IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 JUNI 2015
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 43)
Subtema: “LAKSANA SEORANG
JANDALAH IA”
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Doa Penyembahan pada malam
ini.
Biarlah Tuhan mengindahkan hidup kita dan apa yang kita
persembahkan untuk Tuhan, kita berupaya untuk menyenangkan hati Tuhan.
Kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di
Kolose.
Kolose
1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhi-Nya dalam
hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat yang harus kita perhatikan: “Kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran.”
Lebih jauh kita melihat orang yang dahulu hidup jauh dari
Allah.
Efesus 2: 11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu jauh, berarti; TANPA KRISTUS.
Tanpa Kristus = tubuh tanpa kepala, laksana jandalah ia.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah,
betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia,
yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara
kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Oleh karena keruntuhan Yerusalem, maka ia diberi julukan LAKSANA SEORANG JANDALAH IA.
Janda = yang ditinggalkan suami.
Kita perlu perhatikan; sebelum ditinggalkan suami,
Yerusalem digambarkan:
-
Yang dahulu ramai à suasana ibadah pelayanan (perayaan-perayaan).
-
Dahulu agung di antara
bangsa-bangsa, artinya; dipermuliakan oleh kemuliaan sang Raja.
-
Yang dahulu ratu di
antara kota-kota, berarti menjadi permaisuri bagi sang raja, ini gambaran dari
umat pilihan, harta kesayangan-Nya.
Bukti laksana jandalah ia: Yerusalem menjadi terpencil,
kota yang tidak berpenduduk dan menjadi
jajahan.
Ratapan 1: 3
(1:3)
Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan
yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat
ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia
terdesak.
Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan
karena perbudakan yang berat, sebab Yerusalem menjadi jajahan.
Kedudukan pusat pemerintahan dari Kerajaan Yehuda ada di
Yerusalem. Jadi ketika Yerusalem ditinggalkan, Yehuda berada dalam kesendirian.
Lebih jauh kita melihat; KETIKA YERUSALEM MENJADI
JAJAHAN.
Ratapan 1: 5
(1:5)
Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN
membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan
lawan sebagai tawanan.
Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya merasa
berbahagia, sungguh TUHAN membuatnya
merana.
Pendeknya; Yerusalem
menjadi jajahan atas seijin Tuhan.
Berkaitan dengan itu ..
Ratapan 1: 7
(1:7)
Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala
harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan
lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa
karena keruntuhannya.
Ketika Yerusalem menjadi jajahan; tidak ada penolong
baginya, sehingga para lawan memandangnya dan tertawa karena keruntuhan
Yerusalem, tidak ada lagi kemuliaan, karena kemuliaan Allah telah diambil dari
tengah-tengah Yerusalem.
Ratapan 1: 10
(1:10) Si
lawan mengulurkan tangannya kepada segala harta bendanya; bahkan harus
dilihatnya bagaimana bangsa-bangsa masuk ke dalam tempat kudusnya,
padahal Engkau, ya TUHAN, telah melarang mereka untuk masuk jemaah-Mu.
Sampai pada akhirnya, musuh/lawan mengambil, merampas
segala perkakas yang ada dalam Bait Allah.
Tabernakel (Bait Allah) terdiri dari 3 daerah.
Daerah pertama: HALAMAN.
Di halaman terdapat 2 perkakas, yaitu:
1.
Mezbah korban bakaran à korban Kristus.
Arti
rohaninya; bertobat = berhenti berbuat dosa dan tidak lagi melakukannya,
seperti 2 tangan dan 2 kaki Yesus yang dipakukan di atas kayu salib.
2.
Bejana pembasuhan tembaga à baptisan air (baptisan Kristus), yaitu kematian &
kebangkitan = hidup baru.
Kalau 2 alat dalam halaman ini dirampas, berarti tidak
terlihat lagi pertobatan dan tidak terlihat lagi kelahiran kembali, karena pada
dasarnya manusia sudah jatuh dalam dosa, itulah dosa yang diwariskan Adam.
Daerah kedua: RUANGAN
SUCI.
Di dalamnya terdapat 3 alat, antara lain;
1.
Meja roti sajian à ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
Ibadah ini
menghasilkan IMAN. Ibadah Pendalaman Alkitab bertujuan untuk mendewasakan
kerohanian dari pada gereja Tuhan, puncaknya menjadi 24 tua-tua yang duduk di
atas takhta-takhtanya. Bagaikan 12 ketul roti yang di atas meja pertunjukkan à 12 rasul gereja hujan awal dan 12 rasul gereja hujan
akhir, kalau dijumlahkan semuanya 24.
2.
Pelita emas à ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini
menghasilkan PENGHARAPAN. Tujuan Ibadah Raya Minggu: untuk mempertajam
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang. Ketika kita
tekun dalam ibadah raya minggu, kita seperti di charge kembali sehingga kita
memiliki kekuatan/power yang penuh untuk beribadah dan melayani Tuhan.
3.
Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini
menghasilkan KASIH. Kegunaan kasih: menutupi banyak sekali dosa, menjadi tali
yang mengikat dan mempersatukan, dan menyempurnakan, sehingga lewat ibadah doa
penyembahan ini kita dapat bertemu dengan Allah lewat kasih-Nya. Doa penyembahan
itu bagaikan gumpalan-gumpalan dupa yang berbau harum dan naik di hadapan
Tuhan.
Mezbah
dupa dekat sekali dengan tirai, perobekan daging dari atas sampai bawah. Jadi
kalau seseorang belum mengalami perobekan daging, itu menunjukkan bahwa dirinya
belum masuk dalam doa penyembahan yang benar.
Kalau 3 alat ini dirampas, menunjukkan bahwa seseorang
jauh dari ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
Sebaliknya, kalau seseorang tidak tekun dalam 3 macam
ibadah utama, itu menunjukkan bahwa lawan/musuh telah merampas 3 macam alat
yang ada di dalam ruangan suci itu, sehingga Yerusalem menjadi terpencil, sunyi
senyap, laksana jandalah ia, karena ia menjadi jajahan.
Penyebab
Yerusalem menjadi jajahan.
Ratapan 1: 5
(1:5)
Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN
membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di
depan lawan sebagai tawanan.
Sungguh, Tuhan membuatnya merana karena banyak pelanggarannya.
Kalau Yerusalem akhirnya terpencil, itu atas seijin
Tuhan, karena pelanggaran dari Yerusalem tidaklah sedikit, sangat banyak,
sampai pada akhirnya Yerusalem menjadi najis di hadapan Tuhan.
Sengat maut adalah dosa. Sengat itu memang bukan bisa,
tetapi kalau banyak pelanggaran, menguasai hidup, itu akan membawa seseorang
menuju kebinasaan, sebab upah dosa adalah maut. Kalau saja pelanggaran itu
mungkin sedikit, masih bisa ditimbang-timbang, diperkirakan oleh Tuhan, tetapi
di sini kita melihat terlalu banyak, dari sisi mana saja terlihat dosanya, dari
sudut pandang mana saja terlihat dosanya, sungguh sangat mengerikan.
Mari kita lihat suatu peristiwa ...
2 Tawarikh 36: 11-12
(36:11)
Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas
tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
(36:12) Ia
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di
hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN.
Kebanyakan raja-raja Yehuda melakukan apa yang jahat di
mata Tuhan dan mereka tidak mau merendahkan diri, sampai kepada raja yang terakhir,
itulah raja Zedekia, itu sebabnya pada akhirnya raja Nebukadnezar mengangkut
semua raja-raja Yehuda termasuk perkakas-perkakas dalam Bait Allah, sehingga
Yerusalem menjadi sunyi senyap dan Yehuda ditinggal sendiri di sana.
Setelah Salomo mati, terpecahlah kerajaan itu menjadi 2
kerajaan; Israel dan Yehuda. Pusat kerajaan Yehuda berada di Yerusalem. Kebanyakan
raja-raja Yehuda melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. 2 raja sebelum
Zedekia; Yoyakim melakukan apa yang jahat lalu raja Neko membawa dia ke Mesir.
Lalu Yoyakim digantikan Yoyakin, juga melakukan apa yang
jahat di hadapan Tuhan, raja Nebukadnezar membawa dia dan menggantikan Yoyakin
dengan raja Zedekia. Tetapi raja Zedekia juga melakukan apa yang jahat, itu
sebabnya Tuhan meninggalkan Yerusalem, sunyi senyaplah ia, meranalah ia,
laksana jandalah ia.
Sampai sejauh ini, sampai malam ini, Tuhan tidak
meninggalkan kita semua, kasih-Nya tetap menyentuh hati kita masing-masing,
lewat ketekunan 3 macam ibadah pokok/utama.
2 Tawarikh 36: 13
(36:13)
Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya
bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan
tidak berbalik kepada TUHAN, Allah Israel.
Raja Zedekia memberontak terhadap raja Nebukadnezar yang
telah menyuruhnya bersumpah demi Allah.
Jadi kalau Nebukadnezar mengambil raja Zedekia dan dibawa
ke Babel, itu atas seijin Tuhan. Lalu atas seijin Tuhan, Nebukadnezar menekan
raja Zedekia dan Yehuda, dan mengadakan sumpah.
Maksud sumpah itu supaya mengakui bahwa Tuhan adalah
Allah yang hidup bagi Yehuda, dan berpegang kepada perjanjian-Nya, tetapi Yehuda
tetap memberontak terhadap Allah, dia mengingkari sumpah itu.
Kejadian itu ditulis oleh Nabi Yehezkiel ...
Yehezkiel 17: 11-14
(17:11)
Maka datanglah firman TUHAN kepadaku:
(17:12)
"Katakanlah kepada kaum pemberontak: Tidakkah kamu mengetahui apa artinya
ini? Katakan: Lihat, raja Babel datang ke Yerusalem dan ia mengambil rajanya
dan pemuka-pemukanya dan membawa mereka ke Babel baginya.
(17:13)
Lalu ia mengambil seorang yang berasal dari keturunan raja dan mengadakan
perjanjian dengan dia sambil menyuruh dia bersumpah. Ia mengambil juga
orang-orang berkuasa negeri itu,
(17:14)
supaya kerajaan itu menjadi lemah dan jangan memberontak lagi, juga supaya
memegang teguh perjanjian itu dan dengan demikian tetap ada.
Kalau Nebukadnezar membawa raja Zedekia, itu terjadi atas
seijin Tuhan, supaya Yehuda berjanji dan bersumpah bahwa mereka tidak lagi
memberontak terhadap Allah, mereka tidak lagi melakukan kejahatan di hadapan
Allah, mereka mau merendahkan diri di hadapan Allah, tetapi janji & sumpah
itu mereka ingkari. Artinya; Yehuda tetap memberontak terhadap Allah.
Sesungguhnya, kalau Nebukadnezar, raja Babel, membawa
Zedekia dan pemuka-pemuka dari Yehuda, itu terjadi atas seijin Tuhan, supaya
mereka menjadi lemah, berarti diijinkan Tuhan untuk direndahkan, supaya
raja-raja Yehuda berpegang teguh pada perjanjian Allah, sehingga dengan
demikian, mereka tetap ada untuk selama-lamanya.
Sebetulnya ini adalah dosa warisan, sebab saya teringat;
ketika bangsa Israel dibawa ke padang gurun selama 40 tahun, itu semua seijin
Tuhan untuk merendahkan bangsa Israel; apakah mereka tetap berpegang teguh pada
kebenaran, itulah firman Allah, atau tidak (Ulangan 8: 3). Sampai akhirnya mereka dibawa masuk ke tanah Kanaan,
untuk sesaat lamanya mereka boleh merasakan damai sejahtera, itu sebabnya dalam
Ratapan 1 dikatakan; yang dahulu
agung dan disebut ratu, tetapi itu hanya untuk sesaat lamanya. Tidak lama
kemudian, mereka melakukan kejahatan dan tidak merendahkan diri di hadapan
Tuhan, itu sebabnya atas seijin Tuhan mereka direndahkan oleh raja Nebukadnezar
supaya mereka mau bersumpah dan berjanji untuk merendahkan diri di hadapan
Tuhan, supaya mereka tidak terhilang dari hadapan Tuhan, tetapi justru yang
terjadi ....
Yehezkiel 17: 15-16
(17:15)
Tetapi orang itu memberontak kepadanya dengan menyuruh utusannya ke Mesir,
supaya ia diberi kuda dan tentara yang besar. Apakah ia akan berhasil? Apakah
orang yang berbuat demikian dapat luput? Apakah orang yang mengingkari
perjanjian dapat luput?
(17:16)
Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, ia pasti mati di Babel, di
tempat raja yang mengangkatnya menjadi raja. Karena ia memandang ringan kepada
sumpah yang dimintakan raja itu dari padanya dan mengingkari perjanjian raja
itu dengan dia.
Tetapi justru Yehuda memberontak kepada Allah, bahkan
mereka meminta pertolongan kepada Mesir, supaya diberi kuda dan tentara yang
besar, dengan demikian mereka semakin menyakiti hati Tuhan.
Saudaraku,
teguran firman Tuhan membuat kita supaya berbalik kepada Tuhan, bukan berarti
semakin mengeraskan hati dan memberontak.
Kalau kita
mengalami suatu aniaya di tengah-tengah ibadah & pelayanan, itu adalah
seijin Tuhan supaya kita semakin direndahkan, dilemahkan dan berbalik kepada
perjanjian-Nya. Berbeda dengan aniaya di luar Tuhan, itu karena kesalahan diri
sendiri.
Tetapi di sini kita melihat; Yehuda justru menyakiti hati
Tuhan.
Yesaya 30: 1
(30:1)
Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan
suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang
bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,
Memasuki suatu persekutuan yang bukan dorongan Roh Kudus,
dosa semakin bertambah-tambah, seperti Yehuda yang bersekutu dengan Mesir
justru menambah dosa mereka yang semakin besar. Ini adalah celaka bagi
pemberontak.
Yesaya 30: 2-3
(30:2)
yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung
pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.
(30:3)
Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan
Mesir akan menodai kamu.
Perlindungan Firaun justru membuat Zedekia dan Yehuda
menjadi malu, sebab perteduhan di bawah naungan Mesir menjadi noda, yang sama
dengan noda kekafiran.
Lebih jauh kita melihat ...
Yesaya 31: 1-3
(31:1)
Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan
kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan
berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang
Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
(31:2)
Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik
firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan
orang-orang lalim.
(31:3)
Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah
makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan
tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka
sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Zedekia dan orang Yehuda meminta bantuan tentara besar
dari Mesir, tetapi Allah mendatangkan malapetaka dan bangkit melawan mereka
yang memberontak. Kemudian, perlu untuk diketahui; orang Mesir adalah manusia,
bukan Allah, dan kuda-kuda orang Mesir adalah makhluk yang lemah, bukan Roh yang
berkuasa.
Sehingga apabila Tuhan mengacungkan tangan-Nya,
tergelincirlah orang-orang yang memberontak kepada Tuhan, dan itu telah
dinyatakan dalam Yehezkiel 17: 15-16.
Pertolongan yang sesungguhnya, datang dari Tuhan, sesuai
dengan Mazmur Daud; aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang
pertolonganku? Pertolonganku ialah dari
TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi (Mazmur 121: 1-2). Pertolongan yang
sebenarnya hanya dari Tuhan, bukan dari yang lain-lain.
Hukuman/aniaya karena firman bukanlah untuk membinasakan
kita, justru membuat kita kembali kepada Allah dan berpegang kepada
perjanjian-Nya dan supaya kita tetap ada di hadapan Tuhan.
Tetapi Zedekia justru mengutus utusannya untuk meminta
pertolongan & bantuan dari Mesir, sehingga Zedekia tidak mendapat
pengampunan dari Tuhan.
Yehezkiel 17: 17
(17:17)
Dan Firaun tidak akan membantu dia dalam peperangan dengan tentara yang besar
dan sekumpulan banyak orang, pada waktu tembok pengepungan ditimbun dan benteng
pengepungan didirikan untuk melenyapkan banyak orang.
Mereka yang meminta bantuan dari Mesir, tidak luput dari
hukuman, sebab dengan meminta bantuan kepada Mesir, kepada Firaun untuk
memberikan tentara Mesir, itu menunjukkan bahwa Yehuda memandang ringan sumpah
dan mengingkari perjanjian dengan sumpah, maka mereka tidak akan luput dari
hukuman, yaitu kebinasaan.
Tidak hanya raja Yehuda yang berbuat jahat di mata Tuhan,
tetapi juga pemuka dan penduduknya.
2 Tawarikh 36: 14-15
(36:14)
Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia
dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan
TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.
(36:15)
Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui
utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
Semua pemimpin di antara para imam dan rakyat
berkali-kali berubah setia di hadapan Tuhan, sebab mereka itu mengikuti segala
kekejian yang diperbuat oleh bangsa-bangsa lain, sehingga Bait Allah yang ada
di Yerusalem dinajiskan oleh perbuatan-perbuatan keji.
Tetapi sekalipun demikian, Allah tetap berulang kali
mengirimkan pesan melalui utusan-utusan-Nya, yaitu para nabi yang dipercaya
Tuhan untuk menyampaikan pesan Allah kepada Yehuda, termasuk Yeremia, sehingga
Yeremia memberi suatu kiasan di dalam tulisannya itulah kitab Ratapan.
Kitab Yesaya juga menulis pemberontakan Yehuda, Yehezkiel
juga menuliskannya dengan gamblang, Yeremia melukiskannya dalam kitab Ratapan.
Maksud semua itu; Allah mengasihi umat pilihan-Nya, juga
merindukan tempat kediaman-Nya.
Sebab firman Tuhan mengatakan: Tidak tahukah kamu bahwa
tubuhmu adalah Bait Allah, tempat Roh Allah berdiam. Itu sebabnya dalam 1
Korintus 3: 6 dikatakan: Muliakanlah tubuh.
Juga sampai pada malam hari ini, berulang-ulang Allah
berfirman lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah, setiap kali kita jatuh dalam
dosa, dalam kekejian-kekejian, Tuhan berulang-ulang menyampaikan pesan sorgawi
kepada umat-Nya, karena Allah mengasihi umat pilihan-Nya, Allah rindu tempat
kediaman-Nya.
Tetapi umat pilihan-Nya, terkhusus Yehuda, tidak
mengetahui apa yang menjadi kerinduan Allah, mereka mengabaikan perjanjian dan
sumpah, menganggap ringan setiap firman.
Saudaraku, Allah merindukan tempat kediaman-Nya, namun
terkadang hati mengeras, bagaimana dengan kita?
2 Tawarikh 36: 16
(36:16)
Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala
firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit
terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.
Justru Yehuda mengolok-olok utusan Allah dan menghina
segala firman yang disampaikan oleh utusan-Nya, serta mengejek nabi-nabi Allah,
oleh sebab itu, murka Allah bangkit terhadap umat-Nya, tidak mungkin lagi
terjadi pemulihan.
Saudaraku, kita yang berkali-kali melakukan kejahatan
dengan segala kekejian di hadapan Tuhan, apakah mungkin terjadi pemulihan di dalam
hidup kita masing-masing? Jangan teruskan lagi kekejian dan kejahatan itu.
Jangan hari ini berhenti melakukan, namun besok terulang lagi. Jangan setelah
ibadah berbalik kepada Tuhan, dimulai dari 1 detik 2 detik, 1 menit 2 menit, 1
jam 2 jam, 1 hari 2 hari, apakah akan terus bertahan?
Lewat ibadah ini, kita dibaharui karena dosa kita
dikoreksi untuk memperbaiki keadaan kita, namun prakteknya pada saat kita
berada di rumah kita masing-masing, di tempat di mana kita berada, di komunitas
kita masing-masing, dsb.
Praktek
menghina firman Allah, mengejek nabi-nabi-Nya, mengolok utusan Allah.
Matius 23: 37-38
(23:37)
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan
batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
(23:38)
Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.
YANG PERTAMA: Yerusalem
membunuh nabi-nabi.
Dalam 1 Yohanes 3:
15, membenci sesama saudara adalah seorang pembunuh.
Bayangkan, kalau seorang nabi yang diutus Tuhan untuk
membawa pesan Allah saudara benci, bukankah itu adalah suatu kebodohan. Hanya
karena pemberitaan firman yang mengoreksi lalu seseorang membenci hamba Tuhan,
itu adalah perbuatan bodoh.
Kalau kita sudah mengerti hal ini, seharusnya kita bisa
menetralisir keadaan suasana di rumah, di lingkungan. Jangan turut dengan
pembunuhan nabi.
Allah sangat menyayangi umat pilihan-Nya, merindukan
tempat kediaman-Nya. Namun terkadang kita tidak mau mempedulikan kerinduan
Tuhan, tidak mau mengerti kerinduan Tuhan, justru lebih memperhatikan kerinduan
orang lain/manusia.
Saudaraku, tujuan utama hidup kita adalah untuk
menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyenangkan hati manusia. Biarlah kita
menyenangkan hati Tuhan, mengerti apa yang menjadi kerinduan hati Tuhan.
YANG KEDUA: Melempari
dengan batu orang-orang yang diutus.
Ini menggambarkan kekerasan hati. Mempertahankan
kekerasan hati, mempertahankan harga diri sama saja dengan melempari dengan
batu orang-orang yang diutus Allah.
Saya berkali-kali menasihati setiap kali ada kesalahan
dan pelanggaran dari setiap sidang jemaat tanpa terkecuali, ketika nasihat ini
diabaikan, menunjukkan bahwa ia sedang mengeraskan hati, ini sama saja bahwa ia
sedang menyakiti utusan Allah. Barangkali mulut tidak berbantah-bantah tetapi
kalau seseorang tidak mau berubah, mempertahankan harga diri dan kekerasan
hati, itu setara dengan melempari utusan Allah dengan batu, sebab kekerasan
hati = hati yang membatu.
Sekalipun demikian, Allah rindu untuk mengumpulkan
anak-anak dari pada Yerusalem, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, supaya memberi perlindungan.
Pada saat anak-anak ayam berada di bawah perlindungan
induk ayam, anak-anak itu semua menjadi nyaman, ada damai sejahtera. Demikian
halnya ketika kita berada di bawah tudung perlindungan Tuhan lewat ketekunan
dalam 3 macam ibadah utama, di situlah Tuhan melindungi kita, kita merasakan
kenyamanan, ketentraman, dan damai sejahtera.
Kalau kita kaitkan dengan Pola Tabernakel, dari Ruangan
Suci sampai Ruangan Maha Suci ditudungi oleh 4 lapis tudung, sehingga semua
perkakas dalam Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci terpelihara dengan baik, jauh
dari panas terik matahari, kotoran pasir padang gurun, dan pada malam hari
dihangatkan oleh kehangatan kasih Allah.
Ketika berada dalam tudung perlindungan, kita merasa
nyaman, tenteram, damai sejahtera tercipta.
Tetapi di sini kita melihat; “tetapi kamu tidak mau.”
Yerusalem tidak mau, mereka tetap mempertahankan
kekerasan hati, sehingga akhirnya Tuhan meninggalkan Yerusalem dan menjadi
sunyi; Yerusalem terpencil, Yehuda ditinggalkan seorang diri.
Selanjutnya: “Lihatlah
rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”, inilah yang disebut
laksana jandalah ia = tubuh tanpa kepala.
Mari kita lihat ...
Keadaan
tubuh tanpa kepala.
Matius 8: 20
(8:20)
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai
sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya."
Ketika tubuh tidak menempatkan kepala, maka;
-
Tubuh menjadi liangnya serigala, arti rohaninya; dikuasai oleh roh jahat = dijajah oleh
musuh, terkhusus oleh roh jahat.
Pekerjaan
serigala: Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu kandang
penggembalaan, sehingga kawanan domba menjadi liar, jauh dari Tuhan (Yohanes
10: 12).
Kalau
anak-anak Tuhan tidak tergembala, liar, hatinya jauh dari Tuhan, itu
menunjukkan hatinya diterkam, dikuasai, dijajah oleh roh jahat.
Kalau kita
melihat ketika dahulu kita hidup jauh dari Tuhan, tidak sedikitpun kita
memikirkan ibadah & pelayanan, tanpa Kristus, tidak menempatkan Kristus
sebagai kepala.
-
Tubuh menjadi sarangnya burung, artinya; dikuasai oleh roh najis. Ini adalah gambaran
dari tubuh Babel, yang adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi
yang sangat dibenci oleh Allah. Seharusnya kita membenci apa yang dibenci
Allah, tetapi kalau kita menyukai apa yang dibenci Allah, itu sama artinya ia
membenci Allah.
Pekerjaan
roh najis: Menghambat pembangunan tubuh Kristus, sebab arah dari roh najis
adalah mengarah pada pembangunan tubuh Babel.
Ratapan 1: 8-9
(1:8)
Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu
menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia
sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9)
Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya,
sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN,
lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"
Yerusalem menjadi najis, dan kenajisannya itu melekat
pada ujung kainnya.
Bandingkan dengan ujung jumbai jubah imam besar;
bergantung buah delima dan giring-giring berselang-seling.
Buah
delima adalah gambaran dari gereja Tuhan yang telah disatukan, berarti; gereja Tuhan yang sudah
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai
pengantin perempuan. Pada buah delima, di dalamnya terdapat biji-biji, itulah
anggota-anggota tubuh, yang disekat-sekat dengan kamar-kamar, ini menunjukkan
kesatuan tubuh Kristus. Kemudian pada bagian luar terdapat semacam mahkota,
jadi gereja Tuhan yang masuk dalam pembangunan tubuh Kristus menjadi pengantin perempuan (isteri raja), itu
terjadi karena ada kesatuan.
Oleh sebab itu, dengan kerinduan saya sampaikan; jemaat
Serang & Cilegon harus terwujud kesatuan. Tubuh tidak terdiri dari satu
anggota, melainkan terdiri dari banyak anggota, namun sekalipun demikian anggota-anggota
tubuh ini saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling terkait, itulah
gambaran dari pengantin perempuan.
Seharusnya itulah yang terlihat pada ujung kain, tetapi
tadi kita melihat, kenajisannya itu melekat pada ujung kain mereka.
Giring-giring
gambaran dari kehidupan yang telah merasakan kehadiran & pelayanan dari
imam besar. Sebab memang kalau kita perhatikan; ketika
seorang imam besar memasuki ibadah, giring-giring pada ujung jubahnya itu harus
diperdengarkan. Kalau kita menerima pelayanan dari pada imam besar, maka dosa
kita diperdamaikan kepada Allah Bapa.
Anak-anak Tuhan yang telah menerima pelayanan dari
pendamaian, berarti dosa telah diperdamaikan, supaya yang jauh menjadi dekat,
dipersatukan di dalam tubuh Kristus.
Tetapi tadi kita melihat, justru di bawah ujung kain itu
melekat kenajisan mereka, sungguh mereka tidak mau berdamai.
2 Tawarikh 36: 20-21
(36:20)
Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan
mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa.
(36:21)
Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu
pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus
selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun.
Oleh karena kejahatan & perbuatan kekejian dari
imam-imam dan rakyat, mereka dibuang ke Babel, sampai pecahnya kerajaan
babelonia menjadi 2 kerajaan, supaya genap 70 tahun, karena Tuhan melihat
karena Yerusalem tidak mau berubah dari kenajisan mereka.
Pada saat Yerusalem melakukan kejahatan, mereka
melalaikan tahun-tahun sabatnya, artinya; tidak ada hari perhentian, tanpa
ibadah & pelayanan.
Kemudian tanah itu tandus, selama menjalani sabat: Mereka
mengalami kekeringan, tidak ada perubahan, tidak menghasilkan apa-apa, sama
seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering, dan
dikumpulkan orang selanjutnya dicampakkan dalam api.
Saya berani mengatakan; kalau ada kerinduan yang
mendalam, apapun yang menjadi penghalang, pasti Tuhan buka jalan, sehingga kita
bisa mengikuti tahun-tahun sabat kita. Jangan sampai dari tahun ke tahun, tanah
itu mengalami ketandusan karena tidak ada kerinduan, dan justru Setan
menyediakan satu alasan, sehingga kalau alasan ini kita turuti, Setan kembali
menyediakan banyak alasan yang jauh lebih tepat & benar.
Tetapi karena tidak ada kerinduan, kita mengabaikan
tahun-tahun sabat, sehingga tanah itu mengalami ketandusan, dari tahun ke tahun
beribadah namun tetap kering.
Ratapan 1: 3-4
(1:3)
Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan
yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat
ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia
terdesak.
(1:4)
Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan
tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya;
bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.
-
Jalan-jalan ke Sion
diliputi dukacita, tidak ada lagi sukacita. Penyebabnya: Tidak ada lagi
pengunjung-pengunjung perayaan, karena mereka mengabaikan tahun-tahun sabat,
mengabaikan ibadah dan pelayanan, sehingga Sion diliputi dukacita.
-
Sunyi senyaplah segala
pintu gerbangnya.
Tidak ada
lagi orang yang mengakui & tidak ada yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Juruselamat.
Kalau
dikaitkan dengan Tabernakel, pintu gerbang à pribadi Yesus Kristus.
Oleh karenanya;
-
Berkeluh kesahlah
imam-imamnya, sebab tidak ada yang dilayani. Kalau tidak ada jiwa yang
dilayani, yang berkeluh kesah adalah imam-imam.
Kalau seorang
gembala bertanggung jawab pada kawanan domba, ia sangat terpukul sekali kalau
kawanan domba mengambil jalan masing-masing karena menuruti kata hatinya.
-
Bersedih pedih
dara-daranya.
Dara-dara
gambaran dari gereja Tuhan yang belum dewasa/masih muda rohani.
Kalau tidak
ada ibadah, tidak ada perayaan, pintu gerbang sunyi senyap, yang bersedih pedih
adalah anak-anak Tuhan yang kerohaniannya masih muda, bahkan kanak-kanak, sebab
ia tidak akan mampu menghadapi musuh menjajah, ia akan tertindas.
Akibat
Yerusalem dijajah.
Ratapan 1: 2
(1:2) Pada
malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua
kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya
mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya
bercucuran di pipi, karena begitu hebatnya tekanan itu, karena musuh menjajah.
Seringkali seorang janda menangis oleh karena
kesendiriannya. Di tengah-tengah keramaian terlihat sukacita, sebetulnya
hatinya terlihat pedih menangis. Tetapi malam hari ini kita datang menyembah
Tuhan dengan segala kerendahan hati. Sekiranya air mata tercurah, itu karena
air mata kebahagiaan, karena kita berada dalam dekapan kasih sayang Tuhan.
Ratapan 1: 6
(1:6)
Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan
rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan
yang mengejarnya.
Oleh karena kemuliaan itu lenyap dari puteri Sion, maka pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang
tidak menemukan padang rumput. Ini gambaran dari gembala sidang yang tidak
memiliki pembukaan rahasia firman di tengah-tengah ibadah yang Tuhan
percayakan.
Kemudian, mereka
berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya, sehingga dengan mudah
dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, hidup jauh dari Tuhan.
Kerinduan yang mendalam dari Tuhan adalah milik
kesayangan-Nya dan tempat kediaman-Nya.
Kalau di luaran sana kita bisa menyukakan hati orang
lain, mulai dari sekarang belajarlah untuk menyukai hati Tuhan, menjawab apa
yang menjadi kerinduan hati Tuhan.
Ratapan 1: 11-12
(1:11)
Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda
mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya
TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!
(1:12)
Acuh tak acuhkah kamu sekalian yang berlalu? Pandanglah dan lihatlah, apakah
ada kesedihan seperti kesedihan yang ditimpakan TUHAN kepadaku, untuk membuat
aku merana tatkala murka-Nya menyala-nyala!
Berkeluh kesahlah seluruh penduduknya, mereka mencari roti; harta benda mereka
berikan ganti makanan.
Hanya untuk sesuap nasi, mereka menjual Yesus Kristus, tidak
mempedulikan ibadah & pelayanan.
Yesus Kristus adalah harta kita, harta kekayaan, sebab di
dalam Dia terdapat seluruh kepenuhan Allah.
Saudaraku, jangan lagi menjual Yesus Kristus hanya karena
sesuap nasi.
Kesedihan yang ditimpakan oleh Tuhan kepada Yerusalem
adalah kesedihan yang luar biasa, kesedihan yang tidak bisa dilupakan.
Baru-baru saja ada seorang ibu yang menceritakan
kesedihannya kepada saya, menceritakan keluh kesahnya karena nikah anaknya
hancur. Lalu ia berkata: Siapakah saya sehingga harus menanggung pergumulan yang begitu hebat. Ia merasa kecil, merasa tidak sanggup menanggung pergumulan & kesedihan.
Tetapi bagi saya, kesedihan yang dialami Yerusalem lebih
hebat dan lebih luar biasa dari apa yang ditanggung oleh ibu tersebut.
Jalan
keluarnya.
Matius 23: 39
(23:39)
Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi,
hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Sampai kita akan melihat dan berkata: “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan!”
Mazmur 118: 26-27
(118:26)
Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam
rumah TUHAN.
(118:27)
TUHANlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali,
pada tanduk-tanduk mezbah.
Diberkatilah
dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN
Mereka yang datang dalam nama Tuhan, diberkati, yaitu
mereka yang berada di dalam rumah Tuhan, berarti tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Jadi, kemurahan Tuhan besar bagi kita, sehingga kita
boleh merasakan perkataan “Diberkatilah
Dia yang datang dalam nama Tuhan!”, sampai kita diberkati karena berkat
yang datang dari dalam rumah Tuhan.
Matius 21: 2-10
(21:2)
dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu
akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya.
Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
(21:3) Dan
jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera
mengembalikannya."
(21:4) Hal
itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
(21:5)
"Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
(21:6)
Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada
mereka.
(21:7)
Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan
pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.
(21:8)
Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada
pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di
jalan.
(21:9) Dan
orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang
berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam
nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
(21:10)
Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata:
"Siapakah orang ini?"
Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan adalah
orang-orang yang dilepaskan dari dosa kejahatan & kenajisan, dan
selanjutnya memberi diri ditunggangi oleh Tuhan lewat ibadah & pelayanan,
untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam Yerusalem, ke dalam kemuliaan yang
kekal.
Tidak perlu bersedih hati ketika kita ditunggangi lewat
ibadah & pelayanan ini dan menjadi tawanan Roh, supaya kita dibawa pada
kemuliaan yang kekal, dari pada ditunggangi oleh roh jahat dan roh najis.
Sehingga nyatalah perkataan: “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.”
Yang menunggangi hidup saya dan saudara di tengah-tengah
ibadah pelayanan ini adalah raja yang mulia, maka raja yang mulia ini pun
membawa kita masuk dalam kemuliaan-Nya, membawa kita pada hidup yang kekal,
Yerusalem yang baru. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment