IBADAH DOA
PENYEMBAHAN 12 OKTOBER 2021
KITAB KOLOSE
(Seri: 164)
Subtema:
TUHAN SEDEKAT KASIH
MEMPELAI
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di
tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan dan sesudah firman yang akan kita
terima selanjutnya kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN. Oleh sebab itu,
kita berdoa supaya kiranya TUHAN betul-betul menuntun dan memimpin perjalanan
rohani kita sesuai dengan rencana TUHAN yang dinyatakan dalam hidup kita
pribadi lepas pribadi.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat
ketebusan TUHAN yang juga setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet, Youtube, Facebook,
dimanapun berada TUHAN memberkati saudara.
Mari
kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose. Kita membaca Kolose
3, dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota
rumah tangga.”
Kolose
3:19
(3:19)
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
Seorang
suami harus tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar. Kemudian, seorang
suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap isterinya.
Tentang
hal ini kita akan melihat lebih rinci di dalam 1 Petrus 3.
1
Petrus 3:7
(3:7)
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Di
dalam hal mengasihi isterinya seorang suami dituntut untuk berlaku bijaksana
terhadap isterinya.
Yesus
Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Laki-Laki Sorga, bahkan Dia adalah
suami dalam kebenaran dan suami di dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
Terkait
dengan “hal yang bijaksana” kita lanjut membaca Daniel 12.
Daniel
12:3
(12:3)
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan
yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,
tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, berarti
bersinar terang di dalam kegelapan.
Adapun
tugas dari orang-orang bijaksana adalah untuk menuntun banyak orang kepada
kebenaran.
Untuk
hal ini kita harus menaikkan doa dan permohonan supaya TUHAN senantiasa
mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan, tujuannya adalah untuk menuntun hidup
rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati; yang sekarang duduk di sebelah
kanan Allah Yang Maha Besar di tempat yang maha tinggi. Sebagaimana Rasul
Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
1
Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
(10:15) Aku berbicara kepadamu
sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku
katakan!
Sebagai
seorang hamba TUHAN yang bijaksana Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di
Korintus agar mereka menjauhkan diri mereka dari penyembahan berhala. Itulah
permintaan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
Terkait
dengan kedua ayat ini kita akan hubungkan pada ayat 19 sampai dengan ayat 20.
1
Korintus 10:19-20
(10:19)
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan
mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku
tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
Sesungguhnya
yang dimaksud oleh Rasul Paulus pada ayat 14 dan ayat 15 ialah bahwa
persembahan bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada
Allah. Itu sebabnya, Rasul Paulus dengan tegas melarang sidang jemaat di
Korintus untuk bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam
perjalanan mereka di padang gurun selama empat puluh tahun.
Pendeknya,
sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan jemaat yang dipimpin oleh Musa
atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah di padang gurun namun
kenyataannya persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan
kepada Allah. Inilah yang diwaspadai Rasul Paulus kepada sidang jemaat di
Korintus.
1
Korintus 10:21
(10:21)
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam
perjamuan roh-roh jahat.
Inti
dari ayat ini yaitu:
-
Pengorbanan
kepada TUHAN dan pengorbanan kepada setan tidak dapat dikerjakan secara
bersama-sama.
-
Kemudian,
kehendak Allah dan kehendak dari roh-roh jahat tidak dapat dikerjakan secara
bersama-sama.
Oleh
sebab itu, kita harus fokus terhadap pilihan kita;
-
Mau
beribadah dan melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh dan disertai dengan segala
pengorbanan dan menuruti kehendak Allah,
-
Atau
pilihan kita adalah untuk berada di tengah-tengah dunia yang gelap gulita serta
ditunggangi oleh roh-roh jahat dan kehendaknya.
Kita
semua harus fokus terhadap satu pilihan. Dan mulai dari sekarang pilihan itu
harus kita tentukan masing-masing; fokus mengikuti TUHAN atau fokus dengan dunia
serta setan-setan yang ada di dalamnya.
Selanjutnya
persekutuan bangsa Israel yang dimaksud oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus
10.
1
Korintus 10:6-10
(10:6)
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan
kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan
percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10)
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini
telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita … Perjalanan
bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh tahun adalah gambaran dari
perjalanan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, dan apa yang dialami oleh
bangsa Israel itu merupakan sinyal dan peringatan keras bagi kita supaya kita
jangan menjadi sama seperti bangsa Israel, sehingga pada akhirnya mayat-mayat
mereka bergelimpangan di padang gurun dan tidak ada satupun yang sampai di
tanah Kanaan itulah tanah yang dijanjikan TUHAN Allah kepada nenek moyang
bangsa Israel itulah Abraham, Ishak, Yakub.
Jadi,
yang dibawa masuk ke tanah Kanaan atau tanah perjanjian itu adalah generasi
kedua yaitu generasi yang lahir di padang gurun, jadi mereka yang keluar dari
Mesir tidak ada satupun yang keluar dari tanah Kanaan kecuali Kaleb bin Yefune
dan Yosua bin Nun.
Adapun
persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama empat puluh tahun di
padang gurun, antara lain:
1.
Pada
ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada ayat 7:
Bangsa Israel menyembah berhala.
3.
Pada
ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat 9:
Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada
ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
Kita
masih mengikuti seri penjelasan dari hal yang kedua, yaitu: BANGSA ISRAEL
MENYEMBAH BERHALA.
Tentang
penyembahan berhala ditulis dengan lengkap pada kitab Musa yang kedua, yakni: Keluaran
32:1-35.
Keluaran 32:1-35 menurut
pembagiannya, antaralain:
A.
Ayat
1-6 tentang lembu emas.
B.
Ayat
7-14 tentang murka Allah.
C.
Ayat
15-20 tentang dua loh batu.
D.
Ayat
21-29 tentang Musa marah kepada Harun.
E.
Ayat
30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa
Israel.
Mari
kita mengikuti penjelasan tentang: MUSA BERDOA UNTUK BANGSA ISRAEL.
Keluaran
32:34
(32:34)
Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah
Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi
pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada
mereka."
Ayat 34 ini dibagi
dalam tiga bagian kalimat yaitu:
KALIMAT
PERTAMA: Tuntunlah bangsa itu ke tempat
yang telah Kusebutkan kepadamu, artinya …
-
Musa
tampil untuk menjadi gembala atau pemimpin atas bangsa Israel.
-
Bangsa
Israel adalah kawanan domba yang harus dituntun oleh Musa.
Kalimat
yang pertama ini telah disampaikan, dan kalau memang lupa bisa dibaca kembali
catatan masing-masing.
KALIMAT
KEDUA: Akan berjalan malaikat-Ku di
depanmu.
Oleh
karena kemurahan TUHAN kita masih memperhatikan penjelasan dari kalimat yang
kedua, dan untuk mendapat pengertian tentang kalimat yang kedua ini maka kita
akan mengawali pembacaan dari Keluaran 3, dengan perikop: “Musa diutus TUHAN.”
Keluaran
3:1
(3:1)
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya,
imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang
padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Musa biasa
menggembalakan kambing domba, artinya: Tergembala dengan sungguh-sungguh
berarti tergembala sampai mendarah daging bahkan sudah menjadi tabiat.
Apabila
seseorang tergembala dengan sungguh-sungguh, ketika jauh dari ibadah dia akan
merasa tertuduh, merasa bersalah, merasa berdosa sendiri di hadapan TUHAN
sekalipun tidak ada yang mempersalahkan dia. Oleh sebab itu, sesibuk-sibuk apapun kita di
dunia ini haruslah kembali ke kandang penggembalaan.
Keluaran
3:2
(3:2)
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api
yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri
itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Malaikat
TUHAN menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak
duri.
Singkat
kata; di gunung Horeb/gunung Sinai untuk pertama kali malaikat TUHAN menampakkan
diri kepada Musa. Kemudian, pada momen atau pada kesempatan itu nampaklah semak
duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Nyala api di sini itu
disebut ujian dan pencobaan yang harus dialami oleh setiap orang tanpa
terkecuali; mulai dari hamba-hamba TUHAN sampai kepada seluruh sidang jemaat.
Adapun
tujuan dari nyala api:
a.
Untuk
menyucikan hidup gereja TUHAN.
b.
Untuk
membentuk anak-anak TUHAN sesuai kehendak Allah.
Jadi,
ujian adalah cara TUHAN untuk membentuk kita; dibentuk sesuai kehendak TUHAN. Jangan
sampai kita membentuk diri sendiri sesuai dengan pengertian sendiri tetapi
biarlah kiranya kita dengan rela menghadapi nyala api sebagai ujian untuk
dibentuk oleh TUHAN sesuai kehendak-Nya. Selanjutnya kehidupan yang sudah
dibentuk sesuai kehendak TUHAN -- bukan sesuai selera kita -- maka kehidupan
semacam ini dipakai oleh TUHAN secara ajaib.
Setelah
keluar dari nyala api maka dia akan tampil seperti perak dan emas yang sudah
dimurnikan, dan sesudah keluar dari sana kehidupan semacam ini akan dipakai
oleh TUHAN dengan heran dan secara ajaib. Yang merindukan dipakai TUHAN secara
ajaib jangan bersungut-sungut setiap kali menghadapi nyala api ujian, dan tidak
usah heran.
Cara
TUHAN membentuk kita tidak seperti apa yang kita pikirkan, oleh sebab itu
jangan heran dengan nyala api ujian.
Kita
kembali untuk membaca Keluaran 3.
Keluaran
3:3
(3:3)
Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa
penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Musa
berkata pada dirinya sendiri: "Baiklah
aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.”
Pendeknya,
Musa terheran-heran terhadap nyala api tersebut sebab semak duri menyala tetapi
tidak terbakar.
Musa
belum pernah menyaksikan perkara yang ajaib seperti ini;
-
Baik
selama empat puluh tahun di Mesir yaitu pada saat dia dididik oleh puteri
Firaun di dalam hal hikmat orang Mesir,
-
Kemudian
empat puluh tahun di Midian di dalam hal menggembalakan kambing domba Yitro
mertuanya.
Oleh
sebab itu dia mau melihat dan memeriksa perkara ajaib semacam ini, sebab dia
terheran-heran.
Kita
membaca 1 Petrus 4:12, dengan perikop: “Menderita
sebagai Kristen.”
1
Petrus 4:12
(4:12)
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan
yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar
biasa terjadi atas kamu.
Saudara-saudara
yang kekasih, keluarga
Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” baik di Banten, maupun di
Bandung, di Malaysia, juga kekasih saya yaitu umat ketebusan TUHAN yang setia
digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten,
Indonesia lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di dalam negeri maupun luar negeri perhatikanlah,
yaitu: Jangan heran terhadap nyala api
siksaan yang datang sebagai ujian.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Jangan heran terhadap nyala api siksaan yang
datang sebagai ujian.
Kemudian,
ujian yang kita alami dan yang kita hadapi jangan terlalu dibesar-besarkan,
jangan terlalu didramatisir. Banyak orang Kristen menghadapi nyala api siksaan
sebagai ujian sebetulnya tidak seberapa tetapi terlalu dibesar-besarkan dan
terlalu didramatisir.
Terhadap
ujian yang kita alami jangan terlalu dibesar-besarkan, mengapa? Sebab pencobaan
yang kita hadapi adalah pencobaan biasa, tidak melebihi kekuatan kita.
Pencobaan kita belum sampai seperti apa yang dialami TUHAN Yesus di atas kayu
salib, jadi jangan terlalu di dramatisir apalagi meninabobokan daging; padahal
baru sedikit saja ujian itu.
Oleh
sebab itu, jangan terlalu dibesar-besarkan, jangan terlalu dilebih-lebihkan dan
jangan terlalu didramatisir.
1
Korintus 10:13-14
(10:13)
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.
Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia.
Ujian
boleh terjadi tetapi ujian itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Percayalah;
TUHAN itu tahu kekuatan kita, TUHAN itu tahu kemampuan kita manakala kita
menghadapi ujian.
Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu.
Satu
hal yang harus kita ketahui pada saat kita menghadapi nyala api siksaan sebagai
ujian, yaitu: TUHAN itu setia,
artinya saat kita menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian Dia tidak akan
pernah meninggalkan kita sendirian, tetapi Dia sudah terlebih dahulu menghadapi
ujian (nyala api siksaan) di atas kayu salib dengan sendirian, itulah tanda
kesetiaan TUHAN.
Ingatlah
manakala kita menghadapi nyala api siksaan; kita tidak sendirian sebab Allah
itu setia.
Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar.
Pada
akhirnya kalaupun kita menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian atau cobaan
pasti TUHAN beri jalan keluar. Itulah bukti bahwa TUHAN setia kepada kita. Jadi
setialah kepada TUHAN.
Tidak
ada pencobaan yang kita hadapi melebihi kemampuan kita dan manakala kita
menghadapi ujian TUHAN ada di sana, TUHAN ada dimana-mana, jadi kita tidak
sendirian. Kemudian, bukti kesetiaan TUHAN yaitu TUHAN selalu memberikan jalan
keluar.
Saya
tambahkan sedikit cerita: Waktu bangsa Israel menghadapi laut Kolsom/laut
Teberau, sepertinya tidak ada jalan keluar, sebab;
-
Kalau
mereka maju ada laut Teberau.
-
Ke
kanan padang gurun.
-
Ke
kiri padang gurun.
-
Di
belakang ada orang Mesir dan Firaun.
Tetapi
TUHAN memerintahkan Musa supaya secepatnya tongkat yang ada di tangannya itu
diangkat. Biarlah kita senantiasa tinggikan korban. Biarlah kita senantiasa
memandang salib Kristus.
Selanjutnya
TUHAN berkata kepada Musa “ulurkan ke atas laut” dan pada saat itu juga laut
Teberau terbelah dua sehingga bangsa Israel pun dapat berjalan di tanah yang
kering. Sesudah mereka melewati laut Teberau, sementara bangsa Mesir ada di
belakang dan akhirnya bangsa Mesir dihabisi oleh laut itu.
Jadi
percaya saja, pengalaman dari bangsa Israel di padang gurun itu merupakan
pengalaman dari perjalanan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
1
Korintus 10:14
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
Karena
itu, saudara-saudara yang saya kasihi, yang saya cintai oleh karena kasih
Kristus, hanya satu yang TUHAN minta: Jauhilah penyembahan berhala!
Biarlah
TUHAN nomor satu melebihi dari kesibukan di dunia dan jauhilah kekerasan di
hati, itu saja permintaan TUHAN.
Kita
kembali membaca 1 Petrus 4.
1
Petrus 4:13
(4:13)
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam
penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada
waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Ujian-ujian
ataupun pencobaan-pencobaan itu adalah bagian yang kita dapat dalam penderitaan
Kristus, itu adalah bagian dari sengsara salib yang kita pikul. Namun, di balik
semua penderitaan yang kita alami, ingat; TUHAN
sudah menyediakan kemuliaan kekal bagi kita semua. Jadi ada upah di dalam
hal mengikuti TUHAN, sebab tidak mungkin tidak ada upah.
1
Petrus 4:14
(4:14)
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Perlu
untuk diketahui; ujian-ujian atau pencobaan-pencobaan yang disebut dengan
sengsara salib adalah jalan satu-satunya untuk menerima Roh kemuliaan selama
kita hidup di dunia. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan Roh kemuliaan selain
menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian dan cobaan.
Di
balik sengsara salib -- itulah nyala api siksaan sebagai ujian --, TUHAN
nyatakan Roh kemuliaan supaya jangan kita putus asa, supaya kita jangan putus
harap kepada TUHAN dan supaya pengikutan kita jangan berhenti di tengah jalan.
Tetapi; di balik kemuliaan, TUHAN izinkan menghadapi nyala api supaya jangan
kita sombong dan tinggi hati. Jadi, semuanya ada hubungan timbal balik.
1
Petrus 4:1
(4:1)
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga
mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa
--,
Jadi, karena
Kristus telah menderita penderitaan badani, maka kita juga harus
mempersenjatai diri dengan pikiran yang sama seperti yang dialami oleh Yesus
yaitu menderita penderitaan badani.
Yesus
telah menderita penderitaan badani dan biarlah kita mempunyai pemikiran yang
sama seperti yang dialami oleh Yesus, mengapa harus demikian? Sebab barangsiapa
telah menderita penderitaan badani --
banyak menderita secara psikis, secara jasmani, secara badani -- mungkin oleh
karena kita terlalu banyak melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, maka
orang semacam ini berhenti berbuat dosa. Ingat dan camkanlah itu.
Jika
sibuk dengan kemegahan dunia, maka orang semacam ini penuh dengan kegelimangan
dosa. Tetapi kalau kita sibuk dengan penderitaan badani maka berhenti berbuat
dosa. Oleh sebab itu, sibuk saja melayani TUHAN walaupun harus mengalami
penderitaan badani, itu adalah satu-satunya cara yang harus kita tempuh supaya
berhenti berbuat dosa dan itulah kesibukan yang harus kita perhatikan.
1
Petrus 4:2
(4:2)
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia,
tetapi menurut kehendak Allah.
Waktu
yang sisa tinggal sedikit lagi bagi kita untuk melayani TUHAN dan melayani
pekerjaan TUHAN, atau perjalanan rohani kita di hari-hari terakhir ini sudah
berada pada mil-mil terakhir. Maka, jangan kita gunakan waktu yang sedikit ini
hanya untuk menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat,
supaya jangan kita menyesal di kemudian hari.
Percayalah
apa yang saya sampaikan, dan saudara akan menyadari di kemudian hari apa yang
disampaikan malam ini di hadapan TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Jangan
heran terhadap nyala api siksaan!
-
Musa
empat puluh tahun di Mesir menerima
didikan dari istana kerajaan Firaun (istana Mesir) lewat puteri Firaun, suatu
pengetahuan yang luar biasa.
-
Kemudian,
empat puluh tahun kedua di Midian;
di Midian Musa memiliki pengalaman menggembalakan kambing domba Yitro,
mertuanya.
Sekalipun
Musa memiliki pengetahuan yang dia terima dari Mesir selama empat puluh tahun
dan Musa memiliki pengalaman yang dia alami di Midian selama empat puluh tahun,
namun ternyata Musa belum pernah melihat yang namanya “semak duri menyala, tetapi semak duri itu tidak terbakar hangus”
dan bagi dia itu merupakan suatu penglihatan yang heran sehingga dia
terheran-heran. Tetapi bagi kita nyala api siksaan sebagai ujian tidak perlu
terheran-heran dan tidak perlu didramatisir, jangan dibesar-besarkan.
Orang
yang punya pengalaman belum tentu dia mampu menghadapi ujian dan orang yang
berilmu di luaran sana belum tentu dia mampu menghadapi nyala api siksaan
sebagai ujian. Tetapi bagi kehidupan yang tergembala sampai mendarah daging nyala
api siksaan memang harus kita alami.
Kita
kembali lagi untuk membaca Keluaran 3.
Keluaran
3:3
(3:3)
Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan
yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Mengapakah tidak
terbakar semak duri itu?
Nyala
api berbicara tentang ujian atau cobaan, tetapi jangan sampai oleh karena nyala
api siksaan sebagai ujian dan cobaan lantas kita harus meninggalkan TUHAN dan
meninggalkan ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini.
Kita
membaca 1 Korintus 3, dengan perikop: “Dasar
dan bangunan.”
1
Korintus 3:13
(3:13)
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari
Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak.
Rumah
TUHAN itulah bangunan rohani itulah hidup kita dan kehidupan kita ini, suatu
kali nanti akan nampak dengan jelas di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu,
pengikutan kita harus jelas di hadapan TUHAN; tidak boleh serampangan.
Jadi,
penampilan kita ini harus nyata betul di hadapan TUHAN seperti apapun yang kita
hadapi di atas dunia ini.
Inti
dari ayat ini adalah setiap orang pasti menghadapi ujian atas seizin TUHAN,
karena TUHAN mau melihat keberadaan kita seperti apa yang sesungguhnya.
1
Korintus 3:14-15
(3:14)
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat
upah. (3:15) Jika pekerjaannya terbakar,
ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi
seperti dari dalam api.
Singkat
kata;
-
Apabila
seseorang tahan uji terhadap nyala api
siksaan sebagai ujian pencobaan, maka dia akan mendapat upah.
-
Tetapi
apabila terbakar hangus lalu
meninggalkan TUHAN karena ujian yaitu salib yang harus diderita oleh setiap
orang, maka dia akan mengalami kerugian
yang begitu besar.
Jangan
sampai kita tinggalkan TUHAN (terbakar bagus) dan jangan sampai kita mengalami hal
yang demikian supaya kita tidak mengalami kerugian yang besar.
Kalaupun
menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian kita harus sadar sesadarnya-sadarnya
bahwa itu terjadi atas seizin TUHAN untuk menyucikan kehidupan anak-anak TUHAN
dan untuk membentuk kehidupan kita di hadapan TUHAN, untuk selanjutnya selepas
keluar dari sana dipakai oleh TUHAN dengan heran.
Bersyukur;
dahulu ada diantara kita yang hampir pulang meninggalkan penggembalaan ini
hanya karena sedikit ujian, padahal ujian itu datang karena kebodohannya.
Tetapi untung dia tetap bertahan, itu karena kemurahan TUHAN, perhatian TUHAN
besar kepada dia, itu bukanlah suatu kebetulan.
Kita
kembali membaca Keluaran 3.
Keluaran
3:4-5
(3:4)
Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah
Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!"
dan ia menjawab: "Ya, Allah." (3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri
itu, adalah tanah yang kudus."
TUHAN
memanggil Musa dengan: "Musa, Musa!"
Jelas itu menunjukkan bahwa Allah sangat
mengenal pribadi Musa.
TUHAN
tidak pernah salah memanggil kehidupan hamba-hamba TUHAN untuk selanjutnya
diutus oleh TUHAN sendiri.
Kemudian,
dari pihak Musa menjawab: "Ya,
Allah."
Ciri-ciri
apabila seseorang telah mengalami penyucian atau dibentuk oleh nyala api:
YANG
PERTAMA: Dengar-dengaran, sesuai
dengan jawaban Musa yaitu: "Ya,
Allah."
Terhadap
panggilan TUHAN kita harus dengar-dengaran.
-
Ada
orang terpanggil menjadi seorang suami; harus menjadi suami yang
dengar-dengaran.
-
Ada
seorang perempuan terpanggil untuk menjadi seorang isteri; harus
dengar-dengaran terhadap panggilan itu.
-
Ada
juga laki-laki maupun perempuan terpanggil untuk tidak menikah; juga dia harus
dengar-dengaran terhadap panggilan itu seperti Rasul Paulus.
-
Kemudian,
kita semua terpanggil di hadapan TUHAN dan dalam panggilan itu kita
dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus; atas
panggilan itu kita juga harus dengar-dengaran.
Oleh
sebab itu, harus dengar-dengaran sebab itu merupakan ciri-ciri kehidupan yang
sudah melewati nyala api siksaan sebagai ujian cobaan untuk membentuk karakter
dari seorang hamba TUHAN.
Jadi,
untuk panggilan TUHAN kita semua harus dengar-dengaran. Jangan kita bekerja
sesuai dengan suara hati yang didengar, tetapi harus suara TUHAN.
YANG
KEDUA: Menanggalkan kasut lama atau
pendirian Musa yang lama.
Adapun
dua kasut Musa tersebut antara lain:
1.
Empat
puluh tahun di Mesir dengan segala hikmat orang Mesir.
2.
Empat
puluh tahun di Midian dalam pengalaman menggembalakan kambing domba
Yitro, mertuanya.
Semua
itu harus ditanggalkan, mengapa? Jawabnya, sebab kedua pengalaman tersebut
belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar atau belum cukup untuk dijadikan
sebagai landasan di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Itu
sebabnya TUHAN berkata: "Janganlah
datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana
engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Jadi, kita harus
melayani TUHAN di dalam kekudusan TUHAN.
Dua
landasan yang dimiliki Musa itu tidak cukup, oleh sebab itu …
-
Jangan
karena merasa sudah memiliki hikmat/pengetahuan orang Mesir (orang dunia) lalu
kita merasa bahwa kita layak untuk melayani kekudusan TUHAN.
-
Jangan
kita merasa karena kita sudah memiliki segudang pengalaman lalu kita jadikan
itu landasan untuk melayani kekudusan dari Allah.
Kedua
pengalaman tersebut belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar dalam melayani
kekudusan dari Allah Abraham, Ishak, dan Yakub berarti belum cukup dijadikan
sebagai dasar di dalam melayani kekudusan Allah yang hidup.
Kalau
kita terpanggil bekerja sebagai karyawan dalam sebuah perusahaan dibutuhkan
pengetahuan dunia dan dibutuhkan pengalaman, itu merupakan dasar dan hal itu sudah
cukup. Tetapi, terpanggil untuk melayani pekerjaan TUHAN; hikmat dunia dan
pengalaman dunia belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar untuk melayani
kekudusan dari pada TUHAN.
Keluaran
3:7
(3:7)
Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh
kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan
mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui
penderitaan mereka.
Dan TUHAN
berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di
tanah Mesir
… TUHAN Allah bukan hanya sekedar memperhatikan tetapi sungguh-sungguh
memperhatikan sengsara yang dialami oleh umat Israel di Mesir.
Inti
dari ayat 7 adalah bahwa selama ada
seruan yang disertai dengan rintihan-rintihan di dunia ini yang naik kepada
TUHAN karena suatu penderitaan, disitulah TUHAN akan memanggil dan memakai
siapa yang mau diutus oleh TUHAN di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan
TUHAN, sebab TUHAN perlu untuk menolong mereka yang tertindas. Maka, dalam hal
ini Musa terpanggil dan diutus untuk membebaskan umat Israel dari Mesir dan
dari penindasan Firaun.
Keluaran
3:8
(3:8)
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang
Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri
yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke
tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang
Yebus.
Malaikat
TUHAN berjalan di depan Musa, menunjukkan bahwa TUHAN sendirilah yang akan menuntun dan memimpin perjalanan Israel
di padang gurun, mereka dibawa keluar dari Mesir untuk selanjutnya dibawa ke
tanah Kanaan; tanah yang dijanjikan TUHAN Allah kepada nenek moyang bangsa
Israel itulah Abraham, Ishak, dan Yakub.
Itulah
inti dari kelimat yang kedua dalam Keluaran
32:34, yaitu: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Sekali
lagi saya sampaikan; kalimat itu menunjukkan bahwa TUHAN sendirilah yang akan
menuntun dan memimpin perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama empat
puluh tahun, mereka dibawa keluar dari tanah Mesir dan dari penindasan Firaun
untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan; tanah perjanjian yang sudah
dijanjikan kepada Abraham, Ishak, Yakub nenek moyang Israel sebagai milik
pusaka mereka untuk selama-lamanya.
Demikianlah
TUHAN menuntun dan memimpin hidup kita dalam perjalanan rohani kita di hari-hari
terakhir ini dan membawa kita keluar dari dunia ini, untuk selanjutnya dibawa masuk
ke tanah air Sorgawi yang sudah dijanjikan itu untuk dijadikan sebagai milik
pusaka untuk selama-lamanya.
Bukan
berhala; bukan harta, bukan kekayaan, bukan pendidikan, bukan ilmu, bukan uang
yang banyak, bukan raja-raja di dunia tetapi TUHAN sendiri yang akan memimpin
dan menuntun perjalanan kita selanjutnya dibawa keluar dari dunia untuk
selanjutnya dibawa masuk ke tanah air Sorgawi dan malaikat TUHAN yang berjalan di
depan kita.
Saya
dan kita semua; baik yang offline (tatap muka) maupun yang online di tanah air
dan di luar negeri, kita akan buktikan bahwa malaikat TUHAN yang berjalan di
depan kita.
Kita
membaca Wahyu 8, dengan perikop: “Meterai
yang ketujuh.”
Wahyu
8:3-4
(8:3)
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. (8:4) Maka
naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah.
Datanglah
seorang malaikat lain. Malaikat ini tidak sama dengan tujuh malaikat lain,
yaitu:
-
Tujuh
malaikat yang pertama yang
ditugaskan untuk membuka tujuh meterai.
-
Tujuh
malaikat yang kedua yang ditugaskan
untuk meniup tujuh sangkakala.
-
Tujuh
malaikat yang ketiga yang ditugaskan
untuk menumpahkan tujuh cawan murka
Allah.
Malaikat
lain bukanlah ketujuh malaikat tersebut. Malaikat lain ini tidak lain tidak
bukan adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus
yang diutus oleh Bapa dari Sorga turun ke bumi.
Di
dalam surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani banyak kali
menceritakan pribadi Yesus sebagai Imam Besar;
-
Yang
melayani kehidupan yang berdosa.
-
Kemudian
berdoa untuk kehidupan yang berdosa.
-
Dan
memperdamaikan kehidupan manusia
yang berdosa.
Banyak
sekali yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani, orang Heber.
Jadi
malaikat lain itulah TUHAN Yesus Kristus, Dialah Imam Besar Agung yang melayani
kita, yang melayani ibadah di bumi ini.
Perhatikan
sungguh-sungguh; kebaikan yang kita terima dari TUHAN harus sanggup meluluhkan
hati kita. jangan kalau nonton di HP hati kita luluh kita sampai tertawa
terpingkal-pingkal, tetapi kebaikan TUHAN dinyatakan lewat pembukaan firman
tidak bisa hancur hati. Berarti, itu sesuatu yang tidak beres = Rohaninya tidak
beres.
Kalau
hal yang lahiriah bisa terpingkal-pingkal bahkan luluh hatimu, tetapi untuk
yang rohani tidak hancur dan tidak luluh hatimu, itu kan aneh. Oleh sebab itu,
di atas tadi saya sudah sampaikan; tentukan
pilihanmu dari sekarang ikut dunia atau ikut TUHAN. Hari-hari ini adalah
hari terakhir, jadi tidak boleh main-main lagi.
Malaikat
lain itulah TUHAN Yesus Kristus yang melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa
kita, Dialah Kepala Rumah TUHAN dan juga Rasul yang harus kita akui untuk
menceritakan tentang Wahyu; tentang hal-hal yang akan datang dan menceritakan
tentang kerajaan Sorga dan segala kemuliaannya.
… dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Lihatlah, apa
yang diperbuat oleh malaikat lain yang kuat ini: Dia berdiri dekat mezbah
dengan sebuah cawan emas di tangan-Nya.
Sudah
sangat jelas sekali; malaikat lain itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah Imam
Besar Agung, Dia memimpin ibadah-ibadah di dunia ini dan dipimpin sampai puncak
ibadah itulah doa penyembahan; bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat
TUHAN menembusi takhta Allah.
Jadi,
sudah sangat jelas; kalimat yang kedua pada Keluaran 32:34 “Malaikat-Ku
akan berjalan di depanmu”, jadi TUHAN sendiri yang memimpin kehidupan
rohani kita dan dipimpin sampai puncaknya itulah doa penyembahan; bagaikan asap
dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, itulah yang melepaskan kita dari
dunia ini dan itu yang mengeluarkan kita dari dunia ini untuk selanjutnya
dibawa masuk ke tanah perjanjian, tanah air Sorgawi untuk selanjutnya dijadikan
sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Jadi,
bukan harta, bukan barang fana; bukan batangan emas dan perak, tetapi malaikat
TUHAN yang berjalan di depan kita. Oleh sebab itu, jangan keliru.
Semua
kita harus perhatikan firman ini sungguh-sungguh sampai hati kita luluh dengan
kasih-Nya yang luar biasa ini.
Ada
lagi yang membuat saya terkesima dengan Wahyu 8.
Wahyu
8:5
(8:5)
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah,
dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai
halilintar dan gempa bumi.
Cawan
emas diisi dengan api dari Mezbah Korban Bakaran sesudah itu dilemparkan ke
bumi. Kemudian, terjadilah goncangan yang begitu hebat atas dunia dan itu
merupakan celaka sebagai penghukuman atas dunia.
Jadi, sesudah
TUHAN memimpin dan mengeluarkan kita dari dunia ini, selanjutnya dunia menerima
celaka; diguncang oleh TUHAN.
Saudara
dari sini kita melihat bagaimana TUHAN begitu hebat untuk mengeluarkan kita dan
begitu hebat memimpin kita untuk keluar dari Mesir (dunia) ini, untuk
selanjutnya dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga sesudah itu barulah dunia
mengalami hukuman sebagai celaka.
Begitu
hebatnya TUHAN menuntun memimpin dan mengeluarkan kita dari Mesir (dunia) ini,
dan jika saudara masih menganggap biasa-biasa pemberitaan firman semacam ini,
saya tidak bisa bayangkan entah apa yang ada dalam pemikiran semacam ini.
Tidakkah
engkau bahagia; di dalam salib TUHAN sediakan kemuliaan kekal? Itu adalah janji
Firman.
Jadi
TUHAN sendiri yang memimpin, menuntun dan mengeluarkan kita dari Mesir (dunia)
ini untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan itulah tanah perjanjian.
Maka,
di dalam Wahyu 10; malaikat lain yang berjalan di depan kita sedang …
-
Menahan
kuasa-kuasa dari antikris.
-
Menahan
kuasa-kuasa dari nabi-nabi palsu.
-
Lalu
di tangan kirinya terdapat gulungan kitab yang terbuka itulah firman yang
dibukakan rahasianya.
Lalu
pada Wahyu 10:5; tangan kanan-Nya
teracung itu adalah pembalasan terhadap antikris sesudah lewat masa aniaya
antikris selama 3,5 tahun dan sesudah itu genaplah rahasia Allah yaitu TUHAN
balaskan penghukuman terhadap musuh-musuh-Nya termasuk antikris.
Inilah
pekerjaan dari malaikat yang berjalan di depan, jadi tidak ada musuh yang dapat
menghalangi perjalanan rohani kita termasuk antikris.
Bilamana
malaikat TUHAN diutus berjalan di depan kita; Dia akan memimpin, menuntun,
mengeluarkan kita dari dunia ini sampai dibawa masuk ke tanah Kanaan dan tidak
ada satupun yang dapat menghalangi perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini
termasuk antikris karena malaikat TUHAN berjalan di depan kita semua. Kita
harus bersyukur kepada TUHAN. Itulah Wahyu
10:1-5.
Wahyu
10:7
(10:7)
Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia
meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah,
seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
… Maka akan
genaplah keputusan rahasia Allah, berarti TUHAN akan membalaskan
penghukuman terhadap musuh-Nya itulah antikris.
Jadi,
tiada satupun yang dapat mengalangi perjalanan rumah TUHAN di dunia ini
termasuk antikris karena malaikat TUHAN yang berjalan di depan kita.
Tidak
ada yang bisa menghalangi langkah-langkah perjalanan rohani kita, percaya saja
kepada TUHAN; sebab Dia malaikat yang diutus oleh Bapa, malaikat yang berjalan
di depan kita.
Wahyu
10:8
(10:8)
Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya:
"Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan
malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
Yang
harus kita perhatikan dan yang menjadi pusat perhatian dari Rasul Yohanes di
pulau Patmos, yaitu: "Pergilah.”
Kata
“pergi” berarti melangkah ke depan. Setiap orang manakala melangkah ke depan
maka yang di belakang sudah harus ditinggalkan.
Selanjutnya
yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah “ambillah gulungan kitab yang terbuka” berarti nikmati pembukaan
rahasia firman TUHAN selagi ada kesempatan untuk menikmati pembukaan rahasia
firman TUHAN.
Selagi
masih ada kesempatan yaitu;
-
Kaki
kanan menahan lajunya laut itulah antikris,
-
Kaki
kiri menahan lajunya bumi itulah nabi-nabi palsu,
Berarti
TUHAN masih memberikan kesempatan. Oleh sebab itu, hargailah firman yang
dibukakan melebihi dari karunia-karunia yang dimiliki oleh seorang hamba TUHAN.
Wahyu
10:9
(10:9)
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia
memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan
makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia
akan terasa manis seperti madu."
Lalu aku pergi
kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab
itu kepadaku.
Kita
lihat; bagaimana hubungan Rasul Yohanes begitu dekat dengan malaikat yang kuat
itu. Demikian juga, sementara perjalanan rohani kita di hari-hari terakhir ini
begitu dekatnya hubungan kita dengan Dia sampai kita bisa diberi kesempatan dan
dipercayakan untuk menikmati pembukaan rahasia firman TUHAN. Begitu dekatnya
TUHAN; sedekat kasih mempelai.
Apa
bukti sedekat kasih mempelai? Jawabnya; hati menyatu dengan hati, berarti isi
hati-Nya terbuka untuk secepatnya disatukan dengan hati kita lewat pembukaan
rahasia firman TUHAN.
Hati
menyatu dengan hati, itu adalah hal yang tidak terbayangkan. Sebab kadangkala
suami isteri belum tentu hati menyatu dengan hati. Tetapi, lihatlah; hubungan
kita dengan malaikat yang kuat ini -- yang sedang berjalan menuntun perjalanan
rohani kita dan yang mengeluarkan kita dari penjara dunia ini, untuk
selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan --, begitu dekat sekali; sedekat kasih
mempelai, berarti hati menyatu dengan hati. Firman yang dibukakan itu adalah
hati TUHAN untuk secepatnya ditaruh di hati kita.
Tidakkah
bergetar hatimu mendengarkan ini? Tidakkah hatimu bergetar untuk menerima
kemurahan ini? Hanyakah engkau bergetar kalau gajimu ada, upahmu ada, uangmu
ada? Tidakkah engkau bergetar dengan kasih yang melebihi gajimu; kasih yang
memberikan nafas hidup?
Ingat;
sedekat kasih mempelai. Bicara “mempelai” berarti bicara kesatuan.
Wahyu
10:10
(10:10)
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam
mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku
menjadi pahit rasanya.
Lalu aku
mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya.
Pembukaan
rahasia firman yang disampaikan itu nikmati saja.
… di dalam
mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku
menjadi pahit rasanya.
Ketika
firman itu berproses dalam tubuh kita terasa pahit, tetapi hasilnya manis
dimulut kita, nanti kita rasakan; bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, Mempelai
Pria Sorga kita bahagia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment