IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 JUNI 2015
Tema: DARI
KITAB KOLOSE
(Seri 45)
Subtema: MENDAPAT
BAGIAN DALAM KETENTUAN-
KETENTUAN YANG DIJANJIKAN.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus.
Dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Doa Penyembahan pada malam
ini.
Kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim
Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu
yang jahat,
Secara khusus kita memperhatikan kalimat yang ada dalam
ayat ini, yaitu: “... kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah ...”
Lebih dalam kita perhatikan mengenai; ORANG YANG DAHULU
HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat
bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang
di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Keterangan: “TIDAK MENDAPAT BAGIAN DALAM
KETENTUAN-KETENTUAN YANG DIJANJIKAN”
Roma 9: 4
(9:4) Sebab mereka
adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah
menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah,
dan janji-janji.
Bangsa Israel mempunyai kelebihan, antara lain;
- Diangkat menjadi anak,
- Menerima kemuliaan,
- Menerima perjanjian-perjanjian,
- Menerima hukum Taurat,
- Menerima ibadah,
- Menerima janji-janji dari Allah.
Itulah bagian yang ditentukan Allah bagi bangsa Israel,
sebaliknya bangsa kafir, orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, tidak
mendapatkan bagian-bagian yang ditentukan bagi bangsa Israel.
Roma 9: 5
(9:5) Mereka adalah
keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji
sampai selama-lamanya. Amin!
Bangsa Israel adalah keturunan bapa leluhur, Bapa
Abraham, Ishak, Yakub, dan merekalah yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya
sebagai manusia.
Berarti, yang dahulu hidup jauh / bangsa kafir; tidak akan memberikan keturunan Ilahi, dan ini sangat menyedihkan sekali.
Tetapi malam ini, saya dan saudara dapat beribadah
melayani kepada Tuhan, itu menunjukkan bahwa kita menerima ibadah dari Tuhan,
kita dapat menerima hukum Allah itulah firman Allah, ini semua adalah kemurahan
dari Tuhan yang tidak dapat disia-siakan.
Roma 9: 6
(9:6) Akan tetapi
firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari
Israel adalah orang Israel,
“...tidak semua
orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel”, pernyataan Rasul
Paulus kepada bangsa Roma ini, memberikan pengharapan kepada bangsa kafir,
orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita melihat ...
Roma 9: 7-8
(9:7) dan juga tidak
semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang
berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."
(9:8) Artinya: bukan
anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian
yang disebut keturunan yang benar.
Tidak semua keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi
yang berasal dari Ishak, yang akan disebut keturunan Abraham.
Artinya; bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak
Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar, keturunan
Ilahi.
Jadi, sekalipun kita adalah bangsa kafir, yang dahulu
hidup jauh dari Allah diberi kesempatan untuk mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan.
Sebaliknya, sekalipun ia adalah keturunan Abraham, namun
jika ia hidup menurut daging, ia bukanlah anak Abraham, ia bukan keturunan
Ilahi.
Itu sebabnya tadi saya katakan, perkataan Rasul Paulus
dalam kitab Roma 9:6 , memberi pengharapan bagi orang yang dahulu hidup jauh dari Allah
/ bangsa kafir.
Rasul Paulus adalah satu-satunya yang memberitakan injil
keselamatan bagi bangsa kafir.
Kejadian 21: 12-13
(21:12) Tetapi Allah
berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan
budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya,
sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
(21:13) Tetapi
keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun
anakmu."
Yang akan disebut keturunan Abraham adalah yang berasal
dari Ishak, itulah anak janji, hidup di dalam kebenaran, bukan hidup menurut hawa
nafsu dan keinginan daging.
Kalau hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, itu
menunjukkan bahwa ia adalah hamba dosa.
Proses supaya
menjadi keturunan Ilahi (yang dahulu hidup jauh menjadi dekat).
Roma 9: 9-13
(9:9) Sebab firman
ini mengandung janji: "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan
Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki."
(9:10) Tetapi bukan
hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang,
yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita.
(9:11) Sebab waktu anak-anak
itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, -- supaya
rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan,
tetapi berdasarkan panggilan-Nya –
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada
tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
YANG PERTAMA: “SEBAB FIRMAN INI MENGANDUNG JANJI”
Berarti, berpegang
pada firman Allah karena firman Allah itu mengandung janji. Itulah proses
supaya yang dahulu hidup jauh mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
Sekalipun kita adalah bangsa kafir yang dahulu hidup jauh
dari Allah, mendapat bagian dari ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan berarti termasuk menjadi sama dengan keturunan Ilahi karena berpegang pada firman
Allah, sebab firman Allah itu mengandung janji.
Jangan melepaskan firman Pengajaran Mempelai, yang telah
mendewasakan kita. Peganglah pengajaran mempelai,
dengar-dengaran, ikuti suara Firman penggembalaan, sebab sejauh ini kita telah
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai.
Kejadian 18: 10-14
(18:10) Dan
firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau,
pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."
Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
(18:11) Adapun Abraham
dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
(18:12) Jadi
tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku
sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
(18:13) Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata:
Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
(18:14) Adakah sesuatu
apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun
depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai
seorang anak laki-laki."
Sesungguhnya Abraham dan Sara sudah tua, sudah lanjut
umurnya, Abraham telah mati pucuk dan Sara telah mati haid, tetapi Abraham
berpegang teguh terhadap apa yang difirmankan Allah.
Abraham berpegang pada janji Allah / firman Allah yang mengandung janji, firman Allah berkuasa menjadikan segala sesuatu, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Roma 4: 16-17
(4:16) Karena itulah
kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu
berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari
hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab
Abraham adalah bapa kita semua, --
(4:17) seperti ada
tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di
hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang
mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada,
bahkan yang mati dihidupkan.
Jadi, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Berpegang teguh
pada firman Allah karena firman itu mengandung janji, sekalipun dahulu hidup
jauh dari Allah, asal saja hidup dari iman Abraham, suatu kali kelak juga akan
mendapat bagian dari ketentuan-ketentuan yang telah dijanjikan oleh Allah bagi bangsa
Israel.
Oleh sebab itu, adalah hal yang sangat penting, pada saat
pemberitaan firman; dengarlah baik-baik, jangan merasa pintar/pandai, karena
kesusahan hari ini adalah untuk hari ini, kesusahan hari esok adalah untuk hari
esok. Tuhan tahu kebutuhan untuk hari ini, dan Tuhan tahu kebutuhan (persoalan
hidup) untuk hari esok.
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Firman Allah menopang segala yang ada, karena firman
Allah itu berkuasa, sebab firman Allah itu adalah pribadi Yesus Kristus, penuh
dengan kekuasaan.
Proses supaya
menjadi keturunan Ilahi (yang dahulu hidup jauh menjadi dekat).
YANG KEDUA: “AKU MENGASIHI YAKUB, TETAPI MEMBENCI ESAU”
(ayat 13).
Mari kita perhatikan maksud dari perkataan; “Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau.”
Roma 9: 14-18
(9:14) Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia
berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku
mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau
bermurah hati."
(9:16) Jadi hal itu
tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan
hati Allah.
(9:17) Sebab Kitab
Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau,
yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku
dimasyhurkan di seluruh bumi."
(9:18) Jadi Ia menaruh
belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa
yang dikehendaki-Nya.
Tuhan akan menaruh belas kasihan kepada siapa Ia menaruh
belas kasihan dan Allah akan bermurah hati kepada siapa Ia mau bermurah hati.
Jadi, hal itu tidak tergantung pada usaha orang, tetapi
bergantung pada kemurahan hati Tuhan saja, supaya nanti, orang yang dahulu hidup
jauh dari Allah boleh mendapat kemurahan, mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel.
Belajarlah dari apa yang kita dengar malam ini; jangan
bergantung pada kemampuan, jangan merasa diri mampu dan bisa, di tengah-tengah
ibadah pelayanan, tetapi bergantunglah pada kemurahan Tuhan.
Sekalipun seseorang mampu dan bisa, tetapi bila Tuhan
tidak bermurah hati maka ia tidak mendapat kemurahan dari Tuhan, apa gunanya? Sehingga potensi / kemampuan menjadi sia-sia.
Lebih jauh mengenai: “Aku
akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan.”
Keluaran 33: 19
(33:19) Tetapi
firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan
menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa
yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
Pernyataan Allah kepada Musa: “Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia
dan mengasihani siapa yang Kukasihani”, sebab di sini Tuhan mau melewatkan segenap kegemilangan-Nya di
depan Musa dan menyerukan nama TUHAN di
depan Musa.
Kalau kita dapat melihat segenap kegemilangan / kemuliaan Tuhan serta melihat nama Tuhan diserukan ini adalah kemurahan Tuhan / belas kasih Tuhan, sebab banyak orang ingin melihatnya, tetapi ia tidak diberi kesempatan seperti orang-orang di luaran sana / manusia duniawi.
Manusia duniawi hanya melihat kegemilangan duniawi serta seruan-seruan yang lain
yang ada di depannya.
Keluaran 33: 20-23
(33:20) Lagi
firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang
yang memandang Aku dapat hidup."
(33:21) Berfirmanlah
TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas
gunung batu;
(33:22) apabila
kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan
Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
(33:23) Kemudian Aku
akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku
tidak akan kelihatan."
Ketika Musa diletakkan dalam lekuk gunung, kemudian Allah
menudungi Musa dengan tangan-Nya, sampai Allah berjalan lewat, kemudian Allah akan
menarik tangan-Nya, ini menunjuk kepada
KUASA KEMATIAN dan KEBANGKITAN YESUS KRISTUS.
Kuasa kematian Kristus : Mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Kristus : Hidup dalam hidup yang baru.
Berarti, Tuhan hanya menyatakan kemurahan hati-Nya bagi mereka yang masuk dalam pengalaman kematian & kebangkitan.
Kuasa kebangkitan Kristus : Hidup dalam hidup yang baru.
Berarti, Tuhan hanya menyatakan kemurahan hati-Nya bagi mereka yang masuk dalam pengalaman kematian & kebangkitan.
Kematian yang benar menghasilkan kebangkitan yang benar.
Ada kebangkitan palsu; terlihat rohani sementara daging bersuara, siapakah ia?
Ia adalah orang yang melayani di tengah-tengah ibadah-ibadah dalam kandang penggembalaan namun masih
hidup menurut keinginan daging.
Ulangan 11: 10-12
(11:10) Sebab negeri,
ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir,
dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan
jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri,
ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan
berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
(11:12) suatu negeri
yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya
dari awal sampai akhir tahun.
Kanaan adalah negeri yang bergunung-gunung dan
berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit,
artinya; bergantung pada kemurahan hati Tuhan, itulah orang yang masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan.
Bergunung-gunung dan berlembah-lembah menunjuk kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Bangsa Israel berada di tanah Kanaan, dipelihara oleh Tuhan Allah dan menjadi biji mata Tuhan dari awal sampai akhir tahun.
Bangsa Israel berada di tanah Kanaan, dipelihara oleh Tuhan Allah dan menjadi biji mata Tuhan dari awal sampai akhir tahun.
Berbanding terbalik dengan tanah Mesir, tanahnya datar/rata. Setelah
ditaburi dengan benih, selanjutnya harus diairi dengan jerih payah, sebab orang
Mesir harus memikul air dari sungai Nil untuk mengairi kebun-kebun mereka, sepeti kebun sayur.
Tetapi bagi orang yang bergantung pada kemurahan Tuhan;
dipelihara, dijaga oleh Tuhan, seperti kebun anggur Allah bukan
kebun sayur (Yesaya 5:1-2).
Ciri-ciri orang yang
mendapat kasih karunia.
Roma 9: 11-12
(9:11) Sebab waktu
anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat,
-- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan
perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya --
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
Setiap orang, setiap insan, telah dipanggil dari sejak
kandungan, dan Tuhan sudah menentukan panggilan itu dari sejak kandungan. Jadi sekali-kali
bukan karena kehendak manusia atau perbuatan manusia tetapi berdasarkan
panggilan-Nya.
Jadi, siapa yang turut mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, dipanggil/ditentukan dari sejak kandungan.
Di sini dikatakan: “Anak
yang tua akan menjadi hamba anak yang muda”, mari kita perhatikan ...
Kejadian 25: 23
(25:23) Firman TUHAN
kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan
berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang
lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
Di sini jelas dikatakan: “Anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda”, persis
seperti apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Kejadian 25: 24-28
(25:24) Setelah genap
harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.
(25:25) Keluarlah yang
pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia
dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang
kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
Kita lihat: SISI PRIBADI ESAU.
Yang pertama: ESAU
MENJADI SEORANG YANG PANDAI BERBURU DAGING.
Arti rohaninya; hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging.
Sesungguhnya ini adalah kerugian besar, mengingat
hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dimana kedatangan Tuhan sudah tidak
lama lagi, sementara waktu yang tersisa tinggal sedikit.
Kalau di hari-hari terakhir ini anak- anak Tuhan masih berburu daging, tentu ini
adalah kebodohan sebab waktu yang tersisa tinggal sedikit, bahkan sempit sekali.
Saudaraku, jangan berburu daging, jangan memfasilitasi
diri (merawat tubuh) hanya untuk memuaskan keinginannya, tetapi dengarlah nasihat firman
baik-baik, sebab kalau saudara berhasil, itu bukan karena kehebatan saudara,
bukan karena kekuatan saudara, tetapi karena kemurahan hati Tuhan saja.
Roma 8: 5-7
(8:5) Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:6) Karena keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Mereka yang hidup menurut daging hanya memikirkan hal-hal
yang dari daging, tidak akan pernah memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, itulah ibadah dan
pelayanan, sehingga mereka yang hidup menurut daging menjadi seteru
Allah, karena mereka tidak takluk pada hukum Allah.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu
-- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Mereka yang hidup menurut 15 tabiat daging, tidak
mendapat bagian dalam kerajaan sorga / ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
Ingat; hari ini adalah hari-hari terakhir, manfaatkan waktu yang ada.. Jangan lagi berburu daging,
perhatikanlah firman Allah yang kita terima pada malam ini.
Yang kedua: ESAU
SEORANG YANG SUKA TINGGAL DI PADANG.
Padang adalah gambaran dari dunia.
1 Yohanes 2: 15-16
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua
yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya,
sebab jika seseorang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada dalam
orang itu.
Segala sesuatu yang ada di dalam dunia, yaitu;
-
Keinginan daging.
Semua yang
ada di dalam dunia ini adalah keinginan daging. Jadi, jangan pernah berpikir
bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah keinginan Roh. Apa saja yang
ada di atas muka bumi ini tidak mengarah pada hal rohani, semuanya mengarah pada
keinginan daging.
-
Keinginan mata.
Semua yang
ada di dalam dunia ini arahnya kepada keinginan mata, berarti untuk memuaskan
keinginannya.
Hari ini
kita bisa melihat sesuatu yang indah, tetapi apabila ada sesuatu yang baru yang
lebih indah dari apa yang telah kita lihat, maka yang lama berlalu, terus
menerus dengan segala keinginan mata, tidak ada puas-puasnya.
Keinginan
mata menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki pandangan nubuatan. Pandangan nubuatan berarti memandang jauh ke depan, memandang kemuliaan yang akan dinyatakan yaitu pada saat Yesus datang pada kali kedua sebagai raja dan mempelai pria sorga.
Kita pernah mendengar seperti orang yang mengatakan: “Cuci mata.” Sesungguhnya orang yang cuci mata
bukanlah orang yang ingin datang kepada Tuhan / melihat Tuhan, tetapi justru
untuk melihat segala apa yang ada di dunia ini untuk menyenangkan hati sendiri.
-
Keangkuhan hidup.
Semua yang
ada di dalam dunia arahnya kepada keangkuhan hidup.
Orang yang
hidup di luar Tuhan, kemudian memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini,
membuat ia menjadi angkuh, tinggi hati, sombong.
Seperti
jemaat di Laodikia; memperkaya diri di bumi dan tidak kekurangan sesuatu
apapun, sehingga menjadi angkuh, buktinya pengikutan mereka menjadi suam-suam, tidak dingin tidak panas.
Juga seperti orang kaya yang bodoh, ia berkata dalam hatinya: Beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah, ini menunjukkan keangkuhan yang menyakiti hati Tuhan.
Juga seperti orang kaya yang bodoh, ia berkata dalam hatinya: Beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah, ini menunjukkan keangkuhan yang menyakiti hati Tuhan.
Oleh sebab
itu di atas tadi dikatakan; janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, sebab semua itu mengarah kepada keinginan daging, keinginan mata,dan keangkuhan hidup.
Sementara kalau kita perhatikan, orang yang angkuh terikat dengan segala sesuatu yang ada di dalam dunia / perkara lahiriah, persis
seperti Marta; sibuk dengan perkara lahiriah, berbading terbalik dengan Maria; ia merendahkan diri di bawah
kaki Tuhan, Maria mengambil bagian yang terbaik, ia terus mendengarkan perkataan-perkataan Yesus / firman Allah.
1 Yohanes 2: 17
(2:17) Dan dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.
Pada akhirnya dunia ini akan lenyap dengan keinginannya, serta
orang-orang yang mengasihi segala sesuatu yang ada di dalamnya. Ini perlu diperhatikan.
Kita lihat: SISI PRIBADI YAKUB.
Yang pertama: YAKUB
ADALAH SEORANG YANG TENANG.
Mazmur 23: 1-2
(23:1) Mazmur Daud.
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
(23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Pribadi yang tenang menunjukkan bahwa ia tergembala
dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Orang yang tergembala itu tenang, sesuai dengan pengalaman
Daud; dia digembalakan oleh Gembala Agung, ia tidak kekurangan, kemudian
dibaringkan di padang rumput yang hijau à keyakinan iman yang teguh, selanjutnya memberi diri
dipimpin Roh Kudus, itulah yang membuat dirinya tenang.
Tenang, sama seperti orang yang sedang tidur; tidak
sibuk, tidak gelisah, dan selanjutnya memberi diri dipimpin oleh Roh.
Yesaya 30: 15
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Dalam tinggal tenang dan percaya, di situlah letak
kekuatan seseorang. Orang yang tenang pasti mempercayakan hidupnya kepada Tuhan,
di situlah letak kekuatan seseorang, tetapi tentunya diawali dengan bertobat
(berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi) dan tinggal diam di dalam
rumah Tuhan.
1 Petrus 4: 7
(4:7) Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang,
supaya kamu dapat berdoa.
Lewat doa, kita dapat menaikkan permohonan-permohonan
kepada Tuhan, oleh sebab itu kuasailah diri, jadilah tenang, supaya kita dapat
berdoa. Dengan kata lain; TERGEMBALA DENGAN BAIK.
Kalau dengar-dengaran; enak, tidak susah hati.
Yang kedua: YAKUB SUKA
TINGGAL DI KEMAH.
Kemah = rumah Tuhan = Bait Allah = Tabernakel.
Dalam kitab Mazmur dikatakan, lebih baik 1 hari di dalam
Bait Allah dari pada beribu-ribu hari di tempat lain yang mungkin menyukakan
daging.
Jadi seorang imam sebaiknya lebih menyukai untuk tinggal di Bait Allah dari pada berada di tempat-tempat yang lain.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi
pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di
hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Gunung Tuhan (gunung Sion), itulah rumah Allah Yakub.
Selanjutnya ...
-
Dari Sion akan keluar pengajaran, artinya; dari
mulut anak-anak Tuhan yang tinggal di rumah Allah Yakub keluar pengajaran.
-
Firman Tuhan dari Yerusalem, artinya; kalau
menjadi rumah Allah Yakub menjadi guru-guru kebenaran, menjadi kesaksian dalam
kebenaran.
Dampak positifnya.
Yesaya 2: 4
(2:4) Ia akan
menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak
suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak
dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
Menjadi PENDAMAIAN.
-
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa.
Pekerjaan
hakim: Memberi keadilan. Adil kepada Tuhan, adil kepada sesama.
- Menjadi wasit bagi banyak suku bangsa.
Pekerjaan
wasit: Memberi keputusan yang benar kepada yang tertindas, supaya yang
tertindas tidak semakin tertindas.
Seseorang bisa tertindas karena dosa, dan kalau dosa itu
terus dipertahankan, seseorang akan semakin tertindas dan semakin terpuruk,
tidak berdaya di hadapan Tuhan. Yang dibutuhkan oleh orang yang tertindas adalah keadilan dari orang yang diam di rumah Allah Yakub.
Kuasa pendamaian terhadap bangsa-bangsa....
- Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak.
Sesungguhnya
pedang berguna sebagai alat perang, tetapi setelah menerima pelayanan
pendamaian maka pedang ditempa menjadi mata bajak.
Kegunaan mata
bajak: Mencangkul/menggarap tanah yang berbatu-batu menjadi tanah yang subur.
- Tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas.
Kegunaan
pisau pemangkas: Memangkas rumput kering dan jerami, sesuatu yang tidak berarti
dipangkas habis.
Itulah orang yang tinggal di rumah Allah Yakub, betapa
luar biasa dari kehidupan yang tinggal di dalam rumah Allah Yakub.
Saudaraku, ada yang menarik di sini ...
Nabi Yesaya mengatakan bahwa gunung Sion adalah rumah Allah Yakub,
sementara yang membangun Tabernakel (Bait Allah) adalah Musa, bukan Yakub, artinya; kalau
kita tetap tinggal di dalam rumah Tuhan, di gunung Allah, gunung Sion, maka dari mulut mereka akan keluar pengajaran dan menjadi guru-guru kebenaran (kesaksian).
Maleakhi 1: 2
(1:2) "Aku
mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?"
demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,
Sekalipun bangsa Israel merasa tidak layak karena begitu
banyak kesalahan yang mereka perbuat, tetapi Tuhan berkata: “Namun Aku mengasihi Yakub.”
Pendeknya: Tuhan bermurah hati kepada siapa Ia bermurah
hati dan menaruh belas kasih kepada siapa Ia berbelas kasih.
Tuhan tetap mengasihi Israel untuk selama-lamanya, tidak
pernah berubah, sebaliknya Allah membenci Esau.
Berbanding terbalik dengan Esau ...
Maleakhi 1: 3-4
(1:3) tetapi membenci
Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah
pusakanya Kujadikan padang gurun."
(1:4) Apabila Edom
berkata: "Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan
itu," maka beginilah firman TUHAN semesta alam: "Mereka boleh
membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah
kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya."
Allah membenci Esau, sehingga Allah bertindak;
-
Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi.
Artinya: Tidak ada
ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
- Tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.
Artinya: Kering-kering / tandus berarti tidak menghasilkan buah kebenaran sekalipun beribadah dan melayani sama seperti ranting yang tidak
melekat pada pokok anggur dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar (Yohanes 15:6).
Sampai akhirnya Esau tidak dapat berbuat apa-apa di
hadapan Tuhan; sekalipun Esau membangun sesuatu tetapi Tuhan akan kembali
merubuhkannya.
Esau berkata: “Kami
telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu”, tetapi
Tuhan berkata: “Mereka boleh membangun,
tetapi Aku akan merobohkannya”, artinya; Tuhan tidak memberi kesempatan kepada Esau, dalam hal ini Esau tidak mendapat belas kasihan Tuhan. Berarti semata-mata bukan karena kehendak, kemampuan, kesanggupan manusia, melainkan oleh karena kemurahan hati Tuhan, belas kasihan Tuhan.
Bergantunglah pada kemurahan hati Tuhan, berharaplah pada
belas kasih Tuhan, jangan andalkan kekuatan dan pikiran.
Yang kita cari malam ini adalah belas kasih dan kemurahan hati Tuhan, semata-mata bukan kehendak manusia.
Roma 9: 19-21
(9:19) Sekarang kamu
akan berkata kepadaku: "Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya?
Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?"
(9:20) Siapakah kamu,
hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada
yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
(9:21) Apakah tukang
periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang
sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Malam ini kita tidak perlu menentang / membantah apa yang
menjadi kehendak Allah, karena sama seperti tukang
periuk; ia mempunyai hak atas tanah
liatnya untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai
guna tujuan yang biasa.
Jadi, semata-mata bukan karena kehendak kita, tetapi yang
kita cari adalah belas kasih dan kemurahan Tuhan saja, itulah orang yang mau dibentuk oleh
Tuhan. Kita adalah tanah liat yang siap dibentuk dan Tuhan adalah penjunan.
Kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak manusia.
Saudaraku, sadarlah, masuklah dalam pengalaman kematian,
carilah belas kasih dan kemurahan hati Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment