IBADAH RAYA MINGGU, 17 OKTOBER 2021
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri:
19)
Subtema: KASIH ALLAH MENGISI KEKOSONGAN
Segala puji, segala hormat hanya bagi
Dia yang layak untuk disembah, yang sekarang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya.
Dan kita patut bersyukur pada saat petang ini, oleh karena kemurahan hati
TUHAN, kita dimungkinkan untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu
disertai dengan kesaksian Zangkoor.
Dan biarlah lewat Ibadah petang ini, kita boleh merasakan kasih dari sorga,
kasih dari Allah, untuk mengisi kekosongan-kekosongan yang kita alami
masing-masing, sehingga ibadah ini menjadi suatu berkat yang besar bagi kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang
jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang
senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia,
lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook, baik anda yang ada di dalam negeri, di tanah air, dari
Sabang sampai Merauke, maupun yang di luar negeri, di manca negara, di
tiap-tiap negara, TUHAN kiranya memberkati saudara di sana, dan selanjutnya ada
suatu persekutuan yang indah di antara kita. Tidak tertutup kemungkinan, suatu
saat nanti mata bertemu mata.
Kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN,
supaya kiranya TUHAN membukakan Firman-Nya bagi kita, meneguhkan, menjangkau
setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai
Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya (Ibadah Umum) Minggu, yaitu Wahyu 13,
dengan perikop: “Binatang yang keluar
dari dalam bumi.”
Wahyu 13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang
pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh
bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka
parahnya telah sembuh. (13:13) Dan
ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke
bumi di depan mata semua orang. (13:14)
Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah
diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia
menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung
untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Nabi-nabi palsu menjalankan seluruh
kuasa binatang pertama, yakni antikris. Kemudian, oleh kuasa itu, nabi-nabi
palsu:
-
Mengadakan tanda-tanda yang dahsyat.
-
Bahkan mereka menurunkan api dari langit
ke bumi.
Lalu, semua demonstrasi-demonstrasi yang
diperbuat oleh nabi-nabi palsu itu dipamerkan (dipertontonkan) di depan mata
semua orang dengan hati yang tidak murni.
Berarti, tujuan dari nabi-nabi palsu
untuk mengadakan tanda-tanda heran dan tanda-tanda yang dahsyat, serta menurunkan
api dari langit ke bumi ialah untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi.
Praktek penyesatan dari nabi-nabi palsu,
ada 2 (dua):
1. Supaya
penghuni bumi menyembah binatang yang pertama, itulah antikris, sesuai dengan
apa yang tertulis pada ayat 12.
2. Supaya
yang diam di bumi mendirikan patung berhala, sesuai dengan apa yang tertulis
pada ayat 14.
Jadi, begitu hebatnya, begitu besar
pengaruh dari nabi-nabi palsu tersebut untuk menyesatkan orang-orang yang diam
di bumi ini, sampai pada akhirnya akal sehat dari manusia dirusak oleh
nabi-nabi palsu.
Praktek penyesatan dari nabi-nabi palsu,
yang pertama: Nabi-nabi palsu menyuruh supaya penghuni bumi MENYEMBAH BINATANG YANG
PERTAMA, itulah antikris.
Perlu untuk diketahui: Raja-raja dunia
dan pemerintahan antikris suatu saat nanti menuntut untuk disembah.
2 Tesalonika 2:3-4
(2:3)
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan
haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri
di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk
di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
Jadi, sebelum TUHAN datang pada kali
yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga:
-
Terlebih dahulu tampilnya orang-orang yang murtad (mundur dari
TUHAN), mengundurkan diri dari ibadah pelayanan.
-
Selanjutnya dinyatakan dahulu manusia durhaka, atau pemberontak-pemberontak,
itulah antikris, namun pada akhirnya binasa.
Antikris meninggikan diri mereka di atas
segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah, bahkan ia duduk di Bait
Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Singkat kata: Antikris menuntut supaya
orang-orang yang diam di bumi menyembah antikris. Dan tuntutan itu sangat
dimengerti oleh nabi-nabi palsu. Itulah praktek penyesatan yang pertama, supaya
orang-orang yang diam di bumi, pada akhirnya nanti menyembah antikris. Pada
minggu yang lalu, hal itu telah diterangkan bagi kita sekaliannya, bukan?
Jadi, kembali saya sampaikan: Raja-raja
dan pemerintahan antikris menuntut supaya nanti orang-orang yang diam di bumi
ini menyembah antikris, dan nabi-nabi palsu sangat mengerti akan hal itu. Maka,
praktek penyesatan dari nabi-nabi palsu adalah untuk menggiring mereka supaya
semua penghuni bumi ini menyembah binatang pertama, itulah antikris.
Praktek penyesatan dari nabi-nabi palsu,
yang kedua: Nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang diam di bumi supaya MENDIRIKAN
PATUNG BERHALA.
Tujuannya adalah untuk menghormati
binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu = menghormati
antikris oleh karena pengorbanannya serta jasa-jasanya.
Perlu untuk diketahui: Segala
pengorbanan dalam bentuk apapun, serta jasa-jasa dalam bentuk apapun tidak
menjadi berarti jikalau tanpa kasih. Bagaimana pun pengorbanan kita, bagaimana
pun jasa-jasa kita, jikalau tidak tanpa kasih, maka itu semua tidak menjadi berarti;
maka, segala pengorbanan, segala jasa-jasa tidak perlu untuk dihormati. Janganlah
kita datang beribadah untuk dihormati, dan janganlah kita datang berkorban
untuk dihormati.
Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik
ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak
Manusia.
Kerajaan Sorga terkait langsung dengan
kasih Allah, sebab “naik” dan “turun” à Pengalaman
kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus, itulah kasih Allah yang
murni dan benar.
Pengorbanan Yesus di atas kayu salib,
serta pengalaman kematian kebangkitan Yesus Kristus, itulah kasih Allah yang
murni. Dan Kerajaan Sorga terkait langsung dengan kasih Allah, sebab di sini
dikatakan: “Tidak ada seorang pun yang
telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga.”
Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan
ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (3:15) supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Yang harus kita junjung tinggi, yang
harus kita agung-agungkan di dalam hidup ini adalah pengorbanan TUHAN Yesus
Kristus, sama seperti Musa meninggikan ular tembaga di padang gurun.
Yang harus kita agungkan adalah korban-Nya
TUHAN Yesus, bukan korban manusia; dan manusia tidak boleh mengharapkan untuk
dihormati karena dia sudah berkorban, karena dia sudah berjasa di tengah ibadah
pelayanan ini. Yang harus kita junjung tinggi, yang harus kita agungkan adalah
korban-Nya TUHAN Yesus. Itulah sebabnya ada istilah “Jumat Agung”, artinya;
yang harus kita agungkan, yang harus kita tinggikan adalah korban-Nya TUHAN
Yesus Kristus.
Kalau kita meninggikan korban Kristus, tujuannya
adalah supaya beroleh hidup kekal. Kalau menghormati jasa-jasa dan pengorbanan
dari antikris, tidak memberi harapan apa-apa, sia-sia, tidak memberi hidup
kekal; tetapi sebaliknya kalau kita menjunjung tinggi korban Kristus,
mengagungkan korban Kristus, maka kita beroleh hidup yang kekal, asal percaya.
Jangan berkorban setengah hati, tetapi harus percaya, dengan lain kata; harus
bulat hati.
Sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas: Kasih Allah itu jelas terkait erat dengan Kerajaan Sorga; oleh sebab
itu, kita harus mengagungkan korban Kristus. Kita tidak perlu mengagungkan pengorbanan
dan jasa-jasa dari antikris dan manusia, siapapun dia, mengapa? Mari kita lihat jawabannya dalam Wahyu 13.
Wahyu 13:14
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi
dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan
mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka
mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang
tetap hidup itu.
Mereka mendirikan patung berhala untuk menghormati
binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup = Menghormati antikris
dan pengorbanannya, menghormati antikris dengan segala jasa-jasanya, bukan
menghormati TUHAN.
Lalu, mari kita perhatikan ayat 1-3, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar
dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama
hujat. (13:2) Binatang yang kulihat
itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya,
tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu.
Binatang pertama yang keluar dari dalam
laut, itulah antikris. Antikris adalah kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang,
yaitu:
1. Macan
tutul.
2. Beruang.
3. Singa.
Kemudian, ular naga merah padam
memberikan kepada binatang pertama (antikris), yaitu:
1. Kekuatannya.
2. Takhtanya.
3. Kekuasaannya
yang besar.
Setelah 3 (tiga) hal itu diterima oleh
binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, selanjutnya apa yang terjadi? Satu dari antara
ketujuh kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi pada
akhirnya, luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, dengan kata lain; mujizat
kesembuhan palsu terjadi.
Singkat kata: Antikris mengadakan mujizat
kesembuhan yang palsu, mengapa? Sebab
luka parah yang dialami binatang itu seharusnya membawa binatang (antikris)
masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, tetapi justru luka parah itu
sembuh = terjadi mujizat.
Sementara, tadi kita sudah melihat,
binatang pertama -- itulah antikris -- keluar dari dalam laut. Laut adalah
gambaran dan bayangan dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya. Jadi, luka parah itu seharusnya membawa dia masuk dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan, sama seperti Yesus yang mengalami 5 (lima) luka di
atas kayu salib, selanjutnya luka itu membawa Yesus mati di atas kayu salib,
lalu dibangkitkan pada hari yang ketiga.
Tetapi di sini kita melihat: Luka yang
membahayakan itu akhirnya sembuh. Seharusnya, luka itu membawa dia masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan, tetapi justru yang terjadi adalah “sembuh.”
Mujizat terjadi, tetapi mujizat ini disebut “mujizat palsu”, karena tidak
melewati pengalaman kematian dan kebangkitan.
Jadi, ini adalah pengorbanan palsu, ini
bukan jasa yang murni dan benar dari TUHAN, ini adalah jasa-jasa palsu; tetapi
lihatlah, nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang diam di bumi untuk selanjutnya
menyembah patung binatang, mendirikan patung berhala, dengan tujuan untuk
menghormati binatang yang luka parah itu, dengan lain kata; menghormati karena
antikris itu merasa sudah berjasa, merasa sudah berkorban. Ini adalah kesalahan
yang sangat fatal sekali.
Adapun tujuan binatang itu mengadakan
mujizat kesembuhan palsu adalah supaya seluruh dunia heran, lalu mengikuti
binatang.
Sekarang, kita akan melihat PENGORBANAN
TANPA KASIH atau pengorbanan yang palsu yang tidak menyelamatkan, sama seperti
antikris tadi, di dalam 1 Korintus 13,
dengan perikop: “Kasih.”
Yang
Pertama:
1 Korintus 13:1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan
semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang
yang gemerincing.
Seorang hamba TUHAN melayani TUHAN dalam
pemberitaan Injil, prakteknya; berkata-kata dengan semua bahasa manusia, berkata-kata
dengan semua bahasa malaikat, tetapi jika tanpa kasih, maka sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing. Istilah orang dunia adalah tong kosong nyaring bunyinya,
karena tidak berisi.
Yang
Kedua:
1 Korintus 13:2
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat
dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan;
dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Seorang hamba TUHAN mempunyai karunia,
antara lain; bernubuat, karunia rahasia, karunia pengetahuan, karunia iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tanpa kasih, maka sama sekali
tidak berguna.
Yang
Ketiga:
1 Korintus 13:3
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan
segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya
bagiku.
Seorang hamba TUHAN membagi-bagikan segala
sesuatu yang terkait di dalam dirinya, bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar,
tetapi jika tanpa kasih, maka sedikit pun tidak ada faedahnya.
Singkat kata: Pengorbanan tanpa kasih di
tengah ibadah pelayanan, berarti yang menjadi motor penggeraknya adalah ambisi
dan kepentingan diri. Itu sebabnya, jika melayani tanpa kasih, pengorbanan
tanpa kasih, maka hasilnya (nilainya) tetap “nol”, tidak ada artinya.
Mau sehebat apapun dia melayani tanpa
kasih, dan pengorbanannya sehebat apapun jika tanpa kasih, hasilnya tetap
“nol”. Hati-hati yang sudah melayani TUHAN, hal ini harus diperhatikan dengan
baik.
Mari kita buktikan di dalam Wahyu 2, dengan perikop: “Kepada jemaat di Efesus.”
Wahyu 2:2-3
(2:2)
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. (2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan
engkau tidak mengenal Lelah.
Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Kemudian, untuk yang kedua kali, TUHAN berkata kepada sidang jemaat di Efesus: Aku tahu … Apa yang TUHAN tahu dari
sidang jemaat di Efesus ini? Bahwa mereka
itu hidup benar dan tidak kompromi dengan pendusta-pendusta. Kemudian, TUHAN
juga tahu, oleh karena kebenaran yang mereka miliki, mereka dapat mengungkap
pendusta-pendusta.
Ada lagi kelebihan dari sidang jemaat di
Efesus, yaitu mereka tetap sabar menghadapi kejahatan-kejahatan dan rela
menderita oleh karena nama TUHAN, bahkan tidak mengenal kata lelah di dalam
melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Ini adalah suatu kelebihan yang dimiliki
oleh sidang jemaat di Efesus.
Sekilas, jika dipandang dari sudut
pandang manusia, jemaat di Efesus ini tampak luar biasa, bukan? Jemaat di
Efesus ini tampak sungguh hebat, tetapi lihatlah ayat 4.
Wahyu 2:4
(2:4)
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
TUHAN berkata kepada sidang jemaat di
Efesus: “Namun demikian Aku mencela
engkau …” Sekalipun sidang jemaat di Efesus memiliki sederet kelebihan-kelebihan,
sederet kemampuan yang heran dan luar biasa, namun TUHAN tetap mencela sidang
jemaat di Efesus.
Apa yang menyebabkan TUHAN mencela
sidang jemaat di Efesus? Karena sidang jemaat Efesus berada di tengah ibadah
pelayanan, namun meninggalkan kasih yang semula = Melayani, namun meninggalkan
kasih mula-mula, maka hasilnya tetap “nol”, hasilnya tetap kosong.
Walaupun sekilas pandang kita melihat;
tampilan luarnya sungguh mempesona, sungguh memberi suatu kesan yang luar
biasa, tetapi kenyataannya, TUHAN mencela, karena jemaat di Efesus di dalam
melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, mereka meninggalkan kasih mula-mula. Mula-mula,
kasih Allah ditampilkan di atas bukit Golgota.
Kembali saya sampaikan: Setelah
dikoreksi oleh pedang tajam bermata dua, TUHAN akhirnya mencela sidang jemaat
di Efesus, karena ternyata sidang jemaat di Efesus ini telah meninggalkan kasih
mula-mula, itulah salib di Golgota.
Jadi ternyata, orang Kristen bisa saja
melayani tanpa kasih mula-mula, berarti yang menjadi motor penggeraknya adalah
ambisi, gengsi, ketenaran, nama besar, hormat dan puji-pujian bagi dirinya
sendiri, dan sebagainya. Orang bisa memuji TUHAN, hamba TUHAN bisa berkotbah,
kemudian berkorban sampai membakar tubuh, bahkan sibuk memindahkan gunung besar
dengan karunia-karunia yang dia miliki tanpa kasih mula-mula, tetapi ingat,
hasilnya tetap “nol”, tetap kosong.
Saya berharap, sangat berharap dan
berharap sangat besar sekali kepada TUHAN: Jangan sampai keluarga Allah sidang
jemaat GPT "BETANIA"
disesatkan hanya karena tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat palsu seperti
yang dilakukan oleh nabi palsu -- di mana mereka mampu menurunkan api dari
langit ke bumi --, lalu akhirnya disesatkan. Kemudian, praktek penyesatan dari
nabi-nabi palsu adalah:
1. Digiring
untuk menyembah antikris.
2. Digiring
untuk mendirikan patung berhala.
Dengan satu tujuan; untuk menghormati
binatang yang luka parah oleh karena pedang, untuk menghormati pengorbanan dan
jasa-jasa dari antikris. Namun itu semua tidak ada artinya, sebab yang harus
kita agungkan, yang harus kita muliakan dan tinggikan hanyalah korban Kristus,
itulah kasih Allah yang terkait langsung dengan Kerajaan Sorga.
Tetapi mereka yang menghormati binatang
pertama, itulah antikris, karena jasa-jasa dan pengorbanannya, itu semua tidak
ada artinya. Bahkan jika melayani tanpa kasih, maka hasilnya tetap “nol”, tidak
terhubung dengan Kerajaan Sorga. Itulah perbandingannya supaya saudara memahami
hal ini.
Mari kita baca kembali Wahyu 2.
Wahyu 2:5
(2:5)
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan
datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.
Kejatuhan yang dialami oleh sidang
jemaat di Efesus ini bukanlah kejatuhan biasa, tetapi kejatuhan mereka itu
sudah sangat dalam. Oleh sebab itu, di sini dikatakan: Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Jika melayani tanpa kasih, maka
kedudukannya adalah berada di dalam kejatuhan yang sangat dalam; kedudukannya
adalah berada di dalam kejatuhan yang sangat hebat. Hati-hati.
Ukuran dari segala sesuatu yang terkait
dengan kegiatan Roh (ukuran dari segala ibadah pelayanan), segala kegiatan Roh
dan pengorbanan yang ada di dalamnya, ukurannya bukanlah mata manusia, tetapi ukurannya
adalah pedang tajam bermata dua, Firman Allah yang hidup dan heran.
TUHAN itu melihat dan Maha tahu. Kalau
kita tidak secepatnya bertobat dari sana, TUHAN berkata: “Aku akan mengambil kaki dianmu”, tidak layak untuk menjadi terang,
tidak layak untuk menjadi kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita yang bercahaya di
atasnya. Hati-hati, ini adalah suatu peringatan besar bagi kita pada petang
malam ini.
Demikian juga bila saya dan saudara
datang menghadap TUHAN atau berada di tengah-tengah ibadah pelayanan tanpa
kasih yang semula, itulah salib di Golgota, sama dengan berada pada kejatuhan
yang sangat dalam sekali. Hasilnya tetap “nol”, kosong.
Saya akan tunjukkan suatu gambaran dari
suatu keadaan “yang terlihat hebat, tetapi kosong”, di dalam Injil Matius 12, dengan perikop: “Kembalinya roh jahat.”
Matius 12:43
(12:43) "Apabila roh jahat keluar dari
manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari
perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.
Pekerjaan dari Setan adalah mengembara
di tempat-tempat yang tandus, kering-kering rohani. Jadi, jangan sampai
kering-kering rohani, sebab itu adalah tempatnya Setan.
Gambaran dari kering-kering rohani
adalah sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur, akhirnya
menjadi kering, tidak menghasilkan buah. Ini adalah sasaran dari pada Iblis
atau Setan. Jadi, jangan kering-kering rohani, tetapi pertahankan persekutuan
yang baik dan indah dengan Kristus Kepala, seperti ranting melekat pada pokok
anggur. Kalau ranting tidak melekat pada pokok anggur, maka ranting terpotong,
lama-lama menjadi kering dan tidak menghasilkan buah, sudah dekat dengan kutuk
pembakaran dalam api, dan itu adalah sasaran dari Setan. Oleh sebab itu, jangan jauh dari ibadah pelayanan,
supaya jangan menjadi sasaran dari Setan.
Matius 12:44
(12:44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke
rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong,
bersih tersapu dan rapi teratur.
Karena tidak menemukan tempat yang
tandus (kering-kering), maka ia berencana untuk kembali ke rumah yang pernah ia
tinggalkan. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu, tetapi lucunya, rumah itu
bersih tersapu oleh Firman, kemudian rapi teratur oleh pekerjaan Roh TUHAN,
tetapi anehnya, rumah itu kosong. Jadi, sama saja; melayani tanpa kasih itu
kosong.
Bersih tersapu oleh Firman, rapi teratur
oleh Roh Kudus, tetapi kosong, tidak diisi oleh kasih Allah. Ada Firman, ada
Roh, tetapi tidak ada kasih = Kosong. Ini adalah sasaran Setan.
Jangan seolah-olah terlihat bersih
tersapu oleh Firman, rapi teratur oleh Roh TUHAN, tetapi kosong; ini adalah
sasaran Setan. Hati-hati, jangan sampai kosong tidak diisi oleh kasih Allah,
sebab itu tidak ada artinya.
Matius 12:45
(12:45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh
roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di
situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya
semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."
Lihat, Setan itu mengajak tujuh roh lain
yang lebih jahat dari padanya dan masuk dan berdiam di situ. Itulah dampaknya
kalau kosong.
Kalau hanya sekedar bersih tersapu oleh
Firman, rapi teratur oleh karena Roh TUHAN, terlihat tampak manis karena di
tengah kegiatan Roh, tetapi “kosong”, tidak ada kasih Allah, lihatlah; ia
menjadi tempatnya 7 (tujuh) roh jahat yang lebih jahat dari semula. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk
dari pada keadaannya semula, sama seperti keadaan nabi-nabi palsu di dalam 2 Petrus 2.
Mari, kita melihat 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi
dan guru-guru yang palsu.” Mari kita lihat nabi-nabi palsu, guru-guru
palsu, atau pemimpin-pemimpin rohani yang palsu.
2 Petrus 2:19
(2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada
orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa
yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
Siapa
yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu. Tadi, kita
sudah melihat; rumah itu memang bersih tersapu oleh Firman Allah, kemudian rapi
teratur oleh kuasa Roh Kudus, tetapi kosong, tidak diisi oleh kasih Allah.
Akhirnya, melihat keadaan yang kosong, satu Setan mengajak 7 (tujuh) roh jahat
yang lebih jahat, lalu mereka berdiam di sana, dan keadaan orang itu lebih
jahat dari yang semula.
Singkat kata: Siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu, ia adalah
hamba Setan. Jadi, kalau kosong, tidak diisi oleh kasih Allah = hambanya Setan,
bukan hamba TUHAN.
Hati-hati, terlihat bersih tersapu oleh
Firman, kemudian rapi teratur oleh Roh Kudus, tetapi kalau kosong, tidak diisi
oleh kasih, nanti diisi oleh Setan, menjadi hambanya Setan.
2 Petrus 2:20
(2:20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan
mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri
dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya,
maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Sebetulnya, nabi-nabi palsu adalah
hamba-hamba TUHAN, mereka dipanggil, dan akhirnya terpanggil, kemudian mengenal
TUHAN sebagai Juruselamat, dan melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya.
Tadi kan sudah dilepaskan dari Setan,
kemudian Setan itu pergi mengembara mencari tempat yang tandus (kehidupan yang
kering-kering), namun karena dia tidak menemukan tempat yang tandus, akhirnya
ia kembali ke rumah itu, lalu mengajak 7 (tujuh) roh yang lebih jahat dari dia,
sehingga keadaan manusia itu lebih jahat dari semula, lebih jahat dari orang
jahat di dunia sana.
Kalau penjahat yang berlaku jahat,
mereka sudah terang-terangan berlaku jahat, tetapi hamba TUHAN yang terlihat
bersih tersapu oleh Firman, kemudian rapi teratur oleh Roh Kudus, namun kosong,
maka ia lebih jahat dari pada orang jahat di dunia sana. Singkat saja: Kalau
melayani tanpa kasih, misalnya; melayani karena ambisi, melayani karena uang,
jelaslah ia lebih jahat dari orang di luaran sana, terlalu banyak orang yang
dibodoh-bodohi.
Inilah yang saya sampaikan di atas tadi;
saya sangat berharap banyak kepada TUHAN, supaya kiranya keluarga Allah GPT
"BETANIA" ini,
jangan sampai karena tanda-tanda heran, mujizat palsu, atau api yang diturunkan
oleh nabi palsu dari langit ke bumi, lalu kita disesatkan. Kemudian, dalam
keadaan disesatkan, kita digiring untuk menyembah antikris, kemudian digiring untuk
mendirikan patung berhala, dengan tujuan untuk menghormati antikris. Ini adalah
suatu kesalahan yang sangat fatal sekali.
2 Petrus 2:21
(2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih
baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya,
tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
Karena
itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan
Kebenaran
-- itulah jalan sempit dan pintu sesak --, lebih baik tidak mengenal TUHAN, dari
pada mengenal TUHAN, tetapi akhirnya meninggalkan TUHAN, sehingga keadaan
mereka kosong, keadaan mereka lebih jahat dari yang semula, karena kosong,
tidak diisi oleh kasih.
Maka, perumpamaan yang cocok ditujukan
kepada nabi-nabi palsu adalah dalam ayat
22.
2 Petrus 2:22
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan
peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya,
dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Pribahasa yang cocok ditujukan kepada
nabi palsu adalah:
1. Anjing kembali menjilat muntahnya,
kembali mengulangi kesalahan yang sama.
2.
Babi
yang mandi kembali ke kubangannya, kembali mengulangi
kejahatan-kejahatan.
Itulah keadaan “kosong”, lebih jahat
dari yang semula.
Awalnya terpanggil, lalu dilepaskan dari
kecemaran dunia oleh darah salib, lalu menjadi hamba TUHAN = sudah terjadi
kelepasan oleh panggilan TUHAN kepada hamba TUHAN tadi, oleh darah salib.
Tetapi rupanya, hanya bersih tersapu oleh Firman, lalu rapi teratur karena Roh
TUHAN, namun kosong, tidak ada kasih Allah; akhirnya, roh jahat itu kembali.
Melihat keadaan yang kosong, dia memanggil 7 (tujuh) roh jahat yang lebih
jahat, mereka masuk bersama-sama, sehingga keadaan orang itu lebih jahat dari
pada keadaan yang semula.
Kalau hamba TUHAN digambarkan seperti
anjing yang menjilat muntah, digambarkan seperti babi yang mandi kembali lagi
berkubang, maka lebih jahat dari pada kejahatan yang semula. Karena awalnya
mereka sudah dibersihkan oleh Firman dan rapi teratur oleh Roh TUHAN, tetapi
kembali mengulangi kesalahan yang sama, berarti kejahatan mereka lebih jahat
dari yang semula.
Ini loh
keadaan kosong; jadi, tidak ada artinya jika melayani tanpa kasih. Hal ini
sudah harus menjadi perhatian kita, karena hal ini berlaku pada angkatan ini.
Mari kita bandingkan dengan “pelayanan
yang disertai dengan kasih”, di dalam Yohanes
3.
Yohanes 3:16-17
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. (3:17) Sebab Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
wujudnya ialah Ia mengaruniakan, memberikan, menyerahkan, mengorbankan Anak-Nya
yang tunggal, Anak satu-satunya untuk menyelamatkan dunia. Segalanya
dikorbankan untuk menyelamatkan dunia.
Persamaannya dapat kita lihat dalam Filipi 2, dengan perikop: “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri
seperti Kristus.”
Filipi 2:5
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Dalam hidup bersama, mari kita menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Seperti apa
pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus?
Filipi 2:6-8
(2:6)
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
-
Tidak mempertahankan segala milik
kepunyaan-Nya, antara lain; Ia rela meninggalkan rumah-Nya di sorga, rela meninggalkan
Bapa-Nya di sorga, tidak mempertahankan segala kemuliaan-Nya.
-
Selanjutnya, Ia mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
-
Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Singkat kata: Yesus rela mengosongkan
diri-Nya supaya kita tidak menjadi kosong, itulah kasih Allah = Melayani dengan
kasih mula-mula.
Rumus dari kasih Allah ialah Dia kaya,
rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin ini menjadi kaya oleh karena
kemiskinan-Nya, oleh karena salib-Nya. Berarti, dia mengosongkan diri -- mati
di atas kayu salib --, supaya kehidupan manusia yang kosong ini secepatnya diisi
oleh kasih Allah; itulah rumus kasih sorgawi. Dia yang kaya rela menjadi
miskin, mati di kayu salib, supaya kehidupan yang miskin, yang kosong, menjadi kaya
oleh karena kemiskinan-Nya, oleh karena salib-Nya, itulah rumus kasih; rela mengosongkan
diri supaya kehidupan yang kosong diisi oleh kasih Allah.
Inilah persamaan Filipi 2:5-8 dengan Yohanes 3:15-17.
Jadi, sudah jelas; kasih mula-mula, itulah salib di Golgota, mengisi kekosongan
kita semua.
Pelan-pelan kita belajar, pelan-pelan
kita dituntun sampai kita beroleh pengertian, asal kita juga membuka hati. Karena
pengertian tidak dapat diperoleh secara instan, namun kita juga harus membuka hati
dan pikiran masing-masing kepada TUHAN lewat Firman yang disampaikan.
Sekarang, kita akan masuk pada sesi
berikutnya, di mana kasih Allah mengisi kekosongan, terkait dengan perjalanan
bangsa Israel dari Mesir sampai ke Kanaan; betul-betul perjalanan yang kosong,
tetapi dalam keadaan kosong itu, nanti diisi oleh kasih Allah. Dan perjalanan
bangsa Israel itu adalah gambaran dan bayangan dari perjalanan gereja TUHAN di
hari-hari terakhir ini.
Kita seringkali mengalami kekosongan,
tetapi diisi oleh kasih Allah kembali. Sudah diampuni, namun kita kembali lagi
mengulangi kesalahan yang sama, namun diisi lagi, kehidupan yang kosong diisi
kembali oleh kasih Allah yang tidak berkesudahan itu.
Maka, tidak pantas kita mendirikan
patung berhala untuk menghormati pengorbanan dari antikris. Kita hanya pantas
(layak) untuk mengagungkan korban Kristus, meninggikan korban Kristus, itulah
kasih Allah, kasih mula-mula, salib di Golgota untuk mengisi kekosongan dari
perjalanan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Mari kita lihat Nehemia 9, dengan perikop: “Pengakuan
dosa dan permintaan doa.” Kita harus mengakui dosa; kalau ada salah-salah, akui.
Kemudian, kita juga butuh doa Imam Besar karena kita ini seringkali mengalami kekosongan,
berulang kali kosong; diisi, kosong, diisi, kosong.
Nehemia 9:9-12
(9:9)
Engkau melihat sengsara nenek moyang kami di Mesir dan mendengar
teriakan mereka di tepi Laut Teberau. (9:10)
Engkau telah memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di
depan Firaun dan semua pegawainya serta seluruh rakyat negerinya, karena Engkau
mengetahui mereka bertindak angkuh terhadap nenek moyang kami. Dengan
demikian Engkau telah memasyhurkan nama-Mu sebagaimana nyata hari ini. (9:11) Di hadapan mereka Engkau membelah
laut, sehingga mereka dapat menyeberang melalui tempat yang kering
di tengah-tengah laut. Tetapi pengejar-pengejar mereka telah Kaucampakkan ke
air yang dalam, seperti batu ke air yang dahsyat. (9:12) Dengan tiang awan Engkau memimpin mereka pada siang
hari dan dengan tiang api pada malam hari untuk menerangi jalan yang
mereka lalui.
Engkau
melihat sengsara nenek moyang kami di Mesir … Inilah perjalanan
bangsa Israel, dimulai dari Mesir sampai nanti ke Kanaan; seringkali mengalami
kekosongan, namun diisi kembali oleh kasih Allah. Sesudah diisi oleh kasih
Allah, kosong lagi, diisi lagi; ini adalah kasih yang tidak berkesudahan, yang
murni di dalam mengasihi kita semua, tidak palsu.
Berbeda dengan pengorbanan dari
antikris; tidak murni, pengorbanannya palsu, jasa-jasanya juga palsu.
Engkau
melihat sengsara nenek moyang kami di Mesir, dimulai dari 70
(tujuh puluh) orang, itulah Yusuf, kemudian Asnat (isteri Yusuf), yang melahirkan
2 (dua) anak laki-laki, lalu kunjungan dari pada saudaranya dan Yakub (ayahnya),
itulah cikal bakal dari bangsa Israel di Mesir, diawali dari 70 (tujuh puluh)
orang. Sesudah itu, mereka bertambah besar, beranak-cucu, berkembang dan
diberkati oleh TUHAN. Sesudah diberkati oleh TUHAN, tidak lama kemudian, raja
Firaun yang mengangkat Yusuf menjadi perdana menteri mati, lalu diangkatlah Firaun
yang berikutnya, yang tidak mengenal Yusuf dan tidak mengenal Allahnya Israel.
Sejak itulah bangsa mengalami penindasan
yang begitu hebat. Di dalam penindasan itu, bangsa Israel menaikkan segala doa
dan permohonan kepada Allah Yakub -- yang berganti nama Israel --, lalu
teriakan mereka itu sampai tembus ke takhta Allah, lalu TUHAN turun dan
memperhatikan sengsara mereka di sana.
Singkat kata: Oleh darah Anak Domba
paskah yang disembelih pada waktu senja, lalu kemudian sebagian darah itu
disapukan pada ambang pintu dan pada kedua tiang pintu. Lalu, oleh karena darah
Anak Domba paskah, mereka dibebaskan dari Mesir. Kemudian, sesudah dibebaskan
dari Mesir, mereka dilepaskan dari pengejar-pengejar mereka, itulah bangsa
Mesir dan Firaun; namun, TUHAN memberi jalan keluar, TUHAN membelah laut
Teberau, dan akhirnya bangsa Israel berjalan di tanah kering.
Sesudah diseberangkan oleh kemurahan
TUHAN, TUHAN melenyapkan pengejar-pengejar mereka seperti batu ke air yang dahsyat, tidak muncul-muncul lagi, binasa
selama-lamanya.
Kemudian, dalam perjalanan itu, mereka
dituntun oleh tiang awan pada siang hari -- supaya mereka jangan kepanasan --
dan tiang api pada malam hari -- supaya mereka jangan terlalu kedinginan --,
yang selanjutnya menerangi jalan yang mereka lalui di tengah kegelapan malam.
Lihat, betapa baiknya TUHAN, dan itu
adalah kasih dari Allah, dari sorga, yang menyertai perjalanan bangsa Israel.
TUHAN yang memanggil kita, sehingga kita
berada di tengah ibadah pelayanan ini. Kehidupan kita yang terpanggil, sudah
seharusnya berpadanan dengan panggilan itu, karena kita dibebaskan dari penjara
dunia ini jelas oleh karena darah Anak Domba Paskah, Anak Domba Allah yang
tersembelih di atas kayu salib di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang
lalu.
Kemudian, kita juga sudah melewati laut
Teberau, gambaran dari baptisan air, itulah pengalaman Yesus dalam tanda
kematian dan kebangkitan-Nya, sehingga kita semua menjadi milik Kristus. Dan
dalam perjalanan kita sekarang juga, kita dipimpin oleh tiang awan dan tiang
api. Itu adalah kemurahan, kasih Allah.
Perjalanan bangsa Israel itu merupakan
gambaran dari perjalanan rohani kita (gereja TUHAN) di hari-hari terakhir ini.
Nehemia 9:13-15
(9:13) Engkau telah turun ke atas gunung Sinai
dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka peraturan-peraturan
yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan dan perintah-perintah
yang baik. (9:14) Juga
Kauberitahukan kepada mereka sabat-Mu yang kudus dan memberikan kepada
mereka perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan hukum-Mu dengan perantaraan
Musa, hamba-Mu. (9:15) Telah
Kauberikan kepada mereka roti dari langit untuk menghilangkan lapar
dan air Kaukeluarkan bagi mereka dari gunung batu untuk melepaskan
dahaga. Pula Engkau menyuruh mereka memasuki dan menduduki negeri
yang dengan mengangkat sumpah telah Kaujanjikan memberikannya kepada mereka.
Sebelum bangsa Israel tiba di tanah
Kanaan, lihatlah pada ayat 13: Allah
turun ke atas gunung Sinai, berbicara dengan mereka dari langit. Kemudian dalam
kesempatan itu, TUHAN memberikan peraturan-peraturan yang adil, memberikan
hukum-hukum yang benar, serta ketetapan-ketetapan dan perintah-perintah yang
baik -- yaitu 10 (sepuluh) hukum Allah yang tertulis dalam 2 (dua) loh batu,
yang diterima oleh Musa, lalu disampaikan oleh hamba Allah itu kepada bangsa
Israel --.
Dalam kesempatan yang sama juga, ketika
Allah turun ke atas gunung Sinai, gunung Horeb, gunung TUHAN; kepada mereka,
TUHAN memberikan Sabat, hari ketujuh, hari perhentian yang harus dikuduskan
oleh bangsa Israel. Itu sebabnya, malam ini kita ada di tengah-tengah
perhimpunan Ibadah Raya Minggu, menghadap TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu pada
malam ini; semua karena kemurahan TUHAN, karena kasih di Golgota.
Lalu, pada ayat 15: Kepada mereka, TUHAN juga memberikan roti dari langit,
itulah manna sorgawi, untuk menghilangkan lapar, kemudian juga air dari gunung
batu untuk memuaskan rasa dahaga mereka, sehingga mereka tidak mengalami lapar
dan haus. Bukankah ini adalah kemurahan TUHAN?
TUHAN sediakan pembukaan Firman sebagai
makanan rohani, supaya kita jangan mengalami kelaparan yang hebat. TUHAN
memberikan Roh TUHAN kepada kita untuk melepaskan kita dari rasa dahaga. Jangan
seperti perempuan Samaria yang haus dengan 6 (enam) laki-laki, sebelum bertemu
dengan laki-laki yang ketujuh.
Itu adalah kemurahan TUHAN; Firman dan
Roh TUHAN adalah cara TUHAN untuk menolong kita semua di tengah-tengah
perjalanan rohani kita menuju Kanaan sorgawi.
Nehemia 9:15-16
(9:15) Telah Kauberikan kepada mereka roti
dari langit untuk menghilangkan lapar dan air Kaukeluarkan bagi mereka dari
gunung batu untuk melepaskan dahaga. Pula Engkau menyuruh mereka memasuki
dan menduduki negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kaujanjikan
memberikannya kepada mereka. (9:16)
Tetapi mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang
leher dan tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu.
Tanah Kanaan, tanah yang sudah
dijanjikan kepada nenek moyang Israel, Abraham Ishak Yakub, lalu diberikan
kepada mereka sebagai milik pusaka mereka, dan akhirnya mereka pun tiba di
sana. Tetapi setelah tiba di tanah Kanaan, nenek moyang bangsa Israel bertindak
angkuh. Selain bertindak angkuh, mereka bersitegang leher terhadap TUHAN dan
tidak patuh (tidak taat) kepada Firman TUHAN.
Bersitegang leher kepada TUHAN, berarti
berbantah-bantah kepada TUHAN, hari-hari berbantah-bantah kepada TUHAN. Selain bersitegang
leher, berbantah-bantah kepada TUHAN, mereka juga tidak taat kepada Firman. Lihatlah
luar biasanya bangsa Israel ini.
Nehemia 9:17
(9:17) Mereka menolak untuk patuh dan
tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara
mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk
kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni,
yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah
kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.
Singkat kata: Bangsa Israel ini dengan
mudah melupakan segala kebaikan dan kemurahan TUHAN.
-
Oleh karena darah Anak Domba Paskah,
mereka dilepaskan dari perbudakan Mesir dan Firaun.
-
Dan oleh karena tanda-tanda ajaib, TUHAN
memberikan jalan keluar, membelah laut Teberau, sehingga mereka berjalan di
tanah Kering.
-
Sampai mereka berada di lereng gunung
Sinai, gunung Horeb, gunung TUHAN, di sana mereka mendapatkan perintah-perintah
dan hukum-hukum Allah -- itulah 10 (sepuluh) hukum yang tertulis dalam 2 (dua)
loh batu --.
-
Dalam kesempatan yang sama juga, di sana
mereka menerima Sabat, hari ketujuh, hari perhentian yang harus dikuduskan.
Itulah cara TUHAN memelihara bangsa
Israel. Tetapi sampai akhirnya mereka tiba di tanah Kanaan, mereka lupa kepada
TUHAN, mereka bersitegang kepada TUHAN, berbantah-bantah kepada TUHAN, dan
mereka juga tidak taat kepada Firman, karena mereka lupa kepada kebaikan dan
kemurahan TUHAN.
Kita juga sama; waktu susah, kita
menangis. Dalam tangisan, kita mohon supaya kesusahan itu dilalukan dari kita,
lalu TUHAN lalukan kesusahan itu. Setelah dilalukan, TUHAN berkati, namun kita
juga lupa. Seperti itulah kehidupan manusia; setelah diisi dengan kasih, lalu akhirnya
lupa, akhirnya kosong dengan kasih Allah.
Mereka
bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir.
Malah mereka berkeras kepala, mereka berharap untuk kembali lagi ke Mesir,
kembali lagi dalam perbudakan dosa; itu kan
keras kepala.
Tetapi TUHAN sudi mengampuni mereka. Walaupun
sudah dalam keadaan kosong, namun tetap diisi kembali oleh kasih dari Allah,
diampuni oleh kasih Golgota, sebab Dia pengasih, Dia penyayang, Dia panjang
sabar dan limpah kasih setia, limpah kasih sayang, bahkan TUHAN tidak
meninggalkan bangsa Israel.
Nehemia 9:18
(9:18) Bahkan, ketika mereka membuat anak
lembu tuangan dan berkata: 'Inilah Allahmu yang menuntun
engkau keluar dari Mesir!', dan berbuat nista yang besar,
Kemudian, diingatkan kembali dalam
perjalanan di padang gurun, di mana mereka juga mendirikan patung berhala emas;
mereka lupakan Anak Domba Paskah yang telah disembelih, yang telah melepaskan
mereka dari Mesir.
Setelah mereka ada di padang gurun oleh
karena tuntunan TUHAN, secepatnya mereka lupa TUHAN, mereka mendirikan lembu
emas tuangan, dan saat itu mereka berkata: “Inilah
Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!”
Berulang-ulang melupakan kasih,
berulang-ulang melupakan kebaikan kemurahan TUHAN, tetapi TUHAN tetap sudi mengampuni
dosa itu. Berapa banyak berhala-berhala kita di atas muka bumi ini;
-
Oleh karena berhala itu kita tinggalkan
TUHAN.
-
Oleh karena berhala itu kita tinggalkan
ibadah.
-
Oleh karena berhala itu kita tinggalkan pelayanan.
-
Oleh karena berhala itu kita tidak mau
tahu dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
-
Oleh karena berhala itu kita tidak mau
tahu dengan korban-korban yang ada di dalamnya.
Bahkan pada saat itu juga mereka
berkata: Pekerjaan, pendidikan, cita-cita, uang, harta yang dijadikan sebagai
berhala inilah yang membebaskan dari kesusahan dunia.
Seolah-olah berhala dapat melepaskan
dari kesusahan dunia, seolah-olah uang yang banyak dapat melepaskan dari
kesusahan dunia, seolah-olah pekerjaan, kedudukan jabatan yang tinggi bisa
melepaskan dari kesusahan dunia; ini adalah suatu kebodohan yang sangat fatal.
Tetapi lihatlah ayat 19.
Nehemia 9:19
(9:19) Engkau tidak meninggalkan mereka di
padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar. Tiang awan
tidak berpindah dari atas mereka pada siang hari untuk memimpin mereka pada
perjalanan, begitu juga tiang api pada malam hari untuk menerangi
jalan yang mereka lalui.
Engkau
tidak meninggalkan mereka di padang gurun, tidak ditinggalkan
dalam keadaan kesendirian. Biasanya, dalam kesusahan, seseorang selalu merasa sendirian,
tetapi TUHAN tidak tinggalkan, karena Dia sudah menanggung penderitaan di atas
kayu salib dengan seorang diri; itu sebabnya, Dia berkata: “Bapa, Bapa, mengapa engkau tinggalkan Aku?”,
supaya kita jangan merasa ditinggalkan saat mengalami pencobaan, ujian,
kesulitan, kesusahan apa pun jenisnya yang kita alami di bumi ini.
Luar biasa kasih-Nya; tidak berkesudahan
kasih sayang dan kasih setia TUHAN.
-
Tiang awan tidak berpindah dari atas mereka pada
siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan … Kemurahan
TUHAN, itulah pembukaan Firman TUHAN, tidak pernah meninggalkan kita sampai
hari ini. Sekalipun ada panas terik sebagai ujian, namun Firman Allah menaungi
kita semua bukan? Firman Allah selalu memberi pengertian supaya hati pikiran
ini terbuka.
-
Begitu
juga tiang api pada malam hari untuk
menerangi jalan yang mereka lalui … Dalam menghadapi segala macam
jenis kegelapan dosa, Roh TUHAN tetap naungi kita, supaya kita bisa melewati
kegelapan dosa yang begitu bertimbun-timbun di atas muka bumi ini.
Kasih Allah luar biasa, bukan? Kita
diisi, diisi, diisi oleh kasih, lalu kosong lagi karena lupa TUHAN, namun diisi
lagi, lalu kosong lagi karena lupa TUHAN, selalu begitu berulang-ulang, tetapi
kasih TUHAN tidak terbatas. Kita bersyukur kepada TUHAN.
Nehemia 9:20
(9:20) Dan Engkau memberikan kepada mereka
Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka. Juga manna-Mu tidak Kautahan dari
mulut mereka dan Engkau memberikan air kepada mereka untuk melepaskan
dahaga.
Dan
Engkau memberikan kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka. TUHAN
berikan roh yang baru untuk mengajar kehidupan dari bangsa Israel, sehingga
kehidupan yang diurapi Roh TUHAN tidak perlu diajar lagi untuk melayani TUHAN,
untuk melayani pekerjaan TUHAN, untuk berbuat sesuatu yang baik di hadapan
TUHAN di tengah ibadah pelayanan ini. Itulah kehidupan yang diurapi; tidak
perlu diajar lagi.
Begitu kita dalam pengurapan yang besar,
Roh TUHAN mengajar kita dalam segala perkara, sesuai dengan 1 Yohanes 2:27. Kita tidak perlu lagi
diajar oleh orang lain, sebab Roh itu yang mengajar kita. Itulah yang TUHAN
berikan kepada bangsa Israel.
Juga manna-Mu
tidak Kautahan dari mulut mereka, mereka kenyang dengan manna.
Bahkan, kalau kita telusuri kisah yang sesungguhnya, yang ditulis oleh kitab
Musa yang kedua dalam Keluaran 16,
mereka bosan dengan manna, sehingga mereka bersungut-sungut. Akhirnya, dalam Keluaran 16:12, setiap senja, TUHAN
kirimkan burung puyuh yang bersayap, itulah tubuh dan darah salib Kristus.
Engkau
memberikan air kepada mereka untuk melepaskan dahaga.
Dahaga dari mereka ialah bersungut-sungut, berbantah-bantah. Karena dalam
perjalanan itu mereka tidak menemukan air, akhirnya mereka berbantah-bantah,
bersungut-sungut, sampai akhirnya Musa pun terpancing, lalu dia pukul gunung
batu sebanyak dua kali. Lalu secepatnya mengalir keluar air, dan memberikan
bangsa itu minum, juga ternaknya, semuanya dipuaskan dari rasa dahaga mereka.
Nehemia 9:21
(9:21) Empat puluh tahun lamanya Engkau
memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan,
pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak.
Singkat kata: Selama 40 (empat puluh)
tahun perjalanan bangsa Israel di padang gurun, mereka itu semuanya dipelihara
oleh TUHAN di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, kemudian pakaian mereka
tidak rusak, dan kaki mereka pun tidak bengkak.
Bayangkan, kaki mereka tidak bengkak. Biasanya, kalau orang berjalan dua atau tiga
kilometer, maka kaki ini bisa bengkak. Jangankan berjalan berkilo-kilo, hanya
berdiri lama saja bisa bengkak. Namun lihatlah, 40 (empat puluh) tahun
perjalanan di padang gurun, kaki mereka tidak bengkak, karena TUHAN yang
memberi kekuatan. Susah atau pun senang tetap berjalan bersama dengan TUHAN,
sehingga tidak bengkak.
Kemudian, sekarang, kita perhatikan ayat 22-23.
Nehemia 9:22-27
(9:22) Engkau menyerahkan kepada mereka
kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa dan membagikan itu kepada mereka
sebagai daerah perbatasan, sebab mereka duduki tanah dari Sihon, raja
negeri Hesbon dan tanah dari Og, raja negeri Basan. (9:23) Engkau membuat anak-anak mereka menjadi banyak seperti
bintang-bintang di langit dan membawa mereka ke tanah yang Kausuruh
kepada nenek moyang mereka untuk dimasuki dan diduduki.
TUHAN memberikan, membagikan tanah-tanah
kepada 12 (dua belas) suku Israel sebagai milik pusaka mereka sampai
selama-lamanya.
-
Di tanah Kanaan ada 9.5 (sembilan
setengah) suku Israel yang mendapat bagian di tanah milik pusaka.
-
Sedangkan di seberang sungai Yordan,
yang di sebelah Timur -- itulah daerah perbatasan tanah dari Sihon, raja negeri
Hesbon dan tanah dari Og, raja negeri Basan -- ada 2.5 (dua setengah) suku yang
mendapatkan bagian tanah sebagai milik pusaka mereka.
Jadi, tidak seluruhnya 12 (dua belas)
suku masuk ke tanah Kanaan.
Demikian juga kita, dunia ini bukan
tanah sorgawi kita. Kita ini pendatang dan orang asing di dunia ini, kita rindu
tanah air sorgawi, dan kita melambai-lambaikan tangan kepada tanah air sorgawi,
itulah milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, ibadah pelayanan
ini adalah bagian dari milik pusaka; dari sinilah kita berangkat untuk
selanjutnya dibawa ke tanah air sorgawi sebagai milik pusaka kita sampai
selama-lamanya.
Jadi, orang yang tidak beribadah,
apalagi tidak tergembala, ya tidak
bisa masuk sorga. Walaupun saudara berkata “yang
penting kasih”, tetapi aplikasi kasih dimulai dari ibadah, di situ banyak
peraturan yang harus kita turuti.
Sekarang, kita baca ayat 24-27.
Nehemia 9:24
(9:24) Lalu anak-anak itu memasuki dan menduduki
tanah itu dan Engkau menundukkan di hadapan mereka penduduk tanah itu,
yakni orang-orang Kanaan, dan menyerahkan orang-orang itu, baik
raja-raja mereka, maupun bangsa-bangsa tanah itu, ke tangan mereka, supaya
orang-orang itu diperlakukan sekehendak hati mereka.
Kalau akhirnya bangsa Israel memasuki
dan menduduki tanah Kanaan, lalu bangsa-bangsa yang ada di tanah Kanaan itu
takluk, itu bukan karena bangsa Israel hebat, tetapi karena TUHAN yang
menundukkan mereka kepada bangsa Israel. Dan akhirnya bangsa Israel memperlakukan
bangsa-bangsa itu sesuka hati mereka.
Betapa hebatnya TUHAN membela umat
pilihan-Nya, betapa hebatnya TUHAN membela kita dan memperhatikan kita, hanya
saja kadang kita tidak tahu diri.
Nehemia 9:25
(9:25) Mereka merebut kota-kota yang berkubu
dan tanah yang subur. Mereka merampas rumah-rumah yang penuh berisi berbagai-bagai
barang baik, tempat-tempat air pahatan, kebun-kebun anggur dan kebun-kebun
zaitun dan pohon-pohon buah-buahan dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka makan
dan menjadi kenyang dan gemuk. Mereka hidup mewah karena kebaikan-Mu
yang besar.
Mereka
merebut kota-kota yang berkubu dan tanah yang subur.
Jadi, tanah Kanaan itu adalah tanah yang subur. Kalau tanah itu subur, benih
Firman ditaburkan, maka dia akan bertumbuh, berakar dan berbuah; di situlah
TUHAN tempatkan bangsa Israel.
TUHAN mau supaya hati ini juga menjadi
tanah hati yang gembur, supaya tanah hati kita ini -- yang disebut loh-loh
daging -- menjadi tempatnya Firman TUHAN. TUHAN mau supaya loh hati ini menjadi
Meja Roti Sajian, itu adalah kedudukan yang benar di hadapan TUHAN.
Mereka
merampas rumah-rumah yang penuh berisi berbagai-bagai barang baik …
Asal kita mau beribadah kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh, maka kita akan
beroleh rampasan-rampasan yang menjadi milik kita semua. Kemudian, di tanah
Kanaan itu juga ada kebun anggur, di situ juga ada kebun zaitun, dan pohon
buah-buahan dalam jumlah yang sangat banyak.
Intinya: Mereka dibawa masuk ke tanah
Kanaan yang penuh dengan kemewahan. Jadi, bukan seorang yang melarat, tetapi
penuh dengan kemewahan, diberkati oleh TUHAN.
Tetapi, kalau kita perhatikan ayat 26.
Nehemia 9:26
(9:26) Tetapi mereka mendurhaka dan memberontak
terhadap-Mu. Mereka membelakangi hukum-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu
yang memperingatkan mereka dengan maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu.
Mereka berbuat nista yang besar.
Tetapi anehnya, setelah mereka diberkati
dalam kemewahan, namun pada akhirnya mereka mendurhaka, memberontak terhadap
TUHAN. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga membelakangi hukum TUHAN,
mengabaikan Firman TUHAN. Lebih ironis lagi, mereka tidak mau menerima
teguran-teguran Firman, akhirnya mereka menyakiti dan membunuh (membenci)
nabi-nabi TUHAN.
Padahal, TUHAN mengutus hamba-hamba-Nya
untuk memberitakan Firman, supaya oleh Firman itu kita semua berbalik kepada
TUHAN; tetapi sebaliknya, mereka justru berbuat nista yang sangat besar sekali.
Lihatlah keadaan bangsa Israel:
Diberkati dan diisi oleh kasih yang tidak berkesudahan. Sesudah diberkati oleh
kasih yang tidak berkesudahan, mereka lupa TUHAN; namun sekalipun demikian,
TUHAN tetap tidak pernah meninggalkan bangsa Israel, TUHAN juga tidak pernah
meninggalkan kita.
Jadi, jangan pernah salahkan TUHAN kalau
kita menderita dan menangis karena penderitaan; itu karena kesalahan kita,
bukan karena TUHAN meninggalkan kita.
Nehemia 9:27
(9:27) Lalu Engkau menyerahkan mereka ke
tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan
mereka berteriak kepada-Mu, lalu Engkau mendengar dari langit dan
karena kasih sayang-Mu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang
yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka.
Oleh karena mereka berbuat nista yang
besar, TUHAN pun menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka, lalu mereka
disesakkan oleh musuh mereka.
Lihat, setelah terdesak dengan kesesakan
itu, apa yang terjadi? Dalam keadaan
terdesak oleh karena kesesakan dan kesusahan, barulah mulai mereka kembali lagi
berteriak dan berdoa memohon pertolongan TUHAN. Kan ini yang sering kita alami, bukan? Betapa bebalnya keadaan dari
bangsa Israel ini.
Lalu
Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayang-Mu yang besar Kauberikan
kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka.
Lihat, TUHAN pun secepatnya mendengarkan teriakan mereka dari sorga, mengapa? Karena kasih sayang TUHAN,
kasih setia TUHAN yang besar, wujudnya adalah TUHAN memberikan kepada mereka
orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka, itulah
hakim-hakim.
Ada berapa banyak itu hakim-hakim
sebelum ada raja; TUHAN kirim hakim-hakim untuk menyelamatkan mereka di tanah
Kanaan. TUHAN kirim Firman TUHAN untuk mengadili dan menghakimi dosa kita
semua, supaya musuh utama tidak lagi menginjak-injak dan menyesakkan kehidupan
kita.
Ada 3 (tiga) musuh utama TUHAN:
1. Daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
2. Dunia
dengan arusnya yang menghanyutkan kerohanian anak-anak TUHAN.
3. Iblis
atau Setan dengan segala tipu dayanya.
Tetapi dengan Firman yang kita terima
petang malam ini, datang untuk menghakimi dosa-dosa itu. Musuh-musuh yang menimbulkan
dosa-dosa itu dihakimi oleh Firman TUHAN, sehingga kita dilepaskan dari
musuh-musuh. TUHAN baik, bukan?
Nehemia 9:28
(9:28) Tetapi begitu mereka mendapat keamanan,
kembali mereka berbuat jahat di hadapan-Mu. Dan Engkau menyerahkan
mereka ke tangan musuh-musuh mereka yang menguasai mereka. Kembali
mereka berteriak kepada-Mu, dan Engkau mendengar dari langit, lalu
menolong mereka berulang kali, karena kasih sayang-Mu.
Tetapi
begitu mereka mendapat keamanan, kembali mereka berbuat jahat di hadapan-Mu. Setelah
mereka dilepaskan dari musuh-musuh -- karena TUHAN mengirim hakim-hakim yang
menyelamatkan mereka --, lalu mereka mendapatkan keamanan di negeri Kanaan yang
dijanjikan sebagai milik pusaka mereka, namun mereka kembali berbuat jahat.
Jadi, bukan satu dua tiga kali, tetapi berulang-ulang berulah, berulang-ulang menyakiti
hati TUHAN, berulang-ulang menista TUHAN.
Bayangkan, perjalanan dari Mesir sampai
ke Kanaan, mulai dari dibebaskan dari dunia oleh darah Anak Domba Paskah, lalu
dibawa ke tanah Kanaan -- Kebangkitan Kebangunan Rohani, itulah ibadah
pelayanan --, tetapi di situ pun tetap berulah berulang-ulang kali menyakiti
hati TUHAN, berulang-ulang kali menyusahkan hati TUHAN.
Setelah aman, diberkati, namun berulah
kembali = Kosong. Tetapi sekalipun dalam keadaan kosong, mereka terdesak oleh
kesesakan itu, mereka mengeluh, mereka menaikkan permohonan kepada TUHAN, lalu
secepatnya TUHAN mendengarkan teriakan mereka, lalu diisi kembali oleh kasih
itu; terus begitu berulang-ulang dari sejak Mesir sampai ke tanah Kanaan.
Dan
Engkau menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka yang menguasai mereka.
Akhirnya, TUHAN izinkan juga mereka jatuh ke tangan musuh, supaya mereka
dikuasai oleh musuh; TUHAN mau didik mereka dengan cara demikian. Lalu, kembali mereka berteriak kepada TUHAN, dan
lagi-lagi TUHAN kembali mendengar teriak mereka. Bayangkan betapa luar biasanya
TUHAN itu.
Kita ini, kalau sudah melihat orang melakukan
kesalahan berulang-ulang, pasti jengkel rasanya, bukan? Ada kalanya mau
disepak. Tetapi TUHAN tidak seperti itu; mau seperti apa muka kita, seperti apa
pun hitamnya, seperti apa pun hidung kita -- baik itu pesek, mancung, atau
miring sebelah --, TUHAN tetap perhatikan. Luar biasa, bukan?
Engkau
mendengar dari langit, lalu menolong mereka berulang kali, karena kasih sayang
sayang dan kasih setia yang tidak berkesudahan.
Nehemia 9:29
(9:29) Engkau memperingatkan mereka
dengan maksud membuat mereka berbalik kepada hukum-Mu. Tetapi mereka bertindak
angkuh, mereka tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu dan mereka berdosa
terhadap peraturan-peraturan-Mu, yang justru memberi hidup kepada orang
yang melakukannya. Mereka melintangkan bahu untuk melawan, mereka bersitegang
leher dan tidak mau dengar.
Lalu, lihatlah: Mereka diperingatkan
dengan maksud supaya mereka berbalik kepada Firman TUHAN, tetapi mereka
bertindak angkuh, mereka tidak patuh, tidak taat kepada Firman TUHAN, justru
mereka berdosa terhadap peraturan-peraturan TUHAN.
Mereka
melintangkan bahu untuk melawan, istilah sekarang adalah pasang
dada. Bayangkan, umat Israel itu manusia biasa, tetapi melintangkan bahu kepada
TUHAN, sang Pencipta, kan tidak tahu
diri namanya? Jadi, kita ini seringkali tidak tahu diri. Kita ini bukan
siapa-siapa, tetapi justru melintangkan bahu begitu; seolah-olah kita ini
hebat, melebihi hebatnya TUHAN. Bayangkan, kan
tidak tahu diri banget, bukan?
Mereka
bersitegang leher dan tidak mau dengar … Mereka
berbantah-bantah, tidak dengar-dengaran. Sungguh luar biasa sikap yang
ditunjukkan oleh bangsa Israel ini; sungguh tidak terpuji sebetulnya. Kalau
saja mereka ini bukan bangsa pilihan, tentu mereka sudah disepakkan.
Kalau kita ingat, waktu Musa memohon
belas kasihan kepada TUHAN untuk melunakkan hati TUHAN karena dosa berhala
lembu emas, TUHAN pun kabulkan doanya, tetapi bangsa Israel lupa dengan doa
yang dipanjatkan oleh Musa kepada TUHAN, mereka terbiasa melupakan kebaikan
TUHAN. Itulah kehidupan orang Kristen di hari terakhir ini.
Melupakan kasih TUHAN = Kosong. Tetapi
akibat dari keadaan kosong, mereka menderita hebat, ditawan oleh musuh. Oleh
karena penderitaan itu, mereka berteriak, berdoa memohon pertolongan TUHAN.
Secepatnya juga, TUHAN lagi-lagi menolong, lalu diisi dengan kasih.
Sungguh heran, bukan? Sungguh ajaib
bukan kasih Allah kita? Kasih Allah tidak berkesudahan.
Nehemia 9:30
(9:30) Namun bertahun-tahun lamanya Engkau
melanjutkan sabar-Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu Engkau memperingatkan
mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, tetapi mereka tidak
menghiraukannya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan
bangsa-bangsa segala negeri.
Namun
bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar-Mu terhadap mereka.
Panjang sabar TUHAN tidak berkesudahan; bertahun-tahun, dari tahun ke tahun,
sampai detik ini.
Saudara bisa review kesalahan di masa lalu masing-masing, bukan? Entah itu kejahatan,
entah itu kenajisan masing-masing yang berulang-ulang, tetapi bertahun-tahun
lamanya TUHAN melanjutkan sabar-Nya kepada kita semua.
Dengan
Roh-Mu Engkau memperingatkan mereka … TUHAN kirim
Roh-Nya yang suci, tujuannya untuk memperingatkan mereka dengan perantaraan
hamba-hamba TUHAN, tetapi mereka juga tidak peduli dengan Firman yang dibukakan
yang berada di dalam kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan). Akhirnya, TUHAN
kembali menyerahkan bangsa Israel ke tangan bangsa-bangsa segala negeri, ke
empat penjuru bumi diserakkanlah mereka.
Akhirnya, dibuanglah mereka ke Babel, diperbudak
selama 70 (tujuh puluh) tahun, dan itu adalah didikan. Panjang sabar TUHAN,
kasih TUHAN itu, pengampunan itu 7 (tujuh) kali 70 (tujuh puluh); itulah cara
TUHAN mengampuni bangsa Israel. Bukan berarti TUHAN itu kejam kalau mereka diperbudak
di Babel selama 70 (tujuh puluh) tahun; itu adalah kasih TUHAN untuk menolong
mereka. Jadi, perlu untuk mendapatkan didikan dari TUHAN.
Nehemia 9:31
(9:31) Tetapi karena kasih sayang-Mu yang
besar Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali dan tidak meninggalkan
mereka, karena Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang.
Karena kasih sayang yang besar, TUHAN
tidak membinasakan mereka, TUHAN tidak meninggalkan mereka, karena TUHAN Allah
yang pengasih dan penyayang; kasih sayang dan kasih setia-Nya tidak
berkesudahan.
Kalau sampai hari ini kehidupan kita
yang banyak dosa ini, kehidupan yang papah, hina, dina ini masih bisa berdiri,
bertahan di hadapan TUHAN, itu karena panjang sabar TUHAN, karena kasih sayang
dan kasih setia TUHAN yang tidak berkesudahan. Kalau TUHAN mau lisutkan kita,
bisa; tetapi TUHAN masih memberi kesempatan. Oleh sebab itu, manfaatkan
kesempatan yang ada; jangan selalu kosong dan kosong.
Hargai kasih dari sorga yang terkait
langsung dengan Kerajaan Sorga. Agungkan korban-Nya, jangan agungkan
korban-korban manusia yang tidak ada apa-apanya itu, apalagi pengorbanan
antikris yang palsu, tidak murni, tidak terkait dengan sorga; tetapi kasih dari
Allah terkait sorga.
Nehemia 9:32-33
(9:32) Sekarang, ya Allah kami, Allah yang
maha besar, kuat dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian
dan kasih setia-Nya, janganlah Kaupandang remeh segala kesusahan yang telah
dialami oleh kami, oleh raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, imam-imam kami,
nabi-nabi kami dan nenek moyang kami, ya oleh seluruh umat-Mu, sejak zaman raja-raja
Asyur sampai hari ini. (9:33) Tetapi Engkaulah yang benar dalam
segala hal yang menimpa kami, karena Engkau berlaku setia dan kamilah
berbuat fasik.
Untuk mengisi kekosongan, yang
diperlukan adalah:
1. Kerendahan
di hati.
2. Secepatnya
mengakui dosa dan kesalahan, supaya kutuk nenek moyang secepatnya terputus.
Jadi, kasih Allah yang besar, itulah
kasih yang menyelamatkan. Luka parah yang dialami oleh binatang pertama yang keluar
dari dalam laut, itulah antikris, itu adalah pengorbanan palsu. Pengorbanan
Yesus Kristus di atas kayu salib, itulah kasih Allah yang besar, yang murni,
kasih yang menyelamatkan.
Nehemia 9:7-8
(9:7)
Engkaulah TUHAN, Allah yang telah memilih Abram dan membawanya keluar
dari Ur-Kasdim dan memberikan kepadanya nama Abraham. (9:8) Engkau dapati bahwa hatinya setia
terhadap-Mu dan Engkau mengikat perjanjian dengan dia untuk memberikan
tanah orang Kanaan, tanah orang Het, tanah orang Amori, tanah orang Feris,
tanah orang Yebus dan tanah orang Girgasi kepada keturunannya. Dan
Engkau telah menepati janji-Mu, karena Engkau benar.
Abram dipanggil dari Ur-Kasdim, yang sekarang
adalah Irak. Dalam panggilan itu, dia mengalami baptisan, pembaharuan, lalu secepatnya
diberikan nama baru dari “Abram” disisipkan nama YAHWEH, nama Allah. “Ha”,
itulah nama Allah. Kehidupan yang sudah dibaharui ada nama Allah di dalam
dirinya.
TUHAN berjanji kepada Abraham Ishak
Yakub untuk memberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka mereka, dan TUHAN
menepati janji itu, sehingga sekalipun kita seringkali berbuat salah dan
kosong, TUHAN tetap ingat perjanjian-Nya dan isi kembali dengan kasih-Nya.
Lalu, setelah itu, kembali lagi mengulangi kesalahan dan kosong, namun TUHAN
isi kembali dengan kasih-Nya. Dan setelah TUHAN beri kenyamanan, diberkati
dengan limpah, mereka juga meninggalkan TUHAN, tetapi TUHAN kembali mengisi
dengan kasih-Nya, supaya janji TUHAN tergenapi terhadap nenek moyang bangsa
Israel, Abraham Ishak Yakub, bahwa tanah itu, tanah yang dijanjikan untuk
dimiliki oleh bangsa Israel sebagai milik pusaka sampai selama-lamanya.
Yesus adalah Anak Allah, Anak Tunggal;
Allah telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, menyerahkan Anak-Nya
satu-satunya, dan Anak-Nya itu mati di atas kayu salib, supaya tanah air
sorgawi menjadi milik pusaka kita. Dan kalau itu menjadi milik pusaka kita,
maka janji Allah kepada Abraham Ishak Yakub tergenapi.
Jadi, kasih Allah, itulah salib di
Golgota, itulah yang menyelamatkan, bukan korban dari pada antikris. Sekalipun
bangsa Israel berulah dan berulah, kosong dan kosong oleh karena ulah, tetapi
TUHAN isi dan lagi-lagi diisi dengan kasih, supaya janji-Nya itu tergenapi.
Apa artinya sorga diciptakan tetapi
kosong? Oleh sebab itu, TUHAN harus menggenapi janji-Nya. Jadi, jangan kita
bertingkah lagi mulai dari sekarang, sebab hidup ini hanya karena kemurahan
TUHAN saja.
Tadi, nabi palsu bekerja sama dengan
antikris. Nabi palsu (binatang kedua), itulah ekor dari ular naga merah padam, menyesatkan
orang-orang yang diam di bumi dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat
palsu, karena mereka mampu menurunkan api dari langit ke bumi, di mana
tujuannya adalah untuk menyesatkan orang-orang yang diam di bumi.
Praktek penyesatan adalah orang-orang
yang diam di bumi digiring …
1. Untuk
menyembah antikris.
2. Untuk
mendirikan patung berhala.
Mengapa mereka harus mendirikan patung berhala?
Tujuannya untuk menghormati binatang yang luka parah oleh karena pedang; jadi,
menghormati karena jasa-jasa dan pengorbanan dari antikris. Tetapi sebetulnya,
kasih atau pengorbanan dari antikris itu nol, tidak ada apa-apanya.
Kasih yang sesungguhnya adalah kasih
yang menyelamatkan, itulah salib di Golgota, untuk menggenapi janji-janji TUHAN
kepada nenek moyang bangsa Israel, Abraham Ishak dan Yakub.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment