IBADAH RAYA MINGGU, 10 OKTOBER 2021
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 18)
Subtema: KESAKSIAN
YESUS ADALAH ROH NUBUAT
Selamat malam; salam sejahtera di dalam
kasih-Nya TUHAN kita, Yesus Kristus, yang senantiasa memerintah di dalam
kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat
TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia
untuk tekun dalam Ibadah Raya Minggu, yang digembalakan oleh GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook, baik yang di dalam negeri, di
tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun yang di luar negeri, di manca negara,
di tiap-tiap negara.
Selanjutnya, mari kita mohonkan
kemurahan dari sorga, dari Allah, supaya kiranya Firman yang dibukakan itu
betul-betul meneguhkan kehidupan kita masing-masing; melawat, memberkati, dan
berkuasa untuk menyelamatkan kehidupan kita dari atas muka bumi ini. Dan
selanjutnya, membawa kita bersama-sama dengan Dia di awan nan permai, dengan
lain kata; menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, sebagai sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Secepatnya kita akan menyambut KITAB
WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Kita sudah berada
pada Wahyu 13:14, dan kita akan memasuki berkat yang baru, yaitu ayat
15. Namun, hati saya terdorong kembali untuk menjelaskan ayat 11-14,
untuk selanjutnya kita berangkat dari sana menuju Wahyu 13:15.
Kita memperhatikan ayat 11-14
terlebih dahulu, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”
Wahyu 13:11-14
(13:11) Dan
aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (13:12) Dan
seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang
luka parahnya telah sembuh. (13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua
orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda,
yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu.
Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung
untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Sejenak kita memperhatikan: Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama.
Oleh karena binatang kedua (nabi palsu), seluruh bumi menyembah antikris
nantinya.
Kalau saya tanya kepada kebanyakan orang
Kristen: “Saudara menyembah TUHAN atau menyembah Setan? Saudara menyembah
TUHAN atau menyembah antikris?” Rata-rata orang Kristen akan berkata: “Saya
menyembah TUHAN, tidak menyembah Setan. Saya menyembah TUHAN, tidak menyembah
antikris.” Tetapi pada hakekatnya, praktek hidup sebenarnya adalah
menyembah Setan dan antikris. Saudara jangan tersinggung dengan hal ini, sebab
itulah kenyataannya. Tetapi untuk itulah, malam ini TUHAN datang untuk
menyelamatkan kita bagaikan puntung yang ditarik dari api, supaya jangan
binasa.
Hal ini hanya tambahan saja, sebelum
saya jelaskan kesimpulan dari apa yang akan kita baca dari Wahyu 13:11-14.
Inti dari pembacaan Wahyu 13:11-14,
di sini kita melihat: Nabi-nabi palsu menjalankan seluruh kuasa binatang
pertama, yakni antikris. Kemudian, oleh kuasa yang dia terima dari antikris
itu, nabi-nabi palsu;
-
Mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat,
-
Bahkan
mereka mampu menurunkan api dari langit ke bumi.
Lalu, demonstrasi-demonstrasi yang diperbuat
oleh nabi-nabi palsu itu dipamerkan, dipertontonkan di depan mata semua orang,
dan menjadi sebuah daya tarik untuk memikat hati penduduk bumi seantero dunia.
Singkat kata: Tujuan nabi-nabi palsu
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan menurunkan api dari langit ke bumi
ialah untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi, yakni secara khusus mereka
yang sudah terperdaya dan terpikat dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat --
yaitu api turun dari langit ke bumi --.
Kemudian, adapun praktek penyesatan
nabi-nabi palsu:
1. Supaya
seluruh bumi menyembah binatang pertama (antikris) … Wahyu 13:12.
2. Supaya
seluruh bumi mendirikan patung berhala untuk menghormati antikris … Wahyu
13:14.
Jadi, begitu hebatnya nabi-nabi palsu
itu menyesatkan penduduk bumi (seantero dunia). Sungguh, akhirnya akal sehat
manusia (penduduk bumi) telah dirusak oleh nabi-nabi palsu.
Kalau akhirnya penduduk bumi menyembah
binatang pertama (antikris), lalu akhirnya juga mau diperintahkan untuk
mendirikan patung berhala untuk menghormati antikris, menunjukkan betapa akal
sehat dari penduduk bumi sudah rusak, karena telah dicuci (dirusak) oleh
tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, yakni menurunkan api dari langit.
Tetapi yang berpegang teguh pada salib
Kristus, dia memiliki hikmat Allah, dia memiliki kekuatan Allah, itulah
pendirian Rasul Paulus di hadapan sidang jemaat di Korintus, termasuk kepada
orang Yahudi dan Yunani, di dalam 1 Korintus 1:24. Kita juga harus memiliki pendirian
yang sama, supaya akal sehat kita jangan dirusak, jangan dicuci otak kita oleh karena
tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi-nabi palsu tadi.
Tetaplah berpegang teguh pada ajaran
salib, sebab itu adalah hikmat Allah, itu adalah kekuatan Allah. Jangan mau
dirusak, jangan mau otak kita dicuci oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu.
Kita kembali membaca Wahyu 13:11,
dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”, itulah binatang
yang kedua, yaitu nabi-nabi palsu; sedangkan binatang pertama adalah antikris,
yang keluar dari dalam laut.
Mari, kita akan memperhatikan WUJUD DARI
NABI-NABI PALSU.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan
aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Wujudnya adalah bertanduk dua, persis
seperti anak domba; tetapi anehnya, apabila binatang kedua yang keluar dari
dalam bumi ini berbicara, persis seperti seekor naga. Berarti, perkataannya itu
didorong oleh setan-setan.
Dengan demikian, perkataan-perkataan
yang didorong dari dalam, tidak sesuai dengan tampilan dari bagian luarnya, karena
tampilan luarnya bertanduk dua sama seperti anak domba, berarti sudah dekat
dengan korban Kristus, sudah dekat dengan penyembelihan. Tampilannya sepertinya
lemah lembut dan rendah hati -- itulah kehidupan yang memikul salib, sesuai
dengan Injil Matius 11:28 --, tampilannya sudah dekat dengan korban, sudah
dekat dengan penyembelihan, tetapi sayangnya, kalau ia berbicara, perkataan
yang keluar yang didorong dari dalam itu didorong dari setan-setan; maka,
disebutlah nabi-nabi palsu.
Pendeknya: Perkataan dan tampilan
luar tidak sama. Kehidupan semacam ini adalah dasar dari tabiat nabi-nabi
palsu. Kalau tidak, maka tidak mungkin disebut nabi-nabi palsu.
Mari kita lihat PERKATAAN TIDAK SESUAI
DENGAN PERBUATAN, dari kisah anak Skewa, yang merupakan anak hamba TUHAN. Ada 6
(enam) orang anak hamba TUHAN di tempat ini; hati-hati, hal ini harus menjadi
suatu pelajaran bagi kita semua, supaya pelajaran ini selalu diingat.
Kita akan memperhatikan Kisah Para
Rasul 19, dengan perikop: “Anak-anak Skewa”
Kisah Para Rasul 19:13-14
(19:13) Juga
beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu,
mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat
dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang
diberitakan oleh Paulus." (19:14) Mereka yang melakukan hal itu
ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Tukang jampi orang Yahudi
mengatas-namakan TUHAN Yesus Kristus untuk melayani orang-orang yang kerasukan
roh jahat, dan berkata: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang
diberitakan oleh Paulus.” Masa iya, hamba TUHAN menyumpahi orang? Itu
adalah sesuatu yang tidak mungkin; tetapi kenyataannya, hal itu terjadi.
Siapakah tukang jampi itu? Mereka itu
adalah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Ketujuh orang itu adalah anak imam kepala, bukan sekedar anak imam-imam, tetapi
anak imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Jadi ternyata, anak hamba TUHAN bisa
juga menjadi tukang jampi, tetapi anak hamba TUHAN di sini bukan tukang jampi,
bukan?
Pendeknya: Perkataan mulut yang didorong
dari dalam tidak sesuai dengan perbuatan dari ketujuh anak imam kepala Skewa. Mereka
melayani dengan mengatas-namakan TUHAN, tetapi menyumpahi orang yang kerasukan
Setan; itu tidak benar. Masakan kita mau mengusir Setan, tetapi dengan cara menyumpahi;
itu tidaklah benar.
Justru, kalau mau mengusir Setan,
terlebih dahulu harus mengakui dosa. Berapa kali dahulu saya mau mengusir
Setan, namun terlebih dahulu saya harus mengakui dosa; kalau tidak, maka saya
akan diserang balik.
Kisah Para Rasul 19:15
(19:15)
Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,
tetapi kamu, siapakah kamu?"
Orang yang dirasuki roh jahat pun
berkata: “Yesus aku kenal”, Dia Anak Allah yang dari sorga turun ke bumi
dan mati di atas kayu salib. Pribadi yang disalibkan dikenal; Setan tahu orang
yang disalibkan, Setan tahu orang yang mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN. Jadi,
betapa hebatnya pekerjaan dari salib di Golgota ini.
Kemudian, Setan juga berkata: “Paulus
aku ketahui” Dia tahu persis bagaimana gaya hidup dari pada Rasul Paulus,
bagaimana penyerahan dirinya di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan
TUHAN; Setan tahu. Setan tidak berani dengan kehidupan yang dikenal dan yang
diketahui detil-detil penyerahan diri kehidupannya secara rinci.
Namun, di sini kita perhatikan, Setan
kembali berkata: “Tetapi kamu, siapakah kamu.”
Jadi, tujuh anak Skewa, semuanya adalah
tukang-tukang jampi Yahudi; mereka melayani dengan mengatas-namakan TUHAN. Akhirnya,
mereka suka menyumpahi orang lain, yang seharusnya orang itu diberkati dan didoakan,
supaya terjadi kelepasan.
Kembali saya sampaikan: Perkataan dan
tampilan luar tidak sama. Kehidupan semacam ini merupakan dasar dari tabiat
nabi-nabi palsu. Dan tadi kita sudah melihat, bahwa tujuh anak Skewa berusaha
untuk menyesatkan, seperti nabi-nabi palsu.
Hal (makna) yang sama, namun berbeda
kisah, akan kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul 12, dengan perikop: “Herodes
mati” Bagaimana proses kematian dari pada raja Herodes?
Kisah Para Rasul 12:21-22
(12:21) Dan
pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan,
lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. (12:22) Dan
rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara
manusia!"
Suatu hari, Herodes memakai pakaian
kebesaran, pakaian kemuliaan, pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta, dan
dari sana ia berpidato kepada rakyatnya. Sementara Herodes berpidato, rakyat
bersorak kepada Herodes, di mana sorakan mereka adalah “Ini suara allah dan
bukan suara manusia!”
Iblis juga mengaku-ngaku,
mengatas-namakan TUHAN; suaranya seperti suara singa, sepertinya manis, tetapi
palsu.
Kisah Para Rasul 12:23
(12:23) Dan
seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi
hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Namun seketika itu juga, Herodes
ditampar oleh malaikat TUHAN, karena ia tidak hormat kepada Allah; ia pun mati
dimakan cacing-cacing.
Dimakan cacing, berarti ia tidak
berharga. Kalau kita merendahkan diri seperti Daud yang mengaku “aku ini
ulat”, itu jelas menunjukkan bahwa dia merendahkan diri di hadapan TUHAN. Tetapi
kalau mati dimakan cacing, menunjukkan bahwa ia adalah kehidupan yang tidak
berharga.
Intinya: Penyembahan itu adalah Allah
yang punya; hanya kepada Dia sajalah kita berbakti. Jangan sesekali kita
seperti raja Herodes; dilihat dari sorak para rakyatnya yang mengatakan “Ini
suara allah dan bukan suara manusia!” Kalau Herodes jujur, seharusnya dia
akan hentikan pernyataan sorak-sorai dari pada rakyatnya.
Jadi, yang harus kita garis bawahi dari Kisah
Para Rasul 12:21-23 ialah penyembahan itu adalah milik Allah, dan hanya
kepada Dia sajalah kita berbakti. Dan hal itu pun dinyatakan oleh Yesus di atas
gunung yang tinggi pada saat Ia dicobai di padang gurun, “Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Tetapi suatu kali nanti, kerajaan dunia
dan pemerintahan antikris, mereka itu akan menuntut supaya mereka dihormati,
supaya mereka disembah sama seperti Allah. Jadi, nabi-nabi palsu menuntun
ibadah dari pada mereka yang terpikat dengan tanda-tanda heran, dituntun sampai
kepada puncak penyesatan, yakni menyembah kepada antikris; maka, suatu kali
nanti kerajaan dunia dan pemerintahan dari antikris akan menuntut supaya mereka
dihormati, supaya mereka disembah seperti Allah.
Saya
akan buktikan ayatnya di dalam 2
Tesalonika 2.
Saudara
harus memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, supaya jangan saudara
berpikir untuk menghadapi hari esok dengan enak-enak seperti hari sekarang. Keadaan
dunia ini tambah hari akan tambah sukar; tambah minggu tambah sukar; tambah
bulan tambah sukar; tambah tahun tambah sukar. Jadi, janganlah saudara terlena
dengan apa yang disuguhkan oleh dunia dan Setan.
Kalau kita hidup dari iman Abraham, kita
akan merasa bahwa kita hanyalah seorang pendatang di bumi ini. Sekalipun ada
kesempatan namun tidak ada keinginan untuk kembali ke daerah asal, karena kita
rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusaka sampai selama-lamanya.
Mari, kita memperhatikan 2 Tesalonika
2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN” Jadi,
sebelum TUHAN datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga,
terlebih dahulu tampilnya si pendurhaka, itulah antikris, sesuai dengan perikop
yang ada.
2 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!
Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah
dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4)
yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang
disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan
diri sebagai Allah.
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan
orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Jangan mau
disesatkan dengan cara apa saja. Oleh sebab itu, saya himbau: Milikilah roh
Yakub, jadilah suatu kehidupan yang tenang. Ciri kehidupan yang tenang ialah tinggal
di kemah.
Jangan sampai perasaan kita terganggu
oleh karena goncangan yang sedang terjadi ini. Ingat: Tenang, cirinya ialah
tinggal di kemah, supaya kelak nyata bahwa kita ini adalah gunung Sion, rumah
Allah Yakub.
Sebab sebelum Hari itu,
sebelum TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, haruslah
datang dahulu murtad, tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan
karena situasi kondisi, karena guncangan dunia semakin hebat -- bukan semakin
senyap --. Kemudian haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka,
itulah antikris, si pemberontak, si pendusta yang suka menyangkali salib. Kalau
seseorang menyangkali salib, itu menunjukkan bahwa ia adalah pendusta, tetapi kalau
ia jujur, maka ia pasti pikul salib; itu sebabnya, antikris disebut si
pendusta.
Si pendurhaka, itulah antikris, dialah
musuh Allah yang selalu meninggikan dirinya di atas segala sesuatunya, dan ia
mengharapkan bahwa dia akan disembah, dia menuntut penduduk bumi ini menyembah
dia, dan menyatakan diri sebagai Allah; ini dibantu oleh nabi-nabi palsu tadi.
Jadi, raja-raja dan pemerintahan
antikris, suatu kali nanti menuntut bahwa mereka akan disembah. Pemerintahan
antikris itu bukan dibagi-bagi di suatu negara, tidak, melainkan menjadi satu
kerajaan, satu pemerintahan dan satu pemimpin.
Bahkan antikris duduk di Bait Allah dan
menyatakan dirinya (memproklamirkan) dirinya sebagai Allah yang harus disembah.
Tetapi saya berharap, siapa pun yang
mendengar Firman ini ambil positifnya, jangan sampai dikira bahwa saya ini
melawan pemerintah, tidak. Sedikit pun tidak ada di dalam pemikiran saya untuk
melawan pemerintah. Saya ini belajar tunduk kepada pemerintah, baik dengan
membayar pajak kendaraan, bayar pajak PBB, bayar apa saja yang harus saya bayar;
tetapi Alkitab tidak boleh ditahan-tahan. Jadi, tidak ada maksud yang
lain-lain.
Dalam hal ini kita dapat memetik suatu
pelajaran, bahwa roh-roh jahat, roh-roh najis menipu manusia untuk selanjutnya
menyembah kerajaan dunia dan menyembah pemerintahan antikris. Itulah roh-roh
jahat, roh-roh najis yang menunggangi nabi-nabi palsu menipu manusia (penduduk
bumi) untuk selanjutnya menyembah kerajaan dunia dan menyembah pemerintahan antikris.
Hal ini tentu saja berlawan dengan Roh
Allah, yang mendorong manusia untuk menyembah Allah yang benar. Jadi, roh jahat
dan roh najis yang menunggangi nabi-nabi palsu itu berlawan dengan Roh Allah
(Roh TUHAN) yang suci itu, karena Roh TUHAN mendorong kita, membawa kita, memimpin
kita, untuk selanjutnya dibawa sampai kepada puncak ibadah, itulah doa
penyembahan.
Jadi, untuk memperoleh keselamatan tidak
cukup hanya dengan berkata “tidak perlu ke gereja, yang penting percaya”,
itu salah; tetapi harus beribadah dengan setia = tergembala. Dari situlah kita
diberangkatkan kepada penggembalaan yang sempurna; kalau tidak …
-
Untuk apa Yesus disebut Gembala Agung?
-
Untuk apa Yesus disebut Kepala rumah TUHAN? Ya, untuk
memimpin gereja.
-
Untuk apa Yesus disebut Imam Besar Agung? Supaya dalam setiap
pertemuan ibadah, Dia tampil sebagai Imam Besar untuk mengadakan pendamaian
terhadap dosa.
Jadi kalau tidak tergembala; dia pasti
mudah sekali diseret. Dan cara setan menyeret itu pelan-pelan loh;
malahan kita merasa itu bukanlah pekerjaan setan, padahal itu sudah pekerjaan
Setan.
Oleh sebab itu, sekarang ini saya cukup
seperti Daniel -- yang tertulis dalam Daniel 3 -- saja, yaitu tidak perlu
berdebat. Sadrakh, Meskh, Abedego tidak mau berdebat, “Ya sudah, kalau mau
dilempar, lempar saja ke dapur api pembakaran itu. Kami tidak mau berdebat,
sebab kami hanya mau menyembah Allah saja. Kalau mau dilempar, lempar saja;
kami tidak mau berdebat dengan tuanku Raja Nebukadnezar.” Hari-hari ini pun
saya seperti itu; mungkin sikap saya dalam melayani seperti kontradiksi, menurut
pemahaman mereka, tetapi saya tidak perlu berdebat. Kiranya sidang jemaat juga,
kalau mau mengikuti dengan iman ya bagus; kalau tidak, ya saya
sudah sampaikan kisi-kisinya, bukan?
Kembali saya sampaikan: Roh-roh jahat
dan roh-roh najis tadi menipu manusia, yang menunggangi nabi-nabi palsu untuk
menyesatkan manusia, dan akhirnya menyembah kerajaan dunia dan pemerintahan
antikris. Hal ini berlawanan dengan Roh Allah karena Roh Allah mendorong
manusia untuk menyembah Allah yang benar, Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak
Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat
atas kehidupan kita masing-masing.
Kita hubungkan dengan 2 Petrus 1,
dengan perikop: “Nubuat tentang kemuliaan Kristus telah digenapi”
2 Petrus 1:19
(1:19)
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan
oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap
sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di
dalam hatimu.
Dengan demikian kami makin diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Rasul Petrus
diteguhkan oleh Firman yang disampaikan oleh para nabi TUHAN, itulah Firman
yang tertulis dalam Perjanjian Lama.
Jadi, pengalamannya bersama dengan TUHAN
Yesus, itu sudah ditulis oleh para nabi. Juga pengalamannya waktu naik di atas
gunung yang tinggi bersama dengan Yakobus dan Petrus menyertai Yesus naik ke
atas gunung, itu juga ditulis para nabi.
Sehingga ketika pengalaman Petrus bersama
dengan Yesus tergenapi, maka dia pun menuliskan di dalam 2 Petrus 1:19, Dengan
demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para
nabi. Jadi, kalau Simon Petrus, satu dari murid Yesus, yang sekaligus
menerima jabatan rasul, mau diteguhkan oleh Firman nabi, maka kita ini harus
mau juga diteguhkan oleh Firman nabi, karena kita bukan siapa-siapa.
Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya … Mari kita memperhatikan Firman para nabi sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya, yang bernyala-nyala di
tempat yang gelap (di dalam kegelapan), dengan demikian; kehidupannya pasti
diterangi. Sampai kapan kehidupannya diterangi? Sampai fajar menyingsing,
sampai terbit terang, berarti sudah melewati kegelapan dan puncak kegelapan,
puncak kesesakan, itulah aniaya antikris.
Selanjutnya, bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu. Bintang timur, pekerjaannya adalah untuk menuntun
banyak orang kepada kebenaran; itulah yang terjadi kalau kita mau memperhatikan
Firman nabi.
Jadi, jangan selalu soal berkat-berkat. Pokoknya,
cari dahulu Kerajaan Sorga, maka berkat akan menyusul. Kalau kita terlebih
dahulu cari “kerjaan”, maka “Kerajaan Sorga” lari dari kita. Jadi, yang dicari
pertama-tama adalah “Kerajaan Sorga”, bukan “kerjaan dunia”, maka nanti
semuanya menyusul; ingat itu.
2 Petrus 1:20-21
(1:20) Yang
terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak
boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (1:21) sebab tidak
pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh
Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah
Firman nubuat atau nubuat-nubuat yang
tertulis dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
tidak boleh ditafsirkan oleh akal pikiran manusia, tidak boleh. Oleh sebab itu,
saya selalu berusaha; sampai detik ini, saya menyampaikan Firman ayat
menjelaskan ayat lain, ayat menerangkan ayat lain, semuanya saling terkait,
itulah Firman dalam urapan (ilham) Roh Kudus.
Singkat kata: Tidak pernah nubuat
dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi nubuat dihasilkan oleh dorongan Roh
Kudus, nabi-nabi, hamba TUHAN berbicara atas nama TUHAN (nama Allah).
-
Berbeda dengan raja Herodes yang
berbicara dengan mengatas-namakan TUHAN, akhirnya ia pun ditampar malaikat, ia
tidak menghormati Allah.
-
Berbeda dengan anak-anak imam kepala
Skewa, tukang-tukang jampi itu, di mana mereka mengaku sebagai hamba TUHAN dan
melayani orang yang kerasukan Setan dengan mengatas-namakan TUHAN; akhirnya
mereka digagahi oleh Setan sampai mereka terluka dan telanjang dipermalukan.
Itulah yang terjadi kalau tidak
sungguh-sungguh di dalam TUHAN, kelak akan dipermalukan Setan.
Hati-hati, membuat suatu pernyataan di media
sosial itu bagus, tidak salah, saya tidak persalahkan; tetapi kalau
pernyataanmu tidak sesuai dengan perbuatan hidupmu, hentikan itu. Kalau tidak,
engkau nanti sama dengan orang bebal yang susah diluruskan, hati-hati, hentikan
itu. Saya mengatakan ini berdasarkan Firman, bukan berdasarkan nafsu daging
saya, karena saya pun melakukan hal yang sama.
Nanti ketika makan bakso; difoto. Di
samping bakso, ada kucing; difoto. Kucingnya ikut makan bakso; difoto. Masuk
kamar mandi; difoto. Semua dipamer di media sosial; itu sama dengan menunjukkan
kebodohan sendiri sebetulnya. Akhirnya, orang lain pun tahu “bodoh ya”.
Kalau kita diam, Alkitab mengatakan
“orang tidak tahu kita bodoh”, seperti yang tertulis dalam Amsal. Tetapi kalau
terlalu banyak bicara, maka akan ketahuan kebodohan itu. Jadi, tenang saja,
mencari tempat untuk berbaring.
Singkat kata: Tidak pernah nubuat
dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang-orang
berbicara atas nama Allah. Berbanding terbalik dengan raja Herodes dan
anak-anak Skewa.
Namun, berangkat dari ayat ini, kita
mengetahui (memahami) bahwa “kesaksian Yesus -- selama 33.5 (tiga puluh tiga
setengah) tahun di atas muka bumi ini -- adalah roh nubuat”. Dan hal ini
dibenarkan langsung oleh Rasul Yohanes.
Mari, kita perhatikan Wahyu 19,
dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba” Ini adalah sasaran akhir
dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Muara dari ibadah adalah
perjamuan malam kawin Anak Domba. Tetapi saya heran, banyak orang Kristen tidak
mengenal pesta nikah Anak Domba; padahal jelas, dari Kejadian sampai Wahyu,
banyak kali berbicara soal “pesta nikah”.
Di Alkitab, pelajaran tentang “Tri
Tunggal” tidak ada tertulis, tetapi ajaran ini diterima dan tidak salah. Loh,
ajaran tentang “perjamuan kawin (pesta nikah) Anak Domba” yang tertulis dari
Kejadian sampai Wahyu kok tidak diterima. Aneh, bukan? Ajaran yang tidak ditulis diterima, tetapi kok
ajaran yang tertulis dari Kejadian sampai Wahyu, tertulis dengan jelas,
dengan lengkap dan rinci -- kalau hamba TUHAN itu bisa merinci -- kok
tidak diterima?
Saya mau tanya kepada saudara: “Di
mana tertulis Allah Tri Tunggal?” Tidak ada; tetapi itu harus kita terima,
dan itu adalah sebuah pelajaran yang sehat.
Perikop Wahyu 19 adalah “Perjamuan
kawin Anak Domba”, pesta nikah, itu adalah muara dari ibadah kita. Muara
ibadah bukan berkat, bukan lahiriah, bukan dunia ini. Sorga adalah muara ibadah
kita.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Lalu ia berkata kepadaku … Ini
adalah suatu penglihatan yang dia terima ketika ia dibuang di pulau Patmos --
yang sekarang disebut Istanbul, Turki --.
Tuliskanlah … Maka, Rasul
Yohanes menulis di dalam kitab Wahyu 19:9, “Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba” Oleh sebab itu, menerima Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel jangan suka pakai alasan, seperti dalam Matius
22, di mana undangan sudah siap kepada mereka yang harus diundang, tetapi mereka
menolak undangan itu.
Sejenak, secara singkat kita
memperhatikan Matius 22:1-14, dengan perikop: “Perumpamaan tentang
perjamuan kawin”
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang
raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya
memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu …
Itu adalah gambaran dari bangsa Israel, tetapi orang-orang itu tidak mau
datang. Terhadap undangan (perjamuan malam kawin Anak Domba).
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain,
pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya
hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah
disembelih; semuanya telah tersedia, Yesus, Anak
Domba telah tersembelih, datanglah ke perjamuan kawin ini.
Tetapi orang-orang yang diundang itu
tidak mengindahkannya, tidak mengindahkan Pengajaran Mempelai
dalam Terang Tabernakel yang akan membawa gereja TUHAN sampai masuk dalam pesta
nikah Anak Domba. Alasan mereka adalah ada yang pergi ke ladangnya, ada yang
pergi mengurus usahanya; ini loh orang-orang sibuk. Hati-hati dengan
kesibukan sehingga tidak tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Dan yang lain menangkap hamba-hambanya
itu, menyiksanya dan membunuhnya; coba bayangkan. Dan itu sudah
ditanggung oleh Yesus di atas kayu salib; dari sorga, Dia diutus ke dunia ini
untuk memproklamirkan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Dan itu
dibuktikan dengan kisah 5 (lima) gadis yang bijaksana dan 5 (lima) gadis yang
bodoh, di mana mereka sama-sama menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga. Tetapi
karena Mempelai Laki-Laki lama tidak datang-datang, mereka pun tertidur.
Kemudian, di keheningan tengah malam, ada suara yang mengatakan: “Mempelai
Laki-Laki Sorga datang! Songsonglah dia!” Berarti, yang membangunkan hidup gereja
TUHAN dari ketertidurannya, dari kelemahannya, hanyalah Pengajaran Mempelai
dalam Terang Tabernakel. Jadi, baik gereja yang sempurna, maupun gereja yang
bodoh -- 5 (lima) gadis yang bijaksana dan 5 (lima) gadis yang bodoh --
sama-sama mempunyai kelemahan, tidak ada yang sempurna. Tetapi baik gereja yang
bodoh maupun gereja yang bijaksana sama-sama dibangunkan oleh Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel.
Itulah yang saya maksud tadi “kok
ajaran Tri Tunggal diterima, padahal tidak tertulis, walaupun harus kita terima.”
Kita kembali memperhatikan kisah dalam Matius
22: Karena undangan yang pertama -- kehidupan yang layak diundang -- itu menolak
undangan, akhirnya, murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana
untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
Hati-hati, ibadah yang menolak Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel akan
dimurkai oleh Allah, kota itu akan dibakar oleh Allah, itulah kota Babel.
Kemudian, sesudah itu ia berkata
kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia … Rencana Allah harus
digenapi, sebab “kesaksian Yesus adalah roh nubuat”, artinya; apa yang
dikerjakan-Nya di bumi ini selama 33.5 (tiga puluh tiga setengah) tahun harus
tergenapi; itu loh maksudnya.
Perjamuan kawin telah tersedia,
berarti pesta nikah harus tergenapi, tetapi orang-orang yang diundang tadi
tidak layak untuk itu. Maka, sebab itu pergilah ke
persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di
sana ke perjamuan kawin itu. Karena bangsa Israel menolak TUHAN sampai hari
ini, akhirnya Rasul Paulus diutus kepada bangsa kafir, sehingga bangsa kafir --
secara khusus bangsa (negara) Indonesia ini -- diberkati oleh TUHAN, sebab
Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel ditemukan di bumi pertiwi Indonesia,
tidak di bangsa-bangsa lain.
Pesta nikah harus terlaksana, harus
tergenapi, sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Pernyataan ini kita peroleh
setelah kita berangkat dari 2 Petrus 1:20-21, bukan? Di mana setiap
nubuat tidak boleh ditafsir oleh manusia.
Akhirnya, bangsa kafir layak masuk dalam
perjamuan kawin Anak Domba; ini adalah kehidupan yang di persimpangan. Dahulu,
kita jauh dari TUHAN, seperti kehidupan yang di persimpangan, itulah bangsa kafir.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka
mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan
orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu,
tanpa terkecuali. TUHAN beri kesempatan untuk menggembalakan hidup rohani kita
oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, untuk yang baik, untuk yang
jahat, itulah kehidupan di persimpangan jalan, yang tidak jelas kehidupannya,
itulah bangsa kafir, bukan Yahudi.
Pesta nikah harus tergenapi, sebab
kesaksian Yesus adalah roh nubuat.
Mari, kita kembali memperhatikan Wahyu
19.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah. Firman yang benar dan murni
adalah pemberitaan Firman yang membawa dan memimpin gereja TUHAN untuk dibawa masuk
dalam perjamuan malam kawin Anak Domba atau pesta nikah Anak Domba; itulah Firman
yang benar.
Kalau muara Firman hanya soal berkat, atau
muara ibadah itu hanya sibuk mengadakan sensasi-sensasi, sibuk hanya mengadakan
tanda-tanda heran, itu adalah pelayanan yang belum berpola dengan Tabernakel
sorgawi. Tetapi oleh kemurahan TUHAN, segala kegiatan yang ada di tengah-tengah
ibadah dalam penggembalaan GPT "BETANIA"
terkait dengan pola Tabernakel.
Jadi, Firman yang benar adalah
pemberitaan Firman yang memimpin gereja TUHAN untuk selanjutnya dibawa masuk
dalam pesta nikah Anak Domba; itulah yang benar.
Kalau berbicara tentang “nikah”, itu jelas
berbicara tentang “kesatuan” antara Kristus sebagai Kepala dengan sidang jemaat
sebagai tubuh-Nya, supaya nanti Kepala dengan tubuh menyatu; itulah “nikah”.
Suami adalah kepala, isteri adalah tubuh; itu nikah. Jadi, ibadah ini dibawa
masuk dalam pesta nikah. Muara dari ibadah bukan soal “berkat”, camkanlah itu,
bukan soal “mujizat”; semua itu akan ditinggalkan, akan tertinggal di bumi ini.
Sudah paham ya, bahwa kesaksian
Yesus adalah roh nubuat. Berarti, segala rencana Allah akan tergenapi; termasuk
pesta nikah Anak Domba harus tergenapi.
Wahyu 19:10
(19:10) Maka
tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata
kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama
dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah
Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Satu dari dua puluh empat tua-tua
berkata kepada Rasul Yohanes: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba,
sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus.”
Kemudian, satu dari tua-tua berkata: “Sembahlah Allah! Karena kesaksian
Yesus adalah roh nubuat.”
Tetapi lihat, nabi-nabi palsu
menyesatkan penduduk bumi, untuk selanjutnya mereka yang disesatkan -- secara
khusus yang terpikat dengan mujizat palsu, terpikat dengan tanda-tanda heran --
akhirnya digiring kepada suatu puncak ibadah yang palsu, yaitu penyembahan yang
salah, menyembah antikris.
Namun di sini kita melihat, tua-tua ini
berkata: Jangan sembah aku. Aku sama dengan kamu, karena kita semua adalah
sama-sama hamba TUHAN. Yang harus kita sembah adalah TUHAN. Sembahlah
Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Apa pun yang sudah
dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, itu adalah roh nubuat, yang harus
tergenapi.
Tadi, kita sudah melihat di dalam Injil
Matius 22: Kalau bangsa Israel menolak, ada orang yang di persimpangan,
itulah bangsa kafir, entah itu penjahat, entah itu orang baik, entah itu
setengah baik atau setengah miring “undang saja”. Itulah belas kasihan TUHAN
kepada kita, bangsa kafir ini. Siapa kita ini; bukankah kita ini penjahat?
Mengapa saya bilang kita penjahat? Karena banyak kali kita membunuh manusia,
sebab membenci sesama setara dengan dosa pembunuh.
Kita ini penjahat, kehidupan bangsa
kafir di persimpangan jalan; namun kalau akhirnya menerima undangan, yakni; Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel, itu adalah kemurahan.
Sekarang, terkait dengan hal nubuat, Yang
Pertama: NUBUAT RASUL PAULUS tentang akhir zaman.
2 Tesalonika 2:3
(2:3) Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
Ini pernyataan dari pada Rasul Paulus: Sebelum
Hari itu, sebelum TUHAN datang kembali sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga,
untuk yang kedua kali, haruslah datang dahulu murtad, itulah orang yang
meninggalkan TUHAN, kemudian haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka,
itulah antikris, yang walaupun akhirnya binasa. Terlebih dahulu itu dinyatakan.
Semua diizinkan TUHAN terjadi, termasuk
Yudas yang dipilih TUHAN, bukan? Yudas cinta uang, demikian juga dengan
antikris; ibadahnya pelacuran, ibadah karena uang, itu juga diizinkan TUHAN. Itu
dulu yang terjadi, barulah nanti TUHAN datang, Anak Manusia dipermuliakan.
Inilah nubuatan yang disampaikan oleh
Rasul Paulus, dan itu akan tergenapi.
Masih tentang nubuatan Rasul Paulus,
kita akan memperhatikan 2 Timotius 3, dengan perikop: “Keadaan
manusia pada akhir zaman” Rasul Paulus belum melihat, tetapi dia sudah
nubuatkan, bukan? Dan itu akan terjadi.
2 Timotius 3:1-6
(3:1) Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2)
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.
Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima
kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu
mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak
dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4)
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Pada hari-hari terakhir akan datang masa
yang sukar
… Hal ini sudah dinyatakan oleh Rasul Paulus. Jadi, keadaan dunia ini semakin
lama akan semakin sukar. Kalau hari ini saudara bisa bekerja, setiap bulan ada
gaji, ya puji TUHAN; tetapi ingat, makin hari dunia ini makin sukar.
Segala nubuatan dari hamba TUHAN yang dipakai dan diurapi oleh TUHAN pasti
tergenapi.
Intinya di sini, Rasul Paulus bernubuat
tentang dosa akhir zaman, antara lain:
Yang Pertama: Manusia akan mencintai
dirinya sendiri; hanya mencintai diri sendiri saja, tidak cinta TUHAN, tidak
cinta ibadah, tidak cinta pelayanan, tidak cinta isteri, tidak cinta suami,
tidak cinta anak, tidak cinta mertua, tidak cinta orang lain, hanya mencintai
diri sendiri.
Yang Kedua: Menjadi hamba uang
= menjadi budaknya uang (diperbudak oleh uang). Hanya karena uang, ia tidak
beribadah; hanya karena uang, ia tidak mau menghadap TUHAN, tidak mau melayani
TUHAN. Yang sudah melayani, biarlah tetap melayani TUHAN; kerjakanlah keselamatanmu
dengan takut dan gentar.
Yang Ketiga: Mereka akan membual.
Membual itu banyak bicara, banyak ngomong, tetapi satu pun dari
omongannya tidak ada yang beres, tidak ada yang benar. Capek menghadapi orang
semacam ini; susah, stress, makan hati.
Yang Keempat: Menyombongkan diri
= meninggikan diri, menjadi angkuh.
Yang Kelima: Mereka akan menjadi
pemfitnah.
Yang Keenam: Mereka akan berontak
terhadap orang tua; hal ini akan terjadi kelak di akhir zaman.
Yang Ketujuh: Tidak tahu berterima
kasih = tidak ada ucapan syukur, tidak ada ucapan terima kasih padahal
sudah diberkati. TUHAN sudah mendoakan kita supaya kita selamat di jalan supaya
sampai ke lokasi tujuan bisnis usaha kita; dan untuk hal ini pun kita harus
bersyukur.
Yang Kedelapan: Tidak mempedulikan
agama, sebab yang penting baginya hanyalah usaha, pekerjaan.
Yang Kesembilan: Tidak tahu
mengasihi, sebab dia hanya mengasihi dagingnya saja, hanya
mengasihi dirinya saja, hanya mengasihi kepentingannya saja.
Yang Kesepuluh: Tidak mau berdamai,
melainkan bertahan dengan kekerasan di hati; inilah dosa akhir zaman. Kalau
sudah ada tanda-tanda ini, cepat-cepatlah berdamai kepada TUHAN: “TUHAN,
ampuni saya ini, kok tidak suka berdamai kepada sesama, tidak mau berdamai
kepada TUHAN, tidak mau berdamai dengan isteri, tidak mau berdamai dengan
suami. Ampuni saya, TUHAN.” Menangislah nanti sebentar; jangan bertahan
dengan kebodohan.
Yang Kesebelas: Suka menjelekkan
orang = suka mengata-ngatai orang karena sifat yang jelek.
Yang Keduabelas: Tidak dapat mengekang
diri.
Yang Ketigabelas: Garang =
berani untuk melakukan kesalahan, bukan berani untuk memikul salib. Seharusnya,
yang benar adalah berani memikul salib, tetapi ini justru berani melakukan
kesalahan, berani berdusta, berani menipu.
Sedikit tips untuk berdagang atau
berusaha dengan jujur: Kalau ia adalah pedagang buah-buahan, kalau sudah tahu
buah itu busuk, lalu konsumen meminta pisau supaya dicoba (dites) dulu bagus
atau tidak buah itu, jika konsumen bertanya “Bu, Pak, di mana pisaunya?”
Jangan bilang “tidak tahu”, tetapi katakan “saya tidak lihat --
karena dia bersembunyi di balik tikar --”. Tetapi kalau saudara berkata “saya
tidak tahu”, itu sudah berdosa, sebab saudara sudah berdusta.
Kemudian, kalau memang dagangan itu
harganya Rp 2.000,- lalu saudara hanya mengambil keuntungan Rp 500,- berarti
saudara menjual kepada konsumen seharga Rp 2.500,- Jangan sampai ketika ada
orang menawar “Rp 2.500,- dong”, lalu si penjual berkata: “Ah,
modalnya saja tidak dapat”, itu dusta, tidak masuk sorga nanti. Katakan
saja: “Belum dapat” atau “Belum bisa” atau “Tipis.” Kalau
memang sudah ada untungnya, jangan berkata: “Modalnya saja tidak dapat.”
Jujur saja, karena TUHAN maha tahu, sebab persoalannya; kita bertanggung jawab
kepada TUHAN Yesus, bukan kepada orang itu.
Saudara bisa saya tipu, saudara yang
hadir di sini bisa saya tipu; saya mengatakan saya menyembah, padahal saya
tidak menyembah, apakah saudara tahu? Tentu tidak tahu; tetapi pertanggungan-jawabnya
kepada TUHAN.
Yang Keempatbelas: Tidak suka yang
baik, hanya suka yang tidak baik saja.
Yang Kelimabelas: Suka mengkhianat.
Yang Keenambelas: Tidak berpikir
panjang, berarti pendek cara berpikirnya; itu dosa akhir zaman juga.
Yang Ketujuhbelas: Berlagak tahu,
padahal tidak tahu.
Yang Kedelapanbelas: Lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Singkat kata: Ada 18 (delapan belas) dosa
akhir zaman, sesuai dengan nubuatan dari Rasul Paulus.
Kita perhatikan 1 Timotius 4,
dengan perikop: “Tugas Timotius dalam menghadap pengajar sesat”
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh
dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan
murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2)
oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa
di waktu-waktu kemudian … Ini merupakan nubuat Rasul Paulus
juga, tetapi tetap dengan pernyataan “… Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian …” Jadi, ini bukan pernyataannya, ini merupakan nubuat
dari TUHAN, karena dia hanyalah alatnya Roh TUHAN untuk dinyatakan.
… Ada orang yang akan murtad lalu
mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya
pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Ada
cap yang namanya 666 (enam ratus enam puluh enam). Kalau capnya TUHAN pasti
seperti Rasul Paulus bernubuat, di mana dia berkata: “Tetapi Roh dengan
tegas mengatakan …”, itu adalah cap (Roh) dari TUHAN.
Roh Kudus itu meterai, itu cap; jadi,
bernubuat karena Roh TUHAN, itu cap, itu meterai TUHAN. Jadi, kita pun datang
beribadah karena Roh TUHAN, bukan karena manusia; sidang jemaat datang
beribadah bukan karena saya, tetapi karena TUHAN.
Dan itu pun dinyatakan oleh Rasul Paulus
kepada Timotius: “akan banyak orang murtad dan mengikuti nabi-nabi palsu.”
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang
orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah
supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah
mengenal kebenaran.
Kemudian, nabi-nabi palsu itu melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang
diciptakan Allah.
YANG PERTAMA: Melarang orang kawin,
berarti; menolak Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
YANG KEDUA: Kemudian, melarang orang
makanan makanan yang diciptakan Allah, itulah yang tertulis dalam Injil
Yohanes 4:34, antara lain:
1. Melakukan
kehendak Dia, itulah salib.
2. Menyelesaikan
pekerjaan-Nya.
Jadi, kesaksian Yesus adalah roh nubuat,
artinya; segala kesaksian hidup dari pada Yesus harus tergenapi, termasuk pesta
nikah Anak Domba. Tetapi justru nabi-nabi palsu, selain melarang orang kawin,
juga melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah. Dan nubuatan dari
Rasul Paulus ini sudah mulai nampak sekarang ini.
Kita akan memperhatikan terkait dengan
hal nubuat, Yang Kedua: NUBUAT RASUL PETRUS tentang akhir zaman.
2 Petrus 3:3-4
(3:3) Yang terutama
harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang
hidup menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata mereka: "Di manakah janji
tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal,
segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
Pada zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya … Kalau ada
yang mengejek tentang tiga macam ibadah pokok, diam saja, tidak usah
diajak berdebat. “Hari-hari ibadah terus, hari-hari ibadah”, begitulah
kata pengejek-pengejek. Bukankah seharusnya kita bersyukur kalau kita dekat
dengan TUHAN?
Bukankah seharusnya kita yang berkata: “Hari-hari
bekerja, hari-hari bekerja, tidak pernah beribadah” Tetapi ini kok
beribadah justru disalahkan. Namun hal ini telah dilihat oleh Rasul Petrus, di
mana di akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek.
Isi ejekan dari pada para pengejek yang
hidup menuruti nafsunya ialah “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?
Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti
semula, pada waktu dunia diciptakan.” Itulah alasan mereka sehingga mereka
tampil sebagai pengejek-pengejek: “Katanya TUHAN datang, tetapi dari dulu nenek
moyang kami mati sampai sekarang, dunia masih sama saja?”
Saya pernah melihat di Youtube mengenai
antikris, dia tidak terima tentang antikris ada cap di tangan kanan dan di dahi;
saya heran, mengapa hamba TUHAN bisa begini?
Jadi, hal itu akan terjadi nanti,
sehingga manakala hal itu kita alami, maka kita tidak usah kaget karena itu
sudah dinubuatkan oleh Rasul Petrus.
Kita akan memperhatikan terkait dengan
hal nubuat, Yang Ketiga: NUBUAT YESUS KRISTUS tentang akhir zaman.
Matius 24:37-39
(24:37)
"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan
Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum
air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera, (24:39) dan mereka tidak tahu akan
sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua,
demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Kalau kita perhatikan nubuatan Yesus
tentang akhir zaman ini, di mana Yesus menyatakan suatu nubuat bahwa; pada
akhir zaman, manusia duniawi akan hidup sama seperti zaman Nuh. Sebelum Yesus
datang pada kali yang kedua, mereka akan:
1. Makan dan minum =
Dikuasai oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
2. Kawin dan mengawinkan, itu
adalah dosa seks bebas.
Sekarang ini, nubuatan Yesus tentang
akhir zaman sudah tergenapi; di mana-mana, setiap kios pasti ada jual makanan
dan minuman. Apalagi dalam perjalanan ke arah Pastori; sepanjang pintu gerbang
Pondok Cilegon Indah sampai ke Perumnas, semua itu kuliner makan minum. Jangan
saudara ikut di situ untuk joget-joget ya?
Setelah dosa makan minum, lanjut kepada dosa kawin mengawinkan, itu adalah dosa seks bebas. Ini adalah nubuatan
Yesus tentang akhir zaman.
Di atas tadi saya sudah katakan:
Kesaksian Yesus adalah roh nubuat, yang pasti tergenapi; termasuk nubuatan dari
Rasul Paulus tentang akhir zaman, tergenapi; nubuatan dari pada Rasul Petrus
tentang akhir zaman, di mana tampilnya pengejek-pengejek pun tergenapi; dan nubuatan
dari pada TUHAN Yesus tentang akhir zaman, pasti juga tergenapi.
Tetapi pesta nikah, yang merupakan
bagian dari nubuatan, harus tergenapi; oleh sebab itu, di dalam kitab Wahyu
dikatakan “yang suci semakin suci, yang jahat semakin jahat”, maka
tergenapilah.
Kalau saudara sadari, ada sedikit hal
yang menggelitik hati: Mengapa nabi-nabi palsu ini kok loyal sekali kepada
antikris?
Wahyu 13:12
(13:12) Dan
seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,
yang luka parahnya telah sembuh.
Jawabnya: Seluruh kuasa pada binatang
pertama, binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, dijalankan oleh
nabi-nabi palsu dan disaksikan langsung oleh antikris, sehingga penghuni bumi
disesatkan. Dan di dalam kesesatan itu, mereka digiring kepada suatu
penyembahan yang salah, yaitu menyembah binatang pertama, itulah antikris.
Bukankah ini loyal sekali? Ada
apa kok bisa loyal? Padahal nabi palsu itu datangnya dari bintang
yang jatuh dari langit, itulah hamba TUHAN yang diurapi, namun diseret
(dilemparkan) ke jurang maut. “Sudah ada”, kemudian dilemparkan ke jurang maut
“tidak ada”, kemudian keluar dari jurang maut dan muncul kembali “yang ada” =
Yang ada, tidak ada, muncul lagi (ada lagi). Itu kan tandingan dari apa
yang dikerjakan oleh Alfa dan Omega.
Jadi, mereka itu loyal sekali
kepada antikris; namun, mari kita lihat “rohnya” dulu. Loyal, pengabdian
sepenuh, itu tergantung dari motor penggerak. Kita juga loyal dan
mengabdi kepada TUHAN, itu tergantung dari motor penggerak. Apa motor penggerak
mu untuk datang kepada TUHAN? Apakah “ambisi” atau “kasih Mempelai”?
Mari kita baca Wahyu 13:11.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan
aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Nabi-nabi palsu tampilannya seperti anak
domba, artinya:
-
Dekat dengan penyembelihan.
-
Lemah lembut dan rendah hati, itulah
orang yang memikul salib.
Tetapi kalau berbicara seperti seekor
naga. Berarti, motor penggerak dalam pelayanannya adalah ular naga merah padam,
roh setan-setan.
Sekarang, kita akan melihat Yesaya 9,
untuk melihat kok bisa loyal kepada antikris, padahal awalnya
mereka adalah hamba TUHAN, hambanya TUHAN Yesus.
Yesaya 9:14
(9:14)
Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang
mengajarkan dusta, itulah ekor.
-
Tua-tua, pemimpin-pemimpin, itulah
orang-orang terpandang, itulah kepala ular naga merah padam = Antikris.
-
Pendusta-pendusta, itulah nabi-nabi
palsu, itulah ekor ular naga merah padam.
Jadi, dari sini kita melihat; kalau
nabi-nabi palsu loyal kepada kepala ular naga merah padam, loyal
kepada antikris, itu karena mereka ada di dalam satu kesatuan, itulah Tri
Tunggal Setan -- naga, antikris, nabi-nabi palsu --, karena mereka ada di dalam
bagian dari Tri Tunggalnya Setan.
1. Naga
merah padam.
2. Kepalanya,
itulah antikris.
3. Lalu
ekornya, itulah nabi-nabi palsu.
Jadi, itulah sebabnya nabi-nabi palsu
ini loyal kepada antikris, sehingga nanti nabi palsu menyesatkan
bangsa-bangsa, lalu digiring kepada suatu penyembahan yang salah, yaitu
menyembah raja-raja, pemerintahan antikris suatu kali nanti; itulah yang dituntut
antikris kepada nabi palsu.
Oleh sebab itu, biarlah kita saling
mendoakan, baik saya maupun saudara, selain tunduk kepada pemerintah, juga
harus banyak menyembah.
Itu sebabnya, saya terdorong sekali
untuk kembali menyampaikan Wahyu 13:11-14. Jadi, jangan kita anggap enteng
dengan berita Firman di malam ini. Sebaiknya kita junjung tinggi, supaya kita
jangan dientengkan TUHAN di neraka; ingat itu.
-
Jika menolak Firman, maka hukumannya adalah 7 (tujuh) sangkakala yang
ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat.
-
Jika menolak kegiatan Roh, hukumannya adalah 7 (tujuh) meterai yang
dibuka oleh 7 (tujuh) malaikat Allah.
-
Jika menolak kasih Allah (doa penyembahan), hukumannya adalah 7 (tujuh)
cawan murka Allah, itulah bokor Allah yang akan ditumpahkan oleh 7 (tujuh)
malaikat.
Jadi, ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh)
penghukuman.
-
7 (tujuh) penghukuman yang pertama, itulah
7 (tujuh) meterai, yang menghukum orang-orang yang menolak kegiatan Roh (ibadah
pelayanan).
-
7 (tujuh) penghukuman yang kedua, itulah
7 (tujuh) sangkakala yang ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat, yang menghukum
orang-orang yang menolak Firman Allah.
-
7 (tujuh) penghukuman yang ketiga,
itulah 7 (tujuh) cawan murka Allah yang ditumpahkan oleh 7 (tujuh) malaikat.
Semuanya ada di dalam Kitab Wahyu. Dari
pengertian, akhirnya kita timbul rasa takut dan gentar untuk mengerjakan
keselamatan.
Harapan saya dari tempat ini adalah
supaya kita sungguh-sungguh di akhir zaman ini untuk menghadap TUHAN dan
tergembala dalam sebuah penggembalaan. Jangan mengembara. Tidak salah bekerja,
tidak salah berbisnis berusaha, apa pun tidak salah, asal jujur; tetapi jangan
lupa penggembalaan. Setialah beribadah dan melayani TUHAN sampai kepada
kesudahan dunia ini, maka nanti tangan kanan TUHAN, itulah penggembalaan, akan
membela kehidupan kita dari sekarang sampai selama-lamanya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Merkur Progress Gaming Merkur Progress Gaming
ReplyDeleteMerkur Progress 제왕카지노 Gaming Merkur Progress deccasino Gaming Progress Gaming Progress Gaming Safety Razor Progress Adjustable Double Edge Safety 1xbet Razor. -.