Tema: YUSUF
(Seri 29)
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur sore hari ini, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan,
beribadah melayani Tuhan.
Keluaran 26: 34
(26:34) Tutup
pendamaian itu haruslah kauletakkan di atas tabut hukum di dalam tempat maha
kudus.
Tabut perjanjian, serta tutupnya yang diletakkan di atasnya, berada di
Ruangan Maha Suci.
Mari kita perhatikan lebih rinci dalam kitab Ibrani.
Ibrani 9: 3-4
(9:3)
Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang
maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat
mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya
disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas
berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu
yang bertuliskan perjanjian,
Rasul Paulus menuliskan bahwa tabut
perjanjian itu, serta tutup tabut perjanjian yang di atasnya terdapat 2
kerubim, berada di dalam Ruangan Maha Suci. Sedangkan di dalam tabut perjanjian
itu sendiri terdapat 3 benda ilahi;
1. Buli-buli
emas berisi manna
2.
Tongkat
Harun yang pernah bertunas
3. Loh-loh batu
yang bertuliskan perjanjian
2 minggu yang lalu kita sudah
memperhatikan benda ilahi yang pertama, yaitu buli buli emas berisi manna.
Tiba saatnya kita melihat benda ilahi
yang kedua.
Keterangan:
II. Tongkat Harun yang bertunas
Tongkat Harun yang
bertunas -> kuasa Roh Kudus.
Mari kita sinkronkan
dengan kitab Musa.
Bilangan 17: 9-10
(17:9) Kemudian Musa membawa semua tongkat
itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka melihatnya
lalu mengambil tongkatnya masing-masing.
(17:10) TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah
tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi
orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan
tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."
Saudaraku, tongkat
Harun yang bertunas diletakkan di dalam tabut perjanjian.
Artinya: gereja Tuhan / anak-anak Tuhan dipenuhi /
hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Tongkat Harun
yang bertunas diletakkan di dalam tabut perjanjian tujuannya; supaya menghentikan
/ mengakhiri sungut-sungut bangsa
Israel.
Bilangan 17: 4
(17:4) Kemudian haruslah kauletakkan
semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa
bertemu dengan kamu.
(17:5) Dan orang yang Kupilih, tongkat
orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut
yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."
Bangsa
Israel sedang bersungut-sungut kepada Musa dan Harun, di hadapan Tuhan.
Persungutan ini sudah terjadi sejak bangsa Israel berada di Masa dan di Meriba.
Keluaran 17: 1
(17:1) Kemudian berangkatlah segenap jemaah
Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat
persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim,
tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
Setibanya bangsa
Israel di Rafidim, mereka mendirikan kemah sesuai dengan perintah Tuhan, tetapi
di sana tidak ada air untuk diminum
bangsa itu.
Keluaran 17: 2-3
(17:2) Jadi mulailah mereka itu bertengkar
dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat
minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar
dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
(17:3) Hauslah bangsa itu akan air
di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata:
"Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami,
anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
Bangsa Israel bersungut-sungut karena mereka
mengalami kehausan.
Bersungut-sungut itu
adalah suara daging. Jika daging mulai tidak nyaman, disitulah terjadi persungutan.
Berarti;
sungut-sungut = suara daging = tidak
hidup menurut pimpinan Roh Kudus.
Ciri-ciri orang yang
bersungut-sungut / menuruti suara daging.
1.
Bertengkar
dengan Musa.
= tidak menghargai
firman nubuatan, sebab Musa adalah seorang nabi yang tugasnya bernubuat = tidak
menghargai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = tidak menghargai nasihat-nasihat firman Tuhan.
Orang yang sedang
bersungut-sungut, tidak akan memperhatikan nasihat, jangankan nasihat firman,
nasihat orang tuapun tidak diperhatikan.
Saya teringat,
dengan kisah Nabal.
Namanya Nabal namun
orangnya bebal, sekalipun dinasihati oleh Daud lewat pengikut-pengikutnya,
tetapi Nabal tetap mempertahankan kebebalannya / tidak mau berubah, bahkan
bersungut-sungut sampai di dalam persungutannya, menghina Daud, pada saat Daud berupaya untuk menghindar dari kejaran Saul. (1 Samuel 25:
10-11)
Menghina Daud =
menghina firman nubuatan.
2.
Mencobai
Tuhan.
Orang-orang yang
bersungut-sungut, yang hatinya tidak puas; suka mencobai Tuhan.
Dahulu, seringkali
saya mencobai Tuhan. Suatu ketika, sewaktu saya masih kerja di dunia, saya
pernah mencobai Tuhan, setelah saya dipulangkan dari Surabaya, ceritanya,
setelah lulus test di Jakarta, saya dikirim ke Surabaya, tepatnya proyek /
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang ada di Paiton. Tetapi sesampainya
di Paiton, saya dipulangkan kembali ke Jakarta, untuk sementara saya tinggal di
penginapan, yang disediakan dari pihak kantor yang ada di Jakarta. Di dalam
kamar hotel itu, saya menangis di depan cermin dan saya mencobai Tuhan, dengan
berkata “kalau Tuhan itu adil; mengapa
saya dipulangkan, kalau Tuhan itu ada; mengapa saya mengalami penderitaan??”.
Perkataan itu terucap, karena pada saat itu, saya masih jauh dari Tuhan, belum
mengenal kebenaran firman Tuhan.
Mencobai Tuhan
berarti tidak tinggal di dalam kasih
Tuhan, sehingga tidak menghargai kasih sayang dan kasih setia Tuhan = tidak menghargai kemurahan Tuhan.
Sesungguhnya, segala
sesuatu yang terjadi, semuanya itu baik, tidak ada yang tidak baik, kalau kita
menyadarinya, sebab dibalik itu semua, ada sesuatu yang indah, yang Tuhan sediakan.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu --
seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan
daging;
1. Percabulan 6. Perseteruan 11.
Percideraan
2. Kecemaran 7. Perselisihan 12.
Roh pemecah
3. Hawa nafsu 8. Iri hati 13.
Kedengkian
4. Penyembahan
berhala 9.
Amarah 14.
Kemabukan
5. Sihir 10.Kepentingan diri
sendiri 15. Pesta pora
Apabila seseorang
hidup menuruti 15 perbuatan daging, maka ia tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
Roma 8: 5-8
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut
daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:6) Karena keinginan daging adalah
maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah
perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah;
hal ini memang tidak mungkin baginya.
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak
mungkin berkenan kepada Allah.
Jika hidup menurut
daging, ia memikirkan hal-hal yang dari daging dan selanjutnya keinginan daging
adalah perseteruan terhadap Allah, karena daging tidak takluk kepada hukum
Allah, sehingga setiap orang yang hidup menuruti keinginan daging, tidak berkenan kepada Allah, dan
keinginan daging itu sendiri adalah maut / menuju
kepada kebinasaan.
Ini harus kita
sadari.
Kita harus mengetahui
makna hidup, tujuan hidup, apakah hanya sebatas hidup menurut daging??
Perlu kita ketahui,
daging = manusia tanpa roh = binatang, sedangkan binatang hidup hanya untuk
disembelih.
kita kembali ke
kitab Bilangan 17.
Bilangan 17: 10
(17:10) TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah
tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi
orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak
Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."
Oleh sebab itu
saudaraku, supaya tidak terjadi persungutan / suara daging, maka tongkat Harun yang bertunas itu harus
diletakkan, dikembalikan di dalam tabut perjanjian, supaya mengakhiri
segala persungutan.
Arti rohaninya untuk
kita sekarang adalah; gereja Tuhan, anak-anak
Tuhan harus dipenuhi / hidup dalam pimpinan Roh Kudus, sehingga dengan
demikian, segala persungutan-persungutan
berakhir / dihentikan, dengan kata lain tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Roma 8: 9
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Hidup di dalam Roh,
karena Roh Allah berdiam di dalam kehidupan anak-anak Tuhan.
Roma 8: 12-14
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah
orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan
tubuhmu, kamu akan hidup.
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh
Allah, adalah anak Allah.
Jika hidup menurut
daging, tubuh akan mati, tetapi kalau hidup menurut Roh Kudus, maka Roh Kudus
akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, dengan demikian, kita hidup
di hadapan Tuhan, sehingga kita disebut anak-anak Allah = menjadi kesaksian.
ANAK-ANAK TUHAN HARUS MENJADI KESAKSIAN.
Keluaran 3: 2-3
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri
kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan
tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku
menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak
terbakar semak duri itu?"
Jika hidup /
dipenuhi oleh Roh Kudus, maka anak-anak Tuhan berkobar-kobar, berapi-api, bernyala-nyala dalam setiap ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, dengan kata lain, tidak hidup menurut keinginan daging, sama seperti semak duri menyala, tetapi tidak dimakan
api / tidak terbakar.
Semak duri yang menyala, namun tidak terbakar adalah penglihatan yang hebat, artinya; kalau bernyala-nyala, berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, merupakan kesaksian yang luar biasa.
Oleh sebab itu, jadilah pribadi yang luar biasa di hadapan Tuhan.
Kalau semak duri dimakan api / terbakar, akan berubah menjadi abu debu.
Oleh sebab itu, jadilah pribadi yang luar biasa di hadapan Tuhan.
Kalau semak duri dimakan api / terbakar, akan berubah menjadi abu debu.
Abu debu ->
manusia daging.
Sesungguhnya, semak
duri, jerami / rumput, mudah disulut / terbakar oleh
api, tetapi kalau kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus, akan bernyala-nyala,
berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, tidak akan
habis dimakan api, sehingga tidak akan menjadi abu debu / tidak hidup menurut
keinginan daging.
Praktek dipenuhi oleh Roh
Kudus.
Bilangan 17: 7-8
(17:7) Musa meletakkan tongkat-tongkat itu
di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.
(17:8) Ketika Musa keesokan harinya masuk
ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi
telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan
buah badam.
Praktek dipenuhi Roh
Kudus; dilihat dari buah Roh Kudus, seperti tongkat Harus, selain bertunas juga berbuah.
Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan
diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ada 9 buah Roh
Kudus;
1. Kasih 4. Kesabaran 7. Kesetiaan
2. Sukacita 5. Kemurahan 8. Kelemahlembutan
3. Damai
sejahtera 6. Kebaikan 9. Penguasaan diri
Kalau ada penguasaan diri, berarti terlebih
dahulu ada kelemahlembutan.
Kalau ada
kelemahlembutan berarti terlebih dahulu ada kesetiaan.
Kalau ada kesetiaan
berarti terlebih dahulu ada kebaikan.
Kalau ada kebaikan
maka terlebih dahulu ada kemurahan.
Kalau ada kemurahan
maka terlebih dahulu ada kesabaran.
Kalau ada kesabaran,
maka terlebih dahulu ada damai sejahtera.
Kalau ada damai
sejahtera maka terlebih dahulu ada sukacita.
Kalau ada sukacita
maka terlebih dahulu ada kasih.
Jadi, dasar segala
sesuatunya adalah KASIH, untuk
sampai kepada penguasaan diri.
9 buah ini adalah praktek Roh Kudus.
Jika 9 buah Roh
Kudus tinggal di dalam kita, maka tidak
ada hukum yang menentang hal-hal itu, baik hukum taurat, hukum rimba, hukum
karma, termasuk hukumnya manusia. Tidak ada pertentangan dengan kakak, adik,
teman, sahabat, baik saudara dekat maupun saudara jauh, atau siapa saja.
Mengapa ada
pertentangan? Karena tidak ada praktek Roh Kudus, yaitu hidup dengan 9 buah Roh
Kudus.
Tidak ada hukum yang
menetang = berkuasa / mempunyai kuasa.
Kisah Para Rasul 1:
8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Anak-anak Tuhan akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kita semua.
Oleh sebab itu,
jangan turuti keinginan daging, kalau itu baik menurut kebenaran firman Tuhan,
kerjakanlah itu, tetapi kalau bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan jangan dikerjakan,
sehingga tetap berada di dalam pengurapan Roh Kudus.
Kegunaan kuasa Roh Kudus.
1) Kisah Para
Rasul 1: 8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi."
Kuasa = kesaksian hidup.
Berbeda dengan kuasa
dari luar Tuhan, yang dilihat adalah badan yang besar, otot yang kuat bagai
besi, tetapi kuasa di dalam Tuhan menjadi
kesaksian;
1.
Di Yerusalem
Yerusalem adalah gambaran
dari anak-anak Tuhan yang beribadah melayani Tuhan.
Berarti; anak-anak Tuhan yang beribadah melayani
harus terus disaksikan supaya semakin setia beribadah melayani Tuhan.
2.
Di Yudea
= menjadi kesaksian
bagi mereka yang suam-suam.
Suam-suam = tidak
panas, tidak dingin = tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.
3.
Di Samaria.
= menjadi kesaksian
bagi mereka yang masih jauh dari Tuhan.
4.
Sampai ke
ujung bumi.
= menjadi kesaksian
bagi mereka yang belum mengenal Yesus
Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Biarlah kita semua
menerima kuasa dari Tuhan karena memang Roh Allah turun atas kita semua.
Kegunaan kuasa Roh Kudus.
2) Yohanes 16:
13
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang.
Roh Kudus akan memimpin kita dalam seluruh kebenaran, sehingga
dengan demikian, perbuatan-perbuatan kita semuanya benar, tidak ada yang salah.
Mulai dari sikap, perbuatan, tingkah laku, gerak gerik semuanya benar, tidak
ada yang salah, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di mana saja
komunitas kita, semua perbuatan kita tidak ada yang salah.
Mengapa seseorang
seringkali melakukan kesalahan, bahkan banyak melakukan kesalahan? Karena tidak
hidup dalam pimpinan Roh Kudus,
tidak hidup menurut roh kebenaran,
sementara daging ini kemampuannya terbatas.
Tetapi jikalau Roh
Kudus turun atas kita, maka perbuatan kita tidak ada yang salah.
Itu sebabnya, tongkat
Harun yang bertunas harus diletakkan di dalam tabut perjanjian, supaya
menghentikan persungutan / suara daging.
Seperti; Yesus,
sebagai Anak Tunggal Bapa, berkata–kata bukan berasal dari diri-Nya, melainkan
sesuai dengan apa yang didengar-Nya dari Roh kebenaran itu sendiri. Ini
menunjukkan bahwa Yesus Anak Tunggal Bapa, penuh dengan Roh Kudus.
Seseorang yang
berkata-kata tidak menurut Roh kebenaran, inilah yang disebut persungutan /
omelan.
Dan selanjutnya,
kita akan mengerti tentang hal-hal di
masa yang akan datang.
Apakah hal-hal di
masa yang akan datang? termasuk masa depan kita semua, dan keselamatan jiwa.
Apa yang terjadi di
depan, baik itu penghalang, rintangan, ataupun batu sandungan, Roh Kudus sudah
terlebih dahulu memberitahukan, sehingga dalam perjalanan rohani, kita
tertolong .
Disinilah kita
mengerti, bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang hidup menurut Roh Kudus atau
hidup menurut keinginan daging??
Untuk melengkapi
dari pada pimpinan Roh Kudus ini, kita perhatikan suratan 1 Yohanes.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada
pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu
diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu
tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta
-- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu
tetap tinggal di dalam Dia.
Kalau hidup di dalam urapan Roh Kudus, seseorang tidak perlu diajar oleh siapapun, karena Roh Kudus itu sendiri yang akan mengajar dalam seluruh kebenaran, sedangkan ajaran-Nya itu tidak ada yang salah dan tidak dusta.
Dahulu saya terlalu
bodoh sebagai seorang manusia.
Tetapi setelah Roh
Kudus mengurapi kehidupan saya, Roh Kudus mengajari saya, memberitahukan segala
sesatu dalam kehidupan saya, dan saya yakin pengajaran-Nya itu semua benar,
tidak ada dusta dan tidak ada yang salah.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment