IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 07 FEBRUARI 2012
Tema: MEMPERHATIKAN
NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri 4)
Shalom,
Selamat malam. Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan pada malam
hari ini.
Biarlah kita menikmati firman Tuhan malam hari ini untuk membawa diri kita rendah
di hadapan Tuhan untuk mengagungkan Tuhan, memuliakan Tuhan.
Kembali kita memeriksa suratan Filipi.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Suratan Filipi 4:4, mengawali ibadah doa penyembahan beberapa minggu yang
lalu.
Kemudian ayat yang ke 5, pemberitaan firman sebanyak dua kali, dan tiba
saatnya kita untuk menikmati ayat yang ke 6a, yaitu “Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga”.
Mari kita lihat hal kekuatiran
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kuatiran:
1. Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.
2. Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Mari kita perhatikan 2 hal kekuatiran ini, sampai akhirnya kita benar-benar
dilepaskan dari roh kekuatiran.
Keterangan:
JANGAN KUATIR AKAN HIDUPMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU
MAKAN ATAU MINUM.
(Bagian A)
Banyak orang Kristen, kuatir akan hidupnya, sehingga mereka yang penuh
dengan kekuatiran terlebih dahulu memikirkan tentang apa yang hendak
dimakan atau diminum.
Seperti, kebanyakan kesaksian orang-orang kuatir, mengatakan “kalau saya tidak bekerja, saya tidak akan makan, kalau saya tidak berusaha saya tidak akan
minum”, justru dengan alasan inilah orang-orang yang kuatir
meninggalkan Tuhan dan jauh dari setiap ibadah pelayanan.
Kemudian, ada kesaksian, dari teman lama, yang mengatakan “kalau tidak bekerja tidak akan makan”.
Hal ini berbanding terbalik dengan rumusnya Tuhan, yaitu “carilah dahulu kerajaan
sorga maka semuanya akan ditambahkan”.
Matius 6: 25E
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula
akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan?
Saudaraku, mana yang lebih penting, makanan atau hidup? Tentu hidup, bukan?
Sekali lagi saya
katakan, yang terpenting adalah hidup.
Matius 25: 26-27
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Di mata Tuhan, hidup saya dan saudara lebih berharga dari pada
burung-burung di
langit.
Tetapi burung-burung di langit,
sungguh luar biasa, sebab;
- Tidak menabur
- Tidak menuai
- Tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung
Namun burung-burung di langit diberi makan
oleh Bapa di sorga.
Berikut ini pernyataan yang begitu menarik tentang kekuatiran, sederhana, namun menguatkan iman kita semua yaitu: “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”
Saya kira tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang dapat berkata “saya bisa, saya dapat memperpanjangkan hidup
saya karena kekuatiran”.
Oleh sebab itu, pernyataan yang menarik ini sungguh menguatkan kita semua,
karena tidak mungkin karena kekuatiran dapat menambahkan sehasta saja
dalam hidupnya.
Matius 25: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Pandanglah burung-burung di langit, artinya: belajarlah / perhatikanlah burung-burung yang terbang di
udara.
Sekalipun manusia adalah makhluk yang paling berharga dari segala ciptaan
Allah, tetapi manusia harus belajar dari burung-burung yang terbang di langit.
Bandingkan dengan
burung nazar yang sedang terbang.
Wahyu 4: 7-8
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang
kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti
muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang
sedang terbang.
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam,
sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan
tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus,
kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
Salah satu dari 4 makhluk tersebut sama seperti burung nasar yang
sedang terbang, dan keempat makhluk itu bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan
mata.
Bersayap 6 sekelilingnya, berarti dagingnya tidak
terlihat = tidak nampak lagi sifat tabiat
daging, baik pada roh, jiwa dan tubuh.
Kesimpulannya:
Kalau tubuh, jiwa, roh dikuasai oleh tabiat daging, itulah yang menyebabkan seseorang hidup dengan
kekuatiran sehingga, mengutamakan soal makan atau soal minum, berbeda dengan burung nasar yang
sedang terbang, bersayap 6 sekelilingnya terlepas dari sifat tabiat daging =
tidak kuatir = tidak memikirkan soal makan atau minum. Tidak menabur, tidak
menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung tetapi dipelihara oleh Tuhan.
Ciri-ciri terlepas dari sifat tabiat daging.
1. Yehezkiel 1: 4-7
(1:4) Lalu aku
melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan
yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar;
di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
(1:5) Dan di
tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah
kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia,
(1:6) tetapi
masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap.
(1:7) Kaki
mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak
lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.
Cirinya:
a. Kaki mereka adalah lurus
Artinya: berjalan
di dalam kebenaran, sebab kebenaran adalah jalan yang lurus.
Yehezkiel 1: 12
(1:12)
Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak
pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Mereka berjalan lurus kedepan sesuai keinginan roh itu / tidak menuruti keinginan daging, inilah yang disebut hidup dalam
kebenaran.
Kemudian tidak
berbalik ke belakang = tidak mengulangi kesalahan-kesalahan
yang pernah terjadi.
b. Telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu
Kuku anak lembu, berkuku belah dua.
Artinya: merenungkan
firman Tuhan siang dan malam = memamah biak
Mazmur 1: 1-2
(1:1)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu
siang dan malam.
Merenungkan taurat
Tuhan siang dan malam, seperti lembu, pada siang hari menikmati makanan = menerima
atau mendengar firman Tuhan, tetapi pada malam
hari memamah biak / dicerna lagi untuk dinikmati sari-sarinya = melakukan
firman Tuhan.
c. Kakinya
mengkilap seperti tembaga yang baru digosok
Artinya: perjalanan hidup / rohani dari
anak – anak Tuhan cemerlang dihadapan Tuhan, tanpa cacat cela atau yang serupa
itu.(Efesus 5:26-27, Keluaran 38:8)
Ciri-ciri terlepas dari sifat tabiat daging
2. Wahyu 4: 8
(4:8) Dan
keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru
siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
(4:9) Dan setiap
kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan
syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai
selama-lamanya,
Kehidupan yang
terlepas dari sifat tabiat daging (baik tubuh, jiwa dan roh terlepas dari sifat
tabiat daging), senantiasa mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan
syukur kepada Tuhan.
Wahyu 5: 11-14
(5:11) Maka aku
melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk
dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya
dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk
menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan
kemuliaan, dan puji-pujian!"
(5:13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia
yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat
dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan
keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur
dan menyembah.
Mereka yang terlepas dari tabiat daging
seperti 4 makhluk:
Terus menerus, setiap
saat, setiap waktu, dimana pun berada, menaikkan puji-pujian dan hormat
dan kuasa bagi
Allah yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba.
Lebih rinci;
Wahyu 19: 4
(19:4) Dan kedua
puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
(19:5) Maka
kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai
kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"
Kesimpulannya; mereka
yang terlepas dari sifat tabiat daging, hidup di dalam doa penyembahan
= penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan = tenggelam dan hanyut di dalam
kasih Allah.
Mazmur 37: 3-5
(37:3)
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan
berlakulah setia,
(37:4) dan
bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang
diinginkan hatimu.
(37:5) Serahkanlah
hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Serahkanlah hidupmu
kepada Tuhan, dan percayalah kepada-Nya, Ia akan bertindak.
Orang yang menyerahkan
hidup sepenuhnya kepada Tuhan = percaya kepada Tuhan
sepenuhnya.
Praktek
menyerahkan hidup sepenuhya
Matius 4: 1-4
(4:1) Maka Yesus
dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan
setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah
Yesus.
(4:3) Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi
Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Manusia hidup bukan
dari roti saja, atau makanan, tetapi hidup dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah,
itulah pribadi Yesus Kristus, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1: 1,
14).
Ulangan 8: 2-3
(8:2) Ingatlah
kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah
engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Tuhan mengizinkan bangsa Israel mengalami
kelaparan, sehingga dengan demikian Tuhan mengetahui apakah bangsa Israel
berpegang terhadap perintah Tuhan, sebab manusia hidup bukan karena roti atau
makanan, tetapi dari segala yang diucapkan oleh Tuhan = manusia hidup karena
firman Tuhan.
Itulah kesimpulan dari
perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, demikian kehidupan
saya dan saudara secara keseluruhan hidup karena firman TUhan.
Hasil jika hidup
dari firman yang diucapkan Allah
Roma 4: 17
(4:17) seperti
ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --
di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Hasilnya:
a. Firman Tuhan sanggup menghidupkan orang mati
Seharusnya kita sudah mati karena
dosa, tetapi dihidupkan kembali oleh firman Tuhan = selamat =
hidup kekal.
b. Apa yang tidak ada menjadi ada
= Tuhan menyatakan
kemustahilan-Nya di tengah-tengah nikah rumah tangga, di tengah-tengah ibadah
pelayanan, di tengah-tengah hidup pribadi lepas pribadi.
Kesaksian:
Dulu, kita belum
mempunyai rumah Tuhan / tempat beribadah, namun sekarang kita boleh menikmati
rumah Tuhan, artinya Tuhan sudah menyatakan kemustahilan-Nya di tengah-tengah
ibadah pelayanan kita kepada Tuhan, dan masih banyak kesaksian-kesaksian yang
lain tentang
kemustahilan Allah, dari yang tidak ada menjadi ada.
Mazmur 55: 23
(55:23)
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.
Serahkanlah kekuatiran
mu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara saya dan saudara.
Tidak selamanya, Tuhan
membiarkan orang benar itu goyah.
Goyah = hidup dalam
kekuatiran.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment