KITAB
RUT PASAL 4
(Seri: 2)
Subtema: MEMPELAI
PEREMPUAN YANG HEBAT DAHSYAT DAN KUAT
Segala puji,
segala hormat selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan
kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai
dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa
menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia bahkan umat ketebusan
TUHAN yang senantiasa tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai
dengan perjamuan suci untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia,
baik yang di tanah air maupun di luar negeri lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, TUHAN memberkati
kita semua sekaliannya.
Selanjutnya,
marilah kita mohonkan segala kemurahan hati TUHAN supaya firman itu keluar,
yakni terjadi pembukaan Firman TUHAN untuk melawat dan meneguhkan setiap kehidupan
kita di hari-hari terakhir ini, menjadi suatu kehidupan yang mendasar
(fundamental), pendirian yang kuat sehingga tidak bisa digeser oleh apapun,
supaya langkah-langkah kita betul-betul sesuai dengan ketetapan firman sehingga
sampai ke tujuan (sasaran) hidup kita, kemuliaan kekal.
Mari kita sambut STUDY RUT sebagai firman penggembalaan
untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, di dalam Rut 4.
Kita sudah
mengawali Rut 4 pada minggu yang lalu dan kita semua tentu saja diberkati oleh
TUHAN, bukan? Jangan biarkan firman yang sudah kita terima itu dilupakan begitu
saja, melainkan harus betul-betul termeterai sebagaimana tulisan kita tertulis
di dalam catatan masing-masing. Sehingga kitapun menjadi surat pujian, surat
Kristus yang dapat dimeteraikan oleh Roh Kudus, bukan lagi ditulis dengan
tinta. Dengan demikian, menjadi kesaksian, contoh teladan, Alkitab yang
berjalan dimanapun kita berada dan nama TUHAN dipermuliakan.
Rut 4:1-22 dibagi
dalam dua bagian, antara lain:
-
Yang pertama: Ayat 1-12.
-
Yang kedua: Ayat 13-22.
Selanjutnya mari
kita berdoa dan kembali memeriksa bersama-sama pada bagian yang pertama, yaitu Rut 4:1-12, namun pembacaan dimulai
dari ayat 1 sampai ayat 6.
Rut 4:1-6
(4:1) Boas
telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang
disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu
ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang
dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini."
Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu
berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu
kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang
yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau
menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah
kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali
engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan
menebusnya." (4:5) Tetapi kata
Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau
memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk
menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini
tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap
engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat
menebusnya."
Adapun isi cerita
dari ayat-ayat yang sudah dibaca ialah Boas
yang pada akhirnya menjadi penebus yang sesungguhnya. Pendeknya, Boas
adalah penebus sejati, itulah gambar dan bayangan dari pribadi TUHAN Yesus
Kristus. Berarti, Boas harus menebus tanah yang menjadi milik pusaka Elimelekh
sekaligus menebus Rut perempuan Moab, menantu Naomi yang sudah menjadi janda
itu.
Pertanyaannya: MENGAPA
RUT -- PEREMPUAN MOAB ITU -- TURUT UNTUK DITEBUS?
Jawabnya adalah
untuk menegakkan Mahlon -- itulah anak Elimelekh; suami Rut -- yang sudah mati
itu di atas milik pusakanya sendiri. Berarti, silsilah itu tidak boleh terputus,
sama seperti orang Batak silsilahnya tidak boleh terputus, contohnya; saya ini
marganya Sitohang maka anak laki-lakinya akan meneruskan silsilah dari marga
saya Sitohang sampai seterusnya, walaupun isteri saya bukan orang Batak.
Jadi, silsilah itu
tidak boleh terputus sampai akhirnya dia memperoleh tanah air Sorgawi sebagai
milik pusaka yang abadi, kekal.
Marilah kita ikuti
terkait dengan tanah sebagai milik pusaka, di dalam Ibrani 11, dengan perikop: “Saksi-Saksi Iman.”
Ibrani 11:8-9
(11:8) Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui
tempat yang ia tujui. (11:9) Karena
iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan
di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli
waris janji yang satu itu.
Karena iman, Abraham
taat terhadap panggilannya yaitu dia harus berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya.
Kemudian, dia diam
di tanah yang dijanjikan itu sebagai orang asing dan ia tinggal di dalam kemah
(Tabernakel) dengan Ishak dan Yakub yang juga turut menjadi ahli waris dari
milik pusakanya yang akan diwariskan. Inilah janji TUHAN yang abadi.
Ibrani 11:10
(11:10) Sebab
ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan
dibangun oleh Allah.
Bagian YANG
PERTAMA dari ayat 10: Sebab Abraham menanti-nantikan kota yang mempunyai
dasar. Yerusalem Sorgawi yang kita nanti-nantikan adalah kota yang
mempunyai dasar.
Ada
dua rahasia terbesar dan
yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan, yaitu:
1.
Rahasia
ibadah,
sesuai dengan 1 Timotius 3:16.
2.
Rahasia
nikah atau
hubungan intim antara tubuh dengan Kepala, seperti yang tertulis di dalam
Efesus 5:31-33.
Kemudian, dasar
dari kedua rahasia tersebut adalah kasih
Allah.
Jadi, dasar dari
ibadah dan dasar dari nikah adalah kasih Allah. Dasar kita beribadah adalah
kasih Allah. Dasar kita untuk masuk dalam nikah juga adalah kasih. Inilah
rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan,
namun malam ini dinyatakan kepada kita sekaliannya.
Inilah kota yang
kita nanti-nantikan, kota yang mempuyai dasar. Jadi, dari hal ini kita dapat
melihat sekaligus mendapat suatu pelajaran yang suci dan mulia, bahwasanya muara dari ibadah pelayanan atau perjalanan
akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah
Anak Domba, bukan soal berkat dan perkara-perkara lahiriah lainnya, sebagaimana
yang tertulis di dalam Wahyu 19:6-8.
Kita berdoa supaya
TUHAN bukakan firman-Nya dan melawat, memberkati kehidupan kita masing-masing.
Mari kita semua proaktif dalam menyambut firman TUHAN, supaya tidak menjadi
percuma.
Kita membaca Wahyu
19:6-8, dengan perikop: “Perjamuan Kawin
Anak Domba.”
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu
aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah
dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
[Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Perjamuan malam
kawin Anak Domba adalah muara atau sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di
atas muka bumi ini.
Jadi, orang
Kristen harus tahu ini, yaitu: Ibadah orang Kristen tidak sebatas hanya
diberkati, ibadah orang Kristen di atas muka bumi ini tidak berhenti hanya sebatas
mengadakan mujizat-mujizat dan sensasi-sensasi di tengah-tengah ibadah
pelayanan di bumi ini. Tetapi ibadah-ibadah dari orang Kristen di bumi ini
sudah harus memuncak sampai pesta nikah Anak Domba, pada saat itulah Yesus
Kristus tampil sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorgawi dan tampil
sebagai Raja. Dengan demikian, tergenapilah Injil Yohanes 6:2,13-15.
Setelah
terwujudnya kesatuan tubuh barulah Dia tampil sebagai Raja sekaligus, sebagai
Kepala dan Mempelai Pria Sorga. Maka kalau pengikutan kita hanya sebatas mencari
mujizat kesembuhan (Yohanes 6:2) dan
mujizat lima roti dan dua ikan, Yesus tidak tertarik menjadi Kepala atas pengikutan
orang-orang Kristen semacam ini (Yohanes
6:12-15).
Kemudian, gereja
TUHAN yang sempurna pada momen itu tampil sebagai pengantin-Nya atau mempelai
perempuan TUHAN.
Jadi pada
perjamuan malam kawin Anak Domba, Yesus tampil sebagai Raja, sekaligus sebagai Kepala
dan Mempelai Pria Sorga. Kemudian, dalam kesempatan yang lain gereja TUHAN yang
sempurna tampil sebagai pengantin-Nya atau mempelai perempuan TUHAN. Inilah
yang menjadi cita-cita rohani kita; menjadi milik kepunyaan Allah yaitu
pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
Oleh sebab itu, mulai
dari sekarang, yaitu hari-hari terakhir, menjelang tampilnya antikris, orang
Kristen harus tahu dengan pasti bahwa muara dari ibadah pelayanan atau sasaran
akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah
Anak Domba, bukan soal berkat-berkat dan mujizat.
Tetapi dari yang
sudah kita baca yaitu Wahyu 19:6-8, ada yang menarik perhatian kita dari
mempelai perempuan TUHAN.
Kita membaca
kembali Wahyu 19:6.
Wahyu 19:6
(19:6) Lalu
aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah
dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Mempelai perempuan
digambarkan seperti tiga hal:
1.
Seperti suara himpunan besar orang banyak.
2.
Seperti desau air bah,
3.
Seperti deru guruh yang hebat.
Dari tiga hal ini
menunjukkan kepada kita, bahwasanya: Mempelai perempuan TUHAN itu sangat besar
melebihi segala-galanya, serta mempunyai daya dan kekuatan yang sangat hebat
dan dahsyat. Itulah keberadaan dari mempelai perempuan TUHAN, milik kepunyaan
Allah sendiri.
Jadi, kehidupan
yang suci dan sempurna pengaruhnya besar di bumi ini. Berbeda dengan orang yang
sebatas punya harta, pengaruhnya terbatas; habis harta maka habis pengaruhnya.
Sekali lagi saya
katakan: Kehidupan yang suci dan sempurna, mempunyai pengaruh yang sangat
besar, dahsyat, kuat dan hebat sekali.
Kehidupan yang
dahsyat, hebat dan besar, juga punya pengaruh yang besar dibuktikan pada Wahyu
12:1, dengan perikop: “Perempuan dan
Naga.”
Wahyu 12:1
(12:1) Maka
tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Tampak suatu tanda
besar di langit: Seorang perempuan -- ini adalah gambaran dari mempelai
perempuan TUHAN atau gereja TUHAN yang sempurna -- menjadi suatu tanda yang
besar di langit, sebab begitu kuatnya pengaruh dari kuasa Allah Tri Tunggal di
dalam diri mempelai perempuan tersebut, yaitu:
1.
Berselubungkan
matahari, yang
merupakan gambaran dari kasih Allah
yang sempurna.
2.
Bulan
di bawah kakinya,
artinya: Gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai perempuan TUHAN berdiri di
atas korban Kristus. Mempelai perempuan didirikan di atas dasar yang kuat,
tidak rapuh, tidak mudah goyah oleh situasi apapun juga. Persis seperti apa
ditulis dalam Injil Matius 7:24-25; TUHAN menempatkan gereja-Nya di atas dasar
yang kuat bukan di atas dasar yang rapuh, sehingga gereja TUHAN menjadi suatu
kehidupan yang kuat, tidak rapuh, tidak mudah dipengaruhi oleh apapun jua.
3.
Dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Bintang-bintang
atau 12 bintang yang bercahaya di atas cakrawala à orang-orang yang bijaksana. Sebagaimana
ditulis dalam Daniel 12:3; mereka
adalah pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah TUHAN untuk menuntun
sidang jemaat sampai kepada kebenaran. Yesus Kristus yang duduk di sebelah
kanan Allah yang Maha Besar adalah firman kebenaran.
Jadi 12 bintang di
atas kepala, jika dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel terkena kepada 12 ketul
roti tersaji di atas Meja Roti Sajian (meja emas). Itulah dua belas rasul hujan
akhir yang akan memimpin, menuntun gereja TUHAN keluar dari celaka besar yakni
guncangan yang besar yang akan terjadi di depan.
Satu kali dunia
ini akan menjadi gua singa tepatnya pada saat antikris berkuasa di atas muka
bumi ini (timur, barat, utara, selatan), mereka tampil sebagai pembinasa keji
berdiri di tempat kudus, mereka menjadi diktator yang besar. Ini suatu celaka
besar yang akan terjadi di depan mata. Oleh sebab itu, anak-anak Tuhan tidak
boleh main-main pada hari-hari terakhir ini. Ini sudah menjadi ultimatum bagi
kita semua, tetapi sekalipun demikian Daud suatu kehidupan yang biasa
tergembala, bahkan tergembala itu sudah mendarah daging dalam kehidupannya, dan
berkata di dalam Mazmur 23:4: Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, tidak takut celaka besar.
Oleh sebab itu,
kehidupan dari pada gereja TUHAN yang sempurna bermahkotakan 12 bintang, jelas
kalau dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel itu berbicara tentang 12 rasul
hujan akhir yang akan memimpin gereja TUHAN keluar dari celaka besar. Mulai
dari sekarang ini, biarlah kita senantiasa menghormati pribadi dari Allah Tri
Tunggal. Satu dari Allah Tri Tunggal itulah Allah Roh El Kudus, rawat Dia
karena Roh El Kudus sangat sensitif sekali. Jangan biasakan turuti daging
walaupun menurut mu itu baik, tetapi belum tentu semuanya berkenan kepada
TUHAN.
Jadi jelas,
keadaan dari pada gereja TUHAN yang sempurna begitu dahsyat seperti air bah,
seperti deruh guruh yang hebat.
Kita akan buktikan
lagi dalam Wahyu 12:2.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia
sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia
berteriak kesakitan.
Mempelai TUHAN
sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia
berteriak kesakitan. Rasa sakit yang paling hebat yang dialami oleh seorang
wanita adalah tentu saja pada saat hendak melahirkan bayinya.
Demikian juga,
kalau rasa sakit itu atau pencobaan itu rasanya sudah sampai di leher berarti
kelepasan sudah dekat. Jangan suka bersungut-sungut di dalam hal menyangkal
diri dan memikul salib.
Untuk lepas dari
pencobaan yang berat dibutuhkan modal yang besar yaitu ketabahan dan ketekunan
dari hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Tidak banyak orang dapat
tekun, untuk tekun tiga macam ibadah pokok saja tidak banyak orang bisa. Untuk
memiliki ketabahan ini sebagai modal besar sangat dihindari oleh banyak orang,
padahal kita membutuhkan modal besar untuk bisa lepas dari pencobaan yang sudah
sampai di leher. Jadi jangan suka bersungut-sungut lagi, jangan bodoh.
Seorang hamba
TUHAN harus sangat memperhatikan sidang jemaat. Kemudian sidang jemaat TUHAN,
tubuh Kristus tidak boleh melayani karena kepentingan daging.
Kita membaca Kisah
Para Rasul 14, dengan perikop: “Kembali
ke Antiokhia.” Di sinilah pertama kali disebut orang Kristen atau lahirnya
gereja, bangsa kafir.
Kisah Para Rasul
14:21-22
(14:21) Paulus
dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu
kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan
menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa
untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Paulus
dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid.
Intinya,
pekerjaan dari Rasul Paulus dan Barnabas di Antiokhia adalah:
-
Menguatkan
hati murid-murid.
-
Memberi
nasihat Firman Allah yang murni dan benar.
Tujuannya adalah
supaya sidang jemaat bertekun di dalam iman, ini berbicara tentang ketabahan.
Kalau tekun dalam iman itu ketabahan; menindiskan diri dengan iman, menindiskan
diri dengan darah salib.
Tugas dari seorang
hamba TUHAN; gembala sidang, guru-guru, pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN
yaitu untuk memimpin sidang jemaat sampai kepada kebenaran Firman Allah.
Adapun bunyi atau
isi dari nasihat firman yang disampaikan oleh Rasul Paulus adalah untuk masuk
dalam Kerajaan Allah harus mampu melewati banyak sengsara. Tidak mungkin bisa
keluar dari semua ujian dan cobaan lalu masuk dalam Kerajaan Sorga kalau tidak
bertekun di dalam iman, yaitu: Ketabahan.
Bertekun dalam
iman mampu memberikan suatu kekuatan yang ajaib untuk melewati penderitaan,
sehingga tidak terpengaruh oleh apapun.
Relakan diri
masing-masing untuk didewasakan oleh pengertian yang dari Sorga. Jangan
bertahan dengan kebodohan. Saya tahu apa yang saya katakan ini. Dua kali TUHAN
memberi mimpi tentang seorang pemuda; dia bertahan dengan pengertiannya, namun
saya tidak mau memberitahukan siapa dia. Oleh sebab itu, marilah kita semakin
dewasa, oleh pengertian yang kita terima dari Sorga dalam ketulusan dan
kesucian hati yang murni di dalam pemberitaan Firman.
Dihubungkan kembali
di dalam 2 Timotius 3, dengan perikop: “Iman
Bertumbuh dalam Penganiayaan dan dalam Pembacaan Kitab Suci.” Iman itu
bertumbuh dalam aniaya karena firman sendiri. Iman tidak mungkin bertumbuh
tanpa aniaya karena firman, tanpa sengsara Salib. Jadi jangan seringkali
berkeluh kesah apalagi jengkel jika diajar untuk pikul Salib.
2 Timotius 3:12
(3:12) Memang
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya,
Setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, TUHAN kita, Allah kita yang kita sembah,
harus menderita aniaya; harus sangkal
diri, harus pikul salibnya, dan ikut TUHAN. Itulah orang yang mau hidup
beribadah.
Jadi jangan heran
dengan sengsara salib dan aniaya karena firman.
Sebaliknya …
2 Timotius 3:13
(3:13)
sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka
menyesatkan dan disesatkan.
Orang jahat itulah
antikris dan penipu itulah nabi palsu akan bertambah jahat, di hari-hari ini
kejahatan mereka akan semakin bertambah-tambah. Kemudian, mereka menyesatkan
orang-orang kudus TUHAN tetapi mereka pada akhirnya disesatkan oleh karena
penyesatan mereka. Karena pada akhirnya setelah tiga tahun setengah mereka akan
dibinasakan oleh nafas mulut Allah. Jadi yang menyesatkan itu akan disesatkan
juga oleh karena perbuatan mereka sendiri.
Kembali saya
sampaikan, tentang gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai perempuan TUHAN.
Lalu kita selidiki
kembali, apakah betul-betul mempelai perempuan TUHAN besar, dahsyat, dan hebat?
Wahyu 12:3-4
(12:3) Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya
ada tujuh mahkota. (12:4) Dan
ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke
atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit, tetapi tanda ini tidak besar. Tanda apakah
gerangan?
Yaitu, seekor naga merah padam yang besar,
berkepala 7 dan bertanduk 10, itulah antikris. Ekornya menyeret sepertiga (1/3)
dari bintang-bintang di langit, itulah nabi-nabi palsu.
-
Antikris itu kepala
dari naga merah padam.
-
Sedangkan, nabi-nabi palsu itulah ekor
dari ular naga merah padam.
Inilah suatu tanda
yang lain di langit tetapi tidak besar. Jadi dari sini kita dapat melihat;
setan itu suka membuat tandingan. Oleh sebab itu, saudara jangan suka membuat
tandingan karena itu pekerjaan setan.
Contoh: Anda bisa,
saya bisa. Itu pekerjaan setan, itu bukan orang yang rendah hati. Tetapi suatu
kehidupan yang rendah hati mau menerima dan mengakui pemakaian TUHAN.
Jangan seperti
Yanes dan Yambres; kalau orang mempunyai kelebihan tidak suka, kemudian tidak
mau melihatnya, tetapi merasa diri lebih hebat juga. Ini tidak benar, dan itu adalah
pekerjaan Setan. Jangan biarkan hatimu, pikiranmu dikuasai setan. Saya
sampaikan hal ini dengan kasih, supaya pikiranmu tidak dikuasai setan.
Di atas saya sudah
sampaikan, tampak suatu tanda di langit, tetapi tanda itu tidak besar yaitu
seekor naga merah padam yang besar. Itu tanda yang lain di langit, tetapi bukan
menjadi suatu tanda yang besar, sehingga bagi mempelai perempuan pencobaan
sebesar apapun dianggap kecil; tidak cengeng, tidak uring-uringan, tidak suka
sungut-sungut, tidak mengeluh, tidak menggerutu, tidak mempersalahkan TUHAN,
tidak mempersalahkan ibadah dan pelayanan karena mempelai perempuan sudah
menjadi suatu tanda yang besar di langit, sehingga sekalipun ada tanda lain di
langit tidak dapat mempengaruhi mempelai perempuan TUHAN.
Jadi sudah sangat
terbukti;
-
Mengapa Daniel bisa melewati goa singa?
-
Kemudian, mengapa Daud tidak takut bahaya sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman?
Ini adalah wujud
dari mempelai perempuan TUHAN menjadi suatu tanda yang besar di langit sehingga
sekalipun ada tantangan, cobaan dari setan, kepala dan ekor dari ular naga merah
padam besar, walaupun cobaan besar itu sangat kecil bagi mempelai perempuan
TUHAN. Oleh sebab itu, jangan suka ada roh tandingan-tandingan.
Wahyu 12:4B
(12:4) Dan
ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke
atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Ular
naga merah padam besar berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, berarti sudah sangat jelas mempelai
perempuan TUHAN berhadap-hadapan dengan ular naga merah padam besar sebagai
pencobaan yang hebat dan besar, tetapi bagi mempelai perempuan TUHAN itu kecil.
Jangan suka
membesar-besarkan pergumulan, jangan suka membesar-besarkan pengorbanan
termasuk persembahan apapun itu jenisnya, karena kita adalah mempelai perempuan
TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri. Cobaan apapun dan tantangan di hadapan
kita semua itu kecil.
Jadi sudah sangat
terbukti bahwa mempelai perempuan itu sangat hebat, dahsyat dan kuat
sebagaimana dilukiskan di dalam Wahyu 19:6, mulai dari ayat 1, ayat 2, ayat 3
dan 4; betul-betul terbukti bahwa mempelai perempuan TUHAN begitu punya daya
dan pengaruh yang besar, hebat, kuat dan dahsyat. Oleh sebab itu, jangan ragu
dengan kuasa yang mempengaruhi kita, itulah tabiat dari Allah Trinitas, kasih Allah yang besar. Kemudian pribadi
Yesus Anak Allah korban-Nya itulah
firman kebenaran, kemudian 12 bintang di atas kepala itulah pengaruh yang besar
dari kuasa Roh El Kudus.
Jangan ragu untuk
memberikan hidup sepenuhnya kepada Allah dengan tabiat Allah Trinitas itu
sendiri.
Intinya, tidak
usah ragu ikut TUHAN; dalam pengorbanan ibadah itu tidak perlu mikir-mikir. Jikalau
engkau memiliki cita-cita rohani yakni; menjadi milik kepunyaan Allah sudah
seharusnya kita singkirkan perasaan manusia daging itu. Ingat; orang kikir
tidak masuk Sorga, apalagi berhitung-hitung soal sepersepuluh dan persembahan
khusus, tidak masuk sorga sebab ada ayatnya. Itu sebabnya saya katakan buang
perasaan manusia daging di dalam hal mengikuti TUHAN.
Segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. “Nya”
di sini menunjuk kepada TUHAN dengan tabiat-Nya, sebab tidak mungkin mempelai
perempuan TUHAN melahirkan TUHAN, sebagaimana Yesus yang adalah 100% Allah,
tetapi juga 100% manusia, namun manusia Ilahi. Tetapi “-Nya” di sini menunjuk kepada TUHAN dan tabiat-Nya.
Kita lihat dengan
jelas, bahwa -Nya itu menunjuk TUHAN dan tabiatnya pada ayat 5.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka
ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa
dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada
Allah dan ke takhta-Nya.
Mempelai perempuan
TUHAN melahirkan seorang Anak laki-laki.
Siapakah Anak
laki-laki itu? Jawabannya dapat kita temukan dari pernyataan pada ayat 5 ini, yaitu:
Yang
pertama: Yang akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi.
Kita lihat dulu Mazmur 2, dengan perikop: “Raja yang diurapi TUHAN,” sekaligus
tampil menjadi Mempelai Laki-Laki Sorga, pada saat terwujudnya pembangunan
tubuh Kristus, Tabernakel, rumah TUHAN.
Mazmur 2:7-9
(2:7) Aku
mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku
engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan
kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (2:9) Engkau akan meremukkan mereka
dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
"Anak-Ku
engkau!”
Jelas, menunjuk kepada: Pribadi Yesus sebagai Raja. Tetapi lihat nanti mempelai
perempuan itu juga akan melahirkan anak-Nya; Anak laki-laki.
Maka pada saat itu
juga TUHAN berkata: “Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini.”
Betapa luar biasa kasih
TUHAN melawat kita semua. Itulah doa saya tadi di atas, jangan kita datang
karena manusia, jangan kita datang karena perkara lahiriah, tetapi doa saya
kepada TUHAN kiranya TUHAN yang menarik baik sidang jemaat yang tatap muka
maupun yang online, umat ketebusan TUHAN yang memberikan dirinya digembalakan
oleh GPT “BETANIA”
Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook. Kiranya Tuhanlah
yang menarik anda, bukan lagi karena perkara lahiriah, secepatnya TUHAN
berkata: Engkau telah Kuperanakkan pada
hari ini. Karena kita mau menghargai cerita yaitu tentang ketetapan TUHAN.
Mintalah
kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu. Yesus adalah Tabernakel sejati, Dialah
kebenaran yang ada di dalam kerajaan Sorga, Dialah milik kepunyaan kita
sendiri, Dialah milik pusaka kita. Sebaliknya, mempelai perempuan TUHAN adalah
milik pusaka TUHAN.
Engkau
akan meremukkan mereka dengan gada besi, inilah gembala yang menggembalakan
bangsa-bangsa dan meremukkan dengan gada besi.
Jadi sudah jelas,
yang menjadi milik pusaka TUHAN, yang menjadi mempelai perempuan TUHAN adalah
suatu kehidupan yang mau dibentuk oleh dua tangan TUHAN; dihancurkan sampai
remuk, lalu memberikan dirinya untuk selanjutnya dibentuk oleh TUHAN sekehendak
TUHAN, bukan lagi sekehendak manusia. Jangan ragu untuk menghargai cerita
tentang ketetapan TUHAN.
Kalau saudara
mempunyai cita-cita rohani menjadi milik kepunyaan TUHAN sama seperti gada besi
memecahkan mereka, siapa mereka? Tepatnya seperti tembikar tukang periuk,
itulah buli-buli terbuat dari tanah liat.
Yesus adalah penjunan
dan kita adalah tanah liat di tangan-Nya, mau diapakan biar sekehendak TUHAN
saja. Jangan sekehendak kita untuk datang beribadah.
Jadi, Anak yang
dilahirkan itu tidak mungkin Yesus yang 100% Allah dan 100% manusia itulah
manusia Ilahi. Tidak mungkin lagi. Tetapi dari tabiat ini kita tahu siapa Dia.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka
ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa
dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah
dan ke takhta-Nya.
…
yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Inilah kehidupan tanah liat di tangan
penjunan; tembikar yang diremukkan lalu dibentuk sekehendak Allah. Berikanlah
diri dibentuk sekehendak Allah, mau diapakan biarkan saja, memang tidak cocok
di hati dan dipikiran, tetapi biarkan saja, sekehendak Allah saja; mau diapakan
terserah TUHAN saja walaupun tidak cocok di hati. Ingat itu, camkanlah, jangan
beribadah dari pengertian itu.
Siapakah Anak
laki-laki itu? Jawabannya dapat kita temukan dari pernyataan ayat 5 ini, yaitu:
Yang
kedua: Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Hanya ada satu
cara untuk melepaskan dan merampas anak-anak TUHAN dari bumi ini yaitu doa
penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, lepas dari
daya tarik bumi, tidak ada cara lain. Seringan-ringannya benda, bila
dilemparkan ke atas tetap akan jatuh ke bawah. Hanya satu perkara yang lepas
dari daya tarik bumi itulah asap dupa kemenyan, doa penyembahan; penyerahan
diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Itu manusia rohani, bukan
lagi manusia daging yang berat dan tidak bisa terangkat.
Sudah sangat
jelas, mempelai perempuan TUHAN bagaikan himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah, dan seperti deru guruh yang hebat punya daya kuasa yang begitu
dahsyat, pengaruh yang besar, hebat dan sudah dibuktikan pada Wahyu 12:1-5. Ragu
dengan pemberitaan firman malam ini? Ragu dengan ayat firman yang kita baca? Tidak.
TUHAN ceritakan tentang ketetapan Firman TUHAN yang harus kita hargai. Ingat; kehidupan
yang diakui sebagai anak menerima ajaran.
Lebih
dalam kita melihat tentang KEDAHSYATAN dan PENGARUH YANG BESAR DARI MEMPELAI
PEREMPUAN TUHAN.
Wahyu
12:6,13-14
(12:6)
Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat
baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus
enam puluh hari lamanya. (12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia
telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak
laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap
dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang
gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu
masa dan dua masa dan setengah masa.
Naga
itu memburu mempelai perempuan TUHAN yang melahirkan Anak laki-laki itu, tetapi
kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar,
tujuannya ialah supaya ia diasingkan di padang belantara selama 3.5 (tiga setengah)
tahun -- selama satu masa tambah dua masa tambah setengah masa, atau selama 42
(empat puluh dua) bulan, atau selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari
--, berarti; lepas dari celaka yang besar.
Jadi,
sudah sangat jelas, bahwa; sayap burung nasar yang besar ada kaitannya dengan
sengsara besar, ada kaitannya dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib.
Tiadalah mungkin kita lepas dari pencobaan, kalau tidak ada sengsara salib
(kematian) Yesus Kristus; persis seperti Matius 24:28, Di mana ada
bangkai, di situ burung nazar berkerumun.
Kembali
saya sampaikan: Sayap burung nasar yang besar itu kaitannya adalah sengsara
salib (kematian Yesus Kristus), sehingga bisa melewati pencobaan. Itulah yang
diajarkan oleh Rasul Paulus dan Barnabas di Antiokhia pada Kisah Para Rasul 14, supaya bertekun dalam iman, sama artinya;
supaya sidang jemaat memiliki ketabahan. Ini adalah modal besar untuk
menghadapi celaka besar ini.
Tetapi
ingat; kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar;
jadi, upah jerih payah itu ada. Jangan saudara berpikir upah jerih payah, upah
dari sengsara salib, aniaya karena Firman itu tidak ada. Sia-sialah kita
mengikuti TUHAN kalau tidak ada upah
Jika
tidak ada jerih payah, maka tidak ada upah; oleh sebab itu, jangan sampai kita
mengikuti TUHAN namun tidak ada upah, berarti harus ada jerih payah. Saya kira,
hal ini gamblang dan jelas untuk kita pahami (mengerti), namun perasaan manusia
daging ini yang membuat kita menjadi bodoh. Sejatinya, TUHAN mau selamatkan
kita semua.
Lebih
jauh kita melihat betapa mempelai perempuan itu dahsyat, besar dan hebat
pengaruhnya.
Wahyu
12:15-16
(12:15) Lalu
ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai,
ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. (12:16) Tetapi bumi datang menolong
perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan
naga itu dari mulutnya.
Tadi
mempelai perempuan TUHAN sudah diasingkan ke padang belantara oleh sayap burung
nasar yang besar -- sebagai upah jerih payah --, bukan?
Tetapi
lihatlah; ular naga merah padam tidak tinggal diam, tidak mau menyerah begitu
saja. Selanjutnya, di sini kita melihat, ia pun menyemburkan air sebesar sungai
dari mulutnya, tujuannya adalah supaya mempelai perempuan TUHAN dihanyutkan
oleh sungai itu. Tetapi lihatlah; bumi
datang menolong mempelai perempuan TUHAN, bumi membuka mulut-Nya dan menelan
sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
Pertolongan
TUHAN tepat pada waktu-Nya untuk menolong gereja TUHAN yang sempurna, menolong
sidang mempelai TUHAN; bumi datang menolong dan membuka mulutnya dan menelan air
sebesar sungai yang disemburkan oleh ular naga merah padam.
Sejenak
kita membaca Kejadian 2.
Kejadian
2:6
(2:6)
tetapi
ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi
itu --
Di
sini kita melihat: Ada kabut naik ke atas dari bumi, itu adalah
doa penyembahan, itulah yang menolong kita.
Jadi,
tabiat Allah yang paling hebat adalah kasih Allah, wujudnya adalah doa
penyembahan. Oleh sebab itu, jangan ragu menyerahkan diri kepada Allah dengan
tabiat Allah Trinitas yang luar biasa, yang memuncak sampai kepada kasih yang
luar biasa, di mana wujudnya adalah doa penyembahan (asap/kabut). Puncak dari
tabiat Allah Trinitas adalah kasih, itulah doa penyembahan, itulah yang
menolong kita semua.
Lihat,
betapa besar sekarang air yang disemburkan oleh mulut naga, tidak
tanggung-tanggung bahkan sebesar sungai. Pemberitaan yang palsu sekarang
pengaruhnya besar untuk menyeret, sama seperti air yang keluar dari mulut naga
untuk menghanyutkan sidang mempelai TUHAN; tetapi kalau kehidupan kita sampai kepada
tabiat Allah yang berada pada puncaknya, itulah kasih -- wujudnya adalah doa
penyembahan --, maka itulah yang akan secepatnya menolong kehidupan kita
masing-masing.
Jadi,
cita-cita hidup rohani gereja TUHAN itu bekerja sama dengan rencana TUHAN. Atau
sebaliknya, rencana-rencana yang dibuat TUHAN sudah harus menjadi cita-cita
hidup rohani gereja TUHAN.
Jangan
buat cita-citamu seperti filsafat dunia, itu tidak cocok. Apa cita-cita
filsafat dunia? “Raihlah cita-citamu setinggi langit” Sepintas, hal ini
memang bagus, tetapi belum sempurna untuk memperoleh keselamatan. Jadi, ilmiah
dengan rohani tidak dapat bersatu.
Kalau
ada hamba TUHAN yang bertentangan dengan apa yang saya sampaikan, mohon maaf;
tetapi itu menurut pengertian kami.
Kembali
saya sampaikan: Bumi datang menolong perempuan itu, membuka mulutnya, dan
menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya, itulah doa penyembahan.
Puncak dari tabiat Allah Trinitas ialah kasih, wujudnya adalah doa penyembahan
(asap dupa kemenyan). TUHAN sudah memfasilitasi kita; tabiat-Nya sudah
memfasilitasi kita.
Pengertian
ini harus mendarah daging; jangan hanya sebatas ilmu pengetahuan, lalu cuap-cuap manusia di luaran sana.
Kidung
Agung 8:6
(8:6) --
Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena
cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya
adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
Inilah
cita-cita mempelai perempuan TUHAN: Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu,
seperti meterai yang melekat di lengan (dua tangan) TUHAN, dan itu merupakan
pertanda, bahwa:
-
Cinta kuat seperti maut. Cinta
dari mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki kuat seperti maut.
-
Kegairahan gigih seperti dunia orang mati.
-
Nyalanya adalah nyala api, seperti nyala
api TUHAN.
Inilah
cinta dari mempelai perempuan TUHAN; mendambakan menjadi suatu kehidupan yang
dimeteraikan di hati TUHAN dan di dua tangan TUHAN, yang rindu untuk menjadi
milik TUHAN, yang rindu untuk menjadi jantung hati TUHAN, dengan 3 (tiga)
tanda:
1. Cintanya
mempelai perempuan kuat seperti maut. Sampai ke dunia maut pun, ia rela,
asalkan tidak terpisah cintanya dari TUHAN.
2. Kegairahan
dari mempelai perempuan TUHAN itu gigih, seperti dunia orang mati.
3. Kemudian,
nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN.
Mari
kita lihat NYALA API TUHAN, yang sebelumnya kita sudah pelajari dalam Ibadah
Raya Minggu; ketika Elia berdoa, turunlah api TUHAN. Potongan daging lembu sapi
di atas korban bakaran itu dibakar habis oleh api TUHAN; baik kayu api, tanah
dan batu, termasuk parit di sekeliling mezbah yang diisi full dengan air,
semuanya habis dijilat oleh api TUHAN yang tidak terpadamkan.
Nyala
api TUHAN tidak terpadamkan, itulah yang bergelora di dalam diri mempelai
perempuan, di mana cintanya bagaikan nyala api TUHAN. Kiranya pengikutan kita
juga seperti itu.
Kidung
Agung 8:7
(8:7) Air
yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti
akan dihina.
Sehingga,
lihat; air yang banyak sebesar sungai yang disemburkan ular naga merah padam
tidak dapat menghanyutkan cinta dari mempelai perempuan TUHAN.
Bagaimana
dengan cinta kita kepada TUHAN? Jangan sampai kita tergoda oleh karena harta, kekayaan,
uang, laki-laki tergoda oleh karena perempuan yang tidak kenal TUHAN, yang
tidak mengenal penggembalaan, atau sebaliknya, perempuan tergoda dengan
laki-laki yang tidak mengenal penggembalaan.
Sejauh
mana cinta mu kepada TUHAN? Lebih besar cintamu kepada tabiat daging saudaramu
atau kepada TUHAN? Jika cintamu lebih kuat kepada tabiat daging, maka kehidupan
semacam ini akan dihanyutkan oleh air sebesar sungai yang disemburkan oleh
mulut naga. Saya tidak main-main dalam mengatakan hal ini. Kalau hari ini saja
engkau bisa diseret oleh tabiat daging, lalu bagaimana dengan air sebesar
sungai yang lebih dahsyat lagi?
Tetapi
kalau cinta kita sudah membara seperti nyala api TUHAN, lihatlah; air yang
banyak (sebesar sungai) tidak dapat menghanyutkan cintanya mempelai TUHAN.
Kemudian,
di sini dikatakan: Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sungai
apapun, air yang sebanyak apapun tidak dapat menghanyutkan cintanya. Bahkan
bila ada seorang laki-laki lain, selain Mempelai Laki-Laki Sorga, memberikan
segala harta benda kekayaan yang ada di dalam rumahnya hanya untuk mendapat cinta
mempelai perempuan, namun laki-laki lain itu akan dihina oleh mempelai
perempuan. Namun hal ini terjadi bukan dalam arti “benci”, melainkan nilai dari
harta kekayaan itu kecil bagi mempelai perempuan, sebab terlalu besarlah
cintanya kepada TUHAN.
Cinta
dari mempelai TUHAN kepada TUHAN teramat besar dan kuat, dari pada hanya karena
uang, harta, kekayaan, apapun, sebab itu semua terlalu kecil bagi mempelai
perempuan TUHAN. Ukurlah hidup rohani mu dengan Firman ini, jangan ukur dengan
pengertian manusia daging, apalagi filsafat manusia, sebab hal itu tidak
selamanya berguna.
Singkat
kata: Wahyu 19:6 sudah sangat terbukti bahwasanya mempelai perempuan
TUHAN sangat besar, mempunyai pengaruh yang besar, sebab mempelai perempuan
TUHAN itu mempunyai daya dan pengaruh yang sangat kuat dan hebat. Mempelai
perempuan TUHAN pasti menang, sebab Yesus tampil sebagai Pembela.
Kita
kembali untuk membaca Wahyu 19.
Wahyu
19:9
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Lalu
ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah …” Jadi, apa yang
dilihat oleh Rasul Yohanes dari TUHAN dalam kesempatan penglihatan waktu dia
dibuang di pulau Patmos -- yang sekarang disebut negara Turki --, dia tulis
dalam kitab Wahyu. Jadi, Wahyu ini berbicara tentang akhir zaman, juga
berbicara tentang kedatangan TUHAN, juga berbicara tentang Kerajaan Sorga,
kerajaan kekal, kerajaan yang akan datang, dan itu sudah disampaikan kepada
kita semua.
Inilah
baiknya TUHAN kepada kita; TUHAN tidak tanggung-tanggung dalam mengasihi kita,
tetapi kitalah yang seringkali tanggung-tanggung, baik itu tanggung dalam
beribadah, tanggung dalam menjadi sidang jemaat, imam yang melayani pun
tanggung, kesucian pun tanggung, tetapi kasih Allah tidak tanggung-tanggung,
tidak kurang untuk menyelamatkan gereja TUHAN. Kurang apa baiknya TUHAN itu?
Padahal sebetulnya, kita sudah difasilitasi dengan tabiat Allah Trinitas; supaya
imam berkobar-kobar, sudah difasilitasi dengan tabiat dari Allah Roh Kudus; supaya
imam dapat mencintai (mengasihi) TUHAN lebih dari yang ada ini, sudah
difasilitasi dengan tabiat dari Allah Trinitas yang paling tertinggi, yaitu
kasih Allah; namun justru kita yang kurang-kurang. Tabiat dari Allah Trinitas
itu merupakan inventaris yang luar biasa yang harus kita manfaatkan dengan
baik.
Selanjutnya,
kita akan melihat: Apa yang harus dituliskan oleh Rasul Yohanes untuk gereja
TUHAN di hari-hari terakhir ini, selanjutnya disampaikan oleh malaikat sidang
jemaat -- itulah gembala sidang --, yaitu pemimpin rumah TUHAN? “Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba”, ini sajalah pokok
pembahasan yang paling penting.
Kemudian,
katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah." Berarti, ini adalah Firman Allah yang benar.
Apa
yang dilihat oleh Rasul Yohanes, itulah yang dituliskan untuk selanjutnya disampaikan
kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, isi pokoknya adalah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Jadi,
Pengajaran Pembangunan Tabernakel atau Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel
membawa kita (gereja TUHAN) masuk dalam pesta nikah Anak Domba, menjadi tubuh
Mempelai; inilah Firman yang benar. Sasaran ibadah di bumi ini adalah pesta
nikah Anak Domba; inilah pengertian Firman yang benar. Berbahagialah kehidupan
yang dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itulah Firman yang benar.
Kalau
ada Firman yang benar, berarti ada pemberitaan Firman Allah yang tidak benar,
yaitu:
-
Pemberitaan Firman yang ditambahkan.
-
Pemberitaan Firman yang dikurangkan.
Contoh
pemberitaan Firman yang DITAMBAHKAN.
Kita
akan memperhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Mengenai ajaran sesat”
1
Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika
aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak
engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu,
agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan
dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan
persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan
Allah dalam iman.
Sejenak
kita memperhatikan: Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah
Makedonia … Rasul Paulus hendak meneruskan perjalanannya ke wilayah Makedonia.
Jadi, Makedonia ini sudah menjadi pusat perhatian dari Rasul Paulus. Sekalipun
mereka miskin, namun limpah kasih karunia. Oleh sebab itu, mari kita belajar
untuk memberi dari kekurangan, supaya kita juga menjadi pusat perhatian dari
Yesus, Rasul yang kita akui.
Dari
pembacaan 1 Timotius 1:3-4 dapat kita perhatikan, bahwa: Rasul Paulus mendesak
Timotius supaya ia tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu agar
jangan mengajarkan ajaran lain, itulah pemberitaan Firman yang ditambahkan,
yakni menyampaikan satu dua ayat Firman, lalu ditambahkan dengan:
-
Cerita-cerita isapan jempol.
-
Dongeng nenek-nenek tua.
-
Silsilah-silsilah yang tiada
putus-putusnya yang terkait dengan filsafat-filsafat kosong.
Inilah
pemberitaan Firman yang ditambahkan.
Kemudian,
adapun dampak negatif pemberitaan Firman yang ditambahkan:
-
Menimbulkan persoalan.
-
Bukan tertib hidup keselamatan yang
diberikan Allah dalam iman.
Kita
ini diselamatkan oleh iman, tetapi kalau anak-anak TUHAN hidup di luar iman, maka
hidupnya pasti tidak tertib dan tidak selamat.
1
Timotius 1:5
(1:5) Tujuan
nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari
hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Tujuan
Timotius memberi nasihat kepada orang tertentu ialah:
-
Kasih yang timbul dari hati yang suci.
-
Kasih yang timbul dari hati nurani yang murni.
-
Kasih yang timbul dari iman yang tulus
ikhlas.
Sedangkan
pemberitaan Firman yang ditambahkan …
-
bukanlah kasih yang timbul dari hati yang
suci,
-
bukanlah kasih yang timbul dari hati
nurani yang murni,
-
bukanlah kasih yang timbul dari iman yang
tulus ikhlas.
Jadi,
pemberitaan Firman yang ditambahkan menghasilkan persoalan belaka, dan bukan
tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman; itulah dampak negatif
pemberitaan Firman yang ditambahkan. Hal ini harus kita perhatikan dengan
sungguh, jangan diabaikan.
1
Timotius 1:6
(1:6) Tetapi
ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang
sia-sia.
Tetapi
ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu, tidak sampai
kepada rencana Allah yang besar, dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia,
karena sudah disesatkan oleh pemberitaan Firman yang ditambahkan, sedangkan
pemberitaan Firman yang ditambahkan disebut juga perkataan sesat dan omongan
yang sia-sia.
Jadi,
pemberitaan Firman yang ditambahkan inilah yang menyesatkan hidup gereja TUHAN,
sehingga tidak sampai kepada tujuan hidup, tidak sampai kepada rencana Allah
yang besar supaya kita memiliki tanah sebagai milik pusaka, itulah Kerajaan Sorgawi.
Rasul
Paulus meminta supaya Timotius menasihati orang-orang tertentu di Efesus,
maksudnya ialah supaya penilik-penilik di Efesus ini menuntun sidang jemaat di
Efesus pada track, pada jalur yang benar, pada Firman yang benar yang
membawa kita masuk pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai,
menjadi milik kepunyaan Allah sendiri; itulah tujuan nasihat.
Contoh
pemberitaan Firman yang DIKURANGKAN.
Matius
7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi
palsu atau guru-guru palsu (pemimpin-pemimpin palsu) digambarkan seperti serigala
berbulu domba. Sebetulnya, nabi-nabi palsu itu adalah serigala, tetapi datang
menyamar di tengah-tengah sidang jemaat.
Mari
kita lihat pekerjaan dari serigala berbulu domba (nabi-nabi palsu) pada ayat 22-23.
Matius
7:22-23
(7:22) Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Di
sini kita melihat: Nabi-nabi palsu mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama
TUHAN:
1. Bernubuat.
2. Mengusir
Setan.
3. Mengadakan
banyak mujizat.
Tetapi
pada ayat 23 dikatakan, pada hari TUHAN, Ia berkata kepada nabi-nabi
palsu: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, kemudian dilanjutkan kembali
berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Nabi-nabi
palsu ini melakukan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN, tetapi mengapa
justru TUHAN berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, kemudian TUHAN
berkata kembali: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”,
mengapa TUHAN berkata demikian?
Tadinya
sudah berada di dalam Kerajaan Sorga, tetapi mengapa akhirnya diusir kembali dari
Kerajaan Sorga dan mereka dikatakan sebagai pembuat kejahatan, sementara mereka
sudah melakukan 3 (tiga) perbuatan ajaib?
Matius
7:21
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan
setiap orang yang berseru kepada TUHAN, bukan setiap orang yang melakukan 3
(tiga) perbuatan ajaib demi nama TUHAN, lalu dia layak untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan orang-orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yang
di sorga = menyangkal diri, memikul
salibnya, sehingga dengan demikian kehendak Allah terlaksana -- sesuai
dengan pengucapan Yesus yang terakhir setelah Dia menyerahkan nyawa-Nya, atau
setelah Dia minum cawan Allah --. Yesus harus meminum cawan Allah. Sesudah
Yesus meminum cawan Allah atau menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung, selanjutnya Yesus berkata: “Jadilah kehendak-Mu.”
Berarti,
inilah pemberitaan Firman yang dikurangkan; nabi-nabi palsu mengadakan
perbuatan ajaib, tetapi mengurangkan (mengabaikan) kehendak Allah Bapa,
mengabaikan sengsara salib. Inilah pemberitaan Firman yang tidak benar, sebagai
contoh pemberitaan Firman yang dikurangkan.
Jadi,
untuk yang kesekian kali saya sampaikan: Patutlah kita mengucap syukur kepada
TUHAN, karena kita ini berada di jalur yang tepat, karena kita digembalakan,
dipimpin, dituntun oleh hikmat akal budi kebijaksanaan lewat pengertian yang
datang dari pembukaan rahasia Firman oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
Kembali
saya sampaikan: Kalau ada pemberitaan Firman yang benar, berarti ada
pemberitaan Firman yang tidak benar, bukan? Kita sudah melihat pemberitaan
Firman yang tidak benar, itulah pemberitaan Firman yang ditambahkan dan
pemberitaan Firman yang dikurangkan.
-
Pemberitaan Firman yang ditambahkan, misalnya; seorang hamba
TUHAN menyampaikan satu atau dua ayat Firman, lalu supaya terlihat hebat dan
menarik, akhirnya ditambahkanlah cerita-cerita isapan jempol, ditambahkanlah
dongeng nenek-nenek tua, ditambahkanlah takhayul-takhayul atau
filsafat-filsafat kosong.
-
Sedangkan pemberitaan Firman yang dikurangkan ialah sibuk mengadakan
mujizat kesembuhan, tetapi salib diabaikan, salib dikurangkan.
Itulah
Firman yang tidak benar.
Kita
kembali untuk membaca Wahyu 19, untuk lanjut kita melihat bahwa mempelai
perempuan itu seperti himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, yang memiliki pengaruh yang besar, dahsyat, kuat
dan hebat.
Wahyu
19:10
(19:10) Maka
tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata
kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan
engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!
Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Di
sini kita perhatikan: Sembahlah Allah! Berarti, jangan sembah berhala,
jangan sembah keinginanmu yang kuat itu, jangan sembah kebenaran diri sendiri,
jangan sembah kekerasan di hati, jangan sembah uang, jangan sembah harta, kekayaan,
termasuk gelar tinggi; tetapi sembahlah Allah.
Seperti
apapun hebatnya seorang hamba TUHAN, tetaplah sembah Allah; oleh sebab itu,
biarlah 2 tangan Tuhan menarik kita untuk mendekat kepada Dia.
Kemudian, di sini
dikatakan: Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Artinya, segala
sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, semuanya pasti tergenapi. Apa yang
sudah dinubuatkan oleh Firman para nabi harus tergenapi; Yesus adalah Firman
kebenaran; semua kesaksian-Nya pasti tergenapi. Kembali saya tandaskan: kesaksian
Yesus adalah roh nubuat, dan pasti tergenapi.
Jadi, kita sudah
melihat Wahyu 19 pada perikop yang kedua, yaitu tentang “perjamuan kawin
Anak Domba”, dimulai dari ayat 6-10; betapa mempelai perempuan itu
dahsyat.
Sekarang, kita
akan kembali kepada “benang merah”,
yaitu tentang tanah Elimelekh yang dijual oleh Naomi sebagai milik pusaka yang
harus ditebus oleh Boas, dan sekaligus menebus Rut, perempuan Moab itu. Kita
perhatikan Ibrani 11.
Ibrani 11:10
(11:10) Sebab
ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun
oleh Allah.
Sebab
ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar … Pada ayat ini,
kita sudah melihat kota kudus, Yerusalem sorgawi yang mempunyai dasar -- yang
telah diuraikan di atas --.
-
Dasar ibadah adalah kasih.
-
Dasar nikah, hubungan antara tubuh dengan
Kepala -- disebut hubungan intim -- adalah kasih juga.
Jangan
coba-coba datang beribadah tanpa kasih. Jangan coba-coba seorang imam melayani
tanpa kasih, sebab itu adalah kemunafikan.
Kemudian,
di sini dikatakan: Kota itu telah direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Berarti, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan kekuatannya, kemampuannya,
hartanya, kekayaannya, uangnya, dan dengan predikat yang dia peroleh dari dalam
dunia ini, sebab kota itu jelas direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Rencana
manusia bukanlah rencana Allah, tetapi rencana Allah harus menjadi rencana manusia.
Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan kekuatan, kemampuan,
pengertian, uang, harta, kekayaan yang kita punya, termasuk gelar yang kita
punya, karena TUHAN yang membangun kota Yerusalem baru.
Terwujudnya
pembangunan tubuh Kristus adalah karena Yesus Kristus telah mati di atas kayu
salib. Sementara dua penjahat yang di sebelah kiri dan kanan Yesus masih hidup,
itu sebabnya prajurit (tentara) Romawi harus mematah-matahkan kaki mereka,
supaya secepatnya mati, karena terkait dengan persiapan mengenai Sabat (hari
perhentian); oleh sebab itu, cepat-cepat mati, supaya kita cepat-cepat masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus, mengingat persiapan hari ketujuh. Hari ketujuh
adalah sabatnya TUHAN Yesus, bukan sabatnya manusia, bukan sabatnya Yahudi;
oleh sebab itu, sudah secepatnya kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus,
sebab inilah pekerjaan Allah yang besar.
Ibrani
11:11
(11:11) Karena
iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak
cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan
janji itu setia.
Karena iman,
Abraham dan Sara, isterinya itu, beroleh kekuatan yang ajaib untuk menurunkan
anak cucunya, sehingga kita semua -- baik kafir, maupun Israel -- hidup dari
iman Abraham. Anak cucu Abraham harus hidup dari iman Abraham, supaya kita
memperoleh tanah air sorgawi sebagai milik pusaka abadi, sebab kita mempunyai
kekuatan yang luar biasa dari iman. Dan dia sangat yakin, bahwa semua janji
TUHAN itu tergenapi, karena TUHAN itu setia. Jangan berharap kepada yang tidak
setia.
Ibrani
11:12
(11:12) Itulah
sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk,
terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir
di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
-
Dari seorang yang mati pucuk (lemah sawat),
itulah Abraham,
-
kemudian dari seorang yang rahimnya sudah
tertutup, itulah Sara,
terpancar
keturunan besar, karena iman.
Adapun
keturunan Abraham digambarkan seperti:
-
Bintang
di langit
à
Kehidupan yang diurapi.
-
Pasir
di tepi laut à Kehidupan yang begitu hina dan rapuh.
Jadi,
nanti ada yang ditinggikan dan ada juga yang dibinasakan, tidak semua selamat, bahkan
terlalu sedikit yang selamat. Sedangkan yang ditinggikan saja, itulah
bintang-bintang, sepertiganya diseret oleh ekor naga (nabi palsu).
Ibrani
11:13
(11:13) Dalam
iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak
memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya
dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang
asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang
berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah
air.
Lihatlah,
mereka semua itu telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, tetapi lihatlah; dari jauh mereka melihat dan melambai-lambai
dan mencoba meraih, dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang
di bumi ini.
Sebab
mereka yang berkata demikian menyatakan … Apa yang dikatakan
oleh keturunan dari pada Abraham, anak cucunya yang sudah mati tetapi tidak
mendapat janji apa-apa di bumi ini? Bahwa mereka dengan rindu mencari suatu
tanah air … Mereka rindu mencari suatu tanah air sorgawi untuk selanjutnya dijadikan
sebagai milik pusaka. Di bumi ini kita tidak mendapat apa-apa dari segala
sesuatu yang dijanjikan oleh dunia ini, sebab dunia ini akan berlalu. Inilah
suatu kehidupan yang rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusaka.
Sekali
lagi saya sampaikan: Orang-orang yang merindukan tanah air sorgawi sebagai
milik pusaka yang abadi merasa bahwa mereka adalah orang asing di bumi dan pendatang
di bumi, tidak betah di bumi ini, tidak menikmati bumi ini sekalipun bumi ini
menyuguhkan kerajaan dan kemegahannya.
Bagaimana
dengan kita? Baru gaji terlambat saja, namun sudah cembetut, padahal ia adalah
imam pendamaian. Sekalipun tidak punya apa-apa, tidak usah cabe keriting. Lihatlah
orang yang rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusakanya; ingin melambai,
ingin meraih, sebab ia tidak betah di bumi ini. Walaupun bumi ini menyuguhkan
kerajaannya dan kemegahannya, namun ia tidak terlena, ia tidak betah di bumi
ini. Baru gaji datang terlambat, namun sudah cembetut. Apa tugasmu sebagai
imam, bukankah sebagai pendamaian, bukankah sebagai contoh teladan? Lalu,
mengapa kita justru merusak suasana sorga di tengah ibadah? Mengapa kesusahan
dunia kita bawa di dalam sorga? Orang yang rindu tanah air sorgawi tidak
tertarik dengan dunia.
Ibrani
11:15
(11:15) Dan
kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah
mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke
situ.
Sesungguhnya,
ada kesempatan bagi mereka untuk kembali ke tanah asal, karena kerajaan dunia
dan kemegahannya itu telah dijanjikan, tetapi ia tidak tertarik, tidak terlena;
sekalipun ada kesempatan, namun ia tidak mau. Tetapi yang bodoh ialah tidak ada
kesempatan, namun justru dicari-cari kesempatan untuk kembali ke sana.
Tetapi
di sini kita perhatikan: Sekalipun ada kesempatan, orang yang rindu tanah air
sorgawi tidak mau kembali ke sana. Biarlah masing-masing kita mengukur tingkat
kerohanian kita dari Firman, jangan dari pengertianmu; dan kalau Firman itu
benar, jangan marah-marah.
Yang
rindu tanah air sorgawi, tidak terlena dengan bumi ini, baik kerajaan dan
kemegahannya, namun dia tidak tertarik oleh kembali ke tanah asal.
Ibrani
11:16
(11:16) Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi,
itulah Yerusalem yang baru, kota yang kudus, yang turun dari sorga, dari Allah,
berhias bagaikan pengantin perempuan, yang berdandan untuk suaminya. Inilah
cita-cita rohani kita untuk menjadi Yerusalem yang baru, mempelai perempuan
TUHAN, yaitu tanah air sorgawi, sebagai milik pusaka yang abadi.
Oleh
sebab itu, ayo, dalam pengikutan ini, tidak usah kita terlalu ngoyo dengan
hal-hal yang lahiriah, tidak usah terlalu ngotot dengan hal-hal yang
lahiriah, tetapi biarlah kita ngotot dengan tanah air sorgawi sebagai
milik pusaka yang abadi; itulah yang dikerjakan oleh Boas rohani, TUHAN Yesus
Kristus.
Rut
4:5
(4:5) Tetapi
kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau
memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan
nama orang itu di atas milik pusakanya.
Boas
berkata kepada penebus itu: Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan
Naomi -- milik pusaka Elimelekh --, engkau memperoleh Rut juga, perempuan
Moab, isteri (Mahlon) orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama
orang itu di atas milik pusakanya.
Tanah
Elimelekh sebagai milik pusaka mereka itu harus ditebus, satu paket dengan menebus
Rut. Tujuannya ialah untuk menegakkan nama Mahlon, anak dari Elimelekh, di atas
tanah milik pusakanya. Jadi, silsilah dari Elimelekh -- itulah Mahlon, kemudian
anak yang dilahirkan oleh Rut -- tidak boleh terputus, sampai kita nanti mempunyai
milik pusaka abadi, tanah air sorgawi.
Inilah
rencana Boas rohani; begitu indah sebetulnya, tetapi mengapa kita merasa bahwa
ibadah ini terlalu berat? Padahal TUHAN sedang membuat suatu rencana indah di
tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya silsilah kita jangan terputus, sampai
akhirnya memiliki tanah air sorgawi sebagai milik pusaka abadi. Itulah maksud
mulia, rencana Allah yang mulia dalam kehidupan kita masing-masing.
Kita
perhatikan Rut 4:18-22, dengan perikop: “Silsilah Daud”
Rut
4:18-22
(4:18) Inilah
keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (4:19) Hezron memperanakkan
Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (4:20) Aminadab memperanakkan Nahason,
Nahason memperanakkan Salmon, (4:21) Salmon memperanakkan Boas,
Boas memperanakkan Obed, (4:22) Obed memperanakkan Isai dan Isai
memperanakkan Daud.
Perhatikan:
Boas memperanakkan Obed, Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.
Akhirnya, keturunan itu sampai kepada Daud. Yesus adalah Tunas Daud; Dialah
milik pusaka kita yang abadi. Jadi, silsilah itu tidak boleh putus; itu
sebabnya, TUHAN Yesus sedang bekerja, sampai hari ini tidak berhenti
mengerjakan penebusan dan pendamaian, sebab darah Yesus itu aktif bekerja. Oleh sebab itu, jangan jadi pemalas.
Silsilah
Daud, dimulai dari:
1. Peres
adalah ayah Hezron.
2. Hezron
adalah ayah Ram.
3. Ram adalah
ayah Aminadab.
4. Aminadab
adalah ayah Nahason.
5. Nahason
adalah ayah Salmon.
6. Salmon adalah
ayah Boas -- yang pada akhirnya menjadi suami Rut --.
7. Boas adalah
ayah Obed.
8. Obed
adalah ayah Isai.
9. Isai
adalah ayah Daud.
Jadi,
silsilah ini sampai kepada Tunas Daud, TUHAN Yesus Kristus; Dialah milik pusaka
kita, Dialah tanah air sorgawi kita, Dialah Tabernakel sejati, sesuai dengan
Ibrani 9 dan 10. Inilah silsilah yang diteruskan sampai kepada tanah air sorgawi,
milik pusaka abadi; Yesus Kristus, Tunas Daud. Jangan sampai kita tidak
percaya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment