IBADAH RAYA MINGGU, 14
SEPTEMBER 2014
Tema: JEMAAT DI
FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 17)
Subtema: DILINDUNGI PADA HARI PENCOBAAN YANG AKAN MENIMPA DUNIA.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada saat malam ini, dan
biarlah Tuhan berkemurahan bagi kita, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, dan segala sesuatunya ditolong oleh Tuhan dan semuanya menjadi indah di
hadapan Tuhan.
Kita segera memperhatikan sidang
jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3:
7-13.
Kita kembali membaca ayat 10 ...
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti
firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku,
maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Bagian dari ayat 10
yang harus kita perhatikan terlebih dahulu adalah: “karena engkau menuruti
firman-Ku”.
Setelah dikoreksi,
Tuhan mengetahui keberadaan sidang jemaat di Filadelfia, itu sebabnya Tuhan
berkata: “Karena engkau menuruti
firman-Ku”.
Kalau seseorang
menuruti firman Tuhan, berarti ia hidup oleh firman, tidak hidup oleh yang
lain-lain.
Kalaupun diberkati,
Tuhan memberikan posisi, kedudukan yang baik, itu hanyalah bonus saja, tetapi
orang yang menuruti firman; hidup oleh firman, bukan hidup karena yang
lain-lain.
Kita lihat dari SISI PRIBADI YESUS KRISTUS.
Yohanes 1: 1, 14
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
(1:14) Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman menjadi
manusia = firman mendarah daging, itulah pribadi Yesus Kristus, Dia menuruti
setiap perkataan-perkataan Allah, Dia hidup oleh firman Allah.
Kalau firman Allah
mendarah daging, maka seseorang akan menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat
dikenal dan dibaca oleh setiap orang, di manapun kita berada, duduk dan
berdiri.
Kalau kita setia,
orang dapat membaca Matius 25, bagaikan hamba yang pertama dan kedua setia memikul tanggung jawab dalam
perkara kecil. Kalau kita rendah hati dan lemah lembut orang lain dapat membaca
Matius 11:28-29 tertulis pada loh-loh daging yaitu di dalam hati, dan
sebagainya.
Bukti bahwa Yesus
hidup oleh firman.
Matius 4: 1-2
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun
untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah
berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Setelah berpuasa 40
hari 40 malam, akhirnya laparlah Yesus, dan hal ini diketahui dengan jelas oleh
Iblis/Setan.
Tuhan mengamat-amati hati dan batin manusia, demikian juga dengan
Iblis/Setan.
Matius 4: 3-4
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah."
Ujian/cobaan yang
pertama Iblis/Setan berkata: “Perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti”.
Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Kalau menuruti firman; hidup oleh firman, bukan hidup
untuk roti makanan. Makan untuk hidup, tetapi
hidup bukan untuk roti makanan, melainkan kita hidup oleh firman Allah.
Adalah berbahagia kalau kita hidup menuruti firman, kita
hidup oleh firman. Kalau seseorang hidup oleh karena status, orang semacam ini
suka bermegah, menyombongkan diri, dibenarkan oleh hasil usaha, persis seperti
ahli Taurat, tetapi yang benar; orang benar hidup oleh iman.
Oleh sebab itu, biarlah kita menuruti firman supaya hidup
oleh firman dan tidak bermegah dalam hal apapun.
Ujian yang kedua yang harus dihadapi oleh
Yesus Kristus adalah dimana ketika Yesus dibawa ke bubungan Bait Allah, lalu
Iblis/Setan memerintahkan supaya Ia menjatuhkan diri.
Yesus menjawab: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Kalau Tuhan membawa kita pada puncak kekudusan, jangan
mempermain-mainkan kesucian Tuhan, jangan mencobai Tuhan.
Tuhan telah membawa kita sampai sejauh ini dengan
kedalaman firman Tuhan, jangan cobai Tuhan, sebab Yesus sendiri tidak mau
menjatuhkan diri = tidak mencobai Tuhan.
Saya mau sampaikan malam hari ini; apabila seseorang
jatuh dalam dosa, maka ia, orang lain, bahkan malaikat sekalipun tidak sanggup
menatang, hanya Tuhan yang sanggup menatang. Oleh sebab itu, jangan permainkan
kesucian, jangan cobai Tuhan dalam hal kesucian. Pemuda/i, awasi diri, awasi
ajaranmu, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.
Ujian yang ketiga yang harus dihadapi oleh
Yesus Kristus adalah Iblis membawa Yesus ke atas gunung dan memperlihatkan
kerajaan dunia serta kemegahannya, semua itu akan diberikan, dengan syarat;
menyembah kepada Iblis/Setan.
Tetapi Yesus kembali menjawab: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Ibadah pelayanan nomor satu, kemegahan dunia, pekerjaan,
dan segala sesuatu yang ada di dunia ini nomor dua, tiga dan seterusnya.
Jangan berbakti kepada segala kerajaan dan kemegahan
dunia!
Tiga kali menghadapi ujian,
Yesus selalu berkata: “Ada tertulis”,
bukti bahwa Ia menuruti firman dan hidup oleh firman.
Masa depan kita ada di tangan Tuhan, bukan pada pekerjaan, kedudukan, jabatan.
Kalau diberkati, nikmati saja, tetapi bukan itu yang menjadi prioritas hidup,
melainkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sampai memperoleh kehidupan yang
kekal.
Selanjutnya, mari kita lihat; SISI SAMUEL.
1 Samuel 3: 19
(3:19) Dan Samuel makin
besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada
satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Samuel yang masih muda disertai Tuhan, dan tidak satupun
dari firman Tuhan itu dibiarkannya gugur, itu menunjukkan bahwa Samuel hidup
oleh firman karena menuruti firman, firman itu berhasil dalam kehidupannya, dan
firman itu juga menjadikan kita berhasil.
Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran/firman, maka
semuanya akan ditambahkan, biarkan firman itu bekerja/sampai berhasil.
Pertanyaannya: APA YANG MEMBUAT SAMUEL HIDUP OLEH FIRMAN,
MENURUTI FIRMAN, BAHKAN FIRMAN ITU TIDAK DIBIARKAN GUGUR?
1 Samuel 3: 1
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli.
Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
Samuel yang
masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan imam Eli.
Layanilah Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang
diperoleh tiap-tiap orang, melayani
Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala, lakukanlah yang baik untuk Tuhan, tanpa kepentingan-kepentingan
pribadi, sebagaimana Samuel.
Kalau kita perhatikan di sini; pada waktu itu tidak ada
firman, tidak ada penglihatan-penglihatan, tetapi bukan berarti Samuel tidak
mau menerima firman dan penglihatan, karena pada waktu itu Tuhan tidak memakai
imam Eli oleh karena kejahatan anak-anaknya dibiarkan saja, tetapi sekalipun
begitu Samuel tetap melayani Tuhan.
Apa yang bisa kita perbuat di hadapan Tuhan, lakukan
saja.
Kebiasaan dari kebanyakan
orang; melakukan sesuatu hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi tidak
demikian dengan Samuel. Inilah kunci sukses dari Samuel.
1 Samuel 3: 2-3
(3:2) Pada suatu hari Eli,
yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring
di tempat tidurnya.
(3:3) Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait
suci TUHAN, tempat tabut Allah.
Selanjutnya, lampu rumah Allah belum lagi
padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah, dalam Ruangan Maha Suci.
Perhatikan perkataan di sini: “Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait
suci TUHAN, tempat tabut Allah”, menunjukkan bahwa Samuel dengan mudahnya masuk
dalam pengalaman kematian.
Untuk masuk dalam pengalaman kematian tidaklah mudah,
persoalannya manusia senantiasa menuruti pikiran dan perasaan daging. Tetapi
kalau kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus,
mudah sekali masuk dalam pengalaman kematian sesuai Filipi 2; Dia meninggalkan sorga-Nya, tidak mempertahankan
milik sebagai hak yang harus dipertahankan, mengambil rupa sebagai seorang
hamba, dan sebagai manusia, Dia merendahkan diri sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Daging ini seringkali angkat suara apabila tidak
menguntungkan tidak berpihak kepada kita, tetapi lampu Bait Allah belum padam,
Samuel sudah tidur. Orang mati dagingnya tidak bersuara.
Sedikit kesaksian;
Pada hari Kamis saya ke Jakarta
untuk melayat seorang hamba Tuhan. Saya melihat pada hari Kamis, jenazah beliau
diam dan tenang, dua hari kemudian, hari Sabtu kemarin, saya kembali ke Jakarta untuk melayat, saya melihat jenazah beliau tetap diam dan tenang artinya; daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menuruti hawa nafsu
dan keinginan daging.
Di sinilah keberhasilan dari
Samuel, di mana dia takluk pada firman,
mau menuruti firman, oleh
sebab itu, kalau dikoreksi lewat
pemberitaan firman, terima saja dengan
lemah lembut. Lebih baik kita takluk pada
firman, dari pada takluk pada daging dengan keinginannya.
Dalam Roma 8:7
dikatakan: orang yang hidup menurut daging/menuruti hawa nafsu dan keinginan
daging, adalah seteru Allah, karena dia tidak takluk pada hukum Allah.
Ada tertulis darah dan daging tidak mewarisi Kerajaan
Sorga. Juga ada tertulis tanpa kesucian, tidak satupun manusia melihat Allah.
Yohanes 11: 11-14
(11:11) Demikianlah
perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara
kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari
tidurnya."
(11:12) Maka kata
murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan
sembuh."
(11:13) Tetapi maksud Yesus
ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan
sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
(11:14) Karena itu Yesus
berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;
Tidur di sini adalah bukan dalam arti lahiriahnya,
melainkan arti rohaninya, yaitu masuk
dalam pengalaman kematian.
Berarti daging tidak lagi bersuara, tidak lagi menuruti
hawa nafsu dan keinginannya.
Dalam suratan Yakobus
1:21 berkata, terimalah firman Allah dengan lemah lembut yang tertanam
dalam hatimu, sebab itu yang menyelamatkan jiwamu.
Ada yang lucu di sini ...
Yohanes 11: 15-16
(11:15) tetapi syukurlah Aku
tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat
belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
(11:16) Lalu Tomas, yang
disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain:
"Marilah kita pergi juga untuk mati
bersama-sama dengan Dia."
Setelah Tomas mengerti arti rohani tidur, akhirnya dia
menerima dengan ketulusan dan keikhlasan apa yang dinyatakan Yesus Kristus, sebab Tomas berkata kepada murid-murid Yesus
yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk
mati bersama-sama dengan Dia.” Sepertinya bahasa ini konyol, lucu, tetapi ada kepolosan di dalamnya.
Perkataan marilah kita mati bersama-sama dengan Dia, berarti
jangan menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Kita kembali dalam....
1 Samuel 3: 19-20
(3:19) Dan Samuel makin
besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang
dibiarkan-Nya gugur.
(3:20) Maka tahulah seluruh
Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
Kalau menuruti firman dan hidup oleh firman, maka
disertai Tuhan. Selanjutnya Tuhan mempercayakan jabatan nabi kepada Samuel.
Oleh karena kematian dan kebangkitan Yesus, Ia telah
memberikan 5 jabatan, dan salah satunya adalah jabatan nabi telah diberikan kepada Samuel.
Dan seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada
Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Bukti bahwa Tuhan memberikan jabatan nabi kepada Samuel.
Dalam 1 Korintus
14: 3, tugas seorang nabi adalah bernubuat = membangun, menghibur,
menasihati.
Malam ini kita telah menerima nasihat-nasihat firman,
itulah firman para nabi untuk membangun kehidupan kita.
Setelah kita dinasihati, firman para nabi juga menghibur, karena setiap kita menerima firman para nabi, di situ ada
jalan keluar dari setiap masalah yang kita alami, dan itu adalah penghiburan
dari firman para nabi.
Saya heran melihat kebanyakan orang Kristen; ketika
mendengar pemberitaan
tentang mujizat, pemberitaan tentang
berkat, begitu
antusiasnya, tetapi ketika pemberitaan firman para nabi disampaikan, sangat sedikit orang yang mau menerimanya.
Firman para nabi menyingkapkan segala yang terselubung. Setelah
selubung itu disingkapkan oleh firman para nabi, itulah yang membawa kita kembali pada wujud yang semula.
Manusia diciptakan oleh firman, langit dan bumi
diciptakan oleh firman, tetapi mengapa ketika firman para nabi/firman nubuatan disampaikan
banyak yang menolaknya?
Bukan berkat-berkat secara lahiriah yang membawa saudara masuk ke dalam
kerajaan Sorga, melainkan kesucian oleh firman.
Berkat itu hanyalah bonus saja, dan janganlah kita
bermegah dengan bonus-bonus itu.
Terimalah firman Allah, hidup oleh firman, menuruti
firman. Manusia hanyalah seperti uap yang akan habis begitu saja, juga
digambarkan seperti rumput, kemuliaannya seperti bunga rumput, kalau rumput
kering, bungapun gugur. Tetapi firman Allah kekal untuk selama-lamanya. Lalu
mengapa masih banyak orang yang menolak pembukaan rahasia firman yang disebut
juga dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus?
Dan jabatan nabi telah diberikan kepada Samuel untuk
menyingkapkan segala yang terselubung.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap,
firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bila terjadi penyingkapan rahasia firman Tuhan;
1.
Memberi terang, berarti tidak tinggal
dalam kegelapan dosa = tidak menyembunyikan dosa dalam kegelapan.
2.
Memberi pengertian kepada orang bodoh, tujuannya; supaya tidak
mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Sesungguhnya, untuk ukuran manusia duniawi, saya adalah
orang bodoh; saya tidak fasih lidah, daging masih kuat bersuara, itu sebabnya
saya tolak permintaan orang tua saya untuk masuk sekolah Alkitab.
Tetapi setelah Tuhan memanggil untuk menjadi hamba Tuhan
dan selanjutnya menerima jabatan gembala, juga Tuhan pakai dalam pembukaan
rahasia firman, itu karena kemurahan Tuhan, karena saya mau menyerah di hadapan
Tuhan.
Kembali kita melihat PRIBADI SAMUEL, di mana Tuhan meneguhkan
jabatan nabi atas Samuel.
1 Samuel 3: 11-14
(3:11) Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel,
sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.
(3:12) Pada waktu itu Aku
akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya,
dari mula sampai akhir.
(3:13) Sebab telah
Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya
karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat
Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!
(3:14) Sebab itu Aku telah
bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan
korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."
Saat Samuel tidur, di situlah Tuhan meneguhkan jabatan nabi
kepadanya, Tuhan menyatakan, menyingkapkan rahasia
tentang keberadaan imam Eli dan keluarganya, yang
tidak didengar oleh telinga orang lain.
Itulah nabi, mudah sekali mengerti keberadaan orang lain,
karena Tuhan langsung berbicara kepada seorang nabi.
Dahulu saya tidak mengerti mana orang baik dan tidak benar.
Yang saya tahu, kalau seseorang
duduk dengan diam, saya berpikir bahwa dia adalah orang baik,
ia adalah orang benar. Tetapi oleh karena firman para nabi, firman nubuatan,
saya dapat mengetahui sedikit
banyaknya tentang keadaan seseorang.
Kekurangan keluarga imam Eli telah disingkapkan oleh Tuhan
kepada Samuel; Hofni dan Pinehas berbuat zinah dengan perempuan-perempuan di
depan pintu kemah pertemuan, dan tidak menghargai korban-korban Kristus.
Semua itu disingkapkan oleh Tuhan kepada Samuel karena
Tuhan telah meneguhkan Samuel untuk menjadi seorang nabi.
Dan kalau malam hari ini Tuhan menyatakan, menyingkapkan
rahasia firman, menyingkapkan segala yang terselubung dalam hati, ini merupakan
kemurahan Tuhan kepada kita.
Firman nubuatan yang kita terima dalam kandang
penggembalaan, itu merupakan kemurahan hati Tuhan, sebab Tuhan mau mengambil
seluruh aib, cacat cela, dosa kejahatan, dosa kenajisan, supaya kita
ditempatkan di hadapan-Nya tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu =
kudus tidak bercela.
Kalau kita digembalakan oleh firman nubuatan, Tuhan tidak
bermaksud untuk menyakiti saya dan saudara, melainkan Tuhan ingin mengambil aib
kita semua.
Di sini kita melihat; segala yang terselubung
disingkapkan, sehingga kejahatan dari imam Eli ini akan membuat bising telinga
orang-orang Israel, karena firman nubuatan yang disampaikan itu akan membuat
bising telinga orang yang mendengar berhubung banyaknya dosa kejahatan dan dosa
kenajisan anak-anak imam Eli.
Malam ini, apakah imanmu terguncang oleh firman nubuatan
karena berita ini membuat bising telinga, lalu saudara mundur dari firman
pengajaran mempelai? Itu adalah suatu kerugian yang besar.
Karunia nabi tunduk kepada seorang nabi. Seorang imam
biarlah tunduk kepada seorang nabi, untuk menunjukkan bahwa ia menghargai
firman para nabi, firman yang rahasianya disingkapkan. Kiranya hal ini dapat
kita pahami dengan baik.
Dua sisi kita sudah perhatikan yaitu; pribadi Yesus dan
Samuel, mereka hidup oleh firman karena menuruti firman.
Samuel berhasil karena menuruti firman Tuhan. Kalau
firman menyingkapkan segala yang terselubung, itu berarti firman berhasil dalam
hidup kita, dan tunggu saja waktu Tuhan, di mana firman itu membuat kita
berhasil.
Lakukan saja apa yang baik untuk Tuhan, orang benar hidup
oleh iman, bukan karena usaha sendiri.
1 Samuel 3: 21
(3:21) Dan TUHAN selanjutnya
menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan
perantaraan firman-Nya.
1 Samuel 4: 1A
(4:1) Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.
Tuhan menyatakan diri kepada Samuel dengan perantaraan
firman Allah, dan akhirnya perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.
Saya merindukan kita semua dipakai untuk menyatakan
pembukaan rahasia firman dari Timur sampai ke barat, seperti kilat yang
memancar melontarkan cahayanya dari timur sampai ke barat, sebagaimana
pembangunan rumah Tuhan dimulai dari timur sampai ke barat.
Biarlah kita hidup oleh firman, daging tidak bersuara
lagi, supaya kita berhasil seperti Samuel.
Setelah hidup menuruti firman, berarti hidup oleh firman
sampai firman itu mendarah daging ...
Pertanyaannya; FIRMAN SEPERTI APA YANG DITERIMA/DITURUTI
OLEH JEMAAT DI FILADELFIA?
Wahyu 3: 8
(3:8) Aku tahu segala
pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup
oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak
menyangkal nama-Ku.
Tuhan berkata: “Engkau
menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”
Tidak menyangkal nama Tuhan berarti menyangkal diri dan
pikul salibnya, inilah firman yang mereka turuti, bukan firman yang ditambahkan
dan dikurangkan, jemaat di Filadelfia menghargai pemberitaan firman tentang
salib.
Matius 16: 24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Syarat untuk mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan: menyangkal
diri dan memikul salib = rela kehilangan nyawa karena Tuhan, karena ibadah,
karena pelayanan.
Jangan melayani Tuhan, tetapi tidak sangkal diri dan
tidak mau pikul salib, itu tidak memenuhi syarat untuk melayani Tuhan. Demikian
juga dengan sidang jemaat, untuk menerima firman harus sangkal diri dan pikul
salib, kalau tidak, apa yang didengar akan mental, firman itu tidak mendarah
daging.
Tidak satupun manusia sanggup, mempertahankan dirinya
hidup suci kalau ia menolak firman nubuatan, firman yang rahasianya
disingkapkan.
Oleh sebab itu, syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan
adalah sangkal diri dan pikul salib.
-
Menyangkal diri, berarti tidak mengakui
kelebihan-kelebihan diri sendiri = tidak bermegah.
-
Memikul salibnya.
Salib setiap orang berbeda-beda. Tuhan telah
memberikan ibadah, dan tugas-tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah. Tuhan
memberikan firman-Nya, kasih-Nya, Roh-Nya, itu harus dipikul di atas pundak
kita masing-masing.
Matius 16: 26
(16:26) Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Kalau kita menerima firman tentang salib Kristus; segala
sesuatu yang ada di atas muka bumi ini tidak lebih berguna dan tidak lebih
berharga dari pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Terimalah dengan lemah lembut firman para nabi, firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk menyingkapkan segala yang
terselubung.
Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu
Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga.
Memberitakan kematian Yesus kepada 12 murid = pemberitaan
firman tentang salib Kristus.
Yesus memberitakan bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga = menerima
pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Yang diberitakan oleh Yesus adalah pemberitaan firman
tentang salib, bukan berkat-berkat lahiriah.
Oleh sebab itu, mereka yang menolak pemberitaan firman
tentang salib Kristus akan menjadi batu sandungan seperti orang Yahudi, sebab
mereka hanya menghendaki tanda/mujizat.
Mujizat boleh saja terjadi, ditengah-tengah ibadah
pelayanan kepada Tuhan, dimana yang sakit menjadi sembuh, misalnya; yang lumpuh
berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar, serta mengusir setan dan
lain-lain, tetapi bukan itu yang utama, tetapi yang utama adalah pemberitaan
firman tentang salib Kristus = firman penyucian.
Matius 16: 22-23
(16:22) Tetapi Petrus
menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah
menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling
dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis.
Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus, berarti
menerima ajaran Setan, seperti Simon Petrus.
Itu sebabnya Yesus berkata: “Enyahlah Iblis”, mengusir ajaran setan.
Biarlah firman ini mengubah konsep, cara berpikir, sudut
pandang kita sekarang. kalau kita mau mengikut Tuhan, harus sangkal diri, pikul
salib, inilah yang benar.
Banyak gereja yang mengecilkan pemberitaan firman tentang
salib. Menyampaikan dua tiga ayat, lalu ditambahkan dengan berkat-berkat,
tetapi menolak firman yang menyucikan dosa yang terselubung.
Saya tidak mau kita semua mengadopsi ajaran setan, sebaliknya
saya rindu kita semua menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus, sebab
kebenaran yang sejati letaknya pada salib Kristus.
Saudaraku, menolak pemberitaan firman tentang salib
Kristus; menjadi batu sandungan = menghambat pembangunan tubuh Kristus.
1 Korintus 1: 21-23
(1:21) Oleh karena dunia,
dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan
menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi
suatu kebodohan,
Pemberitaan firman tentang salib bagi orang Yahudi adalah
batu sandungan, karena mereka hanya mencari tanda-tanda heran atau
mujizat-mujizat semata.
Dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan, karena
mereka hanya mencari hikmat, seperti ahli Taurat; yang mengerti firman tetapi
tidak menjadi pelaku.
Tetapi Rasul Paulus memberitakan firman tentang salib
Kristus di tengah-tengah pelayanannya dihadapan jemaat di Korintus, sebab dia memiliki
satu tujuan yaitu untuk mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu
laki-laki yaitu mempelai Laki-Laki Sorga, sebagai perawan suci.
Biarlah kita terus belajar menerima pemberitaan firman
tentang salib Kristus, jangan menjadi batu sandungan atas pembangunan tubuh
Kristus.
Awalnya Simon Petrus mengikuti Yesus hanya sebatas
mujizat-mujizat, ia menjadi batu sandungan, tetapi setelah Yesus mengalami
kematian, kemudian bangkit pada
hari ketiga, selanjutnya Ia naik (dipermuliakan), Roh Kudus
dicurahkan, Rasul Petrus dipakai dalam
kegerakan yang besar.
Pengalaman kematian dan kebangkitan mengubah cara berfikir
dan sudut pandang Simon Petrus.
Kita kembali memperhatikan Matius 16: 23 ...
Ajaran setan menjadi batu sandungan dalam rencana Allah
yang besar, yaitu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, bertujuan untuk
mempertunangkan sidang jemaat kepada mempelai Laki-Laki Sorga sebagai perawan
suci.
Kalau seseorang menjadi batu sandungan dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna; ia hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia
daging.
Manusia daging hanya memikirkan apa yang berasal dari
daging, untuk memuaskan hawa nafsunya.
Jangan ada di antara kita menjadi penghambat dalam
rencana Allah yang besar ini, yaitu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.
Jangan memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia!
Tetapi pikirikanlah apa yang dipikirkan oleh Allah.
Pikiran Allah untuk menyelamatkan seisi dunia dari dosa,
untuk dapat bersanding dengan Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga, lewat
perjamuan kawin Anak Domba.
Ayat-ayat firman ini sudah berulang kali kita terima, menunjukkan
bahwa Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya kepada kita, Dia mengetahui keadaan kita.
Biarlah apa yang kita terima, itu semua mendarah daging,
kita menuruti firman, sampai akhirnya kita hidup oleh firman.
Matius 10: 38-39
(10:38) Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
(10:39) Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus supaya
kita dimampukan untuk menyangkal diri dan memikul salib = rela kehilangan
nyawa, sebagai syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan.
Matius 10: 34-35
(10:34) "Jangan kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan
untuk membawa damai, melainkan pedang.
(10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya,
anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
Pada kedatangan-Nya yang kedua kalinya; Tuhan datang ke
bumi untuk membawa pedang.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus itu pedang,
sebab kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib, itulah pedang. Di luar
pemberitaan tentang salib tidak ada kebenaran.
Jadi, pedang adalah pemberitaan firman tentang salib.
Tujuan
membawa pedang; supaya terjadi pemisahan, anak laki-laki dari ayahnya,
anak perempuan dari ibunya, menantu dengan mertua, artinya; tidak kompromi
dengan dosa.
Ada kalanya kita kompromi dengan dosa, tetapi dengan
menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus akan terlihat bahwa kita
betul-betul terpisah dengan tabiat daging, dengan dosa.
Pemberitaan firman tentang salib memisahkan kita dari
tabiat daging.
Matius 10: 36-37
(10:36) dan musuh orang
ialah orang-orang seisi rumahnya.
(10:37) Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku.
Tuhan merindukan supaya kita semua menjadi layak lewat
pedang Allah, pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Tujuannya; supaya terjadi pemisahan dari tabiat daging,
sekalipun itu adalah ayah, ibu, anak, menantu atau mertua.
Tuhan mau putuskan dosa. Perhatikan; kesalahan orang tua
akan turun kepada anak sampai keturunan keempat, oleh sebab itu harus terjadi
pemisahan, supaya kutuk tidak terus berjalan.
Kalau menerima pemberitaan firman Tuhan tentang salib
Kristus; menjadi musuh seisi rumah.
Kalau karena kita tekun dalam 3 macam ibadah, lalu
menjadi musuh bagi seisi rumah, biarlah itu terjadi, tetapi jangan membalas,
memusuhi, jangan turut kompromi.
Ibrani 12: 14
(12:14) Berusahalah hidup
damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan,
sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan
melihat Tuhan.
Berusahalah berbuat damai kepada semua orang, termasuk
seisi rumah, tetapi tidak berhenti sampai di situ.
Selanjutnya, di sini dikatakan; kejarlah kekudusan,
kesucian.
Banyak kali kita berdamai dengan sesama, dengan seisi
rumah, tetapi masih kompromi dengan daging dan tabiatnya, oleh sebab itu ada
kelanjutannya: “... dan kejarlah
kekudusan”
Jika kita berdamai, jangan kompromi dengan daging,
kejarlah kekudusan.
Masa sekarang harus terjadi pemisahan, sebab pada
kedatangan Yesus yang kedua kalinya juga akan terjadi pemisahan antara domba
dan kambing. Domba ditempatkan di sebelah kanan, dan kambing di sebelah kiri.
Domba akan menerima tempat yang telah disediakan dari sejak dahulu.
Dalam Ibrani 1: 3, setelah Yesus mengadakan penyelamatan,
selanjutnya Ia naik, duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pemisahan harus
terjadi, oleh sebab itu, terimalah pedang, pemberitaan firman tentang salib,
bukan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Firman ini bukan semata-mata sebagai slogan tetapi
betul-betul kemurahan Tuhan sebagai panjang sabar Tuhan.
Tanda-tanda dunia ini semakin terlihat, semuanya sudah
serba instan, melakukan dosa juga sudah semakin instan, menunjukkan bahwa
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Selanjutnya: “Tanpa
kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
Di sinilah kegunaan pedang, pemberitaan firman tentang
salib, supaya kita terpisah dari daging dan segala tabiatnya; hidup dalam
kekudusan dan kita melihat Allah suatu saat nanti.
Praktek menuruti firman:
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau
menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku,
maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Praktek menuruti firman Tuhan: tekun menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, sebagai
Raja, Mempelai Laki-Laki Sorga.
Dalam kitab Ibrani dikatakan kita memerlukan ketekunan.
Ibrani 10: 36
(10:36) Sebab kamu
memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Kita memang memerlukan ketekunan, supaya sesudah menuruti
firman Tuhan, selanjutnya memperoleh apa yang dijanjikan oleh Tuhan.
Mari kita lihat ketekunan itu.
Ibrani 10: 22-24
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus
ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh
kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan
kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
1.
Ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Tanda bahwa seseorang memiliki iman;
- Dengan hati yang tulus ikhlas datang beribadah melayani
kepada Tuhan.
- Hati kita telah dibersihkan dengan hati nurani yang jahat
dan tubuh kita dibasuh dengan air yang murni
2.
Ketekunan dalam Ibadah Raya
Minggu disertai kesaksian, sesuai dengan karunia-karunia Roh.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.
Pengharapan itu tidak mengecewakan, sebab
pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat yang dilabuhkan sampai ke belakang tabir, itulah Ruangan Maha
Suci, sampai kepada kesempurnaan.
Pengharapan kita tidak mengecewakan, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia. Ia setia terhadap janji-janji-Nya. Janji Allah kepada
Abraham, Ishak, Yakub direalisasikan kurang lebih 500 tahun kemudian, Tuhan
berikan kepada umat Israel, Tuhan memberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka
dari 12 suku Israel, kecuali Lewi, sebab yang menjadi bagian mereka adalah
Tuhan dan milik pusaka mereka adalah sepersepuluh, sama halnya dengan kita saat
ini, bagian kita adalah Tuhan, milik pusaka kita adalah ibadah dan pelayanan.
3.
Ketekunan dalam Ibadah Doa
Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Kegunaan kasih:
- Saling memperhatikan satu dengan yang lain.
- Saling mendorong, berarti; rela berada di belakang supaya
orang lain maju.
Berarti dibalik kemajuan rohani yang dicapai orang lain, juga kemajuan ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan. Tidak perlu kita menunjukkan
diri hebat, tetapi biarlah kita berada di belakang untuk mendorong dalam kasih.
Jangan saling menjatuhkan, jangan menyukai
kelemahan-kelemahan orang lain!
Ketekunan dalam 3 macam ibadah utama ini, kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena pada ruangan
suci, di mana di dalamnya terdapat 3 macam alat, antara lain:
1.
Meja roti sajian menunjuk pada ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab.
Kalau kita tekun dalam ibadah pendalaman alkitab,
kita menjadi dewasa rohani, di mana kita menyajikan kebenaran firman di hadapan
Tuhan dan di hadapan sesama.
Dan roti itu disajikan pada hari Sabat,
menunjukkan bahwa kita senantiasa berhenti pada hari ketujuh lewat ibadah dan
pelayanan kepada Tuhan.
Kalau kita menyajikan kebenaran firman, itu karena
kita mau berhenti pada hari ketujuh dan menguduskannya.
2.
Kaki dian emas/pelita emas menunjuk pada ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
Menjadi pelita, menjadi terang di atas muka bumi
ini, menjadi kesaksian.
Wahyui 4: 5, tujuh obor yang menyala itulah
ketujuh Roh Allah, artinya; menjadi terang.
Wahyu 5: 6, tujuh pelita itulah ketujuh mata
Allah di seluruh bumi, artinya; menjadi terang dan kesaksian di tengah-tengah dunia ini.
Kalau kita tekun dalam Ibadah Raya Minggu, Tuhan semakin meneguhkan karunia-karunia Roh kudus.
3.
Mezbah dupa menunjuk pada ketekunan ibadah
doa PENYEMBAHAN.
Di atas mezbah itu terdapat dupa, kemenyan yang
dibakar, asapnya menggumpal tinggi, berbau harum di hadapan Allah = menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Sekalipun kita tidak memiliki menara yang tinggi
untuk berdoa di situ, asal saja kita menjadi kehidupan doa, rumah doa, kita
senantiasa membakar kemenyan sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan
Tuhan, itulah doa orang-orang kudus
(Wahyu5:3, Wahyu 8:5).
Saya tandaskan malam hari
ini; tekunlah dalam 3 macam ibadah utama, sebab itulah yang menyelamatkan jiwa.
Buktinya:
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau
menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku,
maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Tuhan memberi jaminan kepada mereka yang tekun dalam 3
macam ibadah utama, di mana jaminan itu; Tuhan akan melindungi dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh
dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Oleh sebab itu, kalau kita menjalankan ibadah, jangan
menjalankan ibadah dengan buatan tangan manusia, jangan menuruti perintah/aturan
manusia, melainkan ibadah harus sesuai pola Kerajaan Sorga, tekun dalam 3 macam
ibadah utama. Jangan lupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
Ibrani 8: 5 mengatakan; ibadah di bumi adalah gambaran
dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Pola Tabernakel adalah
gambaran dari Kerajaan Sorga.
Jadi, ibadah itu jangan buatan tangan manusia sehingga
mengabaikan, melupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
Sebutan ibadah yang lain silahkan diikuti, tetapi jangan
lupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah, itulah yang terutama.
Kita jangan mau dibodoh-bodohi oleh pelayanan-pelayanan bodoh
yang tidak memakai tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah utama, supaya
nanti Tuhan memberi perlindungan atas pencobaan yang akan datang atas dunia.
3 hukuman yang akan menimpa manusia sebagai cobaan atas dunia.
-
Yang pertama: 7 hukuman dari 7 meterai Allah yang dibuka (Wahyu 6).
Ini terjadi jikalau anak-anak Tuhan tidak tekun
dalam Ibadah Raya Minggu.
Meterai Roh Kudus menolong hidup saya dan saudara, oleh sebab itu
tekunlah dalam Ibadah Raya Minggu.
Mengapa 7 meterai itu menjadi hukuman? Karena Roh
Kudus tidak termeterai.
Seandainya Roh Kudus termeterai, tekun dalam
Ibadah Raya Minggu, maka terhindar dari 7 meterai sebagai hukuman yang pertama
dari Tuhan.
-
Yang kedua: 7 hukuman dari 7 sangkakala yang akan diperdengarkan
(Wahyu 9).
Sangkakala yang ditiup; semakin lama diperdengarkan
akan semakin keras. Pemberitaan salib Kristus, keras karena sifatnya
menyucikan.
Makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
tetapi susu untuk kerohanian yang masih kanak-kanak.
Tetapi kalau menolak firman yang keras 7 hukuman
dari 7 sangkakala, itu akan menimpa bumi.
Oleh sebab itu, saya prihatin melihat banyak jiwa
yang tidak paham tentang firman pengajaran mempelai, namun lebih prihatin lagi
bagi mereka yang telah menerima
firman pengajaran mempelai (pemberitaan tentang salib Kristus), tetapi tidak hidup
didalamnya.
Ibadah Pendalaman Alkitab adalah jaminan hidup
kita.
-
Yang ketiga: 7 malapetaka dari 7 cawan murka Allah (Wahyu 16).
Setiap cawan murka Allah ada hukumannya. Kalau
kita tidak tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, tidak membakar kemenyan di dalam
cawan emas yang ada di atas mezbah dupa, maka 7 cawan Allah sebagai murka Allah
akan ditumpahkan.
Jangan abaikan firman yang kita terima malam hari ini, sebab tidak seorangpun dapat bertahan terhadap
murka Allah yang akan terjadi.
Wahyu 6:16-17
(6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan
kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
(6:17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan
siapakah yang dapat bertahan?
Orang-orang
yang mengabaikan untuk tekun dalam 3 macam ibadah utama, tidak dapat tahan terhadap
penghukuman yang terjadi, sehingga mereka berkata;kepada gunung-gunung, kepada batu-batu karang; “runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia terhadap murka Anak Domba itu.”
Sekali lagi saya katakan;
tidak ada seorangpun yang dapat bertahan.
Firman nubuatan jauh mengetahui keberadaan kita tentang
hari esok, bukan suatu kebetulan kedatangan saudara pada malam hari ini, sebab
Tuhan mau menyelamatkan kita dari hukuman pertama,
kedua dan ketiga.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena Tuhan baik. Kita lebih berbahagia dari orang-orang yang berbahagia di luaran sana, karena kebahagiaan yang akan kita terima adalah
kekal.
Selanjutnya mengenai kitab Wahyu;
-
Wahyu 1 menunjuk Tuhan memberikan Wahyu
kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos = firman
Allah Anak = Yesus.
-
Wahyu 2-3 menunjuk Tuhan menyucikan 7 sidang
jemaat di Asia kecil = Roh Kudus
= Kristus.
-
Wahyu 4 menunjuk Tuhan menunjukkan Kerajaan
Sorga kepada Rasul Yohanes = KASIH ALLAH BAPA = Tuhan.
-
Wahyu 5 menunjuk Anak Domba membuka ketujuh
meterai = KASIH ALLAH BAPA = Tuhan.
Semua dinyatakan sebagai kemurahan Tuhan, lalu
penghukuman terjadi,
dimulai dari Wahyu pasal 6-16, kemudian Wahyu
pasal 17 Tuhan menghakimi Babel, kota yang besar, di mana
Babel kota besar itu dikuasai roh jahat dan roh najis.
Dan pada Wahyu pasal 18, rubuhlah menara Babel,
kota yang besar itu, yang dibangun oleh Nimrod.
Wahyu pasal 19, perjamuan kawin Anak Domba/pesta kawin Anak Domba, di mana Mempelai perempuan (gereja Tuhan yang disempurnakan) bersanding dengan mempelai Lai-Laki Surga.
Wahyu pasal 20 menunjuk Kerajaan 1000 tahun damai.
Wahyu pasal 21 meunjuk Yerusalem yang baru.
Wahyu pasal 22 menunjuk Tuhan menunjukkan keadaan
kerajaan Sorga, di mana mereka terus melayani Dia siang dan malam.
Terlalu lama kita menerima ajaran di luar pemberitaan firman
tentang salib, dininabobokan dengan berkat-berkat lahiriah. Sekarang waktunya
untuk menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus, firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna, menjadi mempelai wanita Anak Domba, Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment