IBADAH RAYA MINGGU, 07
SEPTEMBER 2014
Tema: JEMAAT DI
FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 16)
Subtema: TEKUN
MENANTIKAN TUHAN.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada saat malam ini, dan
biarlah Tuhan berkemurahan bagi kita, sehingga kita boleh menikmati pembukaan
rahasia firman Tuhan, dan segala sesuatunya ditolong oleh
Tuhan dan semuanya menjadi indah di hadapan Tuhan.
Kita kembali memperhatikan sidang
jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Tiba saatnya bagi kita untuk membaca
ayat 10 ...
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti
firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku,
maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Sidang jemaat di Filadelfia menuruti firman Tuhan dan
tekun menantikan Tuhan.
Sesuai dengan ayat 8, dengan jelas Tuhan
berkata: engkau menuruti firman-Ku.
Menuruti firman Tuhan, berarti; hidup oleh firman bukan
oleh yang lain-lain.
Selanjutnya, sidang jemaat di Filadelfia juga “tidak menyangkal nama Tuhan, berarti; menyangkal diri
sendiri. Menyangkal
segala sesuatu yang ada di dalam diri sendiri antara lain;
- Menyangkal
kelebihan-kelebihan yaitu
kebenaran diri sendiri, merasa diri lebih baik dan
lebih suci.
-
Menyangkal
harga diri, egosentris,
kekerasan hati.
Kemudian,
setelah menyangkal diri sendiri, diikuti dengan memikul salibnya.
Memikul salibnya; memikul
tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak sebagai kebenaran yang
sejati. Tuhan memberikan ibadah dan tugas – tugas pelayanan ini, memberikan
firman-Nya, Roh-Nya dan kasih-Nya, biarlah itu kita pikul.
Sedangkan salib tiap-tiap orang itu berbeda-beda,
sehingga di dalam pengikutan kita tidak perlu ada persungutan, melainkan ucapan
syukur di hadapan Tuhan.
Kita kembali memperhatikan, bahwa; SIDANG JEMAAT DI
FILADELFIA MENURUTI FIRMAN TUHAN DAN TEKUN MENANTIKAN TUHAN.
Ibrani 10: 35-36
(10:35) Sebab itu janganlah
kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
(10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Kita semua memerlukan ketekunan supaya sesudah melakukan
apa yang menjadi kehendak Allah, selanjutkan akan memperoleh apa yang
dijanjikan oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan ada di antara kita yang melepaskan
kepercayaan yang sudah Tuhan berikan, karena besar upah menantikan orang yang
tetap berpegang teguh dengan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Saat ini kita dipercayakan oleh Tuhan cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan =
firman pengajaran mempelai.
Biarlah berpegang
atas apa yang sudah Tuhan percayakan, jangan dilepaskan.
Pengajaran mempelai harus disertai dengan pengajaran
Tabernakel, sebab tidak mungkin menjadi mempelai kalau tidak menggunakan pola
Tabernakel. Tetapi jika keduanya seiring sejalan, maka terwujudlah pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna (Tabernakel) = menjadi mempelai wanita Tuhan.
Jadi, kita memerlukan ketekunan supaya sesudah
melakukannya, kita memperoleh apa yang dijanjikan.
Mari kita lihat KETEKUNAN ITU.
Ibrani 10: 22-25
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus
ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
oleh karena hati kita telah dibersihkan dari
hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah
dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan
kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah,
berarti bertekun dalam 3 macam ibadah utama, yaitu;
1.
Tekun dalam IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan IMAN.
Dengan memiliki iman, menunjukkan bahwa hati
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh telah dibasuh dengan
air yang murni.
Jadi, kalau hati belum disucikan dari hati nurani
yang jahat dan tubuh belum dibasuh dengan air yang murni, dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak
memiliki iman.
Selanjutnya, orang yang telah disucikan dari hati nurani yang jahat;
menghadap Allah dengan tulus ikhlas.
Jadi, kedatangan kita di sini tidaklah sia-sia,
sebab kita datang beribadah dengan tulus ikhlas dan melayani kepada Tuhan,
tidak hanya untuk menunjukkan diri atas pemakaian Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan ada keinginan untuk meninggalkan Ibadah Pendalaman Alkitab atau ibadah-ibadah yang lain. Biarlah sedapat mungkin
untuk terus mengikuti Ibadah Pendalaman
Alkitab.
Orang yang memiliki iman, melayani Tuhan dengan tulus, itu terlihat dengan jelas, karena adanya kobaran dari dalam dirinya untuk beribadah dan melayani Tuhan.
2.
Tekun dalam IBADAH RAYA
MINGGU disertai dengan kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan PENGHARAPAN.
Pengharapan itu penting dan berguna, sebab
pengharapan kita tidak menjadi sia-sia, sebab Ia yang menjanjikan-Nya setia,
dan segala yang dijanjikan-Nya akan ditepati / digenapi.
Selanjutnya pengharapan itu bagaikan sauh yang
dilabuhkan sampai ke belakang tabir yaitu; Ruangan Maha Suic, berarti dibenarkan sampai kepada kesempurnaan.
3.
Tekun dalam IBADAH DOA
PENYEMBAHAN.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Kasih berguna untuk saling memperhatikan supaya
saling mendorong dalam kasih. Orang yang mengasihi tidak
menonjolkan diri, tetapi rela menanggung dari belakang.
Jika dikaitkan dengan POLA TABERNAKEL, 3 macam ibadah tersebut, terkena pada 3 macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
1.
Ibadah Pendalaman Alkitab terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
Berarti, menikmati roti yang dipecah-pecahkan =
makan daging Yesus, kemudian minum dari cawan anggur = minum darah Yesus Kristus.
Yohanes 6: 55
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar
makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.
Daging Yesus adalah benar-benar makanan dan darah
Yesus adalah benar-benar minuman.
1 Korintus 11: 23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari
Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
(11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan,
sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang
dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya,
menjadi peringatan akan Aku!"
Makan roti, itulah daging Yesus dan minum anggur,
itulah darah Yesus, menjadi peringatan akan Dia, berarti; mengingat suatu peristiwa
yang ajaib yang telah dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib 2000 tahun
yang lalu.
Jadi, ketika kita menikmati tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan
suci, bukan hanya sebatas mengingat saja.
1 Korintus 11: 26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Makan daging Yesus dan minum darah Yesus adalah
untuk memberitakan kematian Tuhan
sampai Ia datang.
Inilah yang dimaksud menjadi peringatan akan Dia.
Filipi 3: 10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia
dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya,
Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus ialah;
-
Mengenal Dia dan mengenal kuasa kebangkitan-Nya.
-
Persekutuan dalam penderitaan-Nya dan menjadi serupa
dengan Dia di dalam kematian-Nya.
Memberitakan kematian tidak harus dengan
berkata-kata atau berteriak di jalan-jalan, melainkan menjadi serupa dengan Dia
di dalam kematian-Nya.
Banyak anak-anak Tuhan yang mengikuti Tuhan,
beribadah melayani Tuhan, tetapi hanya menghendaki sebatas berkat-berkat
lahiriah.
Rasul Paulus adalah teladan yang baik bagi kita , sebab ia mengkehendaki untuk menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, tidak lebih tidak kurang.
Ada banyak kematian tetapi tidak serupa dengan
kematian Yesus Kristus. Tetapi kematian Yesus Kristus; di mana betul-betul
daging tidak bersuara = tidak menuruti keinginan daging.
Kalau dalam hal tertentu daging tidak bersuara,
namun dalam hal yang lain daging bersuara, berarti itu tidak serupa dengan
kematian-Nya.
Pada ayat 5-6, di mana sesungguhnya Rasul Paulus
adalah pribadi yang luar biasa, orang yang familiar, orang yang dihormati dan
disegani, tetapi bagi dia, itu semua menjadi sampah, sebab yang dikehendakinya
adalah menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
2.
Ibadah Raya Minggu terkena pada PELITA EMAS.
= menjadi terang/menjadi kesaksian.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta
itu: itulah ketujuh Roh Allah.
7 obor menyala-nyala di hadapan takhta Anak
Domba, itulah ketujuh Roh Allah, berarti kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh
Allah akan menjadi terang di hadapan Tuhan.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan
di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi untuk menjadi terang, menjadi kesaksian, inilah
kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh.
3.
Ibadah Doa Penyembahan terkena pada MEZBAH DUPA.
Berarti, membakar ukupan/kemenyan sebagai dupa yang harum di hadapan
Tuhan.
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk
dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh
dengan kemenyan: itulah doa orang-orang
kudus.
Cawan emas penuh dengan kemenanyan, itulah doa
orang-orang kudus.
Berarti, menjadi kehidupan doa = rumah doa.
Itulah ketekunan dalam 3 macam ibadah utama. Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah, berarti; tekuan dalam 3 macam ibadah.
Kembali kita memperhatikan ...
Ibrani 10: 26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada
lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Kalau anak Tuhan meninggalkan ibadah dan seorang pelayan
Tuhan meninggalkan tanggung jawab sebagai pelayanan di hadapan Tuhan, maka
korban penghapus dosa tidak berlaku atasnya.
Kalau kita sudah mengerti tentang kebenaran, terkhusus tentang ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, lalu dengan
sengaja menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atas
dia.
Esau melepaskan hak kesulungan, selanjutnya dia merindukan berkat dari hak kesulungan itu sendiri, tetapi sekalipun dia
meraung-raung/menangis, dia tidak akan
menerima berkat dari hak kesulungan itu.
Ibrani 10: 27
(10:27) Tetapi yang ada
ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Yang ada adalah kematian yang mengerikan karena
penghakiman api yang dahsyat menghanguskan semua orang durhaka, yaitu orang
yang menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah.
Lebih dari pada itu ...
Ibrani 10: 28-29
(10:28) Jika ada orang yang
menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua
atau tiga orang saksi.
(10:29) Betapa lebih
beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang
menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih
karunia?
Menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (3 macam
ibadah utama) =
- Menginjak-injak Anak Allah karena menganggap najis darah perjanjian
yang menguduskannya = mengecilkan korban Kristus.
-
Menghina Roh kasih karunia.
Artinya ; tidak menghargai,
karunia-karunia Roh dan
jabatan-jabatan yang Tuhan berikan.
Ibrani 10:38
(10:38) Tetapi orang-Ku yang
benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
Tuhan tidak
berkenan kepada orang-orang yang mengundurkan dirinya, yaitu; orang-orang yang
tidak bertekun menantikan Tuhan. Sama seperti dengan antikris, awalnya mereka
besama-sama dengan anggota-anggota tubuh yang lain, namun karena mereka tidak
sungguh-sungguh, mereka mengundurkan diri/murtad.
Tanda-tanda bagi orang yang bertekun.
Ibrani 10: 37-38
(10:37) "Sebab sedikit,
bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia
yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan
apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
Firman Tuhan berkata: “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan
datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya”.
Pemberitahuan ini menunjukkan bahwa perhatian Tuhan besar
atas kita, di mana waktu sudah tidak lama lagi dan kedatangan-Nya tidak ditangguhkan, tidak ditunda-tunda, Ia akan
datang segera. Perhatian Tuhan ini menunjukkan supaya kita berjaga-jaga senantiasa.
Kemudian, ada hal yang penting yang harus kita perhatikan, di mana; ORANG-ORANG YANG
BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN
sebagai tanda bagi orang yang bertekun.
Roma 3: 28
(3:28) Karena kami yakin,
bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat, bukan
karena usaha seseorang.
Sebagai bukti;
Roma 3: 23-26
(3:23) Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah
ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah
untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan
juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Yesus telah ditentukan oleh Allah untuk menjadi
pendamaian; memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib. Dia harus
menanggung penderitaan untuk menebus dosa manusia. Dengan jalan itulah, Ia
membenarkan orang-orang berdosa.
Jadi, benar sekali bahwa orang benar hidup oleh karena
iman, bukan berdasarkan usaha seseorang.
Saya tambahkan sedikit; tidak ada seorang manusia di atas
muka bumi yang sanggup mempertahankan dirinya benar, suci, apalagi sempurna,
apabila ia menjauhkan diri dari Tuhan.
Roma 3: 27
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
Karena kita dibenarkan oleh
karena iman, dalam
darah-Nya, oleh sebab itu tidak ada dasar untuk bermegah, tidak ada dasar untuk
menyombongkan diri.
Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat,
sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran
iman diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Jadi, Kristus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu
salib, itu adalah kasih karunia.
Sedangkan hukum Taurat;
-
Mata ganti mata, tangan
ganti tangan, gigi ganti gigi.
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan =
orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, berarti; mereka yang berada di
bawah hukum Taurat tidak mendapat keselamatan.
-
Menjalankan ibadah secara lahiriah.
Matius 15: 1-2
(15:1) Kemudian datanglah beberapa orang
Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
(15:2) "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan
sebelum makan."
Orang-orang Yahudi, terlebih orang Farisi dan
ahli Taurat berpegang teguh kepada adat istiadat, itu menunjukkan bahwa mereka
masih hidup/berada di bawah hukum Taurat = tanpa kemurahan/kasih karunia.
Sebagai bukti bahwa mereka masih berada di bawah
hukum Taurat;
Matius 15: 3-6
(15:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek
moyangmu?
(15:4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah
ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti
dihukum mati.
(15:5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada
ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat
digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan
untuk persembahan kepada Allah,
(15:6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan
demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Orang-orang Yahudi, secara khusus ahli-ahli
Taurat dengan orang-orang farisi berpegang teguh pada adat istiadat; maka sebagai konsekuensinya seseorang akan melanggar hukum Allah bahkan melangkahinya, sebab firman Allah bagi mereka itu bukanlah yang utama.
Di sini secara khusus kita perhatikan,
orang-orang Yahudi melangkahi hukum yang kelima, di mana mereka tidak
menghormati ayah dan ibu hanya demi adat istiadat. Mereka berkata, apa yang ada
untuk memelihara orang tuanya telah dipersembahkan kepada Tuhan, maka orang itu tidak wajib lagi menghormati
bapanya dan ibunya.
Saya banyak melihat suku-suku yang berpegang pada
adat istiadat, dan mereka tidak segan-segan melangkahi firman Tuhan demi adat
istiadat mereka.
Perlu untuk diketahui; Tuhan tidak berkenan kepada korban bakaran dan
korban-korban lainnya yang bersifat lahiriah, sungguh Ia datang dalam gulungan
kitab untuk melakukan kehendak Allah (Ibrani
10:7).
Matius 15: 7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Ibadah lahiriah itu sama seperti mulut memuji/memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan,
berarti; tanpa kebenaran di dalam hati, tanpa kasih Allah, dan tidak hidup di
dalam Roh, sehingga ia hanya menjalankan kebenaran diri sendiri, yang sifatnya
lahiriah.
Matius 15: 9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Menjalankan ibadah lahiriah adalah suatu
kesia-siaan, karena ibadah lahiriah = menjalankan ibadah karena menuruti
perintah manusia saja, menuruti aturan-aturan yang ada, bukan aturan yang
berasal dari Tuhan, yaitu firman Tuhan.
Kembali saya katakan, bahwa; ibadah lahiriah itu
mulut memuji Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan, berarti; tidak memiliki
kebenaran iman di dalam hati.
Roma 10: 5
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat:
"Orang yang melakukannya, akan hidup
karenanya."
Kebenaran karena hukum Taurat, yaitu; orang yang
melakukannya akan hidup karenanya, bukan hidup karena iman.
Orang yang semacam ini suka bermegah, suka menunjukkan
kelebihannya, menunjukkan sesuatu yang ia lakukan = bermegah.
Orang yang hidup karena iman, dia hidup oleh iman, bukan
karena usahanya sendiri. Tetapi orang yang hidup di bawah hukum Taurat, maka ia
hidup karena usahanya sendiri, itu sebabnya orang yang semacam ini suka
bermegah, suka menonjolkan diri.
Roma 10: 6-7
(10:6) Tetapi kebenaran
karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah
akan naik ke sorga?", yaitu: untuk
membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah
akan turun ke jurang maut?", yaitu:
untuk membawa Kristus naik dari antara
orang mati.
Kebenaran karena iman; percaya sepenuhnya dengan kuasa
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Turun dan naik à kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus = bergantung pada kemurahan/belas kasih Tuhan, tidak
lagi bergantung/mengandalkan kekuatan diri sendiri/manusia.
Roma 10: 8
(10:8) Tetapi apakah
katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu,
yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman,
yang kami beritakan.
Firman iman itu sangat dekat, tidak jauh, yakni di dalam
mulut dan di dalam hati.
Sedangkan mereka yang berada di bawah hukum Taurat;
menjalankan ibadah secara lahiriah, mulut memuji Tuhan tetapi hati jauh dari
Tuhan = tidak memiliki kebenaran iman di dalam hati. Tetapi mereka yang
memiliki kebenaran iman; firman iman itu sangat dekat sekali, yaitu di dalam
mulut dan di dalam hati.
Itulah firman iman; firman yang disampaikan oleh Rasul
Paulus kepada sidang jemaat di Roma, jadi bukan pemberitaan firman yang
lain-lain.
Kalau kita ingat pernyataan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 1: 20-24, dengan tegas ia
berkata: “orang Yahudi menghendaki
tanda, orang Yunani menghendaki hikmat, tetapi kami memberitakan firman tentang
Kristus yang disalibkan.”
Kebenaran iman itu datang dari salib Kristus, itulah
firman iman, bukan firman yang lain-lain.
Firman iman sangat tajam sekali, ia menusuk amat dalam,
sehingga mengoreksi 3 perkara yang tidak dapat dilihat mata manusia; jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum, juga pertimbangan dan pikiran hati manusia.
Pendeknya; firman iman yang begitu
tajam mampu menyucikan dosa yang terselubung dalam 3 perkara diatas tersebut.
Roma 10: 9
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan.
Selanjutnya, firman iman itu dekat sekali, yaitu;
-
Di dalam mulut, berarti mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Kisah Para Rasul 4: 10-12
(4:10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel,
bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang
Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari
antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan
sehat sekarang di depan kamu.
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu
kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam
Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Keselamatan itu tidak ada di dalam siapapun juga
selain di dalam Dia. Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia, selain Yesus Kristus, Dialah Tuhan dan Juruselamat.
Kalau kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, niscaya
kita beribadah, berbakti dan menyembah hanya kepada Tuhan, tidak kepada batu
(kekerasan hati) dan kayu (hawa nafsu dan keinginan daging), yang sama dengan
itu bukit batu yang tinggi (kesombongan) dan bernaung di bawah pohon yang
rindang (mencari keteduhan tetapi dengan cara-cara manusia daging), itu semua
adalah berhala.
Bagaimana dengan kita? Apakah kebenaran iman itu
dekat dengan mulut, atau sebaliknya masih berada di bawah hukum Taurat, yaitu mulut memuji Tuhan tetapi hati
jauh dari Tuhan? Bagaimana mungkin bisa menyatu dengan Tuhan, jika mulut dan
hatinya saja belum menyatu?
Mulut ada di kepala, sedangkan hati ada di tubuh, kalau mulut dan hati tidak menyatu, maka tidak akan mungkin terwujud penyatuan antara tubuh
dengan kepala.
-
Tubuh à gereja Tuhan.
-
Kepala à Kristus.
Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik.
Jangan menjadi sama dengan orang dunia, baik lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik, karena
mereka tidak mengenal kebenaran oleh
iman, tidak mengenal Yesus
Kristus yang menghapus dosa manusia.
Jemaat di Filadelfia menuruti firman untuk
bertekun menantikan Tuhan, bagaimana dengan kita; menuruti firman tetapi tidak
bertekun, apakah itu mungkin? Tentu tidak.
Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik,
supaya kita murni di hadapan Tuhan.
Kalau kita dibenarkan karena iman di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini; kita selalu menempatkan diri di bawah kaki
Tuhan dan merendahkan diri selalu.
Tidak ada artinya kelihatan dipakai oleh Tuhan, kemudian mengadakan banyak mujizat oleh manifestasi Roh Kudus, semua itu tidak ada
artinya kalau kita tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Janganlah kita mengeraskan hati, sebab kalau kita
mengeraskan hati, maka Tuhan turut keraskan hati.
-
Di dalam hati berarti hati percaya bahwa Allah telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
1 Korintus 15: 20
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati
sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal.
Kita patut bersyukur, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari antara
orang-orang mati.
1 Korintus 15: 14-15, 17-19
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena
tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia
tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak
dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada
Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah
kepercayaan kita kepada Tuhan, sebab jika Kristus tidak dibangkitkan dari
antara orang mati, maka manusia tetap hidup dalam dosanya, demikian juga binasa
orang yang mati dalam Kristus.
Selanjutnya, di sini dikatakan: jika dalam hidup
ini saja menaruh pengarapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang
paling malang dari segala manusia.
Hidup satu kali, tidak ada kebangkitan, maka
ibadah pelayanan ini sia-sia, pengikutan kita sia-sia, sia-sia juga kepercayaan
kepada Kristus, pemberitaan firman menjadi sia-sia dan kita adalah orang-orang
yang paling malang, dan akhirnya si pemberita juga menjadi pendusta kalau ternyata Yesus tidak dibangkitkan.
Kalau hati percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan, itu menunjukkan bahwa hati telah dibaharaui, ditahirkan dan menjadi baru,
itu adalah kuasa kebangkitan =
pembaharuan manusia batiniah.
Mari kita lihat; KETIKA HATI DITAHIRKAN.
Matius 9: 17
(9:17) Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit
yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu
terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang
dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Kantong kulit yang baru menggambarkan pembaharuan
kirbat = hati yang telah dibaharui.
Kalau terjadi pembaharuan kirbat, yaitu hati
dibaharui seseorang akan; menghargai segala kemurahan-kemurahan Tuhan.
Sebab kantong kulit yang baru memelihara anggur
yang baru, sebaliknya anggur yang baru memelihara kantong kulit yang baru,
sehingga kedua-duanya terpelihara.
Anggur baru disebut juga dengan pembukaan rahasia firman Tuhan, akan memelihara
kantong kulit yang baru dan
sebaliknya, sehingga kedua-duanya akan terpelihara, saling menguntungkan kedua
belah pihak= simbiosis mutualisme.
Banyak firman yang terabaikan begitu saja, itu
karena hati belum dibaharui, belum ditahirkan, oleh sebab itu, anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit
yang tua, karena itu merupakan kesia-sian.
Jadi kalau mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
hati percaya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari kematian, maka firman
Tuhan berkata: “maka kamu akan
diselamatkan”. Dalam Roma 10:10 dikatakan; “karena dengan hati
orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”
Syarat memperoleh kebenaran iman.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul
dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Iman itu timbul dari pendengaran oleh firman Kristus, oleh
firman yang diurapi.
Iman itu bukan timbul dari melihat, tetapi dari mendengar
firman Kristus.
Firman Kristus, firman yang diurapi; ayat satu
menjelaskan ayat yang lain, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain, tidak
ditambahkan dan tidak dikurangkan = murni.
Kita akan melihat pribadi yang demikian ...
Roma 4: 1-3
(4:1) Jadi apakah akan kita
katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
(4:2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka
ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
(4:3) Sebab apakah dikatakan
nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Abraham percaya kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkan
itu sebagai kebenaran.
Jadi, iman atau kepercayaan itu timbul dari mendengar
firman Kristus, firman yang diurapi, sama seperti Abraham; ia dibenarkan karena
kepercayaannya kepada Tuhan, bukan karena melihat.
Roma 4: 4-5
(4:4) Kalau ada orang yang
bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
(4:5) Tetapi kalau ada orang
yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka,
imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
Percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka,
imannya itu diperhitungkan sebagai kebenaran di hadapan Tuhan.
Sebagai pembuktian;
Ibrani 11: 8
(11:8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia
berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
Karena iman, Abraham taat, patuh pada ajaran yang dia
dengar, sehingga ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya
menjadi milik pusakanya, sekalipun tidak mengetahui tempat yang ia tuju.
Taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Itulah iman; percaya walaupun tidak melihat, dan kita
juga harus percaya terhadap apa yang diteladani oleh Abraham ini, karena pada
waktu ia dipanggil kita tidak melihat peristiwa ini, tetapi kita harus percaya
pada peristiwa ini.
Ibrani 11: 9
(11:9) Karena iman ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub,
yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Karena iman, ia menjadi ahli waris, menerima warisan
sebagai milik pusaka, itulah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, yaitu tanah
Kanaan, dia tinggal sebagai pendatang di sana.
Tetapi tidak berhenti sampai di situ, ada tindakan
Abraham ketika ia tinggal di Kanaan; ia tinggal di kemah, dengan Ishak
dan Yakub.
Tinggal di kemah, berarti; diam di dalam rumah Tuhan.
Kalau kita perhatikan kemah yang didirikan oleh Musa,
kita bisa melihat sedetail mungkin, sekecil apapun yang ada di dalamnya, bisa kita lihat dan ketahui, mulai dari timur
sampai ke barat, dengan tiga daerah, yaitu; daerah halaman, ruangan suci dan
ruangan maha suci, kita mengetahui lebar dan panjang halaman,
lebar, panjang dan tinggi ruangan suci juga ruangan maha suci, dan arti-arti
rohaninya jikalau Tuhan kehendaki dan berkenan dalam setiap pemberitaan-pemberitaan
dalam 3 macam ibadah utama.
Tuhan perlihatkan demikian rupa, supaya kita kembali pada
wujud semula, segambar dan serupa dengan Allah, menjadi sama mulia dengan Dia.
Inilah sasaran akhir dari kebenaran iman, itulah
perjalanan panjang dari Abraham, mulai ketika ia dipanggil dari Ur-Kasdim
sampai tanah Kanaan.
Banyak hal yang yang mustahil dalam kehidupan Abraham;
umur yang sudah senja dan sudah mati pucuk, tetapi Tuhan justru memberi janji
kepada yang mati pucuk, yang tidak mungkin lagi menghasilkan keturunan, tetapi
justru kemuliaan Allah dinyatakan, karena kepercayaan Abraham diperhitungkan
sebagai kebenaran. Dan akhirnya Abraham sebagai yang mati pucuk menjadi bapa
bagi orang percaya. Sungguh heran dan ajaib Allah
yang kita sembah.
Ibrani 11: 10
(11:10) Sebab ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar,
yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Sebagai seorang pendatang, ia rindu dengan tanah air
sorgawi, yaitu menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar yang direncanakan dan
yang dibangun oleh Allah, itulah kota Yerusalem yang baru/kota mempelai Tuhan.
O… Yerusalem
baru kota mulia, hatiku rindu kesana. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment