IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 20 MARET 2012
Tema: MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri
10)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah dalam Ibadah Doa Penyembahan
malam hari ini.
Kembali kita membuka suratan Filipi.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Dalam ibadah doa penyembahan, kita menikmati firman penggembalaan dari
suratan Filipi 4: 4-7.
Bila saya perhatikan, bukan suatu kebetulan jika kita dibawa oleh Tuhan
untuk menikmati suratan Filipi 4 ini.
Tuhan lebih mengenal dan mengetahui keadaan kita pribadi lepas pribadi.
Kalau suratan Filipi 4: 4-7 kita nikmati / terima dari Tuhan, tentu Tuhan
mempunyai maksud tujuan yang baik, dan ini saya rasakan sendiri.
Saat ini saya diperhadapkan dengan situasi yang sulit, untuk memiliki
tempat tinggal / rumah, dibutuhkan biaya yang besar. Tetapi firman Tuhan
berulang kali kita dengar, secara khusus dari ayat 6A “Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”.
Lewat pemberitaan ini, saya renungkan bahwa tentu Tuhan mengetahui apa yang
saya dan saudara alami saat ini, baik soal makanan, pakaian, bahkan keuangan.
Saya melihat kita semua masih dihantui rasa kuatir, sampai kita tidak bisa
melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Kalau kita masih melakukan apa yang Tuhan kehendaki dengan paksaan, ini
adalah ibadah yang rutinitas saja, yang tidak mengandung janji.
Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi, termasuk segala
kekuatiran-kekuatiran. Tuhan baik bagi kita, Tuhan mengerti keadaan saya dan
saudara.
Mari kita perhatikan hal kekuatiran.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kekuatiran;
1. Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum.
2. Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa
yang hendak kamu pakai.
Kembali kita perhatikan keterangan yang kedua;
JANGANLAH KUATIR AKAN TUBUHMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU
PAKAI (Bagian kelima)
Oleh sebab itu, Tuhan menasihatkan kita dalam ayat 25E, yaitu “Bukankah
tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”. Dengan tegas Tuhan menasihati
kita malam ini, bahwa tubuh lebih penting dari pakaian, bukan pakaian yang
lebih penting dari pada tubuh.
Supaya kita lebih mengutamakan tubuh dari pada pakaian, mari kita
perhatikan bersama-sama, ayat 28-29;
Matius 6: 28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya
pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Yang harus kita perhatikan adalah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, ini adalah pertumbuhan
rohani yang sehat, karena bertumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal =
tanpa aktivitas.
Berarti; kalau bunga bakung tumbuh, itu karena Tuhan yang
memelihara, Tuhan yang bekerja.
Dikaitkan dengan Salomo, yaitu;
Salomo dalam segala kemegahannya pun, tidak berpakaian seindah bunga
bakung.
Berarti, bagi Salomo; tubuhlah yang lebih penting dari pada pakaian.
2 Tawarikh 9: 3-5
(9:3) Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo dan rumah
yang telah didirikannya,
(9:4) makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara
pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, juru-juru minumannya
dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya
di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
(9:5) Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di
negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu,
Bukti bahwa tubuh yang lebih penting dari pakaian adalah; Salomo
memiliki hikmat dari Tuhan.
Kita mengenal Salomo dengan hikmatnya, sehingga dengan hikmat itu, Salomo
menuliskan kitab Amsal.
Dengan hikmat inilah, kita perhatikan bahwa rumah yang telah didirikannya,
makanan di mejanya, korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN,
juga minuman, serta cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya
melayani dan berpakaian, semua itu menarik dan baik,
sehingga menjadi indah di pandang mata.
Mari kita perhatikan satu persatu.
1) Rumah yang telah didirikannya.
= rumah Tuhan,
yang baik dan menarik, sehingga indah dipandang mata.
Efesus 2: 20-22
(2:20)
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam
Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang
kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam
Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.
Bait Allah
adalah tempat kediaman Allah, di dalam Roh = bangunan
yang rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan.
Berbicara rapi
tersusun berarti; cara duduk rapi tersusun, berjalan rapi tersusun, mendengar
firman Tuhan rapi tersusun, melayani Tuhan rapi tersusun, dalam segala sesuatu
rapi tersusun. Inilah yang disebut Bait Allah atau tempat kediaman Allah, di
dalam Roh.
Syarat supaya
bangunan rapi tersusun;
a. Dibangun di atas BATU PENJURU, yaitu Yesus
Kristus = dibangun di atas dasar korban Kristus = salib Kristus.
Kehidupan yang
dibangun di atas korban Kristus = kehidupan anak-anak Tuhan yang berdiri di atas
korban Kristus = satu di dalam pengorbanan Yesus Kristus = pikul sallib.
b. Dibangun di atas dasar PARA RASUL.
Artinya; bangunan
yang dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus = kehidupan anak-anak
Tuhan yang dipimpin oleh Roh-El Kudus.
Para Rasul ->
kehidupan yang diurapi Roh Kudus.
c. Dibangun di atas dasar PARA NABI.
Artinya; bangunan
yang dikerjakan oleh firman nubuatan / firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
Para nabi -> firman
Tuhan.
2) Makanan di mejanya.
Artinya; hati
menjadi tempatnya firman Tuhan.
Makanan -> firman
Tuhan, sedangkan meja -> hati.
Kalau hati menjadi
tempatnya firman Tuhan, maka hati tidak memberi tempat kepada yang lain-lain,
termasuk cinta akan uang = hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
3) Minuman.
Artinya: hidup
di dalam urapan Roh-El Kudus.
Yohanes 7: 37-39
(7:37) Dan pada
hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
(7:38)
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari
dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
(7:39) Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Air / minuman adalah
gambaran dari Roh-El Kudus.
Jikalau seseorang
hidup di dalam urapan Roh-El Kudus, maka hidupnya senantiasa memuliakan Tuhan.
Menerima curahan Roh
Kudus, berarti; dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Artinya; Roh Kudus
membantu kita untuk hidup suci bagaikan aliran-aliran air yang
mengalir, yang terus menerus menyucikan setiap hati manusia.
Selanjutnya, Roh Kudus
juga membuat kita berkobar-kobar, berapi-api, bernyala-nyala dalam
setiap ibadah pelayanan (Keluaran 3: 2-3).
Oleh sebab itu
saudaraku, kita harus hidup di dalam urapan Roh-El Kudus, dan
urapan Roh-El Kudus itu harus kita pertahankan, dengan cara; tidak
mengijinkan daging bersuara, sebab; daging itu mati, rohlah yang
memberi hidup.
Berarti, kalau kita
diurapi, maka Roh-El Kudus itu sendiri; mematikan segala perbuatan
daging, sehingga dengan demikian, setiap perkataan, sikap, tingkah laku,
termasuk gerak gerik, memuji, memuliakan Tuhan.
Ini adalah sesuatu
yang menarik dan baik, sehingga indah di pandang mata.
4) Korban bakaran yang biasa dipersembahkannya
di rumah Tuhan.
Korban bakaran adalah
gambaran dari kasih Allah.
Ketika korban bakaran
dipersembahkan, maka korban bakaran itu dibiarkan di atas api Mezbah Korban
Bakaran sampai pagi = sampai hangus, artinya; mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Itu sebabnya, dalam
injil Yohanes 2: 17, "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku",
sama seperti korban bakaran yang hangus di atas api Mezbah Korban Bakaran.
Saudaraku, bukan hanya
Salomo saja yang biasa mempersembahkan korban bakaran di rumah Tuhan, juga bagi
kita ini harus menjadi kebiasaan.
Karena hikmat, Salomo
mendirikan rumah yang baik dan menarik, kemudian ada makanan di mejanya, juga
ada minuman, serta biasa mempersembahkan korban bakaran, selanjutnya kita dapat
melihat cara duduk pegawai-pegawainya, cara
pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian semua tampak
menarik dan baik sehingga indah
dipandang mata.
Semua menarik dan baik
sehingga indah dipandang mata, mari kita lihat gambarannya.
Matius 6: 29-30
(6:29) namun Aku
berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian
seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika
demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang
ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang
kurang percaya?
Seperti bunga bakung
yang di ladang, didandani oleh Tuhan, semua menarik dan baik sehingga indah
dipandang mata.
Kalau di dalam rumah Tuhan ada makanan itulah firman,
ada minuman itulah Roh-El Kudus, ada korban bakaran itulah kasih
Allah, itu bisa terlihat dari cara duduk, cara melayani, cara berpakaian,
semua terlihat baik dan menarik, sehingga indah dipandang mata.
Biarlah ini terjadi
dalam kehidupan kita semua; hidup kita indah dipandang mata,
terlebih dipandang mata Tuhan.
Tidak perlu kita
berusaha untuk indah dipandang manusia, itu adalah pertumbuhan lahiriah /
pertumbuhan yang tidak sehat. Tetapi kalau pertumbuhan rohani sehat, maka yang
lahiriah akan mengikuti.
Kembali kita perhatikan bunga
bakung di ladang;
Kidung Agung 2: 2
(2:2) -- Seperti
bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara
gadis-gadis.
Kalau pertumbuhan
rohani kita sehat, seperti bunga bakung di ladang tanpa bekerja dan tanpa
memintal, maka di mata Tuhan, kita seperti bunga bakung di antara duri-duri.
Duri itu menusuk dan
menyakiti, tetapi kehidupan yang menarik dan baik, sehingga indah di mata
Tuhan, tidak menusuk dan tidak menyakiti sesamanya.
Gembala terhadap
sidang jemaat tidak boleh menyakiti, demikian juga sidang jemaat terhadap
gembala tidak boleh menyakiti. Kita semua harus berpihak kepada pelayanan,
seperti bani Lewi berpihak kepada pelayanan.
Saya sendiri belajar
terus untuk berpihak kepada pelayanan, tidak berpihak kepada saudara sedaging /
suara daging.
Saya bersyukur dengan
firman malam ini, di mata Tuhan, sesuai dengan perkataan-Nya; kita seperti
bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Gadis-gadis = mempelai
perempuan Tuhan.
Manisku -> pribadi
yang baik dan menarik.
Kalau kita semua sudah
tinggal di dalam Tuhan, semua sifat tabiat dari nenek moyang harus dilepaskan,
supaya menarik dan baik sehingga indah dan manis di pandang Tuhan, tidak
menusuk, tidak menyakiti perasaan orang lain.
Kelebihan yang lain dari hikmat, yang diterima oleh Salomo.
1 Raja-raja 3: 9-12
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang
perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi
umat-Mu yang sangat besar ini?"
(3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah
meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau
nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
(3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu,
sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan
pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan
sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Hikmat Tuhan itu; dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat, sehingga dengan demikian, kita terbebas, terpisah, terlepas
dari yang jahat, karena hikmat dapat memberi pengertian yang baik dan faham
menimbang segala perkara.
Biarlah kita mohonkan kepada Tuhan supaya kita memiliki hikmat, karena itu
menunjukkan, bahwa bagi kita; tubuh lebih penting dari pakaian.
Hasilnya.
2 Tawarikh 9: 5-8
(9:5) Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di
negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu,
(9:6) tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang
dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang
besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar.
(9:7) Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini
yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
(9:8) Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu
sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk
TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan
mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka
untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
Hasil jika ada hikmat;
1. Berbahagia, dimulai dari kita, selanjutnya
kepada orang-orang yang di sekitar kita.
2. Karena hikmat; nama Tuhan dipermuliakan.
3. Dimana ada hikmat, disitu ada kebenaran dan keadilan.
Tiga hal tersebut adalah suasana di rumah Tuhan, dan di rumah Bapa di sorga
= bersuasanakan kerajaan sorga, seperti suasana di dalam istana Salomo / rumah
yang didirikan Salomo.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment