IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB,
09 MARET 2012
Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kembali kita perhatikan kitab Maleakhi;
Maleakhi 1: 11
(1:11) Sebab dari
terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara
bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi
nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara
bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.
Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari, nama Tuhan besar di antara bangsa-bangsa dan setiap
tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi Tuhan.
Jangan permalukan nama Tuhan, oleh sebab itu, nama Tuhan harus dibesarkan,
baik di dalam ibadah maupun di luar ibadah.
Lebih rinci kita perhatikan dalam Mazmur;
Mazmur 113: 2-5
(113:2) Kiranya nama TUHAN
dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.
(113:3) Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN.
(113:4) TUHAN tinggi
mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya
mengatasi langit.
(113:5) Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang
tinggi,
Tuhan itu besar dari terbitnya sampai terbenamnya matahari.
Nama Tuhan harus dimasyhurkan dan terpujilah nama Tuhan.
Bukti bahwa nama Tuhan besar (ayat 4)
A. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa
B. Kemuliaan-Nya mengatasi langit
Keterangan:
B. Kemuliaan-Nya mengatasi langit (bagian keempat)
Yesaya 14: 12-14
(14:12)
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar,
engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau
yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku
mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku
hendak naik mengatasi
ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Mahatinggi!
Bintang Timur, putera
Fajar, hendak naik ke langit, hendak mendirikan takhta, mengatasi
bintang-bintang Allah, hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Maha Tinggi.
Yesaya 14: 15
(14:15)
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan,
ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Sebaliknya, Bintang
Timur, putera Fajar, diturunkan ke tempat yang paling dalam, yaitu liang kubur.
Dengan dilemparkannya
Bintang Timur, putera Fajar ke dunia orang mati, yaitu ke liang kubur, ini
membuktikan bahwa, kemuliaan
Tuhan betul-betul mengatasi langit bahkan segala langit.
Bintang Timur, putera
Fajar, hendak mendirikan kediaman tetapi tujuannya untuk mengatasi
bintang-bintang Allah, hendak menyamai Yang Maha Tinggi, ini adalah dosa
kesombongan.
Dosa kesombongan
adalah dosa yang pertama kali
terjadi.
Berarti, kesombongan adalah awal dari kejatuhan, sebab dosa
yang pertama adalah dosa kesombongan, bukan dosa membunuh.
Oleh sebab itu, kalau
Tuhan berkemurahan kepada kita sampai malam hari ini, dipercaya beribadah
melayani Tuhan, juga dipercaya untuk mendirikan rumah dan mendiaminya, jangan lupa kepada Tuhan, jangan sombong, jangan tinggi
hati.
Ulangan 8: 11-14
(8:11)
Hati-hatilah, supaya jangan
engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah,
peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
(8:12) dan
supaya, apabila engkau sudah
makan dan kenyang, mendirikan
rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,
(8:13) dan
apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta
perakmu bertambah banyak, dan segala
yang ada padamu bertambah banyak,
(8:14) jangan engkau tinggi hati,
sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari rumah perbudakan,
Lewat nasihat firman
Tuhan yang diulangi terus menerus kepada bangsa Israel, yaitu apabila engkau
sudah makan dan kenyang = dipenuhi firman Tuhan, kemudian
mendirikan rumah yang baik serta mendiaminya = menjadi rumah Tuhan /
rumah doa, dan apabila harta kekayaan semakin bertambah banyak dan segala
yang ada bertambah banyak = karunia jabatan yang Tuhan percayakan dalam
ibadah pelayanan, jangan tinggi hati, jangan sombong, supaya jangan
melupakan Tuhan Allah, melainkan tetap berpegang
kepada ketetapan, peraturan dan perintah Tuhan, sebab Tuhan telah memelihara bangsa Israel selama
40 tahun di padang gurun.
Tujuan jangan
lupa Tuhan
Ulangan 8: 15
(8:15) dan yang
memimpin engkau melalui padang
gurun yang besar dan dahsyat itu,
dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya
yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari
gunung batu yang keras,
Bangsa Israel harus
melalui 3 hal;
1. Ular-ular yang ganas
2. Kalajengking
3. Tanahnya yang gersang, yang tidak
ada air
Sekarang, kembali kita
memperhatikan keterangan yang ketiga;
3. Tanah yang gersang, yang tidak ada air (bagian 5)
Keluaran 17: 1
(17:1) Kemudian
berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat
persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu
berkemahlah mereka di Rafidim,
tetapi di sana tidak ada air
untuk diminum bangsa itu.
Setibanya bangsa
Israel di Rafidim, mereka mendirikan kemah sesuai dengan perintah Tuhan, tetapi
disana tidak ada air untuk diminum.
Keluaran 17: 2-3
(17:2) Jadi
mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air
kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka:
"Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai
TUHAN?"
(17:3) Hauslah
bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan
berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk
membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
Bangsa Israel
mengalami kehausan, sehingga 3 hal terjadi;
· Bangsa Israel bertengkar dengan Musa.
Berarti; tidak
berpegang kepada ketetapan, peraturan dan perintah Tuhan, sebab Musa
adalah seorang nabi yang tugasnya adalah bernubuat / menyampaikan firman
nubuatan.
Kalau bertengkar
dengan Musa = tidak hidup sesuai dengan FIRMAN TUHAN.
· Bangsa Israel mencobai Tuhan.
Mencobai Tuhan berarti
tidak setia kepada Tuhan = tidak
mengasihi Tuhan = tidak
memiliki KASIH ALLAH.
Seringkali anak-anak
Tuhan mencobai Tuhan, apalagi dalam keadaan-keadaan yang sulit, yang sukar,
dengan bertanya dalam hati “Tuhan, mengapa begini, mengapa begitu?”.
Kalau kita berada dan mengerti rencana-Nya Tuhan, pertanyaan itu tidak akan ada,
baik di benak maupun dalam perkataan.
· Bangsa Israel bersungut-sungut.
Berarti; hidup menurut keinginan daging,
sebab persungutan adalah suara daging = tidak hidup / tidak menuruti pimpinan
ROH-EL KUDUS.
Kesimpulannya; ketika
bangsa Israel mengalami kehausan, bangsa Israel kehilangan firman Tuhan, kasih Allah dan tidak hidup dalam pimpinan Roh-El Kudus.
Mari kita lihat persamaan haus, ketika Yesus
melayani.
Yohanes 7: 37
(7:37) Dan pada
hari terakhir, yaitu pada
puncak perayaan itu, Yesus
berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku
dan minum!
Pada hari Raya Pondok
Daun, Yesus berseru “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum”,
ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi mengalami kehausan, pada saat
merayakan Hari Raya Pondok Daun, bahkan saat puncak perayaan itupun, orang
Yahudi mengalami kehausan.
Ironis sekali,
beribadah melayani Tuhan tetapi tetap mengalami kehausan, ini sangat
disayangkan.
Kalau domba-domba
tergembala, setelah diberi makan, selanjutnya domba-domba diberi minum lewat
ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, dengan demikian domba-domba tidak akan
mengalami kehausan.
Bagaimana dengan kita
semua? Ini adalah pertanyaan yang harus kita jawab di hadapan Tuhan.
Kalau kita masih sama
seperti kisah orang Yahudi ini, berarti; ibadah kita adalah ibadah lahiriah,
ibadah liturgis, sehingga ibadah ini hanyalah suatu pertemuan biasa tanpa
mengandung janji dan kuasa.
Bukti-bukti
bahwa orang Yahudi mengalami kehausan.
3. Yohanes 7: 19-23
(7:19) Bukankah
Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di
antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh
Aku?"
(7:20) Orang
banyak itu menjawab: "Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha
membunuh Engkau?"
(7:21) Jawab
Yesus kepada mereka: "Hanya satu perbuatan yang Kulakukan dan kamu semua
telah heran.
(7:22) Jadi:
Musa menetapkan supaya kamu bersunat -- sebenarnya sunat itu tidak berasal dari
Musa, tetapi dari nenek moyang kita -- dan kamu menyunat orang pada hari Sabat!
(7:23) Jikalau
seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa,
mengapa kamu marah kepada-Ku,
karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.
Orang-orang
Yahudi marah kepada Yesus. Ini adalah salah
satu bukti bahwa orang Yahudi mengalami kehausan.
Apa yang membuat
orang Yahudi marah?
Yang menyebabkan orang
Yahudi marah kepada Yesus, karena Yesus
menyatakan niat jahat dari orang-orang Yahudi, yaitu orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus.
Mari kita perhatikan saat orang Yahudi marah.
Yohanes 7: 20
(7:20) Orang
banyak itu menjawab: "Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha
membunuh Engkau?"
Perkataan “Engkau
kerasukan setan”, itu menunjukkan bahwa orang Yahudi marah kepada Yesus
Kristus.
Selanjutnya mari kita
perhatikan lebih dalam lagi, jawaban orang Yahudi, yaitu "Engkau
kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh Engkau?" ;
· “Engkau kerasukan
setan”
Berarti orang Yahudi menuduh Yesus.
· “siapakah yang
berusaha membunuh Engkau?”
Jawaban ini
menunjukkan bahwa orang Yahudi membela diri.
Dengan satu kali
jawaban dari orang Yahudi, ada 2
perkara terjadi, yaitu menuduh dan membela.
Roma 2: 15
(2:15) Sebab
dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum
Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan
suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling
membela.
Bila dua perkara ini
terjadi dalam kehidupan seseorang, yaitu menuduh dan membela,
berarti ia hidup di bawah
hukum taurat.
·
Menuduh = menyatakan kesalahan orang lain.
·
Membela = merasa diri benar, sekalipun salah.
Inilah yang harus kita
sadari.
Itu sebabnya, setiap
orang yang hidup di bawah hukum taurat, tidak memperoleh keselamatan, sebab
inti dari hukum taurat itu sendiri adalah; tangan ganti tangan, mata ganti
mata, artinya kejahatan dibalas kejahatan = orang yang bersalah tidak luput
dari penghukuman. Berarti kalau hukum taurat diterapkan, tidak ada yang
selamat.
Hukum taurat telah
tertulis di dalam hati orang Yahudi. Kalau ini terjadi, maka sangat sukar untuk
berubah.
Barangkali kalau
tulisan pada daging bagian luar, dapat dihapus, dengan cara bedah / operasi dan
sebagainya, tetapi kalau hukum taurat tertulis dalam hati, tidak seorangpun
dapat menghapusnya, karena yang dapat menembusi jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum juga sanggup membedakan pertimbangan pikiran hati, hanya pedang yang
tajam, yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, itulah firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan / firman nubuatan = pengajaran mempelai.
Saya bersyukur, saya
bisa terlepas dari hukum taurat. Kalau saya masih hidup di bawah hukum taurat,
barangkali, orang yang bersalah, saya beri hukuman sesuai dengan apa yang dia
perbuat / membalas kejahatan dengan kejahatan. Tetapi saya tahu makna hidupku
sekarang, yaitu hanya untuk melayani Tuhan.
Kalau kita sudah
beribadah melayani tetapi tubuh masih diperbudak dosa, berarti tidak mengetahui
makna hidup, ini sangat disayangkan sekali.
Seringkali kita tidak
memperhatikan perkara-perkara kecil, tetapi ingin tampil dalam perkara yang
besar, inilah keadaan orang-orang Yahudi saat merayakan Hari Raya Pondok Daun /
Hari Raya Tabernakel / Hari Raya Perhentian yang kekal di dalam kerajaan sorga.
Kembali kita
perhatikan keadaan orang
Yahudi saat mengalami kehausan.
1) Yohanes 7: 19
(7:19) Bukankah Musa yang telah memberikan hukum
Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan
hukum Taurat itu. Mengapa kamu
berusaha membunuh Aku?"
Orang-orang Yahudi
menerima hukum taurat, hukum Musa, namun orang-orang Yahudi berusaha membunuh Yesus.
1 Yohanes 3: 14
(3:14) Kita
tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena
kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Kalau berpindah dari
alam maut ke dalam hidup, itu karena
mengasihi saudara, mengasihi sesama, sebaliknya kalau tidak mengasihi
sesama, ia tetap di dalam maut.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap
orang yang membenci
saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia, dan seorang pembunuh
tidak akan mengalami hidup yang kekal.
Bandingkan dengan kasih Kristus;
1 Yohanes 3: 16
(3:16)
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya
untuk kita; jadi kita pun
wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Kasih Kristus itu;
menyerahkan nyawa-Nya untuk manusia, demikian juga, kitapun wajib menyerahkan
nyawa untuk saudara-saudara / sesama kita.
Nyawa = hidup manusia.
Berarti, kalau kita memiliki kasih Kristus, maka hidup saya dan saudara, kita
persembahkan untuk sesama manusia, lewat ibadah pelayanan.
Jangan salah mengerti!
Bukan berarti kita juga harus disalibkan di atas kayu salib, seperti yang
dialami Yesus, tetapi yang dimaksudkan adalah nilai rohaninya, yaitu bahwa hidup kita bukan untuk diri sendiri
melainkan hidup kita juga untuk sesama, dengan kata lain, kita menyadari
bahwa kita adalah tubuh
Kristus, merasakan perasaan orang lain, jika yang satu menderita; kita
turut merasakannya, yang satu bersukacita; kita turut bersukacita.
Oleh sebab itu, jangan
banyak suara dalam kandang penggembalaan, tetapi biarlah hanya ada SATU SUARA,
domba dengan gembala harus satu suara, yaitu mendengar suara Gembala Agung.
Seorang pelayan dibutuhkan
kasih Kristus, hidup untuk sesama, jadi tugas dan kewajiban bukan untuk
diperlihatkan, dipertontonkan, melainkan melakukannya karena kasih Kristus.
Tanda seseorang
memiliki kasih Kristus.
1 Yohanes 3: 17
(3:17)
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan
tetapi menutup pintu hatinya
terhadap saudaranya itu,
bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
(3:18)
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran.
Mengasihi sesama bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan / tindakan, dan dalam keadaan hidup benar,
dengan kata lain, tidak
menutup pintu hatinya terhadap saudaranya, suka
membagi harta duniawi yang dipunya kepada sesamanya.
Saya juga merindu
untuk memiliki kasih Kristus itu, supaya saya tidak menutup pintu hati untuk
keluarga, untuk sidang jemaat, sehingga ibadah pelayanan kita berkenan kepada
Tuhan.
Keadaan orang
Yahudi saat mengalami kehausan.
2) Yohanes 7: 23
(7:23) Jikalau
seorang menerima sunat pada
hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena
Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.
Menerima sunat pada
hari Sabat, tetapi orang-orang Yahudi marah
kepada Yesus Kristus.
Saudaraku, orang-orang
Yahudi menerima sunat pada hari Sabat, tujuannya supaya jangan melanggar hukum
taurat, hukum Musa, tetapi faktanya justru orang-orang Yahudi melanggar hukum
taurat, sebab mereka marah karena Yesus menyembuhkan seorang manusia pada hari
Sabat.
Berarti dalam hal ini,
orang-orang Yahudi melanggar hukum taurat, dan sunatpun tidak berlaku lagi atau
tidak berguna.
Roma 2: 25
(2:25) Sunat memang ada gunanya, jika
engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka
sunatmu tidak ada lagi gunanya.
Orang Yahudi menerima
sunat pada hari Sabat tetapi mereka marah kepada Yesus pada hari Sabat, karena
Yesus menyatakan niat jahat mereka.
Sunat memang bagus /
baik, tetapi kalau tidak hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, ibadah itu
hanyalah ibadah lahiriah, termasuk sunat yang dilangsungkan.
Roma 2: 26-27
(2:26) Jadi jika
orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah
ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
(2:27) Jika
demikian, maka orang yang tak
bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang
mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
Orang yang tidak
bersunat tetapi memperhatikan tuntutan hukum taurat / melakukan firman Tuhan,
ia sama dengan orang yang telah disunat bahkan dibenarkan oleh Tuhan.
Orang Yahudi memiliki
hukum taurat dan merekapun bersunat. Tetapi sekalipun orang Yahudi memiliki
kelebihan ini, sama halnya dengan orang kafir yang tak bersunat, asal saja
hidup sesuai kebenaran firman Tuhan.
Roma 2: 28-29
(2:28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang
yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan
secara lahiriah.
(2:29) Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang
tidak nampak keyahudiannya dan
sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka
pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah
Yahudi, kemudian yang disebut sunat
bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah, tetapi;
a. orang Yahudi sejati, ialah dia
yang tidak nampak keyahudiannya = tidak terlihat penonjolan diri / melayani
bukan untuk penonjolan diri = tidak merasa lebih baik, lebih benar, lebih dari
orang lain dalam segala sesuatu. Inilah yang disebut Yahudi sejati.
Sebagai contoh;
Yohanes 7: 18
(7:18)
Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri,
tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak
ada ketidakbenaran padanya.
Orang-orang Yahudi
beribadah melayani secara lahiriah, karena mereka mencari hormat bagi dirinya
sendiri, bukan mencari hormat bagi Allah = ibadah yang palsu karena hidup dalam
kepalsuan.
Yohanes 1: 46-47
(1:46) Kata
Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari
Nazaret?"
(1:47) Kata
Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang
kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan
di dalamnya!"
Yahudi sejati / Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya.
Kalau beribadah melayani secara lahiriah,
itu berarti ada kepalsuan di
dalamnya. Lahiriahnya atau tampilan luar, bisa saja tampak baik tetapi
manusia batiniahnya atau dalamnya, penuh dengan kepalsuan.
Dijelaskan kembali,
Yesus adalah Yahudi sejati, tidak ada kepalsuan di dalam-Nya, dalam ibadah
pelayanan tidak ada kepalsuan, karena melayani sesuai dengan kehendak Tuhan,
tulus, jujur dan murni, tanpa kepentingan pribadi.
Tidak ada artinya jika
saudara melayani siang dan malam, bahkan sampai berjerih lelah, lalu saudara
menonjolkan diri / menampilkan diri secara lahiriah, namun tidak
dengar-dengaran. Percayalah, itu tidak ada artinya, itu hanya membuang-buang
waktu.
Ayolah, untuk apa
saudara bekerja untuk Tuhan dengan kepalsuan??
Belajarlah dari
kebenaran firman Tuhan, jangan ijinkan hukum taurat tertulis dalam hati
saudara, sebab jika hukum taurat tertulis di dalam hati, itu sukar sekali untuk
dihapuskannya.
b. Sunat ialah,
sunat di dalam hati, sunat secara rohani, bukan secara hurufiah / penanggalan
kulit katan.
Kolose 2: 11
(2:11) Dalam Dia
kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi
dengan sunat Kristus, yang
terdiri dari penanggalan akan
tubuh yang berdosa,
Sunat Kristus adalah penanggalan akan
tubuh yang berdosa =
menanggalkan dosa dari setiap anggota tubuh manusia, mulai dari keinginan mata,
hati, pikiran, tangan, kaki, telinga, semua dosa ditanggalkan dari tubuh.
Persamaan sunat.
Kolose 2: 12
(2:12) karena
dengan Dia kamu dikuburkan
dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
Persamaannya adalah dikuburkan dalam baptisan air dan turut dibangkitkan dalam Dia.
Kita sudah berulang
kali mendengar bahwa kuasa kematian Yesus berarti yang lama telah dikubur, dan
kuasa kebangkitan Yesus adalah hidup
dalam hidup yang baru = hidup suci.
Kolose 2: 13
(2:13) Kamu
juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara
lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni
segala pelanggaran kita,
Berarti sekalipun
tidak disunat secara lahiriah, telah mendapat pengampunan karena kita telah satu dalam kematian dan kebangkitan
Kristus.
Prakteknya.
Kolose 2: 14
(2:14) dengan menghapuskan surat hutang, yang
oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan
memakukannya pada kayu salib:
Prakteknya: bertobat = berhenti berbuat dosa, seperti dua
tangan dan dua kaki yang terpaku.
Harganya sama dengan
menghapus surat hutang.
Kita mengetahui bahwa
setiap hutang harus dibayar, baik hutang sedikit maupun hutang yang besar,
tetapi Tuhan sudah membayar hutang kita dengan lunas, bukan dengan barang yang
fana yaitu emas perak, tetapi dengan darah Yesus yang mahal.
Bayangkan jika dosa
itu disamakan dengan nilai uang, berarti dosa yang banyak itu menggambarkan
hutang uang yang sangat banyak, dan itu mustahil untuk dapat dibayar / dilunasi.
Tetapi kita bersyukur, oleh karena kemurahan-Nya / kasih karunia Tuhan, hutang
dosa kita telah dibayar dengan lunas.
Hasilnya.
Kolose 2: 15
(2:15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam
kemenangan-Nya atas mereka.
Hasilnya; melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
di udara yang menimbulkan dosa terhadap manusia.
Biarlah sunat itu
dilangsungkan di dalam kehidupan kita semua, tetapi bukan lagi sunat secara
lahirah, melainkan sunat secara rohani, yaitu sunat Kristus, penanggalan akan
tubuh yang berdosa dan memperhatikan hukum yang tertulis.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment