
Cara sehingga hati bangsa-bangsa (orang banyak) diduduki oleh perempuan Babel
itu dapat dilihat dari tampilan dari perempuan Babel.
Tampilan
dari perempuan Babel, ditampilkan dengan 2 (dua) hal:
YANG
PERTAMA: Perempuan Babel itu memakai kain ungu dan kain kirmizi.
Menunjukkan
bahwasanya perempuan Babel itu seolah-olah berada di tengah-tengah ibadah
pelayanan, yang ditandai dengan;
1.
Pakaian ungu à Kemuliaan.
2.
Pakaian kirmizi à Tanda sengsara.
Pendeknya;
seolah-olah perempuan Babel ini dipermuliakan oleh TUHAN sesudah melewati
sengsara.
Kemudian,
adapun pakaian dari perempuan Babel itu dihiasi dengan emas, permata, dan
mutiara, artinya; seolah-olah perempuan Babel itu diperlengkapi dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus.
Perhatikan
baik-baik: Tipuan semacam ini akan mudah untuk memperdayakan lautan dunia ini,
memperdayakan orang banyak dunia ini.
Tampilan
dari perempuan Babel, ditampilkan dengan 2 (dua) hal:
YANG
KEDUA: Di tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas.
Menunjukkan;
seolah-olah perempuan Babel itu mempersembahkan persembahan ukupan kepada
TUHAN, dengan lain kata; seolah-olah
perempuan Babel (perempuan sundal) memimpin ibadah-ibadah orang banyak (atau
bangsa-bangsa) dalam suatu ibadah yang digiring pada puncaknya, yakni doa
penyembahan.
Sekarang,
kita akan bandingkan dengan Imam Besar Agung ketika memimpin ibadah-ibadah di atas
muka bumi ini.
Wahyu
8:3A
(8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas
mezbah emas di hadapan takhta itu.
Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas atau cawan emas. Jelas, malaikat ini
menunjuk pribadi Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin
ibadah-ibadah di atas muka bumi ini, dengan kata lain; ketika Imam Besar Agung
tampil di tengah-tengah ibadah pelayanan, Ia tampil untuk melayani, berdoa, dan
memperdamaikan dosa-dosa umat-Nya.
Wahyu
8:3B-4
(8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan
bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke
hadapan Allah.
Sebagai
Imam besar Agung, Yesus tampil untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai
pada puncak ibadah, yakni doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang
naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah.
Pendeknya:
Puncak ibadah di bumi adalah doa penyembahan yang akan membawa kita naik sampai
ke takhta Allah, bagaikan asap dupa kemenyan naik di hadirat Allah.
Sekarang,
kita akan memperhatikan Matius 4, dengan perikop: “Pencobaan di padang gurun”
Matius
4:3-10
(4:3) Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4:4)
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (4:5)
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah, (4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi
dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah
Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Yesus
dicobai oleh Iblis sebanyak 3 (tiga) kali:
-
Ayat 3-4, ujian yang
pertama. Hal itu terkait dengan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan
suci = Persekutuan yang mendalam dengan Yesus, Anak Allah, lewat Firman Allah
dan perjamuan suci, sebab pada ayat 4 dengan jelas Yesus berkata: “Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah.”
-
Ayat 5-7, ujian yang kedua.
Hal itu terkait dengan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian = Persekutuan yang
erat dengan Allah Roh El Kudus dan menjadi terang, sebab pada ayat 5 kita
melihat Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah. Bubungan Bait Allah, itulah menara gereja, menara yang paling
tinggi, itu berbicara tentang persekutuan dengan Allah Roh-El Kudus dan menjadi
terang.
-
Ayat 8-10, ujian yang
ketiga. Hal itu terkait dengan Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah di
atas muka bumi = Persekutuan yang kuat dengan kasih Allah Bapa.
Bukti
bahwasanya doa penyembahan adalah puncak ibadah, pada ayat 8-9, di situ
kita melihat; Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, dan dari
sana, Iblis memperlihatkan kepada Yesus, semua kerajaan dunia dan kemegahannya.
Kemudian, semuanya itu akan diberikan kepada Yesus, dengan syarat; Yesus harus
sujud menyembah kepada Iblis.
Tetapi,
mari kita melihat ayat 10, Maka berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Dari
jawaban ini, kita mengetahui dengan jelas, bahwasanya Yesus Kristus hidup di
dalam penyembahan yang besar, sebab Ia terlepas dari daya tarik bumi; Ia tidak
tertarik dengan kerajaan dunia dan kemegahan yang diperlihatkan oleh Iblis
kepada-Nya. Hal itu dibuktikan dengan perkataan Yesus kepada Iblis, yaitu: “Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Dari jawaban ini, kita dapat
mengetahui, bahwa Yesus benar-benar hidup di dalam doa penyembahan yang besar,
sebagai puncak ibadah di atas muka bumi ini; Ia terlepas dari daya tarik bumi.
Kalau
seseorang sudah hidup (berada) pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, maka
ia akan terlepas dari daya tarik bumi, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di
hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah.
Di
tangan saya ada pena; kalau pena ini saya lempar ke atas, maka pada akhirnya ia
akan jatuh ke bawah. Termasuk segala perkara, kalau saya lempar ke atas, maka
pada akhirnya akan jatuh ke bawah; sekalipun saya lempar sekuat-kuatnya ke
atas, tetapi pada akhirnya akan jatuh ke bawah, karena adanya daya tarik bumi.
Tetapi
ada satu perkara yang terlepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan;
dia naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah. Jadi, kalau ibadah kita
sudah berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, maka tidak tergiur lagi,
tidak tertarik lagi dengan daya tarik bumi, itulah kerajaan bumi dan kemegahan-kemegahan
yang ada di bumi ini.
Jadi,
jelas; Yesus adalah mezbah dupa besar; hidup di dalam doa penyembahan besar,
untuk memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini.
Kemudian,
mari kita memperhatikan ayat 1 dan 11.
Matius
4:1,11
(4:1) Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (4:11)
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang
melayani Yesus.
Sebagai
seorang hamba TUHAN, guru-guru, pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN, harus
hidup dalam Roh Allah yang besar untuk menjaga tahbisan dari seorang hamba
TUHAN. Dan TUHAN akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga hamba
TUHAN tersebut, sehingga tahbisan hamba TUHAN tersebut tertuju kepada TUHAN,
tidak kepada dunia dan kerajaannya, tidak tertuju kepada dunia dan
kemegahannya, dengan lain kata; tidak tertarik lagi dengan daya tarik di bumi.
Pendeknya,
kembali saya sampaikan: Puncak dari ibadah di atas muka bumi adalah doa
penyembahan. Kuasanya ialah memimpin kita sampai ke takhta Allah. Sedangkan
harta kekayaan tidak mampu membawa kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga;
justru sebaliknya, dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, suatu kali
nanti akan dihancurkan, diganti dengan langit dan bumi yang baru, Yerusalem
yang baru, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Bukti
Yesus adalah Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai
puncaknya.
Matius
27:50
(27:50) Yesus berseru
pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Ada
dua perkara yang kita temukan ketika Yesus mati di atas kayu salib:
-
Yang Pertama: Yesus berseru pula
dengan suara nyaring = Penyahutan Yesus Kristus di hadapan Allah Bapa
sebagai doa penyembahan.
-
Yang Kedua: Lalu Yesus menyerahkan
nyawa-Nya = Penyerahan diri Yesus sepenuhnya untuk taat kepada kehendak
Allah, tidak taat kepada kehendak yang lain -- tidak taat kepada kehendak
daging dan keinginannya, tidak taat pada kehendak Setan dengan segala tipu
muslihatnya --.
Pendeknya:
Penyembahan, sama artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada
kehendak Allah, bukan lagi kepada kehendak yang lain -- yakni daging dan
Setan --.
Biarlah
kita taat kepada kehendak Allah, berarti tidak lagi taat kepada kehendak
daging, tidak taat kepada kehendak Setan; itulah kehidupan seseorang bilamana ibadahnya
memuncak sampai kepada doa penyembahan. Inilah bukti bahwa Yesus memimpin ibadah-ibadah
kita di atas muka bumi ini sampai kepada puncaknya; dan kita patut bersyukur
kepada TUHAN.
Matius
27:51
(27:51) Dan
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Tabir
Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Ini adalah suatu peristiwa
yang ajaib; suatu peristiwa yang sangat mengherankan bagi kita sekaliannya, di
mana tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Mari
kita lihat penggenapan Matius 27:51 ini di dalam Ibrani 10.
Ibrani
10:19-21
(10:19) Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk
ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang
baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala
Rumah Allah.
Yesus
tampil sebagai Imam Besar Agung yang begitu mulia; Dia juga tampil sebagai
Kepala atau Pemimpin Rumah TUHAN yang bertanggung jawab. Apa buktinya?
Sebagai Imam Besar Agung dan Kepala rumah TUHAN yang bertanggung jawab, Ia telah
mengalami perobekan daging, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga dengan demikian,
Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup (kekal) bagi kita.
Jadi,
sudah sangat jelas; asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN akan
menembusi sampai ke takhta Allah, itulah yang membawa kita masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN Yesus Kristus, Dia
tampil sebagai Imam Besar Agung yang begitu mulia; Dia tampil sebagai Kepala
Rumah TUHAN yang bertanggung jawab, Dia memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai
pada puncaknya, itulah doa penyembahan, untuk selanjutnya membawa kita masuk ke
dalam Kerajaan Sorga.
Itu
sebabnya, kalau kita beribadah di atas muka bumi ini, biarlah kiranya kita
dipimpin oleh Imam Besar Agung dan dipimpin oleh Kepala Rumah TUHAN yang
bertanggung jawab, sehingga ibadah ini betul-betul ibadah sorgawi dari Allah,
bukan ibadah dengan cara ibadah bumi dan ibadah laut. Kalau TUHAN Yesus sebagai
Imam Besar dan sebagai Kepala Rumah TUHAN yang bertanggung jawab tampil di
tengah-tengah ibadah-ibadah di bumi ini, maka kita;
-
tidak akan mungkin menjalankan ibadah
bumi, itulah ibadah dari pada nabi-nabi palsu.
-
Tidak mungkin menjalankan ibadah laut,
itulah ibadah dari pada antikris.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena kita menjalankan ibadah dengan pola Tabernakel
sorgawi.
Kita
kembali untuk memperhatikan Wahyu 17.
Wahyu
17:4
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada
suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.
Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara. Ini adalah tampilan yang pertama dari perempuan
Babel (perempuan sundal), di mana ia;
-
Memakai pakaian dari kain ungu à
kemuliaan.
-
Dan memakai kain kirmizi à sengsara
salib.
Artinya;
seolah-olah ia tampil di tengah-tengah ibadah dengan kemuliaan setelah melewati
berbagai-bagai sengsara.
Kemudian,
pakaian dari kain ungu dan kain kirmizi itu dihiasi dengan emas, permata dan
mutiara; jadi, seolah-olah perempuan itu diperlengkapi dengan karunia-karunia
dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, sehingga dengan demikian, cara ibadah
pelayanan semacam ini mudah menyedot perhatian dari seantero dunia, menyedot
perhatian lautan dunia (orang banyak yang datang dari berbagai suku dan kaum).
Kemudian,
tampilan yang kedua dari perempuan Babel (perempuan sundal) ialah di
tangannya ada suatu cawan emas.
Di
tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas, tetapi isi dari cawan emas itu
adalah;
1.
Segala kekejian.
2.
Segala kenajisan percabulannya.
Berbanding
dengan malaikat yang kuat -- itulah pribadi Yesus Kristus, yang tampil sebagai
Imam Besar agung dan mulia, melayani ibadah-ibadah di bumi -- di mana di
tangannya ada cawan, tetapi kepada-Nya diberikan banyak kemenyan untuk selanjutnya
dibakar; Dia Kepala rumah TUHAN yang bertanggung jawab, sebab Dia memimpin
ibadah kita sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, untuk selanjutnya
dibawa ke takhta Allah.
Kemudian,
kita perhatikan ayat 5.
Wahyu
17:5
(17:5) Dan pada
dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
Kemudian,
perempuan Babel itu dijuluki sebagai;
-
Ibu dari wanita-wanita atau gereja-gereja
pelacur.
-
Ibu dari kekejian bumi.
Intinya:
Cawan emas di tangan perempuan Babel itu, isinya ada 2 (dua):
1.
Segala kekejian.
2.
Kenajisan percabulannya.
Selanjutnya,
kita akan mengikuti penjelasan dari kedua hal di atas.
Tentang:
SEGALA KEKEJIAN.
Daniel
11:31
(11:31)
Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan
korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Di
sini kita melihat: Ketika antikris berkuasa di atas muka bumi ini, mereka akan menghapuskan
korban sehari-hari, lalu menegakkan kekejian yang membinasakan.
Daniel
9:27
(9:27) Raja itu
akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali
tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan
korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian
akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan
menimpa yang membinasakan itu."
Korban
sehari-hari yang dihapuskan, antara lain;
Yang
Pertama: Korban sembelihan à Suatu
ibadah dan pelayanan yang seharusnya dihubungkan dengan salib. Tetapi pada saat
pembinasa keji berdiri di tempat kudus, korban sembelihan ini akan dihentikan;
ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib akan dihentikan.
Yang
Kedua: Korban santapan à
Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni yang
harus kita nikmati. Tetapi pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus,
mereka akan menghapuskan korban santapan, menghapuskan pengajaran Firman Allah
yang benar dan murni, dengan demikian, tergenapilah Amos 8:11, di mana suatu
kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan
akan makanan, dan bukan kehausan akan air minum, melainkan lapar haus akan
mendengarkan Firman TUHAN; sehingga pada saat itu, rebah dan lesulah anak-anak
dara yang cantik serta rebah dan lesulah teruna-teruna, dan tidak akan bangkit-bangkit
sampai selama-lamanya = Binasa. Tidak bangkit, berarti; mati, binasa, sampai
selama-lamanya.
Oleh
sebab itu, selagi hari masih siang -- artinya, selagi masih ada kesempatan
untuk mengumpulkan Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni itu --, mari
kita kumpulkan, kita hargai, kita junjung setinggi-tingginya. Mari kita hargai
Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus (PPT).
Dan
hal itu akan berlangsung selama satu kali tujuh masa (satu kali tujuh tahun)
yang memuncak pada pertengahan tujuh masa yang kedua, yakni 3.5 (tiga setengah)
tahun lamanya pembinasa keji (antikris) akan berdiri di tempat kudus.
Kembali
kita membaca Wahyu 17.
Wahyu
17:4
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala
kekejian dan kenajisan percabulannya.
Sekarang,
marilah kita melihat isi yang kedua dari cawan emas yang ada di tangan
perempuan Babel, yaitu kenajisan percabulannya.
Tentang:
KENAJISAN PERCABULAN.
Orang
yang berlaku cabul, jelas itu adalah kehidupan yang dikuasai oleh roh najis. Mari
kita melihat, siapakah orang yang seperti itu di dalam Ibrani 12.
Ibrani
12:16
(12:16) Janganlah
ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah
seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Kenajisan
percabulan = Nafsu rendah.
Contoh:
Esau berani menjual hak kesulungannya demi sepiring sop kacang merah; ini
berbicara tentang kenajisan percabulan. Setiap orang yang hidup di dalam
kenajisan percabulan, menunjukkan bahwa dia hidup di dalam nafsu yang rendah.
Kejadian
25:34
(25:34) Lalu
Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan
dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak
kesulungan itu.
Esau
menjual hak kesulungannya demi semangkok kacang merah, menunjukkan bahwa; Esau
memandang ringan hak kesulungan, itulah ibadah dan pelayanan.
Sekarang,
kita akan melihat bagaimana sisi kehidupan Esau dan Yakub dari sejak rahim
ibunya -- itulah Ribka --, dan sampai akhirnya keduanya (Esau dan Yakub) dilahirkan
oleh Ribka.
Kejadian
25:25-26
(25:24) Setelah
genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25)
Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah
berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
Di
sini kita melihat; sisi hidup Esau sangat berbeda sekali dengan sisi hidup
Yakub.
-
Sisi hidup dari ESAU: Esau lahir dengan
tubuhnya berwarna merah, kemudian seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu,
nampaknya begitu indah.
-
Sedangkan dari sisi YAKUB: Yakub lahir
dengan bersih, klimis, tidak ada apa-apa, tetapi lihatlah; ketika ia lahir,
tangannya memegang tumit Esau, artinya; ia sangat mendambakan hak kesulungan yang
dimiliki Esau (abangnya), dia sangat mendambakan ibadah dan pelayanan. Lahir di
bumi dengan tidak membawa apa-apa, tetapi mendambakan merindukan di tangannya ada
ibadah, di tangannya ada pelayanan.
Jadi,
sisi hidup Esau dan Yakub sungguh berbeda.
Saya
juga seringkali memperhatikan orang-orang yang baru dibaptis, orang-orang yang
lahir baru; sesudah dibaptis, apakah dia mendambakan ibadah dan pelayanan, atau
apakah di tangannya ia memegang ibadah dan pelayanan? Hal itu langsung saya
perhatikan. Jangan sampai sidang jemaat setelah
dibaptis, namun tidak nampak di tangannya memegang ibadah dan pelayanan.
Tetapi
lihatlah, sisi hidup kedua kakak beradik ini; sungguh bertolak-belakang.
-
Esau tubuhnya berwarna merah dan berjubah
bulu; nampaknya indah.
-
Sedangkan Yakub lahir bersih, klimis,
tidak ada apa-apa, tetapi luar biasa; tangannya memegang tumit Esau.
Anak-anak
TUHAN, sidang jemaat, keluarga Allah (keluarga besar) GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, peganglah ibadah dan
pelayananmu. Dambakanlah suatu ibadah dan pelayanan selama engkau hidup di atas
muka bumi ini, selama hayat dikandung badanmu. Rindukanlah ibadah dan pelayanan
dengan rindu yang mendalam di mil-mil perjalanan rohani kita di akhir zaman
ini.
Kita
lanjut memperhatikan sisi hidup Esau dan Yakub.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang
tenang, yang suka tinggal di kemah.
Sisi
hidup ESAU: Seorang yang pandai berburu daging. Ada 15 (lima
belas) perbuatan-perbuatan daging di dalam Galatia 5:19-21. Ciri-ciri
orang yang sibuk berburu daging ialah suka tinggal di padang.
Mari
kita lihat padang dunia ini di dalam suratan 1 Yohanes.
1
Yohanes 2:15-17
(2:15) Janganlah
kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia. (2:17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Semua
yang ada di dalam padang dunia ini, antara lain;
1.
Keinginan daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
2.
Keinginan mata.
3.
Keangkuhan hidup.
Dan
ketiga hal tersebut tidaklah berasal dari Bapa, melainkan berasal dari dunia.
Itulah kehidupan dari sisi Esau.
Sekarang,
kita akan melihat dari sisi YAKUB: Yakub adalah seorang yang tenang,
berarti; tidak gelisah, tidak takut, tidak kuatir soal apa yang akan dimakan, yang
akan diminum, dipakai, tidak kuatir soal masa depan.
Kemudian,
orang yang tenang dapat menguasai diri, sebab dia hidup dalam doa penyembahan,
sesuai dengan 1 Petrus 4:7, Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, tujuannya adalah supaya
kamu dapat berdoa. Adapun tingkatan-tingkatan doa, sesuai 1 Timotius 2:11
adalah:
1.
Yang pertama ialah doa permohonan; memohon
atau meminta-minta apa saja.
2.
Tingkatan yang kedua adalah doa syafaat.
3.
Tingkatan doa yang ketiga ialah ucapan
syukur.
4.
Kemudian, puncak doa adalah doa
penyembahan.
Jadi,
supaya kita dapat berdoa dan sampai kepada puncaknya, maka jadilah tenang,
berarti; tidak takut, tidak kuatir akan masa depan, tidak kuatir akan apa yang
akan diminum, dimakan, dipakai, dengan demikian; kita mampu untuk hidup dalam
doa dan sampai pada puncak doa, itulah doa penyembahan. Itulah Yakub. Demikianlah
perbedaan antara Yakub dan Esau.
Ciri-ciri
kehidupan yang tenang ialah suka tinggal di kemah.
Kalau
kita perhatikan nubuatan Yesaya 2:2-3, gunung Sion disebut juga rumah Allah
Yakub. Di dalam rumah Allah Yakub ada 2 (dua) hal:
1.
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya
Tabernakel.
2.
Ibadah dan pelayanan dari Yerusalem.
Itulah
orang yang tenang.
Selanjutnya,
kita perhatikan Kejadian 25:28.
Kejadian
25:28
(25:28) Ishak sayang
kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih
kepada Yakub.
Kita
tidak hanya membutuhkan kasih sayang dari TUHAN, tetapi yang terutama kita
butuhkan dari TUHAN adalah kasih setia TUHAN. Tidak cukup hanya kasih sayang
dari TUHAN, tetapi kita butuh kasih setia TUHAN.
Lihatlah;
Ishak sayang kepada Esau hanya karena Esau senantiasa membawa daging buruannya.
Pendeknya; sayang itu hanya sebatas hubungan daging.
Tetapi
Ribka kasih kepada Yakub, apa maksudnya? Mari kita lihat nubuatan ini
yang juga dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 9.
Roma
9:11
(9:11) Sebab
waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau
yang jahat, -- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan
berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya --
Perhatikan:
Panggilan dan pilihan itu sudah ditentukan oleh TUHAN dari sejak rahim ibu,
dengan lain kata; kita dibentuk, kita ditenun oleh dua tangan TUHAN yang
berkuasa dari sejak rahim ibu.
Roma
9:12-13
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," (9:13)
seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau."
Allah
sangat mengasihi Yakub, Allah sangat mengasihi gunung Sion, sebab di dalam
gunung Sion ada 2 (dua) perkara;
1.
Pengajaran Firman Allah.
2.
Pelayanan dari Yerusalem.
Jadi,
dari sejak lahir, sudah terlihat; sekalipun Yakub klimis, bersih, tidak ada
apa-apanya, tetapi tangannya memegang tumit Esau. Yang sudah dilahirkan kembali
lewat baptisan air -- bayangan dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya --, maka hak kesulungan -- itulah ibadah dan pelayanan sudah harus
nyata di tanganmu. Ibadah pelayanan itu engkau harus rindukan, engkau dambakan di
dalam perbuatan -- itulah tanganmu --. Jangan sampai sudah dibaptis, sudah
lahir baru, tetapi tangan kananmu tidak memegang tumit, hanya karena tangan
kirimu sibuk memegang perkara-perkara duniawi.
Itulah
arti (wujud) dari Ribka kasih kepada Yakub.
Roma
9:14
(9:14) Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Jawabnya
adalah “Allah adil”. Mustahil jika Allah tidak adil.
Roma
9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman
kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh
belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah
hati." (9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada
kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
TUHAN
menaruh belas kasihan kepada siapa Ia mau menaruh belas kasih. TUHAN bermurah
hati kepada siapa Ia mau bermurah hati. Jadi, semata-mata kita menjalankan
ibadah ini bukan karena hasil usaha. Ibadah ini tidak kita kerjakan dengan
kekuatan kita, tetapi ibadah ini kita kerjakan dengan segenap penyerahan diri
sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah = doa penyembahan; itulah kemurahan
hati TUHAN.
Kita
sudah melihat, bahwa di dalam Wahyu 13:12, Dan seluruh kuasa binatang yang
pertama itu dijalankan oleh binatang yang kedua -- itulah guru-guru palsu -- di
depan mata antikris, dan kita sudah melihat pekerjaan dari antikris pada Wahyu
13:1, binatang yang pertama, yang keluar dari dalam laut, itulah antikris. Jadi,
laut, itulah air yang banyak, sudah dijelaskan tadi.
Kita
akan melihat pekerjaan dari antikris yang selanjutnya dikerjakan oleh guru-guru
palsu di depan mata antikris itu sendiri. Kita berdoa, supaya TUHAN tolong dan berkati
kita kembali mengenai pekerjaan dari antikris yang akhirnya dikerjakan oleh
guru-guru palsu, pemimpin-pemimpin rohani yang palsu, dan itu sudah sedang
terjadi di hari-hari terakhir ini.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment