IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 FEBRUARI 2012
Shalom, selamat malam.
Tema: MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri 5)
Shalom, selamat malam.
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita boleh beribadah dalam doa penyembahan malam hari ini.
Kembali kita memeriksa surat Filipi.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Secara khusus kita memperhatikan ayat yang ke 6, “Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apa pun juga”.
Biarlah ini nyata dalam kehidupan kita semua, yaitu jangan kuatir tentang
apapun juga, sebab masa depan kita, hidup kita, pekerjaan kita, semuanya ada di
tangan Tuhan.
Mari kita perhatikan hal
kekuatiran
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kekuatiran;
I. Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum
II. Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu
pakai
2 hal inilah yang harus kita perhatikan tentang kekuatiran.
Keterangan:
JANGAN KUATIR AKAN HIDUPMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU
MAKAN ATAU MINUM
(bagian B)
Banyak orang Kristen yang hidup di dalam kekuatiran, bahkan menderita oleh
karena kekuatiran itu sendiri, sehingga oleh karena kekuatiran itu, ia tidak
berani bertindak di hadapan Tuhan.
Sebelum saya menjadi hamba Tuhan, saya hidup di dalam kekuatiran, bahkan
menderita karena kekuatiran itu.
Ibrani 10: 19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh
darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita
melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Oleh karena darah Yesus, kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus = berani beribadah melayani Tuhan.
Memperoleh keberanian berarti terlepas
dari rasa takut, terlepas dari
rasa minder, dan yang terlebih utama, terlepas
dari rasa kuatir.
Karena kekuatiran yang besar, seseorang tidak berani bertindak, tidak
berani beribadah melayani Tuhan, tetapi oleh karena darah Yesus, kita memiliki
keberanian untuk beribadah melayani Tuhan.
Oleh sebab itu, patutlah kita bersyukur kepada Yesus Kristus, lewat
pengorbanan-Nya di atas kayu salib, darah-Nya tercurah sehingga kita terlepas
dari rasa kuatir = tidak mengutamakan soal makan atau soal minum dan soal-soal
yang lain.
Matius 6: 25E
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula
akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting
dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
Saudaraku, hidup itu lebih penting dari pada makanan, jangan dibalik !
karena kalau dibalik, nanti makanan yang lebih penting dari hidup = hidup hanya
untuk makan.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan
bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung
itu?
Pandanglah burung-burung di langit, artinya: belajar / memperhatikan
burung-burung di langit.
Burung-burung di langit sungguh luar biasa. Mengapa? Karena burung-burung
di langit;
- Tidak menabur
- Tidak menuai
- Tidak mengumpulkan bekal dalam lumbungnya, tetapi
dipelihara oleh Bapa di sorga
Kalau burung saja dipelihara oleh Tuhan, betapa lebihnya hidup saya dan
saudara di hadapan Tuhan.
Selanjutnya mari kita perhatikan nasihat Tuhan, lewat firman-Nya.
Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya?
Ini adalah pernyataan Allah kepada saya dan saudara yang begitu menarik
untuk kita perhatikan, yaitu “Siapakah di antara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”
Tentu saja tidak satupun manusia dapat berkata, “Saya bisa. Saya dapat
memperpanjangkan hidupku sehasta karena rasa kuatirku”.
Oleh sebab itu, kita harus akui pernyataan Allah tersebut malam ini, dalam
setiap tingkah laku kita, lewat cara berfikir kita. Mengakui berarti tidak lagi
dikuasai rasa kuatir.
Jalan keluar supaya terlepas dari rasa kuatir.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Pandanglah burung-burung di langit = belajar dan memperhatikan burung-burung di langit.
Ironis sekali, manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia, yang paling
berharga dari segala ciptaan Allah, tetapi manusia harus belajar dari
burung-burung di langit.
Pandanglah burung-burung di langit, berarti bukan memandang burung-burung
yang hinggap di pohon, atau burung-burung yang sedang memakan bangkai, ataupun
burung-burung dengan kegiatannya / kondisinya yang lain.
Pertanyannya; mengapa harus
memandang burung-burung di langit?
Yesaya 66: 1
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit
adalah takhta-Ku dan bumi adalah
tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah
yang akan menjadi perhentian-Ku?
Matius 5: 34
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik
demi langit, karena langit
adalah takhta Allah,
Langit adalah takhta
Allah.
Berbicara tentang takhta Allah, itu berbicara tentang kerajaan sorga,
karena takhta Allah ada di dalam kerajaan sorga.
Berarti, pandanglah burung-burung di langit = memandang kehidupan / suasana
kerajaan sorga.
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan
Allah bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus.
Kerajaan sorga bukan soal makanan dan minuman, tetapi kerajaan sorga adalah
soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita,
yang semuanya dikerjakan oleh Roh El-Kudus.
Maukah saudara memandang burung-burung di langit? Oleh sebab itu, carilah,
pandanglah kerajaan sorga, jangan pandang yang lain-lain.
Lebih rinci
Matius 6: 33
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Yang pertama-tama kita cari di dunia ini adalah kerajaan sorga dan
kebenarannya, bukan yang lain-lain.
Saudaraku, dengan demikian, semuanya itu / segala sesuatunya akan
ditambahkan.
Jangan mencari / membangun kerajaan
untuk diri sendiri, supaya terlepas dari kebenaran
diri sendiri.
Tetapi carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka bilangan yang kurang akan ditambahkan,
karena Yesus sudah mengerjakannya di atas kayu salib.
Kayu salib = tambah = tanda plus (+).
Kita sudah mendengar firman Tuhan, dimana Kain tidak memperhatikan nasihat
firman Tuhan.
Kita sudah banyak mendengarkan firman pengajaran, lewat ibadah-ibadah yang
Tuhan percayakan. Perhatikanlah nasihat firman Tuhan, supaya tidak membangun
kerajaan bagi diri sendiri / tidak ada kebenaran diri sendiri.
Contoh mencari kerajaan sorga.
Matius 13: 45
(13:45) Demikian pula hal Kerajaan
Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari
mutiara yang indah.
Mencari kerajaan sorga dan kebenarannya seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
Mutiara yang indah gambaran dari firman
Allah (Firman
Allah = kebenaran).
Yohanes 17: 17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Jadi, kebenaran itu adalah firman Tuhan, yang sanggup menguduskan saya dan saudara, menyucikan hati nurani yang jahat dan perbuatan
yang sia-sia.
Berbanding terbalik dengan orang yang kuatir
Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah
yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu.
Orang-orang kuatir mencari soal makanan dan minuman, orang-orang kuatir
tidak mencari kerajaan sorga dan kebenarannya.
Orang kuatir -> bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Pertanyaannya:
Siapakah orang-orang kuatir / bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah?
Matius 7: 6
(7:6) "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing
dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya
dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Orang-orang kuatir / bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah orang
yang bertabiat anjing dan babi.
Anjing dan babi adalah gambaran dari orang-orang yang selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama.
Anjing dan babi menginjak-injak barang
yang kudus dan mutiara yang indah.
Barang yang kudus dan mutiara yang indah adalah: firman Tuhan.
Syarat mencari kerajaan sorga dan kebenarannya
Matius 13: 46
(13:46) Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh
miliknya lalu membeli mutiara itu."
Setelah pedagang tersebut menemukan mutiara yang berharga itu, dia menjual
seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Menjual
= melepaskan.
Tahukah saudara apa yang menjadi milik kepunyaan dari pada pedagang, yang
dijual olehnya untuk membeli mutiara yang dia temukan?
Mari kita perhatikan milik
yang harus kita jual.
Matius 19: 21, 29
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
ke mari dan ikutlah Aku." (19:29) Dan setiap orang yang karena nama-Ku
meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau
saudaranya perempuan, bapa
atau ibunya, anak-anak atau ladangnya,
akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Mencari kerajaan sorga terlebih dahulu menjual seluruh milik kepunyaan
seperti perkataan Yesus kepada orang muda yang kaya.
Ada 5 hal yang menjadi milik kepunyaan, yang harus dijual;
1. Rumah
= Bait Suci / rumah
Tuhan = kehidupan manusia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, yaitu
egosentris / kepentingan diri sendiri, keangkuhan, kesombongan dan lain
sebagainya, harus dijual.
2. Saudaranya laki-laki atau saudaranya
perempuan
= darah daging =
keinginan dan hawa nafsu daging.
Berarti, keinginan dan
hawa nafsu daging harus dijual, tidak boleh dipertahankan, sebab darah dan
daging tidak mewarisi kerajaan sorga.
3. Bapa atau ibunya
Ini gambaran dari
pemimpin yang mengarah kepada perkara-perkara lahiriah, yang menyebabkan kita
terpisah dari Tuhan. Ini harus ditinggalkan, harus dijual.
Itu sebabnya dalam
kitab Kejadian, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibu, lalu bersatu dengan
istrinya.
Demikian juga dengan
kita, kalau kita mau bersatu dengan Tuhan, harus meninggalkan ayah dan ibunya,
termasuk pengaruh-pengaruh yang menghalangi kita bersatu dengan Tuhan.
Jangan ijinkan
pemimpin yang mengarah kepada perkara-perkara lahiriah menguasai hidupmu
sehingga jauh dari Tuhan.
4. Anak-anak
= buah kandungan =
hasil
Apa yang kita kerjakan
pasti membuahkan hasil tetapi jangan berharap ke situ, berharaplah
sepenuhnya kepada Tuhan.
Saya bersyukur kepada
Tuhan, hasil pelayanan kita semua ada buahnya.
Saya memulai pelayanan
di provinsi Banten, pada pertengahan tahun 2001, dan hasil pelayanan ini tentu
ada buahnya, dimulai dari satu dua tiga jiwa sampai keberadaan kita sekarang.
Tetapi sekalipun ada
buahnya, saya tidak boleh berharap kepada buah itu. Ada jemaat yang kaya, ada
jemaat yang miskin, saya tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan.
Itu sebabnya dalam
ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, saya bersikap tegas dan tidak
membeda-bedakan satu dengan yang lain. Dan ukuran kedewasaan / rohani seseorang
dilihat bukan dari harta kekayaan, tua / muda.
Saya banyak melihat
gereja-gereja, kalau seseorang posisinya / jabatannya tinggi dalam suatu
pekerjaan, ia dipercayakan untuk melayani, sekalipun belum dewasa rohani, ini
salah besar.
Dan juga, jangan
karena anak, menghalangi diri untuk ibadah = dijual / melepaskan diri karena
alasan-alasan anak.
5. Ladang
= pekerjaan
Ini adalah salah satu
milik yang harus dijual.
Jangan sampai karena
kegiatan-kegiatan / aktivitas-aktivitas / pekerjaan, menghalangi ibadah
pelayanan saudara kepada Tuhan. Oleh sebab itu, ladang juga harus dijual, sebab kedatangan Tuhan
sudah dekat.
Itulah syarat mencari kerajaan sorga, yaitu menjual semua milik.
Ciri-ciri mencari kerajaan sorga / memandang burung-burung di langit
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Ada 2 hal, yaitu;
1. Ada damai sejahtera.
Kalau ada damai
sejahtera di dalam hidup, maka di dalam ibadah pelayanan pun ada damai
sejahtera.
2. Sukacita
Sukacita di sini,
adalah sukacita yang berasal dari sorga, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Di dunia ini, banyak
hal yang mendatangkan sukacita tetapi semuanya semu, tidak abadi. Oleh sebab
itu, biarlah kita senantiasa memandang burung-burung di langit, yaitu memandang
suasana kerajaan sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment