IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 28 OKTOBER 2021
KITAB RUT PASAL
4
(Seri: 10)
Subtema:
KERAJAAN YANG TIDAK
TERGONCANGKAN SEBAGAI MILIK PUSAKA
Selamat
malam bagi kita semua. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di
hati kita masing-masing pribadi lepas pribadi, dan kita pun sejahtera dalam
menikmati sabda Allah yang disampaikan malam ini.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat
ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita mohon kemurahan TUHAN supaya kiranya TUHAN oleh pembukaan firman yang
dinyatakan betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Maka, sidang jemaat TUHAN yang di
Bandung, di Malaysia, juga yang mengikuti ibadah lewat online agar
mempersiapkan roti dan anggur supaya nanti bersama-sama kita boleh menikmati
tubuh dan darah Yesus Kristus; itu tandanya saudara digembalakan dengan
sungguh-sungguh.
Kita
segera sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci, di dalam Rut 4, dengan perikop: “Rut
menjadi isteri Boas.”
Rut
4:1-6
(4:1)
Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus
yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah
dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh
orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di
sini." Maka duduklah mereka. (4:3)
Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita
Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu
kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang
yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau
menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah
kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali
engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan
menebusnya." (4:5) Tetapi kata
Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau
memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu,
untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu:
"Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan
milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku
tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
Boaslah
yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati; sebab penebusan
atas tanah milik pusaka Elimelekh, pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Tetapi
di dalam hal penebusan atas tanah Elimelekh, Boas juga turut memperoleh Rut,
menantu Naomi yang sudah menjadi janda.
Pertanyaannya:
MENGAPA RUT TURUT UNTUK DITEBUS?
Rut
4:5
(4:5)
Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi,
engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu,
untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
Rut
turut ditebus oleh Boas dengan maksud untuk menegakkan nama Mahlon di atas
tanah milik pusakanya. Berarti, oleh penebusan yang dikerjakan Boas, maka
silsilah Elimelekh dan Mahlon tidak terputus.
Mahlon
adalah suami Rut, perempuan Moab. Mahlon adalah anak sulung yang dilahirkan
Naomi bagi Elimelekh, suaminya yang sudah mati itu.
Dengan
demikian, janji Firman Allah tergenapi, yakni kehidupan yang hina, dina, papah,
serta kehidupan yang masih banyak ditandai dengan kelemahan-kelemahan mendapat
kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusakanya sampai
selama-lamanya. Ini adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita secara khusus bangsa
kafir.
Terkait
dengan “tanah yang menjadi milik pusaka”,
mari kita baca ayat 6.
Rut
4:6
(4:6)
Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat
menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku
mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat
menebusnya."
Penebus
pertama tidak siap untuk menebus tanah Elimelekh serta Rut, perempuan Moab itu.
Alasannya adalah penebus pertama itu tidak mau merusakkan milik pusakanya
sendiri, dengan kata lain; penebus pertama itu sangat menghormati milik
pusakanya sendiri.
Tanah
air Sorgawi sebagai milik pusaka jauh lebih berharga dan jauh lebih mulia dari
segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini, sebagaimana halnya dengan Nabot;
dia rela mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan tanah warisan nenek moyang
yang menjadi milik pusakanya untuk selama-lamanya.
Mari
kita kembali melihat kisah Nabot di dalam 1
Raja-Raja 21, dengan perikop: “Kebun
anggur Nabot”
1
Raja-Raja 21:1-3
(21:1)
Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun
anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. (21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot:
"Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun
sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun
anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau
lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." (21:3) Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya
TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku
kepadamu!"
Nabot,
orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, dan kedudukannya persis di
samping istana Ahab, raja Israel yang di Samaria.
Di
sisi lain Ahab pun menginginkan kebun anggur Nabot itu, sehingga secepatnya dia
memberi tawaran yang menggiurkan kepada Nabot, yaitu:
1.
Diganti dengan
kebun anggur yang lebih baik.
Hal ini berbicara tentang kedudukan yang berasal dari dunia, yang menjadi
bagian dari manusia duniawai; namun tentu saja hal ini tidak akan lebih baik,
tidak akan lebih manis, tidak akan lebih menarik dari kemuliaan dan keagungan
dari Kerajaan Sorgawi.
2.
Bayaran uang
dengan harga yang tinggi. Berarti, ditawarkan bayaran uang dengan harga yang
sangat fantastis.
Bagaimana
dengan saya dan saudara? Selama kita hidup di dunia dalam menjalankan roda
kerohanian ini, apabila ada tawaran yang fantastis dan menggiurkan dalam bentuk
gaji yang besar dan menggiurkan, apakah dengan tawaran itu kita akan
meninggalkan ibadah dan pelayanan ini? Tetapi perlu untuk diketahui, Nabot
tidak tergiur dengan tawaran-tawaran yang sangat luar biasa itu.
Kemudian,
untuk kedua tawaran tersebut Nabot berkata kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka
nenek moyangku kepadamu!"
Adapun
pernyataan Nabot kepada Ahab mengandung makna dua hal kepada kita:
-
Yang
pertama: Bagi Nabot, tanah air Sorgawi jauh lebih berharga dari kedua hal yang
ditawarkan oleh Ahab kepada Nabot.
-
Yang
kedua: Bagi Nabot, TUHAN Allah Israel jauh lebih mulia dari pada raja Ahab,
sebab TUHAN Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja; Dialah yang menjadi
milik pusaka kita sekaliannya.
Jadi,
ibadah dan pelayanan ini sudah seharusnya jauh lebih berharga dari
tawaran-tawaran dunia sekalipun tawaran itu memang sangat menggiurkan.
Kemudian, Tuhan Yesus Kristus sudah seharusnya lebih mulia dari segala-galanya
yang ada di atas muka bumi ini, lebih mulia dari raja dunia ini, sebab Yesus
Kristus adalah Raja di atas segala raja.
Lewat
peristiwa ini, ADA BANYAK HAL YANG HARUS KITA PELAJARI, yang akan kita
perhatikan dalam Ibrani 12.
Ibrani
12:22-24
(12:22)
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,
Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan
yang meriah, (12:23) dan kepada
jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah,
yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang
telah menjadi sempurna, (12:24) dan kepada
Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang
berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Malam
ini kita sudah datang menghadap TUHAN Allah lewati Ibadah Pendalaman Alkitab
yang disertai dengan perjamuan suci = Datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang
hidup disebut juga dengan Yerusalem sorgawi.
Datang
ke bumi Sion, ke kota Allah, Yerusalem sorgawi, sama artinya dengan:
YANG
PERTAMA: Datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.
Manakala
kita menghadapi banyak persoalan dan pergumulan di atas muka bumi ini, dan apabila
kita sudah dihimpit oleh banyaknya kesulitan yang membuat kita tidak tahu
bagaimana untuk mencari jalan keluarnya, maka sebaiknya kita harus datang ke
bukit Sion, kota Allah, Yerusalem Sorgawi.
Sebaiknya
kita memang harus berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, karena ibadah
dan pelayanan adalah suatu kumpulan yang meriah, sebab ketika kita datang
menghadap TUHAN dan berada di tengah pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN
percayakan, di situ ada jalan keluar bagi kita sekaliannya untuk kita dapat menghadapi
segala persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang menghimpit kehidupan
kita masing-masing, sehingga akhirnya ada sukacita dan kebahagiaan Sorgawi yang
kita rasakan.
YANG
KEDUA: Datang kepada jemaat anak-anak sulung.
Siapa
anak-anak sulung? Anak-anak sulung adalah suatu kehidupan yang namanya
terdaftar di Sorga, dengan lain kata; namanya tertulis dalam kita kehidupan
Anak Domba Allah yang disembelih.
Jadi,
perlu saya tegaskan: tidak mungkin nama seseorang tertulis dalam kitab
kehidupan Anak Domba, atau tidak mungkin nama seseorang terdaftar di sorga,
kalau dia tidak datang ke bukit Sion, kota Yerusalem sorgawi, kalau dia jauh
dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini, kalau dia tidak datang (tidak
berada) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
YANG
KETIGA: Datang kepada Allah yang menghakimi semua orang.
Kalimat
ini menunjukkan kepada kita, bahwasanya; orang yang datang ke bukit Sion, berada
di tengah ibadah dan pelayanan adalah orang yang tidak mau menghakimi sesamanya,
melainkan menyerahkan segala persoalannya kepada TUHAN, sebab Dialah hakim yang
berhak menghakimi semua orang.
Jadi,
sudah jelas: Orang yang beribadah adalah orang yang rendah hati dan mau
mengalah, karena dia mau menyerahkan segala persoalannya kepada TUHAN Allah
yang berhak menghakimi setiap orang.
YANG
KEEMPAT: Datang kepada roh-roh orang yang benar yang telah menjadi sempurna.
Manusia
terdiri dari tiga hal -- itulah yang disebut tritunggal manusia -- yaitu;
tubuh, jiwa dan roh. Sedangkan, motor pengerak dari setiap perkataan dan
perbuatan manusia adalah roh manusia itu sendiri. Maka, kalau kita ada di
tengah ibadah dan pelayanan maka roh kita ini dikuasai oleh roh-roh orang benar
sehingga baik perkataan maupun perbuatan tindakan kita semua menjadi benar.
YANG
KELIMA: Datang kepada Yesus, Dialah Pengantara perjanjian baru.
Pengantara,
berarti; Dialah Pribadi yang sudah mengadakan dan mengerjakan pendamaian
terhadap dosa manusia di atas kayu salib. Inilah keuntungan kalau berada di
tengah ibadah dan pelayanan, itulah bukit Sion, kota Allah, Yerusalem sorgawi --
atau tanah air Sorgawi yang dijanjikan kepada kita sebagai milik pusaka kita
untuk selama-lamanya --, yaitu mengalami pendamaian atas dosa. Tidak mungkin orang mau berdamai dengan Allah,
kalau dia tidak mau beribadah dan melayani kepada TUHAN; itu adalah sesuatu
yang mustahil.
Orang
dunia berkata: “Mengasihi tidak hanya
berada di dalam rumah TUHAN”, sekilas pengertian itu benar, tetapi setelah
dikaji dengan seksama dan dikaji dengan begitu dalam, maka dapatlah kita
mengerti, bahwa yang benar adalah kita semua harus datang ke bukit Sion, kota
Yerusalem Sorgawi, supaya kita semua mengalami pendamaian tehadap dosa dan kita
semua berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama. Ini adalah pelajaran
yang baik, terkait dengan peristiwa Nabot yang mempertahankan milik pusakanya
di hadapan Ahab, raja Israel yang di Samaria itu.
Sebagai
ayat pendukung dari “datang kepada Yesus,
Dialah Pengantara perjanjian baru”, maka kita akan membaca Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus adalah pengantara dari perjanjian
yang baru”
Ibrani
9:11-12
(9:11)
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang
akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak
termasuk ciptaan ini, --
Ia telah
melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat
oleh tangan manusia, berarti;
Yesus adalah Tabernakel sejati. Oleh sebab itu, ibadah pelayanan kita di bumi ini
harus selalu dikaitkan dengan Tabernakel, itu adalah pola dari Kerajaan
Sorgawi.
Kita
tidak perlu membuat Tabernakel dalam bentu fisik; dari benda-benda, kayu, emas
dan sebagainya, tetapi kita harus membuat Tabernakel yang rohani dan kita harus
belajar dari Tabernakel sejati itulah Yesus Kristus; itu sebabnya, ibadah ini
harus dihubungkan dengan Tabernakel sejati.
Ibrani
9:12
(9:12)
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi
dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan
yang kekal.
Untuk
mengerjakan pendamaian terhadap dosa, Yesus telah mencurahkan darah-Nya di atas
kayu salib untuk pengampunan dosa manusia.
-
Kalau
pengantara pada Perjanjian Lama: Seorang
imam besar Harun harus membawa darah domba jantan dan darah anak lembu.
Kemudian, dia mengadakan tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian dan
di depan peti perjanjian itu baik dengan darah lembu jantan maupun dengan domba
jantan.
-
Tetapi,
pengantara Perjanjian Baru: Pribadi
Yesus Kristus, Dia Imam Besar Agung; yang melayani, berdoa, dan yang sudah
mengerjakan pendamaian terhadap dosa manusia dengan darah-Nya sendiri,
Ibrani
9:13-14
(9:13)
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu
muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (9:14) betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah
sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Darah
Anak Domba, itulah darah yang tidak bercacat, yang berkuasa untuk menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga dengan
demikian kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Tanda
bahwa hati nurani telah disucikan oleh darah Anak Domba adalah kita dapat
beribadah kepada TUHAN. Kalau hati nurani seseorang belum disucikan, maka dia
tidak pernah bisa menghargai ibadah dan pelayanan.
Ibrani
9:15
(9:15) Karena
itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya
mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab
Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama.
Yesus
adalah pengantara perjanjian baru, sebab Dia telah mempersembahkan darah-Nya
sendiri, bukan darah anak domba, bukan darah lembu jantan muda, tetapi Dia
telah menumpahkan darah-Nya di atas kayu salib, sehingga kehidupan yang
terpanggil menerima bagian kekal, yaitu tanah air Sorgawi yang dijanjikan itu,
sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Kalau
kita renungkan; sesungguhnya, kebaikan TUHAN Yesus ini tiada taranya dan kasih-Nya
tiada batasnya.
YANG
KEENAM: Datang kepada darah pemercikan.
Imamat
16:14-15
(16:14)
Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya
dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup
pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh
kali. (16:15) Lalu ia harus menyembelih
domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu
dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya
dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia
harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup
pendamaian itu.
Singkat
kata: Terjadi tujuh kali percikan darah di atas Tutup Pendamaian dan tujuh kali
percikan darah di depan Tabut Perjanjian, baik dengan darah lembu jantan maupun
dengan darah domba jantan.
-
Tujuh kali
percikan darah di atas Tutup Pendamaian, artinya: Sengsara yang dialami Yesus
Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga bagi sidang jemaat-Nya sebagai mempelai
perempuan-Nya.
-
Tujuh kali
percikan darah di muka peti, artinya: Sengsara sebagai penyucian yang dialami
oleh gereja TUHAN untuk mencapai kesempurnaan sebagai mempelai wanita TUHAN.
Intinya:
Tujuh kali percikan darah, baik yang di atas Tutup Pendamaian maupun yang di
depan Tabut Perjanjian, itu berbicara soal sengsara tanpa dosa. Tujuannya
adalah supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaannya. Ini adalah jalan
satu-satunya supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaan, dan ini adalah penyucian
terakhir.
-
Darah
Anak Domba sudah menyucikan kita supaya kita bertobat,
-
selanjutnya
mengalami penyucian oleh baptisan air,
-
lanjut
disucikan kembali oleh Firman Allah,
-
dan
penyucian terakhir adalah tujuh kali percikan darah baik di atas tutup pendamaian
maupun di depan Tabut Perjanjian.
Inilah
penyucian supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaannya.
Beberapa
waktu lalu saya pernah memperhatikan handphone
seseorang, tetapi tiba-tiba dia semprot saya dengan kata-kata pedas; dari
situ saya tahu bahwa dia tidak suka disucikan. Itu baru penyucian, tetapi belum
penyucian terakhir, sebab penyucian terakhir adalah tujuh kali percikan darah,
itulah sengsara tanpa dosa.
Bagaimana
dengan kita dalam melayani TUHAN? Apakah masih tetap membawa hati masing-masing
atau sudah menyerahkan hati ini kepada TUHAN untuk secepatnya dibentuk oleh
TUHAN? Ini adalah pertanyaan besar.
Ketika
Firman TUHAN datang untuk menyucikan, namun kita justru marah-marah, bagaimana
mungkin orang semacam ini bisa mencapai kepada kesempurnaan? Karena untuk
mencapai kesempurnaan, seseorang harus mengalami sengsara tanpa dosa, itulah
tujuh kali percikan darah. Oleh sebab itu, mulai sekarang bijaksanalah untuk
menjalankan hidup rohani di hadapan TUHAN, dengan mengalami (menerima) tujuh
kali percikan darah, itulah sengsara tanpa dosa, tujuannya supaya mengalami
penyucian untuk mencapai kesempurnaan.
Kita
kembali untuk membaca Ibrani 12.
Ibrani
12:25
(12:25) Jagalah
supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang
menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita,
jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
Jagalah supaya
kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Jagalah supaya kita jangan
menolak Allah, yang berfirman dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita
sekaliannya. Jangan tolak Firman Allah yang disampaikan dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah, sebab firman itu adalah Allah sendiri.
Sebab jikalau
mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput,
apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Jika bangsa
Israel tidak luput dari hukuman karena menolak Firman Allah pada waktu itu,
terlebih-lebih masa sekarang ini. Berarti, kalau kita menolak Firman TUHAN,
maka kita juga tidak luput dari penghukuman kekal, yaitu kebinasaan.
Kita
datang beribadah bukan saja memuji TUHAN dengan bernyanyi dan bertepuk tangan, tetapi
juga memuji TUHAN dengan cara mendengar firman. Kalau bangsa Israel tidak luput
dari hukuman karena mereka menolak Firman Allah selama empat puluh tahun di
padang gurun, terlebih-lebih untuk masa sekarang ini juga tidak luput dari masa
kebinasaan. Jadi, jangan berpikir bahwa TUHAN tidak akan membalaskan dan
menghukum orang yang menolak dan tidak menghargai firman.
Oleh
sebab itu, sungguh-sungguh perhatikan Firman TUHAN; jangan pura-pura datang
beribadah, tidak ada artinya. Kalau bangsa Israel tidak luput dari hukuman
karena mereka menolak firman yang turun dari Sorga, lebih-lebih masa sekarang,
karena perjalanan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun itu
gambaran dan bayangan dari perjalanan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir
ini yang juga harus dengar firman TUHAN, tidak boleh ditolak.
Ibrani
12:26-27
(12:26)
Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji:
"Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan
langit juga." (12:27)
Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang
dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak
tergoncangkan.
Waktu itu
suara-Nya menggoncangkan bumi … Waktu TUHAN turun di atas gunung Sinai
dan berfirman kepada bangsa Israel, waktu itu suara-Nya sangat menggoncang bumi
sampai jiwa mereka juga terguncang. Tetapi, sekarang, Allah berfirman kepada
kita, tujuannya untuk memberikan firman janji, yaitu Kerajaan Sorga, itulah
kerajaan yang tidak tergoncang sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Itu sebabnya, peristiwa antara Nabot dengan Ahab ada kaitannya dengan Ibrani 12:22-26.
Singkat
kata: Allah menjanjikan tanah air Sorgawi, yakni kerajaan yang tak
tergoncangkan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Jadi,
mulai dari sekarang, sudah seharusnya kita mengucap syukur dan berterimakasih
kepada Dia, karena kita ini adalah kehidupan yang terpanggil untuk datang
menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, dan itu adalah
kemurahan hati TUHAN bagi kita sekaliannya, bagaikan kita datang ke gunung
Sion, kota Allah Yerusalem sorgawi.
Jika
kita berada di tengah ibadah dan pelayanan, sama artinya berada di pra Kerajaan
Sorga. Berarti, mutlak kita harus datang kepada Dia; datang ke bukit Sion, kota
Allah Yerusalem Sorgawi = Mutlak harus datang beribadah. Ibadah adalah pra
kerajaan Sorga, asal kita setia untuk tekun menantikan Dia.
Oleh
sebab itu, masing-masing kita harus mempertahankan tanah warisan nenek moyang
sebagai milik pusaka kita masing-masing.
Kemudian,
di sini dikatakan: Tetapi sekarang Ia
memberikan janji, yaitu kerajaan yang tak tergoncangkan, itulah yang
menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Jadi, kita mutlak harus datang
menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Hanya
orang yang bodoh dan orang yang tidak mengerti rencana TUHAN yang berani
meninggalkan ibadah dan pelayanan demi perkara lahiriah, padahal TUHAN datang
ke dunia ini untuk mengadakan pemisahan, sehingga TUHAN berkata: Musuh orang adalah seisi rumahnya.
Oleh
sebab itu, kalau tergembala lepaskan ikatan pengertianmu dari kutuk nenek
moyang dan ikuti aturan penggembalaan supaya hidup kita masing-masing menjadi baik.
Dari
pembacaan Ibrani 12:26-27 dapat kita
simpulkan: Waktu Allah tampil di hadapan bangsa Israel di atas gunung Sinai,
suara-Nya betul-betul menggelegar dan menggoncang bumi, tetapi sekarang Allah
berfirman untuk memberikan janji, yaitu Kerajaan Sorga, kerajaan yang tidak
tergoncangkan, dan itulah yang menjadi milik pusaka untuk selama-lamanya.
Singkat
kata: Allah menjanjikan tanah air Sorgawi, yakni kerajaan yang tak
tergoncangkan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya, sebab suatu kali
nanti, langit dan bumi akan berlalu (akan digoncangkan) supaya Firman Allah tergenapi,
dan laut pun tidak ada lagi, lalu diganti dengan Yerusalem Sorgawi, kota kudus,
yang turun dari Allah, itulah pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Wahyu
12:28
(12:28)
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Karena
kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan sebagai milik pusaka yang
diwariskan kepada kita untuk selama-lamanya, maka tindakan kita di atas muka
bumi ini dan di hadapan Allah adalah:
Yang
pertama: Mengucap syukur.
Biarlah
kiranya ucapan syukur kita kepada Allah bagaikan asap dupa kemenyan yang naik
ke hadirat TUHAN, menjadi ucapan syukur yang berbau harum dan menyenangkan hati
TUHAN, yaitu dalam segala susah maupun senang senantiasa mengucap syukur.
Yang
kedua: Beribadah kepada Allah.
Beribadah
kepada Allah dengan cara yang berkenan
kepada-Nya, yaitu; ibadah-ibadah di atas muka bumi ini harus dikaitkan
dengan Tabernakel Sorgawi dan dijalankan dengan hormat dan takut.
Kalau
ibadah dikaitkan dengan dunia dan perasaan manusia daging, serta perkara
lahiriah, disebutlah itu ibadah bumi dan ibadah laut. Ibadah semacam itu tidak
mungkin berkenan kepada TUHAN.
Jadi,
ibadah yang berkenan adalah ibadah yang dikaitkan dengan kerajaan Sorga, ibadah
yang dikaitkan dengan Tabernakel Sorgawi, sehingga terlepas dari;
-
ibadah bumi, itulah ibadah
yang dikerjakan nabi-nabi palsu,
-
dan
ibadah laut, itulah ibadah yang
dikerjakan antikris, yang sibuk berbicara soal harta kekayaan.
Beribadah
harus dengan cara yang berkenan dan dengan hormat
dan takut, berarti tidak boleh ibadah sembarangan;
-
tidak
boleh menjalankan ibadah dengan cara yang Taurat,
-
tidak
boleh datang beribadah dengan asal-asalan atau sesuka hati seolah-olah yang
penting orang lain melihat,
-
tidak
boleh beribadah hanya untuk mencari pujian dan hormat bagi diri sendiri,
tetapi
kita datang beribadah kepada TUHAN harus dengan hormat dan takut.
-
Beribadah
dengan keadaan ngantuk, itu bukan orang yang hormat dan takut.
-
Beribadah
untuk mencari pujian dan hormat untuk diri sendiri, itu juga bukan kehidupan
yang hormat dan takut kepada TUHAN.
Kita
harus beribadah kepada TUHAN dengan cara hormat dan takut; oleh sebab itu, jangan
pernah merasa diri benar, jangan pernah merasa diri ini suci, jangan pernah
merasa diri sempurna.
MENGAPA
KITA HARUS MENGERJAKAN INI SEMUA? Jawabnya: Karena Allah telah berfirman, dan
di dalam firman itu Dia menjanjikan Kerajaan Sorga.
Kembali
kita perhatikan tentang “KEBUN ANGGUR NABOT.”
1
Raja-Raja 21:3-4
(21:3)
Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada
memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!" (21:4) Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati
dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu,
kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek
moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan
mukanya dan tidak mau makan.
Di
sini kita melihat penampilan dari dua sikap hati yang berbeda.
YANG
PERTAMA: Penampilan dari Nabot
dengan sikap yang kuat dan teguh hati, yaitu; dia tetap
mempertahankan kebun anggurnya, itulah tanah milik pusaka yang diwariskan oleh
nenek moyangnya. Dia kuat dan teguh hati, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh
tawaran-tawaran yang menggiurkan.
Dunia
ini memberikan tawaran yang sangat menggiurkan; kalau kita tidak berlaku
bijaksana seperti lima gadis yang bijaksana, maka kita tidak akan pernah
menantikan Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
YANG
KEDUA: Sikap yang lain itulah sikap yang ditunjukkan oleh Ahab.
-
Kesal hati = Panas hati =
Mudah jengkel = Tidak mempunyai kasih.
-
Gusar = Hati yang
tidak tenang. Ini merupakan tanda bahwa dia tidak mempunyai keteguhan hati,
tidak mempunyai pendirian yang kuat; itulah orang gusar, bimbang, dan akhirnya
mendua hati. Oleh sebab itu, sekali berpegang kepada Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel maka tetap untuk selama-lamanya.
-
Menelungkupkan
mukanya di tempat tidur = Putus asa. Tanda orang yang putus asa: Tidak mau makan = Menolak Firman Allah
yang disampaikan sebagai makanan rohani.
1
Raja-Raja 21:5-8
(21:5)
Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu
kesal, sehingga engkau tidak makan?" (21:6)
Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang
Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika
engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya.
Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu." (21:7) Kata Izebel, isterinya,
kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas
Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan
memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu." (21:8) Kemudian ia menulis surat atas
nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada
tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.
Pada
akhirnya Izebel mengetahui keadaan dari pada Ahab, suaminya itu. Maka pada saat
itu, Izebel berkata kepada Ahab: "Bukankah
engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?” Sesudah mengatakan
itu, Izebel kembali berkata kepada Ahab: “Bangunlah,
makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur
Nabot, orang Yizreel itu."
Dari
perkataan Izebel kepada Ahab suaminya, ada dua hal yang paling menonjol sebagai
tanda penghiburan, antara lain:
YANG
PERTAMA: Izebel berkata: "Bukankah engkau sekarang yang memegang
kuasa raja atas Israel?”
Perkataan
ini menunjukkan bahwa orang semacam ini seringkali memanfaatkan kedudukan dan
kekuasaannya untuk mencari kesenangan diri sendiri. Orang semacam ini bangga
dengan kedudukan dan jabatan di dunia ini, karena bagi dia itu adalah cara yang
terbaik untuk menyenangkan dan melampiaskan hawa nafsu dagingnya. Kekuasaan
semacam ini memang memberikan penghiburan, tetapi ini adalah penghiburan yang
palsu.
YANG
KEDUA: Izebel berkata: “Bangunlah”, jelas ini menunjuk
kepada kebangkitan, tetapi kebangkitan yang palsu.
Jadi,
ukuran kebangkitan bukan dilihat dari kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi,
atau harta kekayaan, uang yang banyak. Jangan sampai kita berpikir; setelah seseorang
beribadah kepada TUHAN, lalu dia terberkati, dan itu digunakan sebagai ukuran
kebangkitan. Itu adalah kebangkitan palsu, itu penghiburan dari kebangkitan
yang palsu.
Setelah
ia menyatakan dua hal sebagai tanda penghiburan kepada Ahab, suaminya itu,
tindakan Izebel berikutnya adalah …
1
Raja-Raja 21:9-10
(21:9) Dalam
surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot
duduk paling depan di antara rakyat. (21:10)
Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik
saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja.
Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai
mati."
Tindakan
berikutnya dari pada Izebel adalah menulis surat kepada tua-tua dan
pemuka-pemuka yang ada di Yizreel, kemudian dimeteraikan dengan cincin meterai
raja Ahab. Betapa liciknya Izebel ini mengirim surat kepada tua-tua dan
pemuka-pemuka di Yizreel dengan menggunakan cincin meterai raja Ahab.
Adapun
isi dari surat kepada tua-tua dan pemuka-pemuka adalah "maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di
antara rakyat.”
Puasa
= Tidak makan dan tidak minum, sama artinya; menghukum daging. Berarti, tulisan
yang dikirim oleh Izebel dengan meterai raja kepada tua-tua dan pemuka-pemuka
orang Yizreel itu adalah tulisan yang sifatnya licik atau berbau kelicikan,
penuh dengan kepalsuan, karena dikait-kaitkan dengan salib Kristus.
1
Raja-Raja 21:11-13
(21:11)
Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam
di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka,
seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. (21:12) Mereka memaklumkan puasa dan
menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:13) Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang
dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik
saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah
dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu
melempari dia dengan batu sampai mati.
Isi
berikutnya dari surat itu adalah dua orang dursila duduk menghadapi Nabot untuk
dijadikan sebagai saksi-saksi palsu, sebab dalam hukum Taurat dikatakan: dengan dua atau tiga saksi suatu perkara
dianggap sah. Tetapi yang menjadi saksi di sini adalah dua orang dursila, menunjukkan
seolah-olah pengadilan ini adalah pengadilan yang benar dan berkenan kepada
TUHAN.
Hal
itu telah tergenapi dan sudah dialami oleh Tuhan Yesus Kristus; ketika Dia
diadili di hadapan pengadilan Agama, di hadapan imam besar Kayafas, di situ ada
saksi-saksi berarti dua saksi palsu.
Kemudian,
isi selanjutnya dari surat itu: Sesudah
itu bawalah Nabot ke luat dan lemparlah dia dengan batu sampai mati.
Apa
yang dinyatakan oleh Izebel ini harus dikerjakan oleh tua-tua dan pemuka-pemuka
di Yizreel, supaya selanjutnya Nabot ini dihukum mati dengan cara dilempari
dengan batu. Namun, andaikata pemuka-pemuka dan tua-tua tahu Firman TUHAN dan
berpegang teguh pada ajaran Firman Allah yang murni dan benar, maka dia akan
secepatnya menolak isi surat dari pada Izebel ini. Kalau nanti pada akhirnya mereka
melakukan hukuman rajam, yaitu melempari dengan batu, menunjukkan bahwa mereka
masih berada atau hidup di bawah hukum Taurat.
Betapa
hebatnya Izebel ini memutarbalikkan fakta dan begitu hebatnya Izebel ini
mempengaruhi tua-tua dan pemuka-pemuka di kota Yizreel itu; demikian juga nabi-nabi
palsu, betapa hebatnya mereka merusak akal sehat manusia. Izebel ini gambaran
dari nabi-nabi palsu, kalau kita perhatikan di dalam Amsal 7:4-5.
Perlu
untuk diketahui;
-
nabi-nabi
palsu adalah ekor dari ular naga
merah padam.
-
sedangkan,
tua-tua dan pemuka-pemuka adalah kepala
dari ular naga merah padam, itulah antikris.
Jadi,
suatu kali nanti, nabi-nabi palsu dan antikris akan bekerja sama untuk
menghabisi anak-anak TUHAN yang menjunjung tinggi korban Kristus, menghabisi
anak-anak TUHAN yang betul-betul menghargai milik pusaka yang diwariskan nenek
moyangnya kepadanya. Singkat kata: Kehidupan anak-anak TUHAN yang terus
berpegang teguh kepada janji Allah, itulah tanah air Sorgawi yang dijanjikan
itu, suatu kalu nanti akan menjadi sasaran dari nabi-nabi palsu yang bekerja
sama dengtan antikris. Ingat itu saudaraku.
Jika
ikut TUHAN, maka ada pemeliharaan, tetapi kita juga akan menghadapi pencobaan
yang begitu berat, itulah pada saat antikris berkuasa di atas muka bumi selama 3.5
(tiga setengah) tahun. Namun bagi mereka yang tetap berpegang teguh pada janji
Allah, maka TUHAN akan pelihara, TUHAN akan lindungi, TUHAN akan selamatkan,
karena Setan hanya bisa membunuh tubuh dan darah, tetapi dia tidak akan bisa
membinasakan jiwa saudara.
Kita
lihat SIKAP dari pada pemuka-pemuka dan tua-tua di kota Yizreel itu.
1
Raja-Raja 21:11
(21:11)
Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya
itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti
yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka.
Tua-tua
dan pemuka-pemuka melakukan tepat seperti apa yang dituliskan oleh Izebel
kepada mereka. Jadi, jelas; ekor
dari ular naga merah padam -- itulah nabi-nabi palsu -- akan bekerja sama
dengan kepala dari ular naga merah
padam -- itulah antikris, yaitu tua-tua dan pemuka-pemuka, pemimpin-pemimpin
bangsa-bangsa --.
1
Raja-Raja 21:12-13
(21:12)
Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di
antara rakyat. (21:13) Kemudian
datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi
Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di
depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah
itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai
mati.
Kemudian,
di sini kita memperhatikan: Mereka
memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat, menunjukkan
seolah-olah ibadah itu dihubungkan dengan salib.
Lalu
mereka menyuruh Nabot duduk di paling depan di hadapan rakyat, berarti diadili.
Kemudian, sesudah itu, dalam pengadilan tampillah dua orang-orang dursila
sebagai saksi-saksi palsu. Kemudian, orang-orang dursila naik saksi terhadap
Nabot di hadapan orang-orang di kota Yizreel: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja."
Persis
seperti yang dialami oleh Yesus Kristus ketika Dia diadili di pengadilan agama
di hadapan Mahkamah Agama, diadili oleh imam besar Kayafas. Setelah tampilnya
orang-orang dursila menjadi saksi-saksi palsu, saat itu kebencian semakin
bertambah-tambah terhadap pribadi Yesus. Selanjutnya imam besar Kayafas
bertanya kepada Yesus: “Jadi Engkau adalah Raja orang Yahudi?” Yesus berkata:
“Engkau sendiri yang mengatakannya.” Setelah mendengar jawaban itu, secepatnya
imam besar Kayafas mengoyakkan jubahnya.
Sesudah itu
mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Hal ini juga merupakan nubuatan dimana Yesus
telah menggenapi hukum Taurat/hukum rajam. Hukum rajam itu berlaku pada masa
hukum Taurat; dimana orang yang bersalah dilempari sampai mati.
Hukum
Taurat telah digenapi Yesus Kristus di atas kayu salib; Dia dibawa keluar kota dan
di luar pintu gerbang kota Yerusalem, tepatnya di bukit Golgota dan di situlah
Dia mengenapi hukum Taurat. Oleh sebab itu, kita juga untuk datang menghadap
Dia tidak boleh mempertahankan harga diri.
Ibrani
13:11-13
(13:11)
Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh
Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. (13:12) Itu jugalah sebabnya Yesus
telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan
darah-Nya sendiri. (13:13) Karena
itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.
Yesus
telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan kehidupan saya dan
saudara.
Yesus
tidak mati di Yerusalem tetapi Dia dibawa sampai keluar pintu gerbang
Yerusalem, dibawa ke atas bukit Golgota, lalu disalibkan di sana untuk
menguduskan kehidupan saya dan saudara. Maka, bayangan ini dan gambaran secara
rohani harus nampak di dalam kehidupan kita.
Wujudnya
adalah marilah kita pergi kepada-Nya di
luar perkemahan dan menanggung kehinaan, berarti jangan mempertahankan
harga diri. Baru diperiksa handphone sedikit berbicara kepada saya seperti
bukan kepada gembalanya, saya heran namun saya tidak terlalu pusing dengan
perkataan itu karena saya sangat mengenal lahir batinnya dan saya harus
menghadapi siapapun saudara dengan sabar.
Marilah kita
pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya, berarti jangan
kita datang beribadah namun masih mempertahankan harga diri. Kalau kita datang
beribadah kepada TUHAN harus rela menanggung kehinaan, berarti tidak lagi
mempertahankan harga diri dan egosentris itulah kepentingan diri. Kemudian,
demi kebun anggur itulah tanah air Sorgawi yang diwariskan sebagai milik pusaka
kita selama-lamanya, kita perlu untuk menjadi kehidupan yang rendah hati demi
kerajaan kekal. Oleh sebab itu, untuk apa kita pertahankan harga diri tetapi
tidak memperoleh kerajaan Sorga, itu adalah hal yang merugikan.
Malas,
ogah-ogahan beribadah, tidak peduli dengan pemberitaan firman itu juga
kesombongan.
Kita
kembali untuk membaca 1 Raja-Raja 21.
1
Raja-Raja 21:14
(21:14)
Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: "Nabot sudah
dilempari sampai mati."
Masa
kesesakan sebagai puncak gelap malam itu akan terjadi pada saat antikris
menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini. Maka, orang-orang yang tetap
berpegang teguh kepada janji firman -- itulah tanah air Sorgawi yang diwariskan
sebagai milik pusaka -- akan menghadapi ini, tidak bisa tidak. Oleh sebab itu,
ibadah kita harus memuncak.
1
Raja-Raja 21:15-16
(21:15)
Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah
Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot,
orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya
kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati." (21:16) Segera sesudah Ahab mendengar,
bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang
Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Nabot
mati terbunuh karena dirajam/dilempari dengan batu, dan setelah mendengar
berita itu Izebel berkata kepada Ahab suaminya: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu,
menjadi milikmu." Ini adalah kebangkitan palsu dan kebangkitan palsu
semacam ini akan terjadi.
Cerita
ini adalah nubuat itu sebabnya TUHAN menyatakan dan mengemukakannya kepada kita
malam ini.
Kita
membaca 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan
sebelum kedatangan TUHAN.”
2
Tesalonika 2:3
(2:3)
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang
disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan
mau menyatakan diri sebagai Allah. (2:5)
Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika
aku masih bersama-sama dengan kamu?
Sebelum
TUHAN datang haruslah datang dahulu …
-
Murtad
itulah mengundurkan diri dari salib Kristus atau meninggalkan
TUHAN/meninggalkan ibadah dan pelayanan karena kesibukannya, pekerjaannya, atau
segala sesuatu yang disuguhkan dunia.
-
Manusia
durhaka itulah antikris atau pemberontak, pendusta; menyangkali TUHAN dan
menyangkali salib-Nya, namun pada akhirnya akan binasa juga setelah lewat tiga
tahun setengah mereka berkuasa.
Mereka
itu adalah lawan yang selalu meninggikan diri; berlaku fasik, sombong dan
mereka juga menyatakan diri sebagai allah yang harus disembah. Bahkan dia
berkuasa di rumah TUHAN dan menyatakan diri sebagai Allah.
Pada
ayat 5 Rasul Paulus mengatakan pada jemaat di Tesalonika yaitu hal itu kerap kali kukatakan kepadamu,
ketika aku masih bersam-sama dengan kamu. Berarti, kita harus ingat peristiwa
Nabot dan Ahab ini, dan hal itu harus terjadi dan tidak bisa tidak. Sebab,
Izebel telah berkata kepada Ahab “bangunlah”, tetapi itu merupakan kebangkitan
palsu karena pada akhirnya mereka binasa juga.
Tadi
Izebel berkata kepada Ahab “bangunlah”, sekarang kita lihat dari sisi yang
lain.
1
Raja-Raja 21:17-18
(21:17)
Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya: (21:18) "Bangunlah,
pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun
anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Tetapi datanglah
firman TUHAN kepada Elia … Setelah melihat peristiwa itu TUHAN Yesus campur
tangan. Jadi, TUHAN tidak biarkan kita mati konyol.
Kepada
Elia TUHAN berkata: "Bangunlah”, ini
kebangkitan yang benar dari seorang hamba TUHAN, sidang jemaat, umat TUHAN di
tengah ibadah pelayanan.
Ia telah pergi
ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Untuk
sementara waktu nanti antikris berkuasa dan duduk di Bait Allah dan menyatakan
diri sebagai allah yang harus disembah, tetapi sebetulnya hanya untuk sesaat
lamanya. Demikian juga Ahab saat berada di kebun anggur Nabot, orang Yizreel
itu, hanya sesaat saja. Sesaat Ahab berada di kebun anggur Nabot dan di sana
TUHAN datang, kemudian berfirman kepada Elia “bangunlah”, lalu TUHAN ceritakan
semuanya.
Sekarang
Ahab ada di kebun anggur Nabot, sama dengan antikris; memang nanti akan
menduduki Bait Allah tetapi hanya sesaat waktunya, karena TUHAN nanti akan
datang menjadi pembela bagi kita semua. Percayalah; Dia tidak berubah dahulu,
sekarang, sampai selama-lamanya, Dia tetap setia walaupun kita tidak setia,
tetapi belajarlah dari kesetiaan TUHAN.
1
Raja-Raja 21:19-20
(21:19)
Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh
serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat
anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat
darahmu." (21:20) Kata Ahab
kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya:
"Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri
dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
Tanda
kebangkitan yang benar:
1.
Mempunyai
pendirian yang benar, kuat dan teguh hati = Berdiri di atas korban
Kristus.
2.
Menyampaikan hal
yang benar tanpa ragu-ragu.
Itulah
kebangkitan yang benar -- yang datangnya dari TUHAN -- yang dialami oleh nabi
Elia.
Sementara,
kebangkitan yang palsu itulah yang dialami oleh Ahab hanya sesaat lamanya,
setelah itu dia akan dihukum dan dibinasakan.
Ingat:
Jika kematiannya benar, maka kebangkitannya benar. Tetapi, jika kematiannya
palsu, maka kebangkitannya juga palsu.
Banyak
orang yang datang kepada TUHAN seperti bersuasana kebangkitan tetapi tidak
mengalami kematian, itu adalah kebangkitan palsu; melayani tetapi hanya untuk
mencari pujian dan hormat, sehingga tidak ada keubahan.
CIRI
KEBANGKITAN PALSU.
1
Raja-Raja 21:2
(21:2)
Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu
itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku
akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai
gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu
dengan uang."
Ciri
kebangkitan yang palsu, yaitu: Kebun anggur -- itulah bukit Sion, kota Allah
yang kudus, Yerusalem baru -- diganti sebagai kebun sayur.
Ulangan
11:10
(11:10)
Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti
tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus
kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
Kebun
sayur à Orang yang
mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Jika
kalau kebun anggur berubah menjadi kebun sayur, ini merupakan gambaran dari
kehidupan yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, berarti hidup dengan jerih
payah = Jauh dari kemurahan, tidak mengenal kasih karunia.
Yeremia
17:5
(17:5)
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN!
Terkutuklah orang yang:
-
hanya menaruh pada manusia dan kekuatannya serta
jerih payahnya,
-
dan
yang hatinya jauh dari TUHAN!
Itulah
gambaran dari kebun sayur.
Jika
saja seseorang tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya, pasti dia akan
mengandalkan TUHAN dan berharap pada belas kasih-Nya dan kemurahan hati-Nya.
Tetapi, apabila seseorang jauh dari TUHAN maka tentu saja orang semacam ini
akan mengandalkan manusia dan kekuatannya; andalkan engkongnya, neneknya,
tulangnya, tidak lagi mengandalkan TUHAN Yesus. Orang semacam ini adalah orang
yang terkutuk.
Oleh
sebab itu, jangan kita bersaksi dengan kesaksian yang salah, contohnya
dikit-dikit cerita “saya sih mengandalkan
TUHAN, saya sih tidak mengandalkan manusia, tetapi saya hanya cerita kalau anak
saya dokter loh”, itu adalah kesaksian palsu.
Kalau
anak-anak TUHAN duduk satu dengan yang lain harus ceritakan firman, itulah
salib Kristus. Sebab; kita tidak mendapat apa-apa dari apa yang disuguhkan oleh
dunia ini, karena sifatnya sementara saja. Biarlah hati kita terpaut dengan
hati TUHAN, oleh sebab itu andalkanlah TUHAN dalam segala perkara.
GAMBARAN
DARI ORANG YANG MENGANDALKAN MANUSIA DAN KEKUATANNYA.
Yeremia
17:6
(17:6)
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di
padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Gambaran
dari orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, yaitu:
1.
Seperti semak
bulus di padang belantara, ini adalah gambaran dari kehidupan yang tidak
berarti.
2.
Tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik, berarti tidak akan mengalami
pembaharuan.
3.
Ia akan tinggal
di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Padang gurun itu; gersang, tandus,
kering-kering, itu merupakan gambaran dari kehidupan yang tidak ada persekutuan
dengan TUHAN seperti ranting menjadi kering dan tidak menghasilkan buah.
Kehidupan yang kering seperti ini sudah dekat dengan kutuk pembakaran untuk
selanjutnya dilemparkan ke dalam api neraka. Itulah akhir dari kehidupan dari
nabi palsu dan antikris; dekat dengan kutuk pembakaran.
Ayub
38:8-9
(39:8)
Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali
tambatan keledai jalang? (39:9)
Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang
masin sebagai tempat tinggalnya.
Siapakah yang
mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai
jalang?
Ini
merupakan kehidupan yang tidak terikat dengan penggembalaan; liar, tidak
tergembala.
Kepadanya telah
Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai
tempat tinggalnya, berarti
menjadi kehidupan yang seorang diri = Tidak mendapatkan kemurahan dari TUHAN;
selalu mengandalkan kekuatannya dan hidup dari jerih payah saja. Itulah tempat
tinggal kehidupan yang tidak tergembala; liar, tidak terikat dengan
penggembalaan.
Ulangan
11:10
(11:10) Sebab
negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah
Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi
dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. (11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah
negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak
hujan yang turun dari langit;
Perbedaan
kultur atau wilayan daerah Mesir dan tanah Kanaan.
Yang
pertama: MESIR; yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah,
seakan-akan kebun sayur.
Yang
kedua: TANAH KANAAN; bergunung dan
berlembah, jelas itu berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian
dan kebangkitan. Kemudian, kalau secepatnya hidup dalam kematian dan
kebangkitan yang benar itu, maka; mendapat
air sebanyak hujan yang turun dari langit, berarti hidup dalam kemurahan
saja = Tidak perlu mengandalkan jerih payah manusia.
Tanah
Mesir adalah tanah dataran; tidak mengenal kasih dan kemurahan, tidak mengenal
kematian dan kebangkitan.
Tetapi,
tanah Kanaan Sorgawi adalah kehidupan yang mengenal pegunungan dan lembah,
berarti mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitannya. Dan
kalau secepatnya kalau menyatu dengan kebangkitan yang benar, maka kita hidup
dalam kemurahan = Mendapat atau menikmati air sebanyak hujan yang turun dari
langit. Sebab; tidak mungkin kita airi benih yang kita taburkan di atas gunung
dengan cara turun ke lembah lalu bawa air ke atas. Tetapi, kalau kita menyatu
dengan kematian dan kebangkitan Yesus, maka kita menyatu dalam kemurahan TUHAN
saja.
Percayalah
terhadah Firman Allah, dan jangan andalkan manusia dan kekuatannya lagi.
Jangan
sudah tahu bahwa keluarga salah -- jalannya tidak benar dan dengan
ketidakbenaran itu mendapatkan uang, lalu diluruskan juga tidak mau -- kemudian
kita masih berkata “abangku masih ada
kebenarannya.” Mulai dari sekarang kita harus insaf dari
kebodohan-kebodohan semacam ini dan kalau kita sudah insaf kuatkan orang lain,
itu adalah kesaksian yang hidup.
Kita
lihat suasana kebangkitan yang benar.
Yeremia
17:7-8
(17:7)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia akan seperti pohon yang
ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang
tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak
kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Diberkatilah
orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ini adalah
gambaran dari kehidupan yang secepatnya menyatu dengan pengalam Yesus dalam tanda
kematian dan kebangkitan. Dia digambarkan seperti pohon yang ditanamkan di tepi
air; merambatkan akar-akaranya ke tepi
batang air, berarti selalu mendapatkan kemurahan-kemurahan dari TUHAN atau
hidup dalam kemurahan. Kemudian, mampu menghadapi segala jenis ujian dan cobaan,
daunnya tetap hijau atau tidak mudah
panas hati, kemudian tidak takut dan kuatir dalam tahun kering.
Saat
ini dunia sedang diguncang oleh sampar korona busuk sehingga; pemerintahan
dalam suatu negara diguncang, ekonomi diguncang, nikah juga diguncang, tetapi
kehidupan yang sudah hidup dalam kemurahan TUHAN tidak khawatir di dalam tahun
kering, seperti sekarang ini. Percayalah.
Saya
selalu berkata kepada sidang jemaat “sungguh-sungguh saja beribadah, tidak
perlu engkau hitung gajimu berapa banyak dan berapa besar, tidak perlu
bergantung kepada gajimu yang besar ataupun yang kecil.” Gaji kecil kalau
diberkati oleh TUHAN tetap sisa banyak, dan itu yang saya lihat dari antara
kita; sampai saat ini bisa sisa dan bisa mengirim kepada orang tua
masing-masing di kampung halaman. Kemudian juga tau-tau punya; mobil, rumah,
sepeda motor, dan masih banyak lagi, padahal kalau dihitung-hitung gajinya
tidak cukup, inilah orang yang menaruh pengharapan dan mengandalkan TUHAN; tinggal
di Kanaan Sorgawi
… dan yang tidak
berhenti menghasilkan buah, mulai dari buah pertobatan, buah Roh
Kudus sampai kepada buah keselamatan.
Kesimpulannya:
Raja Ahab tidak dapat memahami betapa berharganya tanah air Sorgawi yang
dijanjikan/diwariskan kepada kita sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya,
sehingga dia menggantikan kebun anggur dengan kebun sayur. Oleh sebab itu, jangan
gantikan ibadah dan pelayanan hanya karena kesibukan di dunia ini.
Kita
akan melihat beberapa CONTOH YANG KELIRU; di dalam hal memandang tanah air
Sorgawi yang dijanjikan oleh TUHAN Allah sebagai milik pusaka.
CONTOH
PERTAMA: Abraham.
Kita
membaca Kejadian 17, dengan perikop: “Sunan
sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham.”
Kejadian
17:15
(17:15)
Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai,
janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
TUHAN
berfirman kepada Abraham supaya Abraham jangan menyebut Sarai, tetapi “Sara.” Ini adalah kehidupan yang sudah
dibaharui, dan merupakan gambaran dari baptisan air di masa sekarang.
Kejadian
17:16
(17:16)
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan
kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia
menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari
padanya."
Inilah
jani TUHAN kepada Abraham; dari rahim Sara akan lahir anak yang diberkati oleh
TUHAN, sehingga dia layak menjadi ibu atas bangsa-bangsa; ibu atas raja-raja
bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.
BAGAIMANA
SIKAP ABRAHAM MENDENGAR JANJI BERKAT TUHAN KEPADA ABRAHAM?
Kejadian
17:17
(17:17)
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya:
"Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang
anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu
melahirkan seorang anak?"
Tertunduklah
Abraham dan tertawa, ini
menunjukkan sikap yang kurang percaya kepada TUHAN.
Jangan
kita menertawakan apa yang dijanjikan TUHAN, sebab janji Firman Allah adalah
“Ya” dan “Amin”; “Alif” dan “Ya.”
Lalu
Abraham berkata dalam hatinya: Mungkinkah
seorang laki-laki yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak?
Kemudian, mungkinkah Sara, isterinya itu
yang telah berumur sembilan puluh tahun melahirkan seorang anak?
Perlu
untuk diketahui: Tiada yang mustahil bagi TUHAN, dan tiada yang mustahil bagi
orang-orang yang percaya kepada TUHAN.
Kejadian
17:18
(17:18)
Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan
hidup di hadapan-Mu!"
Abraham
berkata kepada TUHAN dalam hati: "Ah,
sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Sedangkan, janji
TUHAN tidak lewat Ismael. Ini adalah contoh bapa yang belum mengerti tentang
janji TUHAN pada waktu itu.
Dahulu
juga kita sama seperti Abraham; tidak mengerti janji TUHAN., padahal janji
Firman Allah adalah “Ya” dan “Amin”, kemudian janji Firman Allah mengandung
warisan, itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka. Yang mewarisi janji
TUHAN bukanlah Ismael; sebab dia bukan anak janji, dan yang menjadi anak janji
adalah Ishak.
Kejadian
17:19
(17:19)
Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan
melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan
Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal
untuk keturunannya.
Ishaklah
anak janji, dan kepada dialah tanah air Sorgawi diwariskan.
CONTOH
KEDUA: Ishak.
Kita
membaca dalam Kejadian 27, dengan perikop: “Yakub
diberkati Ishak sebagai anak sulung.”
Kejadian
27:1
(27:1)
Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat
melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya:
"Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." (27:2) Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu
bila hari kematianku.
Mata
Ishak sudah kabur sebab dia sudah tua, dan pada saat itulah dia berkata kepada
Esau: "Anakku. Lihat, aku sudah tua,
aku tidak tahu bila hari kematianku.” Ishak sedang mempersiapkan suatu
pekara karena dia tidak tahu kapan dia akan mati atau dipanggil TUHAN.
Kejadian
27:3-4
(27:3)
Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang
dan burulah bagiku seekor binatang; (27:4)
olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah
kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
Ishak
juga belum terlalu paham dan mengenal tentang janji TUHAN, itu sebabnya dia
perintahkan Esau untuk mengolah makanan --karena Ishak betul-betul suka dengan
daging buruan seperti Esau --, setelah itu nanti dipersembahkan dan Ishak akan
memberkati Esau lalu menyatakan janjinya.
Setelah
saya amati, berarti kesalahan Ishak ini merupakan kutuk nenek moyang juga. Sebab;
Abraham salah dan Ishak juga salah yaitu kurang paham atau kurang sempurna
untuk mengenal janji TUHAN pada waktu itu.
Kita
juga dahulu sebelum terpanggil dan berada di bukit Sion -- kota Allah Yerusalem
Sorgawi di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini -- juga sama.
Jadi, tidak usah heran, apalagi mengata-ngatai mereka, sebab mereka adalah
tokoh iman; Bapa iman.
CONTOH
KETIGA: Yakub.
Yakub
lebih mengasihi Yusuf dari semua anak-anak yang lain, tetapi pilihan TUHAN
jatuh kepada Yehuda; itulah yang menjadi nenek moyang dari pada raja Daud dan
nenek moyang Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah singa dari suku Yehuda; Dia
adalah tunas Daud.
Kita
berterima kasih kepada Dia; Yesus Kristus Kepala Gereja dan Mempelai Sorgawi
yang kita nanti-nantikan.
CONTOH
KEEMPAT: Yusuf.
Kita
membaca Kejadin 48, dengan perikop: “Yakub
memberkati Manasye dan Efraim.” Manasye dan Efraim ini adalah kedua anak
laki-laki Yusuf yang dilahirkan oleh Asnat, anak dari Potifera, imam di On.
Kejadian
48:5
(48:5)
Maka sekarang kedua anakmu yang lahir bagimu di tanah Mesir, sebelum aku datang
kepadamu ke Mesir, akulah yang empunya mereka; akulah yang akan empunya
Efraim dan Manasye sama seperti Ruben dan Simeon.
Yakub
jelas berkata kepada Yusuf: Mansye dan Efraim akulah yang empuya mereka.
Jika
baca dalam Kejadian 28:6-22; di situ delapan kali nama Yakub disebut menjadi
Israel. Jadi, Manasye dan Efraim ini juga nanti akan disebut sebagai keturunan
dari Israel. Kita juga Israel namun Israel secara rohani, itu semua karena
kemurahan TUHAN.
Kejadian
48:17-19
(48:17)
Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala
Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk
memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. (48:18) Katanya kepada ayahnya:
"Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan
kananmu ke atas kepalanya." (48:19)
Tetapi ayahnya menolak, katanya: "Aku tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan
menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya; walaupun begitu,
adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan
menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa."
Pada
saat Yakub yang sudah tidak dapat melihat itu memberikati kedua anak dari pada
Yusuf;
-
Tangan
kanannya jatuh ke kepala Efraim.
-
Sementara,
tangan kiri Yakub jatu ke tangan Manasye.
Padahal
pada ayat sebelumnya Yusuf dengan sengaja menarik Efraim untuk menghadap Yakub dan
berada di sebalah kiri tangan Yakub, lalu menarik Manasye untuk menghadap Yakub
dan berada di sebelah tangan kanan Yakub, sehingga dengan demikian Yakub dengan
mudah menumpangkan tangannya. Tetapi, sebaliknya; Yakub menaruh tangan kanannya
kepada Efraim dan tangan kiri kepada Manasye, berarti bersilang.
Ketika
Yakub melakukan itu, Yusuf berkata: "Janganlah
demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas
kepalanya." Pernyataan dari pada Yusuf yang dia kemukakan kepada
Yakub, menunjukkan bahwa dia belum mengerti janji Allah.
Kita
lihat; ketika Yosua melanjutkan tongkat estafet dari tangan Musa, lalu membawa
bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian yang diwariskan ke nenek moyang bangsa
Israel -- Abraham, Ishak, Yakub -- dan menjadi milik pusaka untuk
selama-lamanya. Kemudian, Tanah Kanaan itu dibagi-bagikan kepada dua belas suku
Israel; dari timur sampai ke barat dan dari utara sampai selatan, tepatnya …
-
sembilan
setengah di sebalah barat
-
dan
dua setengah disebelah timur, itulah sebelah sungai Yordan menjadi milik pusaka
mereka.
Berarti;
tepat seperti yang dikatakan Allah kepada Musa, dan Musa menyampaikan kepada
Yosua, dan Yosua melakukannya tepat seperti yang dikatakan Musa kepada dia.
Yusuf
mendapat dua bagian tanah warisan sebagai milik pusaka, yaitu:
-
satu
untuk Efraim
-
dan
dua untuk Mansye.
Sedangkan,
Lewi tidak mendapat tanah warisan sebagai milik pusaka, sebab milik pusaka
mereka adalah TUHAN Allah.
Sehingga;
-
sembilan
setengah di sebelah barat, di tanah Kanaan,
-
dan
dua setengah di sebelah timur, di sungai Yordan.
Berarti;
tetap jumlahnya dua belas. Inilah cara TUHAN, begitu unik.
Lihatlah;
Abraham, Ishak, Yakub maupun Yusuf diluruskan tentang hal janji yang diwariskan
itu kepada mereka.
Kalau
kita melihat pada waktu Ishak menyatakan janji berkat itu; Ribka sang isteri
dan ibu dari dua anak laki-laki dari pada Ishak itu, secepatnya mengerjakan apa
yang diperintahkan Ishak kepada Esau dan dia mengolah dari anak kambing domba
dan setelah diolah dengan makanan yang terbaik Yakub diperintahkan untuk
menghadap Ishak, lalu Yakub berkata: “… nanti
ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku
akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat.”
Tetapi,
Ribka sang isteri yang begitu hebat, dia adalah ibu -- gambaran dari seorang
gembala -- berkata: "Akulah yang
menanggung kutuk itu …” Yesus telah menanggung kutuk di atas kayu salib
sehingga pengertian kita tentang janji TUHAN diluruskan sampai hari ini.
Saya
sungguh berbahagia, sebab betapa dalamnya isi hati TUHAN dibeberkan pada malam
ini bagi kita.
Ahab
tidak bisa menghargai kebun anggur sebagai milik pusaka, tetapi Nabot -- gambaran
dari gereja TUHAN yang menjunjung korban Kristus -- menghargai ibadah dan
pelayanan itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka yang diwariskan.
Saya
berharap setelah malam ini kita diluruskan oleh salib Kristus, maka kita juga
harus mau diluruskan, artinya: Gunung Sioan, kota Allah Yerusalem Sorgawi, itulah
ibadah dan pelayanan ini jauh lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di
dalam dunia ini. Itu sebabnya, untuk yang kesekian kali TUHAN berbicara tentang
kebun anggur Nabot kepada kita karena TUHAN mau menyatakan rencananya dan TUHAN
mau supaya kita semua berada di dalam rencana Allah yang luar biasa ini.
Ingat;
setelah kehidupan mereka diluruskan dan mereka juga mau untuk diluruskan,
buktinya kita dapat lihat dalam Ibrani 18:8-17.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang