IBADAH DOA PENYEMBAHAN,
27 MARET 2012
Berkaitan dengan pernyataan Rasul Paulus, disini kita perhatikan 3 hal, yaitu janganlah kuatir dan berkata;
Pada ayat 25 ini ditegaskan kembali, mengenai bagian yang pertama; “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.”
27 MARET 2012
Tema: MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri 11)
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh
beribadah malam hari ini.
Biarlah kemurahan Tuhan kita rasakan
malam hari ini, disaat kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan.
Terjadi mujizat keajaiban Allah,
kemustahilan Allah di tengah-tengah ibadah pelayanan kita malam hari ini.
Kita kembali memeriksa Filipi 4.
Filipi 4: 4-7
(4:4)
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5)
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6)
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7)
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Kita masih memperhatikan ayat yang ke
6 bagian A, yaitu; “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”.
Saudaraku, ini adalah pernyataan
Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi, sekaligus untuk meyakinkan kita
sehingga terlepas dari kekuatiran, yaitu kekuatiran tentang apapun juga.
Yesus menjadi jaminan dari segala apa
yang dinyatakan oleh Rasul Paulus.
Kita bersyukur malam hari ini, kita
mendapatkan nasihat-nasihat firman Tuhan, melalui pernyataan Rasul Paulus
kepada sidang jemaat di Filipi.
Mari kita perhatikan hal kekuatiran.
Matius 6: 31
(6:31)
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah
yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai?
Berkaitan dengan pernyataan Rasul Paulus, disini kita perhatikan 3 hal, yaitu janganlah kuatir dan berkata;
1. apakah yang
akan kami makan
2. apakah yang
akan kami minum
3. apakah yang
akan kami pakai
3 perkara ini dibagi menjadi 2
bagian;
Bagian
pertama
·
apakah yang akan kami makan
·
apakah yang akan kami minum
Bagian
kedua
·
apakah yang akan kami pakai
Sekarang mari kita perhatikan
keterangan bagian yang pertama.
APAKAH
YANG AKAN KAMI MAKAN? APAKAH YANG AKAN KAMI MINUM?
Matius 6: 25
(6:25)
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah
kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan
tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pada ayat 25 ini ditegaskan kembali, mengenai bagian yang pertama; “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.”
Saudara, manusia makan atau minum
bertujuan untuk hidup, tetapi manusia hidup bukan untuk makan atau minum,
melainkan untuk memuliakan Tuhan, pernyataan ini jangan
dibalik.
Saudaraku, hidup lebih
penting, lebih berarti dari pada makanan, baik untuk manusia, terlebih bagi
Tuhan.
Oleh sebab itu, saudaraku, mari kita terima nasihat firman Tuhan
malam hari ini.
Matius 6: 26
(6:26)
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Nasihat firman Tuhan ialah “Pandanglah
burung-burung di langit, yang
tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
namum diberi makan oleh Bapa di sorga.” = dipelihara oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, tidak perlu kuatir
soal makanan atau minuman, tetapi hidup manusia lebih penting, lebih berarti di hadapan Tuhan.
Pandanglah burung-burung di langit
artinya; memandang / mencari
perkara-perkara di atas.
Kolose 3: 1-2
(3:1)
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,
duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2)
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Perkara yang di atas, yaitu Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Mari kita perhatikan 2 kata mengenai “Duduk di sebelah kanan Allah”.
a.
Duduk
Duduk arti
rohaninya; merendahkan diri.
Duduk adalah posisi yang tepat saat mendengar dan menikmati firman Tuhan.
Itu sebabnya,
berulang kali saya menyampaikan dalam setiap ibadah; untuk mendengar dan
menikmati firman Tuhan, dibutuhkan
kerendahan hati.
BUKTI YANG PERTAMA;
Lukas 10: 39
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang
saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan Tuhan = Maria
merendahkan diri saat mendengarkan firman Tuhan.
Duduk -> sikap
merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Perkataan Yesus =
firman Allah.
Bandingkan dengan Marta.
Lukas 10: 40
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
Marta sibuk melayani, artinya; tidak mendapat kesempatan untuk duduk
mendengar firman Tuhan.
Ciri-ciri orang
sibuk; mempersalahkan orang lain dan
mempersalahkan Tuhan.
Itu sebabnya, Marta mendekat
dan menuntut supaya Yesus menyuruh Maria membantu Marta dalam kesibukannya
melayani.
Demikian juga
anak-anak Tuhan yang tidak merendahkan diri disaat mendengar firman Tuhan,
seringkali mempersalahkan orang lain dan Tuhan, sebagai alasan untuk tidak
memposisikan diri rendah di kaki Tuhan, dengan kata lain; dengan mempersalahkan orang lain dan Tuhan, digunakan sebagai alasan untuk menjauhkan diri dari setiap
ibadah-ibadah pelayanan kepada Tuhan, sementara ibadah adalah suatu kesempatan kita untuk memposisikan diri rendah saat
mendengar dan menikmati firman Tuhan.
Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya:
"Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Sibuk dengan segala perkara adalah gambaran orang yang kuatir.
Itu sebabnya, orang
kuatir lebih mengutamakan urusan-urusannya, pekerjaannya karena lebih
mementingkan soal makanan dan minuman, juga soal yang lain-lain, sehingga
dengan banyaknya urusan-urusan, seseorang jauh dari ibadah pelayanan.
Lukas 10: 42
(10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan
diambil dari padanya."
Hanya satu saja yang
perlu, yaitu duduk dekat kaki Tuhan.
Ini adalah bagian yang terbaik.
Kalau sibuk dengan
pekerjaan, sibuk dengan urusan, itu bukanlah bagian yang terbaik. Justru dengan
banyaknya kesibukan / urusan, itu yang menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan,
tidak memposisikan diri rendah di bawah kaki Tuhan.
Biarlah kita semua memilih
bagian yang terbaik, sebab yang tidak
akan diambil dari padanya, yaitu duduk
di sebelah kanan Allah = berada di
dalam kerajaan sorga.
BUKTI YANG KEDUA;
Matius 14: 17-20
(14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada
kami di sini hanya lima roti dan dua
ikan."
(14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke
mari kepada-Ku."
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima
roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
(14:20) Dan mereka semuanya makan sampai
kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua
belas bakul penuh.
Yesus memberi makan 5000 orang, dengan 5
roti dan 2 ikan.
Posisi 5000 orang; duduk di atas rumput.
Duduk di atas rumput,
artinya; menikmati firman penggembalaan
disertai dengan kerendahan hati.
Duduk -> posisi rendah
di hadapan Tuhan, sedangkan rumput -> firman penggembalaan, dalam satu kandang,
satu gembala.
Saat menikmati firman penggembalaan, saya dan
saudara harus memposisikan diri rendah
di bawah kaki Tuhan.
Matius 14: 14
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat
orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah
hati-Nya oleh belas kasihan
kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang
sakit.
Menikmati firman
penggembalaan disertai dengan kerendahan hati, berarti; menerima belas kasih Tuhan = menikmati kemurahan-kemurahan Tuhan.
Kemurahan Tuhan
disini adalah; Yesus menyembuhkan mereka
yang sakit.
Demikian juga dengan
kita, jika merendahkan diri saat menikmati firman penggembalaan, akan mendapat
belas kasih, yaitu disembuhkan dari sakit penyakit, baik jasmani maupun rohani.
Sedikit kesaksian;
- Meskipun
saya mengalami kelelahan saat melayani Tuhan, dan juga kekurangan waktu untuk
istirahat, tetapi Tuhan memberi kekuatan bagi fisik saya, terpujilah Tuhan.
- kemudian saya
mengalami sakit tipes yang parah bertahun-tahun, antara 2005 sampai 2007, namun
Tuhan menyembuhkan saya.
- Dan ironisnya
saat saya sakit tipes, saya menderita demam berdarah, lalu darah saya mengental
saat itu, kemudian tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh saya,
karena kondisi pelayanan yang masih kecil, namun saya mendapat kesembuhan dari
Tuhan.
BUKTI YANG KETIGA;
Maitus 15: 34-37
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh,"
jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak
itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh
roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang
banyak.
(15:37) Dan mereka semuanya makan sampai
kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh
bakul penuh.
Yesus memberi makan 4000 orang, dengan 7
roti dan ikan-ikan kecil.
Posisi 4000 orang
saat makan; duduk di atas tanah,
artinya; merendahkan diri, bahkan
menganggap diri hina di hadapan Tuhan saat menikmati firman Tuhan.
Duduk -> posisi
rendah di hadapan Tuhan.
Tanah adalah
gambaran manusia yang hina karena dosa.
Oleh sebab itu,
biarlah kita mendengarkan firman Tuhan dengan segala kerendahan hati, tanpa
kesombongan, berarti; tidak merasa diri
hebat, lebih benar, lebih suci, lebih mengerti firman Tuhan, sekalipun sudah
mengerti firman Tuhan, itulah posisi duduk di tanah.
Memang saat kita
memposisikan diri rendah bahkan sampai menganggap diri hina di hadapan Tuhan,
disitulah kita merasakan firman Tuhan itu bekerja, berkuasa atas kehidupan
kita, disitulah kita merasakan firman itu menggarap dan mengerjakan kehidupan
kita sampai kehidupan kita dibentuk oleh tangan Tuhan.
Itu sebabnya,
semakin kita menyadari diri sebagai orang berdosa, semakin membutuhkan firman
Tuhan.
Semakin membutuhkan
firman Tuhan berarti memberi kesempatan untuk dikerjakan dan digarap oleh kuasa
firman Tuhan.
Maukah saudara
menikmati firman Tuhan dengan merendahkan diri sampai menganggap diri hina dan
kecil di hadapan Tuhan ???
Matius 15: 32
(15:32) Lalu Yesus memanggil
murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku
tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan
di jalan."
Menikmati firman
Tuhan dengan memposisikan diri rendah, bahkan menganggap diri hina di hadapan
Tuhan, itu merupakan belas kasih Tuhan
/ kemurahan Tuhan.
Belas kasih Tuhan
disini adalah Tuhan tidak membiarkan orang banyak atau 4000 orang tersebut
pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.
Pingsan = tidak
mati, tidak hidup = setengah mati.
Kerohanian yang setengah mati, tidak dapat
sampai tujuan.
Tujuan hidup kita adalah bersama-sama
dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam kerajaan sorga = berada di rumah Bapa.
Oleh sebab itu, kita
yang merasa lapar saat ini, berusahalah memposisikan diri rendah di hadapan
Tuhan saat mendengar dan menikmati firman Tuhan, sehingga kita tidak pingsan
dalam perjalanan rohani kita menuju rumah Bapa / kerajaan sorga.
Mari kita perhatikan 2 kata mengenai “Duduk di sebelah kanan Allah”.
b.
Sebelah
kanan.
Kanan ->
perbuatan-perbuatan yang benar.
Yohanes 21: 4-6
(21:4) Ketika hari mulai siang, Yesus
berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah
Yesus.
(21:5) Kata Yesus kepada mereka: "Hai
anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak
ada."
(21:6) Maka kata Yesus kepada mereka:
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan
perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Murid-murid menebar jala di sebelah kanan, sesuai
dengan perintah Yesus, sehingga tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Menebarkan jala di sebelah
kanan, sesuai dengan perintah Yesus artinya; melayani Tuhan dengan benar dan hidup dalam kebenaran / tanpa kelemahan = dengar-dengaran.
·
Dengar yang pertama = mendengar firman Tuhan
·
Dengar yang kedua = melakukan firman Tuhan.
Kanan ->
kebenaran.
Bandingkan saat sebelum menebar jala di
sebelah kanan.
Yohanes 21: 7
(21:7) Maka murid yang dikasihi Yesus itu
berkata kepada Petrus: "Itu
Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia
mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak
berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Petrus tidak berpakain / telanjang.
Tidak berpakaian,
artinya; tanpa kebenaran = penuh dengan
kelemahan-kelemahan yang memalukan.
Berarti, sebelum
menebarkan jala di sebelah kanan, Petrus dalam keadaan telanjang. Itulah yang
menyebabkan sehingga tidak mendapatkan ikan semalam-malaman. Sementara waktu
yang paling efektif untuk mencari ikan adalah pada waktu malam hari, tetapi
kenyatannya Petrus dan kawan-kawan tidak mendapatkan apa-apa. Berarti,
keberhasilan seseorang, letaknya; bila kita melayani Tuhan dengan benar dan
hidup dalam kebenaran / tanpa kelemahan = dengar-dengaran.
Saya merindukan kita
semua menjadi penjala ikan dengan kebenaran; baik lewat perkataan, sikap,
perbuatan, tingkah laku, supaya kita memperoleh hasilnya, yaitu jiwa yang
banyak.
Biarlah di hari-hari
yang terakhir ini, kita mau menebarkan jala di sebelah kanan dan tidak lagi
hidup di dalam ketelanjangan.
Kolose 3: 1-2
(3:1)
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara
yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2)
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi.
Selain mencari perkara di atas, juga memikirkan perkara di atas, bukan yang di
bumi.
Filipi 2: 5
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat dalam Kristus Yesus = memikirkan
perkara-perkara di atas.
Memikirkan
perkara-perkara di atas;
Filipi 2: 6-8
(2:6)
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7)
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8)
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
1.
Tidak mempertahankan
hak sebagai
milik yang harus dipertahankan.
2.
Mengosongkan
diri dan
mengambil rupa sebagai hamba.
Hamba = melayani
tanpa upah.
3.
Sebagai manusia, merendahkan diri dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Taat sampai mati,
artinya; setia melayani Tuhan, sampai akhir hidup, bahkan mati di kayu salib = menggenapi
seluruh hukum Allah.
Ciri-ciri memikirkan perkara
di atas.
Filipi 4: 8
(4:8)
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Memikirkan perkara di atas = memikirkan 8 perkara, yaitu;
1. Semua yang
benar 5. Semua yang manis
2. Semua yang
mulia 6. Semua yang sedap didengar
3. Semua yang
adil 7. Semua yang disebut kebajikan
4. Semua yang
suci 8. Semua yang patut dipuji
Syarat mencari dan memikirkan perkara di atas.
Kolose 3: 1
(3:1)
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama
dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di
sebelah kanan Allah.
(3:2)
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Syaratnya adalah bersuasanakan kebangkitan, yaitu hidup dalam hidup yang baru =
manusia baru.
Kolose 3: 5-6
(3:5)
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala
sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:6)
semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
Manusia baru berarti mematikan di dalam diri segala sesuatu yang
duniawi, yaitu;
1. Percabulan =
perbuatan-perbuatan yang tidak sopan.
2. Kenajisan
3. Hawa nafsu =
menuruti keinginan-keinginan daging.
4. Nafsu jahat
= keinginan-keinginan daging yang jahat.
5. Keserakahan
= tamak = cinta uang = firman Tuhan tidak mendapat tempat di dalam hati.
5 perkara ini = penyembahan berhala.
Kolose 3: 8-9
(3:8)
Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini,
yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan
kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9)
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena
kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
Kalau sudah melepaskan diri dari
manusia duniawi = berada di dalam Tuhan, selanjutnya yang harus dibuang adalah;
1. Marah =
emosional.
2. Geram =
amarah disertai dengan kekerasan.
3. Kejahatan
4. Fitnah
5. Kata-kata
kotor.
5 perkara ini setara dengan dosa dusta / mendustai sesama.
Kolose 3: 10
(3:10)
dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Jika manusia baru mengalami pembaharuan
terus menerus, suatu saat nanti memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya = segambar serupa dengan Sang Pencipta = tubuh Kristus / mempelai perempuan yang sempurna.
Khalik = Sang Pencipta alam semesta.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment