IBADAH KAUM MUDA REMAJA,
23 OKTOBER 2021
STUDY
YUSUF
Kejadian
13:11-18
(Seri 12)
Subtema:
LANGKAH-LANGKAH UNTUK
MENGATASI TUJUH TAHUN KELAPARAN
Selamat
malam. Sejahtera dan bahagia kiranya memerintah dikehidupan kita masing-masing;
TUHAN Yesus berdaulat atas kehidupan kita.
Selanjutnya,
mari segera kita sambut STUDY YUSUF sebagai firman penggembalaan untuk
Ibadah Kaum Muda Remaja.
Sekarang
kita masih berada pada Kejadian 41:53-54.
Kejadian
41:53-54
(41:53) Setelah lewat ketujuh
tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, (41:54) mulailah
datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf;
dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada
roti.
Singkat kata: Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan,
datanglah
tujuh tahun kelaparan, tepat seperti apa yang telah dikatakan oleh Yusuf kepada
Firaun. Hal ini menunjukkan bahwasanya; Yusuf adalah seorang nabi TUHAN, sebab
segala yang dikatakan oleh Yusuf, semuanya tergenapi.
Kemudian,
Pada saat seluruh negeri mengalami kelaparan yang hebat, sebaliknya di seluruh
negeri Mesir ada roti sebagai persediaan makanan, yang disebut juga dengan perbekalan
yang berlimpah-limpah.
Kejadian
41:33-44
(41:33) Oleh sebab itu,
baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana,
dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34) Baiklah
juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas
negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil
tanah Mesir
Setelah lewat
tujuh tahun kelimpahan, akan datang tujuh tahun kelaparan yang hebat dan
dahsyat. Hal ini telah ditetapkan oleh Allah, dan Allah akan segera melakukan-Nya.
Jadi, untuk
mengatasi tujuh tahun kelaparan yang hebat itu, di sini kita melihat: Pada saat
tujuh tahun kelimpahan Yusuf mengusulkan dua hal kepada Firaun, Yang
Pertama: MENGANGKAT SEORANG YANG BIJAKSANA MENJADI
KUASA ATAS TANAH MESIR.
Namun pada
akhirnya, Firaun sendirilah yang mengangkat dan melantik Yusuf menjadi mangku
bumi atas seluruh tanah Mesir.
Mari kita lihat Kejadian 41:39-41.
Kejadian
41:39-41
(41:39) Kata Firaun
kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini
kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana
seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku,
dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah
kelebihanku dari padamu." (41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada
Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah
Mesir."
Seluruh rakyat
Mesir taat kepada perintah Yusuf sebagai penguasa muda di Mesir.
Kejadian 41:43
(41:43) Lalu Firaun
menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah
orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik
oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Di atas kereta
yang kedua, seluruh rakyat yang berdiri di hadapan Yusuf akan memberi hormat. Baik
yang kecil maupun yang besar, baik rakyat miskin maupun yang kaya, semuanya tanpa
terkecuali akan memberi hormat kepada Yusuf sebagai mangku bumi atau penguasa
muda atas tanah Mesir.
Berarti, Yusuf
adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana sehingga ia dianggap layak untuk
menjadi mangku bumi atas tanah Mesir.
Kejadian 41:44
(41:44) Berkatalah
Firaun kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu,
seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."
Bahkan
tanpa sepengetahuan Yusuf, seorang pun tidak boleh bergerak, seorang pun tidak
boleh bertindak di seluruh tanah Mesir. Berarti, seluruh rakyat Mesir -- besar
kecil, tua muda, laki-laki perempuan, kaya ataupun miskin -- harus
dengar-dengaran kepada Yusuf. Betapa berharganya nilai dari sebuah hikmat, akal
budi dan kebijaksanaan melebihi segala perkara yang ada di atas muka bumi ini.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun
ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari
depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Di
sini kita akan melihat: REAKSI YUSUF sebagai kehidupan yang sangat ditinggikan
dan dimuliakan oleh TUHAN adalah setelah dilantik, maka pergilah Yusuf dari
depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh negeri Mesir.
Artinya,
Yusuf bukanlah pribadi yang mabuk dengan kedudukan dan jabatan yang tinggi.
Berarti, Yusuf tidak memanfaatkan kedudukan yang tinggi untuk melampiaskan
keinginan-keinginanya sebagai manusia; sebaliknya, Yusuf secepatnya menunjukkan
pribadinya sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Perlu untuk
diketahui: Seorang imam disebut juga dengan pemimpin.
Kita
lihat PEMIMPIN YANG BERTANGGUNG JAWAB di dalam 1 Petrus 2.
1
Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya
yang ajaib:
Seorang
pemimpin disebut juga:
-
Bangsa
yang terpilih.
-
Imamat
yang berkerajaan.
-
Bangsa
yang kudus.
-
Umat
kepunyaan Allah sendiri.
Kemudian,
adapun tugas dari seorang pemimpin ialah memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia = Memberitakan salib, berarti; memikul
sebuah tanggung jawab di hadapan TUHAN dalam segala keadaan apapun dan dalam situasi
kondisi apapun, dan di mana pun berada tetap memikul tanggung jawab.
Itulah
pemimpin yang bertanggung jawab, yaitu senantiasa memikul tanggung jawab di hadapan
TUHAN dalam keadaan apapun dan dalam situasi kondisi apapun, dan di mana pun
berada selalu memikul tanggung jawabnya. Sementara, seorang imam disebut juga
pemimpin.
Lebih
jauh kita melihat pemimpin yang
bertanggung jawab, di dalam 2 Samuel
23.
2
Samuel 23:2-4
(23:2) Roh TUHAN
berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku; (23:3) Allah Israel berfirman, gunung batu Israel berkata kepadaku:
Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan
takut akan Allah, (23:4) ia bersinar
seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan, yang sesudah
hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah
Pemimpin
yang bertanggung jawab akan memimpin rakyatnya dengan adil, disertai dengan
takut akan Allah. Pemimpin semacam ini bersinar seperti fajar di waktu pagi,
artinya; pemimpin yang bertanggung jawab mampu untuk memberi harapan yang
baru kepada rakyatnya.
Jadi,
seorang pemimpin itu tidak hanya gila hormat kepada kedudukan dan jabatan yang
tinggi. Melayani bukan untuk mencari pujian, melayani bukan untuk mencari
hormat, tetapi mampu memberi harapan baru kepada rakyatnya.
Kemudian,
kalimat berikutnya terkait dengan seorang pemimpin: “Pagi yang tidak berawan”, artinya; harapan yang tidak
mengecewakan rakyatnya. Jadi, harapan baru itu adalah harapan yang tidak
mengecewakan rakyatnya, bukan harapan kosong. Memberi janji tetapi tidak
ditepati, itu adalah harapan kosong.
Lebih
jauh kita melihat tentang pemimpin yang
bertanggung jawab, di dalam Yeremia
23.
Yeremia
23:5
(23:5) Sesungguhnya,
waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas
adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan
melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.
Pemimpin yang
bertanggung jawab akan memerintah rakyatnya dengan bijaksana, seperti Yusuf di
Mesir, adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana, dialah kuasa atas segala
tanah Mesir.
Yeremia 23:6-8
(23:6) Dalam zamannya
Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan
inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita. (23:7) Sebab itu, demikianlah firman
TUHAN, sesungguhnya, waktunya akan datang, bahwa orang tidak lagi mengatakan:
Demi TUHAN yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah
Mesir!, (23:8) melainkan: Demi
TUHAN yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel
keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah
mencerai-beraikan mereka!, maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri."
Yesus adalah
tunas adil bagi Daud, Dia adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab yang
akan memberi dua hal:
1.
Memberi
kebebasan dan kemerdekaan terhadap
belenggu dosa dan ikatan-ikatan dosa.
2.
Memberi
ketentraman dan damai kepada rakyat
yang dipimpinnya.
Oleh sebab itu, orang tidak lagi mengatakan: Demi TUHAN
yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir!, melainkan:
Demi TUHAN yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel
keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah
mencerai-beraikan mereka!, maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri.
Artinya, rakyat
yang dipimpin tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama, melainkan dibawa
pulang dan disatukan sampai pada akhirnya berada di tanah air sorgawi.
Disatukan → Gereja TUHAN yang disucikan
sampai disempurnakan, itulah yang disebut Bait suci Allah, berarti; tidak lagi
tercerai-berai. Ini pemimpin yang bertanggung jawab; pemimpin yang bertanggung jawab
memiliki akal budi dan bijaksana.
Lebih
jauh kita melihat tentang pemimpin yang bertanggung
jawab, seorang yang berakal budi dan bijaksana.
Zakharia
9:9
(9:9) Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai
puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang
kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai
seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
Seorang
pemimpin yang bijaksana disebut juga pemimpin yang adil dan jaya.
Ciri-cirinya,
YANG PERTAMA: Lemah lembut,
artinya; mau memahami dan mau menerima keberadaan orang lain. Menerima semua
orang, berarti bukan hanya menerima orang yang terpandang, tetapi juga orang
kecil; bukan saja orang kaya tetapi juga orang miskin, itu namanya lemah
lembut.
Ciri-cirinya, YANG KEDUA: Mengendarai keledai beban yang muda, yaitu kehidupan
yang terbeban dalam pekerjaan TUHAN dan mau merendahkan dirinya; ini yang akan
dipakai oleh TUHAN Yesus Kristus, Dia adalah tunas Daud, Dia adalah pemimpin
yang bijaksana. Jadi, TUHAN tidak memakai orang yang sombong, angkuh, tinggi
hati, sekalipun dia kaya, sekalipun dia orang yang terpandang di dunia ini.
Mari
kita lihat GAMBARAN kehidupan yang terlibat dan terbeban dalam pekerjaan TUHAN dan
mau merendahkan dirinya, di dalam Injil
Lukas 22.
Lukas 22:25-26
(22:25) Yesus berkata
kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka
dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di
antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin
sebagai pelayan.
Di
sini kita melihat ciri-ciri pemimpin
dunia:
-
Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
-
Orang
orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Itu
adalah pemimpin menurut ukuran dunia.
Sekarang
kita bandingkan dengan pemimpin dan
pelayanan yang terbeban dalam pekerjaan TUHAN:
-
Yang
terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
-
Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti,
melayani TUHAN disertai dengan kerendahan di hati, yaitu mau belajar dalam
segala perkara untuk memperbaiki kelakuannya supaya tidak terjadi banyak
kesalahan dalam pelayanan. Ini pemimpin yang bertanggung jawab, yaitu rendah
hati dan mau belajar.
Kita
perhatikan kembali Zakharia 9.
Zakharia
9:10
(9:10) Ia akan melenyapkan kereta-kereta
dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan,
dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah
kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat
sampai ke ujung-ujung bumi
Selanjutnya
di sini kita akan melihat pemimpin yang berakal budi dan bijaksana atau
pemimpin yang bertanggung jawab:
1.
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan
kuda-kuda dari Yerusalem, artinya; rakyat
diajar untuk tidak bergantung kepada manusia dan kekuatannya. Inilah pemimpin
yang bertanggung jawab.
2.
Busur perang akan dilenyapkan, artinya; rakyat
diajar untuk hidup rukun dan hidup damai, tentram bersama-sama, saling mengasihi
satu dengan yang lain. Ini pemimpin yang bertanggung jawab.
Mengapa
pemimpin yang bijaksana (pemimpin yang bertanggung jawab) melenyapkan dua hal
di atas? Sebab pemimpin yang bertanggung jawab membawa berita pendamaian, berarti;
menjadi pendamaian di tengah-tengah rakyatnya.
Berbeda
dengan pemimpin yang otoriter, dia hanya memanfaatkan kedudukan atau jabatan
yang tinggi itu untuk melampiaskan hawa nafsunya, tetapi pemimpin yang
bertanggung jawab justru membawa berita pendamaian atau menjadi pendamaian di
tengah-tengah rakyatnya.
Itu
sebabnya, ia melenyapkan kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem,
kemudian busur perang dilenyapkan juga, karena dia membawa berita pendamaian, menjadi
pendamaian di tengah-tengah rakyatnya.
Inilah
tugas dari seorang pemimpin, tugas dari pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba
TUHAN. Di mulai dari saya sebagai seorang gembala sidang membawa berita pendamaian,
tepatnya menjadi pendamaian di tengah-tengah rakyat yang dipimpinnya.
2
Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia
dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.
Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami
Yesus
tampil sebagai Imam Besar untuk memperdamaikan dosa manusia. Sebagai seorang
Imam Besar, pemimpin tertinggi, Yesus telah mengerjakan pekerjaan pendamaian itu
di atas kayu salib. Jadi, seorang pemimpin hendaklah menjadi pelayan.
2
Korintus 5:20-21
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami;
dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan
Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Singkat
kata: Menjadi pendamaian, berarti; rela menjadi korban untuk memperdamaikan
dosa orang lain, sehingga orang lain berdamai dengan Allah.
Lebih
jauh lagi kita melihat tentang seorang
pemimpin yang bijaksana.
Mazmur
72:2-3
(72:2) Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan
keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! (72:3) Kiranya
gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa
kebenaran
Tugas
dari seorang pemimpin yang bertanggung jawab, yaitu:
-
membawa damai
sejahtera
bagi bangsa,
-
kemudian
membawa kebenaran di tengah-tengah
rakyat yang dipimpinnya.
Inilah
tugas dari pemimpin, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN.
Jadi,
inilah langkah pertama untuk mengatasi tujuh tahun kelaparan yang dahsyat,
yaitu mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana menjadi kuasa, seperti
Yusuf menjadi mangku bumi atas seluruh tanah Mesir.
Kita
kembali membaca Kejadian 41.
Kejadian
41:35
(41:34) Baiklah juga
tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas
negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil
tanah Mesir.
Untuk mengatasi
tujuh tahun kelaparan yang hebat itu, di sini kita melihat: Pada saat tujuh
tahun kelimpahan Yusuf mengusulkan dua hal kepada Firaun, Yang Kedua: MENEMPATKAN PENILIK-PENILIK ATAS NEGERI
MESIR.
Lebih jauh kita
memperhatikan “penilik” dalam Kisah Para
Rasul 20.
Kisah Para rasul
20:28
(20:28) Karena itu
jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Penilik-penilik
disebut juga dengan seorang gembala sidang; yang dalam pimpinan Roh-El Kudus, dia
akan menggembalakan sidang jemaat TUHAN. Jadi, menggembalakan bukan dengan
tabiat dagingnya, tetapi dengan pimpinan Roh Kudus, seorang penilik (seorang
gembala sidang) harus menggembalakan sidang jemaat, tidak dengan kepentingan
daging.
Kemudian, sidang
jemaat -- disebut juga dengan tubuh Kristus -- diperoleh dengan darah Anak
Domba. Oleh sebab itu, seorang gembala sidang harus menggembalakan sidang
jemaat dengan sungguh-sungguh.
Kita lihat
tentang kesungguhan ini pada ayat 26.
Kisah
Para Rasul 20:26
(20:26) Sebab itu pada
hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah
terhadap siapa pun yang akan binasa.
Kepada
penatua-penatua di Efesus, Rasul Paulus bersaksi dan berkata: “Bahwa aku
bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa
Rasul Paulus dengan sungguh-sungguh melayani TUHAN dan melayani sidang jemaat
TUHAN. Jadi, kalau pun nanti ada salah seorang dari sidang jemaat itu yang akan
binasa, itu bukan salahnya Rasul Paulus karena dia sudah sungguh-sungguh di
dalam hal melayani TUHAN dan melayani sidang jemaat TUHAN.
PRAKTEKNYA.
Kisah
Para Rasul 20:27
(20:27) Sebab aku tidak
lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Prakteknya: Tidak
lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepada sidang jemaat.
BUKTI RASUL
PAULUS TIDAK LALAI memberitakan seluruh maksud Allah, rencana Allah, tujuan
Allah kepada sidang jemaat yang dilayani oleh seorang penilik atau seorang
gembala sidang, dapat kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul 20:17-19, dengan perikop “Perpisahan Paulus
dengan para penatua di Efesus”.
Kisah Para Rasul
20:17-19
(20:17) Karena itu ia
menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat
datang ke Miletus. (20:18) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada
mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama
aku tiba di Asia ini: (20:19) dengan segala rendah hati aku melayani
Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan
banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh
aku.
Yang
kita perhatikan terlebih dahulu adalah ayat
18-19, di mana Rasul Paulus melayani TUHAN dengan segala kerendahan di hatinya.
Tandanya:
-
Banyak
mencucurkan air mata.
Air selalu mengalir ke dataran rendah, tidak mencari dataran tinggi. Ini tanda
Rasul Paulus melayani TUHAN dengan segala kerendahan hatinya.
-
Siap menghadapi
pencobaan dan siap mati di hadapan TUHAN.
Kisah Para Rasul
20:20-21
(20:20) Sungguhpun
demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan
dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam
perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi
kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat
kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Inilah
yang dimaksud dengan pernyataan Rasul Paulus pada Kisah Para Rasul 20:27, di mana Rasul Paulus tidak lalai dalam 3 (tiga)
hal:
1.
Rasul
Paulus tidak lalai dalam hal memberitakan
firman Allah.
2.
Rasul
Paulus tidak lalai dalam hal mengajarkan
firman Allah kepada sidang jemaat.
3.
Rasul
Paulus tidak lalai dalam bersaksi dari
hal firman Allah kepada sidang jemaat.
Jadi,
benar sekali, bahwa Rasul Paulus ini sungguh-sungguh di dalam melayani TUHAN
dan melayani sidang jemaat, sebab dia bertanggung jawab.
Tujuannya
adalah supaya baik Yahudi, maupun orang yang bukan Yahudi -- disebut juga
bangsa Kafir --:
-
Bertobat kepada
Allah,
berarti; berhenti berbuat dosa, kembalilah kepada Allah.
-
Percaya kepada
TUHAN Yesus Kristus,
berarti; tidak percaya lagi kepada berhala-berhala di dunia ini.
Inilah
sedikit cuplikan tentang seorang penilik yang disebut juga dengan seorang
gembala.
Sekarang
kita akan melihat TUGAS DARI SEORANG PENILIK, di dalam Kejadian 41.
Kejadian
41:34
(41:34) Baiklah juga
tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas
negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima
dari hasil tanah Mesir.
Adapun tugas
dari seorang penilik (gembala sidang) adalah menerima atau memungut seperlima
dari hasil tanah selama tujuh tahun kelimpahan itu.
Kejadian
41:35-36
(41:35) Mereka harus
mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang
ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota
sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.( 41:36) Demikianlah segala
bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh
tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan
binasa karena kelaparan itu."
Dalam
tujuh tahun kelimpahan itu, penilik harus mengumpulkan bahan makanan atau
menimbun gandum, serta menyimpannya. Tujuannya untuk menjadi persediaan dalam tujuh
tahun kelaparan yang hebat yang akan
terjadi, sehingga manusia jangan binasa karena kelaparan yang hebat itu
-- sesuai dengan nubuatan Amos 8:11-12
--.
Pendeknya:
Tugas penilik adalah untuk mengumpulkan seperlima gandum sebagai persediaan
makanan, disebut juga dengan perbekalan yang berlimpah-limpah.
Kita
lihat “persediaan makanan” yang disebut juga dengan “perbekalan yang
berlimpah-limpah”, di dalam Mazmur 78.
Mazmur
78:23-25
(78:23) Maka Ia
memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit, (78:24)
menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada
mereka gandum dari langit; (78:25) setiap orang telah makan roti
malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Gandum
dari langit disebut juga dengan roti malaikat, itu merupakan perbekalan
yang berlimpah-limpah.
Mazmur
78:26-27
(78:26) Ia telah
menghembuskan angin timur di langit dan menggiring angin selatan dengan
kekuatan-Nya; (78:27) Ia menurunkan kepada mereka hujan daging
seperti debu banyaknya, dan hujan burung-burung bersayap seperti pasir
laut;
Selain
mengirimkan gandum dari langit -- disebut juga dengan roti malaikat, yang
merupakan perbekalan yang berlimpah-limpah --, TUHAN juga mengirim burung
puyuh yang bersayap.
Kesimpulannya:
-
Gandum
dari langit, disebut juga roti malaikat = 1/10 (satu per sepuluh).
-
Burung
puyuh yang bersayap = 1/10 (satu per sepuluh).
Jadi, 1/10 (satu
per sepuluh) + 1/10 (satu per sepuluh) =
2/10 (dua per sepuluh) = 1/5 (seperlima)
Untuk
perhitungan ini, kita harus BUKTIKAN di dalam Keluaran 16.
Keluaran
16:11-12
(16:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada
Musa: (16:12) "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;
katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging
dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan
mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
Dalam
perjalanan di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun, bangsa Israel
dipelihara oleh TUHAN, sebab:
1.
Waktu
pagi mereka makan manna, itulah roti malaikat (gandum
dari langit).
2.
Waktu
senja atau petang hari mereka makan burung puyuh yang bersayap.
Keluaran
16:35-36
(16:35) Orang Israel
makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami
orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan. (16:36)
Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Bangsa Israel makan
manna,
tiap-tiap orang satu gomer. Ukuran dari satu gomer = 1/10 (sepersepuluh) efa.
Sedangkan burung
puyuh yang bersayap merupakan gambaran dari korban Kristus, di mana Yesus
Kristus mati di atas kayu salib untuk menggenapi hukum Taurat. Inti dari 10
(sepuluh) hukum Taurat hanya satu, itulah “kasih”, baik itu kasih kepada TUHAN
dan kasih kepada sesama = 1/10 (satu per sepuluh)
Jadi, roti manna
1/10 (sepersepuluh) + burung puyuh yang bersayap, itulah korban Kristus 1/10 (sepersepuluh)
= 2/10 (dua per sepuluh) = 1/5 (seperlima).
-
Kalau
kita diajar oleh firman Allah yang benar dan murni,
-
kemudian
diajar juga untuk menyangkal diri dan memikul salib,
itulah
seperlima.
Jadi,
kalau hanya datang beribadah, tujuannya untuk mencari pujian, itu bukan 1/10 (sepersepuluh).
Tetapi kita datang beribadah, menghadap TUHAN di tengah ibadah-ibadah yang
TUHAN percayakan ini, hanya satu tujuannya, yaitu;
-
Untuk
menikmati roti malaikat, itulah pengajaran firman Allah yang benar = 1/10 (sepersepuluh).
-
Diajar
untuk menyangkal diri dan memikul salib, diajar untuk mempersembahkan koban
persembahan, lalu dipersembahkan di atas mezbah = 1/10 (sepersepuluh).
Jadi, 1/10 (sepersepuluh)
+ 1/10 (sepersepuluh) = 2/10 (dua per sepuluh) = 1/5 (satu per lima). Inilah persediaan makanan yang disebut juga
dengan perbekalan yang berlimpah-limpah.
Tetapi
supaya hal ini bisa terwujud, ada dua langkah yang harus diperhatikan:
Langkah
pertama:
Mengangkat seorang yang berakal budi
bijaksana menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. Oleh sebab itu, langkah
pertama ini harus kita perhatikan. Seluruh kaum muda remaja dan seluruh sidang
jemaat TUHAN harus berdoa supaya TUHAN senantiasa mengirimkan hikmat, akal budi
dan kebijaksanaan lewat pembukaan rahasia Firman untuk selanjutnya menuntun
kita sampai pada kebenaran yang sejati.
Langkah
kedua:
Menempatkan penilik-penilik atas
seluruh tanah Mesir. Siapa penilik? Itulah
gembala sidang untuk menggembalakan sidang jemaat. Apa tugas dari seorang
penilik gembala sidang? Yaitu menerima (memungut) 1/5 (seperlima) dari hasil
tanah di Mesir selama tujuh tahun kelimpahan ini.
Itulah
tugas saya untuk menerima dan memungut seperlima dari hasil tanah selama tujuh tahun
kelimpahan berlangsung. Jadi, jangan marah, jangan ngomel kalau diajar untuk
berkorban tenaga, pikiran, waktu, uang, harta, kekayaan yang kita punya, sebab
tugas dari seorang penilik adalah untuk mengajar dan mendidik sidang jemaat
supaya tahu berkorban dalam segala perkara, baik tenaga, pikiran, waktu, harta,
kekayaan, uang yang dia punya. Inilah 1/5 (seperlima), inilah persediaan
makanan itu, inilah perbekalan yang tidak berkesudahan itu.
Kalau
saudara tidak mengerti soal 1/5 (seperlima) dalam bentuk berkorban tenaga,
pikiran, waktu, saya tidak yakin bahwa dia akan terangkat seperti daging burung
puyuh yang bersayap.
Saudara
harus bersyukur kalau diajar untuk memungut 1/5 (seperlima), kalau diajar untuk
menyangkal diri, memikul salib, kalau diajar untuk berkorban, sebab itu adalah
1/5 (seperlima) dari gandum.
Lihat
wujud daging burung puyuh yang bersayap itu, di dalam Injil Matius 24.
Matius
24:27-28
(24:27) Sebab sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. (24:28) Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
Sebab sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Ini
jelas berbicara tentang kesatuan tubuh yang sempurna, sehingga pada saat itulah
Yesus datang kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja Mempelai Pria Sorga.
Tetapi lihat: Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun. Jadi, korban Kristus itulah yang menjadi makanan kita,
itulah yang mengangkat kita sama seperti burung puyuh yang bersayap; sayap
burung nazar ini yang mengangkat kita semua.
Jadi, nikmatilah
pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, itu adalah
burung puyuh yang bersayap, itulah sayap burung nazar. Nikmatilah kematian dan
kebangkitan Yesus.
Jangan kita
gagal paham tentang ibadah. Banyak orang Kristen hanya tahu soal berkat dan
keberkatan, soal berhasil dan keberhasilan, termasuk soal mujizat-mujizat. Tidak
salah berkat dan mujizat tetapi sidang jemaat harus diajar untuk memungut
seperlima dari hasil gandum selama tujuh tahun kelimpahan ini.
Selama TUHAN
memberi kita kesempatan untuk kita menghadap Dia dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah, maka sidang jemaat harus diajar untuk memungut 1/5 (seperlima). Kalau
gembala sidang (penilik) tidak mengajar sidang jemaat untuk memungut 1/5
(seperlima), maka dia bukan hamba TUHAN yang bertanggung jawab, dia bukan
gembala sidang yang bertanggung jawab, tetapi dia adalah gembala sidang yang
terkutuk, sesuai dengan kitab Galatia
1:7-9. Oleh sebab itu, seorang penilik (gembala sidang) melayani bukan
untuk menyukakan hati manusia, tetapi melayani untuk menyukakan hati TUHAN,
itulah 1/5 (seperlima) gandum, itulah burung puyuh yang bersayap.
Doa saya; oleh
karena Allah kaya dengan rahmat, kiranya kita dianugerahkan kelimpahan kasih
karunia-Nya. Oleh sebab itu, kita harus mau menerima dan memungut 1/5
(seperlima) gandum selama tujuh tahun kelimpahan.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment