IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2012
Tema: MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri 9)
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur, kita adalah orang-orang yang dilayakkan oleh Tuhan karena
kemurahan Tuhan, bukan karena kehebatan dan kemampuan kita sekalian.
Kembali kita memeriksa Filipi 4.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Secara khusus, malam hari ini, kita masih memperhatikan ayat 6A.
Tuhan tahu apa yang kita alami pribadi lepas pribadi, bukan suatu kebetulan
jika firman ini kita nikmati sampai pada malam hari ini. Ada sesuatu yang luar
biasa, yang ingin Tuhan perlihatkan kepada kita, pribadi lepas pribadi, untuk
memulihkan keadaan kita semua, juga nikah rumah tangga, terutama ibadah pelayan
kita. Seiring dengan pemulihan itu, maka segala perkara-perkara yang lahiriah
akan mengalami pemulihan.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”,
pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi ini, juga merupakan
perhatian Tuhan kepada kita sekalian, sebab barangkali kita masih hidup dalam
kekuatiran, tetapi malam ini, kita dikuatkan supaya terlepas dari kekuatiran
tentang apapun juga.
Mari kita perhatikan hal
kekuatiran
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kekuatiran;
1. Janganlah
kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum
2. Janganlah
kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai
Mari kita perhatikan keterangan yang kedua;
JANGANLAH KUATIR AKAN TUBUHMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU
PAKAI (Bagian keempat)
Kalau hal ini masih dinyatakan kepada kita, berarti Tuhan melihat, bahwa
kita masih hidup dalam kekuatiran, terlebih tentang pakaian. Sesungguhnya yang
lebih penting adalah tubuh, bukan pakaian.
Matius 6: 25E
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih
penting dari pada pakaian?
Tubuh itu lebih penting dari pada pakaian, bukan pakaian yang lebih penting
dari tubuh.
Kita telah menikmati firman Tuhan minggu lalu; Ketika Adam dan istrinya
berada di taman Eden, dalam Kejadian 1 dan 2, mereka belum jatuh dalam dosa,
sehingga sekalipun mereka dalam keadaan telanjang, mereka tidak malu, ini menunjukkan bahwa tubuh lebih penting
dari pada pakaian.
Kemudian, dalam Kejadian 3, Adam dan istrinya jatuh dalam dosa, pada saat itulah
mereka mencari pakaian. Berarti, jika seseorang lebih mengutamakan pakaian dari
pada tubuh, ini menggambarkan ia sedang jatuh dalam dosa.
Tetapi kita bersyukur, lewat kisah Adam dan istrinya, dimana kita
memperhatikan nila-nilai rohaninya, demikian kita bisa mendapat pertolongan
dari Tuhan, dimana kita harus mengerjakan keselamatan itu.
Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
Mengapa kamu kuatir akan pakaian? Pertanyaan ini tertuju kepada mereka yang
lebih mengutamakan pakaian dari pada tubuh. Tetapi, nasihat firman datang
kepada mereka, yaitu supaya memperhatikan
bunga bakung di ladang.
Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari bunga bakung di ladang???
Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa
bekerja dan tanpa memintal,
Pelajaran yang harus kita perhatikan dari bunga bakung; tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal.
Ini adalah gambaran dari pertumbuhan rohani yang sehat, sebab, kalau dia
bertumbuh karena bekerja dan karena memintal, dengan kata lain, bertumbuh
karena aktivitas, ini adalah pertumbuhan lahiriah, bukan pertumbuhan rohani.
Mengapa saya katakan ini adalah pertumbuhan rohani? Karena dia bertumbuh
tanpa bekerja, tanpa memintal, tanpa aktivitas, berarti Tuhan yang mengerjakannya.
Semoga di hari-hari terakhir ini, kerohanian kita semakian bertumbuh dan
sehat. Amin saudara??
Kita sudah digembalakan oleh pengajaran mempelai di dalam kandang
penggembalaan; satu kandang, satu gembala.
Maka dengan demikian, jika kita digembalakan dengan baik, rohani kita pasti
bertumbuh dengan sehat. Namun sebaliknya, kalau tidak memberi diri sepenuhnya
untuk digembalakan, maka rohani tidak bertumbuh dengan sehat.
Keluaran 20: 8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu.
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Hari ketujuh adalah hari sabat Tuhan Allah, hari perhentian untuk Tuhan,
dengan kata lain; berhenti dari segala kegiatan-kegiatan secara lahiriah.
Saudaraku, ketika kita berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan /
aktivitas, disitulah kita dapat menguduskan hari Sabat = hidup dalam kekudusan.
1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi
kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah
memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah
kamu, sebab Aku kudus.
Menguduskan hari Sabat Tuhan Allah, berarti; menjadi kudus di dalam seluruh
hidup, sehingga sama seperti Dia di dalam kekudusan, inilah yang disebut
pertumbuhan rohani yang sehat.
Saya kira, kita semua menghendaki pertumbuhan rohani yang sehat, hidup
kudus, sama seperti Tuhan kudus adanya.
Oleh sebab itu, kita harus perhatikan bunga bakung di ladang; tanpa
bekerja, tanpa memintal. Ini adalah pelajaran yang sangat menarik sekali,
tetapi pada kenyatannya pada hari perhentian, banyak orang masih sibuk bekerja,
sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Tuhan menyediakan kita 3 macam ibadah utama sebagai hari perhentian, sesuai
dengan pola Tabernakel, hari Sabat bagi Allah, dan itu harus dikuduskan.
3 hal untuk menguduskan hari Sabat.
1. Yesaya 58: 13
(58:13) Apabila
engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari
kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari
Sabat "hari kenikmatan", dan hari
kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya
dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau
berkata omong kosong,
Menguduskan hari
Sabat; tidak melakukan pekerjaan dan aktivitas, sebab hari Sabat adalah hari
kudus Tuhan, hari yang mulia, dan TANPA
OMONG KOSONG.
Tanpa omong kosong = tidak ada perkataan dusta.
Kolose 3: 5, 7-9
(3:5) Karena itu
matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan
penyembahan berhala,
(3:7) Dahulu
kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
(3:8) Tetapi
sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan
kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
Dosa yang keenam, dosa terakhir adalah dosa dusta, sebab setiap orang
yang berdosa, pasti dikuasai dengan roh dusta.
Kolose 3: 10
(3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;
Dan selanjutnya
mengenakan manusia baru, yang terus menerus dibaharui sampai memperoleh
pengetahun yang benar, menurut gambar Khaliknya. Itu terjadi kalau kita
menguduskan hari Sabat.
1 Petrus 2: 21-22
(2:21) Sebab
untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan
telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu
tidak ada dalam mulut-Nya.
Orang yang tidak
berbuat dosa adalah orang yang tidak ada tipu dalam mulutnya = terlepas dari roh
dusta.
Sebaliknya, orang yang
berdosa, pasti dikuasai roh dusta.
2. Imamat 16: 31
(16:31) Hari itu
harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu
ketetapan untuk selama-lamanya.
Menguduskan hari
Sabat, berarti; harus MERENDAHKAN
DIRI DI HADAPAN TUHAN =
rendah hati, sebab kalau kita merendahkan diri, Tuhan yang tinggikan,
sebaliknya, kalau kita tinggikan diri, maka Tuhan yang rendahkan.
Oleh sebab itu,
biarlah lewat hari perhentian ini, saya dan saudara berusaha merendahkan diri, ini
bukan himbauan, tetapi suatu
keharusan.
Sedikit
kesaksian;
Pertama sekali saya
masuk sekolah Alkitab di “Lempin-el” , saya memandang mereka /
siswa-siswi dengan sudut pandang / kacamata duniawi, sehingga menganggap mereka
culun / kampungan.
Tetapi seiring
berjalannya waktu, saya banyak menerima kebenaran firman Tuhan, pembukaan
rahasia firman Tuhan, disitulah mata rohani saya dicelikkan oleh Tuhan, sehingga
saya banyak belajar dari sekian banyak hamba-hamba Tuhan yang belajar disitu.
Awalnya, saya melihat para
hamba Tuhan sangat kecil di mata saya, tetapi akhirnya saya belajar untuk
merendahkan diri. Jika tiba waktu jaga malam, saya banyak bertanya kepada
seorang hamba Tuhan mengenai firman Tuhan, kemudian beliau menjelaskan kepada
saya banyak hal. Selain itu, beliau juga memberi banyak masukan kepada saya,
dan saya menerima itu dengan segala kerendahan hati. Demikian juga ada seorang
hamba Tuhan yang lebih muda dari saya, memberi nasihat firman Tuhan, tetapi
saya tetap merendahkan diri.
Biarlah sikap, tingkah
laku, cara berfikir, sudut pandang, termasuk gerak gerik, tetap memposisikan
diri rendah.
Selanjutnya, syarat untuk merendahkan diri.
Merendahkan diri
dengan cara berpuasa. Ini
sudah menjadi ketetapan untuk selama-lamanya.
Berpuasa berarti tidak
makan, tidak minum = lapar dan haus akan kebenaran firman
Tuhan.
Amsal 27: 7
(27:7) Orang
yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi
orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.
Bagi orang yang lapar, segala yang pahit dirasakan manis.
Kalau kita lapar dan
haus akan kebenaran firman Tuhan, sepahit apapun pengalaman yang kita alami,
tetap bersikap manis di hadapan Tuhan, inilah yang benar.
3. Yohanes 7: 23
(7:23) Jikalau
seorang menerima sunat pada
hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah
kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari
Sabat.
Untuk menguduskan hari
Sabat, maka menerima sunat,
harus pada hari Sabat.
Kolose 2: 11
(2:11) Dalam Dia
kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi
dengan sunat Kristus, yang
terdiri dari penanggalan akan
tubuh yang berdosa,
Sunat Kristus / sunat
rohani, terdiri dari PENANGGALAN
AKAN TUBUH YANG BERDOSA =
dosa ditanggalkan dari seluruh anggota tubuh, mulai dari tangan, kaki, mulut,
mata, telinga dan sebagainya. Biarlah dosa ditanggalkan dari seluruh anggota
tubuh tersebut.
Persamaannya.
Kolose 2: 12
(2:12) karena
dengan Dia kamu dikuburkan
dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut
dibangkitkan juga oleh
kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang
mati.
Dikuburkan dalam
baptisan dan turut
dibangkitkan di dalam Kristus, artinya; hidup
dalam hidup yang baru, sebab yang lama sudah berlalu, itulah sunat.
Yohanes 7: 23
(7:23) Jikalau
seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya
jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku
menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.
Menerima sunat pada
hari Sabat, tujuannya; supaya jangan
melanggar hukum Musa, dengan kata lain, supaya hidup benar sesuai dengan firman
Tuhan. Maka dengan demikian, kalau menerima sunat pada hari Sabat; tidak
boleh disertai dengan amarah.
Efesus 4: 15
(4:15) tetapi
dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam
segala hal ke arah Dia, Kristus,
yang adalah Kepala.
Biarlah kebenaran-kebenaran
firman yang sudah kita terima, secara khusus tentang “menguduskan hari Sabat”,
kita pegang, supaya pertumbuhan rohani kita sehat.
Pertumbuhan rohani yang sehat mengarah kepada Kristus, sebagai
kepala, dari tiap-tiap
gereja, tidak mengarah kepada Babel, tempatnya roh jahat dan roh najis.
Kita bersyukur, kalau
kerohanian kita tumbuh dengan sehat, akan mengarah kepada Kristus sebagai
Kepala, inilah yang disebut taat setia dan dengar-dengaran = tunduk.
Saya, sebagai gembala
kecil, harus tunduk kepada Kristus, sebagai kepala, kalau tidak, Tuhan tidak
akan memakai saya dalam pembukaan rahasia firman. Oleh sebab itu, ketika saya
tidak ada ketundukan, saya akan mengalami kekeringan.
Demikian juga
imam-imam / anak-anak Tuhan yang sudah dipercaya melayani Tuhan, segala yang
kita kerjakan harus mengarah kepada Kristus, sebagai kepala, itulah yang benar,
jangan mengarah kepada daging dan kepentingan-kepentingan lahiriah.
Efesus 4: 16
(4:16) Dari
pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai
dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih.
Pertumbuhan rohani itu
sesuai dengan kadar pekerjaan seseorang, sehingga dengan demikan, kita melayani
sesuai dengan kepercayaan Tuhan.
Tidak mungkin Tuhan
mempercayakan suatu pelayanan yang begitu besar, sementara kadar rohani kita
masih minim.
Jika kepercayaan Tuhan
semakin besar, maka kerohanian kita akan bertumbuh dan terbangun dengan kasih.
Dibangun berarti
bertumbuh bersama-sama di dalam Kristus, sehingga kalau kita melayani
bersama-sama di dalam Kristus, inilah yang disebut tubuh Kristus yang tersusun
rapi.
Biarlah kita semua
menjadi tubuh Kristus yang tersusun rapi di hadapan Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment