IBADAH RAYA MINGGU, 07 JUNI 2015
Tema
: JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
(Seri 08)
Subtema
: MEMBELI
EMAS YANG DIMURNIKAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya
Minggu disertai kesaksian.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu
3: 14-22, mengenai SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA.
Pembacaan
terlebih dahulu diawali dari ayat 17.
Wahyu 3:
17
(3:17)
Karena engkau berkata: Aku
kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,
dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta
dan telanjang,
Jemaat
di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa”, menunjukkan bahwa jemaat di Laodikia bergantung
pada kekayaan sampai mereka tidak kekurangan apa-apa.
Tetapi
dalam Lukas 12:15 dikatakan, “walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada harta kekayaan itu.”
Hal ini
dapat kita perhatikan mengenai orang kaya yang bodoh; dia membuat suatu rencana
dalam hidupnya, yaitu; untuk memperbesar lumbung-lumbungnya dan mengisi segala
harta bendanya, selanjutnya ia berkata dalam hatinya: “Beristirahatlah,
makanlah, minumlah, bersenang-senanglah”, tetapi pada waktu ia membuat
rencana itu dalam hidupnya, Tuhan berkata: “Pada
malam ini juga, jiwamu akan diambil dari padamu” (Lukas 12:20).
Ini
menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat bergantung pada harta, kekayaan, bahkan
atas kedudukan dan jabatan yang tinggi, sebab semua itu tidak dapat
menyelamatkan jiwa seseorang.
Mengingat
hari kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, biarlah kita hanya bergantung pada
kemurahan hati Tuhan saja.
Tanah
Kanaan itu bergunung-gunung dan berlembah-lembah, berarti; yang mendapat air
sebanyak hujan yang turun dari langit,artinya; bergantung kepada kemurahan hati
Tuhan.
Biarlah
itu juga terjadi dalam kehidupan kita, maksudnya kita bergantung pada kemurahan
hati Tuhan saja, tidak mengandalkan kekuatan.
Kekuatan
kita tidak seberapa dan pikiran daging kita banyak salahnya, oleh sebab itu,
biarlah kita bergantung pada kemurahan Tuhan.
Pada
saat jemaat di Laodikia memperkayakan diri dan tidak kekurangan apa-apa,
sebaliknya di mata Tuhan, jemaat di Laodikia:
1. Melarat,
malang, miskin.
2. Buta.
3. Telanjang.
Ketiga
hal tersebut menimpa jemaat di Laodikia menunjukkan kondisi yang sangat
memprihatinkan, karena ada orang melarat, malang, miskin, tetapi tidak buta.
Berarti; dapat kita simpulkan betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini berada
dalam sumur penderitaan.
Wahyu 3:
18
(3:18)
maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam
api, agar engkau menjadi
kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya
engkau dapat melihat.
Oleh
sebab itu, Tuhan menasihatkan jemaat di Laodikia supaya membeli emas yang telah dimurnikan dalam
api.
Membeli
= bayar harga. Untuk mengikuti dan melayani Tuhan harus bayar harga; sangkal
diri dan pikul salib.
Selanjutnya
yang harus dibeli di sini adalah; “emas yang telah dimurnikan dalam api.”
1 Petrus
4: 12
(4:12)
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi
atas kamu.
Jangan
heran akan nyala api siksaan atau nyala api penderitaan karena itu adalah ujian
terhadap iman seseorang.
Siksaan/penderitaan
adalah cara Tuhan, satu-satunya cara Tuhan, untuk memurnikan iman seseorang.
Kalau ada cara lain, itu adalah ajaran sesat.
Baru-baru
ini saya mendengar, ada hamba Tuhan berkotbah dan berkata kepada jemaat:
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan,
adalah hal yang salah, alasannya adalah bahwa itu adalah kotbah perjanjian lama.
Malam
ini saya katakan, untuk memurnikan iman seseorang hanya dengan satu cara, yaitu
sengsara salib, aniaya karena firman. Karena Yesus sendiri menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, Ia menjadi
pendamaian antara manusia dengan Allah, Ia menjadi penghubung antara bumi
dengan sorga.
1 Petrus
4: 13
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai
dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga
boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus.
Bagian
yang kita dapat dalam penderitaan Kristus ialah ibadah dan pelayanan, sehingga
apabila kita harus menderita oleh karena ibadah & pelayanan, menjadi
tawanan Roh, terikat dengan pelayanan, dan oleh karena itu harus menanggung
penderitaan, TETAPLAH BERSUKACITA.
Maksudnya
supaya kita juga boleh bergembira dan bersukacita pada saat Yesus menyatakan
kemuliaan-Nya pada kali yang kedua, Dia datang sebagai Raja dan Mempelai Pria
Sorga. Dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
1 Petrus
1: 6
(1:6) Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan.
Bersukacitalah
akan hal itu, maksudnya; bersukacita pada saat kita mengambil bagian dalam
penderitaan Kristus, sekalipun sekarang ini kita harus berdukacita dalam
berbagai-bagai pencobaan.
Bergembiralah
akan hal itu, berarti jangan heran akan nyala api siksaan, sekalipun sekarang
ini kita seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Ujian
yang kita hadapi saat ini; silih berganti yang satu belum selesai, muncul ujian yang kedua.
yang kedua belum selesai, muncul yang ketiga, dan seterusnya, tetapi firman
Tuhan berkata: “Bergembiralah akan hal itu”.
1 Petrus
1: 7
(1:7)
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu -- yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada
hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Kalau
harus menghadapi nyala api siksaan oleh berbagai-bagai pencobaan, maksud
semuanya itu terjadi ialah; untuk membuktikan kemurnian iman seseorang.
Kemurnian
iman itu tidak terlihat jika tanpa ujian, dengan demikian seseorang hidup dalam
iman yang dimurnikan, berarti iman yang tahan uji bukan iman abal-abal.
Iman
abal-abal adalah iman yang tidak tahan terhadap ujian/pencobaan, orang yang
seperti ini lebih menyukai pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-
Firman ditambahkan: Pemberitaan firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, dan
filsafat-filsafat kosong manusia.
-
Firman dikurangkan: Pemberitaan
firman tentang salib diganti dengan 2 hal;
1.
Teori kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus
kaya.
2.
Tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat semata.
Tetapi
ketika seorang hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan yang dikurangkan; ia sedang
mengecilkan salib Kristus. itulah yang membuat banyak anak-anak Tuhan di akhir
zaman ini tergelincir.
Dan saya
melihat, banyak anak-anak Tuhan yang imannya sudah tidak lagi teruji, sehingga
ketika imannya itu dimurnikan, ia menolak, dan hal ini dimanfaatkan oleh
hamba-hamba Tuhan dengan segala kelicikan mereka.
Oleh
sebab itu, biarlah kita tetap berdoa, supaya firman pengajaran, firman mempelai
ini tetap eksis menggembalakan sebanyak-banyaknya jiwa, bahkan seantero 4
penjuru bumi, tentu juga sidang jemaat dalam kandang penggembalaan ini.
Ciri-ciri
seseorang hidup dalam iman yang dimurnikan.
1 Petrus
1: 8
(1:8)
Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya
kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena
sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
Mengasihi
Allah sekalipun belum pernah melihat Dia, percaya kepada Allah walaupun tidak
melihat Dia, itulah iman Abraham yang tertulis dalam Ibrani 11:8-9; percaya walaupun
belum melihat, bahkan Dia mengasihi Allah walaupun tidak melihat.
Berbeda
dengan iman Thomas; melihat dahulu baru percaya (Yohanes 20:25).
Sekarang
kita akan melihat ketika iman Abraham diuji.
Kejadian
22: 1-2
(22:1)
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
(22:2)
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni
Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah
dia di sana sebagai korban bakaran pada
salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Allah
memerintahkan Abraham supaya mempersembahkan anaknya yang tunggal sebagai
korban bakaran kepada Allah di salah satu gunung di tanah Moria.
Iman
Abraham diuji, sebab dia harus mempersembahkan Ishak, anaknya yang
tunggal / anak satu-satunya, anak yang sangat ia kasihi. Abraham telah menantikan Ishak selama 100 tahun, jadi Ishak ini adalah anak yang sangat
dikasihi. Tetapi, itu pun harus dikorbankan kepada Tuhan sebagai
korban bakaran.
Bayangkan,
bukankah itu sangat memilukan hati Abraham? Barangkali kalau harta benda raib, lenyap,
hal itu tidak terlalu sakit rasanya dibandingkan dengan rasa sakit kehilangan
anak. Di sini, iman Abraham diuji.
Kejadian
22: 9-11
(22:9)
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham
mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu,
dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
(22:10)
Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil
pisau untuk menyembelih anaknya.
(22:11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
Abraham
tidak segan-segan mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal, anak yang sangat
dikasihi sebagai korban bakaran kepada Allah.
Imamat
6: 9
(6:9)
"Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban
bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah
semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di
atasnya.
Korban
bakaran harus tinggal di atas perapian, di atas mezbah,
semalam-malaman sampai pagi, berarti potongan-potongan daging itu dibiarkan
sampai hangus, artinya; mengasihi Tuhan sampai
menghanguskan daging.
Kalau
daging sudah hangus, maka daging tidak lagi bersuara.
Saudaraku,
jangan lagi bersungut-sungut, itu adalah suara daging. Itu sebabnya potongan
daging itu harus dibakar semalam-malaman sampai pagi, sampai hangus.
Kalau
beribadah melayani Tuhan tetapi daging masih bersuara / bersungut-sungut, itu
adalah tanda bahwa seseorang belum mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Itu
sebabnya, kalau kita perhatikan dalam ...
Yohanes
2: 17
(2:17)
Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
Perkataan
Yesus Kristus kepada dua belas murid: "Cinta
untuk rumah-Mu menghanguskan Aku", menunjukkan bahwa Yesus telah
mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban bakaran kepada Allah.
Yesus
Kristus sangat mencintai rumah Tuhan, itulah saya dan saudara, sampai Ia rela
mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib sebagai korban bakaran.
Biarlah
pernyataan yang serupa keluar dari mulut kita: cinta akan rumah Tuhan sampai
menghanguskan aku.
Kalau
daging dengan keinginannya masih besar, berarti daging belum hangus. Hati-hati
dengan keinginan daging, sesuai dengan 1
Petrus 4: 3, “Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk
melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang.”
Daging
memiliki hawa nafsu, antara lain keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan
minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Kekerasan hati juga adalah
salah satu penyembahan berhala.
Terkhusus
imam-imam yang melayani Tuhan, harus mempersembahkan korban bakaran termasuk
persepuluhan karena itu bagian dari korban bakaran kepada Tuhan, kalau tidak,
lebih baik mundur dari pelayanan, dan beribadah saja, itu tidak apa-apa.
Tetapi
sidang jemaat (belum melayani) juga harus hati-hati dalam hal sepersepuluh;
hari ini setia, besok tidak, itu adalah bagian dari hawa nafsu daging.
Saya
berani mengatakan ini karena saya sudah melakukannya terlebih dahulu. Kalau
saudara mengatakan saya mata duitan, itu terserah saudara, tetapi Tuhan melihat
hati saya.
Kejadian
22: 11-12
(22:11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
(22:12)
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Abraham
mengasihi Tuhan sehingga ia menyerahkan anaknya yang tunggal sebagai korban
bakaran, ia tidak segan-segan untuk menyerahkan Ishak, anaknya yang tunggal.
Abraham
adalah orang yang takut akan Allah, ia mengasihi Allah melebihi apa yang ada di
atas muka bumi ini.
Kesimpulannya;
iman Abraham telah dimurnikan = iman yang tahan uji.
Selanjutnya
setelah iman dimurnikan...
1 Petrus
1: 7
(1:7)
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Iman yang dimurnikan itu lebih teguh, lebih
kuat, bahkan jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, emas
yang telah diuji, dimurnikan dalam api.
Berarti,
kalau hidup dalam iman yang telah dimurnikan itu adalah kehidupan yang sangat
berharga dan berarti di mata Tuhan = MAHAL.
Kehidupan
dalam iman yang telah dimurnikan memperoleh puji-pujian, dan kemuliaan, dan
kehormatan, pada saat Ia datang pada kali yang kedua, sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Jadilah
pribadi yang berharga, bernilai tinggi. Tetapi iman yang tidak dimurnikan dalam
nyala api siksaan, yang tidak tahan uji adalah iman abal-abal, tidak ada
harganya/tidak bernilai di mata Tuhan, itulah
kehidupan yang tidak mau dikoreksi dosanya.
Akhirnya,
Abraham memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan, pada saat Yesus
datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Kejadian
22: 13-14
(22:13)
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang
tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu
mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
(22:14)
Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
Karena
iman dari pada Abraham adalah iman yang teruji, ia hidup dalam iman yang telah
dimurnikan, maka Tuhan menyediakan seekor domba jantan sebagai korban bakaran,
pengganti Ishak, anaknya yang tunggal itu.
Selanjutnya
Tuhan menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”, arti rohani dari JEHOVAH JIREH, sebab sampai sekarang
dikatakan orang: "Di atas
gunung TUHAN, akan disediakan."
Biarlah
kita senantiasa mencari gunung Tuhan, itulah gunung Sion, di situ Tuhan
menambahkan, menyediakan segala sesuatu, yaitu hormat, puji-pujian dan
kemuliaan.
Barangkali
hari ini orang yang hidup di luar Tuhan dapat memperoleh puji-pujian dan hormat
oleh karena harta kekayaan yang banyak, tetapi kelak, puji-pujian itu akan
sirna.
Saya
tidak memuji diri, setelah menjadi hamba Tuhan, saya belajar untuk sama
dimanapun saya berada; tidak gerah ketika dikoreksi oleh firman Tuhan, sebentar
suka, sebentar tidak.
Saudaraku,
pertahankanlah apa yang baik di hadapan Tuhan, supaya berkat yang Tuhan berikan
pun kekal.
Sedikit
kesaksian; Suatu kali saya mengikuti persekutuan, pada waktu itu saya baru
ditimpa masalah, dan hamba Tuhan ini tahu. Saya dikucilkan sekali, namun saya
tetap bertahan.
Pada
saat saya mengikuti acara itu, saya duduk diam, namun hamba Tuhan ini sangat
mengucilkan saya.
Tetapi
biar bagaimanapun, hati saya sakit, patah, remuk, lalu jiwa saya hancur.
Saya
berdoa kepada Tuhan, supaya saya tidak terpengaruh oleh situasi apapun, dan
pada saat selesai berdoa, ada seorang hamba Tuhan yang pada waktu itu
pengaruhnya besar untuk pribadi saya. Inilah cara Tuhan membela saya; beliau
duduk di sebelah saya, sehingga hati saya tetap, tidak terpengaruh, tidak ciut,
tidak minder.
Kalau
kita berdoa untuk sesuatu yang baik, pasti Tuhan menjawab doa kita, sehingga
hati kita tetap, tidak terpengaruh. Itu adalah bagian dari korban bakaran.
Saya
tambahkan sedikit; “seekor domba jantan ... yang tanduknya tersangkut dalam
belukar”, itulah pribadi Yesus yang disalibkan karena dosa manusia. Belukar
à manusia yang berdosa.
Tujuan
membeli emas yang dimurnikan.
Wahyu 3:
18
(3:18)
maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang
telah dimurnikan dalam api, agar
engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya,
agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk
melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
“AGAR
ENGKAU MENJADI KAYA”, berarti;
1. Tidak
melarat, tidak malang, tidak miskin.
2. Memiliki
kekayaan sorgawi.
Matius
6: 19-20
(6:19)
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
(6:20)
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Pesan
firman Tuhan: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi sebab di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.” Tetapi kumpulkanlah harta di
sorga, dengan demikian kita memiliki kekayaan sorgawi.
Kalau
mengumpulkan harta di bumi, ada 3 musuh, yaitu;
1. Ngengat, adalah
musuh dari pakaian, karena sifatnya merusak.
2. Karat, adalah
musuh dari benda logam, karena sifatnya merusak.
3. Pencuri, adalah
musuh dari kawanan domba, karena sifatnya merusak kandang penggembalaan.
Mulailah
malam ini untuk mengumpulkan harta sorgawi, di situ tidak ada ngengat,
tidak ada karat, tidak ada pencuri.
Matius
6: 21
(6:21)
Karena di mana hartamu berada,
di situ juga hatimu berada.
Di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Kalau
kita mengumpulkan harta di sorga, di situlah hati kita berada. Ibadah dan
pelayanan adalah harta sorgawi, itulah bagian kita, milik pusaka kita, supaya
kita kelak memiliki Kerajaan Sorga, dengan kekayaan sorgawi yang terdapat di
dalamnya, di mana tidak ada ngengat, tidak ada karat, tidak ada pencuri,
berarti sifatnya kekal, tidak dapat berubah.
1 Petrus
1: 4
(1:4)
untuk menerima suatu bagian yang tidak
dapat binasa, yang tidak
dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
Keadaan
kekayaan sorgawi dimana semuanya tersimpan di sorga, antara lain;
-
Tidak dapat binasa = hidup kekal.
-
Tidak dapat cemar = tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak
suci, baik itu dosa kejahatan maupun dosa kenajisan.
- Yang tidak dapat layu = tidak kekeringan, berarti; berakar,
bertumbuh sampai menghasilkan buah.
Di manapun kita berada, biarlah kita selalu mengingat ibadah & pelayanan, mengingat kebenaran firman Tuhan, memikirkan kemajuan pelayanan dalam kandang penggembalaan, sehingga firman pengajaran mempelai dapat tersebar luas.
Di manapun kita berada, biarlah kita selalu mengingat ibadah & pelayanan, mengingat kebenaran firman Tuhan, memikirkan kemajuan pelayanan dalam kandang penggembalaan, sehingga firman pengajaran mempelai dapat tersebar luas.
Namun
itu semua tergantung pada posisi hati kita masing-masing; apakah berada pada
harta di sorga atau pada harta di bumi? Berapa persen hati kita pada harta di
sorga, sebaliknya berapa persen hati kita pada harta di bumi?
Sebab
tadi kita sudah membaca: “Dimana
hartamu berada, di situ jugalah hatimu berada.”
Saudaraku,
belajarlah dari apa yang kita dengar pada malam hari ini. Ingat ibadah
& pelayanan, jangan bergantung pada harta kekayaan!
Pertanyaanya;
APA YANG MEMBUAT ABRAHAM BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN?
Kejadian
17: 1-6
(17:1)
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri
kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa,
hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
(17:2)
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat
engkau sangat banyak."
(17:3)
Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
(17:4)
"Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi
bapa sejumlah besar bangsa.
(17:5)
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah
Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
(17:6)
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi
bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
Abraham
berpegang teguh pada perjanjian Allah, berpegang teguh pada firman Allah.
Jadi
sekalipun ia harus mempersembahkan Ishak, ia tetap berpegang teguh pada janji
Allah, sesuai dengan perkataan Allah: “Engkau
akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa .... Aku akan membuat engkau beranak
cucu sangat banyak.”
Kalau
kita berpegang pada firman Allah, kita tidak perlu ragu terhadap janji Allah, sebab
janji Allah itu ya dan Amin.
Setelah
Allah berfirman, lalu sujudlah Abraham, dan Ia berfirman kepada-Nya. Jadi,
tidak ada komentar lain, hanya berkata “ya” lalu langsung sujud menyembah
kepada Allah. Merendahkan diri terhadap janji-janji Allah,
tanpa ada keragu-raguan.
Roma 4:
17
(4:17)
seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang
menghidupkan orang mati dan yang menjadikan
dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Firman
Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada, di situlah keberanian dari Abraham
untuk mengambil suatu keputusan, tidak ragu lagi, sehingga imannya rela diuji,
dia mau dimurnikan oleh nyala api siksaan. Mengapa? Karena ia berpegang kepada
kebenaran firman; firman-Nya berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Roma 4:
18-19
(4:18)
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah
difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(4:19)
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah
sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim
Sara telah tertutup.
Abraham
dengan usia yang menjelang 100 tahun, dan rahim Sara telah tertutup, sesungguhnya dengan dua alasan tersebut dapat membuat
seseorang menjadi ragu, tetapi dalam hal ini Abraham tidak terpengaruh
oleh situasi dan kondisi yang ada, ia tetap percaya kepada firman Allah, sebab
firman Allah berkuasa menjadikan yang tidak ada
menjadi ada.
Allah
berfirman: “Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa .... Aku akan
membuat engkau beranak cucu sangat banyak”, lalu Allah memerintahkan
Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal, namun Abraham tetap
berpegang pada janji firman.
Seandainya
Abraham menggunakan logika, pastilah ia tidak akan mempersembahkan Ishak,
anaknya yang tunggal dan yang ia kasihi,
sebagai korban bakaran.
Sekali
lagi saya tandaskan, di gunung Tuhan, segala sesuatu telah tersedia, datanglah
kepada-Nya, persembahkanlah korban bakaran dan korban-korban yang lain.
aaa
Ibrani
1: 3
(1:3) Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Firman
Allah itu menopang segala sesuatu yang ada karena firman Allah penuh dengan
kuasa. Hidup saya, hidup saudara, bahkan segala sesuatu yang ada di atas
muka bumi ini, ditopang oleh firman Allah, karena firman Allah itu
berkuasa. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment